Laporan ini membahas proses pembuatan silase rumput gajah dengan menambahkan prekursor dedak padi. Rumput gajah dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan dedak padi sebelum dimasukkan ke dalam kantong plastik dan didiamkan selama 3 minggu."
Histamin adalah hormon lokal yang dihasilkan dari dekarboksilasi histidin dan terdapat di seluruh tubuh, terutama di kulit dan mukosa. Histamin berperan dalam peradangan dan sistem kekebalan tubuh melalui tiga jenis reseptor. Antihistamin bekerja dengan memblokir reseptor histamin untuk mengurangi efek histamin seperti bronkokontriksi dan pembengkakan. Terdapat dua jenis antihistamin berdasarkan jenis resept
Materi ini merupakan materi pengantar untuk mata kuliah Pengawasan Mutu Makanan. Mata kuliah ini merupakan gabungan dari mata kuliah Mikrobiologi Pangan dan Pengawasan Mutu Makanan.
Dokumen ini membahas tentang hama jahe dan strategi pengendaliannya. Dua hama utama jahe adalah lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan kutu perisai Aspidiella hartii. Lalat rimpang menyerang rimpang jahe dan dapat menularkan penyakit, sementara kutu perisai menyerang berbagai bagian tanaman dengan mengisap nutrisi. Strategi pengendaliannya meliputi sanitasi, pemilihan varietas tahan hama dan penyakit
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan ternak, yang meliputi biosecurity atau kebersihan lingkungan, pakan, dan sanitasi kandang untuk mencegah penyakit pada ternak. Program kesehatan ternak juga mencakup vaksinasi, pemberian vitamin dan obat cacing, serta kontrol parasit. Tujuan manajemen kesehatan ternak adalah untuk memaksimalkan produktivitas dan kesehatan ternak.
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
Dokumen ini membahas tiga jenis jamur, yaitu jamur saprofit yang hidup pada materi organik mati, jamur parasit yang menyerap nutrisi dari inangnya, dan jamur simbion yang bersimbiosis dengan organisme lain seperti ganggang atau akar tumbuhan. Contoh jamur saprofit adalah jamur kuping dan Clavaria zippelli, contoh jamur parasit adalah Ustilago maydis pada tanaman jagung, dan contoh jamur simbion adalah lic
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang zoonosis dan beberapa penyakit zoonosis pada hewan dan manusia, seperti rabies, avian influenza, swine flu, Japanese encephalitis, cowpox, anthrax, dan leptospirosis. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan melalui kontak langsung atau vektor seperti nyamuk, dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan paralisis pada hewan maupun manusia. Pencegahannya melalui
Uji kualitas telur dan susu memberikan informasi tentang cara menilai kualitas bahan pangan melalui serangkaian tes. Tes kualitas telur meliputi pengamatan eksterior dan interior telur serta pengukuran indeks putih, kuning, dan Haugh untuk menilai kesegaran. Sementara itu, tes kualitas susu mencakup pengamatan warna, bau, rasa, konsistensi, kemampuan masak, dan penambahan alkohol untuk mendeteksi pemalsuan serta pengukuran der
Histamin adalah hormon lokal yang dihasilkan dari dekarboksilasi histidin dan terdapat di seluruh tubuh, terutama di kulit dan mukosa. Histamin berperan dalam peradangan dan sistem kekebalan tubuh melalui tiga jenis reseptor. Antihistamin bekerja dengan memblokir reseptor histamin untuk mengurangi efek histamin seperti bronkokontriksi dan pembengkakan. Terdapat dua jenis antihistamin berdasarkan jenis resept
Materi ini merupakan materi pengantar untuk mata kuliah Pengawasan Mutu Makanan. Mata kuliah ini merupakan gabungan dari mata kuliah Mikrobiologi Pangan dan Pengawasan Mutu Makanan.
Dokumen ini membahas tentang hama jahe dan strategi pengendaliannya. Dua hama utama jahe adalah lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan kutu perisai Aspidiella hartii. Lalat rimpang menyerang rimpang jahe dan dapat menularkan penyakit, sementara kutu perisai menyerang berbagai bagian tanaman dengan mengisap nutrisi. Strategi pengendaliannya meliputi sanitasi, pemilihan varietas tahan hama dan penyakit
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan ternak, yang meliputi biosecurity atau kebersihan lingkungan, pakan, dan sanitasi kandang untuk mencegah penyakit pada ternak. Program kesehatan ternak juga mencakup vaksinasi, pemberian vitamin dan obat cacing, serta kontrol parasit. Tujuan manajemen kesehatan ternak adalah untuk memaksimalkan produktivitas dan kesehatan ternak.
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
Dokumen ini membahas tiga jenis jamur, yaitu jamur saprofit yang hidup pada materi organik mati, jamur parasit yang menyerap nutrisi dari inangnya, dan jamur simbion yang bersimbiosis dengan organisme lain seperti ganggang atau akar tumbuhan. Contoh jamur saprofit adalah jamur kuping dan Clavaria zippelli, contoh jamur parasit adalah Ustilago maydis pada tanaman jagung, dan contoh jamur simbion adalah lic
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang zoonosis dan beberapa penyakit zoonosis pada hewan dan manusia, seperti rabies, avian influenza, swine flu, Japanese encephalitis, cowpox, anthrax, dan leptospirosis. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan melalui kontak langsung atau vektor seperti nyamuk, dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan paralisis pada hewan maupun manusia. Pencegahannya melalui
Uji kualitas telur dan susu memberikan informasi tentang cara menilai kualitas bahan pangan melalui serangkaian tes. Tes kualitas telur meliputi pengamatan eksterior dan interior telur serta pengukuran indeks putih, kuning, dan Haugh untuk menilai kesegaran. Sementara itu, tes kualitas susu mencakup pengamatan warna, bau, rasa, konsistensi, kemampuan masak, dan penambahan alkohol untuk mendeteksi pemalsuan serta pengukuran der
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenfantasykomp
Bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya: aerob dan anaerob. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk hidup sedangkan anaerob hidup di lingkungan tanpa oksigen. Contoh bakteri aerob antara lain Bacillus, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan contoh anaerob meliputi Clostridium tetani, Micrococcus denitrificans, dan Escherichia coli.
Teks tersebut merupakan paper praktikum mengenai produksi ternak perah yang membahas tentang sapi perah FH, fisiologi lingkungan dan ternak, serta anatomi ambing. Paper ini ditulis oleh Dewi Purwati dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tahun 2015.
Dokumen ini membahas tentang penyimpanan hasil pertanian. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga agar hasil pertanian tidak mudah rusak akibat gangguan binatang atau serangga, untuk menghadapi masa paceklik, dan meningkatkan daya tahan komoditas. Teknik penyimpanan berbeda untuk setiap jenis produk pertanian dan berkaitan dengan suhu, kadar air, dan modifikasi atmosfer. Penyimpanan penting dalam sistem pangan k
Simbiosis mutualisme antara jamur dan ganggang membentuk organisme baru bernama lichenes atau lumut kerak. Lichenes dapat hidup di berbagai habitat dan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan, seperti sebagai vegetasi perintis dan indikator tingkat pencemaran udara. Jamur dan ganggang saling menguntungkan dalam simbiosis ini.
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Tata Naipospos
Ada kebutuhan untuk legislasi veteriner yang efektif untuk mengatur domain veteriner dan memungkinkan otoritas kompeten menjalankan fungsi untuk kesehatan hewan dan keamanan pangan."
Mikrobiologi mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil seperti bakteri dan virus. Dokumen ini menjelaskan sejarah perkembangan teori tentang asal usul kehidupan, seperti teori abiogenesis dan biogenesis, serta ilmuwan penting seperti Redi, Spallanzani, dan Pasteur yang membuktikan teori biogenesis melalui eksperimen. Dokumen ini juga menjelaskan kontribusi ilmuwan seperti Leeuwenhoek dan Koch terhadap perkembangan m
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPrincess is Ntxhais
1. Aktivitas air (Aw) merupakan parameter penting dalam menganalisis stabilitas bahan pangan karena berhubungan dengan pertumbuhan mikroba.
2. Isoterm sorpsi menunjukkan hubungan antara keseimbangan kadar air dengan kelembaban relatif pada suhu tertentu, meliputi proses adsorpsi dan desorpsi molekul air.
3. Model GAB dianggap paling akurat untuk menentukan fenomena penyerapan air karena deviasinya kurang dari
Pengertian entomologi, hubungan serangga dengan manusia, keanekaragaman serangga, karakteristik serangga, kerugian dan keuntungan yang ditimbulkan serangga, asal mula serangga.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pembuatan silase, yaitu pakan hijauan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerobik. Terdapat beberapa langkah pembuatan silase mulai dari persiapan bahan dan alat, pelayuan hijauan, pencacahan hijauan, pencampuran bahan, pengisian ke dalam silo, hingga fermentasi selama 3 minggu sebelum disajikan kepada ternak.
Sistem agroforestri diterapkan pada perkebunan kopi di Dusun Tambak Watu untuk meningkatkan produksi pangan non beras. Tanaman pangan seperti pisang, talas, dan singkong ditanam di antara pohon kopi dan penaung. Sistem ini menghasilkan kopi dan pangan sekaligus.
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenfantasykomp
Bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya: aerob dan anaerob. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk hidup sedangkan anaerob hidup di lingkungan tanpa oksigen. Contoh bakteri aerob antara lain Bacillus, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan contoh anaerob meliputi Clostridium tetani, Micrococcus denitrificans, dan Escherichia coli.
Teks tersebut merupakan paper praktikum mengenai produksi ternak perah yang membahas tentang sapi perah FH, fisiologi lingkungan dan ternak, serta anatomi ambing. Paper ini ditulis oleh Dewi Purwati dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tahun 2015.
Dokumen ini membahas tentang penyimpanan hasil pertanian. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga agar hasil pertanian tidak mudah rusak akibat gangguan binatang atau serangga, untuk menghadapi masa paceklik, dan meningkatkan daya tahan komoditas. Teknik penyimpanan berbeda untuk setiap jenis produk pertanian dan berkaitan dengan suhu, kadar air, dan modifikasi atmosfer. Penyimpanan penting dalam sistem pangan k
Simbiosis mutualisme antara jamur dan ganggang membentuk organisme baru bernama lichenes atau lumut kerak. Lichenes dapat hidup di berbagai habitat dan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan, seperti sebagai vegetasi perintis dan indikator tingkat pencemaran udara. Jamur dan ganggang saling menguntungkan dalam simbiosis ini.
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Tata Naipospos
Ada kebutuhan untuk legislasi veteriner yang efektif untuk mengatur domain veteriner dan memungkinkan otoritas kompeten menjalankan fungsi untuk kesehatan hewan dan keamanan pangan."
Mikrobiologi mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil seperti bakteri dan virus. Dokumen ini menjelaskan sejarah perkembangan teori tentang asal usul kehidupan, seperti teori abiogenesis dan biogenesis, serta ilmuwan penting seperti Redi, Spallanzani, dan Pasteur yang membuktikan teori biogenesis melalui eksperimen. Dokumen ini juga menjelaskan kontribusi ilmuwan seperti Leeuwenhoek dan Koch terhadap perkembangan m
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPrincess is Ntxhais
1. Aktivitas air (Aw) merupakan parameter penting dalam menganalisis stabilitas bahan pangan karena berhubungan dengan pertumbuhan mikroba.
2. Isoterm sorpsi menunjukkan hubungan antara keseimbangan kadar air dengan kelembaban relatif pada suhu tertentu, meliputi proses adsorpsi dan desorpsi molekul air.
3. Model GAB dianggap paling akurat untuk menentukan fenomena penyerapan air karena deviasinya kurang dari
Pengertian entomologi, hubungan serangga dengan manusia, keanekaragaman serangga, karakteristik serangga, kerugian dan keuntungan yang ditimbulkan serangga, asal mula serangga.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pembuatan silase, yaitu pakan hijauan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerobik. Terdapat beberapa langkah pembuatan silase mulai dari persiapan bahan dan alat, pelayuan hijauan, pencacahan hijauan, pencampuran bahan, pengisian ke dalam silo, hingga fermentasi selama 3 minggu sebelum disajikan kepada ternak.
Sistem agroforestri diterapkan pada perkebunan kopi di Dusun Tambak Watu untuk meningkatkan produksi pangan non beras. Tanaman pangan seperti pisang, talas, dan singkong ditanam di antara pohon kopi dan penaung. Sistem ini menghasilkan kopi dan pangan sekaligus.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sauerkraut (sayuran fermentasi) dari sawi hijau. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka tentang sawi hijau dan proses pembuatan sauerkraut, serta metode praktikum pembuatan sauerkraut dari sawi hijau.
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengolahan limbah tanaman pangan untuk pakan ternak, khususnya potensi hasil ikutan tanaman padi seperti jerami, dedak, dan sekam sebagai sumber pakan.
2. Jerami padi dan dedak padi memiliki potensi sebagai sumber serat dan energi pakan ternak, meskipun jerami padi memiliki kandungan serat yang terikat erat sehingga sul
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Dendhy Pitopang
Skripsi ini membahas evaluasi mutu tepung pisang raja dan ambon. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan mutu tepung dari kedua jenis pisang tersebut. Beberapa parameter yang diamati meliputi rendemen, kehalusan, kadar air, warna, dan aroma. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi petani pisang di Kabupaten Lima Puluh Kota melalui pengembangan pascapanen pisang menjadi t
Dokumen ini membahas rencana diseminasi hasil pengkajian model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Model ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah. Dokumen ini juga menjelaskan konsep bioindustri, pohon masalah, dan kendala pengembangan model ini serta solusi untuk meningkatkan kualitas dan k
Laporan praktikum ini membahas tentang teknologi pengolahan pengeringan dan penepungan umbi ubi jalar menjadi tepung. Terdapat tiga metode yang digunakan yaitu blanching, perendaman air biasa, dan perendaman Na2S2O5. Hasilnya berupa tepung ubi jalar dengan berat dan persentase produk berbeda untuk setiap metode. Proses pembuatannya meliputi sortasi, pencucian, pengupasan, pemotongan, pengeringan
Dokumen tersebut membahas tentang pengawetan hijauan pakan ternak dan pengolahan jerami padi. Pengawetan hijauan dapat dilakukan secara basah (silase) atau kering (hay) dengan memanfaatkan proses fermentasi. Pengolahan jerami padi bertujuan meningkatkan nilai gizinya dengan melarutkan kristal silika, menghancurkan ikatan lignoselulosa, dan memecahkan ikatan hidrogen.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi limbah sagu sebagai bahan baku produksi bioetanol. Limbah sagu kaya akan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi gula melalui proses hidrolisis untuk selanjutnya diproduksi menjadi bioetanol."
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Silase rumput gajah
1. SILASE RUMPUT GAJAH DENGAN PREKURSOR DEDAK
(Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan)
Oleh
Kelompok I (satu)
Arinda Kusuma Wardani 1514141082
Ahmad Kharisman 1314141004
Angga Predi Saputra 1514141008
Intan Apri Juliani 1514141014
LABORATORIUM LAPANG TERPADU
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
2. LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Silase Rumput Gajah dengan Prekursor Dedak
Tempat Praktikum : Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas pertanian
Universitas Lampung
Waktu Praktikum : 01 – 15 Mei 2017
Kelompok : I (satu)
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Lampung
Bandar Lampung, 05 Juni 2017
Mengetahui,
Asisten
Sumarni
NPM 1414141086
3. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam tak lupa kita
sanjungkan kepada Rosulullah Muhammad SAW. Terimakasih penulis ucapkan
kepada asisten dosen yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini.
Tidak lupa juga kepada teman-teman yang sudah membantu memberi gagasannya
serta dukungannya hingga selesainya laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemanfaatan
Lmbah Agroindustri, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Dalam penulisan ini diharapkan penulis dapat menjelaskan proses
pembuatan dan hasil silase rumput gajah dengan prekursor dedak. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini lebih bermanfaat bagi
khalayak ramai.
Bandar lampung, 03 Juni 2017
Penulis,
4. DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ……………..……………………… i
KATA PENGANTAR ……..……………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………. v
I. PENDAHULUAN ………………...………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Tujuan Praktikum ………………………………………... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ……….…………………………… 3
III. METODE PRAKTIKUM …………………………………. 6
A. Waktu dan Tempat Praktikum …………………………… 6
B. Alat dan Bahan Praktikum …………….…………………. 6
C. Cara Kerja …………………………….………………….. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………..…………………… 8
A. Hasil Pengamatan …………………..…………………….. 8
B. Pembahasan ………………………....……………………. 8
V. KESIMPULAN ……………………...……………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 13
LAMPIRAN
5. DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1. Hasil Pengamatan Pada Indicator Bau, Tekstur, Warna Dan
Palatabilitas Pada Silase Rumput Gajah …………………….. 8
6. DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. Mesin Chopper ……………………………………………....... 16
2. Potongan Rumput Gajah ………………………………………. 16
3. Hasil Silase 1 …………………………………………………. 16
4. Hasil Silase 2 ………………………………………………….. 16
7. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketersediaan hijauan untuk pakan ternak di Indonesia ini sangat dipengaruhi oleh
musim. Saat musim hujan, tanaman pakan ternak dapat tumbuh baik, sehingga
kebutuhan pakan hijauan dapat tercukupi. Sebaliknya pada musim kemarau,
tanaman hijauan yang dihasilkan akan sangat berkuarang dalam jumlah dan
kualitasnya. Seringkali peternak menanggulanginya dengan cara memberikan
pakan seadanya yang diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitarnya.
Pemberian pakan ternak yang seadanya sangat mempengaruhi produktivitas
ternak, terlihat dari lambat nya pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat
badan (BB) bahkan sampai mengalami sakit.
Untuk mengatasi hal ini, hijauan yang berlebih pada musim penghujan
dapatdiproses ataupun diawetkan menggunakan metoda silase. Silase juga dapat
di buat menggunakan bahan Produksi limbah pertanian yang jumlahnya banyak
tersedia Pengolahan limbah pertanian ini tentunya akan memberikan manfaat yang
baik bagi ternak seperti penggunaan bungkil sawit. Pembuatan silase ini juga
merupakan salah satu cara yang sangat berguna untuk tetap menggunakan materi
tanaman dengan kualitas nutrisi yang tinggi sebagai pakan ternak di sepanjang
waktu, tidak hanya untuk musim kemarau. Teknologi fermentasi pada pengolahan
pakan yang umum digunakan adalah pembuatan silo baik untuk hijauan rumput-
rumputan seperti rumput gajah.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana prinsip pembuatan silase rumput gajah;
8. 2. Mengetahui hasil yang baik dari pembuatan rumput gajah;
3. Mengetahui manfaat dari pembuatan silase.
2
9. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput Gajah
Rumput gajah mengandung protein kasar yaitu 9,66%, namun rumput gajah
mengandung serat kasar yang tinggi yaitu 30,86 %. Produksi rumput gajah yang
berlebih, dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan
pakan pada musim hujan dan musim kemarau, disamping itu dapat memanfaatkan
kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik. Rumput gajah tersebut
dapat diawetkan dalam bentuk silase, karena merupakan bahan pakan hijauan
yang baik untuk dibuat silase (Sutardi cit. Syariffudin, 2006).
2.2 Silase
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang di proses dari bahan baku yang
berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami
lainya, dengan jumlah kadar/kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di
masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, yang biasa disebut
dengan “Silo”, selama 30 hari, karena apabila di dalam silo terjadi proses respirasi
yang berlebihan atau dalam waktu yang lama maka dapat mengurangi ketersedian
substrat dalam produksi asam laktat, sehingga dapat menurunkan potensi proses
fermentasi yang baik. Di dalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa tahap
proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat akan
mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah
proses fermentasi (Suparjo, 2009). Contoh bakteri asam laktat diantaranya
adalah Streptococcus thermophillus, Streptococcus lactis, Lactobacillus lactis,
Leuconostoc mesenteroides (Hanafi, 2008).
10. Bahan silase terbaik adalah rumput gajah (Penisetum purpureum) hasil budidaya.
Bahan terbaik lain adalah batang jagung (tebon) muda, atau tebon hasil budidaya.
Sebab tebon, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat lunak.
Rumput liar yang heterogen pun, sebenarnya bisa pula dijadiken silase. Tujuan
utama pembuatan silase adalah untuk mengawetkan dan mengurangi kehilangan
zat makanan suatu hijauan untuk dimanfaatkan pada masa mendatang. Di jelaskan
lebih lanjut bahwa silase dibuat jika produksi hijauan dalam jumlah yang banyak
atau pada fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat makanan optimum
(Jajo, 2008).
Silase yang baik biasanya berasal dari pemotongan hijauan tepat waktu
(menjelang berbunga), pemasukan ke dalam silo dilakukan dengan cepat,
pemotongan hijauan dengan ukuran yang memungkinkannya untuk dimampatkan,
penutupan silo secara rapat (tercapainya kondisi anaerob secepatnya) dan tidak
sering dibuka (Hanafi, 2008).
Keberhasilan pembuatan silase berarti memaksimalkan nutrien yang dapat
diawetkan. Silase yang baik diperoleh dengan menekan berbagai aktivitas enzim
yang berada dalam tanaman dan yang tidak dikehendaki serta mendorong
berkembangnya bakteri asam laktat (Sapienza dan Bolsen, 1993).
Mikroba yang tidak diinginkan bersaing menggunakan karbohidrat yang terlarut
dengan bakteri penghasil asam laktat sehingga hasil akhir metabolismenya tidak
menghasilkan bahan-bahan yang bersifat mengawetkan. Silase yang baik
mempunyai ciri-ciri yaitu rasa dan bau asam, warna masih hijau, tekstur hijauan
masih jelas, tidak berjamur atau berlendir, banyak asam laktat, kadar ammonia
rendah (kurang dari 10%), tidak mengandung asam butirat dan pH rendah dengan
kisaran 3,5-4 (Aksi Agraris Kanisius, 1983).
Karakteristik silase yang baik adalah
1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan
ataukecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau
kehitaman.
4
11. 2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis,
bau amonia dan bau H2S.
3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek
dan tidak berlendir.
4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah.
5. Bebas dari jamur dan belatung. (Utomo,1999)
Dalam proses fermentasi diperlukan bahan pengawet yang tinggi kandungan
karbohidrat seperti dedak halus, yang berfungsi meningkatkan aroma silase,
meningkatkan daya cerna bahan kering dan mempercepat terjadinya suasana asam
(Boediman, 1994).
2.3 Prekursor
Dedak padi cukup mengandung energi dan protein serta vitamin, namun
kelemahannya adalah memiliki kandungan serat kasar cukup tinggi, asam amino
yang sempurna dan kandungan rendah beberapa vitamin dan mineral. Kandungan
protein dedak halus 12%-13%, kandungan lemak cukup tinggi 13% dan serat
kasar 12%. Oleh karena itu dedak padi digunakan secara terbatas antara 18 – 26%
dari total ransum (Rasyaf, 1989).
Palatabilitas merupakan gambaran sifat bahan pakan (fisik dan kimiawi) yang
dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau, rasa (hambar, asin,
manis, pahit), tekstur dan temperaturnya sehingga menimbulkan rangsangan dan
daya tarik ternak untuk mengkonsumsinya. Pakan yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi (tidak banyak mengandung serat kasar) mempunyai kecernaan yang
tinggi. Jika palatabilitas suatu pakan tinggi berarti pakan tersebut mempunyai nilai
gizi yang tinggi (Yusmadi dkk, 2008).
5
12. III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Pratikum
Praktikum “Silase Rumput Gajah Dengan Prekursor Dedak” ini dilaksanakan pada
Senin, 2017 di Laboratorium Lapang Terpadu Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah chopper, silo, terpal, ember,
dan karung. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
rumput gajah dan dedak padi halus.
C. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum ini yaitu:
1. Menyiapkan rumput gajah yang telah di panen;
2. Mengangin-anginkan rumput gajah di tempat teduh untuk mengurangi kadar
air hingga 70-80%;
3. Memotong rumput gajah menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan
chopper;
4. Mencampur potongan-potongan rumput gajah dengan dedak di atas terpal
hingga tercampur rata;
13. 5. Memasukkan campuran ke dalam kantung plastik tebal dan memadatkannya
hingga tidak terdapat udara di dalam plastik;
6. Menutup kantung plastik dengan rapat agar tercipta suasana anaerob;
7. Mendiamkan selama 3 minggu.
7
14. VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Indicator Bau, Tekstur, Warna Dan Palatabilitas
Pada Silase Rumput Gajah.
Hasil Pengamatan
Bau Tekstur Warna Palatabilitas
Silase 1 Harum khas
silase
Tidak menggumpal Hijau
kecoklatan
Baik
Silase 2 Busuk Sedikit menggumpal,
basah, dan sedikit
berjamur
Hijau
kehitaman
Kurang baik
Sumber: Hasil Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
B. Pembahasan
Menurud Sutardi dan Syariffudin (2006), Produksi rumput gajah yang berlebih,
dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan pakan
pada musim hujan dan musim kemarau, disamping itu dapat dimanfaatkan
kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik dengan diawetkan dalam
bentuk silase, karena merupakan bahan pakan hijauan yang baik untuk dibuat
silase (Sutardi cit. Syariffudin, 2006). Silase merupakan hijauan yang difermentasi
sehingga hijauan tersebut tetap awet karena terbentuk asam laktat.
15. Pada praktikum ini bahan pakan yang digunakan adalah rumput gajah segar yang
berumur kurang lebih 4 minggu, menurut Jajo (2008), bahan silase terbaik adalah
rumput gajah (Penisetum purpureum) muda, atau tebon hasil budidaya. Sebab
tebon, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat lunak. Hal ini juga
sesuai dengan pernyataan Hanafi (2008) bahwa silase yang baik biasanya berasal
dari pemotongan hijauan tepat waktu (menjelang berbunga). Praktikum kali ini
menggunakan dua bahan rumput gajah, yang pertama (silase 1) menggunakan
rumput gajah yang telah dichopper dengan kadar air 70-80% dan yang kedua
(silase 2) menggunakan rumput gajah yang telah dicopper dengan kadar air tinggi.
Proses pembuatan silase ini juga digunakan prekusor berupa dedak padi halus, hal
ini merupakan salah satu cara untuk merangsang pertumbuhan bakteri pembentuk
asam sebanyak-banyaknya, dengan menambahkan bahan-bahan yang kaya
karbohidrat sebagai sumber energi bagi bakteri. Ketersediaan bahan yang
mengandung karbohidrat tinggi seperti dedak padi akan merangsang
berlangsungnya proses fermentasi, dan pada akhirnya bakteri asam laktat dapat
berkembang dengan cepat. Sejalan dengan pendapat Boediman (1994), dalam
proses fermentasi diperlukan bahan pengawet yang tinggi kandungan karbohidrat
seperti dedak halus, yang berfungsi meningkatkan aroma silase, meningkatkan
daya cerna bahan kering dan mempercepat terjadinya suasana asam . Namun
Rasyaf ( 1989) dedak padi digunakan secara terbatas antara 18 – 26% dari total
ransum karena kandungan lemak cukup tinggi 13% dan serat kasar 12%,
sedangkan kandungan protein dedak halus 12%-13%.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tektur silase diketahui bahwa pada silase
1 teksturnya kasar seperti bahan asal, warnanya hijau kecoklatan seperti daun
direbus. Warna hijau kecoklatan pada silase yang terjadi dikarenakan kandungan
kadar air dalam rumput gajah yang dimampatkan dalam suasana anaerob sehingga
tidak terjadi proses fotosintesis dan menyebabkan warna menjadi hijau
kecoklatan. beraroma asam khas silase, bau asam dapat dijadikan sebagai
indikator untuk melihat keberhasilan proses ensilase, sebab untuk keberhasilan
proses ensilase harus dalam suasana asam, dan silase tidak terdapat gumpalan.
9
16. Berdasarkan hasil pengamatan kualitas silase ini sudah cukup baik dan memenuhi
kriteria silase yang baik.
Pada silase 2 memiliki warna hijau kehitaman, berbau busuk, bau busuk pada
proses ensilase terjadi karena bahan baku silase yang mengandung kadar air tinggi
dan masih terdapat oksigen saat pemadatan hijauan sehinga proses respirasi hijaun
akan tetap berlangsung. Respirasi tersebut dapat meningkatkan kehilangan bahan
kering, menganggu proses ensilase, menghilangkan nutrisi dan kestabilan silase,
terdapat sedikit jamur, hal ini juga disebabkan karena kurangnya pemadatan
hijauan dalam plastik sehingga udara dapat masuk menyebabkan timbulnya jamur.
Gumpalan pada silase 2 terjadi karena proses pelayuan tidak dilakukan sehingga
kadar air silase tinggi, menimbulkan mikroba yang tidak diinginkan dan bersaing
menggunakan karbohidrat yang terlarut dengan bakteri penghasil asam laktat
sehingga hasil akhir metabolismenya tidak menghasilkan bahan-bahan yang
bersifat mengawetkan., dilihat dari segi warna, bau dan tekstur jenis silase ini
tergolong berkualitas buruk.
Menurut Utomo (1999), karakteristik silase yang baik adalah
1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan
ataukecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau
kehitaman.
2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis,
bau amonia dan bau H2S.
3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek
dan tidak berlendir.
4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah .
5. Bebas dari jamur dan belatung.
Menurut Yusmadi (2008), Palatabilitas merupakan gambaran sifat bahan pakan
(fisik dan kimiawi) yang dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau,
rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya sehingga
menimbulkan rangsangan dan daya tarik ternak untuk mengkonsumsinya. Silase 1
memiliki palatabilitas baik yang berarti silase tersebut mempunyai nilai gizi yang
10
17. tinggi. Sedangkan silase 2 memiliki palatabilitas yang kurang baik, berarti silase
tersebut tidak memiliki kandungan gizi yang tiggi.
11
18. V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum adalah:
1. Prinsip dasar pembuatan silase memacu terjadinya kondisi anaerob dan asam
dalam waktu singkat. Ada 3 hal paling penting agar diperoleh kondisi tersebut
yaitu menghilangkan udara dengan cepat, menghasilkan asam laktat yang
membantu menurunkan pH, mencegah masuknya oksigen kedalam silo dan
menghambat pertumbuhan jamur selama penyimpanan.
2. Secara umum dapat diketahui bahwa dari segi warna, bau dan tekstur silase
limbah sawit menunjukkan kualitas yang baik, namun pada penyimpanan
selama dua minggu pada silase pelepah dan bungkil sawit terdapat belatung
maka disimpulkan bahwa silase yang dibuat berkualitas buruk.
3. Pembuatan silase pada limbah sawit berfungsi untuk meningkatkan kualitas
nilai nutrisi dan tingkat kecernaannya.
19. DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius, 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius.
Yogyakarta
Boediman, 1994.Limbah Hasil Pertanian. Kantor Menteri Muda Urusan Produksi
Pangan, Jakarta.
Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Departemen
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan
Jajo. 2008. Prinsip dasar pembuatan silase. http:// Jajo66's Weblog.html. Diakses
pada tanggal 2 April 2015.
Rasyaf M. 1989. Pengelolaan Peternakan Usaha Ayam Kampung. Kanisius.
Yogyakarta.
Sapienza, D. A., & K. K. Bolsen. 1993. Teknologi Silase. Penerjemah,
Martoyoedo R.B.S. Pioner-Hi-Bred International, Inc. Kansas State
University. Kansas.
Suparjo. 2009. Prinsip dan faktor yang berpengaruh dalam pembuatan silase.
Artikel Ilmiah. Jakarta.
Sutardi dan Syariffudin, 2006. Karakteristik dan Persentase Keberhasilan Silase
Rumput Gajah pada Berbagai Umur Pemotongan. Fakultas Peternakan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Banjarmasin.
Utomo, R. 1999. Teknologi Pakan Hijauan. Fakultas Peternakan, Universitas
GadjahMada, Yogyakarta.
Wan Zahari, M., O.A. Hassan, H.K. Wong and J.B. Liang. 2003. Utilization
oilpalm frond-based diet for beef cattle production in Malaysia. Asian-
Aust. J.Anim. Sci. 16(4):625-634
20. Yusmadi., Nahrow., Muhammad Ridla,.2008.Kajian Mutu dan Palatibilitas Silase
dan Hay Ransum Komplit Berbasis Sampah Organik Primer pada
Kambing Peranakan Etawah.Agripet Vol 8(1)
14