Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 ini mewajibkan instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan listrik sebesar 20%, BBM bersubsidi 10%, dan air sebesar 10% untuk menghemat energi dan air. Instruksi ini juga membentuk Tim Nasional Penghematan Energi dan Air yang bertugas merumuskan kebijakan dan program penghematan serta mengawasi pelaksanaannya.
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Kepdirjen Cipta karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Kepdirjen Cipta karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
Kertas fakta ini mengurai tentang visi, misi dan program pasangan Preseiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK khususnya 15 (lima belas) aspek terkait di bidang energi, industri ekstraktif pertambangan dan sumber daya alam.
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 03 TAHUN 2016
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG ENERGI SKALA KECIL TAHUN ANGGARAN 2016
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi sebagai dokumen pusat dalam rangka penyusunan RPI2JM ( Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Inpres 013 2011
1. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG
PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dalam rangka lebih meningkatkan penghematan energi dan air, dengan tetap
memperhatikan kebutuhan energi dan air serta prinsip keadilan dalam
pemanfaatannya, dengan ini menginstruksikan:
Kepada : 1. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II;
2. Jaksa Agung Republik Indonesia;
3. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
6. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara;
7. Gubernur; dan
8. Bupati/Walikota
Untuk:
PERTAMA : Melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan
air di lingkungan instansi masing-masing dan/atau di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) sesuai kewenangan masing-masing, dengan
berpedoman pada Kebijakan Penghematan Energi dan Air, untuk :
a. penerangan dan alat pendingin ruangan gedung kantor
dan/atau bangunan yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, BUMN, dan BUMD;
b. peralatan ...
2. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
b. peralatan kantor, perlengkapan, dan peralatan yang
menggunakan energi listrik atau bahan bakar minyak untuk
gedung kantor dan/atau bangunan termasuk kendaraan dinas,
yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN,
dan BUMD; dan
c. kegiatan atau aktifitas Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN,
dan BUMD yang memanfaatkan air.
KEDUA : 1. Penghematan energi dan air sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA dilakukan dengan target:
a. Penghematan listrik sebesar 20% (duapuluh persen)
dihitung dari rata-rata penggunaan listrik di lingkungan
masing-masing dalam kurun waktu 6 (enam) bulan
sebelum dikeluarkannya Instruksi Presiden ini;
b. Penghematan pemakaian BBM Bersubsidi sebesar 10%
(sepuluh persen) melalui pengaturan pembatasan
penggunaan BBM Bersubsidi bagi kendaraan di
lingkungan instansi masing-masing dan di lingkungan
BUMN dan BUMD;
c. Penghematan air sebesar 10% (sepuluh persen) dihitung
dari rata-rata penggunaan air di lingkungan masing-
masing dalam kurun waktu 6 (enam) bulan sebelum
dikeluarkannya Instruksi Presiden ini;
2. Pengaturan pembatasan penggunaan BBM Bersubsidi
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b, dilakukan
sepanjang BBM Non Subsidi tersedia di wilayah masing-
masing.
KETIGA : Membentuk gugus tugas di lingkungan masing-masing untuk
mengawasi pelaksanaan penghematan energi dan air.
KEEMPAT ...
3. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
KEEMPAT : Para Gubernur, Bupati dan Walikota agar :
1. Melaksanakan program dan kegiatan penghematan energi
dan air sesuai Kebijakan Penghematan Energi dan Air yang
telah ditetapkan; dan
2. Melakukan sosialisasi dan mendorong masyarakat termasuk
perusahaan swasta yang berada di wilayah masing-masing
untuk melaksanakan penghematan energi dan air
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA.
KELIMA : 1. Untuk mengoptimalkan kebijakan nasional dalam rangka
penghematan energi dan air, dibentuk Tim Nasional
Penghematan Energi dan Air, yang selanjutnya disebut Tim
Nasional, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
Ketua
merangkap Anggota : Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian;
Ketua Harian
merangkap Anggota : Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral;
Anggota : 1. Menteri Dalam Negeri;
2. Menteri Perhubungan;
3. Menteri Pekerjaan Umum;
4. Menteri Pertanian;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Keuangan;
7. Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;
8. Menteri ...
4. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
8. Menteri Lingkungan Hidup;
9. Menteri Riset dan Teknologi;
10. Menteri Badan Usaha Milik
Negara;
11. Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi; dan
Sekretaris : Direktur Jenderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral.
2. Tim Nasional dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Tim
Pelaksana yang diketuai oleh Sekretaris Tim Nasional.
3. Ketua Tim Pelaksana menyampaikan laporan mengenai
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua melalui Ketua Harian.
4. Kelengkapan keanggotaan Tim Pelaksana ditetapkan oleh
Ketua Harian Tim Nasional.
KEENAM : Tim Nasional sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA
bertugas:
a. merumuskan dan menyiapkan kebijakan, strategi dan
program penghematan energi dan air termasuk program
konservasinya dengan berpedoman pada prinsip:
1) kebutuhan listrik, dan BBM masyarakat dewasa ini
dipenuhi oleh Pemerintah dengan subsidi;
2) kemewahan dalam pemanfaatan energi dan air harus
dibatasi dan dibayar sesuai harga keekonomian;
3) kebutuhan ...
5. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
3) kebutuhan energi dan air untuk keperluan usaha dan
bisnis skala tertentu, dibayar sesuai harga keekonomian;
dan
4) pemakaian energi dan air di lingkungan instansi
Pemerintah/Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD harus
dibatasi, diawasi, dan menjadi contoh masyarakat;
b. menetapkan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam
rangka penghematan energi dan air;
c. melakukan pembinaan dan memberikan bimbingan teknis
terhadap pelaksanaan penghematan energi dan air kepada
pengguna energi dan air;
d. menyusun langkah-langkah strategis untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas di bidang konservasi
energi dan air;
e. melakukan inventarisasi dan kajian atas kegiatan dan aktifitas
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN,
BUMD, dan perusahaan swasta, serta masyarakat yang dapat
dilakukan untuk menghemat energi dan air;
f. melakukan sosialisasi secara menyeluruh untuk penggunaan
teknologi yang dapat menghemat energi dan air;
g. melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung dengan penggunaan energi
dan air untuk mendukung program penghematan energi dan
air;
h. mengkaji dan menyusun kebijakan untuk pengalokasian dana
dalam rangka kegiatan penghematan energi dan air;
i. menetapkan kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan
audit energi dan air secara berkelanjutan;
j. menetapkan ...
6. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
j. menetapkan langkah-langkah strategis dalam rangka
penyelesaian permasalahan yang menghambat program dan
kegiatan penghematan energi dan air; dan
k. melakukan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan
penghematan energi dan air sebagaimana dimaksud dalam
Instruksi Presiden ini.
KETUJUH : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Nasional dapat melibatkan
konsultan, tenaga ahli, akademisi atau pihak-pihak lain yang
dipandang perlu.
KEDELAPAN : Tim Nasional menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan
tugasnya kepada Presiden setiap 3 (tiga) bulan, atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan, dengan tembusan kepada Kepala Unit
Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4).
KESEMBILAN : Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Tim
Nasional dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
KESEPULUH : Melaksanakan Instruksi Presiden ini sebaik-baiknya dengan
penuh tanggung jawab.
KESEBELAS : Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden ini, maka Instruksi
Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan
Air dinyatakan tidak berlaku.
Instruksi ...
7. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 11 Agustus 2011
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Perekonomian,