SlideShare a Scribd company logo
NURUL ANNISA
QANIA
SYNDROME NEFROTIK
PENGERTIAN
Sindrom Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma, yang menimbulkan protein
urea, hipoalbuminemia atau hipoprotein, hiperlipidemia atau
hiperkolestrolemia, edema, hiperkoagulabilitas, lipiduria. Sindrom nefrotik
adalah pd ginjal yang menyebabkan protein dalam tubuh keluar melalui urin.
Salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan
proteinuria masif (≥ 3 – 3,5 g/hari atau rasio protein kreatinin pada urin
sewaktu > 300-350 mg/mmol), hipoalbuminemia (<25 g /l),
hiperkolesterolemia(total kolesterol > 10 mmol/L), dan manifestasi klinis
edema periferal. Pada proses awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis
tidak semua gejala tersebut harus ditemukan. SN dapat terjadi pada semua usia,
dengan perbandingan pria dan wanita 1:1 pada orang dewasa. Sindrom nefrotik
paling sering terjadi pada masa anak-anak.
ETIOLOGI
Sindrom nefrotik digolongkan berdasarkan tipe-tipenya
yaitu:
• sindrom nefrotik bawaan diturunkan sebagai reseseif
autosomal atau karena reaksi fetomaternal.
• Sindrom nefrotik sekunder akibat penyakit tertentu
seperti penyakit infeksi, keganasan, obat-obatan, penyakit
multi sistem, alergi, penyakit herediter, toksin, trombosis
vena renalis, obesitas masif.
• Sindrom nefrotik primer (idiopatik) yang berhubungan
dengan kelainan primer dengan sebab tidak diketahui.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
seseorang berisiko terjangkit sindrom nefrotik,
yaitu:
• Diabetes melitus tipe 1 pada anak-anak
• Diabetes tipe 2 pada orang dewasa
• Genetik
• Penyakit menahun
• Obat-obatan
PATOFISIOLOGI
• Kelainan patogenik yang mendasari sindrom nefrotik adalah
proteinuria, akibat dari kenaikan permeabilitas dinding kapiler
glomerulus. Proteinuri merupakan kelainan dasar sindrom
nefrotik.
• Adanya edema di dahului oleh timbulnya albuminemia,
menyebabkan tekanan onkotik plasma yang memungkinkan
transudasi cairan dari intravaskuler ke ruang intertsisial.
Penurunan tekanan intravaskuler menurunkan tekanan perfusi
ginjal, mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron
merangsang reabsorbsi natrium di tubulus distal.
• Pada status nefrosis, hampir semua kadar lemak (kolesterol,
trigiserid) dan lipoprotein serum meningkat.
TANDA DAN GEJALA KLINIS
TANDA DAN GEJALA KLINIS
SNA sering terjadi pada anak laki-laki usia 2-14 tahun, gejala yang pertama
kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan
(edema) di sekitar wajah dan kelopak mata (infeksi post streptokokal). Pada
awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata,
tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat.
Berkurangnya volume air kemih dan air kemih berwarna gelap karena
mengandung darah, tekanan darah bisa meningkat. Gejala tidak spesifik
seperti letargi, demam, nyeri abdomen, dan malaise.
TANDA DAN GEJALA SINDROM NEFROTIK
Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
• Kenaikan berat badan
• Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada saat
bangun di pagi hari dan berkurang di siang hari
• Pembengkakan abdomen (asites)
• Pembengkakan labia atau skrotum
• Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan
absorpsi intestinal buruk
• Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai
• Iritabilitas
• Mudah letih
• Letargi
• Tekanan darah meningkat
• Rentan terhadap infeksi
• Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih
Selain kandungan protein dalam urine, ada beberapa gejala
dan perubahan fisik yang dapat mengindikasikan sindrom
nefrotik. Di antaranya adalah:
• Penumpukan Cairan / Edema
• Perubahan Pada Urine
• Rentan Terkena Infeksi
• Pembekuan Darah
• Tekanan Darah Tinggi
GEJALA PADA ANAK
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi :
• Hipovolemi
• Infeksi pneumokokus
• Emboli pulmoner
• Peritonitis
• Gagal ginjal kronis
• Dehidrasi
• Venous trombosis
• Aterosklerosis
DIAGNOSA
Pemeriksaan tersebut meliputi:
• Tes urine. Kadar protein yang tinggi dalam urine mengindikasikan sindrom nefrotik.
Tes ini menggunakan sebuah alat yang dinamakan Anda biasanya diminta untuk
memberikan sampel-sampel urine selama 24 jam untuk memastikan diagnosis.
Penderita sindrom nefrotik umumnya akan menunjukkan kadar protein yang tinggi
dalam urine. (Adanya protein, silinder, sel darah merah) / Volume biasanya kurang
dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor, sediment kecoklatan
menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin, porfirin.
• Tes darah. Umumnya, penderita sindrom nefrotik akan memiliki kadar albumin
yang rendah dalam darah. Tes darah juga digunakan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal. (Protein serum (total albumin, globulin, kolestrol)
• Biopsi ginjal. Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal
yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.
PENANGANAN
Tujuan pengobatan sindrom nefrotik adalah untuk mengendalikan sistem
imunitas tubuh agar tidak menerus merusak ginjal, untuk mengeluarkan
kelebihan cairan tubuh yang menyebabkan bengkak di berbagai tempat,
dan untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, terbaik yang dapat
dilakukan adalah mengonsumsi nutrisi sehat dan seimbang. Contohnya
adalah mengonsumsi makanan berprotein tinggi dan mengurangi
konsumsi makan yang mengandung garam, lemak, serta kolestrol.
PENATALAKSANAAN DIET
PRINSIP PEMBERIAN DIET PADA PASIEN
SINDROMA NEFROTIK
• Makanan tinggi protein, rendah natrium
untuk menggantikan yang hilang dan
menurunkan retensi cairan
• Kontrol hiperlipidemia
• Pencegahan Hiperglisemia
• Suplementasi
SYARAT DIET
• Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35
kkal/kg BB per hari.
• Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein yang
dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi.
• Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total
• Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
• Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema.
• Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
• Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
TUJUAN DIET
• Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi
ginjal
• Mengganti protein yang keluar bersama urin
• Mencegah dan atau mengurangi retensi natrium/air
• Mengganti kehilangan protein terutama albumin
• Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
• Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
• Mengontrol hipertensi.
• Mengatasi anoreksia.
JENIS DIET
Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet
disusun secara individual pula, dengan menyatakan
banyak protein dan natrium yang dibutuhkan.
jenis diet : diet sindroma nefrotik
PERBEDAAN DIET
• Kalori diberikan sesuai dengan kebutuhan menurut umur
dan berat badan
• Protein diberikan sedang, artinya sesuai kebutuhan
normal menurut umur, ditambah protein yang hilang
melalui urine
• Membatasi garam dan sumber natrium untuk mengatasi
adanya edema
• Membatasi bahan makanan sumber cholesterol bila ada
hipercholesterolemia
Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan
 Nasi, bihun, kentang, ubi
 Macaroni
 Tepung-tepungan
 Selai
 Madu
 Telur
 Danging
 Ikan
 Susu
 Minyak jagung
 Minyak sawit
 Semua buah dan sayur kecuali yang
mengandung kalium tinggi
 Kacang-kacangan dan hasil olahannya
 Kelapa dan hasil olahannya
 Margarine
 Lemak hewan
 Buah dan sayur yang kalium tinggi
KESIMPULAN
Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan
protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. Kehilangan
protein melalui urin yang ditandai oleh protrinuria massif (>3,5 g protein/24 jam)
menyebabkan hipoalbuminemia. (Wong, 2003)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal.
Umumnya dibagi menjadi 4 kelompok :
• Sindroma nefrotik bawaan.
• Sindroma nefrotik sekunder
• Sindroma nefrotik idiopati
• Glumerulosklerosis fokal segmental
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

More Related Content

What's hot

how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
SofiaNofianti
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
Andika August
 
Ppt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingPpt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingKANDA IZUL
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
Muhammad sobri maulana
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
andalizah
 
apa dan bagaimana lupus ?
apa dan bagaimana lupus ?apa dan bagaimana lupus ?
apa dan bagaimana lupus ?
Rachmat Gunadi Wachjudi
 
Materi DM
Materi DMMateri DM
Materi DM
Dedy Setiawan
 
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadiLupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Rachmat Gunadi Wachjudi
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
Fitri Nur Cahyanti
 
Referat Dispepsia
Referat DispepsiaReferat Dispepsia
Referat Dispepsia
Kharima SD
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
Yulia mar'atuzzakiyah
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
Warnet Raha
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
Fadjar Miea
 

What's hot (20)

Sindrom Nefrotik
Sindrom NefrotikSindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Ppt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingPpt sindrom cushing
Ppt sindrom cushing
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
apa dan bagaimana lupus ?
apa dan bagaimana lupus ?apa dan bagaimana lupus ?
apa dan bagaimana lupus ?
 
Sindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjangSindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjang
 
Materi DM
Materi DMMateri DM
Materi DM
 
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadiLupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Referat Dispepsia
Referat DispepsiaReferat Dispepsia
Referat Dispepsia
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
Ulkus peptik
Ulkus peptikUlkus peptik
Ulkus peptik
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 

Similar to Sindrome nefrotik

NEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptxNEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptx
JeremiaSimbolon
 
267768431.ppt
267768431.ppt267768431.ppt
267768431.ppt
JefriSandika2
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAtin Nishi
 
Deteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada Wanita
Deteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada WanitaDeteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada Wanita
Deteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada Wanita
Mochamad Rizqi Nizamil Putra
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
homeworkping4
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Ayu Sekarini
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitusmateri-x2
 
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada GinjalKelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Devina Alifah
 
Diabetes insipidus FINALE.pptx
Diabetes insipidus FINALE.pptxDiabetes insipidus FINALE.pptx
Diabetes insipidus FINALE.pptx
Luckybeautystore
 
Hiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine ypHiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine yp
Army Of God
 
glomerulonefritis_k6_ppt.ppt
glomerulonefritis_k6_ppt.pptglomerulonefritis_k6_ppt.ppt
glomerulonefritis_k6_ppt.ppt
AgusMahendra13
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduwokwok
 
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.pptASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
klinikkimiafarmalore
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaMJM Networks
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaMJM Networks
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
NovitaApramadha1
 

Similar to Sindrome nefrotik (20)

NEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptxNEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptx
 
267768431.ppt
267768431.ppt267768431.ppt
267768431.ppt
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritis
 
Deteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada Wanita
Deteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada WanitaDeteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada Wanita
Deteksi Dini & Pencegahan Penyakit Ginjal serta Resiko pada Wanita
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuh
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada GinjalKelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
 
Diabetes insipidus FINALE.pptx
Diabetes insipidus FINALE.pptxDiabetes insipidus FINALE.pptx
Diabetes insipidus FINALE.pptx
 
Hiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine ypHiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine yp
 
glomerulonefritis_k6_ppt.ppt
glomerulonefritis_k6_ppt.pptglomerulonefritis_k6_ppt.ppt
glomerulonefritis_k6_ppt.ppt
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empedu
 
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.pptASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
 
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Nurul Annisa

MSPM - Penggunaan Detergen
MSPM - Penggunaan DetergenMSPM - Penggunaan Detergen
MSPM - Penggunaan Detergen
Nurul Annisa
 
Negara hukum dan hak asasi manusia
Negara hukum dan hak asasi manusiaNegara hukum dan hak asasi manusia
Negara hukum dan hak asasi manusia
Nurul Annisa
 
riview jurnal nasional "ilmu gizi"
riview jurnal nasional "ilmu gizi"riview jurnal nasional "ilmu gizi"
riview jurnal nasional "ilmu gizi"
Nurul Annisa
 
Pengaruh junkfood
Pengaruh junkfoodPengaruh junkfood
Pengaruh junkfood
Nurul Annisa
 
Animea Defesiensi
Animea DefesiensiAnimea Defesiensi
Animea Defesiensi
Nurul Annisa
 
zat gizi dengan imunitas
zat gizi dengan imunitaszat gizi dengan imunitas
zat gizi dengan imunitas
Nurul Annisa
 
Penyakit autoimun "psiorosis"
Penyakit autoimun "psiorosis"Penyakit autoimun "psiorosis"
Penyakit autoimun "psiorosis"
Nurul Annisa
 
KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT
KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT
KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT
Nurul Annisa
 
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJA
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJAKONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJA
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJA
Nurul Annisa
 
Dessert ( makanan Penutup )
Dessert ( makanan Penutup )Dessert ( makanan Penutup )
Dessert ( makanan Penutup )
Nurul Annisa
 
P3 k
P3 kP3 k
Energy
EnergyEnergy
Energy
Nurul Annisa
 
Pengaruh korean drama
Pengaruh korean dramaPengaruh korean drama
Pengaruh korean drama
Nurul Annisa
 
POLA MAKANAN INDONESIA TIMUR
POLA MAKANAN INDONESIA TIMURPOLA MAKANAN INDONESIA TIMUR
POLA MAKANAN INDONESIA TIMUR
Nurul Annisa
 
Candi Prambanan
Candi PrambananCandi Prambanan
Candi Prambanan
Nurul Annisa
 
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIHIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Nurul Annisa
 

More from Nurul Annisa (16)

MSPM - Penggunaan Detergen
MSPM - Penggunaan DetergenMSPM - Penggunaan Detergen
MSPM - Penggunaan Detergen
 
Negara hukum dan hak asasi manusia
Negara hukum dan hak asasi manusiaNegara hukum dan hak asasi manusia
Negara hukum dan hak asasi manusia
 
riview jurnal nasional "ilmu gizi"
riview jurnal nasional "ilmu gizi"riview jurnal nasional "ilmu gizi"
riview jurnal nasional "ilmu gizi"
 
Pengaruh junkfood
Pengaruh junkfoodPengaruh junkfood
Pengaruh junkfood
 
Animea Defesiensi
Animea DefesiensiAnimea Defesiensi
Animea Defesiensi
 
zat gizi dengan imunitas
zat gizi dengan imunitaszat gizi dengan imunitas
zat gizi dengan imunitas
 
Penyakit autoimun "psiorosis"
Penyakit autoimun "psiorosis"Penyakit autoimun "psiorosis"
Penyakit autoimun "psiorosis"
 
KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT
KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT
KONSEP TENTANG PENYULUHAN MASYARAKAT
 
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJA
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJAKONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJA
KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA ANAK SEKOLAH DAN REMAJA
 
Dessert ( makanan Penutup )
Dessert ( makanan Penutup )Dessert ( makanan Penutup )
Dessert ( makanan Penutup )
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 
Energy
EnergyEnergy
Energy
 
Pengaruh korean drama
Pengaruh korean dramaPengaruh korean drama
Pengaruh korean drama
 
POLA MAKANAN INDONESIA TIMUR
POLA MAKANAN INDONESIA TIMURPOLA MAKANAN INDONESIA TIMUR
POLA MAKANAN INDONESIA TIMUR
 
Candi Prambanan
Candi PrambananCandi Prambanan
Candi Prambanan
 
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIHIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 

Sindrome nefrotik

  • 2. PENGERTIAN Sindrom Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma, yang menimbulkan protein urea, hipoalbuminemia atau hipoprotein, hiperlipidemia atau hiperkolestrolemia, edema, hiperkoagulabilitas, lipiduria. Sindrom nefrotik adalah pd ginjal yang menyebabkan protein dalam tubuh keluar melalui urin. Salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan proteinuria masif (≥ 3 – 3,5 g/hari atau rasio protein kreatinin pada urin sewaktu > 300-350 mg/mmol), hipoalbuminemia (<25 g /l), hiperkolesterolemia(total kolesterol > 10 mmol/L), dan manifestasi klinis edema periferal. Pada proses awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala tersebut harus ditemukan. SN dapat terjadi pada semua usia, dengan perbandingan pria dan wanita 1:1 pada orang dewasa. Sindrom nefrotik paling sering terjadi pada masa anak-anak.
  • 3. ETIOLOGI Sindrom nefrotik digolongkan berdasarkan tipe-tipenya yaitu: • sindrom nefrotik bawaan diturunkan sebagai reseseif autosomal atau karena reaksi fetomaternal. • Sindrom nefrotik sekunder akibat penyakit tertentu seperti penyakit infeksi, keganasan, obat-obatan, penyakit multi sistem, alergi, penyakit herediter, toksin, trombosis vena renalis, obesitas masif. • Sindrom nefrotik primer (idiopatik) yang berhubungan dengan kelainan primer dengan sebab tidak diketahui.
  • 4. FAKTOR-FAKTOR RISIKO Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terjangkit sindrom nefrotik, yaitu: • Diabetes melitus tipe 1 pada anak-anak • Diabetes tipe 2 pada orang dewasa • Genetik • Penyakit menahun • Obat-obatan
  • 5. PATOFISIOLOGI • Kelainan patogenik yang mendasari sindrom nefrotik adalah proteinuria, akibat dari kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus. Proteinuri merupakan kelainan dasar sindrom nefrotik. • Adanya edema di dahului oleh timbulnya albuminemia, menyebabkan tekanan onkotik plasma yang memungkinkan transudasi cairan dari intravaskuler ke ruang intertsisial. Penurunan tekanan intravaskuler menurunkan tekanan perfusi ginjal, mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron merangsang reabsorbsi natrium di tubulus distal. • Pada status nefrosis, hampir semua kadar lemak (kolesterol, trigiserid) dan lipoprotein serum meningkat.
  • 7. TANDA DAN GEJALA KLINIS SNA sering terjadi pada anak laki-laki usia 2-14 tahun, gejala yang pertama kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan (edema) di sekitar wajah dan kelopak mata (infeksi post streptokokal). Pada awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat. Berkurangnya volume air kemih dan air kemih berwarna gelap karena mengandung darah, tekanan darah bisa meningkat. Gejala tidak spesifik seperti letargi, demam, nyeri abdomen, dan malaise.
  • 8. TANDA DAN GEJALA SINDROM NEFROTIK Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut: • Kenaikan berat badan • Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada saat bangun di pagi hari dan berkurang di siang hari • Pembengkakan abdomen (asites) • Pembengkakan labia atau skrotum • Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan absorpsi intestinal buruk • Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai • Iritabilitas • Mudah letih • Letargi • Tekanan darah meningkat • Rentan terhadap infeksi • Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih
  • 9. Selain kandungan protein dalam urine, ada beberapa gejala dan perubahan fisik yang dapat mengindikasikan sindrom nefrotik. Di antaranya adalah: • Penumpukan Cairan / Edema • Perubahan Pada Urine • Rentan Terkena Infeksi • Pembekuan Darah • Tekanan Darah Tinggi
  • 11. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi : • Hipovolemi • Infeksi pneumokokus • Emboli pulmoner • Peritonitis • Gagal ginjal kronis • Dehidrasi • Venous trombosis • Aterosklerosis
  • 12. DIAGNOSA Pemeriksaan tersebut meliputi: • Tes urine. Kadar protein yang tinggi dalam urine mengindikasikan sindrom nefrotik. Tes ini menggunakan sebuah alat yang dinamakan Anda biasanya diminta untuk memberikan sampel-sampel urine selama 24 jam untuk memastikan diagnosis. Penderita sindrom nefrotik umumnya akan menunjukkan kadar protein yang tinggi dalam urine. (Adanya protein, silinder, sel darah merah) / Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor, sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin, porfirin. • Tes darah. Umumnya, penderita sindrom nefrotik akan memiliki kadar albumin yang rendah dalam darah. Tes darah juga digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal. (Protein serum (total albumin, globulin, kolestrol) • Biopsi ginjal. Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.
  • 13. PENANGANAN Tujuan pengobatan sindrom nefrotik adalah untuk mengendalikan sistem imunitas tubuh agar tidak menerus merusak ginjal, untuk mengeluarkan kelebihan cairan tubuh yang menyebabkan bengkak di berbagai tempat, dan untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, terbaik yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi nutrisi sehat dan seimbang. Contohnya adalah mengonsumsi makanan berprotein tinggi dan mengurangi konsumsi makan yang mengandung garam, lemak, serta kolestrol.
  • 14. PENATALAKSANAAN DIET PRINSIP PEMBERIAN DIET PADA PASIEN SINDROMA NEFROTIK • Makanan tinggi protein, rendah natrium untuk menggantikan yang hilang dan menurunkan retensi cairan • Kontrol hiperlipidemia • Pencegahan Hiperglisemia • Suplementasi
  • 15. SYARAT DIET • Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35 kkal/kg BB per hari. • Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi. • Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total • Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total • Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema. • Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah. • Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
  • 16. TUJUAN DIET • Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal • Mengganti protein yang keluar bersama urin • Mencegah dan atau mengurangi retensi natrium/air • Mengganti kehilangan protein terutama albumin • Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. • Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida. • Mengontrol hipertensi. • Mengatasi anoreksia.
  • 17. JENIS DIET Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet disusun secara individual pula, dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan. jenis diet : diet sindroma nefrotik
  • 18. PERBEDAAN DIET • Kalori diberikan sesuai dengan kebutuhan menurut umur dan berat badan • Protein diberikan sedang, artinya sesuai kebutuhan normal menurut umur, ditambah protein yang hilang melalui urine • Membatasi garam dan sumber natrium untuk mengatasi adanya edema • Membatasi bahan makanan sumber cholesterol bila ada hipercholesterolemia
  • 19. Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan  Nasi, bihun, kentang, ubi  Macaroni  Tepung-tepungan  Selai  Madu  Telur  Danging  Ikan  Susu  Minyak jagung  Minyak sawit  Semua buah dan sayur kecuali yang mengandung kalium tinggi  Kacang-kacangan dan hasil olahannya  Kelapa dan hasil olahannya  Margarine  Lemak hewan  Buah dan sayur yang kalium tinggi
  • 20. KESIMPULAN Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. Kehilangan protein melalui urin yang ditandai oleh protrinuria massif (>3,5 g protein/24 jam) menyebabkan hipoalbuminemia. (Wong, 2003) Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. Umumnya dibagi menjadi 4 kelompok : • Sindroma nefrotik bawaan. • Sindroma nefrotik sekunder • Sindroma nefrotik idiopati • Glumerulosklerosis fokal segmental