2. Tujuan Instruksional Umum
Mengetahui prinsip dan
tatalaksana pemberian pakan
pada ternak potong baik
ruminansia besar (sapi, kerbau),
ruminansia kecil (kambing,
domba) maupun non ruminansia
(babi dan kelinci) pada berbagai
sistem pemeliharaan ternak.
3. Mengetahui kebutuhan nutrien pada
berbagai komoditi ternak potong.
Mengetahui penyusunan ransum pada
ternak potong.
Mengetahui teknik pemberian pakan pada
ternak potong.
Mengetahui tatalaksana pakan
penggemukan di kandang.
Mengetahui tatalaksana penggemukan di
padang rumput.
5. Kebutuhan Nutrien dan Penyusunan
Ransum
• Mengacu pada feeding standard, mis.
table NRC (National Research Council).
• Menentukan kelas, umur, tingkat
produksi dan kondisi fisiologis ternak
untuk mengetahui kebutuhannya baik
untuk pokok hidup, pertumbuhan dan
produksinya serta pertambahan bobot
badan yang diharapkan.
6. • Mengetahui margin of safety atau
batas pemberian suatu bahan pakan
yang tidak membahayakan bagi
ternak yang mengkonsumsinya.
Contohnya pemberian leguminosa
tidak boleh melebihi 50% total
ransum karena akan menyebabkan
terjadinya rontok bulu.
7. 1. Manjemen pakan induk
Kebutuhan pakan induk tergantung pada kondisi
fisiologisnya, apakah induk tersebut sedang
bunting, laktasi atau dalam keadaan kering.
2. Manajemen pakan betina pengganti
(replacement)
Sapi dara pengganti umur 14 – 15 bulan perlu
ADG sebesar 0,5 – 0,7 kg/hari, sedangkan betina
yang telah kawin perlu ADG sebesar 0,5 kg/hari
pada 120 hari pertama kebuntingannya karena
nutrisi sangat diperlukan untuk menunjang
pertumbuhannya sendiri dan pertumbuhan janin.
8. 3. Manajemen pakan pejantan
– Pejantan yearling perlu pertambahan
bobot badan sebesar 0,7 kg/hari dan
pada saat itu siap mengawini 10 – 15
ekor betina. Pada umur lebih dari 2 tahun,
perlu pertambahan bobot badan 0,75
kg/hari
4. Manajemen pakan bakalan
– Kebutuhan protein dan energi dari pedet
untuk calon bakalan harus ditingkatkan
sejak umur 3 bulan sampai sapih, sebab
produksi susu induk mencapai puncak
pada 2 bulan setelah lahir
10. Program pemberian pakan untuk induk
bunting
A = 2/3 awal kebuntingan
pakan yang diberikan digunakan untuk
pokok hidup dan metabolisme induk.
Pertumbuhan janin masih lambat.
B = 1/3 akhir kebuntingan
Pertumbuhan janin cepat
pakan induk ditingkatkan karena pakan
digunakan selain untuk pokok hidup dan
metabolisme induk juga untuk pertumbuhan
foetus.
11. PAKAN DOMBA DAN KAMBING
• Manajemen pakan induk
– Untuk meningkatkan produktivitas domba
dan kambing diperlukan suplemen pakan.
– Pemberian pakan pada domba dan kambing
dibedakan menurut status fisiologis ternak
– Flusing ewes : pemberian pakan ekstra 2 –
3 minggu sebelum masa kawin untuk
meningkatkan jumlah ovum, meningkatkan
litter size, meningkatkan lamb / kid crop 10 –
20 %
12. PEMBERIAN PAKAN PADA
DOMBA
• a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
• b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%,
konsentrat 2-3 gelas
• c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50%
dan konsentrat2-3 gelas
• d. Anak sebelum disapih: rumput 50%,
daun 50%
• e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun
40% dan konsentrat 0,5–1 gelas
13. Manajemen pakan cempe
Selain susu kolostrum dari induk, cempe harus
diberikan creep feeding
Kandungan protein pada pakan creep 15 –
16%, dengan ditingkatkan menjadi 18% dapat
dilakukan penyapihan dini. Kandungan protein
pakan tergantung pada bobot badan cempe,
untuk cempe dengan BB 13,5 kg, kandungan
protein pakan 18 – 20%, BB 13,5 – 32 kg
kandungan protein pakan 14 – 16%,
sedangkan BB lebih dari 32 kg cukup 12 –
14% saja.
14. Pakan untuk cempe pada penyapihan
awal atau orphan (cempe yatim / piatu) :
Cempe diberi pakan creep feeding,
berupa biji-bijian halus / digiling, hijauan
yang diberikan berkualitas baik. Kalau
hijauan yang diberikan berkualitas
rendah, cempe diberi suplemen dengan
protein dan vitamin.
Pakan dari sapih sampai dengan dijual :
Bervariasi, tergantung pada kondisi
ekonomi dan klimat serta pakan yang
tersedia.
16. Tatalaksana penggembalaan
Penggembalaan kontinyu (continous grazing)
Efek: over grazing / under grazing.
Penggembalaan bergilir (rotation grazing)
Jumlah petak dihitung berdasarkan :
Waktu rumput regrowth (hari) + 1
Lama waktu penggembalaan (hari)
Contoh :
waktu regrowth = 30 hari
lama penggembalaan 1 petak sampai rumput habis = 6
hari
jumlah petak yang harus tersedia
= (30/6) + 1 = 6 petak
Penggembalaan rotasi tertunda (deferred grazing)
Penggembalaan jalur (strip grazing)
26. Jenis-jenis pakan
No Keterangan Contoh tanaman
1. Pakan sumber
energi
Rumput, dedaunan, onggok,
dedak padi, dedak gandum,
jagung, sorghum, ketela dan
ampas bir
2. Pakan sumber
protein
Legum, bungkil kedelai, bk.
Kelapa, bk. Kapok, bk. Biji
kapas, ampas tahu, ampas
kecap
3. Pakan sumber
mineral
Garam dapur, kapur, tepung
tulang, mineral mix
4. Pakan sumber
vitamin
Jagung kuning, hijauan segar,
wortel, dll
28. Menghitung Daya Tampung
• Cut and Carry : dipotong langsung
dari kebun/ padang diberikan kepada
ternak di kandang
• Carrying Capacity : Daya tampung
padang penggembalaan (ha/UT) untuk
mencukupi kebutuhan pakan hijauan
• Stocking Rate : Jumlah ternak yang
dapat ditampung (UT/ha) suatu padang
penggembalaan
30. Perhitungan daya tampung dengan “Cut
and Carry”:
• Asumsikan kebutuhan 1 UT : 9,1 kg (BK) ---
40 kg (segar)
• Kebutuhan rumput segar1 UT /th = 360 x 40
= 14.400 kg
• Produksi hijauan kumulatif/ tahun. misal. R
Gajah: 200.000 kg
• Daya tampung : 200.000/14.400 x 1 UT=
13,89 UT
• 13 ekor sapi @ BB 455 kg yang dipelihara di
kandang.
31. Pakan Induk
• Pakan induk (cow) : 60 hari sebelum dan 90
hari setelah melahirkan---kritis
• Nutrisi tidak mencukupi : abortus, bobot lahir
dan bobot sapih rendah, kegagalan berahi
kembali.
• Pada 90 – 120 hari akhir kebuntingan,
memenuhi pbb 0,2 – 0,5 kg/hari,
• “overfeed” --- induk kegemukan dan sulit
melahirkan.
32. Betina Pengganti (Replacement)
• Heifer pengganti umur 14–15 bl
perlu pbb 0,5 – 0,7 kg/hari.
• Telah kawin perlu pbb 0,5 kg/hari
pada 120 hari pertama
kebuntingannya.
• “over feeding” --- sulit melahirkan
dan produksi susu berkurang
33. Pakan Pejantan
• Yearling (umur 1 th) perlu pbb 0,7
kg/hari dan siap mengawini 10 –
15 ekor betina.
• Umur > 2 tahun perlu pbb 0,75
kg/hari.
34. Pakan Bakalan
• Pedet dipelihara sampai disapih (6-7
bulan) ---susu induk.
• Sebelum disapih pedet diberikan
hijauan ---1/2 kebutuhan.
• “creep feeding” sangat penting ---
rumput kurang.
35. Creep Feeding
• Creep feeding : 14 – 15 % PK dan 65 – 72
% TDN.
Tujuan Creep Feeding :
• Memperoleh bobot sapih tinggi.
• Mengurangi kebutuhan susu.
• Meningkatkan efisiensi pakan.
• Mencapai fleksibilitas pemasaran.
• Memperoleh pbb yang ekonomis.
36. Keuntungan pedet dengan creep
feeding :
• Pbb lebih tinggi 15 – 30 kg.
• Cepat beradaptasi dengan
“fullfeed”
• Lebih mudah mengatasi stress
penyapihan.
37. Saat Pemberian “creep feeding”
• Induk baru pertama atau duakali
melahirkan.
• Pedet dilahirkan saat hijauan kurang.
• Kualitas dan kuantitas padang gembala
menurun.
• Harga pedet sedang tinggi dibanding
harga pakan.
• Induk dan pedet dipelihara secara
terkurung
38. Pakan Penggemukan
• Bakalan dipelihara dahulu sistem “back
ground” atau “stocking”
• Pbb sistem background --- 0,3 - 0,7
kg/hari : pemberian hijauan dan 1 atau 2
kg biji-bijian
• Sapi finishing harus mencapai pbb 0,9 –
1,2 kg/hari, ---konsentrat bermutu tinggi
39. Penggunaan Perangsang
Pertumbuhan
• Perangsang pertumbuhan (growth
promoter) untuk meningkatkan pbb
dan feed efisiensi
• Tingkat pertumbuhan naik sebesar
10 – 15 %.
• Lazimnya diimplantasikan pada
telinga.
40. Pakan Penggemukan di Kandang (Drylot
Fattening)
• Periode kritis di feedlot ---baru datang ke
lokasi.
• Manajemen kurang, morbiditas dan
mortalitas tinggi.
• Pengelolaan awal : dehorning, kastrasi,
vaksinasi.
• Vitamin A dan perangsang pertumbuhan
• Hijauan segar dan air bersih ad libitum selama
masa kritis.
41. Pemberian pakan awal penggemukan:
• Selama 2-3 minggu --- biji-bijian 2 kg/100 kg
bobot badan, atau
• 1-2 kg biji-bjian dan 0,5 kg suplemen protein dan
hijauan
• Setelah beradaptasi, biji-bijian ditingkatkan 0,5
kg/hari
• Biji-bijian ditingkatkan --- 0,7 kg/hari --- konsumsi
2% BB
• Hijauan dikurangi sampai 10 – 15 %, mencegah
accidossis dan abses liver.
42. • Sediakan selalu suplemen
mineral.
• Ransum mengandung 70 - 74 %
TDN dan 10 - 12 % protein
• Air 45 - 115 liter/hari, ---bobot
badan, cuaca dan jenis ransum.
43. Pakan Penggemukan di Padang
(Pastura)
• Tambahan bijian 1 kg/100kg BB ---
grading choice.
• biji-bijian 0,4 kg/100 kg BB, --- dinaikkan
1 kg/100 kg BB
• 10 % garam dalam biji-bijian dan
campuran mineral
44. Daya tampung padang
penggembalaan tergantung :
• Kemiringan lahan
• Jarak dengan sumber air
• Kecepatan pertumbuhan/produksi tanaman
pakan
• Kerusakan lahan
• Ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi
• Nilai nutrisi pakan
• Variasi musim
• Keadaan ekologi padang penggembalaan
47. Kerugian daya tampung tidak sesuai :
• Over grazing : ternak melebihi ambang daya
tampung
• Under grazing : ternak dibawah ambang daya
tampung
• Akibat under grazing :
• Spotted grazing : tidak merata, dilakukan
pada tempat tertentu
• Selective grazing : hanya mengkonsumsi
bagian tertentu yang paling disukai
48. Bila terjadi “under grazing” :
• Menambah unit ternak sesuai daya
tampung
• Mengawetkan kelebihan hijauan
• Penggembalaan kontinyu ---- jumlah
produksi potensial hijauan semakin
berkurang
49. Penggembalaan Bergilir
(Rotation Grazing)
• Padang penggembalaan dibagi ke dalam
beberapa petak dan digembalakan secara
bergilir
• Manajemennya berdasarkan tingkat
pertumbuhan hijauan pakan,
50. • Jumlah petak yang harus dibentuk :
Waktu rumput kembali (hari)
= ---------------------------------------------------- + 1
Lama waktu penggembalaan (hari)
Misalnya:
waktu rumput tumbuh kembali adalah 24 hari,
Lamanya penggembalaan 4 hari
Jumlah petak disediakan : 24/4 + 1 = 7 petak.
51. Petak I Petak II Petak III Petak IV Petak V Petak VI Petak
VII
Hari ke
1 - 4
Hari ke
5 - 8
Hari ke
9 - 12
Hari ke
13 - 16
Hari ke
17 - 20
Hari ke
21 - 24
Hari ke
25 - 28
52. Penggembalaan Rotasi Tertunda
(Deffered Rotation)
• Bertujuan agar jenis rumput unggul tidak
musnah.
• Satu atau lebih petak tidak dipergunakan -----
rumput selesai berbunga atau berbiji,
• Selama satu tahun ternak hanya digembalakan
pada petak tersebut bila rumputnya telah
berbunga, berbiji atau bertunas.
• Lebih tepat padang rumput alam (self
reseedling).
54. Manfaat sistem rotasi istirahat :
• Kesempatan rumput membentuk dan
menyimpan energi
• Menunjang pemasakan biji.
• Menunjang persemaian yang lebih
sempurna.
• Menunjang akumulasi bahan organik
rumput.
55. Penggembalaan Berjalur
(Strip Grazing)
• Bentuk intensif dari penggembalaan
bergilir.
• Unit ternak ----- satu petak tertentu
• Mengurangi kebutuhan tenaga kerja
dan tatalaksana.
56. Penggembalaan Intensitas Tinggi
(High Intensity Grazing)
• Padang penggembalaan ----akan diremajakan,
rusak, pergiliran tanaman
• diisi ternak dengan daya tampung sangat tinggi
(maksimal) dan tatalaksana yang sama.
• Fase cepat --- istirahat 30 hari, Fase lambat
istirahat 60-90 hari, ---- penggembalaan
dimasuki ternak kembali.
• Luas petak semakin kecil ---- padat, sehingga :
• periode singkat, distribusi kotoran dan
penginjakan merata
• Diperlukan tatalaksana yang tinggi dalam
keterampilan mengelola ternak.
57. Reference.
• Barrick R. Kirby and Hobart L. Harmon. 1988. Animal
Production and Management. Mc Graw-Hill Book
Company. New York.
• Church, D.C., 1978, Digestive Physiology and Nutrition of
Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon.
• Reksohadiprojo, S., 1984, Pengantar Ilmu Peternakan
Tropik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
• Roy, J.H.B., 1980, The Calf, 4th Ed., Studies and Agriculture
and Food Science, London.
• van Soest, P.J., 1982, Nutritional Ecology of The
Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon.
• Sudono, A dan B. Sutardi, 1969, Pedoman Beternak Sapi
Perah, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
• Sisson, S. and J.D. Grossman, 1969, The Anatomy of The
Domestic Animals, 4th Ed., W.B. Saunders Co., London.