Dokumen tersebut membahas tiga jenis kamera berdasarkan cara kerjanya, yaitu kamera foto, film, dan video. Kamera foto menghasilkan gambar statis, sementara film dan video dapat menghasilkan gambar bergerak. Dokumen juga menjelaskan komponen penting dalam kamera seperti iris, shutter, serta unsur-unsur pengambilan gambar seperti lighting dan composition.
1. JENIS-JENIS KAMERA
Kamera foto (still photography),
Kamera film/movie (cinema photography), dan
Kamera video (video photography).
2. Ketiga jenis kamera tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda. Perbedaannya terutama pada aspek bahan
penyimpan gambar (imej) dan proses terjadinya gambar.
Untuk kamera foto dan kamera film bahan bakunya
menggunakan pita selluloid. Dan setelah proses
pengambilan gambar selanjutnya laten imej yang belum
kelihatannya harus diproses lagi dengan pemprosesan secara
kimiawi. Sementara untuk jenis kamera video lebih
sederhana karena dengan bahan baku kaset video setelah
pengambilan gambar hasilnya bisa langsung dilihat karena
terjadinya gambar secara optis dan elektronis.
Selanjutnya dilihat dari gambar yang dihasilkan ketiga jenis
kamera tersebut berbeda. Jika kamera foto menghasilkan
gambar-gambar tunggal tak bergerak (still single picture),
sementara kamera film dan video memiliki kesamaan, yaitu
sama-sama menghasilkan gambar-gambar ‘hidup’ atau citra
bergerak (motion picture).
3. JENIS KAMERA DARI
KEGUNAANNYA
Kamera Studio
Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam
studio (in door) untuk memproduksi sebuah
program acara televisi.
4.
5. Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau
Portable Camera
Pada awalnya, penemuan kamera jenis ini untuk
hunting berita. Hal ini diabadikan dalam nama ENG
yang melekat untuk jenis kamera ini.
6.
7. Kamera EFP (Electronics Field Production)
Kamera jenis ini biasanya dipakai untuk produksi
dalam ruangan (in door), hampir sama dengan jenis
pertama.
8. STANDAR WILAYAH
PAL Indonesia, China, Australia,
25
dan Uni Eropa
SECAM Perancis, Timur Tengah, dan
25
Afrika
NTSC Amerika, Jepang, Kanada,
29,97
Meksiko, dan Korea
10. FORMAT VIDEO
Film Film Film
Dalam format ini semua stock shoot (footage)
diproduksi dengan kamera film (35 mm / 65 mm).
Untuk proses pasca produksi (editing) menggunakan
editing film dan out put-nya dalam bentuk film
seluloid yang dapat dipertontonkan di gedung bisokop
dengan proyektor film 35 mm atau 65 mm.
11. Film Video Film
Dengan format ini berarti stock shot diproduksi
dengan menggunakan kamera film (35 mm / 65
mm). Dalam proses editing menggunakan
digital video editing tapi hasilnya dalam bentuk
film seluloid 35 mm / 65 mm sehingga bisa
dipertunjukkan di gedung bioskop menggunakan
proyektor 35mm / 65mm.
12. Film Video Video
Artinya, ketika syuting yang digunakan kamera
film (35 mm/ 65 mm), kemudian pada waktu
editing menggunakan perangkat editing video
dan hasilnya dalam bentuk piringan video (VCD
& DVD) dan kaset video (Beta, S-VHS, MiniDV,
DV)
13. Video Video Video
Maksudnya, ketika produksi menggunakan kamera
video (analog & digital), selanjutnya pada saat editing
menggunakan digital video editing dan out put dalam
bentuk video juga, baik piringan video maupun kaset
video.
14. Video Video Film
Untuk format jenis terakhir ini pada saat produksi
menggunakan kamera video (analog dan digital),
kemudian pada saat editing menggunakan digital
video editing serta hasilnya nya dalam bentuk film
seluloid yang bisa dipertunjukkan di gedung bioskop.
15.
16. KOMPONEN PENTING KAMERA
Iris Atau Diapraghma
Iris (biasa disebut juga dengan diapraghma) adalah
fasilitas menutup-membukanya bukaan rana pada lensa
dalam menangkap gambar. Semakin tinggi nilainya maka
semakin menutup bukaan lensanya. Semakin rendahnya
nilainya maka semakin besar bukaan rananya.
Misalnya:
-pada pagi hari sekitar jam 8.00 – 10.00 iris yang dipakai
8
-siang hari sekitar jam 12.00 – 14.00 iris yang dipakai 11
-sore hari sekitar jam 16.00 – 17.00 iris yang dipakai 5,6
Tapi ada yang disebut kompensasi pencahayaan, yakni jika
kita membidik objek siang hari di bawah pohon rindang
maka jika seharusnya menggunakan iris 11 bisa
menggunakan iris 5,6.
17. Shutter (kecepatan rana)
Kecepatan rana ditentukan berdasar kecepatan per
detik dalam kelebatan objek.
Misalnya:
-1/60 artinya kecepatan membuka rana 60 per
detik.
Jika menggunakan system PAL maka 25 fps, jika
NTSC 30 fps.
-1/250 artinya kecepatan membuka rana 250
per detik.