Laporan praktikum mengenai transfer massa uap air melalui film kemasan PE dan PP. Tujuannya adalah menentukan laju transfer massa dan pengaruh laminasi kedua kemasan secara teori seri dan paralel. Dilakukan pengukuran permeabilitas uap air film PE dan PP menggunakan mangkuk WVTR di dalam desikator. Jenis film, suhu, dan laminitas mempengaruhi permeabilitas. PE lebih impermeabel daripada PP.
Dokumen ini membahas tentang destilasi, yang merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan volatilitas zat pada suhu dan tekanan tertentu. Terdiri dari pengertian, tahap-tahap, prinsip kerja, jenis-jenis, pembagian, serta kelebihan dan kekurangan destilasi.
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanAgataMelati
Laporan praktikum mendeskripsikan proses penentuan panas spesifik bubuk kopi dan tepung terigu menggunakan kalorimeter. Mahasiswa mengukur panas spesifik dengan memanaskan sampel kemudian memasukkannya ke dalam air di kalorimeter, dan mengukur kenaikan suhu akibat perpindahan panas sesuai azas Black. Hasilnya digunakan untuk mengontrol panas dalam proses pengolahan pangan.
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
Praktikum ini bertujuan untuk melihat pengaruh cara pemasakan, asam, dan alkali terhadap warna zat warna tanaman dan mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing terhadap zat warna hewan. Zat warna alami seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin memberikan warna hijau, kuning, merah pada tanaman dan hewan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, pH, dan cahaya. Praktikum ini akan mengam
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengawetan makanan meliputi proses pengeringan untuk menghambat pembusukan dengan mengurangi kadar air, sehingga mikroba tidak dapat tumbuh. Terdapat dua jenis pengeringan yaitu alami menggunakan sinar matahari dan buatan menggunakan panas buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengeringan mempengaruhi tekstur, aroma, mikroba
Dokumen ini membahas tentang destilasi, yang merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan volatilitas zat pada suhu dan tekanan tertentu. Terdiri dari pengertian, tahap-tahap, prinsip kerja, jenis-jenis, pembagian, serta kelebihan dan kekurangan destilasi.
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanAgataMelati
Laporan praktikum mendeskripsikan proses penentuan panas spesifik bubuk kopi dan tepung terigu menggunakan kalorimeter. Mahasiswa mengukur panas spesifik dengan memanaskan sampel kemudian memasukkannya ke dalam air di kalorimeter, dan mengukur kenaikan suhu akibat perpindahan panas sesuai azas Black. Hasilnya digunakan untuk mengontrol panas dalam proses pengolahan pangan.
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
Praktikum ini bertujuan untuk melihat pengaruh cara pemasakan, asam, dan alkali terhadap warna zat warna tanaman dan mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing terhadap zat warna hewan. Zat warna alami seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin memberikan warna hijau, kuning, merah pada tanaman dan hewan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, pH, dan cahaya. Praktikum ini akan mengam
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengawetan makanan meliputi proses pengeringan untuk menghambat pembusukan dengan mengurangi kadar air, sehingga mikroba tidak dapat tumbuh. Terdapat dua jenis pengeringan yaitu alami menggunakan sinar matahari dan buatan menggunakan panas buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengeringan mempengaruhi tekstur, aroma, mikroba
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
Pendinginan dan pembekuan merupakan metode pengawetan bahan pangan dengan menurunkan suhu untuk menghambat aktivitas mikroba dan reaksi kimia. Pendinginan menyimpan pangan pada suhu di atas titik beku, sedangkan pembekuan menyimpan pangan dalam keadaan beku. Kedua metode ini dapat memperlambat proses pembusukan dan memperpanjang masa simpan pangan.
Teks tersebut merupakan pendahuluan tentang protein. Protein memiliki peran penting sebagai bahan struktural dan enzim (mesin yang bekerja secara molekular). Protein dapat berperan sebagai struktur karena memiliki rantai panjang dan dapat mengalami ikatan silang, serta berperan sebagai katalis reaksi kimia dalam organisme.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis reaksi kimia dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi kimia.
2. Diuraikan pula teori-teori dasar mengenai reaksi kimia beserta contoh-contohnya.
3. Juga diberikan penjelasan mengenai beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai reaktan dalam percobaan.
Laporan praktikum ini membahas tentang teknologi pengolahan pengeringan dan penepungan umbi ubi jalar menjadi tepung. Terdapat tiga metode yang digunakan yaitu blanching, perendaman air biasa, dan perendaman Na2S2O5. Hasilnya berupa tepung ubi jalar dengan berat dan persentase produk berbeda untuk setiap metode. Proses pembuatannya meliputi sortasi, pencucian, pengupasan, pemotongan, pengeringan
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Teknik ekstraksi digunakan untuk pemisahan cepat dan bersih baik untuk analisis maupun pekerjaan preparatif. Terdapat dua jenis ekstraksi utama yaitu ekstraksi cair-cair yang menggunakan pelarut dan ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet. Pemilihan pelarut yang tepat dipengaruhi oleh faktor se
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang sifat fisik dan kimia dari beberapa alkohol seperti titik didih, bau, kelarutan, dan kecepatan reaksi dengan asam klorida dan senyawa dikromat. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa struktur molekul dan jumlah atom karbon mempengaruhi titik didih alkohol, sedangkan kedudukan gugus hidroksil mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
Pendinginan dan pembekuan merupakan metode pengawetan bahan pangan dengan menurunkan suhu untuk menghambat aktivitas mikroba dan reaksi kimia. Pendinginan menyimpan pangan pada suhu di atas titik beku, sedangkan pembekuan menyimpan pangan dalam keadaan beku. Kedua metode ini dapat memperlambat proses pembusukan dan memperpanjang masa simpan pangan.
Teks tersebut merupakan pendahuluan tentang protein. Protein memiliki peran penting sebagai bahan struktural dan enzim (mesin yang bekerja secara molekular). Protein dapat berperan sebagai struktur karena memiliki rantai panjang dan dapat mengalami ikatan silang, serta berperan sebagai katalis reaksi kimia dalam organisme.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis reaksi kimia dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi kimia.
2. Diuraikan pula teori-teori dasar mengenai reaksi kimia beserta contoh-contohnya.
3. Juga diberikan penjelasan mengenai beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai reaktan dalam percobaan.
Laporan praktikum ini membahas tentang teknologi pengolahan pengeringan dan penepungan umbi ubi jalar menjadi tepung. Terdapat tiga metode yang digunakan yaitu blanching, perendaman air biasa, dan perendaman Na2S2O5. Hasilnya berupa tepung ubi jalar dengan berat dan persentase produk berbeda untuk setiap metode. Proses pembuatannya meliputi sortasi, pencucian, pengupasan, pemotongan, pengeringan
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Teknik ekstraksi digunakan untuk pemisahan cepat dan bersih baik untuk analisis maupun pekerjaan preparatif. Terdapat dua jenis ekstraksi utama yaitu ekstraksi cair-cair yang menggunakan pelarut dan ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet. Pemilihan pelarut yang tepat dipengaruhi oleh faktor se
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang sifat fisik dan kimia dari beberapa alkohol seperti titik didih, bau, kelarutan, dan kecepatan reaksi dengan asam klorida dan senyawa dikromat. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa struktur molekul dan jumlah atom karbon mempengaruhi titik didih alkohol, sedangkan kedudukan gugus hidroksil mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan singkat tentang morfologi akar dan modifikasinya pada beberapa jenis tumbuhan. Laporan ini menjelaskan bagian-bagian akar, tipe perakaran, bentuk modifikasi akar, serta bentuk modifikasi akar seperti akar udara dan akar penghisap yang diamati pada 11 jenis tumbuhan berbeda melalui praktikum lapangan.
Laporan praktikum mengukur kelembaban udara dengan termometer bola kering dan basah. Kelembaban udara lebih tinggi di bawah tajuk tanaman daripada di atasnya karena pengaruh sinar matahari. Suhu termometer bola kering naik di atas tanaman karena pemanasan udara oleh sinar matahari.
Analisis gravimetri adalah metode analisis kuantitatif berdasarkan bobot yang melibatkan proses isolasi dan penimbangan unsur atau senyawa tertentu dari sampel. Metode ini melibatkan proses pengendapan analit menjadi endapan yang stabil dan mudah ditimbang untuk menentukan kadarnya.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang simbol kode segitiga pada kemasan plastik minuman dan makanan. Kode tersebut memberikan informasi tentang jenis plastik yang digunakan dalam kemasan. Ada beberapa jenis plastik yang umum digunakan yaitu PETE, HDPE, PVC, dan LDPE. Setiap jenis plastik memiliki karakteristik dan bahaya yang berbeda-beda terhadap kesehatan jika terpapar dalam jangka panjang.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, karakteristik, bahan dasar, keuntungan, dan kelemahan plastik serta proses daur ulang plastik.
2. Daur ulang plastik bertujuan untuk mencegah sampah, mengurangi penggunaan bahan baku baru, dan mengurangi polusi dengan mengolah kembali limbah plastik menjadi produk baru.
3. Ada beberapa manfaat daur ulang plastik seperti konservasi min
Makalah ini membahas tentang polivinil klorida (PVC). PVC adalah polimer termoplastik urutan ketiga yang banyak digunakan di dunia setelah polietilena dan polipropilena. PVC diproduksi dari vinil klorida yang dihasilkan dari reaksi etilena dan gas klor. PVC memiliki sifat tahan air, asam, alkali, tidak beracun, dan isolator yang baik. Aplikasi PVC meliputi pipa, kabel, pakaian, dan kemas
MATERIAL KEMASAN PRODUK SEDIAAN FARMASI_mazh.pdfMaz Harry
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis bahan pengemas yang umum digunakan untuk sediaan farmasi, yaitu gelas, plastik, elastik, dan logam. Gelas digunakan untuk sediaan parenteral karena inert secara kimiawi dan tahan terhadap kontaminasi, sedangkan plastik dan elastik lebih ringan namun perlu diperhatikan interaksinya dengan obat. Logam hanya terbatas digunakan karena mudah teroksidasi.
Pk8 kd7 t4 jenis dan karateristik limbah keras anorganik plastikAgus Tri
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis plastik dan karakteristiknya. Terdapat 7 jenis utama plastik yaitu PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, dan Other (SAN, ABS, PC, Nylon). Setiap jenis memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda, seperti kekuatan, fleksibilitas, kemampuan untuk menahan suhu dan reaksi kimia. Jenis tertentu seperti PET dan PS hanya untuk
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai prinsip-prinsip reka bentuk pembungkusan makanan. Prinsip-prinsip utama termasuk kesesuaian, keselamatan, kekukuhan, memberikan maklumat, dan berfungsi untuk melindungi makanan. Jenis-jenis bahan pembungkusan yang disebut termasuk logam, plastik, kertas, dan kaca.
Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak BumiFairuz Hilwa
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai alternatif energi. Limbah plastik dapat diolah menjadi bahan bakar minyak dengan memotong rantai polietilen menjadi etilen-etilen menggunakan teknologi pirolisis atau gasifikasi. Pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat mengatasi kelangkaan energi dan mencegah pencemaran lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak melalui proses pirolisis serta risiko polusi udara dari hasil uap yang dihasilkan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pengolahan sampah plastik menjadi minyak dapat mengurangi limbah plastik namun juga dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang mencemari udara jika tidak ditangani dengan baik.
Dokumen tersebut merangkum tentang pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang pengertian plastik, jenis-jenis plastik, dampak limbah plastik, dan cara mengolah limbah plastik menjadi biji plastik atau bahan bakar minyak melalui proses pembakaran.
Laporan Praktikum Alat dan Mesin PengemasanMelina Eka
Dokumen tersebut membahas mengenai pengemasan dan pengalengan makanan. Secara umum dikemukakan bahwa pengemasan berfungsi untuk melindungi produk makanan, menjaga mutunya, dan meningkatkan daya tarik produk kepada konsumen. Pengemasan dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti pengalengan, pembotolan, vakum packing, dan sebagainya dengan mempertimbangkan sifat produk dan tujuan pengemasan.
Makalah ini membahas proses manufaktur pembuatan kantong plastik mulai dari bahan baku plastik daur ulang yang diolah menjadi bijih plastik, kemudian dicampur dan diekstrusi menjadi lembaran plastik yang kemudian dipotong menjadi kantong plastik. Prosesnya meliputi sortasi, pemotongan, pencucian, pemanasan, penyaringan, pendinginan, penggilingan, pencampuran, pengeringan, dan ekstrusi lembaran
Plastik umumnya digunakan sebagai bahan non-beban dengan kepadatan rendah dalam konstruksi. Plastik terdiri dari kelompok material beragam yang diproduksi melalui proses polimerisasi dari monomer kecil menjadi rantai makromolekul panjang. Jenis plastik yang paling banyak digunakan dalam konstruksi adalah polivinil klorida dan politena.
Polimer sintetik adalah sebatian kimia berantai panjang yang terdiri dari unit-unit kecil. Terbahagi kepada elastomer, termoplastik, dan plastik termoset. Dibuat melalui proses polimerisasi baik penambahan maupun kondensasi. Polimer sintetik seperti plastik, getah sintetik, dan gentian sintetik memiliki berbagai kegunaan namun juga dapat menyebabkan masalah lingkungan karena sulit terurai.
Kantong plastik dibuat dari HDPE yang dilumerkan dan dihembus menjadi bentuk kantong menggunakan mesin blowing. Proses pembuatannya meliputi pencampuran bahan, pelumeran, penghembusan menjadi roll plastik, pemotongan, dan pembuatan pegangan dengan mesin plong. Kantong plastik memiliki sifat kuat, elastis, dan tahan suhu tinggi sehingga sering digunakan sebagai kemasan makanan.
Dokumen tersebut berisi informasi mengenai berbagai artikel yang terkait dengan kimia, mulai dari berita, jenis-jenis plastik, proses pembuatan plastik, hingga sifat polimer konduktif. Terdapat pula kategori lain seperti soal-soal olimpiade sains, tanya jawab, dan tokoh-tokoh kimia.
Similar to ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 4 Transfer Massa Uap Air Melewati Film Kemasan PE dan PP (20)
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
Perajangan merupakan tahap penting dalam proses ekstraksi minyak atsiri karena dapat membuka kelenjar minyak secara maksimal sehingga hasil ekstraksi menjadi lebih baik. Perajangan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan alat berupa mesin pengiris yang memotong bahan menjadi irisan tipis dan seragam untuk mempercepat proses dehidrasi. Model matematika menunjukkan bahwa perajangan buah menjadi
Praktikum Acara III Lipida bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan pembentukan emulsi pada lemak, sifat ketidakjenuhan lemak, dan mendeteksi kandungan kolesterol pada beberapa jenis minyak dan lemak menggunakan beberapa reaksi kimia."
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan lemak terhadap pelarut dan terjadinya emulsi, menguji ketidakjenuhan minyak dan asam lemak, serta mendeteksi kehadiran kolesterol. Hasilnya menunjukkan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi tidak dalam air. Lemak juga larut dalam Na2CO3 karena terjadi reaksi penyabunan."
Laporan praktikum biokimia mendiskusikan pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim diastase, serta menguji aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. Metode yang digunakan meliputi pengujian iod untuk mendeteksi karbohidrat dan reaksi Benedict untuk mendeteksi monosakarida hasil hidrolisis pati oleh enzim.
Dokumen tersebut merangkum tentang isolasi enzim amilase dari kecambah biji dan reaksi pencoklatan enzimatis. Isolasi enzim amilase dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim selama perkecambahan biji, sedangkan reaksi pencoklatan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap reaksi pada permukaan potongan buah. Dokumen juga menjelaskan tentang teori dan faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase.
Protein dapat diendapkan dengan mengatur pH larutan mendekati titik isoelektrik protein. Penambahan garam kalsium, asam asetat, dan enzim bromelin dapat mengendapkan protein susu sapi dan kedelai dengan mengubah muatan protein.
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat, lemak, dan protein sebagai nutrisi utama yang berfungsi sebagai sumber energi dan pembangun jaringan tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang disimpan sebagai glikogen, sedangkan lemak dan protein berperan sebagai pembentuk struktur tubuh dan pengatur metabolisme. Lemak diklasifikasi berdasarkan jenuhnya ikatan atom karbonnya, sedangkan protein dibedakan menjadi semp
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
Dokumen tersebut membahas tentang analisis biaya penerapan alat dan mesin, termasuk biaya tetap, biaya tidak tetap, dan beberapa metode penyusutan seperti garis lurus, saldo menurun, dan jumlah angka tahun.
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
Statistik digunakan dalam K3 untuk menilai kinerja program keselamatan dan kesehatan kerja. Berbagai ukuran seperti frekuensi kecelakaan, parahnya kecelakaan, dan rata-rata hari kerja hilang digunakan untuk mengidentifikasi tren, membandingkan kinerja, dan mengalokasikan sumber daya. Analisis statistik seperti Safe T-score membantu menilai apakah perbedaan antara tempat kerja atau periode waktu signifikan at
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
Dokumen tersebut membahas tentang alat pelindung diri (APD) yang digunakan untuk melindungi pekerja dari berbagai bahaya di tempat kerja. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan, bahan, bentuk, dan bagian-bagian dari berbagai jenis APD seperti topeng, kacamata, tutup telinga, sarung tangan, sepatu keselamatan dan pakaian pelindung. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya pengguna
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
Dokumen tersebut membahas tentang faktor lingkungan kerja fisik khususnya iklim kerja (panas) dan kebisingan, termasuk definisi, alat ukur, nilai ambang batas, dan evaluasi hasil pengukuran."
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
Cara kerja dan lingkungan kerja yang ergonomis bagi mahasiswa adalah:
1. Ruang belajar yang nyaman, terang, sejuk dan sehat.
2. Peralatan belajar seperti meja, kursi dan perangkat elektronik yang sesuai ukuran tubuh.
3. Jadwal belajar dan istirahat yang teratur untuk menjaga konsentrasi dan mengurangi kelelahan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yang mencakup pengertian K3 sebagai ilmu pengetahuan untuk mencegah kecelakaan, kebakaran, dan penyakit di tempat kerja, serta tujuan K3 untuk melindungi pekerja dan menjamin proses produksi berjalan lancar. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar K3 seperti keselamatan, kesehatan, bahaya, risiko
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya air bagi manusia dan bahan pangan, struktur molekul air dan es, sifat fisik dan kimia air, peran air dalam bahan pangan, aktivitas air, dan pengawetan pangan dengan pengendalian kadar air.
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 4 Transfer Massa Uap Air Melewati Film Kemasan PE dan PP
1. LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI PANGAN 1
TRANSFER MASSA UAP AIR MELEWATI FILM
KEMASAN PE DAN PP
Oleh:
KELOMPOK 1
1. Adinda Safira (H0912001)
2. Ananda Adi Prasetya (H0912010)
3. Anisha Ayuningtryas (H0912013)
4. Cecilia Retno Ayu M (H0912028)
5. Dhita Ekariski (H0912037)
6. Esthi Nanda (H0912047)
7. Fransiska Puteri (H0912056)
8. Guruh Panji (H0912061)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
2. ACARA IV
TRANSFER MASSA UAP AIR
MELEWATI FILM KEMASAN PE DAN PP
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara IV Transfer Massa Uap Air melewati Film
Kemasan PE dan PP ini adalah untuk:
a. Menentukan laju transfer massa uap air melewati film kemasan PE dan
PP.
b. Menentukan pengaruh laminasi kedua kemasan tersebut secara teori seri
maupun paralel terhadap laju transfer massa uap airnya.
II. Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan Alat dan Bahan
Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan
menjaganya dari kelembaban udara. Desikator sederhana laboratorium adalah
wadah yang pada bagian dasarnya berisi silika gel atau bahan kimia pengering
lainnya. Desikator dilengkapi dengan penutup kaca yang dilapisi oleh vaselin.
Vaselin atau petroleum jelly merupakan hidrokarbon golongan alkana dengan 20
hingga 30 atom karbon yang berasal dari minyak bumi. Vaselin berfungsi sebagai
penutup celah antara penutup dan wadah desikator sehingga tidak ada aliran
udara masuk atau keluar dari desikator (Humaidah, 2011).
Silika gel lebih efektif karena selektifitas penyerapannya tinggi. Pori
silika gel hanya dapat menyerap ukuran molekul air. silika gel lebih selektif
menyerap air daripada zeolit yang selain menyerap air juga menyerap IPA. Hal
ini juga dapat dilihat dari berat zeolit setelah proses yang memiliki gradien berat
lebih besar daripada gradien berat silika gel (Silviana, 2008).
Film didefinisikan sebagai lembaran yang fleksibel yang tidak
mengandung bahan metalik, dengan ketebalan tidak lebih dari 0,01 inchi
atau 250 mikron. Film terbuat dari turunan selulosa dan sejumlah resin
thermoplastik, terdapat dalam bentuk gulungan lembaran dan tabung yang
3. dapat digunakan sebagai pembungkus, kantong, tas dan sampul.
Polipropilen merupakan salah satu jenis plastik yang umum digunakan
untuk membuat kantong plastik serta paling mudah didapatkan di pasaran.
Polipropilen memiliki titik leleh yang tinggi, transparan serta mempunyai
kekedapan yang cukup bagus. Karenanya bagus untuk produk-produk
makanan yang perlu disterilisasi dan perlu kekedapan terhadap uap air
maupun oksigen (Pudjiastuti, 2012).
Polyethylene merupakan volume terbesar dari plastik tipis berlapis
tunggal yang digunakan dalam industry pengemasan fleksibel.
Keuntungan yang terbesar adalah kemampuannya untuk ditutup sehingga
member tutup yang rapat terhadap cairan. Polyethylene dengan kepadatan
tinggi member perlindungan yang baik terhadap air dan meningkatkan
stabilitas terhadap panas. Polypropylene lebih kaku, kuat dan ringan
daripada polyethylene dengan daya tembus uap air yang rendah. Plastik
tipis yang tidak mengkilap mempunyai daya tahan yang cukup rndah
terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik ( Buckle, 1985).
Pengemasan dapat dibuat dari satu atau lebih bahan yang berfungsi
untuk mempertahankan dan melindungi makanan hingga ke tangan
konsumen, sehingga kualitas dan keamanannya dapat dipertahankan.
Plastik banyak digunakan sebagai bahan pengemas makanan karena
mempunyai banyak keunggulan antara lain: fleksibel, ekonomis,
transparan, kuat, tidak mudah pecah, dapat digabung dengan bahan
kemasan lain, tahan panas dan stabil. Pertambahan berat cawan dengan
plastik PP dan PE dapat diketahui dari perubahan warna silica gel.
Semakin pudar warna biru, menunjukkan semakin banyak uap air yang
telah diserap oleh silica gel tersebut (Wafiroh, 2010).
Penggunaan plastik sebagai pengemas adalah untuk melindungi
produk terhadap cahaya, udara atau oksigen, perpindahan panas,
kontaminasi dan kontak dengan bahan-bahan kimia. Plastik juga dapat
mengurangi kecenderungan bahan pangan kehilangan sejumlah air dan
lemak, serta mengurangi kecenderungan bahan pangan mengeras.
4. Tabel Permeabilitas bahan kemasan (ml μ/cm2 hari atm) pada 10o
C
Plastik tipis Permeablitas terhadap O2
Linear low density polyethylene
(LLDPE)
15,7
High density polyethylene (HDPE) 0,1
Low density polyethylene (LDPE) 6,7
Polypropylene (PP) 3,2
Oriented polypropylene (OPP) 2,1
Polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01 inci, yang banyak
digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang
thermoplastik, polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan
yang baik, memiliki sifat Heat seal (dapat dikelim dengan panas),
sehingga dapat digunakan untuk laminasi dengan bahan lain. Titik leleh
120o
C. Kedap terhadap air, uap air dan gas. Transmisi gas tinggi
sehingga tidak cocok untuk pengemasan bahan yang beraroma
(Azriani, 2006).
Plastik dibagi menjadi dua klarifikasi utama berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan kegunaannya : plastik komoditi
dan plastik teknik. Plastik-plastik komoditi dicirikan oleh volumenya yang
tinggi dan harga yang murah; plastik ini bisa diperbandingkan dengan baja
dan alumunium dalam industry logam. Plastik komoditi pada prinsipnya
terdiri dari empat jenis polimer utama : polietilena polipropilena, poli
(vinil klorida) dan polistirena (Stevens, 1995).
PE singkatan dari Poly Ethylene, fungsinya dalam dunia kemasan
terkenal sebagai seal layer-lapisan perekat. PP singkatan dari Poly
Propylene, fungsinya dalam dunia kemasan sering dipakai untuk pelapis
bahan kemasan lainnya, sebagai seal layer, maupun sebagai kemasan yang
berdiri sendiri. Jenis plastik di atas relatif lebih aman digunakan untuk
makanan/bahan pangan adalah Polyethylene yang tampak bening dan
Polypropylene yang lebih lembut dan agak tebal. Permeabilitas merupakan
5. kemampuan gas atau uap air melewati suatu unit permukaan pengemas
tiap satuan waktu tertentu. Permeabilitas bahan pengemas dipengaruhi
oleh jenis bahan pengemas, ketebalan bahan pengemas, suhu dan beberapa
parameter lainnya seperti kelembaban relatif. permeabilitias dapat dilihat
dari karakteristik penyusun suatu pengemas atau bahan pengemas.
Menghitung konstanta permebilitas melalui hubungan pertambahan berat
dan waktu. Makin tinggi kecepatan transmisi plastik maka makin tinggi
pula permeabilitasnya karena kecepatan transmisi berbanding lurus dengan
permeabilitas. (Mareta, 2011).
Polipropilen (pp) termasuk jenis plastik olefin dengan sifat-sifat dan
penggunaan sangat mirip dengan polietilen (pe), yaitu: ringan dengan
densitas 0,9 g/cm3; mudah dibentuk; dapat tembus pandang dan jernih
dalam bentuk film; lebih kuat dan lebih kaku dari pe sehingga tidak mudah
sobek; mudah dalam penanganan dan distribusi; permeabilitas terhadap
uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang; tidak baik untuk bahan
pangan yang mudah rusak oleh oksigen; tahan terhadap suhu tinggi sampai
dengan 150ºC sehingga dapat dipakai untuk mensterilkan bahan pangan;
mempunyai titik lebur yang tinggi sehingga sulit untuk dibentuk menjadi
kantung dengan sifat kelim panas yang baik. Polipropylen juga tahan
lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk kemasan minyak dan sari
buah. Kemasan pp pada suhu kamar tidak terpengaruh oleh pelarut kecuali
oleh HCl, sedangkan pada suhu tinggi akan bereaksi dengan benzen,
siklen, toluen, terpentin dan asam nitrat kuat (Broto, 2011).
Poli etilena sering diberi warna hitam dengan jelaga. Poli propilena
sering berwarna abu-abu muda. Berat jenisnya sekitar 0,9g/cm3
. Poli
etilena dapat tergores oleh kuku. Sedangkan polipropilena tidak. Bahan
sintetik ini tahan terhadap hydrogen fuorida encer, asam klorida, hydrogen
bromide, asam sulfat, asam-asam lemah dan basa anorganik yang encer.
Bahan sintetik ini digunakan sebagai lembaran pembungkus
( Hauser, 1995).
6. b. Tinjauan Teori
Kerapatan rendah pada lapisan polyetilen memiliki permeabilitas uap
air 10-8
pada suhu 22o
C. salah satu yang tidak dinginkan yang berasal dari
lingkungan, karena memberikan kerusakan ialah air. Konsekuensinya,
beberapa plastik memiliki informasi ketahanan terhadap air sebagai
karakteristik dari plastik tersebut. Karakteristik ketahanan, atau menolak
air disebut permeabilitas uap air. Dari penelitian sebelumnya telah
diketahui permebilitas uap air pada polyetilen cukup rendah sebesar 2 x
10-8
scc/sec cm-cm-Hg (Hamilton, 1966).
Dalam tahun-tahun terakhir konsumsi bahan plastik telah mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Masyarakat, pada umumnya, dan industri, di
khusus, telah secara ekstensif dimasukkan plastik untuk menggantikan
bahan lainnya. Degradasi termal sederhana memerlukan suhu tinggi dan
biasanya mengarah ke produk yang luas distribusi dengan nilai ekonomis
miskin. Sebaliknya, degradasi katalitik memungkinkan plastik retak harus
dilakukan pada suhu yang lebih rendah, sedangkan distribusi produk dapat
dikendalikan oleh pilihan yang tepat dari jenis katalis yang digunakan
(Garcia, et al., 2005).
Penggunaan berbagai katalis meningkatkan hasil produk volatil dan
memberikan selektivitas yang lebih baik dalam distribusi produk. Katalitik
degradasi polietilen dilakukan dalam reaktor fluidised-bed terbukti
menjadi metode yang berguna untuk produksi hidrokarbon berpotensi
berharga. Kondisi reaksi dan katalis yang cocok dapat memiliki
kemampuan untuk mengontrol hasil produk dan produk distribusi dari
degradasi polimer, berpotensi mengarah ke proses yang lebih murah
dengan lebih berharga produk (Lin, et al., 2004).
Polietilena tekanan tinggi merupakan bentuk plastik yang sedikit
kenyal dan berkerapatan rendah (0,92 g/cc). polietilena tekanan tinggi
digunakan secara luas untuk lapisan plastik, dan bahan pembungkus
lainnya. polipropilena memiliki kesamaan banyak kesaman dengan
7. polietilena tekanan rendah, walau pun titik leburnya lebih tinggi
(Pine et al, 1988).
Penggunaan kemasan polipropilen menunjukkan masa simpan yang
lebih lama dibandingkan dengan kemasan polietilen.Hasil uji lanjut
Duncan 5% juga menunjukkan bahwa pengaruh kemasan berpengaruh
terhadap nilai kekerasan pada nanas berlapis edibel. Penggunaan kemasan
polipropilen dapat mengurangi kehilangan air oleh proses respirasi dan
transpirasi karena memiliki peremabilitas yang lebih rendah sehingga
dapat mempertahankan tekanan turgor nanas terolah minimal. Hal ini pula
yang menyebabkan nanas terolah minimal tidak cepat rusak.Oleh karena
itu dalam penelitian ini, plastik polipropilen direkomendasikan sebagai
kemasan terbaik untuk pengemasan nanas terolah minimal
(Nasution, 2012).
Kemasan yang dapat digunakan sebagai wadah penyimpanan harus
memenuhi beberapa persyaratan, yakni dapat mempertahankan mutu
produk supaya tetap bersih serta mampu memberi perlindungan terhadap
produk dari kotoran, pencemaran, dan kerusakan fisik, serta dapat
menahan perpindahan gas dan uap air. Salah satu jenis kemasan bahan
pangan yaitu plastik. Faktor yang mempengaruhi konstanta permeabilitas
pada kemasan plastik antara lain adalah jenis permeabilitas, ada tidaknya
ikatan silang (cross linking), suhu, bahan tambahan elastis (plasticer), jenis
polimer film, sifat dan besar molekul gas, serta kelarutan bahan Jenis
permeabilitas film bergantung pada bahan yang digunakan, dan
permeabilitas film polyethylene (PE) lebih kecil daripada polypropylene
(PP). Hal ini menunjukkan bahwa gas atau uap air akan lebih mudah
masuk pada bahan pengemas jenis PP daripada PE. Ikatan silang sangat
ditentukan oleh kombinasi bahan yang digunakan. Konstanta PE dan
biaxiallyoriented polypropylene (BOPP) lebih baik daripada konstanta PE
pada PP. Peningkatan suhu juga mempengaruhi pemuaian gas yang
menyebabkan terjadinya perbedaan konstanta permeabilitas. Keberadaan
air akan menimbulkan perenggangan pada pori-pori film sehingga
8. meningkatkan permeabilitas. Polimer film dalam bentuk kristal atau
amorphous akan menentukan permeabilitas. Permeabilitas low density
polyethylene (LDPE) mencapai tiga kali permeabilitas high density
polyethylene (HDPE) (Herawati, 2008).
III. Metode
a. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mangkuk WVTR
b. Film: PP & PE
c. Desikator
2. Bahan
a. Desikan berupa silika gel
b. Film plastik PE & PP
c. Malam (wax)
b. Cara Kerja
1. Penentuan laju transfer massa uap air melewati kemasan PE & PP
Kemasan PE & PP
Bahan
Desikan
Diukur (mm)
Dipotong mengikuti permukaan mangkuk WVTR
9. Wax
Dimasukkan ke dalam mangkuk WVTR
Direkatkan ke sekeliling mangkuk WVTR
Berat dihitung
Diinkubasi 4 hari
Mangkuk WVTR ditimbang dihari kedua
Mangkuk WVTR ditimbang dihari ketiga
Mangkuk WVTR ditimbang dihari keempat
10. IV. Hasil Dan Pembahasan
A. Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data inkubasi sampel
Sumber: Laporan Sementara
Grafik 4.1 Hubungan hari ke-n dan gram PP 0,08
Grafik 4.1 yakni grafik hubungan hari ke-n dan gram PP 0,08 merupakan
grafik yang dapat dikatakan sebagai grafik linier, namun pada hari ke-2 menuju
hari ke-4 terjadi fase statis, atau tidak adanya perubahan masa
114.8
115
115.2
115.4
0 2 4 6
PP0,08(gram)
hari ke-n
Grafik hubungan hari ke-n
dan gram PP 0,08
Series1
Linear (Series1)
Jenis
kemasan
Kelompok Berat wadah per hari (gram) Diameter
WVTR0 1 2 3 4
PP 0,08 1 115,4 115,5 115,5 115,6 115,7 8,75x 10-2
2 110,8 110,9 111,0 111,1 111,1 8,75 x 10-2
3 118,5 118,5 118,7 118,7 118,7 8,775 x
10-2
Rata-rata 114,9 114,97 115,07 115,13 115,17 8,76 x 10-2
PP 0,03 4 110,7 110,8 110,9 111,0 111,0 8,3 x 10-2
5 110,1 110,1 110,1 110,1 110,2 8,65 x 10-2
6 113,3 113,5 113,5 113,5 113,7 8,65 x 10-2
Rata-rata 113,37 111,77 111,5 111,53 111,63 8,54 x 10-2
PE 0,03 7 119,6 119,7 119,8 119,9 119,9 8,34 x 10-2
8 114,4 114,6 114,6 114,6 114,6 8,75 x 10-2
9 115,5 111,5 111,6 111,6 111,0 9,1 x10-2
Rata-rata 116,5 115,27 115,33 115,37 113,6 8,73 x 10-2
11. Grafik 4.2 Hubungan hari ke-n dan gram PP 0,03
Pada grafik 4.2 grafik hubungan hari ke-n dan gram PP 0,03 terdapat dua
fase statis, yakni pada hari ke nol hingga hari ke-2 dan pada hari ke-2 menuju hari
ke-4, tetapi secara umum grafik ini juga menggambarkan sebuah grafik linier,
dimana hari ke-n berbanding lurus dengan perubahan massa.
Grafik 4.3 Hubungan hari ke-n dan gram PE 0,03
Untuk grafik 4.3 grafik hubungan hari ke-n dan gram PE 0,03.
Terjadi fase statis sebanyak 2 kali pula, dimana di hari ke 0 hingga ke-1 dan
pada hari ke-3 hingga hari ke-4, grafik ini juga menunjukan bahwa perubahan
massa berbanding lurus dengan massa inkubasi.
111.3
111.4
111.5
111.6
111.7
0 2 4 6
PP0.03(gram)
hari ke-n
Grafik hubungan hari ke-n
dan gram PP 0,03
Series1
Linear (Series1)
115.15
115.2
115.25
115.3
115.35
115.4
115.45
0 1 2 3 4 5
PE0.03(gram)
hari ke-n
Grafik hubungan hari ke-n dan gram PE
0,03
12. C. Pembahasan
Pada acara IV “Transfer Massa Uap Air Melewati Film Kemasan PE
Dan PP” didapatkan beberapa data dari perubahan massa sampel. Sampel
yang digunakan berupa mangkuk WVTR yang diisi dengan siliki gel,
kemudian dilaminasi dengan PP dan PE lalu direkatkan dengan plastisin
(laminasi), hal tersebut dilakukan untuk mencegah adanya uap air yang masuk
kedalam mangkuk WVTR. Percobaan ini juga ditujukan untuk melihat
resistensi uap air pada plastik atau kemasan PP dan PE dengan mencari nilai
permebilitas kemasan.
Permeabilitas uap air menurut Hamilton (1966) adalah suatu
karakteristik dari plastik, yakni ketahanan terhadap uap air untuk menolak.
Nilai suatu permebilitas tiap jenis plastik tidaklah sama. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai permeabilitas akan menggambarkan tingkat kekuatan plastik
dalam menolak uap air. Pada percobaan kali ini, plastik yang digunakan
berjenis Polipropilen dan polietilena dengan ketebalan 0,08mm , 0,03mm
untuk polipropilen, dan 0,03mm polietilena.
Polipropilen (pp) termasuk jenis plastik olefin dengan sifat-sifat dan
penggunaan sangat mirip dengan polietilen (pe), yaitu: ringan dengan densitas
0,9 g/cm3; mudah dibentuk; dapat tembus pandang dan jernih dalam bentuk
film (Broto, 2011). Sedangkan polietilena menurut Buckle (1985) merupakan
volume terbesar dari plastik tipis berlapis tunggal yang digunakan dalam
industry pengemasan fleksibel. Keuntungan yang terbesar adalah
kemampuannya untuk ditutup sehingga memberi tutup yang rapat terhadap
cairan.
Berdasarkan hal tersebut maka jenis kemasan dan ketebalan akan
mempengaruhi besarnya nilai permeabilitas. Seperti yang dikatakan juga oleh
Mareta (2011) permeabilitias dapat dilihat dari karakteristik penyusun suatu
pengemas atau bahan pengemas, permeabilitas bahan pengemas dipengaruhi
oleh jenis bahan pengemas, ketebalan bahan pengemas, suhu dan beberapa
parameter lainnya seperti kelembaban relatif. Suatu kemasan plastik yang
13. lebih tebal maka nilai permeabilitas semakin kecil, begitu juga sebaliknya, jika
plastik film semakin tipis maka permebilitas akan semakin besar.
Besar permeabilitas dapat melalui hubungan pertambahan berat dan
waktu (Mareta,2011). Percobaan sendiri dilakukan selama 4 hari untuk
melihat apakah ada perubahan berat pada sampel. Seperti yang terlihat pada
tabel 4.1 beberapa sampel menunjukan adanya kenaikan berat terhadap berat
awal, namun beberapa sampel juga ada yang tidak menunjukkan perubahan
berat.
Pada sampel yang menunjukan perubahan, yakni kenaikan berat
dihipotesis akibat adanya uap air yang masuk kedalam sampel melalui plastik
yang kemudian diserap oleh silica gel. Pertambahan berat cawan dengan
plastik PP dan PE dapat diketahui dari perubahan warna silica gel. Semakin
pudar warna biru, menunjukkan semakin banyak uap air yang telah diserap
oleh silica gel tersebut (wafiroh, 2010).
Dari percoban yang telah dilakukan didapatkan besar nilai permebilitas
untuk PP 0,08mm sebesar 0,9 mm atm/ m2. Untuk PP 0,03 sebesar 0,19 mm
atm/m2 dan untuk PE 0,03 nilai permeabilitas yang didapat sebesar 0,2 mm
atm/m2. Dari data yang didapatkan maka untuk PP dan PE dengan ketebalan
yang sama memiliki permeabilitas yang berbeda, dimana permeabilitas PP
lebih kecil dibandingkan dengan nilai permeabilitas PE, sehingga bisa
dikatakan plastik PP tidak lebih mudah dimasuki oleh uap air dibandingkan
dengan PE, dikarenakan nilai permeabilitas yang besar menunjukan akan
makin banyaknya uap air yang melewati plastik. Praktikum menunjukan
kualitas kemasan melalui besar nilai permeabilitas yang didapatkan.
Oleh karena itu jika berdasarkan percobaan, plastik jenis PP dengan
ketebalan 0,08 lebih baik digunakan untuk dijadikan pengemas karena lebih
resisten terhadap uap air. Hasil percobaan sesuai dengan teori yang telah ada,
yang menyatakan bahwa PP lebih direkomendasikan untuk dijadikan
pengemas yang tahan terhadap uap air. Menurut Buckle (1985)
Polypropylene lebih kaku, kuat dan ringan daripada polyethylene dengan daya
14. tembus uap air yang rendah, sehingga uap air akan lebih banyak masuk
melalui plastik PE.
Pada data percobaan yang ada dapat digambarkan dalam sebuah grafik
hubungan antar lama waktu (hari inkubasi) dengan pertambahan berat pada
sampel. Pada percobaan menggunakan PP 0,08, PP 0,03 dan PE 0,03 didapat
bentuk grafik yang hampir sama, yakni terjadi kenaikan. Grafik ini juga
menunjukan bahwa semakin lama waktu uap air yang kan masuk kedalam
kemasan akan semakin banyak, sehingga hubunga pertamabahan berat dengan
lamanya waktu inkubasi ialah berbanding lurus. Namun, jumlah uap air yang
masuk pada sebuah kemasan akan saling berbeda tergantung ketebalan, jenis,
dan permeabilitas kemasan.
D. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. Nilai permebilitas PP 0,08 dari percobaan sebesar 0,9296 mm . atm /m2
2. Nilai permeabilitas PP 0,03 dari percobaan sebesar 0,1949 mm . atm /m2
3. Nilai permeabilitas PE 0,03 dari percobaan sebesar 0,2858 mm . atm /m2
4. Nilai permeabilitas dipengaruhi oleh jenis kemasan dan ketebalan
kemasan. Semakin tebal suatu kemasan maka nilai permeabilitas semakin
besar.
5. Perhitungan permeabilitas dapat dihitung melalui perbandingan
pertambahan berat dengan lamanya inkubasi.
6. Pertambahan berat yang terjadi pada sampel disebabkan silica gel
menyerap uap air yang masuk melalui film plastik. Silica gel yang
berwarna pudar menunjukan semakin banyak uap air yang diserap.
7. Permeabilitas bahan pengemas dipengaruhi oleh jenis bahan pengemas,
ketebalan bahan pengemas, suhu dan beberapa parameter lainnya seperti
kelembaban relatif.
8. Hubungan antara pertambahan berat sampel dengan lamanya waktu
inkubasi adalah berbanding lurus. Plastik yang lebih baik dijadikan bahan
kemasan adalah Plastik jenis Polipropilen.
15.
16. DAFTAR PUSTAKA
Azriani, Yulnia. 2006. Sripsi : Pengaruh Jenis Kemasan Plastik Dan Kondisi
Pengemasan Terhadap Kualitas Mi Sagu Selama Penyimpanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Broto, Wisnu. 2011. Pengaruh Kemasan Terhadap Kualitas Dadih Susu Sapi.
Jurnal Buletin Peternakan Vol. 35 No 2. Bogor.
Buckle, KA. 1985. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Garcia, R.A., D.P. Serrano, D. Otero. 2005. Catalytic Cracking of HDPE Over
Hybrid Zeolitik-Mesoporous Materials. Journal of Analytical and Applied
Pyrolysis Volume 74, Issues 1-2, August 2005, Pages 379-386.
Hamilton. 1966. Water Vapor Permeability of Polyethylene and Oher Plastic
Materials. The Bell System Technical Journal. USA.
Hauser, H dkk. 1995. Teknologi Kimia. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
Herawati, Heny. 2008. Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal
Litbang Pertanian No 27 Vol 4. Ungaran. Jawa Tengah.
Humaidah, Siti. 2011. Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.
Lin, Y.H., M.H. Yang, T.F. Yeh, M.D. Ger. 2004. Catalytic Degradation of High
Density Polyethylene Over Mesoporous and Microporous Catalysts in a
Fluidised-Bed Reactor. Polymer Degradation and Stability 86, 2004, 121-
128.
Mareta, Dea Tio. Shofia Nur A., 2011. Pengemasan Produk Sayuran dengan
Bahan Kemas Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, Vol. 7 (1) : 26-40.
Nasution, Indera Sakti dkk. 2012. Pengaruh Penggunaan Lapisan Edibel (Edible
Coating), Kalsium Klorida Dan Kemasan Plastik Terhadap Mutu Nanas
(Ananas Comosus Merr.) Terolah Minimal. Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia Vol. (4) No.2. Banda Aceh.
Pine, Stanley et al. 1988. Kimia Organik. Penuerbit ITB Bandung. Bandung.
Pudjiastuti, Wiwik. Arie Listyarini, Sudirman. 2012. Polimer Nanokomposit
sebagai Master Batch Polimer Biodegradable untuk Kemasan Makanan.
Jurnal Riset Industri, Vol. VI (1) : 51-60.
Silviana. 2008. Pengambilan Air Dari Sistem Isopropil Alkohol – Air Dengan
Distilasi Adsorptif Menggunakan Zeolit Alam Dan Silika Gel. Reaktor,
Vol. 12 No. 1. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP. Semarang.
Stevens, Malcolm. 1995. Kimia Polimer. Pradnya Paramita. Jakarta.
Wafiroh, Siti. Tokok Ardiarto. Elok Triyustiyah Agustin. 2010. Pembuatan dan
Karakterisasi Edible Film dari Komposit Kitosan-Pati Garut (Maranta
arundinaceael) dengan Pemlastis Asam Laurat. Jurnal Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Vol. 13 (1) : 9-16.
17. Lampiran
Analisis data
Massa Rata-rata PP 0,08
Hari ke-0
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Massa Rata-Rata PP 0,03
Hari ke-0
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Massa Rata-rata PE 0,03
Hari ke-0
Hari ke-1
18. Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Perhitungan Luas Permukaan
Tebal kemasan : 0,08mm
Diameter Kemasan Rata-Rata : 8,76 x 10-2
m
Luas Permukaan
= πD2
= 60,240 x 10-4
m2
Tebal kemasan : PP 0,03
Diameter kemasan Rata-Rata : 8,54 x 10-2
m
Luas Permukaan
: πD2
= 57,251 x 10-4
m2
Tebal Kemasan : PE 0,03
Diamter Kemasan Rata-Rata : 8,73 x 10-2
m
Luas Permukaan
: πD2
:
= 59,827 x 10-4
m2
Penetuan permeabilitas
1. Kemasan PP 0,08
Hasil Regresi : y = ax + b
= 0,07x + 114,908
Maka slope = 0,07
19. Permeabilitas =
=
= 0,9296 mm . atm /m2
Kemasan PP 0,03
Hasil Regresi : y = ax + b
= -0,0372x + 112,704
Maka slope = 0,0372
Permeabilitas =
= 0,1949 mm . atm /m2
Kemasan PE 0,03
Hasil Regresi : y = ax + b
= -0,057x + 116,354
Maka slope = 0,057
Permeabilitas =
= 0,2858 mm . atm /m2