SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
MANAJEMEN PAKAN
Tujuan Instruksional Umum
Mengetahui prinsip dan
tatalaksana pemberian pakan
pada ternak potong baik
ruminansia besar (sapi, kerbau),
ruminansia kecil (kambing,
domba) maupun non ruminansia
(babi dan kelinci) pada berbagai
sistem pemeliharaan ternak.
 Mengetahui kebutuhan nutrien pada
berbagai komoditi ternak potong.
 Mengetahui penyusunan ransum pada
ternak potong.
 Mengetahui teknik pemberian pakan pada
ternak potong.
 Mengetahui tatalaksana pakan
penggemukan di kandang.
 Mengetahui tatalaksana penggemukan di
padang rumput.
PAKAN
Untuk
breeding
Performans
reproduksi
Produktivitas
anak, populasi,
efisiensi pakan
Untuk
fattening
Performans
produksi
Gain, FCR,
Karkas/Meat,
Feed Cost/Gain
Untuk ternak
kerja
Performans
kerja
Output Daya,
Efisiensi Kerja
Kebutuhan Nutrien dan Penyusunan
Ransum
• Mengacu pada feeding standard, mis.
table NRC (National Research Council).
• Menentukan kelas, umur, tingkat
produksi dan kondisi fisiologis ternak
untuk mengetahui kebutuhannya baik
untuk pokok hidup, pertumbuhan dan
produksinya serta pertambahan bobot
badan yang diharapkan.
• Mengetahui margin of safety atau
batas pemberian suatu bahan pakan
yang tidak membahayakan bagi
ternak yang mengkonsumsinya.
Contohnya pemberian leguminosa
tidak boleh melebihi 50% total
ransum karena akan menyebabkan
terjadinya rontok bulu.
 1. Manjemen pakan induk
Kebutuhan pakan induk tergantung pada kondisi
fisiologisnya, apakah induk tersebut sedang
bunting, laktasi atau dalam keadaan kering.
 2. Manajemen pakan betina pengganti
(replacement)
Sapi dara pengganti umur 14 – 15 bulan perlu
ADG sebesar 0,5 – 0,7 kg/hari, sedangkan betina
yang telah kawin perlu ADG sebesar 0,5 kg/hari
pada 120 hari pertama kebuntingannya karena
nutrisi sangat diperlukan untuk menunjang
pertumbuhannya sendiri dan pertumbuhan janin.
3. Manajemen pakan pejantan
– Pejantan yearling perlu pertambahan
bobot badan sebesar 0,7 kg/hari dan
pada saat itu siap mengawini 10 – 15
ekor betina. Pada umur lebih dari 2 tahun,
perlu pertambahan bobot badan 0,75
kg/hari
4. Manajemen pakan bakalan
– Kebutuhan protein dan energi dari pedet
untuk calon bakalan harus ditingkatkan
sejak umur 3 bulan sampai sapih, sebab
produksi susu induk mencapai puncak
pada 2 bulan setelah lahir
A B
Masa bunting Post natal
 Program pemberian pakan untuk induk
bunting
 A = 2/3 awal kebuntingan
 pakan yang diberikan digunakan untuk
pokok hidup dan metabolisme induk.
 Pertumbuhan janin masih lambat.
 B = 1/3 akhir kebuntingan
 Pertumbuhan janin cepat
 pakan induk ditingkatkan karena pakan
digunakan selain untuk pokok hidup dan
metabolisme induk juga untuk pertumbuhan
foetus.
PAKAN DOMBA DAN KAMBING
• Manajemen pakan induk
– Untuk meningkatkan produktivitas domba
dan kambing diperlukan suplemen pakan.
– Pemberian pakan pada domba dan kambing
dibedakan menurut status fisiologis ternak
– Flusing ewes : pemberian pakan ekstra 2 –
3 minggu sebelum masa kawin untuk
meningkatkan jumlah ovum, meningkatkan
litter size, meningkatkan lamb / kid crop 10 –
20 %
PEMBERIAN PAKAN PADA
DOMBA
• a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
• b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%,
konsentrat 2-3 gelas
• c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50%
dan konsentrat2-3 gelas
• d. Anak sebelum disapih: rumput 50%,
daun 50%
• e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun
40% dan konsentrat 0,5–1 gelas
Manajemen pakan cempe
Selain susu kolostrum dari induk, cempe harus
diberikan creep feeding
Kandungan protein pada pakan creep 15 –
16%, dengan ditingkatkan menjadi 18% dapat
dilakukan penyapihan dini. Kandungan protein
pakan tergantung pada bobot badan cempe,
untuk cempe dengan BB 13,5 kg, kandungan
protein pakan 18 – 20%, BB 13,5 – 32 kg
kandungan protein pakan 14 – 16%,
sedangkan BB lebih dari 32 kg cukup 12 –
14% saja.
Pakan untuk cempe pada penyapihan
awal atau orphan (cempe yatim / piatu) :
 Cempe diberi pakan creep feeding,
berupa biji-bijian halus / digiling, hijauan
yang diberikan berkualitas baik. Kalau
hijauan yang diberikan berkualitas
rendah, cempe diberi suplemen dengan
protein dan vitamin.
Pakan dari sapih sampai dengan dijual :
 Bervariasi, tergantung pada kondisi
ekonomi dan klimat serta pakan yang
tersedia.
 Macam-macam padang
penggembalaan
› Padang rumput permanen
› Padang rumput jangka pendek
› Padang rumput rotasi jangka
panjang
› Padang rumput sementara
Tatalaksana penggembalaan
 Penggembalaan kontinyu (continous grazing)
 Efek: over grazing / under grazing.
 Penggembalaan bergilir (rotation grazing)
 Jumlah petak dihitung berdasarkan :
Waktu rumput regrowth (hari) + 1
Lama waktu penggembalaan (hari)
 Contoh :
waktu regrowth = 30 hari
lama penggembalaan 1 petak sampai rumput habis = 6
hari
jumlah petak yang harus tersedia
= (30/6) + 1 = 6 petak
 Penggembalaan rotasi tertunda (deferred grazing)
 Penggembalaan jalur (strip grazing)
FASILITAS UNTUK PAKAN
COVERED FEEDER
INDIVIDUAL
FEEDER
EATING
HAYLAGE
AUTOMATIC WATERERS
CREEP FEEDER
OUTDOOR CREEP
WATER TROUGH
Jenis-jenis pakan
No Keterangan Contoh tanaman
1. Pakan sumber
energi
Rumput, dedaunan, onggok,
dedak padi, dedak gandum,
jagung, sorghum, ketela dan
ampas bir
2. Pakan sumber
protein
Legum, bungkil kedelai, bk.
Kelapa, bk. Kapok, bk. Biji
kapas, ampas tahu, ampas
kecap
3. Pakan sumber
mineral
Garam dapur, kapur, tepung
tulang, mineral mix
4. Pakan sumber
vitamin
Jagung kuning, hijauan segar,
wortel, dll
Rasio pakan rumput dan legum
Kondisi
fisiologis
ternak
Komposisi (%)
Rumput Legum/dedaunan
Dewasa/kering 75 25
Bunting 60 40
Menyusui 50 50
Lepas sapih 60 40
Menghitung Daya Tampung
• Cut and Carry : dipotong langsung
dari kebun/ padang diberikan kepada
ternak di kandang
• Carrying Capacity : Daya tampung
padang penggembalaan (ha/UT) untuk
mencukupi kebutuhan pakan hijauan
• Stocking Rate : Jumlah ternak yang
dapat ditampung (UT/ha) suatu padang
penggembalaan
Asumsi kebutuhan hijauan segar: 35
atau 40 kg perhari, bahan kering 9,1 kg,
(air 75 – 80 %)
Perhitungan daya tampung dengan “Cut
and Carry”:
• Asumsikan kebutuhan 1 UT : 9,1 kg (BK) ---
40 kg (segar)
• Kebutuhan rumput segar1 UT /th = 360 x 40
= 14.400 kg
• Produksi hijauan kumulatif/ tahun. misal. R
Gajah: 200.000 kg
• Daya tampung : 200.000/14.400 x 1 UT=
13,89 UT
• 13 ekor sapi @ BB 455 kg yang dipelihara di
kandang.
Pakan Induk
• Pakan induk (cow) : 60 hari sebelum dan 90
hari setelah melahirkan---kritis
• Nutrisi tidak mencukupi : abortus, bobot lahir
dan bobot sapih rendah, kegagalan berahi
kembali.
• Pada 90 – 120 hari akhir kebuntingan,
memenuhi pbb 0,2 – 0,5 kg/hari,
• “overfeed” --- induk kegemukan dan sulit
melahirkan.
Betina Pengganti (Replacement)
• Heifer pengganti umur 14–15 bl
perlu pbb 0,5 – 0,7 kg/hari.
• Telah kawin perlu pbb 0,5 kg/hari
pada 120 hari pertama
kebuntingannya.
• “over feeding” --- sulit melahirkan
dan produksi susu berkurang
Pakan Pejantan
• Yearling (umur 1 th) perlu pbb 0,7
kg/hari dan siap mengawini 10 –
15 ekor betina.
• Umur > 2 tahun perlu pbb 0,75
kg/hari.
Pakan Bakalan
• Pedet dipelihara sampai disapih (6-7
bulan) ---susu induk.
• Sebelum disapih pedet diberikan
hijauan ---1/2 kebutuhan.
• “creep feeding” sangat penting ---
rumput kurang.
Creep Feeding
• Creep feeding : 14 – 15 % PK dan 65 – 72
% TDN.
Tujuan Creep Feeding :
• Memperoleh bobot sapih tinggi.
• Mengurangi kebutuhan susu.
• Meningkatkan efisiensi pakan.
• Mencapai fleksibilitas pemasaran.
• Memperoleh pbb yang ekonomis.
Keuntungan pedet dengan creep
feeding :
• Pbb lebih tinggi 15 – 30 kg.
• Cepat beradaptasi dengan
“fullfeed”
• Lebih mudah mengatasi stress
penyapihan.
Saat Pemberian “creep feeding”
• Induk baru pertama atau duakali
melahirkan.
• Pedet dilahirkan saat hijauan kurang.
• Kualitas dan kuantitas padang gembala
menurun.
• Harga pedet sedang tinggi dibanding
harga pakan.
• Induk dan pedet dipelihara secara
terkurung
Pakan Penggemukan
• Bakalan dipelihara dahulu sistem “back
ground” atau “stocking”
• Pbb sistem background --- 0,3 - 0,7
kg/hari : pemberian hijauan dan 1 atau 2
kg biji-bijian
• Sapi finishing harus mencapai pbb 0,9 –
1,2 kg/hari, ---konsentrat bermutu tinggi
Penggunaan Perangsang
Pertumbuhan
• Perangsang pertumbuhan (growth
promoter) untuk meningkatkan pbb
dan feed efisiensi
• Tingkat pertumbuhan naik sebesar
10 – 15 %.
• Lazimnya diimplantasikan pada
telinga.
Pakan Penggemukan di Kandang (Drylot
Fattening)
• Periode kritis di feedlot ---baru datang ke
lokasi.
• Manajemen kurang, morbiditas dan
mortalitas tinggi.
• Pengelolaan awal : dehorning, kastrasi,
vaksinasi.
• Vitamin A dan perangsang pertumbuhan
• Hijauan segar dan air bersih ad libitum selama
masa kritis.
Pemberian pakan awal penggemukan:
• Selama 2-3 minggu --- biji-bijian 2 kg/100 kg
bobot badan, atau
• 1-2 kg biji-bjian dan 0,5 kg suplemen protein dan
hijauan
• Setelah beradaptasi, biji-bijian ditingkatkan 0,5
kg/hari
• Biji-bijian ditingkatkan --- 0,7 kg/hari --- konsumsi
2% BB
• Hijauan dikurangi sampai 10 – 15 %, mencegah
accidossis dan abses liver.
• Sediakan selalu suplemen
mineral.
• Ransum mengandung 70 - 74 %
TDN dan 10 - 12 % protein
• Air 45 - 115 liter/hari, ---bobot
badan, cuaca dan jenis ransum.
Pakan Penggemukan di Padang
(Pastura)
• Tambahan bijian 1 kg/100kg BB ---
grading choice.
• biji-bijian 0,4 kg/100 kg BB, --- dinaikkan
1 kg/100 kg BB
• 10 % garam dalam biji-bijian dan
campuran mineral
Daya tampung padang
penggembalaan tergantung :
• Kemiringan lahan
• Jarak dengan sumber air
• Kecepatan pertumbuhan/produksi tanaman
pakan
• Kerusakan lahan
• Ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi
• Nilai nutrisi pakan
• Variasi musim
• Keadaan ekologi padang penggembalaan
Pengelolaan Padang
Penggembalaan
• Diperlukan untuk mencapai :
• Keseragaman penggunaan rumput oleh
ternak
• Tingkat pertumbuhan hijauan yang
optimal
Penggembalaan Kontinyu
(Continous grazing)
• Ternak digembalakan ---- sangat
lama; sepanjang tahun atau selama
pertumbuhan.
• Perlu pengaturan jumlah ternak yang
sangat tepat.
Kerugian daya tampung tidak sesuai :
• Over grazing : ternak melebihi ambang daya
tampung
• Under grazing : ternak dibawah ambang daya
tampung
• Akibat under grazing :
• Spotted grazing : tidak merata, dilakukan
pada tempat tertentu
• Selective grazing : hanya mengkonsumsi
bagian tertentu yang paling disukai
Bila terjadi “under grazing” :
• Menambah unit ternak sesuai daya
tampung
• Mengawetkan kelebihan hijauan
• Penggembalaan kontinyu ---- jumlah
produksi potensial hijauan semakin
berkurang
Penggembalaan Bergilir
(Rotation Grazing)
• Padang penggembalaan dibagi ke dalam
beberapa petak dan digembalakan secara
bergilir
• Manajemennya berdasarkan tingkat
pertumbuhan hijauan pakan,
• Jumlah petak yang harus dibentuk :
Waktu rumput kembali (hari)
= ---------------------------------------------------- + 1
Lama waktu penggembalaan (hari)
Misalnya:
waktu rumput tumbuh kembali adalah 24 hari,
Lamanya penggembalaan 4 hari
Jumlah petak disediakan : 24/4 + 1 = 7 petak.
Petak I Petak II Petak III Petak IV Petak V Petak VI Petak
VII
Hari ke
1 - 4
Hari ke
5 - 8
Hari ke
9 - 12
Hari ke
13 - 16
Hari ke
17 - 20
Hari ke
21 - 24
Hari ke
25 - 28
Penggembalaan Rotasi Tertunda
(Deffered Rotation)
• Bertujuan agar jenis rumput unggul tidak
musnah.
• Satu atau lebih petak tidak dipergunakan -----
rumput selesai berbunga atau berbiji,
• Selama satu tahun ternak hanya digembalakan
pada petak tersebut bila rumputnya telah
berbunga, berbiji atau bertunas.
• Lebih tepat padang rumput alam (self
reseedling).
Penggembalaan Rotasi Istirahat
(Rest Rotation)
• Satu petak tidak dipergunakan selama satu
tahun
• Digunakan di AS dan dikenal Hormay
system.
Manfaat sistem rotasi istirahat :
• Kesempatan rumput membentuk dan
menyimpan energi
• Menunjang pemasakan biji.
• Menunjang persemaian yang lebih
sempurna.
• Menunjang akumulasi bahan organik
rumput.
Penggembalaan Berjalur
(Strip Grazing)
• Bentuk intensif dari penggembalaan
bergilir.
• Unit ternak ----- satu petak tertentu
• Mengurangi kebutuhan tenaga kerja
dan tatalaksana.
Penggembalaan Intensitas Tinggi
(High Intensity Grazing)
• Padang penggembalaan ----akan diremajakan,
rusak, pergiliran tanaman
• diisi ternak dengan daya tampung sangat tinggi
(maksimal) dan tatalaksana yang sama.
• Fase cepat --- istirahat 30 hari, Fase lambat
istirahat 60-90 hari, ---- penggembalaan
dimasuki ternak kembali.
• Luas petak semakin kecil ---- padat, sehingga :
• periode singkat, distribusi kotoran dan
penginjakan merata
• Diperlukan tatalaksana yang tinggi dalam
keterampilan mengelola ternak.
Reference.
• Barrick R. Kirby and Hobart L. Harmon. 1988. Animal
Production and Management. Mc Graw-Hill Book
Company. New York.
• Church, D.C., 1978, Digestive Physiology and Nutrition of
Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon.
• Reksohadiprojo, S., 1984, Pengantar Ilmu Peternakan
Tropik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
• Roy, J.H.B., 1980, The Calf, 4th Ed., Studies and Agriculture
and Food Science, London.
• van Soest, P.J., 1982, Nutritional Ecology of The
Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon.
• Sudono, A dan B. Sutardi, 1969, Pedoman Beternak Sapi
Perah, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
• Sisson, S. and J.D. Grossman, 1969, The Anatomy of The
Domestic Animals, 4th Ed., W.B. Saunders Co., London.

More Related Content

Similar to manaj, pakan.ppt

Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
 
Ketahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES Sorghum
Ketahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES SorghumKetahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES Sorghum
Ketahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES Sorghumyunusshobrun2
 
18. gafa maulana al fadli (1)
18. gafa maulana al fadli (1)18. gafa maulana al fadli (1)
18. gafa maulana al fadli (1)tani57
 
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABITEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABIN8 MARKET
 
Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurDisty Ridha H
 
Budidaya ayam kampung
Budidaya ayam kampungBudidaya ayam kampung
Budidaya ayam kampungAinun Nadhifa
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaswiradiputri
 
budidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptx
budidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptxbudidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptx
budidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptxDipoTriMartiano
 
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinard2d2d2d2
 
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptx
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptxMANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptx
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptxIstiWidarzi
 
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfWEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfd093371
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba Dewi Atana
 
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Dina Hanani
 

Similar to manaj, pakan.ppt (20)

Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...
 
Ternak potong
Ternak potongTernak potong
Ternak potong
 
Ketahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES Sorghum
Ketahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES SorghumKetahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES Sorghum
Ketahanan Pangan Desa Melalui BUMDDES Sorghum
 
18. gafa maulana al fadli (1)
18. gafa maulana al fadli (1)18. gafa maulana al fadli (1)
18. gafa maulana al fadli (1)
 
BUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.pptBUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.ppt
 
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABITEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
 
Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas Petelur
 
Budidaya ayam kampung
Budidaya ayam kampungBudidaya ayam kampung
Budidaya ayam kampung
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
 
budidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptx
budidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptxbudidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptx
budidaya_ternak_unggas_petelur_pptx.pptx
 
Rencana pengembangan kandang sapi
Rencana pengembangan kandang sapiRencana pengembangan kandang sapi
Rencana pengembangan kandang sapi
 
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
 
Berternak Unggas
Berternak UnggasBerternak Unggas
Berternak Unggas
 
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptx
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptxMANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptx
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA.pptx
 
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfWEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba
 
Bakal sapo
Bakal sapoBakal sapo
Bakal sapo
 
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
 
PRAKARYA KELAS XI K13
PRAKARYA KELAS XI K13PRAKARYA KELAS XI K13
PRAKARYA KELAS XI K13
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

manaj, pakan.ppt

  • 2. Tujuan Instruksional Umum Mengetahui prinsip dan tatalaksana pemberian pakan pada ternak potong baik ruminansia besar (sapi, kerbau), ruminansia kecil (kambing, domba) maupun non ruminansia (babi dan kelinci) pada berbagai sistem pemeliharaan ternak.
  • 3.  Mengetahui kebutuhan nutrien pada berbagai komoditi ternak potong.  Mengetahui penyusunan ransum pada ternak potong.  Mengetahui teknik pemberian pakan pada ternak potong.  Mengetahui tatalaksana pakan penggemukan di kandang.  Mengetahui tatalaksana penggemukan di padang rumput.
  • 4. PAKAN Untuk breeding Performans reproduksi Produktivitas anak, populasi, efisiensi pakan Untuk fattening Performans produksi Gain, FCR, Karkas/Meat, Feed Cost/Gain Untuk ternak kerja Performans kerja Output Daya, Efisiensi Kerja
  • 5. Kebutuhan Nutrien dan Penyusunan Ransum • Mengacu pada feeding standard, mis. table NRC (National Research Council). • Menentukan kelas, umur, tingkat produksi dan kondisi fisiologis ternak untuk mengetahui kebutuhannya baik untuk pokok hidup, pertumbuhan dan produksinya serta pertambahan bobot badan yang diharapkan.
  • 6. • Mengetahui margin of safety atau batas pemberian suatu bahan pakan yang tidak membahayakan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Contohnya pemberian leguminosa tidak boleh melebihi 50% total ransum karena akan menyebabkan terjadinya rontok bulu.
  • 7.  1. Manjemen pakan induk Kebutuhan pakan induk tergantung pada kondisi fisiologisnya, apakah induk tersebut sedang bunting, laktasi atau dalam keadaan kering.  2. Manajemen pakan betina pengganti (replacement) Sapi dara pengganti umur 14 – 15 bulan perlu ADG sebesar 0,5 – 0,7 kg/hari, sedangkan betina yang telah kawin perlu ADG sebesar 0,5 kg/hari pada 120 hari pertama kebuntingannya karena nutrisi sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhannya sendiri dan pertumbuhan janin.
  • 8. 3. Manajemen pakan pejantan – Pejantan yearling perlu pertambahan bobot badan sebesar 0,7 kg/hari dan pada saat itu siap mengawini 10 – 15 ekor betina. Pada umur lebih dari 2 tahun, perlu pertambahan bobot badan 0,75 kg/hari 4. Manajemen pakan bakalan – Kebutuhan protein dan energi dari pedet untuk calon bakalan harus ditingkatkan sejak umur 3 bulan sampai sapih, sebab produksi susu induk mencapai puncak pada 2 bulan setelah lahir
  • 9. A B Masa bunting Post natal
  • 10.  Program pemberian pakan untuk induk bunting  A = 2/3 awal kebuntingan  pakan yang diberikan digunakan untuk pokok hidup dan metabolisme induk.  Pertumbuhan janin masih lambat.  B = 1/3 akhir kebuntingan  Pertumbuhan janin cepat  pakan induk ditingkatkan karena pakan digunakan selain untuk pokok hidup dan metabolisme induk juga untuk pertumbuhan foetus.
  • 11. PAKAN DOMBA DAN KAMBING • Manajemen pakan induk – Untuk meningkatkan produktivitas domba dan kambing diperlukan suplemen pakan. – Pemberian pakan pada domba dan kambing dibedakan menurut status fisiologis ternak – Flusing ewes : pemberian pakan ekstra 2 – 3 minggu sebelum masa kawin untuk meningkatkan jumlah ovum, meningkatkan litter size, meningkatkan lamb / kid crop 10 – 20 %
  • 12. PEMBERIAN PAKAN PADA DOMBA • a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25% • b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas • c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas • d. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50% • e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas
  • 13. Manajemen pakan cempe Selain susu kolostrum dari induk, cempe harus diberikan creep feeding Kandungan protein pada pakan creep 15 – 16%, dengan ditingkatkan menjadi 18% dapat dilakukan penyapihan dini. Kandungan protein pakan tergantung pada bobot badan cempe, untuk cempe dengan BB 13,5 kg, kandungan protein pakan 18 – 20%, BB 13,5 – 32 kg kandungan protein pakan 14 – 16%, sedangkan BB lebih dari 32 kg cukup 12 – 14% saja.
  • 14. Pakan untuk cempe pada penyapihan awal atau orphan (cempe yatim / piatu) :  Cempe diberi pakan creep feeding, berupa biji-bijian halus / digiling, hijauan yang diberikan berkualitas baik. Kalau hijauan yang diberikan berkualitas rendah, cempe diberi suplemen dengan protein dan vitamin. Pakan dari sapih sampai dengan dijual :  Bervariasi, tergantung pada kondisi ekonomi dan klimat serta pakan yang tersedia.
  • 15.  Macam-macam padang penggembalaan › Padang rumput permanen › Padang rumput jangka pendek › Padang rumput rotasi jangka panjang › Padang rumput sementara
  • 16. Tatalaksana penggembalaan  Penggembalaan kontinyu (continous grazing)  Efek: over grazing / under grazing.  Penggembalaan bergilir (rotation grazing)  Jumlah petak dihitung berdasarkan : Waktu rumput regrowth (hari) + 1 Lama waktu penggembalaan (hari)  Contoh : waktu regrowth = 30 hari lama penggembalaan 1 petak sampai rumput habis = 6 hari jumlah petak yang harus tersedia = (30/6) + 1 = 6 petak  Penggembalaan rotasi tertunda (deferred grazing)  Penggembalaan jalur (strip grazing)
  • 20.
  • 26. Jenis-jenis pakan No Keterangan Contoh tanaman 1. Pakan sumber energi Rumput, dedaunan, onggok, dedak padi, dedak gandum, jagung, sorghum, ketela dan ampas bir 2. Pakan sumber protein Legum, bungkil kedelai, bk. Kelapa, bk. Kapok, bk. Biji kapas, ampas tahu, ampas kecap 3. Pakan sumber mineral Garam dapur, kapur, tepung tulang, mineral mix 4. Pakan sumber vitamin Jagung kuning, hijauan segar, wortel, dll
  • 27. Rasio pakan rumput dan legum Kondisi fisiologis ternak Komposisi (%) Rumput Legum/dedaunan Dewasa/kering 75 25 Bunting 60 40 Menyusui 50 50 Lepas sapih 60 40
  • 28. Menghitung Daya Tampung • Cut and Carry : dipotong langsung dari kebun/ padang diberikan kepada ternak di kandang • Carrying Capacity : Daya tampung padang penggembalaan (ha/UT) untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan • Stocking Rate : Jumlah ternak yang dapat ditampung (UT/ha) suatu padang penggembalaan
  • 29. Asumsi kebutuhan hijauan segar: 35 atau 40 kg perhari, bahan kering 9,1 kg, (air 75 – 80 %)
  • 30. Perhitungan daya tampung dengan “Cut and Carry”: • Asumsikan kebutuhan 1 UT : 9,1 kg (BK) --- 40 kg (segar) • Kebutuhan rumput segar1 UT /th = 360 x 40 = 14.400 kg • Produksi hijauan kumulatif/ tahun. misal. R Gajah: 200.000 kg • Daya tampung : 200.000/14.400 x 1 UT= 13,89 UT • 13 ekor sapi @ BB 455 kg yang dipelihara di kandang.
  • 31. Pakan Induk • Pakan induk (cow) : 60 hari sebelum dan 90 hari setelah melahirkan---kritis • Nutrisi tidak mencukupi : abortus, bobot lahir dan bobot sapih rendah, kegagalan berahi kembali. • Pada 90 – 120 hari akhir kebuntingan, memenuhi pbb 0,2 – 0,5 kg/hari, • “overfeed” --- induk kegemukan dan sulit melahirkan.
  • 32. Betina Pengganti (Replacement) • Heifer pengganti umur 14–15 bl perlu pbb 0,5 – 0,7 kg/hari. • Telah kawin perlu pbb 0,5 kg/hari pada 120 hari pertama kebuntingannya. • “over feeding” --- sulit melahirkan dan produksi susu berkurang
  • 33. Pakan Pejantan • Yearling (umur 1 th) perlu pbb 0,7 kg/hari dan siap mengawini 10 – 15 ekor betina. • Umur > 2 tahun perlu pbb 0,75 kg/hari.
  • 34. Pakan Bakalan • Pedet dipelihara sampai disapih (6-7 bulan) ---susu induk. • Sebelum disapih pedet diberikan hijauan ---1/2 kebutuhan. • “creep feeding” sangat penting --- rumput kurang.
  • 35. Creep Feeding • Creep feeding : 14 – 15 % PK dan 65 – 72 % TDN. Tujuan Creep Feeding : • Memperoleh bobot sapih tinggi. • Mengurangi kebutuhan susu. • Meningkatkan efisiensi pakan. • Mencapai fleksibilitas pemasaran. • Memperoleh pbb yang ekonomis.
  • 36. Keuntungan pedet dengan creep feeding : • Pbb lebih tinggi 15 – 30 kg. • Cepat beradaptasi dengan “fullfeed” • Lebih mudah mengatasi stress penyapihan.
  • 37. Saat Pemberian “creep feeding” • Induk baru pertama atau duakali melahirkan. • Pedet dilahirkan saat hijauan kurang. • Kualitas dan kuantitas padang gembala menurun. • Harga pedet sedang tinggi dibanding harga pakan. • Induk dan pedet dipelihara secara terkurung
  • 38. Pakan Penggemukan • Bakalan dipelihara dahulu sistem “back ground” atau “stocking” • Pbb sistem background --- 0,3 - 0,7 kg/hari : pemberian hijauan dan 1 atau 2 kg biji-bijian • Sapi finishing harus mencapai pbb 0,9 – 1,2 kg/hari, ---konsentrat bermutu tinggi
  • 39. Penggunaan Perangsang Pertumbuhan • Perangsang pertumbuhan (growth promoter) untuk meningkatkan pbb dan feed efisiensi • Tingkat pertumbuhan naik sebesar 10 – 15 %. • Lazimnya diimplantasikan pada telinga.
  • 40. Pakan Penggemukan di Kandang (Drylot Fattening) • Periode kritis di feedlot ---baru datang ke lokasi. • Manajemen kurang, morbiditas dan mortalitas tinggi. • Pengelolaan awal : dehorning, kastrasi, vaksinasi. • Vitamin A dan perangsang pertumbuhan • Hijauan segar dan air bersih ad libitum selama masa kritis.
  • 41. Pemberian pakan awal penggemukan: • Selama 2-3 minggu --- biji-bijian 2 kg/100 kg bobot badan, atau • 1-2 kg biji-bjian dan 0,5 kg suplemen protein dan hijauan • Setelah beradaptasi, biji-bijian ditingkatkan 0,5 kg/hari • Biji-bijian ditingkatkan --- 0,7 kg/hari --- konsumsi 2% BB • Hijauan dikurangi sampai 10 – 15 %, mencegah accidossis dan abses liver.
  • 42. • Sediakan selalu suplemen mineral. • Ransum mengandung 70 - 74 % TDN dan 10 - 12 % protein • Air 45 - 115 liter/hari, ---bobot badan, cuaca dan jenis ransum.
  • 43. Pakan Penggemukan di Padang (Pastura) • Tambahan bijian 1 kg/100kg BB --- grading choice. • biji-bijian 0,4 kg/100 kg BB, --- dinaikkan 1 kg/100 kg BB • 10 % garam dalam biji-bijian dan campuran mineral
  • 44. Daya tampung padang penggembalaan tergantung : • Kemiringan lahan • Jarak dengan sumber air • Kecepatan pertumbuhan/produksi tanaman pakan • Kerusakan lahan • Ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi • Nilai nutrisi pakan • Variasi musim • Keadaan ekologi padang penggembalaan
  • 45. Pengelolaan Padang Penggembalaan • Diperlukan untuk mencapai : • Keseragaman penggunaan rumput oleh ternak • Tingkat pertumbuhan hijauan yang optimal
  • 46. Penggembalaan Kontinyu (Continous grazing) • Ternak digembalakan ---- sangat lama; sepanjang tahun atau selama pertumbuhan. • Perlu pengaturan jumlah ternak yang sangat tepat.
  • 47. Kerugian daya tampung tidak sesuai : • Over grazing : ternak melebihi ambang daya tampung • Under grazing : ternak dibawah ambang daya tampung • Akibat under grazing : • Spotted grazing : tidak merata, dilakukan pada tempat tertentu • Selective grazing : hanya mengkonsumsi bagian tertentu yang paling disukai
  • 48. Bila terjadi “under grazing” : • Menambah unit ternak sesuai daya tampung • Mengawetkan kelebihan hijauan • Penggembalaan kontinyu ---- jumlah produksi potensial hijauan semakin berkurang
  • 49. Penggembalaan Bergilir (Rotation Grazing) • Padang penggembalaan dibagi ke dalam beberapa petak dan digembalakan secara bergilir • Manajemennya berdasarkan tingkat pertumbuhan hijauan pakan,
  • 50. • Jumlah petak yang harus dibentuk : Waktu rumput kembali (hari) = ---------------------------------------------------- + 1 Lama waktu penggembalaan (hari) Misalnya: waktu rumput tumbuh kembali adalah 24 hari, Lamanya penggembalaan 4 hari Jumlah petak disediakan : 24/4 + 1 = 7 petak.
  • 51. Petak I Petak II Petak III Petak IV Petak V Petak VI Petak VII Hari ke 1 - 4 Hari ke 5 - 8 Hari ke 9 - 12 Hari ke 13 - 16 Hari ke 17 - 20 Hari ke 21 - 24 Hari ke 25 - 28
  • 52. Penggembalaan Rotasi Tertunda (Deffered Rotation) • Bertujuan agar jenis rumput unggul tidak musnah. • Satu atau lebih petak tidak dipergunakan ----- rumput selesai berbunga atau berbiji, • Selama satu tahun ternak hanya digembalakan pada petak tersebut bila rumputnya telah berbunga, berbiji atau bertunas. • Lebih tepat padang rumput alam (self reseedling).
  • 53. Penggembalaan Rotasi Istirahat (Rest Rotation) • Satu petak tidak dipergunakan selama satu tahun • Digunakan di AS dan dikenal Hormay system.
  • 54. Manfaat sistem rotasi istirahat : • Kesempatan rumput membentuk dan menyimpan energi • Menunjang pemasakan biji. • Menunjang persemaian yang lebih sempurna. • Menunjang akumulasi bahan organik rumput.
  • 55. Penggembalaan Berjalur (Strip Grazing) • Bentuk intensif dari penggembalaan bergilir. • Unit ternak ----- satu petak tertentu • Mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan tatalaksana.
  • 56. Penggembalaan Intensitas Tinggi (High Intensity Grazing) • Padang penggembalaan ----akan diremajakan, rusak, pergiliran tanaman • diisi ternak dengan daya tampung sangat tinggi (maksimal) dan tatalaksana yang sama. • Fase cepat --- istirahat 30 hari, Fase lambat istirahat 60-90 hari, ---- penggembalaan dimasuki ternak kembali. • Luas petak semakin kecil ---- padat, sehingga : • periode singkat, distribusi kotoran dan penginjakan merata • Diperlukan tatalaksana yang tinggi dalam keterampilan mengelola ternak.
  • 57. Reference. • Barrick R. Kirby and Hobart L. Harmon. 1988. Animal Production and Management. Mc Graw-Hill Book Company. New York. • Church, D.C., 1978, Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon. • Reksohadiprojo, S., 1984, Pengantar Ilmu Peternakan Tropik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. • Roy, J.H.B., 1980, The Calf, 4th Ed., Studies and Agriculture and Food Science, London. • van Soest, P.J., 1982, Nutritional Ecology of The Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon. • Sudono, A dan B. Sutardi, 1969, Pedoman Beternak Sapi Perah, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta. • Sisson, S. and J.D. Grossman, 1969, The Anatomy of The Domestic Animals, 4th Ed., W.B. Saunders Co., London.