SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Kelompok 13
1. Aditya Dheby Ayu k
(292011372)
2. Yulianto Dwi N (292011381)
3. Leni Puspito Sari (292011383)
Logika
Matematika
Pengertian Logika Matematika
• Logika Matematika atau Logika Simbol  ialah
logika  yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu
dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-
simbol.
Pernyataan dalam Logika
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang
mengandung arti.Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau
salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga
preposisi, kalimat deklaratif).
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang
mengandung arti.Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau
salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga
preposisi, kalimat deklaratif).
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat
deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan
dengan keadaan yang sebenarnya.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat
deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan
dengan keadaan yang sebenarnya.
Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat
terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti
dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah
pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum
tentu dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang
menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti
variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai
benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Pernyataan Majemuk
Gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata
hubung
Gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata
hubung
Operasi-operasi yang akan kita temui berupa
kata sambung logika (conective logic):
Operasi-operasi yang akan kita temui berupa
kata sambung logika (conective logic):
Merupakan lambang operasi untuk negasiMerupakan lambang operasi untuk negasi
Merupakan lambang operasi untuk konjungsiMerupakan lambang operasi untuk konjungsi
Merupakan lambang operasi untuk disjungsiMerupakan lambang operasi untuk disjungsi
Merupakan lambang operasi untuk implikasiMerupakan lambang operasi untuk implikasi
Merupakan lambang operasi untuk biimplikasiMerupakan lambang operasi untuk biimplikasi
Kata Hubungan Kalimat
A. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh
dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan
semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p,
dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai
salah dan sebaliknya. Dengan tabel kebenaran
A. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh
dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan
semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p,
dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai
salah dan sebaliknya. Dengan tabel kebenaran
P ~P
B S
S B
contoh:
p : Kucing makan ikan.
~p : Kucing tidak makan ikan.
~p : Tidak benar bahwa kucing makan ikan.
contoh:
p : Kucing makan ikan.
~p : Kucing tidak makan ikan.
~p : Tidak benar bahwa kucing makan ikan.
B.     Konjungsi ( )
Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan 
komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan 
komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel kebenaran
B.     Konjungsi ( )
Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan 
komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan 
komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel kebenaran
Contoh:  
p : Ibu memasak sosis. 
q : Ibu mencuci piring.  
p^q: Ibu memasak sosis dan mencuci 
piring.
Contoh:  
p : Ibu memasak sosis. 
q : Ibu mencuci piring.  
p^q: Ibu memasak sosis dan mencuci 
piring.
P Q P^Q
S S S
S B S
B S S
B B S
C.    Disjungsi/ Alternasi ( )
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah satu atau 
kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan 
komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut 
disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran
C.    Disjungsi/ Alternasi ( )
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah satu atau 
kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan 
komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut 
disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran
P Q P V Q
B  B  B
B  S  B 
S  S  B 
S B S
Disjungsi InklusifDisjungsi Inklusif Disjungsi EklusifDisjungsi Eklusif
P Q P V Q
B  B  S 
B  S  B 
S  S  B 
S B S
D.    Implikasi ( )
Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan 
konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai 
benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel kebenaran
D.    Implikasi ( )
Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan 
konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai 
benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel kebenaran
P Q P → Q
B B B 
B S S 
S B B 
S  S  B
E.     Biimplikasi atau Bikondisional ( )
Biimplikasi bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya 
bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka 
biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran
E.     Biimplikasi atau Bikondisional ( )
Biimplikasi bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya 
bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka 
biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran
P Q P ↔Q
B B B 
B S S 
S B S
S  S  B
F.     Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut 
konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut.
“Konvers dari implikasi p → q adalah q → p”
“Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q”
“Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p”
F.     Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut 
konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut.
“Konvers dari implikasi p → q adalah q → p”
“Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q”
“Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p”
Pernyataan
Negasi
Pernyataan
Implika
si
Konver
s
__Inver
s__
Kontra
positif
p Q ~p ~q p → q q → p
~p → 
~q
~q → 
~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
4. Tautologi, Ekivalen dan Kontradiksi4. Tautologi, Ekivalen dan Kontradiksi
A. Tautologi
Perhatikan bahwa beberapa pernyataan  selalu bernilai benar.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang”
akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus
benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih
bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas
berbentuk p   ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan∨
menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai
benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya,
disebut tautologi.   
A. Tautologi
Perhatikan bahwa beberapa pernyataan  selalu bernilai benar.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang”
akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus
benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih
bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas
berbentuk p   ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan∨
menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai
benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya,
disebut tautologi.   
Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen
(berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen
(berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
B.  EkivalenB.  Ekivalen
C. kontradiksiC. kontradiksi
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah,
untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-
komponen disebut kontradiksi. Karena
kontradiksi selalu bernilai salah, maka
kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi
dan sebaliknya.
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah,
untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-
komponen disebut kontradiksi. Karena
kontradiksi selalu bernilai salah, maka
kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi
dan sebaliknya.
5. KUANTOR5. KUANTOR
A.  Fungsi Pernyataan
Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta
pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau
implisit).
Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis
sebagai p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak
keduanya) untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan).
Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan
A.  Fungsi Pernyataan
Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta
pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau
implisit).
Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis
sebagai p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak
keduanya) untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan).
Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan
B.  Kuantor Umum (Kuantor Universal)B.  Kuantor Umum (Kuantor Universal)
Simbol " yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut
kuantor umum. Jika p(x) adalah fungsi proposisi pada suatu
himpunan A (himpunan A adalah semesta pembicaraannya)
maka ("x Î A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu
pernyataan yang dapat dibaca sebagai “Untuk setiap x elemen
A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x, berlaku p(x)”.
Simbol " yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut
kuantor umum. Jika p(x) adalah fungsi proposisi pada suatu
himpunan A (himpunan A adalah semesta pembicaraannya)
maka ("x Î A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu
pernyataan yang dapat dibaca sebagai “Untuk setiap x elemen
A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x, berlaku p(x)”.
C.  Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial)C.  Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial)
Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit
satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada
himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan)
maka ($x Î A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan
yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan
pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan
simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit
satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada
himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan)
maka ($x Î A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan
yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan
pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan
simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
D.  Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung KuantorD.  Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung Kuantor
Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak
kekal, maka “Semua manusia adalah tidak kekal”
atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia
kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di
atas dapat dituliskan dengan simbol :           ~ ["x
p(x)] º $x ~ p(x)
Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak
kekal, maka “Semua manusia adalah tidak kekal”
atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia
kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di
atas dapat dituliskan dengan simbol :           ~ ["x
p(x)] º $x ~ p(x)
Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu fungsi
pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x
A2 x A3 x . . . x An  merupakan kalimat terbuka p(x1, x2, x3,
. . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai
benar atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an)
anggota semesta A1 x A2 x A3 x . . . x An.
Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu fungsi
pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x
A2 x A3 x . . . x An  merupakan kalimat terbuka p(x1, x2, x3,
. . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai
benar atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an)
anggota semesta A1 x A2 x A3 x . . . x An.
E.  Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari
Satu Variabel
E.  Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari
Satu Variabel
6. VALIDITAS
PEMBUKTIAN
6. VALIDITAS
PEMBUKTIAN
A.  Premis dan ArgumenA.  Premis dan Argumen
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan
disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa,
definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang
terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence)
dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan
dari premis-premis.
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan
disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa,
definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang
terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence)
dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan
dari premis-premis.
B.  Validitas Pembuktian (I)B.  Validitas Pembuktian (I)
1. Modus Ponen
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : p
                        Konklusi          : q
2. Modus Tolen :
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : ~ q
                        Konklusi          : ~ p                
3. Silogisma :
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : q Þ r
                        Konklusi          : p Þ r
1. Modus Ponen
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : p
                        Konklusi          : q
2. Modus Tolen :
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : ~ q
                        Konklusi          : ~ p                
3. Silogisma :
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : q Þ r
                        Konklusi          : p Þ r
LANJUTAN…
4. Silogisma Disjungtif
                        Premis 1          : p Ú q
                        Premis 2          : ~ q
                        Konklusi          : p
 
5. Konjungsi
                        Premis 1          : p
                        Premis 2          : q
                        Konklusi          : p Ù q
                        Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
4. Silogisma Disjungtif
                        Premis 1          : p Ú q
                        Premis 2          : ~ q
                        Konklusi          : p
 
5. Konjungsi
                        Premis 1          : p
                        Premis 2          : q
                        Konklusi          : p Ù q
                        Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
LANJUTAN…
6. Tambahan (Addition)
                        Premis 1          : p
                        Konklusi          : p Ú q
                        Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak
peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
7. Dilema Konstruktif :
                        Premis 1          : (p Þ q) Ù (r Þ s)
                        Premis 2          : ~ q Ú ~ s
                        Konklusi          : ~ p Ú ~ r
 
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian
yang langsung. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu
argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit
ada satu premis yang bernilai salah.
Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan
kontradiksi atau reductio ad absurdum. Ringkasannya, kita dapat membuktikan
bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan menunjukkan bahwa negasi dari
pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan konklusi yang salah dari
argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataan-
pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.
 
C. Pembuktian Tidak LangsungC. Pembuktian Tidak Langsung
Sumber
• http://www.academia.edu/4001783/Materi_Logika_Mate
matika_-
_Pernyataan_Berkuantor_dan_Penarikan_Kesimpulan
• http://www.academia.edu/4955775/Makalah_logika_mate
matika
• http://www.academia.edu/4955775/Makalah_logika_mate
matika
• http://hernakuncoro.blogspot.com/2009/03/logika-
matematika.html
• http://blajar-pintar.blogspot.com/2013/02/pernyataan-
majemuk-konjungsi-disjungsi.html
• http://smartblogmathematic.wordpress.com/invers-
konvers-dan-kontraposisi/

More Related Content

Similar to Rs 11 g kelompok 13 aditya_yulianto_leni (20)

Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika[1]
Matematika[1]Matematika[1]
Matematika[1]
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika Dasar I
Matematika Dasar IMatematika Dasar I
Matematika Dasar I
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 

More from lenisari

More from lenisari (11)

Logika soal nomer 6
Logika soal nomer 6Logika soal nomer 6
Logika soal nomer 6
 
Logika soal nomer 1
Logika soal nomer 1Logika soal nomer 1
Logika soal nomer 1
 
Logika soal nomer 1
Logika soal nomer 1Logika soal nomer 1
Logika soal nomer 1
 
Rs11 g kelompok 13
Rs11 g kelompok 13Rs11 g kelompok 13
Rs11 g kelompok 13
 
Kelompok 13 tautologi dan kontradiksi
Kelompok 13 tautologi dan kontradiksiKelompok 13 tautologi dan kontradiksi
Kelompok 13 tautologi dan kontradiksi
 
Tugas akhir pemecahan masalah mtk
Tugas akhir pemecahan masalah mtkTugas akhir pemecahan masalah mtk
Tugas akhir pemecahan masalah mtk
 
Logika soal nomer 1
Logika soal nomer 1Logika soal nomer 1
Logika soal nomer 1
 
Kelompok 13 tautologi dan kontradiksi
Kelompok 13 tautologi dan kontradiksiKelompok 13 tautologi dan kontradiksi
Kelompok 13 tautologi dan kontradiksi
 
Tugas akhir pemecahan masalah mtk
Tugas akhir pemecahan masalah mtkTugas akhir pemecahan masalah mtk
Tugas akhir pemecahan masalah mtk
 
Rs11 g kelompok 13
Rs11 g kelompok 13Rs11 g kelompok 13
Rs11 g kelompok 13
 
Rs11 g kelompok 13
Rs11 g kelompok 13Rs11 g kelompok 13
Rs11 g kelompok 13
 

Recently uploaded

SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 

Recently uploaded (20)

Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 

Rs 11 g kelompok 13 aditya_yulianto_leni

  • 1. Kelompok 13 1. Aditya Dheby Ayu k (292011372) 2. Yulianto Dwi N (292011381) 3. Leni Puspito Sari (292011383)
  • 3. Pengertian Logika Matematika • Logika Matematika atau Logika Simbol  ialah logika  yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
  • 4. Pernyataan dalam Logika Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya.
  • 5. Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan. Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
  • 6. Pernyataan Majemuk Gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata hubung Gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata hubung Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika (conective logic): Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika (conective logic): Merupakan lambang operasi untuk negasiMerupakan lambang operasi untuk negasi Merupakan lambang operasi untuk konjungsiMerupakan lambang operasi untuk konjungsi Merupakan lambang operasi untuk disjungsiMerupakan lambang operasi untuk disjungsi Merupakan lambang operasi untuk implikasiMerupakan lambang operasi untuk implikasi Merupakan lambang operasi untuk biimplikasiMerupakan lambang operasi untuk biimplikasi
  • 7. Kata Hubungan Kalimat A. Ingkaran atau Negasi Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Dengan tabel kebenaran A. Ingkaran atau Negasi Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Dengan tabel kebenaran P ~P B S S B contoh: p : Kucing makan ikan. ~p : Kucing tidak makan ikan. ~p : Tidak benar bahwa kucing makan ikan. contoh: p : Kucing makan ikan. ~p : Kucing tidak makan ikan. ~p : Tidak benar bahwa kucing makan ikan.
  • 8. B.     Konjungsi ( ) Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan  komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan  komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel kebenaran B.     Konjungsi ( ) Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan  komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan  komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel kebenaran Contoh:   p : Ibu memasak sosis.  q : Ibu mencuci piring.   p^q: Ibu memasak sosis dan mencuci  piring. Contoh:   p : Ibu memasak sosis.  q : Ibu mencuci piring.   p^q: Ibu memasak sosis dan mencuci  piring. P Q P^Q S S S S B S B S S B B S
  • 9. C.    Disjungsi/ Alternasi ( ) Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah satu atau  kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan  komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut  disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran C.    Disjungsi/ Alternasi ( ) Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah satu atau  kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan  komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut  disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran P Q P V Q B  B  B B  S  B  S  S  B  S B S Disjungsi InklusifDisjungsi Inklusif Disjungsi EklusifDisjungsi Eklusif P Q P V Q B  B  S  B  S  B  S  S  B  S B S
  • 10. D.    Implikasi ( ) Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan  konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai  benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel kebenaran D.    Implikasi ( ) Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan  konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai  benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel kebenaran P Q P → Q B B B  B S S  S B B  S  S  B
  • 11. E.     Biimplikasi atau Bikondisional ( ) Biimplikasi bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya  bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka  biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran E.     Biimplikasi atau Bikondisional ( ) Biimplikasi bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya  bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka  biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran P Q P ↔Q B B B  B S S  S B S S  S  B
  • 12. F.     Konvers, Invers, dan Kontraposisi Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut  konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut. “Konvers dari implikasi p → q adalah q → p” “Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q” “Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p” F.     Konvers, Invers, dan Kontraposisi Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut  konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut. “Konvers dari implikasi p → q adalah q → p” “Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q” “Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p” Pernyataan Negasi Pernyataan Implika si Konver s __Inver s__ Kontra positif p Q ~p ~q p → q q → p ~p →  ~q ~q →  ~p B B S S B B B B B S S B S B B S S B B S B S S B S S B B B B B B
  • 13. 4. Tautologi, Ekivalen dan Kontradiksi4. Tautologi, Ekivalen dan Kontradiksi
  • 14. A. Tautologi Perhatikan bahwa beberapa pernyataan  selalu bernilai benar. Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p   ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan∨ menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.    A. Tautologi Perhatikan bahwa beberapa pernyataan  selalu bernilai benar. Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p   ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan∨ menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.   
  • 15. Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang sama. Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang sama. B.  EkivalenB.  Ekivalen
  • 16. C. kontradiksiC. kontradiksi Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen- komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya. Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen- komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
  • 17. 5. KUANTOR5. KUANTOR A.  Fungsi Pernyataan Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit). Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis sebagai p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan). Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan A.  Fungsi Pernyataan Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit). Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis sebagai p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan). Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan
  • 18. B.  Kuantor Umum (Kuantor Universal)B.  Kuantor Umum (Kuantor Universal) Simbol " yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut kuantor umum. Jika p(x) adalah fungsi proposisi pada suatu himpunan A (himpunan A adalah semesta pembicaraannya) maka ("x Î A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca sebagai “Untuk setiap x elemen A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x, berlaku p(x)”. Simbol " yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut kuantor umum. Jika p(x) adalah fungsi proposisi pada suatu himpunan A (himpunan A adalah semesta pembicaraannya) maka ("x Î A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca sebagai “Untuk setiap x elemen A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x, berlaku p(x)”.
  • 19. C.  Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial)C.  Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial) Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan) maka ($x Î A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”. Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan) maka ($x Î A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
  • 20. D.  Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung KuantorD.  Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung Kuantor Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak kekal, maka “Semua manusia adalah tidak kekal” atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol :           ~ ["x p(x)] º $x ~ p(x) Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak kekal, maka “Semua manusia adalah tidak kekal” atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol :           ~ ["x p(x)] º $x ~ p(x)
  • 21. Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu fungsi pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x A2 x A3 x . . . x An  merupakan kalimat terbuka p(x1, x2, x3, . . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an) anggota semesta A1 x A2 x A3 x . . . x An. Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu fungsi pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x A2 x A3 x . . . x An  merupakan kalimat terbuka p(x1, x2, x3, . . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an) anggota semesta A1 x A2 x A3 x . . . x An. E.  Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari Satu Variabel E.  Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari Satu Variabel
  • 23. A.  Premis dan ArgumenA.  Premis dan Argumen Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis. Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
  • 24. B.  Validitas Pembuktian (I)B.  Validitas Pembuktian (I) 1. Modus Ponen                         Premis 1          : p Þ q                         Premis 2          : p                         Konklusi          : q 2. Modus Tolen :                         Premis 1          : p Þ q                         Premis 2          : ~ q                         Konklusi          : ~ p                 3. Silogisma :                         Premis 1          : p Þ q                         Premis 2          : q Þ r                         Konklusi          : p Þ r 1. Modus Ponen                         Premis 1          : p Þ q                         Premis 2          : p                         Konklusi          : q 2. Modus Tolen :                         Premis 1          : p Þ q                         Premis 2          : ~ q                         Konklusi          : ~ p                 3. Silogisma :                         Premis 1          : p Þ q                         Premis 2          : q Þ r                         Konklusi          : p Þ r
  • 25. LANJUTAN… 4. Silogisma Disjungtif                         Premis 1          : p Ú q                         Premis 2          : ~ q                         Konklusi          : p   5. Konjungsi                         Premis 1          : p                         Premis 2          : q                         Konklusi          : p Ù q                         Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar. 4. Silogisma Disjungtif                         Premis 1          : p Ú q                         Premis 2          : ~ q                         Konklusi          : p   5. Konjungsi                         Premis 1          : p                         Premis 2          : q                         Konklusi          : p Ù q                         Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
  • 26. LANJUTAN… 6. Tambahan (Addition)                         Premis 1          : p                         Konklusi          : p Ú q                         Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q). 7. Dilema Konstruktif :                         Premis 1          : (p Þ q) Ù (r Þ s)                         Premis 2          : ~ q Ú ~ s                         Konklusi          : ~ p Ú ~ r  
  • 27. Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang langsung. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis yang bernilai salah. Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio ad absurdum. Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataan- pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.   C. Pembuktian Tidak LangsungC. Pembuktian Tidak Langsung
  • 28. Sumber • http://www.academia.edu/4001783/Materi_Logika_Mate matika_- _Pernyataan_Berkuantor_dan_Penarikan_Kesimpulan • http://www.academia.edu/4955775/Makalah_logika_mate matika • http://www.academia.edu/4955775/Makalah_logika_mate matika • http://hernakuncoro.blogspot.com/2009/03/logika- matematika.html • http://blajar-pintar.blogspot.com/2013/02/pernyataan- majemuk-konjungsi-disjungsi.html • http://smartblogmathematic.wordpress.com/invers- konvers-dan-kontraposisi/