1. Nama : Melani Nur Asyifa
NIM :1204577
Prodi : Perpustakaan dan informasi UPI
RESTORASI DIGITAL VIDEO
Saat ini pelestarian video ataupun film menggambarkan serangkain upaya yang
sedang berlangsung diantara sejarawan film, antisiparis, museum untuk menyelamatkan dan
melestarikan gambar dan kandungan isi informasi di film/video. Perlu adanya restorasi yaitu
tindakan mengembalikan film ke versi asli kepada publik dan sering melibatkan
menggabungkan berbagai fragmen elemen film.
“film tersebut diperiksa kondisinya, kerusakan-kerusakannya, lalu kemudian
diperbaiki, baik gambar maupun suaranya, sehingga film bisa kembali memiliki kualitas
terbaik” (filmindonesia.or.id)
Kerusakan film atau video disebabkan karena kurangnya perawatan dan tidak
seringnya film atau video lama yang diputar kembali. Kerusakan film atau video juga terjadi
karena penyimpanannya yang tidak benar seperti terkena kotoran/ debu, goresan/ frame
terbakar, warna memudar, hilangnya sebagian adegan dan suara, cahaya, suhu, kelembaban
dan lain-lain.
Alangkah baiknya mencegah daripada nantinya film/ video itu rusak. Sinar matahari
berpengaruh buruk pada medium yang bahannya menggunakan film, karena dapat
menyebabkan keretakan pada permukaan film atau meleleh atau menimbulkan noda.
Walaupun demikian, warna-warna akan pudar karena panas yang berlebihan. Sedangkan
menonton dalamw aktu yang singkat tidak akan merusak film tersebut. Film jenis Diazofilm
dan Vesicular film kurang bagus untuk disimpan sebagai arsip. Dalam penyimpanan koleksi
film kondisi ideal adalah tempat yang bersuhu 16- 18 derajat Celcius dengan tingkat
kelembaban rendah. Koleksi film, apapun bentuk formatnya, biasanya dalam bungkus atau
kemasan yang disediakan oleh produsernya. Bungkus atau tempat ini dibuat dengan bahan
yang tahan api, yang penting untuk diperhatikan adalah petunjuk menyimpan yang disertakan
oleh produser. Permukaan film yang sering dikotori oleh cap jari yang berminyak dapat
dibersihkan dengan mengusap permukaan tersebut dengan tissue atau lap khusus untuk
2. fortografi. Terlebih dahulu harus dipastikan bahwa film telah kering sebelum disimpan.
Permukaan film menarik debu. Hal ini disebabkan karena reaksi elektrostatis. Untuk
mengurangi terjadinya reaksi tersebut, permukaan film bisa dibersihkan dengan lap khusus
anti-statis. Debu bisa juga dihilangkan dengan sikat halus.
Namun ketika film/ video itu telah mengalami kerusakan, pertama perlu adanya
ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan restorasi ini. Berbagai macam kerusakan yang
lain yang mungkin terjadi, tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Peralatan
diperlukan, serta bahan dan cara mengerjakan perbaikan ini harus dipelajari benar-benar oleh
seseorang khususnya pustakawan. Agar proses restorasi tidak membahayakan orang lain dan
restorasi film/ video dapat berhasil seperti semula.
Setelah film./video diperiksa dan dibersihkan itu ditransfer melalui telecine atau film
scanner film ke tape digital atau disk, dan audio yang disinkronisasikan untuk membuat
master baru . Langkah restorasi film/ video secara modern:
1. Kita membersihkan film kotoran dan debu .
2. Memperbaiki semua Film dengan pita polyester yang jelas atau semen splicing .
3. Memindai setiap frame ke dalam file digital . Mengembalikan frame film dengan
bingkai dengan membandingkan setiap frame ke frame yang berdekatan . Hal ini
dapat dilakukan oleh algoritma komputer dengan manusia memeriksa hasilnya .
4. Perbaiki frame alignment ( ' jitter ' dan ' menenun ' ) , atau misalignment dari frame
film yang berdekatan karena pergerakan film dalam sprockets . Ini bisa memperbaiki
masalah di mana lubang di setiap sisi frame yang menyimpang dari waktu ke waktu .
Hal ini menyebabkan frame untuk sedikit off center .
5. Memperbaiki perubahan warna dan pencahayaan. Ini mengoreksi perubahan warna
sedikit dari satu frame ke yang lain karena penuaan film .
6. Kembalikan daerah diblokir oleh kotoran dan debu dengan menggunakan bagian-
bagian dari gambar di frame lain
7. Kembalikan goresan dengan menggunakan bagian-bagian dari gambar di frame lain .
8. Meningkatkan frame dengan mengurangi kebisingan butir film. Film foreground /
background detail tentang ukuran yang sama dengan biji-bijian film atau lebih kecil
adalah kabur atau hilang dalam pembuatan film tersebut . Membandingkan sebuah
frame dengan frame yang berdekatan memungkinkan informasi detail yang akan
3. direkonstruksi karena detail kecil yang diberikan dapat dibagi antara lebih banyak
film butir dari satu frame ke yang lain .
Sedangkan ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) melakukan restorasi terhadap
film dan video, seperti berikut :
1. Restorasi terhadap Film
Bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan adalah:
a. Kain katun
b. Rewinder
c. Spul untuk menggulung film yang berukuran 35 mm dan 16 mm
d. Splasher untuk menyambung film
e. Splashing tip sebagai perekat film
f. Triklorotin
g. Spidol untuk memberikan judul
h. Leader (film kosong) untuk menyambung gulungan film agar arsip film dapat
terbaca semua
i. Mintak triklorotin
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Siapkan kain katun
2. Letakkan gulungan film di meja rewinder
3. Spul dipasang pada pengait atau penahan film
4. Kaitkan ujung film pada spul
5. Triklorotin dituangkan ke kain katun secukupnya
6. Hidupkan mesin, maka gulungan film akan berputar dengan cepat
7. Tempelkan kain yang telah diberikan trilorotin pada gulungan film yang bertujuan
untuk membersihkan film tersebut. Lakukan hal ini berulang kali hingga kain
terlihat bersih. Biasanya, apabila film tersebut bersih maka cukup dilakukan
sebanyak empat sampai enam kali. Pada tahapan selanjutnya, kain cukup dibalik
pada bagian yang bersih
4. 8. Setelah film telah bersih, film dikeringkan dengan menggunakan kipas angin
9. Setelah semuanya selesai, maka pustakawan akan mengisi form untuk
mendeskripsikan film tersebut
10. Proses ini dilakukan setiap enam bulan sekali
2. Restorasi terhadap Arsip Video
Bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan adalah:
a. Mesin elevator cleaneryang berasal dari Amerika
b. Tissue pembersih
c. Kain katun
d. Alumunium foil
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Video diterima dan dicatat terlebih dahulu
2. Wadah atau container dibersihkan dengan menggunakan kain katun, air dan
sedikit sabun
3. Box dibersihkan dengan menggunakan air hangat, kemudian dikeringkan dengan
menggunakan kipas angin atau FAN
4. Masukkan video ke dalam mesin elevator cleaner untuk dibersihkan
5. Tekan tombol clean, maka secara otomatis mesin bergerak membersihkan kaset
video (gerakan mesin ke depan dan ke belakang). Apabila mesin rusak, maka
gerakannya akan lambat
6. Pada saat mesin berputar, kaset dibersihkan menggunakan tissue yang sudah
diberikan larutan fenol/ finil. Apabila kaset video lengker akibat jamur, maka
pembersihan ini akan berlangsung kurang lebih selama 15 menit. Jika kaset video
bagus, maka cukup selama enam menit. Apabila terdapat bagian yang rusak dan
dalam amsa durasi yang sedikit maka bagian tersebut akan dipotong dan dibuang,
sedangkan bagian yang lain akan disambung. Penyambungan ini menggunakan
alumunium foil. Kendala- kendala dalam restorasi video adalah mesin elevator
tidak jalan secara sempurna, macet dan berat. Penanganannya adalah video yang
sedang berputar dipegang bagian belakangnya dalam keadaan steril, hingga video
kembali berjalan normal.
5. 7. Setelah semuanya selesai, maka pustakawan akan mengisi form untuk
mendeskripsikan film tersebut
8. Proses ini dilakukan setiap enam bulan sekali
Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Film_preservation
http://pee-fee.blogspot.com/2012/12/persevasi-dan-konservasi-di-anri-dab.html?m=l
Purwono. 2012. Dokumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu