Zaman batu tua (Paleolitikum) dicirikan oleh alat-alat batu yang dibuat secara kasar tanpa diasah. Manusia pada zaman ini hidup sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Terdapat dua kebudayaan utama yaitu Kebudayaan Pacitan yang ditemukan di Pacitan dan memproduksi kapak genggam, serta Kebudayaan Ngandong yang meninggalkan alat-alat dari tulang dan batu di daerah Ngandong.
Dokumen ini membahas tentang alat-alat yang digunakan manusia pada zaman Paleolitikum seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat dari tulang binatang, dan flakes yang terbuat dari batu atau tulang untuk berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan. Dokumen ini juga membedakan ciri kebudayaan Pacitan dan Ngandong berdasarkan jenis alat yang ditemukan.
Zaman Paleolitikum ditandai oleh kehidupan berpindah-pindah, berburu, dan menangkap ikan. Manusia pada zaman ini membuat alat-alat sederhana dari batu, tulang, dan tanduk untuk berburu, mengumpulkan makanan, dan kebutuhan lainnya. Dua kebudayaan utama pada zaman ini adalah Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
Zaman Neolitikum
manusia pendukungnya Homo sapiens
revolusi dari food gathering menjadi food producing
hidup menetap
teknologinya sudah maju pesat
kebudayaannya sudah berkembang
sistem kepercayaan animisme, dan dinamisme
sudah mengenal api
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sejarah, unsur-unsur sejarah seperti manusia, ruang, dan waktu, peran manusia dalam sejarah, konsep waktu dan periodisasi dalam sejarah, serta konsep ruang, kausalitas, dan contoh kausalitas dalam sejarah.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan teknologi pada masa pra-aksara, dimulai dari pengertian pra-aksara sebagai masa sebelum mengenal tulisan, kemudian membahas periode zaman batu dan logam pada masa pra-aksara beserta contoh alat-alat yang ditemukan.
Dokumen ini membahas tentang alat-alat yang digunakan manusia pada zaman Paleolitikum seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat dari tulang binatang, dan flakes yang terbuat dari batu atau tulang untuk berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan. Dokumen ini juga membedakan ciri kebudayaan Pacitan dan Ngandong berdasarkan jenis alat yang ditemukan.
Zaman Paleolitikum ditandai oleh kehidupan berpindah-pindah, berburu, dan menangkap ikan. Manusia pada zaman ini membuat alat-alat sederhana dari batu, tulang, dan tanduk untuk berburu, mengumpulkan makanan, dan kebutuhan lainnya. Dua kebudayaan utama pada zaman ini adalah Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
Zaman Neolitikum
manusia pendukungnya Homo sapiens
revolusi dari food gathering menjadi food producing
hidup menetap
teknologinya sudah maju pesat
kebudayaannya sudah berkembang
sistem kepercayaan animisme, dan dinamisme
sudah mengenal api
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sejarah, unsur-unsur sejarah seperti manusia, ruang, dan waktu, peran manusia dalam sejarah, konsep waktu dan periodisasi dalam sejarah, serta konsep ruang, kausalitas, dan contoh kausalitas dalam sejarah.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan teknologi pada masa pra-aksara, dimulai dari pengertian pra-aksara sebagai masa sebelum mengenal tulisan, kemudian membahas periode zaman batu dan logam pada masa pra-aksara beserta contoh alat-alat yang ditemukan.
Tugas kelompok ini membahas hasil budaya masyarakat pada masa Pra-Aksara di Indonesia, meliputi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman Paleolitikum ditemukan alat-alat batu seperti kapak genggam di berbagai daerah di Indonesia. Zaman Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya bukit kerang dan alat-alat batu seperti kapak genggam dan flakes. Zaman Megalitikum men
Zaman Paleolitikum (Batu Tua) kelas X SMA sem.1Aulia Safitri
Tugas sejarah Indonesia membahas zaman Paleolitikum atau Zaman Batu Tua antara 50.000-10.000 SM. Manusia Peking dan Jawa telah ada pada masa ini. Dokumen menjelaskan jenis manusia, kebudayaan, dan alat-alat pada zaman tersebut seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat dari tulang binatang, dan flakes. Zaman Paleolitikum ditandai dengan gaya hidup berpindah-pindah dan ber
Dokumen tersebut membahas tentang kehidupan awal masyarakat Indonesia, mulai dari sistem sosial ekonomi, kebudayaan, dan perkembangan teknologi dari zaman Paleolitikum hingga zaman Logam. Dijelaskan pula beberapa hasil budaya seperti alat dari batu, seni ukiran, dan bangunan-bangunan megalitik."
Persentasi Zaman Paleolitikum
Persentasi Zaman Mesolitikum
Persentasi Zaman Neolitikum
Persentasi Zaman Mesolitikum
Persentasi Zaman Batu Dengan Gambar
Penelitian ini mengkaji cara berkomunikasi dan menyampaikan pesan sebelum adanya teknologi modern di Indonesia. Peneliti melakukan wawancara dengan mantan menteri komunikasi dan meneliti berbagai dokumen sejarah serta peninggalan untuk mengumpulkan data. Data kemudian dievaluasi keabsahannya dan diinterpretasikan untuk menyusun sejarah teknologi komunikasi tradisional di Indonesia. Kesimpulannya, komunikasi dan penyampaian pesan memakan wak
SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH, ILMU DAN SENI
Dokumen tersebut membahas pengertian, hakekat, dan ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni serta manfaat mempelajari sejarah seperti fungsi rekreatif, inspiratif, instruktif dan edukatif.
1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep penting dalam ilmu sejarah seperti manusia, waktu, ruang, perubahan, dan keterkaitannya. Manusia adalah subjek utama sejarah yang hidup dan berkreasi dalam ruang dan waktu. Sejarah mempelajari aktivitas manusia pada masa lalu.
2. Dokumen juga menjelaskan bahwa kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan yang ter
Buku ini membahas corak kehidupan dan hasil budaya manusia praaksara di Indonesia, dimulai dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, hingga masa perundagian. Pembahasan mencakup evolusi manusia purba, pola kehidupan sosial ekonomi, dan hasil budaya yang dihasilkan pada setiap masa seperti alat-alat batu, sistem kepercayaan, dan penguburan.
Peradaban Harappa merupakan salah satu peradaban kuno terbesar yang berkembang di lembah sungai Indus sejak 2500 SM hingga 1900 SM. Peradaban ini memiliki kota-kota besar seperti Mohenjo Daro dan Harappa yang memiliki sistem sanitasi dan drainase yang canggih untuk zamannya.
Zaman Mesolitikum adalah periode antara Paleolitikum dan Neolitikum ketika manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan membuat alat-alat batu sederhana seperti kapak genggam. Manusia pada zaman ini didominasi ras Melanesoid dari Papua. Beberapa budaya yang berkembang antara lain Pebble Culture, Bone Culture, dan Flakes Culture.
Menurut sejarawan Indonesia R.P Soeroso, perkembangan kehidupan manusia purba dibagi menjadi empat tahapan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Kebudayaan manusia purba meliputi zaman batu, mesolitik, neolitik, logam, dan
Tugas kelompok ini membahas hasil budaya masyarakat pada masa Pra-Aksara di Indonesia, meliputi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman Paleolitikum ditemukan alat-alat batu seperti kapak genggam di berbagai daerah di Indonesia. Zaman Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya bukit kerang dan alat-alat batu seperti kapak genggam dan flakes. Zaman Megalitikum men
Zaman Paleolitikum (Batu Tua) kelas X SMA sem.1Aulia Safitri
Tugas sejarah Indonesia membahas zaman Paleolitikum atau Zaman Batu Tua antara 50.000-10.000 SM. Manusia Peking dan Jawa telah ada pada masa ini. Dokumen menjelaskan jenis manusia, kebudayaan, dan alat-alat pada zaman tersebut seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat dari tulang binatang, dan flakes. Zaman Paleolitikum ditandai dengan gaya hidup berpindah-pindah dan ber
Dokumen tersebut membahas tentang kehidupan awal masyarakat Indonesia, mulai dari sistem sosial ekonomi, kebudayaan, dan perkembangan teknologi dari zaman Paleolitikum hingga zaman Logam. Dijelaskan pula beberapa hasil budaya seperti alat dari batu, seni ukiran, dan bangunan-bangunan megalitik."
Persentasi Zaman Paleolitikum
Persentasi Zaman Mesolitikum
Persentasi Zaman Neolitikum
Persentasi Zaman Mesolitikum
Persentasi Zaman Batu Dengan Gambar
Penelitian ini mengkaji cara berkomunikasi dan menyampaikan pesan sebelum adanya teknologi modern di Indonesia. Peneliti melakukan wawancara dengan mantan menteri komunikasi dan meneliti berbagai dokumen sejarah serta peninggalan untuk mengumpulkan data. Data kemudian dievaluasi keabsahannya dan diinterpretasikan untuk menyusun sejarah teknologi komunikasi tradisional di Indonesia. Kesimpulannya, komunikasi dan penyampaian pesan memakan wak
SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH, ILMU DAN SENI
Dokumen tersebut membahas pengertian, hakekat, dan ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni serta manfaat mempelajari sejarah seperti fungsi rekreatif, inspiratif, instruktif dan edukatif.
1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep penting dalam ilmu sejarah seperti manusia, waktu, ruang, perubahan, dan keterkaitannya. Manusia adalah subjek utama sejarah yang hidup dan berkreasi dalam ruang dan waktu. Sejarah mempelajari aktivitas manusia pada masa lalu.
2. Dokumen juga menjelaskan bahwa kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan yang ter
Buku ini membahas corak kehidupan dan hasil budaya manusia praaksara di Indonesia, dimulai dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, hingga masa perundagian. Pembahasan mencakup evolusi manusia purba, pola kehidupan sosial ekonomi, dan hasil budaya yang dihasilkan pada setiap masa seperti alat-alat batu, sistem kepercayaan, dan penguburan.
Peradaban Harappa merupakan salah satu peradaban kuno terbesar yang berkembang di lembah sungai Indus sejak 2500 SM hingga 1900 SM. Peradaban ini memiliki kota-kota besar seperti Mohenjo Daro dan Harappa yang memiliki sistem sanitasi dan drainase yang canggih untuk zamannya.
Zaman Mesolitikum adalah periode antara Paleolitikum dan Neolitikum ketika manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan membuat alat-alat batu sederhana seperti kapak genggam. Manusia pada zaman ini didominasi ras Melanesoid dari Papua. Beberapa budaya yang berkembang antara lain Pebble Culture, Bone Culture, dan Flakes Culture.
Menurut sejarawan Indonesia R.P Soeroso, perkembangan kehidupan manusia purba dibagi menjadi empat tahapan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Kebudayaan manusia purba meliputi zaman batu, mesolitik, neolitik, logam, dan
Teks tersebut merangkum perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia mulai dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, hingga masa perundagian. Dibahas pula hasil-hasil kebudayaan dari berbagai zaman seperti zaman batu, mesolitikum, neolitikum, zaman logam, serta kebudayaan megalitikum. Teks ini menjelaskan perkembangan kehidupan sosial ekonomi manusia purba di
Zaman Mesolithikum merupakan periode antara Paleolitikum dan Neolitikum dimana manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan menggunakan alat-alat batu kasar seperti kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan yang ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.
Dokumen ini membahas tentang pengertian zaman pra-aksara dan kebudayaan pada masa itu, meliputi zaman batu tua, batu madya, batu muda, dan batu besar. Peninggalan kebudayaan zaman tersebut berupa alat dari batu, tulang, dan logam yang digunakan untuk berburu, bercocok tanam, dan kegiatan lain. Dokumen ini juga membahas corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terbagi menjadi masa
1. Zaman Paleolitikum berlangsung antara 50.000-10.000 SM pada masa Pleistosen yang ditandai oleh bergantinya zaman glasial dan interglasial.
2. Manusia pada masa ini hidup sebagai pemburu-pengumpul dan berpindah-pindah mengikuti sumber daya, menggunakan alat-alat batu sederhana.
3. Dua kebudayaan utama di Indonesia pada masa itu adalah Kebudayaan Pacitan dan Ngandong yang did
Teknologi batu mulai berkembang dari penggunaan batu sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan berfungsi secara serbaguna. Teknologi ini terus berkembang melalui zaman Paleolitikum, Misolitikum, dan Neolitikum hingga zaman perunggu dan besi.
Pembabakan secara Arkeologis membagi zaman prasejarah menjadi 4 zaman berdasarkan perkembangan alat batu yaitu Zaman Batu Tua, Zaman Batu Tengah, Zaman Batu Besar, dan Zaman Batu Muda. Zaman Logam terbagi menjadi Zaman Perunggu dan Zaman Besi berdasarkan penggunaan logam sebagai bahan baku alat. Masyarakat prasejarah hidup berpindah-pindah dan bergantung pada alam, namun secara
Dokumen tersebut membahas periodesasi kehidupan manusia purba di Indonesia, dimulai dari Zaman Paleolitikum hingga Zaman Logam. Mencakup perkembangan alat batu, pola kehidupan, dan budaya yang berkembang pada setiap zamannya. Zaman Paleolitikum ditandai dengan alat batu yang sangat sederhana, berburu dan mengumpulkan makanan. Zaman Mesolitikum dan Neolitikum mengalami kemajuan dengan alat batu yang le
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
3. Paleolithikum berasal dari kata “
Palaeo “ artinya tua, dan “Lithos” yang
artinya batu, sehingga zaman ini disebut
zaman batu tua.
4. Bidang Sosial Bidang ekonomi
CIRI-CIRI CIRI-CIRI
Bidang kepercayaan Bidang kebudayaan
CIRI-CIRI CIRI-CIRI
5. Ciri-Ciri
Hidup berkelompok, yang terdiri dari 20-30
orang
Sudah ada pembagian kerja antara laki-
laki dan wanita
Hidupnya masih Nomaden (Berpindah-pindah
tempat)
6. Ciri-Ciri
•Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana.
•Hidupnya tergantung pada alam
•Hidup Berburu penangkap ikan, dan pengumpul
bahan makanan seperti buah-buahan, umbi-
umbian, dan bahan makanan lainnya, menjadi
sebuah kebiasaan sehari-hari mereka, berusaha
mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya
7. Ciri-Ciri
Animisme dan Dinamisme
Menyakini adana hubungan antara orang
yang telah meninggal dengan yang masih
hidup
Kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan
alam dan penguburan mayat
8. Ciri-Ciri
Alat-alat yang terbuat dari batu yang masih
kasar, yaitu :
Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu
Chalcedon
9. Sudah ada pembagian kerja antara laki-
laki dan wanita, yaitu :
• Wanita bertugas meramu untuk di jadikan
makanan (meramu tanam-tanaman) dan
mengasuh anak
• Laki-laki melakukan pekerjaan kasar
seperti berburu binatang
Kehidupan manusia ini nomaden (hidupnya
berpindah-pindah), mereka tinggal di padang
rumput, goa, dan dekat dengan sumber air
(sungai, laut, pantai dll) karena sumber air
tersebut berfungsi sebagai :
• Sumber air minum
• Sumber makanan
• Sarana transportasi
10.
11. Gambar
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tersebut adalah:
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya
disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak,
tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara
menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara
memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa
adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali
umbi, memotong, dan menguliti binatang.
2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan
sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus.
Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat),
lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling
banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von
Koenigswald disebut kebudayan pacitan.
Kembali
13. 3. Alat-alat dari tulang binatang atau
tanduk rusa
Kembali
Salah satu alat peninggalan zaman
paleolithikum yaitu alat dari tulang
binatang. Alat-alat dari tulang ini
termasuk hasil kebudayaan Ngandong.
Kebanyakan alat dari tulang ini berupa
alat penusuk (belati) dan ujung tombak
bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah
untuk mengorek ubi dan keladi dari
dalam tanah. Selain itu alat ini juga
biasa digunakan sebagai alat untuk
menangkap ikan.
14. 4. Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat
dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk
hasil kebudayaan Ngandong sama seperti
alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan
alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan
ubi dan buah-buahan.
Kembali
15. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan
Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi
kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu
dan kapak genggam di daerah Pacitan. Kapak genggam itu
berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih
dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para
ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak.
Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat
(Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari
tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung
tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu
di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan
yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan
banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang
terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan
Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada
dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah
dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi
Selatan)
16. Zaman batu tua (Paleolotokum) adalah suatu
periode ketika peralatan manusia secara dominan
terbut dari batu walaupun ada pula alat-alat
penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu
ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari
kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas
sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat
yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana)
karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup
saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-
kira 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman
paleolithikum ini, alat-alat yang mereka hasilkan
masih sangat kasar.
17. Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian
sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan
secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari
sudut mata pencariannya periode ini disebut masa
berburu dan meramu makanan tingkat sederhana.
Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus
Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus
Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini
ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.
Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
Kebudayaan Pacitan pada tahun 1935, Von Koenigswald
menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah
Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak
ini dikerjaan dengan cara masih sangat kasar. Para ahli
menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama
chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di
Pacitan, alat-alat dari zaman Paleplithikum ini temukan di
daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).