1. Julitasari Sundoro
Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Hepatitis B Untuk Nakes, 23 Oktober 2023
Imunisasi Hepatitis B Untuk Tenaga Kesehatan
INDONESIAN TECHNICAL ADVISORY
GROUP ON IMMUNIZATION
2. SLIDE
ITAGI
Epidemiologi Hepatitis B
• WHO: Pada tahun 2019, sekitar 296 juta
orang terinfeksi hepatitis B kronis, dengan 1,5
juta infeksi baru setiap tahunnya.
• WHO: Terdapat sekitar 820.000 kematian,
sebagian besar disebabkan oleh sirosis dan
karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer).
2
• Prevalensi infeksi HBV bervariasi menurut
wilayah geografis, dan Indonesia
dikategorikan sebagai sedang hingga tinggi,
berkisar antara 2,5% hingga 10% HBsAg.
• Data Riskesdas 2013 menunjukkan
prevalensi hepatitis B (prevalensi HBsAg) di
Indonesia sebesar 7,1%. Hal tersebut,
berarti sekitar 18 juta masyarakat Indonesia
mengidap penyakit hepatitis B, menjadikan
Indonesia sebagai negara dengan prevalensi
HBsAg terbanyak di Asia Tenggara.
Ref:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4600573/pdf/WJG-21-10714.pdf
Data Global Data Indonesia
3. SLIDE
ITAGI
Imunisasi Hepatitis B
• Imunisasi hepatitis B adalah upaya memberian
vaksin berisi unsur antigen VHB untuk menghasilkan
kekebalan (imunisasi aktif) terhadap infeksi
Hepatitis B.
• Antigen dapat berasal dari bagian selubung VHB
(yaitu HBsAg) yang diisolasi dari plasma pengidap
hepatitis B (plasma derived), atau protein
rekombinan yang mengandung komponen antigenik
yang sama dengan HBsAg.
• Berdasarkan tinjauan sistematik dan meta-analisis
pada tahun 2022, vaksinasi lengkap yang diberikan
kepada Tenaga Kesehatan dapat memberikan
kekebalan jangka panjang (long protection).
3
Ref: Rekomendasi ITAGI tentang Vaksin Hepatitis B Tenakes tahun 2022
4. SLIDE
ITAGI
Latar Belakang Imunisasi Hepatitis B untuk Nakes
• Tenaga kesehatan mempunyai risiko 10 kali lebih tinggi tertular virus hepatitis B
melalui transmisi horizontal.
• Perlindungan terhadap hepatitis B untuk Tenaga Kesehatan mempuyai arti
ganda, yaitu terhadap dirinya agar tidak tertular dan mengalami berbagai
komplikasi penyakit ini, juga agar Tenaga Kesehatan tidak menjadi sumber
penularan bagi keluarga dan pasien yang dilayani.
• Berdasarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) P2 Hepatitis B tahun 2020-2024,
sasaran prioritas P2 adalah populasi yang berisiko yaitu ibu hamil dan tenaga
kesehatan.
4
Ref: Rekomendasi ITAGI tentang Vaksin Hepatitis B Tenakes tahun 2022
5. Data menunjukkan bahwa pajanan terhadap hepatitis B virus
meningkat bergantung pada usia tenaga kesehatan dan jenis
pekerjaan. Luka tusukan jarum suntik merupakan faktor
risiko terbesar untuk paparan HBV pada tenaga kesehatan.
2023 5
Studi hepatitis B pada Nakes di Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta (2017)
Prevalensi HBsAg 6.2%, prevalensi anti-HBc 19,2%, dan
prevalensi anti-HBs 26,1%.
Prevalensi anti-HBc meningkat secara signifikan menurut lama kerja,
mulai dari masa kerja kurang dari 5 tahun, 5-9 tahun, ke masa kerja 10
tahun atau lebih.
6. SLIDE
ITAGI
Rekomendasi Imunisasi Hepatitis B untuk Nakes: Global
6
• WHO : Position Paper tahun 2017 merekomendasikan
pencegahan hepatitis B untuk pasien berisiko (tenaga
kesehatan), orang dengan HIV positif (ODHIV), dan
individu immunocompromised.
• ACIP : Rekomendasi pemberian vaksin hepatitis B
pada Tenaga Kesehatan, sebelum memulai profesinya,
dan mengawasi agar kadar anti-HBs (antibodi
terhadap hepatitis B surface antigen [HBsAg]) tetap
terjaga dalam kadar protektif (yaitu >10 IU/mL).
• CDC : Mewajibkan skrining awal hepatitis B, dan
selanjutnya secara berkala untuk menjaga status
proteksi terhadap VHB pada Tenaga Kesehatan.
• APASL : Tahun 2015 merekomendasikan perlunya
pencegahan dan penanggulangan hepatitis B pada
Tenaga Kesehatan yang menjalankan tugas dengan
kontak langsung dengan pasien yang dilayani.
7. Rekomendasi Imunisasi Hepatitis B untuk Nakes: Indonesia
Permintaan dari PAPDI
Rekomendasi dari Komli Hepatitis Rekomendasi dari ITAGI
• 2023 Tahun 2022 • 7
10. SLIDE
ITAGI
Strategi Pelaksanaan
1
1 0
Pra-vaksinasi
•Menentukan apakah Tenaga
Kesehatan memerlukan
vaksinasi.
•Terdapat 2 strategi skrining,
yaitu dengan menggunakan
dua parameter, HBsAg dan
anti-HBs, dan tiga
parameter, yaitu HBsAg,
antiHBs, dan Anti-HBc.
•Bagi yang menganut
strategi dua parameter,
indikasi vaksinasi
berdasarkan skrining adalah
tenaga kesehatan yang
menunjukkan hasil
laboratorium HBsAg non
reaktif (negatif) dan titer
anti Hbs <10 IU/ml.
Skrining HBsAg
• Jika HBsAg positif, maka
Nakes mengidap hepatitis,
sehingga bukan sasaran
untuk diberikan vaksinasi
Hep B.
Skrining anti-HBs
•Untuk mengetahui apakah
Tenaga Kesehatan belum
memiliki kekebalan terhadap
hepatitis B.
•Bila sudah memiliki anti-HBs
dalam kadar yang protektif,
vaksinasi tidak perlu
dilakukan.
•Secara ekonomis akan
menghemat dana.
Skrining anti-HBc
•Anti-HBc positif berarti
sudah pernah mengalami
paparan terhadap hepatitis
B, dengan manifestasi
sembuh (ditandai anti-HBc
dan anti-HBs positif) atau
masih mengidap virus ini
(ditandai anti-HBc dan
HBsAg positif).
•Anti-HBc dapat pula
ditemukan pada “window
period”, yaitu periode
dimana HBsAg sudah
negatif, tetapi anti-HBs
belum terbentuk.
11. SLIDE
ITAGI
Jadwal Pemberian Imunisasi
• Diberikan 3 kali (0-1-6) jika seseorang
memiliki kadar anti-HBs <10 IU/mL,
disuntikkan pada otot lengan atas.
• Vaksin yang digunakan adalah vaksin
rekombinan hepatitis B dalam bentuk
sediaan prefilled injection device.
• Kepatuhan terhadap jadwal imunisasi
mempengaruhi tingkat keberhasilan
sehingga diharapkan bagi peserta sasaran
imunisasi untuk mematuhi jadwal yang
telah ditentukan.
1 1
12. Hepatitis B UniJECT: Komposisi dan Pemberian
2023 1 2
Komposisi (tiap dosis 0,5 mL) :
HBsAg 20 mcg
Alumunium fosfat 0,5 mcg
Thimerosal 0,01 w/v%
Cara Pemberian :
1 mL vaksin diberikan secara intramuskular di bagian
otot deltoid
Penyimpanan :
2 – 8 °C Shelf life 26 bulan
Pencegahan hepatitis B untuk usia ≥10 tahun
0 – 1 – 6
bulan
0 – 1 – 2
bulan
0 – 7 – 21
hari*
Jadwal Pemberian
14. SLIDE
ITAGI
Kesimpulan
• Imunisasi hepatitis B pada Tenaga Kesehatan secara bertahap perlu segera
dilaksanakan dalam upaya melindungi tenaga kesehatan yang merupakan
“populasi spesifik” terinfeksi VHB, dan untuk mencapai Eliminasi Hepatitis B
2030, sekaligus mencegah penularan dari Tenaga Kesehatan ke pasien yang
dilayani.
• Hepatitis B diberikan kepada Tenaga Kesehatan yang belum memiliki kekebalan
dan tidak terinfeksi VHB, yaitu dengan kedua hasil tes HBsAg dan anti HBs non-
reaktif.
1 4