Sindrom nefrotik ditandai dengan peningkatan permeabilitas glomerulus yang menyebabkan proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak dan dapat dibagi menjadi sindrom nefrotik bawaan, sekunder, idiopatik, atau glumerulosklerosis fokal segmental. Gejalanya meliputi proteinuria, edema, dan komplikasi seperti infeksi atau gagal ginjal. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan urine
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PENGERTIAN
Sindrom Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma, yang menimbulkan protein
urea, hipoalbuminemia atau hipoprotein, hiperlipidemia atau
hiperkolestrolemia, edema, hiperkoagulabilitas, lipiduria. Sindrom nefrotik
adalah pd ginjal yang menyebabkan protein dalam tubuh keluar melalui urin.
Salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan
proteinuria masif (≥ 3 – 3,5 g/hari atau rasio protein kreatinin pada urin
sewaktu > 300-350 mg/mmol), hipoalbuminemia (<25 g /l),
hiperkolesterolemia(total kolesterol > 10 mmol/L), dan manifestasi klinis
edema periferal. Pada proses awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis
tidak semua gejala tersebut harus ditemukan. SN dapat terjadi pada semua usia,
dengan perbandingan pria dan wanita 1:1 pada orang dewasa. Sindrom nefrotik
paling sering terjadi pada masa anak-anak.
3. ETIOLOGI
Sindrom nefrotik digolongkan berdasarkan tipe-tipenya
yaitu:
• sindrom nefrotik bawaan diturunkan sebagai reseseif
autosomal atau karena reaksi fetomaternal.
• Sindrom nefrotik sekunder akibat penyakit tertentu
seperti penyakit infeksi, keganasan, obat-obatan, penyakit
multi sistem, alergi, penyakit herediter, toksin, trombosis
vena renalis, obesitas masif.
• Sindrom nefrotik primer (idiopatik) yang berhubungan
dengan kelainan primer dengan sebab tidak diketahui.
4. FAKTOR-FAKTOR RISIKO
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
seseorang berisiko terjangkit sindrom nefrotik,
yaitu:
• Diabetes melitus tipe 1 pada anak-anak
• Diabetes tipe 2 pada orang dewasa
• Genetik
• Penyakit menahun
• Obat-obatan
5. PATOFISIOLOGI
• Kelainan patogenik yang mendasari sindrom nefrotik adalah
proteinuria, akibat dari kenaikan permeabilitas dinding kapiler
glomerulus. Proteinuri merupakan kelainan dasar sindrom
nefrotik.
• Adanya edema di dahului oleh timbulnya albuminemia,
menyebabkan tekanan onkotik plasma yang memungkinkan
transudasi cairan dari intravaskuler ke ruang intertsisial.
Penurunan tekanan intravaskuler menurunkan tekanan perfusi
ginjal, mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron
merangsang reabsorbsi natrium di tubulus distal.
• Pada status nefrosis, hampir semua kadar lemak (kolesterol,
trigiserid) dan lipoprotein serum meningkat.
7. TANDA DAN GEJALA KLINIS
SNA sering terjadi pada anak laki-laki usia 2-14 tahun, gejala yang pertama
kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan
(edema) di sekitar wajah dan kelopak mata (infeksi post streptokokal). Pada
awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata,
tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat.
Berkurangnya volume air kemih dan air kemih berwarna gelap karena
mengandung darah, tekanan darah bisa meningkat. Gejala tidak spesifik
seperti letargi, demam, nyeri abdomen, dan malaise.
8. TANDA DAN GEJALA SINDROM NEFROTIK
Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
• Kenaikan berat badan
• Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada saat
bangun di pagi hari dan berkurang di siang hari
• Pembengkakan abdomen (asites)
• Pembengkakan labia atau skrotum
• Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan
absorpsi intestinal buruk
• Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai
• Iritabilitas
• Mudah letih
• Letargi
• Tekanan darah meningkat
• Rentan terhadap infeksi
• Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih
9. Selain kandungan protein dalam urine, ada beberapa gejala
dan perubahan fisik yang dapat mengindikasikan sindrom
nefrotik. Di antaranya adalah:
• Penumpukan Cairan / Edema
• Perubahan Pada Urine
• Rentan Terkena Infeksi
• Pembekuan Darah
• Tekanan Darah Tinggi
11. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi :
• Hipovolemi
• Infeksi pneumokokus
• Emboli pulmoner
• Peritonitis
• Gagal ginjal kronis
• Dehidrasi
• Venous trombosis
• Aterosklerosis
12. DIAGNOSA
Pemeriksaan tersebut meliputi:
• Tes urine. Kadar protein yang tinggi dalam urine mengindikasikan sindrom nefrotik.
Tes ini menggunakan sebuah alat yang dinamakan Anda biasanya diminta untuk
memberikan sampel-sampel urine selama 24 jam untuk memastikan diagnosis.
Penderita sindrom nefrotik umumnya akan menunjukkan kadar protein yang tinggi
dalam urine. (Adanya protein, silinder, sel darah merah) / Volume biasanya kurang
dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor, sediment kecoklatan
menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin, porfirin.
• Tes darah. Umumnya, penderita sindrom nefrotik akan memiliki kadar albumin
yang rendah dalam darah. Tes darah juga digunakan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal. (Protein serum (total albumin, globulin, kolestrol)
• Biopsi ginjal. Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal
yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.
13. PENANGANAN
Tujuan pengobatan sindrom nefrotik adalah untuk mengendalikan sistem
imunitas tubuh agar tidak menerus merusak ginjal, untuk mengeluarkan
kelebihan cairan tubuh yang menyebabkan bengkak di berbagai tempat,
dan untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, terbaik yang dapat
dilakukan adalah mengonsumsi nutrisi sehat dan seimbang. Contohnya
adalah mengonsumsi makanan berprotein tinggi dan mengurangi
konsumsi makan yang mengandung garam, lemak, serta kolestrol.
14. PENATALAKSANAAN DIET
PRINSIP PEMBERIAN DIET PADA PASIEN
SINDROMA NEFROTIK
• Makanan tinggi protein, rendah natrium
untuk menggantikan yang hilang dan
menurunkan retensi cairan
• Kontrol hiperlipidemia
• Pencegahan Hiperglisemia
• Suplementasi
15. SYARAT DIET
• Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35
kkal/kg BB per hari.
• Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein yang
dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi.
• Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total
• Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
• Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema.
• Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
• Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
16. TUJUAN DIET
• Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi
ginjal
• Mengganti protein yang keluar bersama urin
• Mencegah dan atau mengurangi retensi natrium/air
• Mengganti kehilangan protein terutama albumin
• Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
• Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
• Mengontrol hipertensi.
• Mengatasi anoreksia.
17. JENIS DIET
Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet
disusun secara individual pula, dengan menyatakan
banyak protein dan natrium yang dibutuhkan.
jenis diet : diet sindroma nefrotik
18. PERBEDAAN DIET
• Kalori diberikan sesuai dengan kebutuhan menurut umur
dan berat badan
• Protein diberikan sedang, artinya sesuai kebutuhan
normal menurut umur, ditambah protein yang hilang
melalui urine
• Membatasi garam dan sumber natrium untuk mengatasi
adanya edema
• Membatasi bahan makanan sumber cholesterol bila ada
hipercholesterolemia
19. Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan
Nasi, bihun, kentang, ubi
Macaroni
Tepung-tepungan
Selai
Madu
Telur
Danging
Ikan
Susu
Minyak jagung
Minyak sawit
Semua buah dan sayur kecuali yang
mengandung kalium tinggi
Kacang-kacangan dan hasil olahannya
Kelapa dan hasil olahannya
Margarine
Lemak hewan
Buah dan sayur yang kalium tinggi
20. KESIMPULAN
Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan
protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. Kehilangan
protein melalui urin yang ditandai oleh protrinuria massif (>3,5 g protein/24 jam)
menyebabkan hipoalbuminemia. (Wong, 2003)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal.
Umumnya dibagi menjadi 4 kelompok :
• Sindroma nefrotik bawaan.
• Sindroma nefrotik sekunder
• Sindroma nefrotik idiopati
• Glumerulosklerosis fokal segmental