SlideShare a Scribd company logo
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
17 
1.1. Sistem Kontrol 
Sistem kontrol (control system) merupakan suatu kumpulan cara atau 
metode yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, 
dimana manusia membutuhkan suatu pengamatan kualitas dan proses dari 
apa yang telah mereka ciptakan atau kerjakan, sehingga menghasilkan 
keluaran atau karakteristik yang sesuai dengan yang diinginkan. 
Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan atau sasaran 
tertentu. Sasaran sistem kontrol yaitu untuk mengendalikan variabel-variabel 
masukan (input) dan keluaran (output) dalam suatu proses melalui elemen-elemen 
kontrol. 
Secara umum sistem kontrol memiliki dua sistem loop, yaitu loop terbuka 
dan tertutup. Dimana loop tertutup memiliki feed back atau umpan balik 
terhadap output dari proses sebelum menjadi output yang diinginkan. 
Sedangkan sistem loop terbuka tidak memerlukan feed back. Hal ini 
dikarenakan sederhananya proses sehingga tak membutuhkan feed back. 
Gambar 1.1 Sistem Kontrol open loop 
Gambar 1.2 Sistem Kontrol Closed Loop 
Pada sistem kontrol berbasis industri dan dalam skala besar digunakan 
PLC (Programmable Logic Controler), DCS ( Distribution Control System ), 
dan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Ketiga kontroler
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
tersebut memiliki satu fungsi yang sama yaitu untuk mengontrol, namun tiap-tiap 
jenis kontroler memiliki spesifikasi yang berbeda. Seperti pada DCS dan 
SCADA, keduanya menekankan keistimewaan adanya display pada tiap 
variabel masukan dan luaran, dan juga sama-sama mengontrol lingkup proses 
atau plant yang luas. Tetapi SCADA memiliki lingkup yang lebih luas lagi 
dan perbedaan dalam sistem komunikasi. Sedangkan PLC menekankan pada 
cepatnya respon sistem dan sistem interlock yang menjadi brand PLC. 
Di PT Kaltim Methanol Industri pengontrolan sistem dilakukan oleh PLC 
dan DCS, meskipun dini hari DCS atau pun PLC keduanya memiliki cara 
kerja yang sama dengan respon yang cepat, tetapi didasarkan dengan efisiensi 
dan tepat guna, kegunaan DCS dan PLC lama yang sudah ada di PT KMI ini 
hanya diberlakukan sistem upgrade, bukan penggantian keseluruhan sistem. 
PLC diberlakukan sebagai sistem pengamanan atau interlock dan DCS 
merupakan induk kontrol yang membawahi beberapa kontrol, hal ini 
dilakukan karena PLC di PT KMI memiliki frekuensi kecepatan respon 
hingga 50 Hz sedangkan DCS memiliki repon yang lebih lambat 
dibandingkan PLC, sehingga digunakan sebagai display lapangan atau plant. 
18 
1.2. Programmable Logic Controller (PLC) 
1.2.1. Definisi 
PLC pertama kali diperkenalkan oleh pendiri Modicon, Richard 
E. Morley untuk yang pertama kalinya pada 1966. Modicon adalah 
Modular Digital Converter. 
Berdasarkan pengertian NEMA (National Electrical 
Manufacturing Association), PLC atau Programable Logic Controller 
adalah suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang dapat 
diprogram untuk menyimpan intruksi-intruksi yang menjalankan 
fungsi-fungsi spesifik, seperti logika, sekuen, timing, counting dan 
aritmetika untuk mengontrol mesin dan proses. Berbeda dengan PC 
(Personal Computer), PLC memiliki fitur-fitur yang dilengkapi unit 
output dan input modul yang dapat dihubungkan langsung dengan
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
perangkat luaran (switch, sensor, relay, aktuator, dll), dan ada 
beberapa jenis PLC yang sudah memiliki fitur ADC/DAC built-in. 
PLC di program dengan perangkat lunak khusus yang memenuhi 
standar IEC 61131-3. 
19 
1.2.2. Komunikasi 
PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan teknisi dan ahli 
listrik di industri yang tidak harus memiliki skill elektronika yang 
tinggi, karena PLC bersifat fleksibel dalam kontrol berdasarkan 
pemrograman dan eksekusi instruksi logika. Berikut beberapa jenis 
bahasa yang digunakan dalam pemrograman PLC : 
1. Function Block Diagram 
Bahasa pemrograman PLC ini merupakan kombinasi 
program dengan cara yang mirip dengan sirkuit elektronik. 
Bahasa ini menarik berbagai macam fungsi yang telah 
ditetapkan dan dimodifikasi. 
2. Squential Function Chart 
Squential Function Chart menjelaskan urutan operasi 
dan interaksi antara proses parallel. Bahasa pemrograman 
ini berasal dari Grafect dan SDL (digunakan untuk protokol 
manusia). 
3. Ladder Diagram 
Ladder Diagram merupakan bahasa pemrograman 
PLC yang berbentuk seperti anak tangga tersusun dari kiri 
ke kanan dan ke bawah. Bahasa pemrograman ladder 
diagram sangat umum digunakan pada tiap vendor PLC, 
hal ini dikarenakan bahasa pemrograman yang lebih 
mudah. Ladder diagram disusun oleh enam kategori 
intuksi yaitu: 
a. Tipe relay (contact dan coil). 
b. Timer / counter.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
20 
c. Data manipulation. 
d. Arithmetic. 
e. Data transfer. 
f. Kontrol program. 
4. Structured Text 
Bahasa pemrograman PLC ini mirip dengan bahasa 
Pascal (menggunakan instruksi if, while dan lain-lain). 
Variabel yang didefinisikan dalam bahasa pemrograman 
ini dapat digunakan dalam bahasa lain. Hal ini digunakan 
untuk melakukan manipulasi data yang kompleks dan 
menulis blok. 
5. Instruction List 
Bahasa ini merupakan bahasa mesin pemrograman 
PLC yang memilik 21 instruksi dan 3 modifikasi yaitu “N” 
yang berarti meniadakan hasil “C” membuat instruksi 
bersyarat dan “(“ merupakan perintah menunda. 
PLC memiliki beberapa kemampuan, yaitu : 
1) PLC menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit 
kontrol relay yang merupakan instalasi langsung. 
2) Rangkaian kontrol cukup dibuat secara software. 
Pengkabelan hanya untuk menggabungkan peralatan 
input dan output. 
3) Memudahkan dalam mendesain dan memodifikasi 
rangkaian karena hanya perlu mengubah program pada 
PLC. 
Dari beberapa penjelasan tersebut PT KMI 
menggunakan PLC sebagai Interlock atau sebuah metode 
untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan pada 
mesin, yang dalam pengertian umum dapat mencakup 
listrik, elektronik, atau perangkat maupun sistem mekanis.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
Pada sebagian besar aplikasi yang berhubungan adalah 
alat yang digunakan untuk membantu mencegah mesin 
mencederai para operator dan atau merusak dirinya sendiri 
dengan cara menghentikan mesin ketika terjadi tripping 
(mati mendadak). Interlock juga berfungsi sebagai sistem 
pengaman yang penting dalam pengaturan industri, dimana 
mereka melindungi karyawan dari perangkat seperti robot, 
mesin penekan, dan palu. Salah satu sistem kerja interlock 
seperti halnya microwave oven yang dilengkapi dengan 
saklar yang terkoneksi untuk menon-aktifkan magnetron 
jika pintu dibuka. 
Demikian pula mesin cuci rumah tangga yang akan 
menghentikan siklus berputarnya ketika salah satu syarat 
tidak terpenuhi, seperti pintu mesin cuci yang masih 
terbuka. Sistem interlock biasanya hanya berupa saklar. 
Pada sistem pabrik yang kompleks biasanya melibatkan 
DCS dalam pengaturannya. 
21 
1.2.3. Proses Kerja PLC Secara Umum 
PT Kaltim Methanol Industri menggunakan PLC sebagai 
protection system, hal ini didasarkan standar protokol yang telah 
ditentukan oleh IEC 61511 bahwa sistem proteksi dan sistem 
utama proses harus dipisahkan. Meskipun dini hari kinerja PLC 
menyamai DCS dan sebaliknya.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
OUTPUT 
Field 
22 
Gambar 1.3 Bagan Proses Kerja PLC Sederhana 
Secara sederhana bagan proses kerja PLC ditunjukkan pada 
gambar 1.3. Mula-mula power supply menghasilkan tegangan 
VDC yang kemudian men-supply daya pada CPU, modul 
komunikasi dan kemudian modul I/O (modul input dan output). 
Pengolahan, penyimpanan dan pembuatan program dan data 
terletak pada bagian CPU, bagian ini biasanya akan memiliki 
sebuah perangkat komunikasi interface sehingga dapat di-handle 
oleh operator sehingga dalam hal ini modul komunikasi sangat 
berperan. Selanjutnya CPU akan melakukan proses monitoring 
pada masukan dan keluaran. 
Masukan sinyal dari field atau lapangan akan diterima oleh 
modul input berupa sinyal analog atau digital (berdasarkan modul 
yang dipakai, tapi pada kasus PLC HIMA H51Q-HRS 
menggunakan modul input dan output digital), namun dini hari 
PLC mampu menerima kedua sinyal analog maupun digital dengan 
penambahan modul digital atau analog pada rak yang berbeda. 
Ekspansi ini hanya bisa dilakukan apabila terdapat fitur masukan 
atau luaran analog dan digital. 
Kemudian setelah sinyal diterima oleh modul input, sinyal 
kemudian akan dikirimkan pada CPU atau otak utama. Setelah itu 
CPU akan memonitor dan memberikan intruksi selanjutnya dan 
INPUT 
Field 
Modul 
Output 
Power 
Supply 
Modul CPU 
Input
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
mengirimkan sinyal digital pada modul output, namun apabila 
modul output tidak menerima feedback dari instrument di 
lapangan, maka CPU akan mengeluarkan status alarm sebagai 
warning. Apabila sebaliknya, maka LED pada modul output akan 
menyala hijau dan CPU tidak mendapatkan interupsi. 
Secara spesifik berdasarkan proses kerja PLC adalah sebagai 
23 
berikut. 
Gambar 1.4 Detail Diagram Proses kerja PLC HIMA H51Q HRS 
Dari gambar diagram diatas, dalam modul input terdapat 2 
modul yang bekerja, yaitu Fold Input Module dan Coupling 
Module dan dalam bagan modul output terdapat Fold Output 
Module dan Coupling Module. Sedangkan dalam bagan CPU 
terdapat 3 modul yaitu Central Module, Communication Module, 
dan Cooprosesor Module. 
Sebelum memasukkan program dalam CPU melalui modul 
komunikasi, pertama-tama power supply modul mendistribusikan
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
daya VDC-nya ke driver utama (CPU) dan I/O melalui channel 
distribution module yang akan terus dimonitor oleh power supply 
monitoring module. Dimana driver utama ialah CPU, berdasarkan 
vendor HIMA dengan tipe H51Q HRS, CPU dibagi lagi menjadi 
beberapa bagian, yakni cooprosesor module, central module dan 
communication module. Selain itu modul I/O juga dibagi menjadi 
dua, yaitu fold input module dan fold output module, tapi dalam hal 
ini coupling module dapat diklasifikasikan sebagai salah satu 
bagian modul I/O karena digunakan sebagai monitoring kedua 
modul I/O. Coupling module akan memonitor sinyal dari I/O yang 
akan memberikan status warning apabila modul I/O tidak 
mendapatkan atau mengirimkan sinyal. 
24 
1.2.4. Proses Kerja pada Power Supply 
Saat PLC dinyalakan pertama-tama power supply akan 
menerima tegangan masukan sebesar 24 Volt DC dan akan 
mengeluarkan luaran sebesar 5 Volt DC untuk didistribusikan ke 
prangkat-prangkat pusat, seperti central module, modul I/O, dan 
pemonitor supply. Penggunaan power supply bisa diredudansi, 
untuk menstabilkan output maka output perangkat redundant tidak 
boleh memiliki perbedaan dari perangkat utama lebih dari 0,025V. 
Pada masukan dan luaran tegangan terdapat converter DC-DC 
dan fasilitas lain seperti perangkat pencegah tegangan berlebih dan 
pembatas arus. 
Power supply yang bekerja mendistribusikan 5 Volt DC 
dimonitoring oleh pemonitor power supply (F7131) yang 
didisplay-kan oleh tiga led indikator. 
Pemonitor power supply memiliki dua buffer batrai, dimana 
kedua batrai digunakan untuk central device dan perangkat 
redundant. Batrai penyangga ini menyangga RAM dan hardware 
clock hal ini dikarenakan central modul harus saling memonitor
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
dengan menggunakan watchdog, sehingga ketika perangkat utama 
mengalami gagal daya atau error, watchdog yang selalu 
memonitor pada kedua perangkat akan mengalihkan kinerja pada 
perangkat redundant. 
Batrai buffer juga memiliki masa aktif atau life time hal ini 
diindikasikan ketika central modul meminta untuk mengganti 
batrai buffer pada F7131. 
25 
1.2.5. Proses Pada Central Device 
Berdasarkan pembagian perangkat-perangkat PLC 
berdasarkan fungsinya pada gambar 3.4, maka proses pada central 
device dibagi menjadi dua proses, yaitu proses pada central module 
dan cooprosesor module. 
A. Proses Pada Central Module 
Ketika power supply telah mendistribusikan tegangan 5Volt 
DC-nya, maka central modul akan bekerja sebagai otak utama 
dalam pengendalian PLC yang kemudian dibantu oleh 
cooprosesor dalam operasi Alogaritma. Central modul ini akan 
menyimpan data-data yang diterimanya pada EPROM dan 
CMOS-RAM (pada bagian ini komponen yang berperan 
sebagai CMOS-RAM adalah XCR3256XL yang digunakan 
dalam sistem pemrograman, masukan register, dan prediksi 
model timer, CMOS ini mampu menyimpan setting BIOS saat 
PLC dalam keadaan mati dan memiliki fungsi utama, yaitu 
untuk menyimpan pengaturan program, diagnosa dan info 
tanggal dan waktu pembuatan file meskipun central module 
dalam keadaan mati) dan terdapat mikroprosesor HD64180 
dengan kecepatan 10Mhz (pada bagian ini, HD6140 merupakan 
komponen IC Zilog Z80180 yang memiliki fungsi utama 
dalam proses pengolahan data, pengaturan pengalamatan pada 
memori dan fungsi perlengkapan I/O seperti DMA, UART, dan
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
timer dan adanya gerbang tunggu, sebuah oscillator dan 
channel instruksi, memiliki dua channel DMA, kontrol 
instruksi pada chip, dan memiliki kontrol ASCI). Pada central 
module terdapat dua led dan display diagnosis untuk info 
keluaran dari sistem, level I/O dan proyek dan terdapat fail-safe 
watchdog yang digunakan untuk menjaga central modul. 
Apabila central module mengalami error atau mengalami 
tripping maka watch dog akan menerima sinyal dan segera 
melakukan redudansi pada central module lainnya yang aktif. 
Central module dilengkapi dengan I/O bus untuk berkoneksi 
dengan input atau output modul. Saat ada masukan dari input 
modul maka I/O bus akan mengirimkan data pada 
mikroprosesor (HD64180) dan kemudian I/O bus akan 
mengirimkan sinyal perintah ke output modul. 
26 
B. Proses Pada Cooprosesor Module 
Secara umum cooprosesor modul memiliki tugas untuk 
membantu center modul dalam pengoperasian alogaritma. 
Terdiri dari mikroprosesor HD6140 ( pada bagian ini, HD6140 
merupakan komponen IC Zilog Z80180 yang memiliki fungsi 
utama dalam proses pengolahan data, pengaturan pengalamatan 
pada memori dan fungsi perlengkapan I/O seperti DMA, 
UART, dan timer dan adanya gerbang tunggu, sebuah oscillator 
clock dan kanal-kanal instruksi, memiliki dua channel DMA, 
kontrol instruksi pada chip, dan memiliki kontrol ASCI, ).
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
27 
Gambar 1.5 Cooprosesor Module 
Secara keseluruhan mikroprosesor memiliki beberapa 
komponen pembantunya, yaitu mikroprosesor supervisory 
circuits (ADM691AA) dimana komponen tersebut memiliki 
fungsi sebagai kontrol monitoring power supply dalam unit 
mikroprosesor. Fungsi-fungsi ini terdiri dari fitur 
mikroprosesor reset, watch dog timer, dalam pembackupan 
batrai, proteksi penulisan pada CMOS-RAM dan juga untuk 
mengantisipasi kegagalan daya. 
Untuk berkomunikasi cooprosesor memiliki dua perangkat 
RS 485 untuk berkomunikasi dengan software dalam 
pengaturan baud rate hingga 57600 bps dan juga dapat diatur 
melaui DIP switch yang terdapat pada modul cooprosesor. 
Adanya komponen Zilog 5C3016VSG digunakan sebagai 
kontroler serial komunikasi yang memiliki beberapa fitur 
seperti instruksi vektor dan pensupportan DMA dan juga 
berfungsi untuk mentransmit dan menerima data dalam
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
berbagai protokol. Pada cooprosesor terdapat dual port RAM 
untuk berkomunikasi dengan central module. 
28 
C. Proses Pada Ethernet Module 
Modul ini berfungsi sebagai komunikasi antar perangkat 
redundant dan menghubungkan langsung pada PC 
programmer. Terdapat dua koneksi dimana koneksi 
menggunakan RJ 48 yaitu HSR dan 10/100Base T. HSR 
menghubungkan perangkat utama dengan perangkat redundant 
atau menghubungkan satu channel dengan yang lainnya, 
sedangkan 10/100Base T menghubungkan antara PLC dengan 
terminal switch yang langsung menghubungkan dengan PC 
programmer. 
Gambar 1.6 Koneksi Pada Modul Ethernet 
1.2.6. Proses Pada Modul I/O 
A. Pada Modul Input 
Modul dilengkapi hingga 16 masukan dalam satu slot. 
Modul ini akan mendeteksi dan menampilkan pada display led
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
apabila mendapatkan sinyal, apabila tidak mendapatkan sinyal 
masukan maka led tidak akan menyala. 
29 
B. Pada Modul Output 
Modul ini akan beroperasi sebagai indikator adanya sinyal 
luaran yang diterima dengan membaca respon balik sinyal 
keluaran dari instrument di lapangan. Apabila modul tidak 
mendapatkan respon balik, maka akan mengirimkan indikasi 
pada CPU dan CPU akan memberikan status warning. 
1.3. Distributed Control System (DCS) 
1.3.1. Definisi 
Distributed Control System (DCS) merupakan perangkat 
sistem yang berfungsi mendistribusikan berbagai fungsi yang 
digunakan untuk mengendalikan berbagai variable proses dan unit 
operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada 
suatu control room dengan berbagai fungsi pengendalian, 
monitoring dan optimasi. DCS adalah sebuah sistem kontrol yang 
biasanya digunakan pada sistem manufacture atau proses, dimana 
elemen controller tidak terpusat pada central system (sistem pusat), 
tetapi tersebar di sistem dengan komponen sub sistem di bawah 
kendali satu atau lebih perangkat kontrol. Keseluruhan sistem 
tersebut bisa dikelompokkan menjadi sebuah jaringan untuk 
monitoring dan komunikasi. 
Kemudian untuk memahami suatu sistem kontrol pada DCS 
terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan loop system, 
sistem ini terdiri dari: 
1) Alat pengukur (sensor equipment). 
2) Alat kontrol untuk pengukuran proses (controller). 
3) Alat untuk aktualisasi (actuator).
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
Sistem kontrol otomatis pada awalnya berasal dari kontrol 
manual yang berawal dari kontrol menggunakan pneumatic. 
Penggunaan system pneumatic pada saat ini sangat memerlukan 
biaya yang besar karena pada saat penginstalasian sistem kontrol 
pneumatic cenderung lebih rumit dan memerlukan jalur pipa 
penumatik untuk satu kontrol loop. 
Sebelum berkembang menjadi sistem DCS, sebelumnya 
kontrol ini dikenal dengan nama DDC (Digital Data Control). 
DDC menggunakan sistem elektronik dengan system cabin area, 
dimana pengukuran dan kontrol diletakkan dalam satu ruangan 
sehingga bisa dimasukkan menjadi satu data analog yang lalu 
ditampilkan pada layar operator. 
Pada sistem DCS hasil pengukuran proses dan pengontrolan 
dimasukkan dalam satu sistem Control Processor Unit (CPU) yang 
datanya bisa langsung dilihat operator untuk tindakan yang 
diperlukan, pada satu loop bisa diatur langsung secara otomatis 
karena dalam komputer terdapat sistem pengontrolan yang 
diperlukan oleh proses tersebut. 
Sebuah DCS secara umum menggunakan komputer sebagai 
pengontrol (controller) dan menggunakan proprietary 
interconnections dan protokol untuk komunikasi. DCS 
memberikan banyak kemudahan untuk sebuah industri atau 
manufacture yang sangat variatif, diantaranya ialah : 
30 
 Electrical power grids dan electrical generation plants 
 Environmental control system 
 Traffic signal 
 Water management system 
 Refining dan chemical plants 
 Pharmaceutical manufacturing
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
31 
1.3.2. Fungsi dan Cara Kerja 
Berikut adalah beberapa fungsi DCS : 
 DCS berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol suatu loop 
system dimana satu loop bisa menjadi beberapa proses kontrol. 
 Berfungsi sebagai pengganti alat-alat kontrol manual dan auto 
yang terpisah-pisah sehingga menjadi suatu kesatuan dan lebih 
mudah dalam proses pemeliharaan dan penggunaannya. 
 Sarana pengumpul data dan pengolahan data agar di dapat suatu 
proses yang benar-benar diinginkan. 
Filisofi DCS dalam perencanaannya yaitu : 
 Integration. 
 Distribution. 
 Reliability. 
 Opennes. 
 User friendlyness. 
 Investment security and expandibility 
Cara kerja DCS sebagai suatu sistem kontrol otomatis bekerja 
dengan cara: 
 Mengumpulkan data yang diterima dari lapangan berupa sinyal 
standar. 
 Mengolah data signal standar yang didapat dengan sistem 
pengontrolan yang berlaku sehingga bisa diterapkan untuk 
mendapatkan nilai yang cocok untuk koreksi signal. 
 Bila terdapat error atau penyimpangan data maka dilakukan 
koreksi dari data yang didapat guna mencapai nilai standar yang 
dituju. 
 Setelah terjadi koreksi dari simpangan data dilakukan 
pengukuran atau pengumpulan data ulang dari lapangan.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
32 
1.3.3. Sinyal I/O DCS atau Instrument 
Masukan DCS berupa sinyal yang sesuai dengan standarisasi 
ISA (Industri Standard) pada umumnya I/O dapat digolongkan 
menjadi 4, yaitu : 
1) AI (Analog Input) 
2) AO (Analog Output) 
3) DI (Digital Input) 
4) DO (Digital Output) 
Dimana sinyal analog merupakan sinyal data dalam bentuk 
gelombang kontinyu dengan besaran yang berubah terhadap waktu 
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik 
gelombang atau mengubah dari gelombang kontinyu menjadi 
gelombang diskrit. 
A. Analog Input 
Pada analog input masukan berupa arus standar dan 
tegangan sebesar 4-20 mA atau 1-5 VDC, sinyal ini diperoleh 
dari hasil konversi transmitter yang berada pada unit plant atau 
lapangan yang kemudian ditransfer oleh junction box menuju 
DCS. Berikut adalah acuan pembacaan sensor yang terjadi pada 
unit plant. 
4mA = 0 % (Pembacaan Sensor) 
12mA= 50 % (Pembacaan Sensor) 
20mA=100 % (Pembacaan Sensor) 
Namun, dalam hal ini apabila pada pengiriman sinyal 
transmitter mengirimkan sinyal sebesar 0 mA, hal ini dapat di 
artikan oleh sensor sebagai kondisi short atau gagal operasi dan 
bukan error. Sehingga terdeteksi bagian plant yang 
bermasalah.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
33 
B. Analog Output 
Analog output merupakan sinyal yang dikirimkan DCS 
pada modul pengolahan data atau konversi yang kemudian 
akan dikirimkan melalui BUS IO menuju actuator signal 
analog berupa sinyal kontinyu atau 4-20 mA (1-5 VDC) sesuai 
dengan standard analog input untuk sinyal koreksi ke actuator. 
C. Digital Input 
Digital input merupakan bagian dari DCS yang digunakan 
untuk mengumpulkan data digital yang hanya berupa sinyal 
open atau close atau logika “1” dan “0” dari sebuah modul 
konversi. 
Dimana : 
1 VDC = Close atau “0” 
5 VDC = Open atau “1” 
D. Digital Output 
Digital output berfungsi mengirimkan hasil konversi dari 
modul pengolah data atau IO modul yang berupa data sinyal 
digital ON-OFF pada perangkat actuator atau sensor yang 
berada pada plant. Dimana posisi “0” adalah OFF atau 1 VDC 
dan “1” adalah ON atau 5 VDC 
1.3.4. Perangkat DCS 
Perangkat pada DCS secara umum terbagi menjadi: 
1. HIS (Human Interface System) 
2. FCS (Field Control Station) 
3. Battery / Batrai
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
34 
Gambar 1.7 Dasar-dasar Perangkat Penyusun DCS 
1. Human Interface System (HIS) 
Pada setiap DCS, Human Machine Instrument (HMI) pada 
umumnya tersusun oleh beberapa komputer. Komputer-komputer 
tersebut berfungsi sebagai interface antara hardware 
dengan user. Ada dua jenis HMI berdasarkan kegunaan yaitu 
operation station dan engineering station. Operation station 
yang biasanya berupa console komputer mempunyai fungsi 
mendukung pengoperasian. Untuk mendukung fungsi tersebut, 
operation station pada umumnya didesain dengan 
memperhatikan aspek ergonomis dan kemudahan penggunaan 
(user friendly) dikarenakan akan digunakan oleh operator 
dalam waktu yang lama. 
Sedangkan engineering station pada DCS adalah komputer 
yang mendukung fungsi rekayasa (engineering) komponen-komponen 
yang menyusun DCS yang meliputi fungsi 
konfigurasi dan fungsi pemrograman. 
2. Field Control Station (FCS) 
FCS atau yang dikenal dengan control station memiliki 
fungsi sebagai unit kontrol untuk mengendalikan variabel-
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
variabel terkendali pada proses. Bagian ini adalah otak utama 
dari DCS yang mengeksekusi dan mengkomputasi kontrol di 
lapangan. Kelebihan pada FCS adalah sebagai berikut : 
 Terhubung langsung dengan proses. 
 Sistem pengamanan yang tinggi. 
 FCS yang digunakan untuk FIO (Flexible I/O) dan RIO 
(Remote I/O) sudah memakai model dual redundant. Pada 
dual redundant terdapat dua processor yang saling 
berkomunikasi dan V net coupler (VL net coupler), modul 
power supply, modul bus interface dan bus coupler, juga 
node bus. 
35 
Berikut ialah perangkat penyusun FCS : 
A. CPU (Central Unit Processor). 
B. Bus Coupler. 
C. Catu Daya (Power Supply Unit). 
D. V net/IP. 
E. Battery / Batrai. 
F. Modul masukan dan luaran (I/O Modules).
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
36 
Gambar 1.8 Nama-nama Unit Perangkat Pada FCS 
Gambar 1.9 Field Control Station dengan IO Modul
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
37 
3. Battery/ Batrai 
Pada DCS terdapat berbagai fungsi batrai, salah satunya 
terdapat pada BCV, FCS dan CGW. Namun kegunaannya sama 
yaitu untuk melakukan back up data pada processor selama 
terjadi kegagalan pada daya. 
1.3.5. Perangkat Penyusun Field Control Station (FCS) 
A. Central Processor Unit (CPU) 
Control Processor Unit merupakan suatu perangkat penyusun 
yang memiliki proses kerja seperti kalkulator, dimana CPU 
berfungsi melakukan proses aritmatika dan logika terhadap data 
yang diambil dari memori atau masukan data dari hardware. 
 Processor Card 
Prosesor card berfungsi menampilkan kalkulasi 
pengontrolan sebaik memonitor CPU dan power supply-nya 
sendiri.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
38 
Gambar 1.10 Processor Card 
B. Coupler 
Coupler merupakan perangkat yang digunakan untuk 
menghubungkan sebuah bus komunikasi dengan yang lainnya 
tanpa ada instruksi dalam power supply dan tanpa menimbulkan 
bahaya. 
 V net coupler Unit 
V net coupler ini berfungsi menerima/mengirim 
komunikasi pada V net dan mengawasi komunikasi dari 
processor card ke V net.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
39 
 RIO Bus Coupler Unit 
Unit RIO Bus coupler memasangkan card interface bus 
RIO yang terpasang di FCU pada RIO bus dengan modulasi 
dan demodulasi sinyal. 
 ESB Bus Coupler Unit 
ESB bus coupler memasangkan card interface bus ESB 
yang terpasang dalam FCU pada bus ESB dengan modulasi 
dan demodulasi sinyal. 
C. Power Supply 
 Power Distribution Board 
Power Distribution Board menerima power supply yang 
telah ditentukan pada terminal masukan dan keluaran 
power supply melalui filter dari noise ke koneksi keluaran 
power supply. 
Gambar 1.11 Power Distribution Board 
 Power Supply 
Secara umum power supply berfungsi untuk 
menghasilkan daya yang kemudian akan disistribusikan
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
pada power distribution board dan perangkat-perangkat 
lainnya. 
40 
D. V net/ IP 
Vnet/IP menerima jaringan kontrol high-speed ketika 
menyesuaikan pada IEEE802.3 dan standarisasi komunikasi 
TCP/IP. Vnet/IP didesain sebagai jaringan rangkap (duplexed 
network). Jaringan rangkap menyambungkan komunikasi 
terbuka dengan menggunakan dua sistem komunikasi dari bus 1 
dan bus 2, dan standar protocol yang bermacam-macam dari 
kontrol komunikasi dan Ethernet. Ketika mengkonfigurasi 
sebuah jaringan, perangkat ini dapat digunakan secara komersil 
bagi perangkat komunikasi Ethernet. 
Gambar 1.12 Koneksi Jaringan V net/IP 
 Koneksi Jaringan V net/ IP 
Bagian ini menjelaskan koneksi yang beragam untuk 
mengatur jaringan Vnet/IP dan status komunikasi dari 
kontrol bus. 
1. Koneksi dari perangkat dalam domain V net/IP.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
41 
2. Koneksi antara domain V net/IP. 
3. Status Bus Vnet/IP. 
4. Koneksi dengan domain kontrol bus lainnya. 
 Koneksi dari Perangkat dalam Domain V net/IP 
Perangkat-perangkat dalam domain V net/IP terkoneksi 
dalam jaringan star menggunakan 2 layer saklar dari Gbps 
sebagai central device. Karena dirangkapnya V net/IP 
dibagi menjadi sub net independen dari tiap bus, sangat 
perlu untuk memasang atau menggunakan sebuah layer 2 
saklar dalam tiap bus. 
Gambar 1.13 Koneksi perangkat pada V net/IP 
 Koneksi Antara Domain Vnet/IP 
Secara komersil tersedia layer 3 saklar yang digunakan 
untuk mengkoneksikan antara domain Vnet/IP. Instalasi 
layer 3 saklar dalam tiap bus dari Vnet/IP bus rangkap.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
Dengan menggunakan line yang diizinkan sebagai jalan 
transmisi antara domain koneksi broadband dapat 
dilakukan. 
42 
Gambar 1.14 Tipe Domain Koneksi Pada Vnet/ IP 
Berikut adalah tiga tipe koneksi antara domain V net/IP : 
bi-directional, hierarchial dan bridge connection (koneksi 
jembatan). 
 Koneksi Bi-directional 
Tipe koneksi tidak dibedakan antara hubungan paling 
bawah (lower) dan paling atas (upper) dengan domain V 
net/IP. Tipe koneksi ini dapat dibentuk dengan mengatur 
domain paling bawah (lower) untuk tidak menerima pesan 
dari FCS, HIS dan frame komunikasi FCS TCP dari domain 
paling atas, tapi domain paling atas dapat menerimanya dari 
domain paling bawah (lower).
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
43 
 Koneksi Hierarchial 
Koneksi tipe ini membedakan hubungan bagian teratas 
(upper) dan bagian terbawah (lower) dengan domain 
Vnet/IP. Tipe koneksi ini dapat dibentuk dengan mengatur 
domain tebawah untuk tidak menerima pesan dari FCS, 
HIS, dan frame komunikasi FCS TCP dari domain 
terbawah, tapi domain teratas dapat menerimanya dari 
domain terbawah. 
 Koneksi Bridge 
Koneksi tipe ini menjamin independen dari domain. Tipe 
koneksi ini dapat dibentuk dengan mengatur domain untuk 
tidak menerima pesan FCS, HIS, dan frame communication 
FCS TCP dari domain lainnya dan dengan mengatur waktu 
grup pada “0” untuk tidak megerjakan waktu sinkronisasi. 
 Status Bus Vnet/IP 
Status bus Vnet/IP menunukkan status komunikasi dari 
stasiun dalam semua domain yang terkoneksi pada sebuah 
jaringan V net/IP sebagaimana perangkat-perangkat 
terkoneksi sepanjang domain. Status V net/IP 
merefleksikan dalam dialog box Display Status Network. 
Jika status komunikasi bus berubah, maka luarannya pada 
sebuah sistem HIS adalah pesan alarm. 
E. Battery / Batrai 
Pada bagian unit batre, bagian ini berfungsi untuk mem-back 
up atau menyimpan memori pada processor card selama terjadi 
kegagalan pada daya.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
44 
Gambar 1.15 Batrai Pada Salah Satu Bagian DCS 
F. Modul I/O 
1. Nest Module 
I/O modul nest digunakan untuk memasang modul-modul 
I/O secara multiple. 
 AMN11 
Gambar 1.16 Penampang Depan dan Belakang AMN11 
4. 
CN1 adalah membantu tegangan luaran yang digunakan 
untuk mengeluarkan sinyal antara 1V dan 5VDC pada 
recorder. CN1 memerlukan kabel yang dikususkan untuk 
Model AKB301. 
Konektor ini bisa digunakan untuk contoh dengan 
mengkoneksikannya ke blok (TE16), ini adalah koneksi
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
pada sebuah recorder (penyimpanan data), dengan mode 
kabel AKB301. 
Cara mengkoneksikan bisa dilakukan antara jaringan 
I/O modul dan penyimpanan data. 
45 
 AMN12 
Model AMN12 digunakan pada pemrosesan sinyal 
high-speed. 
 Nest Model AMN31 untuk Modul I/O Terminal 
Modul multiplexer dan modul digital I/O (tipe terminal) 
bisa diinstal pada jaringan terminal modul I/O, meskipun 
begitu, tidak bisa diinstal pada jaringan yang sama. 
Gambar 3.17 Nest Model AMN31 
 Nest Model AMN32 untuk Modul I/O Konektor 
Tegangan modul input multiplexer (tipe konektor) dan 
modul I/O digital (Tipe Konektor) bisa diinstal dalam 
konektor jaringan modul I/O.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
46 
Gambar 3.18 Nest Model AMN32 
 Nest Model AMN33 untuk Modul I/O Komunikasi 
Modul komunikasi diinstal pada modul jaringan 
komunikasi. 
Gambar 3.19 Nest Model AMN33 
 Nest Model AMN34 untuk Modul I/O Kontrol Analog 
Multipoint 
Kontrol modul I/O analog multipoint dipasang pada 
jaringan untuk modul kontrol I/O analog.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
47 
Gambar 3.20 Nest Model AMN34 
 Nest Model AMN51 untuk Card Communication 
Kartu komunikasi dapat dipasang pada kartu 
komunikasi jaringan. Hingga dua modul komunikasi bisa 
diinstal dalam satu jaringan. 
Gambar 3.21 Nest Model AMN51 
 Nest Model AMN52 untuk Modul Communication (untuk 
PROFIBUS-DP) 
Modul komunikasi dapat dipasang dalam jaringan 
modul komunikasi. Hingga empat modul dapat diinstal 
dalam satu jaringan.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
48 
Gambar 3.22 Nest Model AMN52 
2. I/O Module 
 Analog Module 
Modul masukan dan keluaran sinyal analog dan sinyal-sinyal 
terkonversi. 
Sejak tipe dan batas sinyal software I/O dispesifikasikan, 
tanpa kontrol atau knob ditemukan pada modul ini. 
Gambar 3.23 Analog I/O module 
Tabel 3.1 Macam-macam Modul I/O Analog
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
49 
1) Modul Masukan Tegangan/Arus Model AM10 
Ketika modul secara keseluruhan mengkonversikan 
standar sinyal masukan (1-5v) atau sinyal dari dua kabel 
transmitter (4-20mA). 
2) Modul Masukan Tegangan/Arus Model 
AAM11/AAM11B 
Ketika modul secara keseluruhan mengkonvert 
standarisasi masukan sinyal (1-5v) atau sinyal dari dua 
kabel transmitter(4-20mA), benda ini dapat menerima 
batasan yang besar dari tipe sinyal lainya. 
3) mV, Thermocouple, dan Pendeteksi Temperatur 
Resistant (RTD) Masukan Modul Model 
AAM21/AAM21J 
Benda ini mengkonversikan sinyal masukan dari mV, 
thermocouple, pendeteksi resistansi temperature (RTD) 
atau rheostat ysng terselip. Untuk menggunakan model 
AAM21/AAM21J dengan masukan thermocouple, 
pengimbangan temperature modul (unit RJC, untuk yang 
terpisah) diperlukan. 
Gambar 1.24 Penampang Luar dari Modul Kompensasi Suhu 
Ketika menggunakan sebuah SPBD stasiun manual, 
koneksikan stasiun dengan kabel AKB311 pada modul 
keluaran AAM50, modul keluaran tegangan/arus model 
AAM51 pada stasiun menggunakan kabel AKB311.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
50 
Gambar 1.25 Kabel AKB311 
4) Modul Tegangan/Arus Keluaran Model AAM50 
Mengkonversikan dan mengeluarkan arus yang 
berbeda-beda antara 4-20mA. Model AAM50 dapat 
digunakan pada skematik dual-redundant. 
5) Modul Tegangan/Arus Keluaran Model AAM51 
Mengkonversikan dan mengeluarkan arus yang 
berbeda diantara 4-20mA dari jenis-jenis tegangan antara 
0 hingga 10 v. Arus keluaran model AAM51 bisa 
digunakan pada skematik dual-redudansi. 
Ketika model AAM50, AAM51 dapat diseting pada 
mode keluaran arus, spesifikasi dual-redudansi menjadi 
mungkin. Ketika dua model AAM50, AAM51 dipasang 
dalam slot berurutan dimulai dengan nomer ganjil (1 -2, 
3-4,. . . 13-14, 15-16), kedua model harus diatur pada 
spesifikasi dual-redudansi. Ketika menjadi dual-redudant, 
keluaran harus tetap, dengan demikian, urutan 
terminal A dan C harus terkoneksi (lihat gambar 
dibawah). Kotak pendek untuk men-jumper dua terminal 
dapat dilakukan dengan bagian nomer pada A1534JT. 
Sebuah AAM50 dan sebuah AAM51 tidak dapat 
dibentuk dari pasangan dual-redudant.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
51 
Gambar 1.26 Dual Redundant Luaran Arus 
6) Pulsa Masukan Modul Model APM11 
Modul ini menerima dan menghitung pulsa yang 
terhubung, arus dan tegangan pulsa dari medan. Modul 
ini juga membawa konversi sinyal luaran untuk 
mengisolasi hubungan pulsa transistor, dan luarannya 
sebagai luaran auxsiliar. 
Modul ini memiliki power supply internal untuk 
transmitter yang terisolasi dari instrument power supply. 
Beban resistansi di atur dengan fungsi pembangkit 
system agar sejalur dengan spesifikasi transmitter. 
Setelah bentuk gelombang dari pulsa masukan, photo 
coupler mengekstrak isolasi I/O dan mengeluarkannya. 
Seperti yes/no dari masukan filter dapat dipilih dari 
pembangkit fungsi system, hal ini dapat digunakan untuk 
menerima sinyal dalam jumlah yang besar dari 
(chattering), seperti kontak relay. 
Keluaran transistor merupaka keluaran rangkaian 
terbuka. Ketika level tegangan dari input sinyal tinggi 
“1”, maka luaran transistor akan non-aktif, ketika low 
“0”, maka akan aktif. Gambar menunjukkan koneksi dari 
maskan pulsa pada terminal masukan.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
52 
 Modul Kontrol Analog I/O Multipoint 
Kontrol modul analog I/O multipoint memungkinkan 
memultiplekserkan 8 poin 1 – 5 VDC analog ke sinyal 
digital untuk masukan, dan memungkinkan me-multiplexer-kan 
8 poin sinyal digital kedalam sinyal analog 4-20mADC 
untuk luaran secara berurutan. 
Gambar 1.27 Modul I/O Analog Konektor Kontrol Multipoint 
AMC80 memungkinkan untuk dipergunakan pada 
perangkat berikut. Perangkat yang kompatibel dengan 
produk YOKOGAWA card MAC2 cocok diaplikasikan 
dengan AMC80. 
1) MHM μXL nest pengkondisi sinyal untuk kontrol I/O. 
2) MCM μXL papan terminal untuk kontrol I/O. 
3) ENM CENTUM-XL nest pengkondisi sinyal untuk 
kontrol I/O. 
4) ECM CENTUM-XL papan terminal untuk kontrol I/O.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
53 
Tabel 3.2 Keterangan dan Pengaturan Tiap Modul
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
54 
Tabel 3.3 Keterangan dan Pengaturan Tiap Modul 
 Digital Module 
Digital I/O modul diatur dengan unit kartu dan unit 
terminal lainnya atau unit konektor. Masukan dan luaran 
digital I/O 16 atau 32 poin sinyal dan mengkonversi sinyal. 
Sejak tipe atau sinyal I/O sinyal telah diset, tidak ada 
modul dan knob yang ditemukan pada modul ini. Tabel 
dibawah menunjukkan tipe-tipe dari modul I/O.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
55 
Tabel 3.4 Tipe-tipe Modul I/O Digital 
 Communication Module 
Modul komunikasi ini terkoneksi pada sub sistem (PLC 
dan sistem lainnya) untuk FCS yang melalui serial sirkuit 
komunikasi dan membawa kontrol keluar dan memonitor 
mereka. Fieldbus Communication Module digunakan untuk 
mengkoneksikan perangkat fieldbus dengan interface modul. 
Sebuah unit tunggal atau modul komunikasi diatur dari 
panel depan dan unit kartu, dan tidak bisa dinon-aktifkan. 
Berikut adalah nama-nama modul komunikasi : 
7) Model ACM11 RS-232C Modul Komunikasi. 
8) Model ACM12 RS-422/RS-485 Modul Komunikasi. 
9) Model ACF11 Modul Komunikasi Fieldbus. 
10) Model ACP71 PROFIBUS-DP Modul Komunikasi.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
56 
Gambar 1.28 Modul Konektor Komunikasi Tampak Depan 
Gambar 1.29 Modul Konektor Komunikasi 
 Communication Card 
Kartu komunikasi digunakan untuk mendeteksi tujuan 
umum komunikasi dari medan stasiun kontrol dan sub sistem 
melalui serial links, jadi sub sistem dapat dikontrol atau 
dimonitor. 
Modul Ethernet modul komunikasi ACM71 
menerima/mengirim data dari/ke sub sistem seperti MELSEC 
melalui Ethernet. 
1) ACM21 : RS-232C Kartu Komunikasi. 
2) ACM22 : RS-422/RS-485 Kartu Komunikasi. 
3) ACM71 : Modul Komunikasi Ethernet.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
57 
Gambar 1.30 Card Konektor Komunikasi 
 Modul I/O Relay 
Relay dipasang dalam unit terminal, dan bisa ditempatkan 
tanpa me-non aktifkan modul. Masukan relay memiliki 
power supply internal 24 VDC untuk masukan dari luar 
untuk masukan. Masukan sinyal adalah common. Semua 16 
relay keluaran poin terisolasikan. Kedua masukan dan 
keluaran modul memiliki LED display lampu yang 
mendisplaykan status on/off. 
 Modul Multiplexer 
Modul multiplexer, terdiri dari sepasang terminal atau 
konektor dan unit kartu, mengkonversikan sinyal yang
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
dating hingga 16 poin atau keluaran sinyal atara 4 dan 20 
mA. Diterimanya masukan termasuk tegangan DC, beda 
potensial dari tegangan DC, dan sinyal dari mV, 
thermocouple, RTD, dan transmitter dua pengkabelan. 
Sejak tipe dan batasan dari sinyal I/O adalah system 
pembangkit pulsa, tidak ada kontrol atau knob yang 
ditemukan pada modul ini. 
58 
1.3.6. Sistem Komunikasi Pada DCS 
A. CGW (Communication Gateway Unit) 
Pada perangkat komunikasi, sistem yang digunakan adalah 
sistem dengan CGW (Communication Gateway Unit). Centum 
VP pada PT Kaltim Methanol Industri menggunakan 
komunikasi CGW karena merupakan ekspansi dari Centum CS 
3000 dengan sistem CGE, sistem ini terdiri dari dual-redundant 
V-net dan single V-net.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
59 
Gambar 1.31 Contoh Sistem Komunikasi Pada DCS (Vendor YOKOGAWA, 
Tipe CS 3000) 
1.3.7. Proses Pada DCS 
Secara dasar kontrol pada DCS menyerupai sistem kontrol 
pada PLC, hanya saja perbedaan terletak pada modul-modul yang 
digunakan. Hal ini di sebabkan adanya penggunaan display 
keseluruhan sistem plant dan juga komunikasi pada DCS. 
Selain terkoneksi pada HMI (Human Machine Interface), DCS 
juga membawahi kinerja sistem PLC, selain dalam hal 
pemrograman dari segi komunikasi pun kompleks. Digunakannya 
modul-modul I/O pun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu digital 
dan analog.
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
Secara mendasar bagian pada DCS tersusun atas HIS (Human 
Interface System), FCS (Function Control System) dan battery atau 
batrai. 
A. Proses Pada Human Interface System (HIS) 
Pada bagian ini proses dititik beratkan pada bagaimana agar 
sistem dapat termonitor dengan baik pada computer dan 
ditampilkan pada windows user engineer. Dengan perangkat 
yang memadai seperti keyboard dan layar display, maka 
variable-variabel masukan atau luaran dapat dikontrol dengan 
baik. 
Display pada HIS berasal dari data-data pada FCS yang 
dikirimkan melalui jaringan Vnet/IP. Vnet mengirimkan dan 
menerima data dari processor card yang kemudian akan 
dikirimkan pada Vnet/IP selanjutnya, HIS, dan bahkan router. 
60 
Gambar 1.32 Sistem Pada Vnet/IP Network
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
61 
B. Proses Pada Field Control Station (FCS) 
FCS merupakan otak utama dari sistem DCS, pada unit ini 
terjadi proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan 
pengiriman data pada V net/IP. 
Tiap vendor DCS memiliki modul yang berbeda-beda, pada 
vendor YOKOGAWA FCS secara dasar tersusun atas CPU 
(Central Processor Unit), power supply (power supply dan 
battery), perangkat komunikasi (bus coupler dan Vnet/IP) dan 
modul I/O. 
Gambar 1.33 Detail Single FCS (Field Control System) 
Pertama-tama power supply mendistribusikan dayanya pada 
tiap perangkat di FCS. Setelah itu sinyal yang telah di 
standarisasikan dari lapangan atau pun PLC (jika membawahi 
PLC) masuk kedalam modul input, sinyal yang masuk kedalam 
modul input akan diubah menjadi masukan digital dan akan 
diolah pada CPU. 
Di unit CPU data akan diolah dan disimpan dalam memori. 
Kemudian, dari CPU perintah-perintah selanjutnya akan
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
dikirmkan pada modul output dalam bentuk sinyal yang telah 
distandarisasikan menjadi sinyal analog. 
Communication device akan mengirimkan data-data berupa 
variable masukan dan luaran. Perangkat communication device 
ialah V net/IP atau VL net/IP tergantung pada sistem yang 
dipakai dan kecocokan perangkat pada DCS. CPU 
berhubungan dengan communication device menggunakan bus 
coupler, begitu juga communication device berhubungan 
dengan HIS. Selain HIS, communication device berhubungan 
dengan perangkat lainnya seperti L3SW, router, dan Ethernet. 
62 
Gambar 1.34 Hubungan Communication Device 
C. Proses Pada Batrai 
Ketika terjadi kegagalan pada daya DCS, maka battery 
secara otomatis akan mendeteksi dan men-supply daya pada 
hardware dalam FCS (Field Control Station).
PT Kaltim Methanol Industri 
POLITEKNIK NEGERI MALANG 
63 
DAFTAR PUSTAKA 
Wijaya, Surya Pandu. 2013. Sistem Kendali Terdistribusi. Malang : Politeknik 
Negeri Malang. 
Ali, Muhammad M.T. 2012. Konsep Dasar Sistem Kendali Terdistribusi. 
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. 
Ali, Muhammad M.T. 2010. Sistem Kontrol Terdistribusi. Yogyakarta : 
Universitas Negeri Yogyakarta. 
G Jania. 1997. Loop Diagram Datasheet. YOKOGAWA LURGI.

More Related Content

What's hot

Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
Mulia Damanik
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Ady Purnomo
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
sevirarh
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
Simon Patabang
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
AbdyGail
 
Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2
Aryce Wulandari
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu Induk
lombkTBK
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
Hamid Abdillah
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
Simon Patabang
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
Muhammad Dany
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
arie eric
 
Rangkaian Konverter
Rangkaian KonverterRangkaian Konverter
Rangkaian Konverter
Syauqi Asyhabira
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase
Hamid Abdillah
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Muhammad Kennedy Ginting
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 

What's hot (20)

Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
 
Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu Induk
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Rangkaian Konverter
Rangkaian KonverterRangkaian Konverter
Rangkaian Konverter
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
 

Viewers also liked

Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
Fatichur Izaq
 
Sistem Kontrol Terprogram
Sistem Kontrol TerprogramSistem Kontrol Terprogram
Sistem Kontrol Terprogram
lombkTBK
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Puti Andini
 
Bag 1 pengenalan sistem kontrol
Bag 1 pengenalan sistem kontrolBag 1 pengenalan sistem kontrol
Bag 1 pengenalan sistem kontrol
HIMTI
 
DCS PRESENTATION
DCS PRESENTATIONDCS PRESENTATION
DCS PRESENTATION
bvent2005
 
Distributed Control System
Distributed Control SystemDistributed Control System
Distributed Control System
SHIVAJI CHOUDHURY
 
Distributed Control System Basics
Distributed Control System BasicsDistributed Control System Basics
Distributed Control System Basics
Pratap Chandra
 
Plc
PlcPlc
Jurnal Egy
Jurnal EgyJurnal Egy
Jurnal Egy
anggi_rachmad
 
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIFSISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIFKhanifah Nur Rahmah
 
Bagian bagian lembarkerja microsoftword
Bagian bagian lembarkerja microsoftwordBagian bagian lembarkerja microsoftword
Bagian bagian lembarkerja microsoftword
Super Aprian
 
Kk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scada
Kk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scadaKk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scada
Kk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scadaEko Supriyadi
 
Tugas modul bab iii sistem operasi manajemen input output
Tugas modul bab iii sistem operasi   manajemen input outputTugas modul bab iii sistem operasi   manajemen input output
Tugas modul bab iii sistem operasi manajemen input output
Yazid Albustomi
 
OTOMASI pada rice cooker
OTOMASI pada rice cookerOTOMASI pada rice cooker
OTOMASI pada rice cooker
Iqbal Nak-bah Nak-bah
 
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMENSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Nur Chawhytz
 
Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)
Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)
Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)
Abdul Hadi
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
novitasarifisika
 
Kk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relay
Kk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relayKk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relay
Kk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relay
Eko Supriyadi
 
Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses
Rahmah Fadhilah
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
Nyong Joanaharjo
 

Viewers also liked (20)

Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
 
Sistem Kontrol Terprogram
Sistem Kontrol TerprogramSistem Kontrol Terprogram
Sistem Kontrol Terprogram
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis
 
Bag 1 pengenalan sistem kontrol
Bag 1 pengenalan sistem kontrolBag 1 pengenalan sistem kontrol
Bag 1 pengenalan sistem kontrol
 
DCS PRESENTATION
DCS PRESENTATIONDCS PRESENTATION
DCS PRESENTATION
 
Distributed Control System
Distributed Control SystemDistributed Control System
Distributed Control System
 
Distributed Control System Basics
Distributed Control System BasicsDistributed Control System Basics
Distributed Control System Basics
 
Plc
PlcPlc
Plc
 
Jurnal Egy
Jurnal EgyJurnal Egy
Jurnal Egy
 
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIFSISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
 
Bagian bagian lembarkerja microsoftword
Bagian bagian lembarkerja microsoftwordBagian bagian lembarkerja microsoftword
Bagian bagian lembarkerja microsoftword
 
Kk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scada
Kk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scadaKk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scada
Kk016 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis plc scada
 
Tugas modul bab iii sistem operasi manajemen input output
Tugas modul bab iii sistem operasi   manajemen input outputTugas modul bab iii sistem operasi   manajemen input output
Tugas modul bab iii sistem operasi manajemen input output
 
OTOMASI pada rice cooker
OTOMASI pada rice cookerOTOMASI pada rice cooker
OTOMASI pada rice cooker
 
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMENSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
 
Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)
Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)
Kontrol pengawas dan data acquition (SCADA)
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
 
Kk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relay
Kk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relayKk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relay
Kk015 memasang peralatan kontrol unit generator pembangkit berbasis relay
 
Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 

Similar to Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)

Pengertian plc
Pengertian plcPengertian plc
Pengertian plc
Huda Messy
 
Bab ii
Bab iiBab ii
alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC
5223127190
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
Ahmad Sopiyan
 
51270766 pengenalan-plc
51270766 pengenalan-plc51270766 pengenalan-plc
51270766 pengenalan-plc
masoso
 
aplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1Laplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1L
rezon arif
 
Pengertian plc dan jenis
Pengertian plc dan jenisPengertian plc dan jenis
Pengertian plc dan jenisDedew Wijayanti
 
Proposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadiProposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadi
chamidun_majid
 
Pengenalan pada plc
Pengenalan pada plcPengenalan pada plc
Pengenalan pada plc
Amri Laksono
 
10.-Programable-Logic-Controller.ppt
10.-Programable-Logic-Controller.ppt10.-Programable-Logic-Controller.ppt
10.-Programable-Logic-Controller.ppt
RatihGinarti2
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
KarsidPoliteknikNege
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
taniaalda710
 
materi_PLC.ppt
materi_PLC.pptmateri_PLC.ppt
materi_PLC.ppt
RatihGinarti2
 
Sistem kendali di industri
Sistem kendali di industriSistem kendali di industri
Sistem kendali di industri
Anton Firmansyah
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc
eko dnero
 
ppt-plc.ppt
ppt-plc.pptppt-plc.ppt
Jurnal 094
Jurnal 094Jurnal 094
Jurnal 094
5223127190
 
PLC DASAR1-Day1.pptx
PLC DASAR1-Day1.pptxPLC DASAR1-Day1.pptx
PLC DASAR1-Day1.pptx
ssuser52deb21
 
Kurikulum plc
Kurikulum plc Kurikulum plc
Kurikulum plc
agus supriyanto
 

Similar to Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller) (20)

Pengertian plc
Pengertian plcPengertian plc
Pengertian plc
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
51270766 pengenalan-plc
51270766 pengenalan-plc51270766 pengenalan-plc
51270766 pengenalan-plc
 
aplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1Laplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1L
 
Pengertian plc dan jenis
Pengertian plc dan jenisPengertian plc dan jenis
Pengertian plc dan jenis
 
Document riyan
Document riyanDocument riyan
Document riyan
 
Proposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadiProposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadi
 
Pengenalan pada plc
Pengenalan pada plcPengenalan pada plc
Pengenalan pada plc
 
10.-Programable-Logic-Controller.ppt
10.-Programable-Logic-Controller.ppt10.-Programable-Logic-Controller.ppt
10.-Programable-Logic-Controller.ppt
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
materi_PLC.ppt
materi_PLC.pptmateri_PLC.ppt
materi_PLC.ppt
 
Sistem kendali di industri
Sistem kendali di industriSistem kendali di industri
Sistem kendali di industri
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc
 
ppt-plc.ppt
ppt-plc.pptppt-plc.ppt
ppt-plc.ppt
 
Jurnal 094
Jurnal 094Jurnal 094
Jurnal 094
 
PLC DASAR1-Day1.pptx
PLC DASAR1-Day1.pptxPLC DASAR1-Day1.pptx
PLC DASAR1-Day1.pptx
 
Kurikulum plc
Kurikulum plc Kurikulum plc
Kurikulum plc
 

Recently uploaded

CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
andimagfirahwati1
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
Raport sekolah dasar Kelulusan 2024.docx
Raport sekolah dasar Kelulusan 2024.docxRaport sekolah dasar Kelulusan 2024.docx
Raport sekolah dasar Kelulusan 2024.docx
MuhammadAminullah32
 

Recently uploaded (20)

CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
Raport sekolah dasar Kelulusan 2024.docx
Raport sekolah dasar Kelulusan 2024.docxRaport sekolah dasar Kelulusan 2024.docx
Raport sekolah dasar Kelulusan 2024.docx
 

Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)

  • 1. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 17 1.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol (control system) merupakan suatu kumpulan cara atau metode yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, dimana manusia membutuhkan suatu pengamatan kualitas dan proses dari apa yang telah mereka ciptakan atau kerjakan, sehingga menghasilkan keluaran atau karakteristik yang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan atau sasaran tertentu. Sasaran sistem kontrol yaitu untuk mengendalikan variabel-variabel masukan (input) dan keluaran (output) dalam suatu proses melalui elemen-elemen kontrol. Secara umum sistem kontrol memiliki dua sistem loop, yaitu loop terbuka dan tertutup. Dimana loop tertutup memiliki feed back atau umpan balik terhadap output dari proses sebelum menjadi output yang diinginkan. Sedangkan sistem loop terbuka tidak memerlukan feed back. Hal ini dikarenakan sederhananya proses sehingga tak membutuhkan feed back. Gambar 1.1 Sistem Kontrol open loop Gambar 1.2 Sistem Kontrol Closed Loop Pada sistem kontrol berbasis industri dan dalam skala besar digunakan PLC (Programmable Logic Controler), DCS ( Distribution Control System ), dan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Ketiga kontroler
  • 2. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG tersebut memiliki satu fungsi yang sama yaitu untuk mengontrol, namun tiap-tiap jenis kontroler memiliki spesifikasi yang berbeda. Seperti pada DCS dan SCADA, keduanya menekankan keistimewaan adanya display pada tiap variabel masukan dan luaran, dan juga sama-sama mengontrol lingkup proses atau plant yang luas. Tetapi SCADA memiliki lingkup yang lebih luas lagi dan perbedaan dalam sistem komunikasi. Sedangkan PLC menekankan pada cepatnya respon sistem dan sistem interlock yang menjadi brand PLC. Di PT Kaltim Methanol Industri pengontrolan sistem dilakukan oleh PLC dan DCS, meskipun dini hari DCS atau pun PLC keduanya memiliki cara kerja yang sama dengan respon yang cepat, tetapi didasarkan dengan efisiensi dan tepat guna, kegunaan DCS dan PLC lama yang sudah ada di PT KMI ini hanya diberlakukan sistem upgrade, bukan penggantian keseluruhan sistem. PLC diberlakukan sebagai sistem pengamanan atau interlock dan DCS merupakan induk kontrol yang membawahi beberapa kontrol, hal ini dilakukan karena PLC di PT KMI memiliki frekuensi kecepatan respon hingga 50 Hz sedangkan DCS memiliki repon yang lebih lambat dibandingkan PLC, sehingga digunakan sebagai display lapangan atau plant. 18 1.2. Programmable Logic Controller (PLC) 1.2.1. Definisi PLC pertama kali diperkenalkan oleh pendiri Modicon, Richard E. Morley untuk yang pertama kalinya pada 1966. Modicon adalah Modular Digital Converter. Berdasarkan pengertian NEMA (National Electrical Manufacturing Association), PLC atau Programable Logic Controller adalah suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan intruksi-intruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik, seperti logika, sekuen, timing, counting dan aritmetika untuk mengontrol mesin dan proses. Berbeda dengan PC (Personal Computer), PLC memiliki fitur-fitur yang dilengkapi unit output dan input modul yang dapat dihubungkan langsung dengan
  • 3. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG perangkat luaran (switch, sensor, relay, aktuator, dll), dan ada beberapa jenis PLC yang sudah memiliki fitur ADC/DAC built-in. PLC di program dengan perangkat lunak khusus yang memenuhi standar IEC 61131-3. 19 1.2.2. Komunikasi PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan teknisi dan ahli listrik di industri yang tidak harus memiliki skill elektronika yang tinggi, karena PLC bersifat fleksibel dalam kontrol berdasarkan pemrograman dan eksekusi instruksi logika. Berikut beberapa jenis bahasa yang digunakan dalam pemrograman PLC : 1. Function Block Diagram Bahasa pemrograman PLC ini merupakan kombinasi program dengan cara yang mirip dengan sirkuit elektronik. Bahasa ini menarik berbagai macam fungsi yang telah ditetapkan dan dimodifikasi. 2. Squential Function Chart Squential Function Chart menjelaskan urutan operasi dan interaksi antara proses parallel. Bahasa pemrograman ini berasal dari Grafect dan SDL (digunakan untuk protokol manusia). 3. Ladder Diagram Ladder Diagram merupakan bahasa pemrograman PLC yang berbentuk seperti anak tangga tersusun dari kiri ke kanan dan ke bawah. Bahasa pemrograman ladder diagram sangat umum digunakan pada tiap vendor PLC, hal ini dikarenakan bahasa pemrograman yang lebih mudah. Ladder diagram disusun oleh enam kategori intuksi yaitu: a. Tipe relay (contact dan coil). b. Timer / counter.
  • 4. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 20 c. Data manipulation. d. Arithmetic. e. Data transfer. f. Kontrol program. 4. Structured Text Bahasa pemrograman PLC ini mirip dengan bahasa Pascal (menggunakan instruksi if, while dan lain-lain). Variabel yang didefinisikan dalam bahasa pemrograman ini dapat digunakan dalam bahasa lain. Hal ini digunakan untuk melakukan manipulasi data yang kompleks dan menulis blok. 5. Instruction List Bahasa ini merupakan bahasa mesin pemrograman PLC yang memilik 21 instruksi dan 3 modifikasi yaitu “N” yang berarti meniadakan hasil “C” membuat instruksi bersyarat dan “(“ merupakan perintah menunda. PLC memiliki beberapa kemampuan, yaitu : 1) PLC menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit kontrol relay yang merupakan instalasi langsung. 2) Rangkaian kontrol cukup dibuat secara software. Pengkabelan hanya untuk menggabungkan peralatan input dan output. 3) Memudahkan dalam mendesain dan memodifikasi rangkaian karena hanya perlu mengubah program pada PLC. Dari beberapa penjelasan tersebut PT KMI menggunakan PLC sebagai Interlock atau sebuah metode untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan pada mesin, yang dalam pengertian umum dapat mencakup listrik, elektronik, atau perangkat maupun sistem mekanis.
  • 5. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG Pada sebagian besar aplikasi yang berhubungan adalah alat yang digunakan untuk membantu mencegah mesin mencederai para operator dan atau merusak dirinya sendiri dengan cara menghentikan mesin ketika terjadi tripping (mati mendadak). Interlock juga berfungsi sebagai sistem pengaman yang penting dalam pengaturan industri, dimana mereka melindungi karyawan dari perangkat seperti robot, mesin penekan, dan palu. Salah satu sistem kerja interlock seperti halnya microwave oven yang dilengkapi dengan saklar yang terkoneksi untuk menon-aktifkan magnetron jika pintu dibuka. Demikian pula mesin cuci rumah tangga yang akan menghentikan siklus berputarnya ketika salah satu syarat tidak terpenuhi, seperti pintu mesin cuci yang masih terbuka. Sistem interlock biasanya hanya berupa saklar. Pada sistem pabrik yang kompleks biasanya melibatkan DCS dalam pengaturannya. 21 1.2.3. Proses Kerja PLC Secara Umum PT Kaltim Methanol Industri menggunakan PLC sebagai protection system, hal ini didasarkan standar protokol yang telah ditentukan oleh IEC 61511 bahwa sistem proteksi dan sistem utama proses harus dipisahkan. Meskipun dini hari kinerja PLC menyamai DCS dan sebaliknya.
  • 6. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG OUTPUT Field 22 Gambar 1.3 Bagan Proses Kerja PLC Sederhana Secara sederhana bagan proses kerja PLC ditunjukkan pada gambar 1.3. Mula-mula power supply menghasilkan tegangan VDC yang kemudian men-supply daya pada CPU, modul komunikasi dan kemudian modul I/O (modul input dan output). Pengolahan, penyimpanan dan pembuatan program dan data terletak pada bagian CPU, bagian ini biasanya akan memiliki sebuah perangkat komunikasi interface sehingga dapat di-handle oleh operator sehingga dalam hal ini modul komunikasi sangat berperan. Selanjutnya CPU akan melakukan proses monitoring pada masukan dan keluaran. Masukan sinyal dari field atau lapangan akan diterima oleh modul input berupa sinyal analog atau digital (berdasarkan modul yang dipakai, tapi pada kasus PLC HIMA H51Q-HRS menggunakan modul input dan output digital), namun dini hari PLC mampu menerima kedua sinyal analog maupun digital dengan penambahan modul digital atau analog pada rak yang berbeda. Ekspansi ini hanya bisa dilakukan apabila terdapat fitur masukan atau luaran analog dan digital. Kemudian setelah sinyal diterima oleh modul input, sinyal kemudian akan dikirimkan pada CPU atau otak utama. Setelah itu CPU akan memonitor dan memberikan intruksi selanjutnya dan INPUT Field Modul Output Power Supply Modul CPU Input
  • 7. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG mengirimkan sinyal digital pada modul output, namun apabila modul output tidak menerima feedback dari instrument di lapangan, maka CPU akan mengeluarkan status alarm sebagai warning. Apabila sebaliknya, maka LED pada modul output akan menyala hijau dan CPU tidak mendapatkan interupsi. Secara spesifik berdasarkan proses kerja PLC adalah sebagai 23 berikut. Gambar 1.4 Detail Diagram Proses kerja PLC HIMA H51Q HRS Dari gambar diagram diatas, dalam modul input terdapat 2 modul yang bekerja, yaitu Fold Input Module dan Coupling Module dan dalam bagan modul output terdapat Fold Output Module dan Coupling Module. Sedangkan dalam bagan CPU terdapat 3 modul yaitu Central Module, Communication Module, dan Cooprosesor Module. Sebelum memasukkan program dalam CPU melalui modul komunikasi, pertama-tama power supply modul mendistribusikan
  • 8. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG daya VDC-nya ke driver utama (CPU) dan I/O melalui channel distribution module yang akan terus dimonitor oleh power supply monitoring module. Dimana driver utama ialah CPU, berdasarkan vendor HIMA dengan tipe H51Q HRS, CPU dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni cooprosesor module, central module dan communication module. Selain itu modul I/O juga dibagi menjadi dua, yaitu fold input module dan fold output module, tapi dalam hal ini coupling module dapat diklasifikasikan sebagai salah satu bagian modul I/O karena digunakan sebagai monitoring kedua modul I/O. Coupling module akan memonitor sinyal dari I/O yang akan memberikan status warning apabila modul I/O tidak mendapatkan atau mengirimkan sinyal. 24 1.2.4. Proses Kerja pada Power Supply Saat PLC dinyalakan pertama-tama power supply akan menerima tegangan masukan sebesar 24 Volt DC dan akan mengeluarkan luaran sebesar 5 Volt DC untuk didistribusikan ke prangkat-prangkat pusat, seperti central module, modul I/O, dan pemonitor supply. Penggunaan power supply bisa diredudansi, untuk menstabilkan output maka output perangkat redundant tidak boleh memiliki perbedaan dari perangkat utama lebih dari 0,025V. Pada masukan dan luaran tegangan terdapat converter DC-DC dan fasilitas lain seperti perangkat pencegah tegangan berlebih dan pembatas arus. Power supply yang bekerja mendistribusikan 5 Volt DC dimonitoring oleh pemonitor power supply (F7131) yang didisplay-kan oleh tiga led indikator. Pemonitor power supply memiliki dua buffer batrai, dimana kedua batrai digunakan untuk central device dan perangkat redundant. Batrai penyangga ini menyangga RAM dan hardware clock hal ini dikarenakan central modul harus saling memonitor
  • 9. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG dengan menggunakan watchdog, sehingga ketika perangkat utama mengalami gagal daya atau error, watchdog yang selalu memonitor pada kedua perangkat akan mengalihkan kinerja pada perangkat redundant. Batrai buffer juga memiliki masa aktif atau life time hal ini diindikasikan ketika central modul meminta untuk mengganti batrai buffer pada F7131. 25 1.2.5. Proses Pada Central Device Berdasarkan pembagian perangkat-perangkat PLC berdasarkan fungsinya pada gambar 3.4, maka proses pada central device dibagi menjadi dua proses, yaitu proses pada central module dan cooprosesor module. A. Proses Pada Central Module Ketika power supply telah mendistribusikan tegangan 5Volt DC-nya, maka central modul akan bekerja sebagai otak utama dalam pengendalian PLC yang kemudian dibantu oleh cooprosesor dalam operasi Alogaritma. Central modul ini akan menyimpan data-data yang diterimanya pada EPROM dan CMOS-RAM (pada bagian ini komponen yang berperan sebagai CMOS-RAM adalah XCR3256XL yang digunakan dalam sistem pemrograman, masukan register, dan prediksi model timer, CMOS ini mampu menyimpan setting BIOS saat PLC dalam keadaan mati dan memiliki fungsi utama, yaitu untuk menyimpan pengaturan program, diagnosa dan info tanggal dan waktu pembuatan file meskipun central module dalam keadaan mati) dan terdapat mikroprosesor HD64180 dengan kecepatan 10Mhz (pada bagian ini, HD6140 merupakan komponen IC Zilog Z80180 yang memiliki fungsi utama dalam proses pengolahan data, pengaturan pengalamatan pada memori dan fungsi perlengkapan I/O seperti DMA, UART, dan
  • 10. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG timer dan adanya gerbang tunggu, sebuah oscillator dan channel instruksi, memiliki dua channel DMA, kontrol instruksi pada chip, dan memiliki kontrol ASCI). Pada central module terdapat dua led dan display diagnosis untuk info keluaran dari sistem, level I/O dan proyek dan terdapat fail-safe watchdog yang digunakan untuk menjaga central modul. Apabila central module mengalami error atau mengalami tripping maka watch dog akan menerima sinyal dan segera melakukan redudansi pada central module lainnya yang aktif. Central module dilengkapi dengan I/O bus untuk berkoneksi dengan input atau output modul. Saat ada masukan dari input modul maka I/O bus akan mengirimkan data pada mikroprosesor (HD64180) dan kemudian I/O bus akan mengirimkan sinyal perintah ke output modul. 26 B. Proses Pada Cooprosesor Module Secara umum cooprosesor modul memiliki tugas untuk membantu center modul dalam pengoperasian alogaritma. Terdiri dari mikroprosesor HD6140 ( pada bagian ini, HD6140 merupakan komponen IC Zilog Z80180 yang memiliki fungsi utama dalam proses pengolahan data, pengaturan pengalamatan pada memori dan fungsi perlengkapan I/O seperti DMA, UART, dan timer dan adanya gerbang tunggu, sebuah oscillator clock dan kanal-kanal instruksi, memiliki dua channel DMA, kontrol instruksi pada chip, dan memiliki kontrol ASCI, ).
  • 11. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 27 Gambar 1.5 Cooprosesor Module Secara keseluruhan mikroprosesor memiliki beberapa komponen pembantunya, yaitu mikroprosesor supervisory circuits (ADM691AA) dimana komponen tersebut memiliki fungsi sebagai kontrol monitoring power supply dalam unit mikroprosesor. Fungsi-fungsi ini terdiri dari fitur mikroprosesor reset, watch dog timer, dalam pembackupan batrai, proteksi penulisan pada CMOS-RAM dan juga untuk mengantisipasi kegagalan daya. Untuk berkomunikasi cooprosesor memiliki dua perangkat RS 485 untuk berkomunikasi dengan software dalam pengaturan baud rate hingga 57600 bps dan juga dapat diatur melaui DIP switch yang terdapat pada modul cooprosesor. Adanya komponen Zilog 5C3016VSG digunakan sebagai kontroler serial komunikasi yang memiliki beberapa fitur seperti instruksi vektor dan pensupportan DMA dan juga berfungsi untuk mentransmit dan menerima data dalam
  • 12. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG berbagai protokol. Pada cooprosesor terdapat dual port RAM untuk berkomunikasi dengan central module. 28 C. Proses Pada Ethernet Module Modul ini berfungsi sebagai komunikasi antar perangkat redundant dan menghubungkan langsung pada PC programmer. Terdapat dua koneksi dimana koneksi menggunakan RJ 48 yaitu HSR dan 10/100Base T. HSR menghubungkan perangkat utama dengan perangkat redundant atau menghubungkan satu channel dengan yang lainnya, sedangkan 10/100Base T menghubungkan antara PLC dengan terminal switch yang langsung menghubungkan dengan PC programmer. Gambar 1.6 Koneksi Pada Modul Ethernet 1.2.6. Proses Pada Modul I/O A. Pada Modul Input Modul dilengkapi hingga 16 masukan dalam satu slot. Modul ini akan mendeteksi dan menampilkan pada display led
  • 13. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG apabila mendapatkan sinyal, apabila tidak mendapatkan sinyal masukan maka led tidak akan menyala. 29 B. Pada Modul Output Modul ini akan beroperasi sebagai indikator adanya sinyal luaran yang diterima dengan membaca respon balik sinyal keluaran dari instrument di lapangan. Apabila modul tidak mendapatkan respon balik, maka akan mengirimkan indikasi pada CPU dan CPU akan memberikan status warning. 1.3. Distributed Control System (DCS) 1.3.1. Definisi Distributed Control System (DCS) merupakan perangkat sistem yang berfungsi mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk mengendalikan berbagai variable proses dan unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu control room dengan berbagai fungsi pengendalian, monitoring dan optimasi. DCS adalah sebuah sistem kontrol yang biasanya digunakan pada sistem manufacture atau proses, dimana elemen controller tidak terpusat pada central system (sistem pusat), tetapi tersebar di sistem dengan komponen sub sistem di bawah kendali satu atau lebih perangkat kontrol. Keseluruhan sistem tersebut bisa dikelompokkan menjadi sebuah jaringan untuk monitoring dan komunikasi. Kemudian untuk memahami suatu sistem kontrol pada DCS terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan loop system, sistem ini terdiri dari: 1) Alat pengukur (sensor equipment). 2) Alat kontrol untuk pengukuran proses (controller). 3) Alat untuk aktualisasi (actuator).
  • 14. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG Sistem kontrol otomatis pada awalnya berasal dari kontrol manual yang berawal dari kontrol menggunakan pneumatic. Penggunaan system pneumatic pada saat ini sangat memerlukan biaya yang besar karena pada saat penginstalasian sistem kontrol pneumatic cenderung lebih rumit dan memerlukan jalur pipa penumatik untuk satu kontrol loop. Sebelum berkembang menjadi sistem DCS, sebelumnya kontrol ini dikenal dengan nama DDC (Digital Data Control). DDC menggunakan sistem elektronik dengan system cabin area, dimana pengukuran dan kontrol diletakkan dalam satu ruangan sehingga bisa dimasukkan menjadi satu data analog yang lalu ditampilkan pada layar operator. Pada sistem DCS hasil pengukuran proses dan pengontrolan dimasukkan dalam satu sistem Control Processor Unit (CPU) yang datanya bisa langsung dilihat operator untuk tindakan yang diperlukan, pada satu loop bisa diatur langsung secara otomatis karena dalam komputer terdapat sistem pengontrolan yang diperlukan oleh proses tersebut. Sebuah DCS secara umum menggunakan komputer sebagai pengontrol (controller) dan menggunakan proprietary interconnections dan protokol untuk komunikasi. DCS memberikan banyak kemudahan untuk sebuah industri atau manufacture yang sangat variatif, diantaranya ialah : 30  Electrical power grids dan electrical generation plants  Environmental control system  Traffic signal  Water management system  Refining dan chemical plants  Pharmaceutical manufacturing
  • 15. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 31 1.3.2. Fungsi dan Cara Kerja Berikut adalah beberapa fungsi DCS :  DCS berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol suatu loop system dimana satu loop bisa menjadi beberapa proses kontrol.  Berfungsi sebagai pengganti alat-alat kontrol manual dan auto yang terpisah-pisah sehingga menjadi suatu kesatuan dan lebih mudah dalam proses pemeliharaan dan penggunaannya.  Sarana pengumpul data dan pengolahan data agar di dapat suatu proses yang benar-benar diinginkan. Filisofi DCS dalam perencanaannya yaitu :  Integration.  Distribution.  Reliability.  Opennes.  User friendlyness.  Investment security and expandibility Cara kerja DCS sebagai suatu sistem kontrol otomatis bekerja dengan cara:  Mengumpulkan data yang diterima dari lapangan berupa sinyal standar.  Mengolah data signal standar yang didapat dengan sistem pengontrolan yang berlaku sehingga bisa diterapkan untuk mendapatkan nilai yang cocok untuk koreksi signal.  Bila terdapat error atau penyimpangan data maka dilakukan koreksi dari data yang didapat guna mencapai nilai standar yang dituju.  Setelah terjadi koreksi dari simpangan data dilakukan pengukuran atau pengumpulan data ulang dari lapangan.
  • 16. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 32 1.3.3. Sinyal I/O DCS atau Instrument Masukan DCS berupa sinyal yang sesuai dengan standarisasi ISA (Industri Standard) pada umumnya I/O dapat digolongkan menjadi 4, yaitu : 1) AI (Analog Input) 2) AO (Analog Output) 3) DI (Digital Input) 4) DO (Digital Output) Dimana sinyal analog merupakan sinyal data dalam bentuk gelombang kontinyu dengan besaran yang berubah terhadap waktu yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang atau mengubah dari gelombang kontinyu menjadi gelombang diskrit. A. Analog Input Pada analog input masukan berupa arus standar dan tegangan sebesar 4-20 mA atau 1-5 VDC, sinyal ini diperoleh dari hasil konversi transmitter yang berada pada unit plant atau lapangan yang kemudian ditransfer oleh junction box menuju DCS. Berikut adalah acuan pembacaan sensor yang terjadi pada unit plant. 4mA = 0 % (Pembacaan Sensor) 12mA= 50 % (Pembacaan Sensor) 20mA=100 % (Pembacaan Sensor) Namun, dalam hal ini apabila pada pengiriman sinyal transmitter mengirimkan sinyal sebesar 0 mA, hal ini dapat di artikan oleh sensor sebagai kondisi short atau gagal operasi dan bukan error. Sehingga terdeteksi bagian plant yang bermasalah.
  • 17. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 33 B. Analog Output Analog output merupakan sinyal yang dikirimkan DCS pada modul pengolahan data atau konversi yang kemudian akan dikirimkan melalui BUS IO menuju actuator signal analog berupa sinyal kontinyu atau 4-20 mA (1-5 VDC) sesuai dengan standard analog input untuk sinyal koreksi ke actuator. C. Digital Input Digital input merupakan bagian dari DCS yang digunakan untuk mengumpulkan data digital yang hanya berupa sinyal open atau close atau logika “1” dan “0” dari sebuah modul konversi. Dimana : 1 VDC = Close atau “0” 5 VDC = Open atau “1” D. Digital Output Digital output berfungsi mengirimkan hasil konversi dari modul pengolah data atau IO modul yang berupa data sinyal digital ON-OFF pada perangkat actuator atau sensor yang berada pada plant. Dimana posisi “0” adalah OFF atau 1 VDC dan “1” adalah ON atau 5 VDC 1.3.4. Perangkat DCS Perangkat pada DCS secara umum terbagi menjadi: 1. HIS (Human Interface System) 2. FCS (Field Control Station) 3. Battery / Batrai
  • 18. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 34 Gambar 1.7 Dasar-dasar Perangkat Penyusun DCS 1. Human Interface System (HIS) Pada setiap DCS, Human Machine Instrument (HMI) pada umumnya tersusun oleh beberapa komputer. Komputer-komputer tersebut berfungsi sebagai interface antara hardware dengan user. Ada dua jenis HMI berdasarkan kegunaan yaitu operation station dan engineering station. Operation station yang biasanya berupa console komputer mempunyai fungsi mendukung pengoperasian. Untuk mendukung fungsi tersebut, operation station pada umumnya didesain dengan memperhatikan aspek ergonomis dan kemudahan penggunaan (user friendly) dikarenakan akan digunakan oleh operator dalam waktu yang lama. Sedangkan engineering station pada DCS adalah komputer yang mendukung fungsi rekayasa (engineering) komponen-komponen yang menyusun DCS yang meliputi fungsi konfigurasi dan fungsi pemrograman. 2. Field Control Station (FCS) FCS atau yang dikenal dengan control station memiliki fungsi sebagai unit kontrol untuk mengendalikan variabel-
  • 19. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG variabel terkendali pada proses. Bagian ini adalah otak utama dari DCS yang mengeksekusi dan mengkomputasi kontrol di lapangan. Kelebihan pada FCS adalah sebagai berikut :  Terhubung langsung dengan proses.  Sistem pengamanan yang tinggi.  FCS yang digunakan untuk FIO (Flexible I/O) dan RIO (Remote I/O) sudah memakai model dual redundant. Pada dual redundant terdapat dua processor yang saling berkomunikasi dan V net coupler (VL net coupler), modul power supply, modul bus interface dan bus coupler, juga node bus. 35 Berikut ialah perangkat penyusun FCS : A. CPU (Central Unit Processor). B. Bus Coupler. C. Catu Daya (Power Supply Unit). D. V net/IP. E. Battery / Batrai. F. Modul masukan dan luaran (I/O Modules).
  • 20. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 36 Gambar 1.8 Nama-nama Unit Perangkat Pada FCS Gambar 1.9 Field Control Station dengan IO Modul
  • 21. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 37 3. Battery/ Batrai Pada DCS terdapat berbagai fungsi batrai, salah satunya terdapat pada BCV, FCS dan CGW. Namun kegunaannya sama yaitu untuk melakukan back up data pada processor selama terjadi kegagalan pada daya. 1.3.5. Perangkat Penyusun Field Control Station (FCS) A. Central Processor Unit (CPU) Control Processor Unit merupakan suatu perangkat penyusun yang memiliki proses kerja seperti kalkulator, dimana CPU berfungsi melakukan proses aritmatika dan logika terhadap data yang diambil dari memori atau masukan data dari hardware.  Processor Card Prosesor card berfungsi menampilkan kalkulasi pengontrolan sebaik memonitor CPU dan power supply-nya sendiri.
  • 22. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 38 Gambar 1.10 Processor Card B. Coupler Coupler merupakan perangkat yang digunakan untuk menghubungkan sebuah bus komunikasi dengan yang lainnya tanpa ada instruksi dalam power supply dan tanpa menimbulkan bahaya.  V net coupler Unit V net coupler ini berfungsi menerima/mengirim komunikasi pada V net dan mengawasi komunikasi dari processor card ke V net.
  • 23. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 39  RIO Bus Coupler Unit Unit RIO Bus coupler memasangkan card interface bus RIO yang terpasang di FCU pada RIO bus dengan modulasi dan demodulasi sinyal.  ESB Bus Coupler Unit ESB bus coupler memasangkan card interface bus ESB yang terpasang dalam FCU pada bus ESB dengan modulasi dan demodulasi sinyal. C. Power Supply  Power Distribution Board Power Distribution Board menerima power supply yang telah ditentukan pada terminal masukan dan keluaran power supply melalui filter dari noise ke koneksi keluaran power supply. Gambar 1.11 Power Distribution Board  Power Supply Secara umum power supply berfungsi untuk menghasilkan daya yang kemudian akan disistribusikan
  • 24. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG pada power distribution board dan perangkat-perangkat lainnya. 40 D. V net/ IP Vnet/IP menerima jaringan kontrol high-speed ketika menyesuaikan pada IEEE802.3 dan standarisasi komunikasi TCP/IP. Vnet/IP didesain sebagai jaringan rangkap (duplexed network). Jaringan rangkap menyambungkan komunikasi terbuka dengan menggunakan dua sistem komunikasi dari bus 1 dan bus 2, dan standar protocol yang bermacam-macam dari kontrol komunikasi dan Ethernet. Ketika mengkonfigurasi sebuah jaringan, perangkat ini dapat digunakan secara komersil bagi perangkat komunikasi Ethernet. Gambar 1.12 Koneksi Jaringan V net/IP  Koneksi Jaringan V net/ IP Bagian ini menjelaskan koneksi yang beragam untuk mengatur jaringan Vnet/IP dan status komunikasi dari kontrol bus. 1. Koneksi dari perangkat dalam domain V net/IP.
  • 25. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 41 2. Koneksi antara domain V net/IP. 3. Status Bus Vnet/IP. 4. Koneksi dengan domain kontrol bus lainnya.  Koneksi dari Perangkat dalam Domain V net/IP Perangkat-perangkat dalam domain V net/IP terkoneksi dalam jaringan star menggunakan 2 layer saklar dari Gbps sebagai central device. Karena dirangkapnya V net/IP dibagi menjadi sub net independen dari tiap bus, sangat perlu untuk memasang atau menggunakan sebuah layer 2 saklar dalam tiap bus. Gambar 1.13 Koneksi perangkat pada V net/IP  Koneksi Antara Domain Vnet/IP Secara komersil tersedia layer 3 saklar yang digunakan untuk mengkoneksikan antara domain Vnet/IP. Instalasi layer 3 saklar dalam tiap bus dari Vnet/IP bus rangkap.
  • 26. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG Dengan menggunakan line yang diizinkan sebagai jalan transmisi antara domain koneksi broadband dapat dilakukan. 42 Gambar 1.14 Tipe Domain Koneksi Pada Vnet/ IP Berikut adalah tiga tipe koneksi antara domain V net/IP : bi-directional, hierarchial dan bridge connection (koneksi jembatan).  Koneksi Bi-directional Tipe koneksi tidak dibedakan antara hubungan paling bawah (lower) dan paling atas (upper) dengan domain V net/IP. Tipe koneksi ini dapat dibentuk dengan mengatur domain paling bawah (lower) untuk tidak menerima pesan dari FCS, HIS dan frame komunikasi FCS TCP dari domain paling atas, tapi domain paling atas dapat menerimanya dari domain paling bawah (lower).
  • 27. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 43  Koneksi Hierarchial Koneksi tipe ini membedakan hubungan bagian teratas (upper) dan bagian terbawah (lower) dengan domain Vnet/IP. Tipe koneksi ini dapat dibentuk dengan mengatur domain tebawah untuk tidak menerima pesan dari FCS, HIS, dan frame komunikasi FCS TCP dari domain terbawah, tapi domain teratas dapat menerimanya dari domain terbawah.  Koneksi Bridge Koneksi tipe ini menjamin independen dari domain. Tipe koneksi ini dapat dibentuk dengan mengatur domain untuk tidak menerima pesan FCS, HIS, dan frame communication FCS TCP dari domain lainnya dan dengan mengatur waktu grup pada “0” untuk tidak megerjakan waktu sinkronisasi.  Status Bus Vnet/IP Status bus Vnet/IP menunukkan status komunikasi dari stasiun dalam semua domain yang terkoneksi pada sebuah jaringan V net/IP sebagaimana perangkat-perangkat terkoneksi sepanjang domain. Status V net/IP merefleksikan dalam dialog box Display Status Network. Jika status komunikasi bus berubah, maka luarannya pada sebuah sistem HIS adalah pesan alarm. E. Battery / Batrai Pada bagian unit batre, bagian ini berfungsi untuk mem-back up atau menyimpan memori pada processor card selama terjadi kegagalan pada daya.
  • 28. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 44 Gambar 1.15 Batrai Pada Salah Satu Bagian DCS F. Modul I/O 1. Nest Module I/O modul nest digunakan untuk memasang modul-modul I/O secara multiple.  AMN11 Gambar 1.16 Penampang Depan dan Belakang AMN11 4. CN1 adalah membantu tegangan luaran yang digunakan untuk mengeluarkan sinyal antara 1V dan 5VDC pada recorder. CN1 memerlukan kabel yang dikususkan untuk Model AKB301. Konektor ini bisa digunakan untuk contoh dengan mengkoneksikannya ke blok (TE16), ini adalah koneksi
  • 29. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG pada sebuah recorder (penyimpanan data), dengan mode kabel AKB301. Cara mengkoneksikan bisa dilakukan antara jaringan I/O modul dan penyimpanan data. 45  AMN12 Model AMN12 digunakan pada pemrosesan sinyal high-speed.  Nest Model AMN31 untuk Modul I/O Terminal Modul multiplexer dan modul digital I/O (tipe terminal) bisa diinstal pada jaringan terminal modul I/O, meskipun begitu, tidak bisa diinstal pada jaringan yang sama. Gambar 3.17 Nest Model AMN31  Nest Model AMN32 untuk Modul I/O Konektor Tegangan modul input multiplexer (tipe konektor) dan modul I/O digital (Tipe Konektor) bisa diinstal dalam konektor jaringan modul I/O.
  • 30. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 46 Gambar 3.18 Nest Model AMN32  Nest Model AMN33 untuk Modul I/O Komunikasi Modul komunikasi diinstal pada modul jaringan komunikasi. Gambar 3.19 Nest Model AMN33  Nest Model AMN34 untuk Modul I/O Kontrol Analog Multipoint Kontrol modul I/O analog multipoint dipasang pada jaringan untuk modul kontrol I/O analog.
  • 31. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 47 Gambar 3.20 Nest Model AMN34  Nest Model AMN51 untuk Card Communication Kartu komunikasi dapat dipasang pada kartu komunikasi jaringan. Hingga dua modul komunikasi bisa diinstal dalam satu jaringan. Gambar 3.21 Nest Model AMN51  Nest Model AMN52 untuk Modul Communication (untuk PROFIBUS-DP) Modul komunikasi dapat dipasang dalam jaringan modul komunikasi. Hingga empat modul dapat diinstal dalam satu jaringan.
  • 32. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 48 Gambar 3.22 Nest Model AMN52 2. I/O Module  Analog Module Modul masukan dan keluaran sinyal analog dan sinyal-sinyal terkonversi. Sejak tipe dan batas sinyal software I/O dispesifikasikan, tanpa kontrol atau knob ditemukan pada modul ini. Gambar 3.23 Analog I/O module Tabel 3.1 Macam-macam Modul I/O Analog
  • 33. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 49 1) Modul Masukan Tegangan/Arus Model AM10 Ketika modul secara keseluruhan mengkonversikan standar sinyal masukan (1-5v) atau sinyal dari dua kabel transmitter (4-20mA). 2) Modul Masukan Tegangan/Arus Model AAM11/AAM11B Ketika modul secara keseluruhan mengkonvert standarisasi masukan sinyal (1-5v) atau sinyal dari dua kabel transmitter(4-20mA), benda ini dapat menerima batasan yang besar dari tipe sinyal lainya. 3) mV, Thermocouple, dan Pendeteksi Temperatur Resistant (RTD) Masukan Modul Model AAM21/AAM21J Benda ini mengkonversikan sinyal masukan dari mV, thermocouple, pendeteksi resistansi temperature (RTD) atau rheostat ysng terselip. Untuk menggunakan model AAM21/AAM21J dengan masukan thermocouple, pengimbangan temperature modul (unit RJC, untuk yang terpisah) diperlukan. Gambar 1.24 Penampang Luar dari Modul Kompensasi Suhu Ketika menggunakan sebuah SPBD stasiun manual, koneksikan stasiun dengan kabel AKB311 pada modul keluaran AAM50, modul keluaran tegangan/arus model AAM51 pada stasiun menggunakan kabel AKB311.
  • 34. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 50 Gambar 1.25 Kabel AKB311 4) Modul Tegangan/Arus Keluaran Model AAM50 Mengkonversikan dan mengeluarkan arus yang berbeda-beda antara 4-20mA. Model AAM50 dapat digunakan pada skematik dual-redundant. 5) Modul Tegangan/Arus Keluaran Model AAM51 Mengkonversikan dan mengeluarkan arus yang berbeda diantara 4-20mA dari jenis-jenis tegangan antara 0 hingga 10 v. Arus keluaran model AAM51 bisa digunakan pada skematik dual-redudansi. Ketika model AAM50, AAM51 dapat diseting pada mode keluaran arus, spesifikasi dual-redudansi menjadi mungkin. Ketika dua model AAM50, AAM51 dipasang dalam slot berurutan dimulai dengan nomer ganjil (1 -2, 3-4,. . . 13-14, 15-16), kedua model harus diatur pada spesifikasi dual-redudansi. Ketika menjadi dual-redudant, keluaran harus tetap, dengan demikian, urutan terminal A dan C harus terkoneksi (lihat gambar dibawah). Kotak pendek untuk men-jumper dua terminal dapat dilakukan dengan bagian nomer pada A1534JT. Sebuah AAM50 dan sebuah AAM51 tidak dapat dibentuk dari pasangan dual-redudant.
  • 35. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 51 Gambar 1.26 Dual Redundant Luaran Arus 6) Pulsa Masukan Modul Model APM11 Modul ini menerima dan menghitung pulsa yang terhubung, arus dan tegangan pulsa dari medan. Modul ini juga membawa konversi sinyal luaran untuk mengisolasi hubungan pulsa transistor, dan luarannya sebagai luaran auxsiliar. Modul ini memiliki power supply internal untuk transmitter yang terisolasi dari instrument power supply. Beban resistansi di atur dengan fungsi pembangkit system agar sejalur dengan spesifikasi transmitter. Setelah bentuk gelombang dari pulsa masukan, photo coupler mengekstrak isolasi I/O dan mengeluarkannya. Seperti yes/no dari masukan filter dapat dipilih dari pembangkit fungsi system, hal ini dapat digunakan untuk menerima sinyal dalam jumlah yang besar dari (chattering), seperti kontak relay. Keluaran transistor merupaka keluaran rangkaian terbuka. Ketika level tegangan dari input sinyal tinggi “1”, maka luaran transistor akan non-aktif, ketika low “0”, maka akan aktif. Gambar menunjukkan koneksi dari maskan pulsa pada terminal masukan.
  • 36. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 52  Modul Kontrol Analog I/O Multipoint Kontrol modul analog I/O multipoint memungkinkan memultiplekserkan 8 poin 1 – 5 VDC analog ke sinyal digital untuk masukan, dan memungkinkan me-multiplexer-kan 8 poin sinyal digital kedalam sinyal analog 4-20mADC untuk luaran secara berurutan. Gambar 1.27 Modul I/O Analog Konektor Kontrol Multipoint AMC80 memungkinkan untuk dipergunakan pada perangkat berikut. Perangkat yang kompatibel dengan produk YOKOGAWA card MAC2 cocok diaplikasikan dengan AMC80. 1) MHM μXL nest pengkondisi sinyal untuk kontrol I/O. 2) MCM μXL papan terminal untuk kontrol I/O. 3) ENM CENTUM-XL nest pengkondisi sinyal untuk kontrol I/O. 4) ECM CENTUM-XL papan terminal untuk kontrol I/O.
  • 37. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 53 Tabel 3.2 Keterangan dan Pengaturan Tiap Modul
  • 38. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 54 Tabel 3.3 Keterangan dan Pengaturan Tiap Modul  Digital Module Digital I/O modul diatur dengan unit kartu dan unit terminal lainnya atau unit konektor. Masukan dan luaran digital I/O 16 atau 32 poin sinyal dan mengkonversi sinyal. Sejak tipe atau sinyal I/O sinyal telah diset, tidak ada modul dan knob yang ditemukan pada modul ini. Tabel dibawah menunjukkan tipe-tipe dari modul I/O.
  • 39. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 55 Tabel 3.4 Tipe-tipe Modul I/O Digital  Communication Module Modul komunikasi ini terkoneksi pada sub sistem (PLC dan sistem lainnya) untuk FCS yang melalui serial sirkuit komunikasi dan membawa kontrol keluar dan memonitor mereka. Fieldbus Communication Module digunakan untuk mengkoneksikan perangkat fieldbus dengan interface modul. Sebuah unit tunggal atau modul komunikasi diatur dari panel depan dan unit kartu, dan tidak bisa dinon-aktifkan. Berikut adalah nama-nama modul komunikasi : 7) Model ACM11 RS-232C Modul Komunikasi. 8) Model ACM12 RS-422/RS-485 Modul Komunikasi. 9) Model ACF11 Modul Komunikasi Fieldbus. 10) Model ACP71 PROFIBUS-DP Modul Komunikasi.
  • 40. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 56 Gambar 1.28 Modul Konektor Komunikasi Tampak Depan Gambar 1.29 Modul Konektor Komunikasi  Communication Card Kartu komunikasi digunakan untuk mendeteksi tujuan umum komunikasi dari medan stasiun kontrol dan sub sistem melalui serial links, jadi sub sistem dapat dikontrol atau dimonitor. Modul Ethernet modul komunikasi ACM71 menerima/mengirim data dari/ke sub sistem seperti MELSEC melalui Ethernet. 1) ACM21 : RS-232C Kartu Komunikasi. 2) ACM22 : RS-422/RS-485 Kartu Komunikasi. 3) ACM71 : Modul Komunikasi Ethernet.
  • 41. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 57 Gambar 1.30 Card Konektor Komunikasi  Modul I/O Relay Relay dipasang dalam unit terminal, dan bisa ditempatkan tanpa me-non aktifkan modul. Masukan relay memiliki power supply internal 24 VDC untuk masukan dari luar untuk masukan. Masukan sinyal adalah common. Semua 16 relay keluaran poin terisolasikan. Kedua masukan dan keluaran modul memiliki LED display lampu yang mendisplaykan status on/off.  Modul Multiplexer Modul multiplexer, terdiri dari sepasang terminal atau konektor dan unit kartu, mengkonversikan sinyal yang
  • 42. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG dating hingga 16 poin atau keluaran sinyal atara 4 dan 20 mA. Diterimanya masukan termasuk tegangan DC, beda potensial dari tegangan DC, dan sinyal dari mV, thermocouple, RTD, dan transmitter dua pengkabelan. Sejak tipe dan batasan dari sinyal I/O adalah system pembangkit pulsa, tidak ada kontrol atau knob yang ditemukan pada modul ini. 58 1.3.6. Sistem Komunikasi Pada DCS A. CGW (Communication Gateway Unit) Pada perangkat komunikasi, sistem yang digunakan adalah sistem dengan CGW (Communication Gateway Unit). Centum VP pada PT Kaltim Methanol Industri menggunakan komunikasi CGW karena merupakan ekspansi dari Centum CS 3000 dengan sistem CGE, sistem ini terdiri dari dual-redundant V-net dan single V-net.
  • 43. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 59 Gambar 1.31 Contoh Sistem Komunikasi Pada DCS (Vendor YOKOGAWA, Tipe CS 3000) 1.3.7. Proses Pada DCS Secara dasar kontrol pada DCS menyerupai sistem kontrol pada PLC, hanya saja perbedaan terletak pada modul-modul yang digunakan. Hal ini di sebabkan adanya penggunaan display keseluruhan sistem plant dan juga komunikasi pada DCS. Selain terkoneksi pada HMI (Human Machine Interface), DCS juga membawahi kinerja sistem PLC, selain dalam hal pemrograman dari segi komunikasi pun kompleks. Digunakannya modul-modul I/O pun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu digital dan analog.
  • 44. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG Secara mendasar bagian pada DCS tersusun atas HIS (Human Interface System), FCS (Function Control System) dan battery atau batrai. A. Proses Pada Human Interface System (HIS) Pada bagian ini proses dititik beratkan pada bagaimana agar sistem dapat termonitor dengan baik pada computer dan ditampilkan pada windows user engineer. Dengan perangkat yang memadai seperti keyboard dan layar display, maka variable-variabel masukan atau luaran dapat dikontrol dengan baik. Display pada HIS berasal dari data-data pada FCS yang dikirimkan melalui jaringan Vnet/IP. Vnet mengirimkan dan menerima data dari processor card yang kemudian akan dikirimkan pada Vnet/IP selanjutnya, HIS, dan bahkan router. 60 Gambar 1.32 Sistem Pada Vnet/IP Network
  • 45. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 61 B. Proses Pada Field Control Station (FCS) FCS merupakan otak utama dari sistem DCS, pada unit ini terjadi proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan pengiriman data pada V net/IP. Tiap vendor DCS memiliki modul yang berbeda-beda, pada vendor YOKOGAWA FCS secara dasar tersusun atas CPU (Central Processor Unit), power supply (power supply dan battery), perangkat komunikasi (bus coupler dan Vnet/IP) dan modul I/O. Gambar 1.33 Detail Single FCS (Field Control System) Pertama-tama power supply mendistribusikan dayanya pada tiap perangkat di FCS. Setelah itu sinyal yang telah di standarisasikan dari lapangan atau pun PLC (jika membawahi PLC) masuk kedalam modul input, sinyal yang masuk kedalam modul input akan diubah menjadi masukan digital dan akan diolah pada CPU. Di unit CPU data akan diolah dan disimpan dalam memori. Kemudian, dari CPU perintah-perintah selanjutnya akan
  • 46. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG dikirmkan pada modul output dalam bentuk sinyal yang telah distandarisasikan menjadi sinyal analog. Communication device akan mengirimkan data-data berupa variable masukan dan luaran. Perangkat communication device ialah V net/IP atau VL net/IP tergantung pada sistem yang dipakai dan kecocokan perangkat pada DCS. CPU berhubungan dengan communication device menggunakan bus coupler, begitu juga communication device berhubungan dengan HIS. Selain HIS, communication device berhubungan dengan perangkat lainnya seperti L3SW, router, dan Ethernet. 62 Gambar 1.34 Hubungan Communication Device C. Proses Pada Batrai Ketika terjadi kegagalan pada daya DCS, maka battery secara otomatis akan mendeteksi dan men-supply daya pada hardware dalam FCS (Field Control Station).
  • 47. PT Kaltim Methanol Industri POLITEKNIK NEGERI MALANG 63 DAFTAR PUSTAKA Wijaya, Surya Pandu. 2013. Sistem Kendali Terdistribusi. Malang : Politeknik Negeri Malang. Ali, Muhammad M.T. 2012. Konsep Dasar Sistem Kendali Terdistribusi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Ali, Muhammad M.T. 2010. Sistem Kontrol Terdistribusi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. G Jania. 1997. Loop Diagram Datasheet. YOKOGAWA LURGI.