Zaman Neolitikum
manusia pendukungnya Homo sapiens
revolusi dari food gathering menjadi food producing
hidup menetap
teknologinya sudah maju pesat
kebudayaannya sudah berkembang
sistem kepercayaan animisme, dan dinamisme
sudah mengenal api
Zaman Neolitikum
manusia pendukungnya Homo sapiens
revolusi dari food gathering menjadi food producing
hidup menetap
teknologinya sudah maju pesat
kebudayaannya sudah berkembang
sistem kepercayaan animisme, dan dinamisme
sudah mengenal api
ZAMAN PALEOLITHIKUM
adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbuat dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Kira-kira 50.000 SM s/d 100.000SM
Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana
LEBIH LENGKAP LIHAT PRESENTASINYA !
Kebudayaan Megalitikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Setiap bangunan yang diciptakan oleh masyarakat tentu memiliki fungsi.
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia purba dari Wajak.
ZAMAN PALEOLITHIKUM
adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbuat dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Kira-kira 50.000 SM s/d 100.000SM
Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana
LEBIH LENGKAP LIHAT PRESENTASINYA !
Kebudayaan Megalitikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Setiap bangunan yang diciptakan oleh masyarakat tentu memiliki fungsi.
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia purba dari Wajak.
Materi Zaman Prasejarah ini dirangkum dari berbagai sumber. Menjelaskan tentang pembagian masa prasejarah dari sisi geologi maupun masa prasejarah yang masuk ke nusantara dan dialami oleh masyarakat Indonesia.
Presentasi tentang zaman sebelum mengenal tulisan / biasa disebut pra - aksara
Didesain oleh :
Robertus
robertonlyhere.blogspot.com
robertonlyhere.wordpress.com
2. Pendahuluan
Apa itu paleolitikum?
Paleolitikum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu
palaios(purba) dan
lithos(batu). Pada zaman itu,
Manusia tidak mengenal
tulisan namun hanya
mengenal gambar sederhana.
Dan mereka belum bisa
mengolah makanan namun
mereka hanya bisa berburu
makanan.
4. Manusia Pra-Aksara
Seperti apa manusia Pra-
Aksara?
Zaman dahulu, manusia
berbentuk hampir seperti
kera. Dan mereka disebut
Homo ergaster (Seperti di
gambar), kemudian
berevolusi menjadi Homo
erectus.
5. Bertahan Hidup
Bagaimana Manusia Pra-
Aksara Mencari Makan?
Mereka mencari makan
dengan cara berburu
daging atau buah-buahan
dengan cara seadanya.
Seperti gambar di samping,
manusia pra-aksara hanya
memecahkan sebuah telur
dengan sebuah batu yang
sederhana.
6. Tempat Tinggal
Dimana Manusia Pra-
Aksara Bertempat Tinggal?
Mereka mempunyai tempat
tinggal yang tidak tetap.
Jadi, mereka akan
bermigrasi bila persediaan
makanan habis, suhu
terlalu dingin, dan faktor
lain yang menyebabkan
mereka tidak nyaman.
7. Peninggalan
Apa bukti adanya manusia
zaman batu tua
(Paleolithikum) ?
Buktinya adalah serpihan
kerangka manusia purba dan
batu – batu kasar hasil
pungut manusia pra-aksara.
Ciri-ciri batu disamping
adalah batu yang belum
haluskan dan belum
dimodifikasi.
9. Derajat Anggota
Kelompok
Bagaimana Suatu Kelompok
Manusia Zaman Batu tua
diatur?
Seluruh anggota kelompok
manusia zaman batu tua
tentu tidak peduli terhadap
kepemimpinan namun
mereka peduli terhadap
kekompakan. Walaupun
begitu, mereka tetap
menghormati yang lebih tua.
10. Tata Kelompok
Bagaimana Manusia Zaman
Batu Tua Berorganisasi?
Mereka tentu tidak
mempunyai pemimpin,
namun bermusyawarah sudah
dilakukan semenjak zaman
batu(paleolitikum). Seperti
gambar disamping, mereka
melakukan musyawarah
terlebih dahulu sebelum
bermigrasi
11. Aturan/Norma
Bagaimana Manusia Pra-
Aksara Berperilaku?
Pada zaman batu
tua(paleolithikum), aturan dan
norma belum dikenal.
Sehingga sesuatu yang
menjijikan dan perkelahian
bisa terjadi. Seperti gambar
disamping, kedua manusia
pra-aksara sedang berkelahi
untuk menampilkan siapa
jantan yang paling kuat.
13. Komunikasi
Bagaimana Manusia Pra-
Aksara Berkomunikasi?
Mereka hanya bisa
berkomunikasi melalui
lisan dan bahasa lisan
tersebut sangat sederhana
karena mereka hanya bisa
berbicara “Uh-Uh-Ah-Ah”
seperti kera.
14. Cara Berfikir
Bagaimana Manusia Pra-
Aksara Saling Mengerti?
Manusia pra-aksara tentu
tidak bisa menulis. Namun
pada zaman batu, mereka
bisa mengekspresikan diri
dalam melukis seperti apa
yang para ilmuwan
temukan di sebuah gua.
15. Naluri Kasih Sayang
Apakah Manusia pada Zaman
Batu Tua(Paleolithikum)
sudah mengenal rasa kasih
sayang?
Ya. Mereka sudah memiliki
rasa simpati terhadap sesama
spesies. Seperti gambar
disamping, anak yang
ditinggal ibunya merasa
bersedih namun ia belum tahu
apa yang harus ia lakukan.
17. Hak Milik
Apakah Kepemilikan Terjadi
Pada Zaman Batu
Tua(Paleolithikum)?
Tidak. Mereka saling berbagi
seakan-akan semua makanan
yang ada di wilayah tersebut
merupakan kepunyaan
mereka semua. Dan
perdagangan pun tidak
terjadi pada zaman tersebut.
19. Kebudayaan
Apakah Budaya Sudah
Terwujudkan Pada Zaman
Batu Tua(Paleolithikum)?
Ya. Mereka sudah bisa
membuat karya seni tari
seperti gambar disamping.
Tarian tersebut bermaksud
untuk menghibur dewa
mereka yang pada saat itu
masih menganut kepercayaan
dinamisme.
20. Seni Rupa
Apakah Manusia Pra-
Aksara Bisa
Mengekspresikan Dirinya?
Seperti apa yang
ditemukan ilmuwan. Sejak
zaman batu tua, mereka
sudah bisa mengukir batu
pada dinding gua untuk
mengekspresikan dirinya
dalam menggambar.