SlideShare a Scribd company logo
Alat indera kita berfungsi sebagai
 reseptor atau penerima rangsangan
 setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan
  tertentu saja, misalnya mata untuk merespon
  rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra
  pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
SISTEM INDERA MANUSIA
   Eksoreseptor  sel-sel reseptor khusus pada indera untuk
   mengenali perubahan lingkungan luar
1. INDERA PEMBAU
 Hidung  indera pembau pada manusia.
 Hidung merupakan indera khusus yang terletak di dalam
   rongga hidung.
 daerah sensitif indera pembau terletak di bagian atas
   rongga hidung
 Struktur : sel penyokong berupa sel epitel dan sel pembau
   yang berupa neuron sebagi reseptor
Struktur indera pembau terdiri dari :
 Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
 Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai
  reseptor.
 Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas
  kimia (kemoreseptor).
  Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa
  rambut yang terletak pada selaput lendir hidung,
  sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson
  membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus
  olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan
  masuk ke dalam otak manusia.
Struktur indera pembau
Kelainan indera pembau
 Salah satu kelainan pada indera pembau adalah Anosmia.
 Akibat kelainan Anosmia ini indera pembau kita dapat kehilangan
  sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau
  dari sesuatu benda atau zat tertentu.

  Anosmia dapat disebabkan oleh :
 Penyumbatan rongga hidung akibat pilek.
 Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.
 Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
 Gangguan pada saraf olfaktori.
 Rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-
  bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah
  mukosa hidung terpapar dengan allergen (zat yang menyebabkan
  alergi pada orang-orang tertentu).
2. INDERA PENGECAP
 Indera pengecap pada manusia adalah lidah.
 Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan
  nyeri.
 Pada permukaan lidah terdapat tonjolan kecil yang disebut papila,
  sehingga permukaan lidah terlihat kasar.
 Indra pembau dan pengecap mempunyai hubungan, jika terjadi
  gangguan pada indra pembau maka kita tidak dapat mengecap
  dengan baik.
 Berdasarkan bentuknya papila dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
   1.  Papila filiformis
       adalah Papila yang berbentuk pada seluruh permukaan lidah.
       Pada epitel papila jenis ini tidak mengandung puting kecap (perasa).
   2. Papila fungiformis
       adalah Papila yang berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, papila
       ini terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
   3. Papila sirkumvalata
       adalah Papila yang bentuknya seperti huruf v terbalik dan terdapat
       pada pangkal lidah.
Di dalam setiap papila terdapat banyak tunas pengecap
 atau kuncup pengecap.
 Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel yaitu sel
 penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel
 pengecap yang berfungsi sebagai reseptor dan memiliki
 tonjolan seperti rambut yang keluar dari tunas pengecap.
Setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal
 terhadap salah satu rasa.
Tunas pengecap dapat membedakan empat macam rasa,
 yaitu rasa manis, rasa pahit, rasa asam, dan rasa asin.
Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada tenggorok
 dan langit-langit rongga mulut.
Gambar struktur lidah
3. INDERA PENGLIHATAN
 Alat indera penglihat pada manusia adalah mata.
 Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor karena mata sangat
   peka terhadap rangsangan cahaya.
 Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan
   sinar dan warna.
 Terdapat alat tambahan yang terdiri dari :
1. Alis mata
 Terdiri dari rambut kasar melintang di atas mata
 berfungsi untuk mempercantik wajah dan melindungi mata dari
   keringat yang mengalir dari dahi.
2. Bulu mata
 Merupakan barisan rambut yang terdapat pada ujung kelopak mata
 berfungsi melindungi bola mata dari masuknya debu dan partikel.
 Pada bulu mata terdapat kelenjar sebasea(kelenjar minyak) yang
   disebut kelenjar zeis, terletak pada akar bulu mata.
 Infeksi pada kelenjar sebasea disebut bintik (hordeolum).
3. Otot penggerak bola mata
 Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang
   menghubungkan bola mata dengan tulang di sekitarnya.
   Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior,
   rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal).
   Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot
   obliq bawah (inferior).
 Otot ini berfungsi untuk menggerakkan bola mata,
   sehingga mata dapat mengerling ke kanan, kiri, atas, dan
   bawah.
 Gerakan bola mata berada di bawah kesadaran.
4. Kelopak mata
 Kelopak mata terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata
    atas dan kelopak mata bawah, berfungsi melindungi bola
    mata dari kerusakan. Mulai dari dalam menuju ke arah
    luar
 kelopak mata terdiri atas lima lapis, yaitu:
1. konjungtiva, adalah selaput lendir yang melapisi bagian
    dalam kelopak mata dan melapisi juga permukaan bola
    mata.
2. Kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak
    untuk mencegah pelekatan kedua kelopak mata.
3. Lapisan tarsal, yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat
    untuk menunjang kelopak mata.
4. Otot orbikularis okuli, yaitu otot yang berfungsi
    menutup bola mata.
5. Jaringan ikat.
5. Kelenjar air mata (aparatus lakrimalis)
 Kelenjar air mata letaknya disudut lateral atas pada rongga
   mata
 berfungsi untuk menghasilkan air mata. Dari kelenjar ini
   keluar kurang lebih dua belas duktus lakrimalis, yaitu
   saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju ke
   konjungtiva kelopak mata atas.
6. BOLA MATA




 Bola mata manusia berdiameter kira-kira 2,5 cm dengan 5/6
  bagian nya terbenam dalam rongga mata dan hanya 1/6
  bagiannya saja yang tampak dari luar dengan bagian depan
  yang bening.
 Bola mata bagian luar tersusun atas lapisan jaringan ikat yang
  berwarna putih dan kuat yang disebut sklera dan lapisan dalam
  mempunyai pigmen tipis dan banyak pembuluh darah yang
  disebut koroid.
 Fungsi bola mata, untuk membentuk bayangan dari benda
   yang dilihat, kemudian retina membentuk impuls yang
   dijalarkan ke saraf otak II, terus ke otak untuk
   diinterpretasikan sebagai penglihatan
Bola mata terdiri dari 3 lapisan :
1. Tunika fibrosa
2. Tunika vaskulosa (uvea)
3. Tunika nervosa (retina)
1. Tunika fibrosa (lapisan luar)
A. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan
     mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola
     mata
B.   Kornea : membantu memfokuskan bayangan
     benda pada retina
    tidak mengandung pembuluh darah tetapi
     mengandung banyak serabut saraf.
    Memiliki selaput pelindung  konjungtiva
    Pada batas kornea dan sklera terdapat kanalis
     schlemn, berfungsi untuk menyerap kembali
     cairan aqueous humor bola mata
2. Tunika vaskulosa (uvea)
 Merupakan lapisan tengah bola mata, terdiri dari :
Koroid
 lapisan tengah, megandung banyak pembuluh darah dan pigmen (warna
    hitam atau cokelat pada bola mata)
 Koroid berfungsi memberi zat makanan pada sel-sel retina
 Dalam lapisan koroid terdapat :
 Iris (selaput pelangi)
 Mengandung banyak pembuluh darah dan pimen
 Jumlah pigmen menentukan warna bola mata
 Berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil (dilakukan oleh otot
    sfingter)
 Dalam iris terdapat :
    - otot dilator pupil, berfungsi untuk mempelebar pupil
    - otot sfingter, berfungsi untuk memperkecil diameter pupil
 Pupil
 Terdapat ditengah-tengah iris
 Berfugsi untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk ke mata
3. Tunika nervosa (retina/selaput jala)
terdapat :
1. LENSA MATA
 Lensa berada di tempat tersebut karena di kelilingi oleh ligamentum
   suspensorium (jaringan yang mengikat lensa pada tempatnya)
 Lensa mata di bagi menjadi 2 :
1. ruang antara kornea dengan lensa (ruang muka)  berisi aqueous
   humor, yang berfungsi menjaga bola mata serta memberi nutrisi
   untuk kornea dan lensa
2. ruang belakang lensa (ruang belakang)  berisi vitreus humor, yang
   berfungsi untuk menyokong struktur lensa dan bola mata/
   mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar tetap bundar dan
   tidak kempes
 Lensa berbentuk cembung, bersifat transparan, dan terdiri dari
   lapisan serat protein
 Bila lensa menjadi keruh, akan mengganggu penglihatan  katarak
2.   Bintik kuning : banyak mengandung saraf sehingga sangat peka
     untuk menerima sinar.
3.   Bintik kuning banyak mengandung sel basilus dan sel konus
4.   Bintik buta : tempat masuk dan berbeloknya berkas saraf menuju
     ke pusat saraf
5.   Cairan pengisi rongga : aqueous humor dan vitreous humor
     Retina juga mengandung sel-sel fotoreseptor (penerima cahaya)
     yang terdiri atas :
    Bacillus (batang)
    Menerima rangsangan cahaya dengan intensitas lemah dan tidak
     dapat membedakan warna, kecuali warna jingga
    Berjumlah 125 sel
    Mengandung rodopsin (vit. A dan protein) (warna jingga)
2.   Conus (kerucut)
    Menerima rangsangan cahaya dengan intensitas kuat dan bisa
     membedakan warna
    Berjumlah 6,5 juta sel
    Mengandung lodopsin (retinin dan opsin)
    Ada tiga lodopsin, yaitu merah, hijau dan biru
Tahap-tahap terbentuknya bayangan pada mata
Mata kita dapat melihat suatu benda bila menerima
  cahaya. Adapun tahap-tahap terbentuknya bayangan pada
  mata adalah : cahaya masuk ke dalam mata melalui lubang
  pupil, pertama cahaya menembus kornea, aqueous humor,
  lensa, dan viterus humor sehingga bayangan jatuh tepat
  pada retina. Kemudian retina membentuk impuls yang
  dijalarkan ke saraf otak II , lalu ke otak untuk di
  interpretasikan sebagai penglihatan.
  Rangsangan cahaya  kornea  aqueus humor
  lensa  vitreou humor  retina (fotoreseptor) 
  saraf  otak  kesan melihat
GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN
1.   Hipermetropi rabun dekat, karena lensa mata terlalu pipih sehingga
     bayangan jatuh di belakang bintik kuning.
     Mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak jauh
     Di bantu dengan lensa cembung (+)
2.   Miopi  rabun jauh, karena lensa mata terlalu cembung sehingga
     bayangan jatuh di depan bintik kuning
     Mata hanya mampu melihat jelas pada jarak dekat
     dibantu dengan lensa cekung (-)
3.   Presbiopi  mata tua, karena daya akomodasi terlalu lemah
4.   Astigmatisma  lengkungan permukaan kornea tidak rata sehingga
     kabur dalam penglihatan
5.   Rabun senja  disebabkan oleh kekurangan vitamin A
6.   Katarak  cacat mata akibat pengapuran pada lensa
7.   Buta warna
     Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat
     menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-
     warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna
     tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
8. Mata juling (Strabismus)
 keadaan kedudukan kedua bola mata dimana sumbu penglihatannya
   tidak sejajar.
 Bila satu mata melihat kearah benda yang menjadi pusat perhatiannya
   maka mata satunya menyimpang kearah lain.
 Arah penyimpangan tersebut ada yang kearah hidung (esotropia),
   kearah pelipis (exotropia), kearah atas atau kearah bawah
   (hypertropia), bahkan ada yang berputar.
4. INDERA PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN
GAMBAR STRUKTUR TELINGAN MANUSIA
BAGIAN-BAGIAN TELINGA DARI LUAR KE DALAM

1. TELINGA LUAR
 Berfungsi untuk menangkap bunyi
 Terdiri dari :
  - daun telinga (pinna)
  - saluran telinga luar
  - gendang telinga (membrana timpani)
2. TELINGA TENGAH
 Berfungsi untuk mnghantarkan bunyi
 Terdiri dari :
   - terdapat tiga tulang, yaitu :
   1. tulang martil (maleus)
   2. tulang landasan (incus)
   3. tulang sanggurdi (stapes)
   - saluran Eustachius, berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan
   udara telinga tengah dengan lingkungan
3. TELINGA DALAM (LABIRIN)
terdiri dari :
1. Koklea (rumah siput)  sebagai reseptor pendengaran
2. Saluran semisirkularis (saluran setengah lingkaran) dan vestibula  sebagai
   reseptor keseimbangan (gravitasi)
3. Organ korti  mengubah getaran suara menjadi impuls
4. Tingkap oval  penghubung vetibula dengan tulang sanggurdi
5. Tingkap bulat  penghubung telinga tengah dan dalam
 Pada telinga terdapat 24.000 alat korti
 Telinga manusia dapat mendengar bunyi 20-20.000 Hertz

        TELING SEBAGAI INDERA KESEIMBANGAN
                        (EKUILIBRIUM)
 Indra keseimbangan merupakan indra khusus yang
  terletak di dalam telinga
 Indra keseimbangan secara struktural terletak dekat
  indera pendengaran, yaitu bagian belakang telinga dalam
  yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus, serta
  kanalis semisirkularis
 Struktur tersebut berfungsi dalam pengaturan
  keseimbangan dari saraf otak VIII
 Saraf otak VIII mengandung dua komponen, yaitu
  komponen pendengaran dan komponen keseimbangan
INDERA SEBAGAI INDERA PENDENGARAN
 Telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara
 Gelombang suara  suatu perubahan rapatan dan
  renggangan molekul udara yang disebabkan oleh
  bergetarnya suara benda
 Keras lemahnya suara bergantung pada besarnya getaran
  (amplitudo)
 Tinggi rendahnya suara bergantung pada frekuensi
 Proses mendengar sebagai berikut :
  getaran suara  saluran pendengaran  membrana
  timpani (gendang telinga)  tulang martil  tulang
  landasan  tulang sanggurdi  tingkap bulat  cairan
  pada koklea bergetar  ujung saraf  otak  timbul
  persepsi suara
GANGGUAN PADA INDERA PENDENGARAN
Ada 2 macam jenis gangguan pendengaran :
1. Tuli konduktif
 tuli karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea
 penyebabnya antara lain kerusakan tulang pendengaran, kotoran yang
   menumpuk di dalam saluran telinga luar atau peradangan telinga
   tengah
 Dapat diatasi dengan operasi atau dapat pula dibantu dengan
   menggunakan alat pendengaran elektronik
2. Tuli saraf/ tuli neuron sensorik
 Jika ada kerusakan pada organon korti, saraf VIII, ataupun korteks
   otak daerah pendengaran
 Penderita tuli ini memerlukan bantuan yang lebih rumit. Salag
   satunya dengan implantasi koklea atau telinga artificial (buatan) yaitu
   dengan menempatkan milrofon di telinga
5. INDERA PERABA
Gambar struktur kulit :
 Kulit terdiri dari
1. lapisan luar yang disebut epidermis
 Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
 Epidermis tersusun atas empat lapis sel.
1. Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.
 Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk
    kelenjar keringat dan akar rambut.
 Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan
    dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.
 Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut.
 Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi
    tegak.
2. Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi
    keras dan kering.
 Sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).
 Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
3. Lapisan yang transparan disebut stratum lusidum
4. Lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum
    korneum.
2. Lapisan dalam (dermis)
 Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan
  penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna
  putih dan serat yang berwarna kuning.
 Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit
  dapat mengembang.
 Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak
  yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi
  bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
 terletak di kulit, ada yang ujung sarafnya bebas
   ada yang berselubung (disebut saraf korpuskel)
Macam-macam reseptor pada kulit ;




 Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
  tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang
  peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta
  pengatur suhu tubuh.

More Related Content

What's hot

Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaSistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Rinda Hendrika
 
Kuliah vii
Kuliah viiKuliah vii
Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingtur
asyaffa
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
Yulinda Kartika
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 
Indra pengecap
Indra pengecap Indra pengecap
Indra pengecap
Andina Widhayanti
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
RezkyNurAziz
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
Lia Oktaviani
 
glikosida
glikosidaglikosida
glikosida
Arnold Nathaniel
 
Studi kasus parkinson disease
Studi kasus parkinson diseaseStudi kasus parkinson disease
Studi kasus parkinson disease
anna maria manullang
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
Wayan Permadi
 
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
ALLKuliah
 
Chapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidratChapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidrat
Asyifa Robiatul adawiyah
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
Sapan Nada
 
PPT Toksikologi Nefrotoksik
PPT Toksikologi Nefrotoksik PPT Toksikologi Nefrotoksik
PPT Toksikologi Nefrotoksik
Hani Ani
 

What's hot (20)

Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaSistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
 
Kuliah vii
Kuliah viiKuliah vii
Kuliah vii
 
Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingtur
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Indra pengecap
Indra pengecap Indra pengecap
Indra pengecap
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
 
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
 
glikosida
glikosidaglikosida
glikosida
 
Studi kasus parkinson disease
Studi kasus parkinson diseaseStudi kasus parkinson disease
Studi kasus parkinson disease
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
 
Chapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidratChapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidrat
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
 
PPT Toksikologi Nefrotoksik
PPT Toksikologi Nefrotoksik PPT Toksikologi Nefrotoksik
PPT Toksikologi Nefrotoksik
 
Cara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbukCara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbuk
 

Viewers also liked

Alat Indera
Alat InderaAlat Indera
Organ indra kel iii
Organ indra kel iiiOrgan indra kel iii
Organ indra kel iiiWelly Andrei
 
Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi pada ManusiaSistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi pada Manusia
Ayu Rhen
 
Hidung
HidungHidung
Hidung
Adip Putra
 
Indera penciuman
Indera penciumanIndera penciuman
Indera penciuman
Meutia Savitri
 
Makalah sistem indera
Makalah sistem inderaMakalah sistem indera
Makalah sistem indera
Anggi Cahyanti
 
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XISistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
Elmira Zanjabila
 
Materi biologi x ppt bab 9 fix
Materi biologi x ppt bab 9 fixMateri biologi x ppt bab 9 fix
Materi biologi x ppt bab 9 fix
eli priyatna laidan
 

Viewers also liked (12)

Alat Indera
Alat InderaAlat Indera
Alat Indera
 
Alat Indera
Alat InderaAlat Indera
Alat Indera
 
Organ indra kel iii
Organ indra kel iiiOrgan indra kel iii
Organ indra kel iii
 
Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi pada ManusiaSistem Ekskresi pada Manusia
Sistem Ekskresi pada Manusia
 
Hidung
HidungHidung
Hidung
 
indera penciuman
indera penciumanindera penciuman
indera penciuman
 
Asmaul husna
Asmaul husnaAsmaul husna
Asmaul husna
 
Indera penciuman
Indera penciumanIndera penciuman
Indera penciuman
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Makalah sistem indera
Makalah sistem inderaMakalah sistem indera
Makalah sistem indera
 
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XISistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
 
Materi biologi x ppt bab 9 fix
Materi biologi x ppt bab 9 fixMateri biologi x ppt bab 9 fix
Materi biologi x ppt bab 9 fix
 

Similar to Sistem indera

Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
Budi Triyanto
 
Power point makalah kelompok 11
Power point makalah kelompok 11Power point makalah kelompok 11
Power point makalah kelompok 11
HRPTAIS
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamAsmira Aliens
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamAsmira Aliens
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
indah nb
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
Zona Bebas
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
Maulana Malik
 
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MASistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Yaya Nicky
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
Mei Diana Pratiwi
 
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.pptSistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
DimasMaesa
 
Biologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat InderaBiologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat Indera
Rifda Latifa
 
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdf
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdfANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdf
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdf
fonnykurnia12
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
Warnet Raha
 
5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia
Indhara Khanta
 

Similar to Sistem indera (20)

Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Power point makalah kelompok 11
Power point makalah kelompok 11Power point makalah kelompok 11
Power point makalah kelompok 11
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
 
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MASistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
 
Sistem panca indera
Sistem panca inderaSistem panca indera
Sistem panca indera
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
 
KE
KEKE
KE
 
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.pptSistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
 
Biologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat InderaBiologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat Indera
 
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdf
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdfANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdf
ANATOMI SISTEM PANCA INDRA__________.pdf
 
Indera manusia 1
Indera manusia 1Indera manusia 1
Indera manusia 1
 
INDRA
INDRAINDRA
INDRA
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia5 lima alat indera manusia
5 lima alat indera manusia
 

Recently uploaded

farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 

Recently uploaded (19)

farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 

Sistem indera

  • 1.
  • 2. Alat indera kita berfungsi sebagai  reseptor atau penerima rangsangan  setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu saja, misalnya mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
  • 3. SISTEM INDERA MANUSIA Eksoreseptor  sel-sel reseptor khusus pada indera untuk mengenali perubahan lingkungan luar 1. INDERA PEMBAU  Hidung  indera pembau pada manusia.  Hidung merupakan indera khusus yang terletak di dalam rongga hidung.  daerah sensitif indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung  Struktur : sel penyokong berupa sel epitel dan sel pembau yang berupa neuron sebagi reseptor
  • 4. Struktur indera pembau terdiri dari :  Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.  Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor.  Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor). Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
  • 6. Kelainan indera pembau  Salah satu kelainan pada indera pembau adalah Anosmia.  Akibat kelainan Anosmia ini indera pembau kita dapat kehilangan sensitivitas terhadap rasa bau, sehingga kita tidak bisa mencium bau dari sesuatu benda atau zat tertentu. Anosmia dapat disebabkan oleh :  Penyumbatan rongga hidung akibat pilek.  Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.  Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.  Gangguan pada saraf olfaktori.  Rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin- bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen (zat yang menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu).
  • 7. 2. INDERA PENGECAP  Indera pengecap pada manusia adalah lidah.  Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.  Pada permukaan lidah terdapat tonjolan kecil yang disebut papila, sehingga permukaan lidah terlihat kasar.  Indra pembau dan pengecap mempunyai hubungan, jika terjadi gangguan pada indra pembau maka kita tidak dapat mengecap dengan baik.  Berdasarkan bentuknya papila dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Papila filiformis adalah Papila yang berbentuk pada seluruh permukaan lidah. Pada epitel papila jenis ini tidak mengandung puting kecap (perasa). 2. Papila fungiformis adalah Papila yang berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, papila ini terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah. 3. Papila sirkumvalata adalah Papila yang bentuknya seperti huruf v terbalik dan terdapat pada pangkal lidah.
  • 8. Di dalam setiap papila terdapat banyak tunas pengecap atau kuncup pengecap.  Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor dan memiliki tonjolan seperti rambut yang keluar dari tunas pengecap. Setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap salah satu rasa. Tunas pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu rasa manis, rasa pahit, rasa asam, dan rasa asin. Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada tenggorok dan langit-langit rongga mulut.
  • 10. 3. INDERA PENGLIHATAN  Alat indera penglihat pada manusia adalah mata.  Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya.  Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.  Terdapat alat tambahan yang terdiri dari : 1. Alis mata  Terdiri dari rambut kasar melintang di atas mata  berfungsi untuk mempercantik wajah dan melindungi mata dari keringat yang mengalir dari dahi. 2. Bulu mata  Merupakan barisan rambut yang terdapat pada ujung kelopak mata  berfungsi melindungi bola mata dari masuknya debu dan partikel.  Pada bulu mata terdapat kelenjar sebasea(kelenjar minyak) yang disebut kelenjar zeis, terletak pada akar bulu mata.  Infeksi pada kelenjar sebasea disebut bintik (hordeolum).
  • 11. 3. Otot penggerak bola mata  Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menghubungkan bola mata dengan tulang di sekitarnya. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).  Otot ini berfungsi untuk menggerakkan bola mata, sehingga mata dapat mengerling ke kanan, kiri, atas, dan bawah.  Gerakan bola mata berada di bawah kesadaran.
  • 12. 4. Kelopak mata  Kelopak mata terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Mulai dari dalam menuju ke arah luar  kelopak mata terdiri atas lima lapis, yaitu: 1. konjungtiva, adalah selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan melapisi juga permukaan bola mata. 2. Kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah pelekatan kedua kelopak mata. 3. Lapisan tarsal, yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang kelopak mata. 4. Otot orbikularis okuli, yaitu otot yang berfungsi menutup bola mata. 5. Jaringan ikat.
  • 13. 5. Kelenjar air mata (aparatus lakrimalis)  Kelenjar air mata letaknya disudut lateral atas pada rongga mata  berfungsi untuk menghasilkan air mata. Dari kelenjar ini keluar kurang lebih dua belas duktus lakrimalis, yaitu saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju ke konjungtiva kelopak mata atas.
  • 14. 6. BOLA MATA  Bola mata manusia berdiameter kira-kira 2,5 cm dengan 5/6 bagian nya terbenam dalam rongga mata dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak dari luar dengan bagian depan yang bening.  Bola mata bagian luar tersusun atas lapisan jaringan ikat yang berwarna putih dan kuat yang disebut sklera dan lapisan dalam mempunyai pigmen tipis dan banyak pembuluh darah yang disebut koroid.
  • 15.  Fungsi bola mata, untuk membentuk bayangan dari benda yang dilihat, kemudian retina membentuk impuls yang dijalarkan ke saraf otak II, terus ke otak untuk diinterpretasikan sebagai penglihatan Bola mata terdiri dari 3 lapisan : 1. Tunika fibrosa 2. Tunika vaskulosa (uvea) 3. Tunika nervosa (retina)
  • 16. 1. Tunika fibrosa (lapisan luar) A. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata B. Kornea : membantu memfokuskan bayangan benda pada retina  tidak mengandung pembuluh darah tetapi mengandung banyak serabut saraf.  Memiliki selaput pelindung  konjungtiva  Pada batas kornea dan sklera terdapat kanalis schlemn, berfungsi untuk menyerap kembali cairan aqueous humor bola mata
  • 17. 2. Tunika vaskulosa (uvea)  Merupakan lapisan tengah bola mata, terdiri dari : Koroid  lapisan tengah, megandung banyak pembuluh darah dan pigmen (warna hitam atau cokelat pada bola mata)  Koroid berfungsi memberi zat makanan pada sel-sel retina  Dalam lapisan koroid terdapat :  Iris (selaput pelangi)  Mengandung banyak pembuluh darah dan pimen  Jumlah pigmen menentukan warna bola mata  Berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil (dilakukan oleh otot sfingter)  Dalam iris terdapat : - otot dilator pupil, berfungsi untuk mempelebar pupil - otot sfingter, berfungsi untuk memperkecil diameter pupil  Pupil  Terdapat ditengah-tengah iris  Berfugsi untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk ke mata
  • 18. 3. Tunika nervosa (retina/selaput jala) terdapat : 1. LENSA MATA  Lensa berada di tempat tersebut karena di kelilingi oleh ligamentum suspensorium (jaringan yang mengikat lensa pada tempatnya)  Lensa mata di bagi menjadi 2 : 1. ruang antara kornea dengan lensa (ruang muka)  berisi aqueous humor, yang berfungsi menjaga bola mata serta memberi nutrisi untuk kornea dan lensa 2. ruang belakang lensa (ruang belakang)  berisi vitreus humor, yang berfungsi untuk menyokong struktur lensa dan bola mata/ mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar tetap bundar dan tidak kempes  Lensa berbentuk cembung, bersifat transparan, dan terdiri dari lapisan serat protein  Bila lensa menjadi keruh, akan mengganggu penglihatan  katarak
  • 19. 2. Bintik kuning : banyak mengandung saraf sehingga sangat peka untuk menerima sinar. 3. Bintik kuning banyak mengandung sel basilus dan sel konus 4. Bintik buta : tempat masuk dan berbeloknya berkas saraf menuju ke pusat saraf 5. Cairan pengisi rongga : aqueous humor dan vitreous humor Retina juga mengandung sel-sel fotoreseptor (penerima cahaya) yang terdiri atas :  Bacillus (batang)  Menerima rangsangan cahaya dengan intensitas lemah dan tidak dapat membedakan warna, kecuali warna jingga  Berjumlah 125 sel  Mengandung rodopsin (vit. A dan protein) (warna jingga) 2. Conus (kerucut)  Menerima rangsangan cahaya dengan intensitas kuat dan bisa membedakan warna  Berjumlah 6,5 juta sel  Mengandung lodopsin (retinin dan opsin)  Ada tiga lodopsin, yaitu merah, hijau dan biru
  • 20. Tahap-tahap terbentuknya bayangan pada mata Mata kita dapat melihat suatu benda bila menerima cahaya. Adapun tahap-tahap terbentuknya bayangan pada mata adalah : cahaya masuk ke dalam mata melalui lubang pupil, pertama cahaya menembus kornea, aqueous humor, lensa, dan viterus humor sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Kemudian retina membentuk impuls yang dijalarkan ke saraf otak II , lalu ke otak untuk di interpretasikan sebagai penglihatan. Rangsangan cahaya  kornea  aqueus humor lensa  vitreou humor  retina (fotoreseptor)  saraf  otak  kesan melihat
  • 21. GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN 1. Hipermetropi rabun dekat, karena lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak jauh Di bantu dengan lensa cembung (+) 2. Miopi  rabun jauh, karena lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning Mata hanya mampu melihat jelas pada jarak dekat dibantu dengan lensa cekung (-) 3. Presbiopi  mata tua, karena daya akomodasi terlalu lemah 4. Astigmatisma  lengkungan permukaan kornea tidak rata sehingga kabur dalam penglihatan 5. Rabun senja  disebabkan oleh kekurangan vitamin A 6. Katarak  cacat mata akibat pengapuran pada lensa 7. Buta warna Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna- warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
  • 22. 8. Mata juling (Strabismus)  keadaan kedudukan kedua bola mata dimana sumbu penglihatannya tidak sejajar.  Bila satu mata melihat kearah benda yang menjadi pusat perhatiannya maka mata satunya menyimpang kearah lain.  Arah penyimpangan tersebut ada yang kearah hidung (esotropia), kearah pelipis (exotropia), kearah atas atau kearah bawah (hypertropia), bahkan ada yang berputar.
  • 23. 4. INDERA PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN GAMBAR STRUKTUR TELINGAN MANUSIA
  • 24.
  • 25. BAGIAN-BAGIAN TELINGA DARI LUAR KE DALAM 1. TELINGA LUAR  Berfungsi untuk menangkap bunyi  Terdiri dari : - daun telinga (pinna) - saluran telinga luar - gendang telinga (membrana timpani)
  • 26. 2. TELINGA TENGAH  Berfungsi untuk mnghantarkan bunyi  Terdiri dari : - terdapat tiga tulang, yaitu : 1. tulang martil (maleus) 2. tulang landasan (incus) 3. tulang sanggurdi (stapes) - saluran Eustachius, berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah dengan lingkungan
  • 27. 3. TELINGA DALAM (LABIRIN) terdiri dari : 1. Koklea (rumah siput)  sebagai reseptor pendengaran 2. Saluran semisirkularis (saluran setengah lingkaran) dan vestibula  sebagai reseptor keseimbangan (gravitasi) 3. Organ korti  mengubah getaran suara menjadi impuls 4. Tingkap oval  penghubung vetibula dengan tulang sanggurdi 5. Tingkap bulat  penghubung telinga tengah dan dalam
  • 28.  Pada telinga terdapat 24.000 alat korti  Telinga manusia dapat mendengar bunyi 20-20.000 Hertz TELING SEBAGAI INDERA KESEIMBANGAN (EKUILIBRIUM)  Indra keseimbangan merupakan indra khusus yang terletak di dalam telinga  Indra keseimbangan secara struktural terletak dekat indera pendengaran, yaitu bagian belakang telinga dalam yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semisirkularis  Struktur tersebut berfungsi dalam pengaturan keseimbangan dari saraf otak VIII  Saraf otak VIII mengandung dua komponen, yaitu komponen pendengaran dan komponen keseimbangan
  • 29. INDERA SEBAGAI INDERA PENDENGARAN  Telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara  Gelombang suara  suatu perubahan rapatan dan renggangan molekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suara benda  Keras lemahnya suara bergantung pada besarnya getaran (amplitudo)  Tinggi rendahnya suara bergantung pada frekuensi  Proses mendengar sebagai berikut : getaran suara  saluran pendengaran  membrana timpani (gendang telinga)  tulang martil  tulang landasan  tulang sanggurdi  tingkap bulat  cairan pada koklea bergetar  ujung saraf  otak  timbul persepsi suara
  • 30. GANGGUAN PADA INDERA PENDENGARAN Ada 2 macam jenis gangguan pendengaran : 1. Tuli konduktif  tuli karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea  penyebabnya antara lain kerusakan tulang pendengaran, kotoran yang menumpuk di dalam saluran telinga luar atau peradangan telinga tengah  Dapat diatasi dengan operasi atau dapat pula dibantu dengan menggunakan alat pendengaran elektronik 2. Tuli saraf/ tuli neuron sensorik  Jika ada kerusakan pada organon korti, saraf VIII, ataupun korteks otak daerah pendengaran  Penderita tuli ini memerlukan bantuan yang lebih rumit. Salag satunya dengan implantasi koklea atau telinga artificial (buatan) yaitu dengan menempatkan milrofon di telinga
  • 31. 5. INDERA PERABA Gambar struktur kulit :
  • 32.  Kulit terdiri dari 1. lapisan luar yang disebut epidermis  Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.  Epidermis tersusun atas empat lapis sel. 1. Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.  Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut.  Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.  Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut.  Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. 2. Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering.  Sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).  Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. 3. Lapisan yang transparan disebut stratum lusidum 4. Lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
  • 33. 2. Lapisan dalam (dermis)  Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning.  Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.  Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.  terletak di kulit, ada yang ujung sarafnya bebas ada yang berselubung (disebut saraf korpuskel)
  • 34. Macam-macam reseptor pada kulit ;  Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.