Instruksi Presiden menginstruksikan kementerian, lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah untuk mempercepat program penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas, termasuk menyusun regulasi, alokasi anggaran, dan meningkatkan pengadaan kendaraan listrik. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ditugaskan untuk melakukan koordinasi, monitoring, dan pelaporan pelaksanaan instruksi ini.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai permasalahan pengelolaan barang daerah dan solusi yang diajukan, termasuk perencanaan, pengadaan, penggunaan, penatausahaan, dan pelaporan barang daerah.
2. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah perencanaan kebutuhan yang kurang tepat, pengadaan yang tidak sesuai prosedur, serta penggunaan dan pemanfaatan barang daerah yang tidak sesuai tujuan
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJKhalid Mustafa
1. Persiapan pengadaan harus matang dan melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan kesesuaian rencana dengan anggaran, cakupan pekerjaan, dan jadwal pelaksanaan.
2. Proses pemilihan penyedia perlu dilakukan secara transparan, adil, dan akuntabel dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting seperti kualifikasi peserta, evaluasi penawaran, dan mekanisme penyelesaian sanggahan.
3
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015Joko Riswanto
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan cara pembuatan Term of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK). TOR digunakan untuk menginformasikan gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga, mencakup latar belakang, penerima manfaat, strategi, waktu, dan biaya. Dokumen ini juga menjelaskan format dan contoh pengisian TOR untuk pengajuan anggaran dan pelaksanaan ke
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai permasalahan pengelolaan barang daerah dan solusi yang diajukan, termasuk perencanaan, pengadaan, penggunaan, penatausahaan, dan pelaporan barang daerah.
2. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah perencanaan kebutuhan yang kurang tepat, pengadaan yang tidak sesuai prosedur, serta penggunaan dan pemanfaatan barang daerah yang tidak sesuai tujuan
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJKhalid Mustafa
1. Persiapan pengadaan harus matang dan melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan kesesuaian rencana dengan anggaran, cakupan pekerjaan, dan jadwal pelaksanaan.
2. Proses pemilihan penyedia perlu dilakukan secara transparan, adil, dan akuntabel dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting seperti kualifikasi peserta, evaluasi penawaran, dan mekanisme penyelesaian sanggahan.
3
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015Joko Riswanto
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan cara pembuatan Term of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK). TOR digunakan untuk menginformasikan gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga, mencakup latar belakang, penerima manfaat, strategi, waktu, dan biaya. Dokumen ini juga menjelaskan format dan contoh pengisian TOR untuk pengajuan anggaran dan pelaksanaan ke
Pegawai ASN berfungsi untuk melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menjadi akuntabel, organisasi sektor publik harus menerapkan akuntabilitas kejujuran dan hukum, proses, program, serta kebijakan. Nilai loyal penting bagi ASN karena mencegah pengaruh internal dan eksternal yang merugikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, fungsi, dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) serta sanksi yang diberikan jika tidak menyampaikan SPT tepat waktu. SPT digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak. Terdapat dua jenis SPT yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan. Batas waktu penyampaian SPT Masa adalah 20 hari dan SPT Tahun
Dokumen tersebut membahas tentang program percepatan akuntabilitas keuangan pemerintah tahun 2012, mencakup ruang lingkup pelaksanaan anggaran, mekanisme penyusunan dan revisi DIPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), serta prosedur pendapatan negara dan penyaluran dana."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah di Indonesia, termasuk dasar hukum, ruang lingkup, kekuasaan, asas, dan pelaksanaannya.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyelenggaraan uji kompetensi dan mekanisme pengangkatan melalui perpindahan jabatan bagi jabatan fungsional analis pengelolaan keuangan APBN dan jabatan fungsional pranata keuangan APBN. Uji kompetensi dilaksanakan untuk mengukur kompetensi PNS yang akan diangkat ke dalam jabatan fungsional tersebut.
Proposal www.i-kedai.com usaha sembakoFurqan Lubis
Proposal usaha kecil penyedia sembako menjelaskan rencana bisnis penjualan berbagai bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan barang kebutuhan lainnya di wilayah Jabodetabek. Usaha ini diharapkan menguntungkan karena permintaan akan sembako tinggi seiring pertumbuhan penduduk di Jabodetabek. Rencana pemasaran menawarkan harga bersaing dengan kualitas baik dan pelayanan ramah. Lokasi usaha dire
Dokumen tersebut membahas tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang mencakup:
1. Dasar hukum BPHTB berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah terkait.
2. Pengertian BPHTB dan objek yang dikenakan pajak.
3. Prinsip pengenaan BPHTB seperti tarif 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak, pengecualian, dan sanksi.
4. Prosedur penghitungan
Staf Ahli Bupati Bengkulu Selatan memberikan saran kepada Bupati untuk melakukan rekrutmen pejabat aparatur sipil negara secara terbuka dan berdasarkan kompetensi melalui penerbitan peraturan bupati dan pembentukan panitia seleksi guna mendapatkan pejabat yang profesional dan memenuhi harapan organisasi.
Sambutan kunci (keynote speech) Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara (DKKIAN) LAN-RI pada
Webinar Peringatan Hari Statistik Nasional 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu
Peraturan Presiden ini mengatur percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL Berbasis Baterai) untuk transportasi jalan di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi percepatan pengembangan industri KBL Berbasis Baterai dalam negeri, pemberian insentif, penyediaan infrastruktur pengisian listrik, dan pemenuhan standar teknis KBL Berbasis Baterai.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2019
TENTANC
PERCEPATAN PROGRAM KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK
BERBASIS BATERAI (BATTERY ELECTRIC VEHICLq
UNTUK TRANSPORTASI JALAN
Pegawai ASN berfungsi untuk melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menjadi akuntabel, organisasi sektor publik harus menerapkan akuntabilitas kejujuran dan hukum, proses, program, serta kebijakan. Nilai loyal penting bagi ASN karena mencegah pengaruh internal dan eksternal yang merugikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, fungsi, dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) serta sanksi yang diberikan jika tidak menyampaikan SPT tepat waktu. SPT digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak. Terdapat dua jenis SPT yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan. Batas waktu penyampaian SPT Masa adalah 20 hari dan SPT Tahun
Dokumen tersebut membahas tentang program percepatan akuntabilitas keuangan pemerintah tahun 2012, mencakup ruang lingkup pelaksanaan anggaran, mekanisme penyusunan dan revisi DIPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), serta prosedur pendapatan negara dan penyaluran dana."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah di Indonesia, termasuk dasar hukum, ruang lingkup, kekuasaan, asas, dan pelaksanaannya.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyelenggaraan uji kompetensi dan mekanisme pengangkatan melalui perpindahan jabatan bagi jabatan fungsional analis pengelolaan keuangan APBN dan jabatan fungsional pranata keuangan APBN. Uji kompetensi dilaksanakan untuk mengukur kompetensi PNS yang akan diangkat ke dalam jabatan fungsional tersebut.
Proposal www.i-kedai.com usaha sembakoFurqan Lubis
Proposal usaha kecil penyedia sembako menjelaskan rencana bisnis penjualan berbagai bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan barang kebutuhan lainnya di wilayah Jabodetabek. Usaha ini diharapkan menguntungkan karena permintaan akan sembako tinggi seiring pertumbuhan penduduk di Jabodetabek. Rencana pemasaran menawarkan harga bersaing dengan kualitas baik dan pelayanan ramah. Lokasi usaha dire
Dokumen tersebut membahas tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang mencakup:
1. Dasar hukum BPHTB berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah terkait.
2. Pengertian BPHTB dan objek yang dikenakan pajak.
3. Prinsip pengenaan BPHTB seperti tarif 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak, pengecualian, dan sanksi.
4. Prosedur penghitungan
Staf Ahli Bupati Bengkulu Selatan memberikan saran kepada Bupati untuk melakukan rekrutmen pejabat aparatur sipil negara secara terbuka dan berdasarkan kompetensi melalui penerbitan peraturan bupati dan pembentukan panitia seleksi guna mendapatkan pejabat yang profesional dan memenuhi harapan organisasi.
Sambutan kunci (keynote speech) Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara (DKKIAN) LAN-RI pada
Webinar Peringatan Hari Statistik Nasional 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu
Peraturan Presiden ini mengatur percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL Berbasis Baterai) untuk transportasi jalan di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi percepatan pengembangan industri KBL Berbasis Baterai dalam negeri, pemberian insentif, penyediaan infrastruktur pengisian listrik, dan pemenuhan standar teknis KBL Berbasis Baterai.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2019
TENTANC
PERCEPATAN PROGRAM KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK
BERBASIS BATERAI (BATTERY ELECTRIC VEHICLq
UNTUK TRANSPORTASI JALAN
Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 ini mewajibkan instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan listrik sebesar 20%, BBM bersubsidi 10%, dan air sebesar 10% untuk menghemat energi dan air. Instruksi ini juga membentuk Tim Nasional Penghematan Energi dan Air yang bertugas merumuskan kebijakan dan program penghematan serta mengawasi pelaksanaannya.
Peraturan Menteri ini mengatur pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skala Kecil untuk membiayai pembangunan instalasi pemanfaatan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga mikrohidro, tenaga surya, dan biogas skala rumah tangga sesuai spesifikasi teknis.
Peraturan Presiden ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang percepatan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, antara lain menguatkan konsorsium BUMN yang dipimpin KAI, membentuk Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan mengatur skema pendanaan serta dukungan pemerintah untuk mengatasi kenaikan biaya proyek.
Instruksi Presiden menginstruksikan kementerian, lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah untuk melaksanakan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi tahun 2015 sesuai lampiran instruksi, serta melakukan koordinasi dan pelaporan kepada kementerian terkait.
Peraturan ini mengatur pengaturan lalu lintas selama pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional di ruas tol Jakarta-Cikampek dengan melakukan pembatasan operasional mobil barang dan pengaturan lalu lintas mobil penumpang menggunakan sistem ganjil-genap.
Peraturan Menteri Perhubungan No. 45 Tahun 2020 mengatur tentang kendaraan tertentu bertenaga listrik seperti skuter listrik, sepeda listrik, hoverboard, unicycle, dan otoped. Aturan ini menetapkan persyaratan keselamatan, wilayah operasi, dan ketentuan penggunaan bagi kendaraan-kendaraan tersebut untuk menjamin keamanan di jalan raya.
Paparan Audit Kinerja Program SBSN 2023.pptxGanaHadisurya1
Paparan Audit Kinerja SBSN 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyajikan daftar sasaran perguran tinggi yang di audit pada tahun 2023
Peraturan ini mengatur petunjuk teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Energi Skala Kecil tahun anggaran 2016, mencakup ruang lingkup kegiatan pembangunan instalasi energi terbarukan seperti PLTMH, PLTS, dan biogas serta tugas pelaksanaan, pemantauan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan yang didanai dari dana tersebut.
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...CIkumparan
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkup Internal Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia.pdf
1. PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
TNSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
PENGGUNAAN KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK BERBASIS BATERAI
(BATTE,RY ELECTRIC WHICLEI SEBAGAI KENDARAAN DINAS OPERASIONAL
DAN/ATAU KENDARAAN PERORANGAN DINAS INSTANSI
PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dalam rangka percepatan pelaksanaan program penggunaan kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electic uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah, dengan ini menginstruksikan:
Kepada 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
2. Sekretaris Kabinet;
3. Kepala Staf Kepresidenan;
4. Jaksa Agung Republik Indonesia;
5. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
7. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian;
8. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara;
9. Para Gubernur; dan
10. Para Bupati/Wali Kota.
Untuk:...
SK No 141403 A
2. Untuk
PERTAMA
1
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas
pokok, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk
melakukan percepatan pelaksanaan program penggunaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehicle) sebagai kendaraan dinas operasional dan/atau
kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah menggantikan kendaraan dinas
operasional danlatau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah saat ini, sebagai
berikut:
men5rusun dan menetapkan regulasi dan/atau kebijakan
untuk mendukung percepatan pelaksanaan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electric uehicle) sebagai kendaraan dinas
operasional dan/atau kendaraan perorangan dinas
instansi pemerintah pusat dan pemerintahan daerah;
men5rusun dan menetapkan alokasi anggaran untuk
mendukung percepatan pelaksanaan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electic uehiclel sebagai kendaraan dinas
operasional dan/atau kendaraan perorangan dinas
instansi pemerintah pusat dan pemerintahan daerah; dan
meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehiclel sebagai
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia
melalui pengadaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electic uehiclel dan/atau program
konversi kendaraan bermotor bakar menjadi kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric uehiclel.
2
3
SK No 141404 A
KEDUA: . . .
3. KEDUA
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Khusus kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
untuk:
a. melakukan koordinasi, sinkronisasi, monitoring,
evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan
Instrr.rksi Presiden ini;
b. melakukan penyelesaian permasalahan yang
menghambat implementasi percepatan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electic uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional danl atau kendaraan perorangan
dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah; dan
c. melaporkan pelaksanaan Instruksi Presiden ini
kepada Presiden secara berkala setiap 6 (enam)
bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
2. Menteri Dalam Negeri untuk:
a. melakukan sinkronisasi peraturan perrrndang-
undangan terkait norma, standar, prosedur, dan
kriteria pelayanan publik pemerintah daerah dalam
rangka mendukung percepatan pelaksanaan
program penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehicle) sebagai
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
perorangan dinas instansi pemerintahan daerah;
b. mendorong gubernur dan bupati/wali kota untuk
men5rusun dan menetapkan peraturan kepala
daerah dalam rangka mendukung percepatan
pelaksanaan program penggunaan kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintahan daerah dan badan usaha milik
daerah;
SK No 141405 A
c. melaksanakan
4. d
c.
e
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
melaksanakan sosialisasi secara rrrtin atas Instruksi
Presiden ini agar gubernur dan bupati/wali kota
beserta jajarannya mulai beralih menggunakan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintahan daerah;
mendorong pemerintah daerah untuk
mengalokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah untuk pengalihan penggunaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehicle) sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintahan daerah dan memberikan alasan
pendukung kepada Kementerian Dalam Negeri
dalam hal masih membutuhkan pengadaan
kendaraan dinas selain kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electic uehiclel;
melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada gubernur dan bupati/wali kota terkait
peningkatan jumlah penggunaan berbagai jenis
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintahan daerah dan badan usaha milik
daerah; dan
memberikan laporan berkala terkait perkembangan
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional danl atau kendaraan perorangan
dinas instansi pemerintahan daerah setiap 3 (tiga)
bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
dan Investasi dengan tembusan kepada Kepala Staf
Kepresidenan.
f,
SK No 141406 A
3. Menteri. . .
5. 3
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Menteri Pertahanan dan Panglima Tentara Nasional
Indonesia untuk:
a. men5rusun dan menetapkan regulasi dan alokasi
anggaran dalam rangka mendukung percepatan
pelaksanaan program penggunaan kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electic
uehicle) sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas Kementerian
Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia;
b. memprioritaskan secara bertahap pengadaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electic uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas Kementerian
Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; dan
c. mendorong Pusat Pengkajian Strategis, Penelitian
dan Pengembangan Tentara Nasional Indonesia,
Dinas Penelitan dan Pengembangan Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat, Dinas Penelitan
dan Pengembangan Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut, dan Dinas Penelitan dan
Pengembangan Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara untuk mewujudkan program
pelaksanaan konversi kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas Tentara
Nasional Indonesia dari kendaraan bermotor bakar
menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electic uehicle).
Menteri Keuangan untuk:
a. melakukan penyempurnaan regulasi terkait dengan
Standar Biaya untuk pemerintah pusat dan daerah
dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan
program penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electic uehiclel sebagai
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah;
4
SK No 141407 A
b. melakukan
6. PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-6-
b. melakukan penelaahan usulan anggaran pengadaan
kendaraan dinas operasional instansi pemerintah
pada kementerian/lembaga dengan mengutamakan
usulan anggaran pengadaan kendaraan bermotor
listrik berbasis baterai (battery electric uehiclel dan
menelaah alasan pendukung apabila pengadaan
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
perorangan dinas instansi pemerintah pusat selain
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electic uehiclel;
c. membuat kebijakan untuk percepatan pengadaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel melalui kebijakan moratorium
pengadaan kendaraan konvensional, baik baru
maupun penggantian, dengan tetap memperhatikan
kondisi Barang Milik Negara yang ada serta prinsip
efisiensi dan efektivitas penganggaran; dan
d. memberikan fasilitasi dan dukungan teknis
penganggaran yang diperlukan dalam rangka
percepatan pengadaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehiclel sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk
melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
penguatan dan pengembangan ekosistem riset kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric uehiclel.
6. Menteri Perindustrian untuk:
a. melakukan percepatan produksi berbagai jenis
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electic uehicle), baik sepeda motor maupun
kendaraan bermotor roda empat atau lebih, untuk
memenuhi kebutuhan transformasi kendaraan
bermotor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehicte);
SK No 141408 A
b.memberikan...
7. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
7
b. memberikan dukungan teknis untuk pendalaman
strrrktur industri kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehicle) dalam negeri
agar mampu memenuhi target capaian Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN);
c. melakukan percepatan pengembangan komponen
utama dan komponen pendukung industri
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel; dan
d. melakukan percepatan produksi peralatan pengisian
daya (charging stationl dan komponen penunjang
industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electric uehiclel.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk:
a. melakukan sinkronisasi peraturan perundang-
undangan terkait norma, standar, prosedur, dan
kriteria dalam rangka mendukung percepatan
pelaksanaan program penggunaan kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electic
uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah;
b. mendorong percepatan pembangunan infrastruktur
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik
Umum (SPBKLU) dalam rangka mendukung
konektivitas transportasi kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehiclel di dalam
kota/kabupaten maupun antarkota/kabupaten
antarprovinsi;
c. memberikan kemudahan dan percepatan perizinan
berusaha Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai
Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) melalui
optimalisasi Sistem Online Single Submission,
penyediaan sarana dan prasarana pemeriksaan dan
pengujian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum (SPKLU), dan pemberian insentif tarif listrik
untuk pengusaha Stasiun Pengisian Kendaraan
Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran
Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU);
SK No 141409 A
d. mengoordinasikan
8. 8
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
d. mengoordinasikan penetapan lokasi dan
infrastruktur penunjang ketenagalistrikan untuk
penempatan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai
Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU); dan
e. melakukan percepatan program bantuan konversi
kendaraan bermotor bakar menjadi kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehiclel dalam rangka transformasi energi.
Menteri Perhubungan untuk:
a. mendorong implementasi peta jalan transformasi
kendaraan dinas operasional dari kendaraan
bermotor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehiclel;
b. memberikan laporan berkala terkait perkembangan
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electic uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional danl atau kendaraan perorangan
dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan kepada Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
dengan tembusan kepada Kepala Staf Kepresidenan;
dan
c mendorong terlaksananya pemeriksaan dan
pengujian fisik kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric uehiclel khususnya pada
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah di seluruh provinsi dan/atau
kabupaten/kota.
SK No 1414l0 A
9. Menteri. . .
9. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
9. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk:
a. melakukan penJrusunan perencanaan percepatan
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric uehiclel, perkembangan
industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electic uehicle), dan ekosistem kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehiclel secara terintegrasi sebagai bagian dari
perencanaan pembangunan nasional; dan
b. men5rusun skema atau transisi subsidi yang
dimungkinkan dari sebelumnya diberikan kepada
pengguna kendaraan bermotor berbahan bakar
minyak menjadi kepada pengguna kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehiclel dalam rangka mendorong percepatan
transformasi energi.
10. Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk:
a. men5rusun dan menetapkan regulasi dalam rangka
mendukung percepatan pelaksanaan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electic uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional Badan Usaha Milik Negara;
b. mendorong Badan Usaha Milik Negara untuk
meningkatkan penggunaan berbagai jenis kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai lbattery electic
uehiclel;
c. mendorong Badan Usaha Milik Negara untuk
mengalokasikan anggaran dalam rangka
mendukung percepatan pelaksanaan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electic uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional Badan Usaha Milik Negara;
SK No l4l4ll A
d. mendorong . .
10. FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10-
d. mendorong PT PLN (Persero) dan PT Pertamina
(Persero) bersinergi dengan Badan Usaha Milik
Negara terkait lainnya untuk menyiapkan
infrastruktur pendukung berupa Stasiun Pengisian
Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun
Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum
(SPBKLU) khususnya pada sektor-sektor yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara
antara lain tempat istirahat (rest areal jalan tol,
bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api,
kawasan pariwisata, dan Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU); dan
e. mendorong Badan Usaha Milik Negara di sektor
perbankan memberikan dukungan kemudahan
pembiayaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric uehiclel sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk:
a. mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehiclel oleh
aparatur pembina program pariwisata setempat
dalam rangka mendukung green touism di destinasi
pariwisata seluruh Indonesia;
b. mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehiclel di destinasi
pariwisata seluruh Indonesia;
c. mendorong penyediaan fasilitas pengisian daya
(charging stationl di destinasi pariwisata seluruh
Indonesia untuk menunjang operasionalisasi
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel; dan
d. memfasilitasi penyediaan skema rute green tourism
melalui penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electic uehiclel di berbagai
destinasi pariwisata di Indonesia sekaligus
memberikan edukasi maupun promosi secara rutin.
SK No l4l4l2 A
12.Menteri...
11. PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 11-
12. Menteri Investasi lKepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal untuk:
a. men5rusun perencanaan yang diarahkan pada
strategi percepatan investasi melalui mekanisme
yang berbasis pada sistem kemudahan berrrsaha
untuk mendukung program produksi dari hulu ke
hilir dan penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electic uehicle); dan
b. mengoptimalkan penggunaan Sistem Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online
Single Submissionl dalam penerbitan perizinan
berusaha bagi penanaman modal terkait kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electic
uehiclel dengan berkoordinasi dengan
kementerian/ lembaga terkait.
13. Menteri Perhubungan, Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral, dan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia untuk menyiapkan dan melakukan integrasi
sistem informasi terpadu berbasis teknologi informasi
dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan
program konversi kendaraan bermotor bakar menjadi
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
14. Kepala Staf Kepresidenan untuk:
a. mendukung pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan Instruksi Presiden
ini; dan
b. melakukan penyelesaian permasalahan yang
menghambat dalam implementasi percepatan
program penggunaan kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai (battery electric uehicte) sebagai
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah.
SK No l4l4l3 A
15.Menteri...
12. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
15. Menteri Perindustrian, Menteri Perhubungan, dan Kepala
l,embaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
untuk:
a. memberikan sosialisasi dan/atau bimbingan teknis
kepada pelaku usaha di bidang kendaraan bermotor
listrik dan fasilitas pendukung kendaraan bermotor
listrik dalam rangka kemudahan dan percepatan
kendaraan listrik masuk dalam katalog elektronik;
dan
b. memberikan sosialisasi dan/atau bimbingan teknis
kepada kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah mengenai berbagai jenis produk kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehicle) yang sudah tayang dalam katalog elektronik
dalam rangka kemudahan dan percepatan
pengadaan kendaraan dinas operasional dan/atau
kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah.
16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk:
a. memprioritaskan secara bertahap penggunaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
b. melakukan penJrusunan dan penetapan regulasi dan
alokasi anggaran dalam rangka mendukung
percepatan pelaksanaan program penggunaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electic uehiclel untuk kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
c. mendorong Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
mewujudkan program pelaksanaan konversi
kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan
peroranga.n dinas Kepolisian Negara Republik
Indonesia dari kendaraan bermotor bakar menjadi
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electric uehicle) dengan men5rusun standardisasi dan
spesifikasinya; dan
SK No l4l4l4A
d.memberikan...
13. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
d. memberikan pelayanan skala prioritas proses
registrasi, identifikasi, dan perr.rbahan Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK), Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (TNKB), dan Buku Kepemilikan Kendaraan
Bermotor (BPKB) hasil konversi kendaraan bermotor
bakar menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (b attery electric uehiclel .
17. Para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota untuk:
a. men)rusun dan menetapkan Peraturan Kepala
Daerah dan alokasi anggaran dalam rangka
mendukung percepatan pelaksanaan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electric uehiclel sebagai kendaraan
dinas operasional dan/atau kendaraan perorangan
dinas instansi pemerintahan daerah;
b. mendorong Badan Usaha Milik Daerah untuk
meningkatkan penggunaan berbagai jenis kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehicle);
c. melakukan sinergi dan pengawasan kepada tiap
satuan kerja perangkat daerah untuk memantau
perkembangan penggunaan kendaraan bermotor
listrik berbasis baterai (battery electric uehiclel
sebagai kendaraan dinas operasional dan/atau
kendaraan perorangan dinas instansi pemerintahan
daerah di daerah masing-masing;
d. memberikan laporan perkembangan penggunaan
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery
electic uehicle) sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi
pemerintahan daerah di daerah masing-masing
kepada Menteri Dalam Negeri secara berkala setiap
3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan; dan
SK No 141415 A
e.memberikan...
14. KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-t4-
e. memberikan insentif fiskal dan nonfiskal bempa
kemudahan dan prioritas bagi pengguna kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric
uehicle) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electric uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah dapat dilakukan melalui
skema pembelian, sewa, dan/atau konversi kendaraan
bermotor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (battery electic uehiclel sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengadaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electric uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada
Diktum Ketiga mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Pendanaan untuk percepatan pelaksanaan program
penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electic uehiclel sebagai kendaraan dinas operasional
dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung
jawab.
SK No 141416 A
Instruksi . . .
15. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15-
Instruksi Presiden ini
dikeluarkan.
mulai berlaku pada tanggal
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 13 September 2022
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
ttd
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Perundang-undangan
Hukum,
Djaman
SK No l4l40l A