Manfaat dan dampak dalam penggunaan incineratorNurul Yeollipop
Insinerator adalah tungku pembakaran yang mengubah sampah padat menjadi gas dan abu melalui proses pembakaran pada suhu tinggi, yang dapat mengurangi volume dan menghilangkan patogen dalam sampah serta memanfaatkan panasnya untuk pembangkit listrik. Namun, insinerasi juga dapat menghasilkan polutan berbahaya seperti dioxin, logam berat, dan partikel yang membahayakan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang insinerasi, yaitu metode pengolahan limbah organik dengan pembakaran dalam sistem terkontrol untuk mengubah limbah menjadi abu, gas, dan panas. Terdapat dua ruang pembakaran utama, ruang primer untuk memulai pembakaran, dan ruang sekunder untuk membakar sisa gas secara sempurna. Beberapa jenis insinerator dijelaskan seperti rotary kiln, multiple hearth, dan fluidized bed, yang m
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...Sahno Hilhami
Dokumen tersebut membahas berbagai sistem pengolahan air limbah rumah tangga secara on site, antara lain tangki septik, biofilter, wetland, kolam stabilisasi, komposting, dan beerput. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan dan keuntungan masing-masing sistem pengolahan limbah cair on site.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria desain pengelolaan limbah cair, kendala, dan cara pemecahan masalah dalam operasional Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip pengolahan limbah cair secara fisik, kimiawi, dan biologi serta memberikan contoh sistem IPAL hibrida yang sering digunakan di rumah sakit.
Dokumen ini membahas tentang pengolahan limbah industri dengan sistem lumpur aktif, yang melibatkan proses biologi di mana limbah dicampur dengan lumpur aktif di reaktor aerasi. Proses ini menggunakan mikroorganisme di lumpur aktif untuk mengoxidasi zat di dalam limbah secara aerobik. Sistem ini memiliki dua unit utama, reaktor aerasi dan tangki sedimentasi, dengan tujuan menghilangkan karbon, nitrogen, fosfor, dan stabilisasi lumpur.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incineratorNurul Yeollipop
Insinerator adalah tungku pembakaran yang mengubah sampah padat menjadi gas dan abu melalui proses pembakaran pada suhu tinggi, yang dapat mengurangi volume dan menghilangkan patogen dalam sampah serta memanfaatkan panasnya untuk pembangkit listrik. Namun, insinerasi juga dapat menghasilkan polutan berbahaya seperti dioxin, logam berat, dan partikel yang membahayakan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang insinerasi, yaitu metode pengolahan limbah organik dengan pembakaran dalam sistem terkontrol untuk mengubah limbah menjadi abu, gas, dan panas. Terdapat dua ruang pembakaran utama, ruang primer untuk memulai pembakaran, dan ruang sekunder untuk membakar sisa gas secara sempurna. Beberapa jenis insinerator dijelaskan seperti rotary kiln, multiple hearth, dan fluidized bed, yang m
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...Sahno Hilhami
Dokumen tersebut membahas berbagai sistem pengolahan air limbah rumah tangga secara on site, antara lain tangki septik, biofilter, wetland, kolam stabilisasi, komposting, dan beerput. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan dan keuntungan masing-masing sistem pengolahan limbah cair on site.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria desain pengelolaan limbah cair, kendala, dan cara pemecahan masalah dalam operasional Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip pengolahan limbah cair secara fisik, kimiawi, dan biologi serta memberikan contoh sistem IPAL hibrida yang sering digunakan di rumah sakit.
Dokumen ini membahas tentang pengolahan limbah industri dengan sistem lumpur aktif, yang melibatkan proses biologi di mana limbah dicampur dengan lumpur aktif di reaktor aerasi. Proses ini menggunakan mikroorganisme di lumpur aktif untuk mengoxidasi zat di dalam limbah secara aerobik. Sistem ini memiliki dua unit utama, reaktor aerasi dan tangki sedimentasi, dengan tujuan menghilangkan karbon, nitrogen, fosfor, dan stabilisasi lumpur.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas berbagai teknologi pengolahan akhir air limbah domestik secara terpusat, yaitu tangki Imhoff, kolam stabilisasi, UASB, lumpur aktif, RBC, serta penjelasan singkat mengenai desain, proses, dan pemeliharaan masing-masing teknologi.
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
Limbah tambak udang terdiri dari limbah cair dan padat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah cair tambak udang mengandung bahan organik dan nutrien seperti nitrogen dan fosfor, sedangkan limbah padat akan mengalami proses dekomposisi yang dapat menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida. Rancangan sistem pengolahan limbah tambak harus mempertimbangkan variabel seperti debit limbah,
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan limbah organik menjadi pupuk organik berkualitas tinggi dengan sistem batch yang dapat memproduksi biogas secara kontinyu. Prosesnya meliputi pengisi dan panen pupuk dari ruang pencernaan, penyiraman limbah organik dengan cairan hasil proses untuk memulai pembuatan biogas, analisis biogas yang dihasilkan, dan transformasinya menjadi listrik dan panas untuk skema pembangkit listrik. Dokumen juga
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
Biofilter merupakan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan media kontak. Biofilter dapat beroperasi secara anaerobik, aerobik, atau kombinasi keduanya. Proses anaerobik akan menghasilkan biogas, sedangkan proses aerobik memerlukan pasokan oksigen. Biofilter efektif menghilangkan zat organik dan padatan tersuspensi dari air limbah domestik atau industri.
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air limbah domestik dan pengendalian pencemaran air. Terdapat parameter-parameter yang harus dipenuhi untuk air limbah domestik seperti pH, BOD, TSS, dan lemak/minyak. Upaya pengendalian meliputi pengurangan pencemaran di sumber dan pengolahan air limbah secara alami maupun sistematis.
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapamsubhan7
Dokumen tersebut merangkum proses pengolahan limbah cair dari industri pengolahan tepung kelapa. Mencakup identifikasi sumber limbah, karakteristik limbah, perencanaan instalasi pengolahan limbah, operasi dan pemantauan instalasi, serta tindakan keselamatan kerja. Instalasi pengolahan limbah terdiri dari bar screen, grit chamber, bak equalisasi, reaktor aerasi, bak sedimentasi, dan tangki filtrasi. Parameter yang dipantau antara lain COD, BOD
Sistem pengelolaan air limbah memiliki dua pilihan utama, yaitu sistem setempat (on-site) dan sistem terpusat (off-site). Sistem setempat mengolah air limbah di dalam atau dekat lokasi sumbernya menggunakan fasilitas seperti septik tank. Sistem terpusat mengalirkan seluruh air limbah ke fasilitas pengolahan terpusat melalui jaringan pipa. Pemilihan sistem ditentukan berdasarkan faktor seperti kepadatan pendu
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanNahdya Maulina
Pemanfaatan limbah tahu menjadi biogas telah dilakukan oleh Bapak Ahmad Sidiq, pelaku industri Tahu Proma dari Kabupaten Probolinggo. Beliau memanfaatkan limbah tahu sebagai hasil buangan dari produksi tahunya untuk dialirkan ke rumah-rumah di sekitar pabrik miliknya dengan biaya yang jauh lebih murah daripada membeli gas dari Pertamina.
Pencegahan pencemaran air tanah akibat limbah rumah tanggaGilang Rupaka
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan pencemaran air tanah akibat limbah rumah tangga di Ubung, Bali. Air tanah di beberapa sumur terbuka tercemar bakteri koliform dan E. Coli dari limbah rumah tangga dan industri, sementara air sumur bor masih layak dikonsumsi. Upaya yang dianjurkan adalah penerapan teknologi tangki septik, tindakan administratif, dan edukasi masyarakat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian pengolahan air limbah tahu menggunakan bioreaktor anaerob-aerob bermedia karbon aktif dengan variasi waktu tinggal, di mana efisiensi penurunan COD tertinggi dicapai pada waktu tinggal 24 jam namun belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas berbagai teknologi pengolahan akhir air limbah domestik secara terpusat, yaitu tangki Imhoff, kolam stabilisasi, UASB, lumpur aktif, RBC, serta penjelasan singkat mengenai desain, proses, dan pemeliharaan masing-masing teknologi.
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
Limbah tambak udang terdiri dari limbah cair dan padat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah cair tambak udang mengandung bahan organik dan nutrien seperti nitrogen dan fosfor, sedangkan limbah padat akan mengalami proses dekomposisi yang dapat menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida. Rancangan sistem pengolahan limbah tambak harus mempertimbangkan variabel seperti debit limbah,
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan limbah organik menjadi pupuk organik berkualitas tinggi dengan sistem batch yang dapat memproduksi biogas secara kontinyu. Prosesnya meliputi pengisi dan panen pupuk dari ruang pencernaan, penyiraman limbah organik dengan cairan hasil proses untuk memulai pembuatan biogas, analisis biogas yang dihasilkan, dan transformasinya menjadi listrik dan panas untuk skema pembangkit listrik. Dokumen juga
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
Biofilter merupakan sistem pengolahan air limbah yang memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan media kontak. Biofilter dapat beroperasi secara anaerobik, aerobik, atau kombinasi keduanya. Proses anaerobik akan menghasilkan biogas, sedangkan proses aerobik memerlukan pasokan oksigen. Biofilter efektif menghilangkan zat organik dan padatan tersuspensi dari air limbah domestik atau industri.
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air limbah domestik dan pengendalian pencemaran air. Terdapat parameter-parameter yang harus dipenuhi untuk air limbah domestik seperti pH, BOD, TSS, dan lemak/minyak. Upaya pengendalian meliputi pengurangan pencemaran di sumber dan pengolahan air limbah secara alami maupun sistematis.
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapamsubhan7
Dokumen tersebut merangkum proses pengolahan limbah cair dari industri pengolahan tepung kelapa. Mencakup identifikasi sumber limbah, karakteristik limbah, perencanaan instalasi pengolahan limbah, operasi dan pemantauan instalasi, serta tindakan keselamatan kerja. Instalasi pengolahan limbah terdiri dari bar screen, grit chamber, bak equalisasi, reaktor aerasi, bak sedimentasi, dan tangki filtrasi. Parameter yang dipantau antara lain COD, BOD
Sistem pengelolaan air limbah memiliki dua pilihan utama, yaitu sistem setempat (on-site) dan sistem terpusat (off-site). Sistem setempat mengolah air limbah di dalam atau dekat lokasi sumbernya menggunakan fasilitas seperti septik tank. Sistem terpusat mengalirkan seluruh air limbah ke fasilitas pengolahan terpusat melalui jaringan pipa. Pemilihan sistem ditentukan berdasarkan faktor seperti kepadatan pendu
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanNahdya Maulina
Pemanfaatan limbah tahu menjadi biogas telah dilakukan oleh Bapak Ahmad Sidiq, pelaku industri Tahu Proma dari Kabupaten Probolinggo. Beliau memanfaatkan limbah tahu sebagai hasil buangan dari produksi tahunya untuk dialirkan ke rumah-rumah di sekitar pabrik miliknya dengan biaya yang jauh lebih murah daripada membeli gas dari Pertamina.
Pencegahan pencemaran air tanah akibat limbah rumah tanggaGilang Rupaka
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan pencemaran air tanah akibat limbah rumah tangga di Ubung, Bali. Air tanah di beberapa sumur terbuka tercemar bakteri koliform dan E. Coli dari limbah rumah tangga dan industri, sementara air sumur bor masih layak dikonsumsi. Upaya yang dianjurkan adalah penerapan teknologi tangki septik, tindakan administratif, dan edukasi masyarakat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian pengolahan air limbah tahu menggunakan bioreaktor anaerob-aerob bermedia karbon aktif dengan variasi waktu tinggal, di mana efisiensi penurunan COD tertinggi dicapai pada waktu tinggal 24 jam namun belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahaninfosanitasi
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan. Terdapat berbagai pilihan teknologi tepat guna dalam rangka menunjang kegiatan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit untuk membantu proses vaksinasi. Vaksinasi diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat.
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah sampah yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Sampah perlu diolah menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan dan bernilai ekonomis. Beberapa sumber permasalahan sampah diantaranya kapasitas tempat pembuangan akhir yang terbatas, jarak ke tempat pembuangan yang jauh, serta kurangnya sosialisasi pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dengan 3R (reduce, reuse, recycle). Jenis-jenis sampah dibedakan menjadi organik dan non-organik. Cara pengelolaan sampah dengan 3R mencakup mengurangi sampah, memanfaatkan ulang barang, dan mendaur ulang barang yang dapat didaur ulang seperti kertas, plastik, dan sampah organik.
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman dan pengetahuan, terutama bagi para kader yang akan menjadi penggerak berbagai kegiatan di masyarakat. Modul ini disusun untuk menjadi materi pelatihan yang menarik dan efektif untuk para kader. Melalui modul ini para kader diharapkan memahami konteks, dasar dan praktik pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga mampu menyampaikan pesan hidup bersih dan sehat secara efektif kepada masyarakat.
Modul ini disusun oleh Program Jasa Lingkungan (ESP) berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman pelaksanaan program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di beberapa wilayah kerjanya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pencucian tandan kosong kelapa sawit dengan metode aliran air dapat mengurangi kadar abu dan kalium hingga 50% berat. Metode ini dilakukan dengan mengalirkan air melalui sampel TKKS dengan laju alir dan waktu kontak tertentu. Hasil uji menunjukkan pengurangan kadar abu rata-rata 30-55% berat tergantung variasi laju alir dan waktu kontaknya.
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdfAndiKasmarSafri
Dokumen tersebut membahas beberapa teknologi pembakaran batubara pada boiler untuk pembangkit listrik termasuk pulverized firing, stoker firing, fluidized bed, dan gas firing dari gasifikasi batubara. Teknologi gasifikasi memiliki efisiensi lebih tinggi dan emisi yang lebih rendah dibandingkan pembakaran langsung. IGCC diidentifikasi sebagai teknologi masa depan untuk industri pembangkitan listrik Indonesia.
Kemaman msw waste to energy gasification power plantDato Mat Isa
Dokumen ini membahas mengenai cadangan loji gasifikasi sisa pepejal di Kemaman, Terengganu. Ia memperkenalkan teknologi gasifikasi sebagai alternatif yang lebih baik dari inserinasi dalam menangani sisa pepejal. Teknologi gasifikasi WCS dijelaskan mampu menghilangkan dioksin berbahaya dan memenuhi standar lingkungan, serta telah terbukti beroperasi di berbagai lokasi. Proyek ini diusulkan dapat
Pengolahan sampah plastik kantong menjadi minyak mentah dengan alat sederhana. Prosesnya meliputi pemanasan sampah plastik hingga meleleh, mencair, dan menguap menjadi uap yang dikondensasi menjadi minyak mentah melalui kondensor sederhana. Teknologi ini dapat meningkatkan nilai limbah plastik dan mengurangi pencemaran lingkungan.
1) Dokumen ini membahas tentang teknologi pembuatan biogas dari kotoran ternak secara skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga. Biogas dihasilkan melalui proses dekomposisi anaerobik oleh bakteri di dalam tangki yang disebut digester. 2) Reaktor biogas skala kecil dapat diisi dengan kotoran 2-3 ekor sapi/kerbau dan dapat menghasilkan 4 m3 biogas per hari yang setara dengan 2,5 liter minyak tan
Efisiensi Penggunaan Air dan Energi Berbasis Produksi Bersih pada Industri Ke...Aa Renovit
Studi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan energi pada industri kecil tahu melalui penerapan konsep produksi bersih. Penelitian dilakukan di industri kecil tahu "Sari Rasa" di Subang dengan mengukur konsumsi air dan energi sebelum dan sesudah perbaikan sistem. Hasilnya menunjukkan penghematan air sebesar 21,12% dan penghematan energi pada tungku pemasakan sebesar 72,35% dibanding
Pembakaran sampah dengan insinerator adalah salah satu cara pengolahan sampah padat yang dapat mengurangi volume sampah hingga 75-80% dan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik."
mini gasification for handling MSW at upstreamDato Mat Isa
Dokumen tersebut membahas mengenai proposal untuk menggunakan teknologi gasifikasi untuk mengelola sampah padat perkotaan. Teknologi ini dianggap lebih baik dari pembakaran karena mampu menghilangkan dioksin dan lebih ramah lingkungan. Juga dapat menangani berbagai jenis sampah termasuk basah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang peran warga negara dalam mendukung upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia dengan memanfaatkan sampah menjadi energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
2) PLTSa bekerja dengan memisahkan jenis sampah, membakarnya pada suhu tinggi, memanfaatkan panasnya untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik, s
ALLIN - Rencana Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) pada Kegiatan Pemban...ALLIN
Rencana Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) pada Kegiatan Pembangkit Listrik dalam Penilaian PROPER 2019
Dipresentasikan oleh ALLIN - Asosiasi Lingkungan Ketenagalistrikan Indonesia.
Dipresentasikan pada Acara Sosialisasi LCA dan PermenLHK Tentang Emisi Pembangkit Listrik tanggal 18-19 Juli 2019
Proposal ini mengajukan proyek investasi pembangunan pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar dan produk kimia seperti caustic dan HCl. Proyek ini akan memanfaatkan energi dari proses pirolisis sampah untuk menghasilkan uap dan listrik serta mengolah air laut menjadi produk kimia. Proyek ini diharapkan dapat menangani pengolahan sampah secara berkelanjutan dan memberikan manfaat lingkungan serta ekonomi.
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gasYeni Hardika
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas secara umum dan khususnya di PT Badak NGL.
2. Metode pengolahan limbah cair secara umum meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. PT Badak NGL menerapkan proses pemisahan cairan dari zat pencemar, pemberian oksigen, dan penetralan pH untuk mengolah limbahnya.
3
PERFORMA MOTOR DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN MINYAK PIROLISIS.pdfAPRIWIYONO
Naskah ini membahas penelitian performa motor diesel menggunakan bahan bakar campuran minyak hasil pirolisis limbah plastik dan biosolar. Limbah plastik LDPE diolah menjadi minyak melalui pirolisis pada suhu 450°C dengan aliran nitrogen. Minyak ini dicampur dengan biosolar dalam rasio 10:90 dan 20:80 untuk diuji pada mesin diesel. Hasil pengujian menunjukkan kinerja mesin menggunakan campuran 10% minyak plastik setara
Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak BumiFairuz Hilwa
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai alternatif energi. Limbah plastik dapat diolah menjadi bahan bakar minyak dengan memotong rantai polietilen menjadi etilen-etilen menggunakan teknologi pirolisis atau gasifikasi. Pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat mengatasi kelangkaan energi dan mencegah pencemaran lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang daur ulang, termasuk definisi, manfaat, dan contoh bahan yang dapat didaur ulang. Daur ulang memiliki manfaat seperti mengurangi pencemaran lingkungan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, daur ulang juga memiliki tantangan seperti biaya operasional yang mahal dan risiko kesehatan bagi pekerja.
Similar to Ringkasan perbandingan teknologi pengolahan sampah (20)
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas tentang permukiman dan ketahanan pangan di Indonesia, termasuk masalah konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian, faktor penyebabnya, dan solusi untuk mengatasinya seperti komitmen pemerintah, pembenahan data, penegakan hukum, insentif, penataan ruang, dan konsep bank tanah dan konsolidasi tanah."
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
perkotaan mengalami banyak masalah disebabkan demikian intensifnya penggunaan moda kendaraan bermotor. sudah saatnya melirik alternatif lain yang lebih berkelanjutan yaitu moda berjalan kaki dan bersepeda
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Oswar Mungkasa
Tata kelola kolaboratif dalam pengembangan wilayah berkelanjutan memerlukan kepemimpinan bersama yang mampu meningkatkan kesadaran, memobilisasi, membingkai masalah, dan mengkoordinasi pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi bersama. Keterampilan penting pemimpin antara lain menarik perhatian, membangun kepercayaan, dan merumuskan visi bersama.
selama ini skema yang diperkenalkan adalah 3 R (Reuse, Reduce Recycle) kemudian dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkuler maka berkembang pula skema lebih baru yang dikenal sebagai upcycling.
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
The implementation of green infrastructure (GI) in Indonesia accelerated by public awareness of the importance of conservation of natural resources and ecosystems. One of the Indonesian government’s efforts to apply the principles of GI in urban areas in a structured and massive manner is through the Green City Development Program (P2KH) Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). The approach taken is Green Planning and Design, Green Open Space, Green Energy, Green Water, Green Waste, Green Building, Green Transportation, Green Community. The city that is the case study for discussion is Jakarta. Jakarta Smart City, Green Buildings, Urban Agriculture, and Child Friendly Integrated Public Space (RPTRA) are programs that successfully implemented. The implementation GI program easily accepted if based on the community.
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
Makalah ini membahas tata kelola kolaboratif dalam pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Tata kelola kolaboratif melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan pemangku kepentingan non-pemerintah dalam penyusunan kebijakan. Namun hasil penelitian menunjukkan penerapan tata kelola kolaboratif dalam pelaksanaan TPB di Indonesia belum optimal karena keterlibatan pemangku kepentingan masih
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
Dokumen ini membahas tentang optimalisasi peran, fungsi, dan pelayanan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP-TAPERA) untuk penerima manfaat paska. Dokumen ini menjelaskan beberapa fakta tentang BP-TAPERA, isu-isu yang dihadapi seperti dualisme sumber dana perumahan dan ketersediaan data, serta memberikan saran seperti pengembangan grand design pembiayaan perumahan dan penerapan tata kelola kolaboratif yang
Tata kelola kolaboratif merupakan paradigma baru dalam administrasi publik yang menekankan pada kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tata kelola kolaboratif muncul seiring pergeseran dari paradigma Old Public Administration ke New Public Management yang memberikan peran lebih besar kepada pemangku kepentingan non-pemerintah. Prinsip utama tata kelola kolaboratif adalah melibatkan berbagai pem
Kolaborasi multi-pemangku kepentingan membutuhkan katalis untuk berjalan efektif. Dokumen menjelaskan enam katalis utama yaitu strategi bersama, kejelasan tujuan, inklusivitas luas, pertanggungjawaban yang disetujui, penyelenggaraan bersama, dan inovasi mudah diadaptasi. Katalis-katalis ini mencakup aspek-aspek seperti perencanaan bersama, keterlibatan seluruh pemangku
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...Oswar Mungkasa
Skema bekerja dari rumah (WFH) merupakan bagian dari konsep bekerja jarak jauh yang telah dikenal sejak tahun 1970-an. Walaupun demikian, konsep ini biasanya diterapkan dalam kondisi normal dan bukan karena pandemi seperti saat ini. Makalah ini membahas sejarah, konsep, dan perkembangan terkini dari bekerja jarak jauh serta langkah yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak untuk menerapkan ske
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...Oswar Mungkasa
1) Jakarta took several steps to respond to COVID-19 including closing public spaces in March, establishing a task force, and implementing large-scale social restrictions (PSBB) in April including limiting gatherings and transport.
2) Lessons learned include the need for improved metropolitan governance and collaborative partnerships between different levels of government and stakeholders. Effective communication is also key.
3) Looking ahead, Jakarta aims to establish a new normal with an emphasis on social capital, digital shift, healthy lifestyles, improved data systems, and a focus on recovery.
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
Dokumen ini membahas tentang latar belakang dan tugas Koordinator Ketahanan Kota Jakarta. Jakarta terpilih bergabung dalam jejaring 100 Resilient Cities pada 2016 untuk mengembangkan strategi ketahanan kota. Koordinator ditunjuk untuk memfasilitasi penyusunan strategi ketahanan dan mengoordinasikan pelaksanaannya hingga 2019.
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
Collaborative approach in solving issues of Jakarta to build resilience
Oswar Mungkasa (Former Chief Resilient Officer of Jakarta 100 Resilient Cities Program)
Advocacy Forum on Giving Inputs to the Implementation of the New Urban Agenda in Myanmar - CORDAID Yangon, 22nd January 2020
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Ringkasan perbandingan teknologi pengolahan sampah
1. Business Technology Center (BTC) First Building BPPT Ground Floor
Jl. M.H Thamrin No.8 Jakarta Pusat 10340 Indonesia. Telp.(+62-21)3906682. Fax.(+62-21)31923646
Teknologi pada Instalasi Pengolahan Sampah ( IPS )
Beberapa teknologi pengolahan sampah yang umum digunakan adalah :
1. Lahan Urug Saniter ( sanitary landfill ).
Merupakan salah satu teknologi yang umum digunakan di berbagai negara, baik
negara berkembang maupun negara maju, dengan melakukan kombinasi proses
penimbunan sampah secara terkontrol dan proses anaerobik sampah. Umumnya
dijadikan sebagai suatu pilihan, apabila tersedia lahan yang cukup luas untuk
pengoperasiannya. Di hampir seluruh IPS di Indonesia, menggunakan teknologi
ini untuk pengolahan sampah, karena biaya pengoperasian-pemeliharaan-
perawatan yang rendah.
Akan tetapi, keterbatasan lahan yang ada dan tidak diimbanginya dengan
prasarana dan pendukung teknologi tersebut, seperti alat – alat berat, tanah
penutup harian dan mingguan, hingga pelepas gas CH4 ( metana ) yang memadai,
seringkali menurunkan kinerja teknologi ini yang akhirnya berubah menjadi
teknologi pembuangan terbuka ( open dumping ) yang sama sekali tidak saniter
dan tidak higienis. Hal ini dapat menjadikan IPS tersebut sebagai sumber
persebaran vektor penyakit, sumber pencemaran udara akibat bau, dan sumber
pencemaran tanah-air tanah.
2. Pengomposan.
Merupakan proses degradasi sampah secara aerob terkontrol untuk mereduksi
kandungan materi organik dalam sampah. Di beberapa negara, digunakan pula
proses pengomposan secara anaerobik. Sampah yang dijadikan input haruslah
mengalami proses pemilahan terlebih dahulu. Hal ini untuk meningkatkan kinerja
proses pengomposan sampah itu sendiri. Proses ini pada dasarnya adalah proses
konversi energi, namun energi yang ada terlepas dalam bentuk materi yang
memiliki nilai kalor yang lebih rendah, yang disebabkan oleh pelelepasan materi
organik padatan lain yang lebih sederhana, serta gas CO 2 yang tidak siap untuk
dimanfaatkan energinya secara langsung.
Luas lahan yang cukup besar digunakan untuk proses pengomposan sampah yang
konvensional dan banyak digunakan di Indonesia saat ini ( windrow composting ).
Hal ini membutuhkan waktu tinggal yang cukup panjang di dalam IPS, yang
Jakarta, 2005. Indonesia Solid Waste Association (InSWA) 1
2. Business Technology Center (BTC) First Building BPPT Ground Floor
Jl. M.H Thamrin No.8 Jakarta Pusat 10340 Indonesia. Telp.(+62-21)3906682. Fax.(+62-21)31923646
seharusnya dapat dikurangi dengan pemberian oksidan dalam jumlah yang juga
dapat dikontrol ( forced aeration composting ). Dengan penggunaan oksidan yang
terkontrol, maka waktu tinggal di dalam IPS dapat direduksi, dan akhirnya luas
lahan yang dibutuhkan untuk mengolah tiap tonase sampah dapat berkurang.
3. Gas Bio.
Proses ini akan melepas energi yang tersimpan dalam gas CH 4 ( metana ) yang
memiliki nilai kalor tinggi yang akan terbentuk. Dalam lahan urug saniter,
sesungguhnya merupakan reaktor anaerobik dalam kapasitas yang besar. Beberapa
teknik telah dilakukan untuk meningkatkan produksi gas metana yang terbentuk.
Resirkulasi air lindi merupakan salah satu teknik yang diterapkan untuk
meningkatkan produksi gas metana, selain untuk mempercepat degradasi sampah
itu sendiri. Akan tetapi, reaktor anaerobik yang direncanakan secara khusus
dengan kapasitas yang lebih kecil, dapat lebih mudah untuk dimonitor dan
dikontrol dalam kinetika pembentukan gas metana dengan lebih baik ketimbang
pada lahan urug saniter. Residu yang terbentuk dapat dimanfaatkan untuk kompos,
yang sebelumnya telah diambil sebagian energinya menjadi gas metana,
ketimbang proses aerobik pada pengomposan yang hanya akan menghasilkan
kompos saja. Jika dalam tahapan proses anaerobik ini dihentikan hanya pada
tahapan fermentasi saja, yaitu tahapan sebelum pembentukan gas metana, dapat
dihasilkan alkohol yang memiliki nilai kalor tinggi pula. Penggunaan alkohol
ataupun derivatnya sebagai sumber bahan bakar alternatif dari sampah dapat
dipertimbangkan juga.
Lahan yang dibutuhkan lebih besar ketimbang proses pengomposan, karena waktu
tinggal dalam IPS dengan teknologi ini, lebih panjang daripada dengan proses
pengomposan. Selain itu, terdapat potensi ledakan dan kebakaran akibat
akumulasi gas CH4 ( metana ) jika tidak diekstraksi dengan baik dari IPS tersebut.
4. Pirolisis-Gasifikasi.
Kedua proses ini membutuhkan energi tambahan untuk menaikkan temperatur
hingga 600 oC yang dilakukan dengan oksigen substoikiometrik atau tanpa
kehadiran oksigen sama sekali. Pada proses pirolisis akan dihasilkan padatan
( char ) dan cairan ( tar ) yang memiliki nilai kalor tinggi. Produk ini dapat
Jakarta, 2005. Indonesia Solid Waste Association (InSWA) 2
3. Business Technology Center (BTC) First Building BPPT Ground Floor
Jl. M.H Thamrin No.8 Jakarta Pusat 10340 Indonesia. Telp.(+62-21)3906682. Fax.(+62-21)31923646
dimanfaatkan sebagai biodiesel ( salah satu bahan bakar pengganti atau aditif solar
) yang sedang marak digunakan dewasa ini.
Sedangkan pada gasifikasi, akan dihasilkan gas yang memiliki nilai kalor tinggi.
Pemanfaatannya sebagai sumber energi alternatif dapat dipertimbangkan pula.
Lahan yang dibutuhkan lebih kecil ketimbang proses pengomposan dan gas bio,
karena waktu tinggal dalam IPS dengan teknologi ini, lebih pendek daripada
kedua proses sebelumnya. Degradasi secara fisika yang diikuti dengan oksidasi
lanjut berupa pembakaran, merupakan kunci dari teknologi yang cukup diminati
di berbagai negara maju saat ini. Selain memiliki potensi menghasilkan produk
turunan yang bermanfaat, namun juga beperan dalam mereduksi volume sampah.
5. Insinerasi.
Proses ini dapat dikatakan paling mahal dari segi biaya pengoperasian-
pemeliharaan-perawatan ketimbang proses lainnya. Sampah dengan kadar air
terendah sekalipun hanya dapat menghasilkan temperatur alami sekitar 200 oC.
Sementara temperatur kerja pada proses ini adalah pada rentang 600 – 800 oC,
yang ditujukan untuk mereduksi pembentukan senyawa karsinogenik dioksin dan
furan. Meskipun pada kenyataannya, riset pada beberapa buah insinerator di
Amerika Serikat, masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan dalam
mereduksi pembentukan kedua senyawa ini, meskipun proses dijalankan pada
temperatur jauh di atas 600 – 800 oC. Pada proses ini, akan dihasilkan panas yang
cukup tinggi dan mampu digunakan sebagai sumber energi pembangkitan tenaga
uap yang dapat dikonversi menjadi energi listrik.
Lahan yang dibutuhkan sangat minim, mengingat oksidasi yang relatif sempurna
secara fisika, yang diikuti dengan proses oksidasi secara termal. Pada proses ini,
residu berupa abu lebih banyak ketimbang proses pirolisis-gasifikasi, namun tidak
menghasilkan produk turunan yang memiliki nilai kalor. Akan tetapi, keberhasilan
dalam reduksi volume sampah akan sangat tinggi ketimbang berbagai proses
pengolahan sampah lainnya. Saat ini sedang diteliti proses insinerasi dengan
menggunakan temperature yang lebih rendah, namun memiliki kinerja
pengendalipencemaran udara yang lebih handal. Hal ini akan mereduksi biaya
investasi dan mereduksi pula biaya pengoperasian-pemeliharaan-perawatan IPS
tersebut, yang umumnya didominasi dari biaya penyediaan bahan bakar tambahan.
Jakarta, 2005. Indonesia Solid Waste Association (InSWA) 3