SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN IMUNISASI
1
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI, 2019
LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan
hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak -
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg
dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”
Imunisasi wajib diberikan pada bayi dan anak untuk mencegah
sakit, kecacatan dan kematian akibat PD3I
 Eradikasi penyakit cacar.
tahun 1980  Imunisasi Stop
 Tidak dijumpainya lagi kasus polio
sejak tahun 2006 (tahapan eradikasi
polio)  Sertifikasi BEBAS POLIO,
27 Maret 2014
 Eliminasi Maternal dan Neonatal
Tetanus  Mei 2016
Keberhasilan Imunisasi
1956 1973 1976 1980 1982 1997 2004
CACAR
BCG
TT
DPT
POLIO
MEASLES
Hep B
DPT/HB
2013
1974
(DPT/HB/Hib
2016
IPV
2017 2018
HPV
JE
MR
PCV
Smallpox eradication
Sejarah Perkembangan Imunisasi
di Indonesia
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi
5
Menurunkan kesakitan,
kecacatan & kematian akibat
(PD3I)
Herd Immunity atau
Kekebalan Kelompok
• Situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal
terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak
tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya
kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi
dari penyakit yang bersangkutan.
• Herd immunity dapat tercapai hanya dengan cakupan
imunisasi yang tinggi dan merata
Dengan cakupan imunisasi yang tinggi akan terwujud pula
kekebalan kelompok/herd immunity yang memberikan
perlindungan kepada semua orang di suatu lokasi termasuk
orang yang tidak mendapat imunisasi
Mengapa 95% ?
• Memberikan perlindungan yang optimal pada komunitas
 tidak cukup hanya cakupan >80%  banyak KLB
• Angka Drop Out yang meski cenderung menurun secara
nasional, tapi tinggi di beberapa daerah
• Memenuhi komitmen Indonesia terhadap global untuk
Eradikasi, Eliminasi dan Reduksi PD3I
• Target IDL dalam Renstra dan RPJMN sebesar 93% 
maka target setiap antigen harus lebih tinggi
EVALUASI CAPAIAN IMUNISASI
TAHUN 2016 - 2018
Cakupan Hepatitis B
Cakupan BCG
Cakupan DPT-HB-Hib 3
Cakupan Polio 3
Cakupan Campak/Campak Rubella 1
Cakupan Campak/Campak Rubella
Lanjutan
Cakupan DPT-HB-Hib Lanjutan
Cakupan IDL
Kurang dari 50% 70 Kab/Kota
50%- kurang dari 95% 182 Kab/Kota
95% atau lebih 262 Kab/Kota
TOTAL KABUPATEN 514
Cakupan Kampanye MR Fase 1 & 2
Total anak diimunisasi MR Fase 1 & 2 = 58.761.030
Total sasaran MR Fase 1 & 2 = 66.927.540
Cakupan KMR Fase 1 & 2
= 87,80%
Update data per 31 Januari 2019
Cakupan Kampanye MR Fase 1 dan 2
update data 31 Januari 2019
99.13
99.74
102.63
98.55
97.96
97.91
97.67
97.20
94.73
96.01
95.80
99.29
95.02
90.54
90.05
87.95
89.57
86.49
81.65
88.56
84.01
81.72
79.63
79.87
77.14
75.11
70.68
70.31
68.10
61.35
59.80
58.91
44.49
42.35
11.32
105.92
104.64
102.63
98.02
97.96
97.91
97.67
97.44
97.05
96.01
95.80
95.19
95.02
90.06
89.05
88.81
88.15
87.80
86.40
86.31
86.04
85.93
82.28
79.21
77.17
71.57
70.99
68.35
66.85
61.08
59.80
58.91
44.49
41.63
11.32
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Jawa
Timur
Jawa
Tengah
PAPUA
BARAT
DI
Yogyakarta
BALI
GORONTALO
DKI
Jakarta
Jawa
Barat
LAMPUNG
SULAWESI
TENGAH
Banten
NUSA
TENGGARA
TIMUR
SULAWESI
UTARA
MALUKU
MALUKU
UTARA
BENGKULU
SUMATERA
SELATAN
NASIONAL
KALIMANTAN
TIMUR
SULAWESI
TENGGARA
SULAWESI
SELATAN
JAMBI
KALIMANTAN
TENGAH
SULAWESI
BARAT
KALIMANTAN
BARAT
PAPUA
NUSA
TENGGARA
BARAT
KALIMANTAN
UTARA
BANGKA
BELITUNG
KEPULAUAN
RIAU
KALIMANTAN
SELATAN
SUMATERA
UTARA
RIAU
SUMATERA
BARAT
DI
ACEH
Cakupan
(%)
Daerah Pusdatin Target (95%)
Nasional:
87,80%
13 Provinsi
dengan cakupan
> 95%
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM IMUNISASI
TAHUN 2015-2017
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2007, 2013,
2018
(RISKESDAS)
ANUNG untuk EVALUASI 2018 20
41.60
59.2 57.9
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2007 2013 2018
Lengkap
49.2
32.1 32.9
0
10
20
30
40
50
60
2007 2013 2018
Tidak Lengkap
9.1
8.7
9.2
8
8.5
9
9.5
2007 2013 2018
Tidak di Imunisasi
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL IMUNISASI
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan
Daerah Kabupaten/KotA
1. Peyanan kesehatan ibu hamil;
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4. Pelayanan kesehatan balita;
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus).
Imunisasi merupakan
Indikator Komposit dalam
Pelayanan Kesehatan Ibu
Hami, Bayi Baru Lahir
dan Balita
Pelayanan Kesehatan ibu hamil
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal
yang memenuhi 10 T
1. Pengukuran berat badan.
2. Pengukuran tekanan darah.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6. Pemberian imunisasi sesuai
dengan status imunisasi.
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
8. Tes Laboratorium.
9. Tatalaksana/penanganan kasus.
10. Temu wicara (konseling).
• Standar kualitas:
– Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam).
– Pemotongan dan perawatan tali pusat.
– Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
– Injeksi vitamin K1.
– Pemberian salep/tetes mata antibiotic.
– Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0).
– Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28
hari).
– Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif.
– Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM.
– Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan
kesehatan atau belum mendapatkan injeksi vitamin K1.
– Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24
jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan.
– Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11
bulan:
1. Penimbangan minimal 8 kali
setahun.
2. Pengukuran panjang/tinggi
badan minimal 2 kali /tahun.
3. Pemantauan perkembangan
minimal 2 kali/tahun.
4. Pemberian kapsul vitamin A pada
usia 6-11 bulan 1 kali setahun.
5. Pemberian imunisasi
dasar lengkap.
Pelayanan kesehatan Balita usia
12-23 bulan:
1. Penimbangan minimal 8 kali setahun
(minimal 4 kali dalam kurun waktu 6
bulan).
2. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal
2 kali/tahun.
3. Pemantauan perkembangan minimal 2
kali/ tahun.
4. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali
setahun.
5. Pemberian Imunisasi Lanjutan.
HB0
BCG
Polio
IPV
DPT-HB-Hib
Campak
Rubella
DPT-HB-Hib
Campak Rubella
TANTANGAN
PROGRAM IMUNISASI (1)
26
 AKSES dan MUTU
PELAYANAN
 INOVASI DAERAH
Masih terdapat daerah
kantong ( 80 Kab/Kota
memiliki cakupan < 80%),
berisiko tinggi
KLB PD3I (Difteri, Campak,
dll )
Pemanfaatan buku
kohort dan KIA kurang
optimal dalam rangka
pelaksanaan DOFU dan
sweeping, defaulter
tracking,dl
Manajemen
pencatatan dan
pelaporan belum
lengkap dan tepat
waktu
Hasil analisis
PWS belum di
tindak lanjuti
Pelaksanaan EVM
belum optimal
dalam mendukung
manajemen rantai dingin)
Kapasitas dan mutasi
SDM
Komitmen
pemerintah
daerah masih
kurang
Masih terdapat
penolakan imunisasi
akibat rumor negative
imunisasi (isu negatif,
halal/haram, takut KIPI,
dll)
TANTANGAN PROGRAM
IMUNISASI (2)
 Masyarakat belum familier dengan pelaksanaan imunisasi lanjutan
baduta  sudah mendapat campak/ MR di usia 9 bulan = lengkap
 Masyarakat dan petugas belum terbiasa dengan suntikan ganda
 Masalah Geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit
terjangkau;
 Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai
vaksin didaerah belum berjalan optimal, terutama dalam hal
koordinasi antara pengelola program dengan pengelola vaksin
sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian vaksin ke
daerah.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx

Kesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdfKesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdfNorma Gladme Rambe
 
Kesehatan Anak Dan Balita.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita.pdfKesehatan Anak Dan Balita.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita.pdfDrScatter
 
Materi Kebijakan MR Malut1.ppt
Materi Kebijakan MR Malut1.pptMateri Kebijakan MR Malut1.ppt
Materi Kebijakan MR Malut1.pptRaudahAbdGafur
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxYusardiRPradana
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxrahmansetiawan9
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxBudimanSetiawan5
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfElytaSuartika
 
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptxPelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptxDewiNurKhotimah1
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxssuser9c651e2
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptOrionArdi
 
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptxKebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptxSitiNurAsiahmuminin
 
Program kia di indonesia
Program kia di indonesiaProgram kia di indonesia
Program kia di indonesiaNenk Wikwik
 
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxerlina79
 

Similar to Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx (20)

Kesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdfKesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita By A. Nurhikmah.pdf
 
Kesehatan Anak Dan Balita.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita.pdfKesehatan Anak Dan Balita.pdf
Kesehatan Anak Dan Balita.pdf
 
Materi Kebijakan MR Malut1.ppt
Materi Kebijakan MR Malut1.pptMateri Kebijakan MR Malut1.ppt
Materi Kebijakan MR Malut1.ppt
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
 
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptxPelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.ppt
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.ppt
 
KESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.pptKESEHATAN_ANAK.ppt
KESEHATAN_ANAK.ppt
 
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptxKebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
 
Program kia di indonesia
Program kia di indonesiaProgram kia di indonesia
Program kia di indonesia
 
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 

Recently uploaded

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (12)

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 

Materi Dir Surkarkes Rakerkesnas.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI 1 Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, 2019
  • 2. LANDASAN HUKUM UUD 1945 Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi. Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014 “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 •Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi •Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014 “Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat” Imunisasi wajib diberikan pada bayi dan anak untuk mencegah sakit, kecacatan dan kematian akibat PD3I
  • 3.  Eradikasi penyakit cacar. tahun 1980  Imunisasi Stop  Tidak dijumpainya lagi kasus polio sejak tahun 2006 (tahapan eradikasi polio)  Sertifikasi BEBAS POLIO, 27 Maret 2014  Eliminasi Maternal dan Neonatal Tetanus  Mei 2016 Keberhasilan Imunisasi
  • 4. 1956 1973 1976 1980 1982 1997 2004 CACAR BCG TT DPT POLIO MEASLES Hep B DPT/HB 2013 1974 (DPT/HB/Hib 2016 IPV 2017 2018 HPV JE MR PCV Smallpox eradication Sejarah Perkembangan Imunisasi di Indonesia
  • 5. Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi 5 Menurunkan kesakitan, kecacatan & kematian akibat (PD3I)
  • 6. Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok • Situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan. • Herd immunity dapat tercapai hanya dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata Dengan cakupan imunisasi yang tinggi akan terwujud pula kekebalan kelompok/herd immunity yang memberikan perlindungan kepada semua orang di suatu lokasi termasuk orang yang tidak mendapat imunisasi
  • 7. Mengapa 95% ? • Memberikan perlindungan yang optimal pada komunitas  tidak cukup hanya cakupan >80%  banyak KLB • Angka Drop Out yang meski cenderung menurun secara nasional, tapi tinggi di beberapa daerah • Memenuhi komitmen Indonesia terhadap global untuk Eradikasi, Eliminasi dan Reduksi PD3I • Target IDL dalam Renstra dan RPJMN sebesar 93%  maka target setiap antigen harus lebih tinggi
  • 17. Kurang dari 50% 70 Kab/Kota 50%- kurang dari 95% 182 Kab/Kota 95% atau lebih 262 Kab/Kota TOTAL KABUPATEN 514 Cakupan Kampanye MR Fase 1 & 2 Total anak diimunisasi MR Fase 1 & 2 = 58.761.030 Total sasaran MR Fase 1 & 2 = 66.927.540 Cakupan KMR Fase 1 & 2 = 87,80% Update data per 31 Januari 2019
  • 18. Cakupan Kampanye MR Fase 1 dan 2 update data 31 Januari 2019 99.13 99.74 102.63 98.55 97.96 97.91 97.67 97.20 94.73 96.01 95.80 99.29 95.02 90.54 90.05 87.95 89.57 86.49 81.65 88.56 84.01 81.72 79.63 79.87 77.14 75.11 70.68 70.31 68.10 61.35 59.80 58.91 44.49 42.35 11.32 105.92 104.64 102.63 98.02 97.96 97.91 97.67 97.44 97.05 96.01 95.80 95.19 95.02 90.06 89.05 88.81 88.15 87.80 86.40 86.31 86.04 85.93 82.28 79.21 77.17 71.57 70.99 68.35 66.85 61.08 59.80 58.91 44.49 41.63 11.32 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Jawa Timur Jawa Tengah PAPUA BARAT DI Yogyakarta BALI GORONTALO DKI Jakarta Jawa Barat LAMPUNG SULAWESI TENGAH Banten NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI UTARA MALUKU MALUKU UTARA BENGKULU SUMATERA SELATAN NASIONAL KALIMANTAN TIMUR SULAWESI TENGGARA SULAWESI SELATAN JAMBI KALIMANTAN TENGAH SULAWESI BARAT KALIMANTAN BARAT PAPUA NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN UTARA BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU KALIMANTAN SELATAN SUMATERA UTARA RIAU SUMATERA BARAT DI ACEH Cakupan (%) Daerah Pusdatin Target (95%) Nasional: 87,80% 13 Provinsi dengan cakupan > 95%
  • 19. CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM IMUNISASI TAHUN 2015-2017
  • 20. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2007, 2013, 2018 (RISKESDAS) ANUNG untuk EVALUASI 2018 20 41.60 59.2 57.9 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 2007 2013 2018 Lengkap 49.2 32.1 32.9 0 10 20 30 40 50 60 2007 2013 2018 Tidak Lengkap 9.1 8.7 9.2 8 8.5 9 9.5 2007 2013 2018 Tidak di Imunisasi
  • 22. Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/KotA 1. Peyanan kesehatan ibu hamil; 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin; 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir; 4. Pelayanan kesehatan balita; 5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut; 8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi; 9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus; 10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat; 11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan 12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus). Imunisasi merupakan Indikator Komposit dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Hami, Bayi Baru Lahir dan Balita
  • 23. Pelayanan Kesehatan ibu hamil Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T 1. Pengukuran berat badan. 2. Pengukuran tekanan darah. 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri). 5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ). 6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi. 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet. 8. Tes Laboratorium. 9. Tatalaksana/penanganan kasus. 10. Temu wicara (konseling).
  • 24. • Standar kualitas: – Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam). – Pemotongan dan perawatan tali pusat. – Inisiasi Menyusu Dini (IMD). – Injeksi vitamin K1. – Pemberian salep/tetes mata antibiotic. – Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0). – Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari). – Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif. – Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM. – Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan kesehatan atau belum mendapatkan injeksi vitamin K1. – Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan. – Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
  • 25. Pelayanan kesehatan balita Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan: 1. Penimbangan minimal 8 kali setahun. 2. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun. 3. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun. 4. Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun. 5. Pemberian imunisasi dasar lengkap. Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan: 1. Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan). 2. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun. 3. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun. 4. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun. 5. Pemberian Imunisasi Lanjutan. HB0 BCG Polio IPV DPT-HB-Hib Campak Rubella DPT-HB-Hib Campak Rubella
  • 26. TANTANGAN PROGRAM IMUNISASI (1) 26  AKSES dan MUTU PELAYANAN  INOVASI DAERAH Masih terdapat daerah kantong ( 80 Kab/Kota memiliki cakupan < 80%), berisiko tinggi KLB PD3I (Difteri, Campak, dll ) Pemanfaatan buku kohort dan KIA kurang optimal dalam rangka pelaksanaan DOFU dan sweeping, defaulter tracking,dl Manajemen pencatatan dan pelaporan belum lengkap dan tepat waktu Hasil analisis PWS belum di tindak lanjuti Pelaksanaan EVM belum optimal dalam mendukung manajemen rantai dingin) Kapasitas dan mutasi SDM Komitmen pemerintah daerah masih kurang Masih terdapat penolakan imunisasi akibat rumor negative imunisasi (isu negatif, halal/haram, takut KIPI, dll)
  • 27. TANTANGAN PROGRAM IMUNISASI (2)  Masyarakat belum familier dengan pelaksanaan imunisasi lanjutan baduta  sudah mendapat campak/ MR di usia 9 bulan = lengkap  Masyarakat dan petugas belum terbiasa dengan suntikan ganda  Masalah Geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau;  Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai vaksin didaerah belum berjalan optimal, terutama dalam hal koordinasi antara pengelola program dengan pengelola vaksin sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian vaksin ke daerah.

Editor's Notes

  1. Ini adalah landasan hukum pelaksanaan program imunisasi di Indonesia. Dalam UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 dan UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, imunisasi merupakan hak setiap anak dan pemerintah wajib untuk memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Selain kedua UU ini, dalam UU No. 23 tahun 2014 mengenai Pemerintahan Daerah, tepatnya pada pasal 18, juga telah dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar, dimana salah satunya adalah kesehatan, dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Imunisasi adalah salah satu program nasional dan masuk ke dalam SPM yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Ketiga UU ini menunjukkan bahwa imunisasi di Indonesia adalah WAJIB.
  2. Penyelenggaraan imunisasi telah mencatatkan sejarah keberhasilan untuk mengendalikan beberapa penyakit yang berbahaya, disamping penurunan prevalensi dan incidence penyakit yang dapat dibegah dengan imunisasi. Pada tahun 1974, dunia dinyatakan telah bebas dari penyakit Cacar (Variola), hal ini dicapai dengan program imunisasi cacar selama kurang lebih 3 dasa warsa. Selanjutnya pada tahun 1980, imunisasi cacar secara global dihentikan. Pada tahun 2006, Indonesia terakhir kali mencatat adanya virus Polio liar pada manusia dan secara resmi sertifikasi bebas Polio pada Tahun 2014 bersama sama dengan 11 negara regional Asia Tenggara. Saat ini ancaman Polio masih ada di beberapa negara, sehingga imunisais Polio masih tetap diperlukan dengan cakupan tinggi dan merata. Pada tahun 2016 Indonesia mendapatkan sertifikasi eliminasi tetanus neonatal dan maternal, setelah dapat menekan kasus tetanus hingga lebih dari 96% dibandingkan tahun 1990 pada ibu melahirkan dan anak baru lahir denga imunisasi tetanus toxoid.
  3. Tujuan dari penyelenggaraan program imunisasi nasional yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang diakibatkan oleh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi atau PD3I. PD3I tersebut diantara seperti penyakit polio, campak, hepatitis B, tetanus, pertusis atau batuk rejan, difteri, rubella atau campak jerman, pneumonia atau radang paru dan meningitis atau radang selaput otak. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian karena PD3I ini sangat penting karena dengan dikendalikannya PD3I maka akan berdampak positif terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita.
  4. Dalam imunisasi dikenal istilah herd immunity atau kekebalan kelompok. Nah, apakah yang dimaksud dengan kekebalan kelompok ini? Herd immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan. Jadi, apabila kelompok yang rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi, maka penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit yang rendah. Herd immunity ini dapat dicapai hanya dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata!!! Berdasarkan konsep ini, maka : Pada daerah kantong dengan cakupan imunisasi rendah, bila muncul kasus pd3i maka penyebaran akan cepat sekali!!! Anak yang tidak diimunisasi berisiko menjadi kasus dan juga sumber penularan pd3i bagi anak-anak lainnya!!!!!
  5. Total anak diimunisasi MR Phase 1 = 35.307.148 Total anak diimunisasi MR Phase 2 = 23.453.882 Total anak diimunisasi MR = 58.761.030 Total sasaran MR Phase 1 = 34.964.386 Total sasaran MR Phase 2 = 31.963.154 Total sasaran MR = 66.927.540
  6. Seperti yang tertuang di dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan, imunisasi memiliki 3 indikator dalam mengevaluasi kinerja program. Ke 3 indikator tersebut adalah: % Kab/Kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap ….tertuang di dalam RPJMN % anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap …tertuang di dalam Renstra % anak usia 12-24 bulan mendapat imunisasiDPT-HB-Hib lanjutan …tertuang di dalam Renstra Pada tahun 2015 hanya indikator % anak usia 12-24 bulan mendapat imunisasiDPT-HB-Hib lanjutan yang dapat mencapai target, sedangkan kedua indikator lainnya tidak dapat mencapai target. Di tahun 2016 sampai 2017, semua indikator dapat mencapai target. Hal ini menunjukkan secara nasional program imunisasi sudah cukup baik pencapaiannya. Namun untuk meyakinkan apakah suatu daerah berisiko atau tidak terhadap terjadinya kasus PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi), maka kita harus mengetahui capaian imunisasi di level yang lebih rendah yaitu kab/kota, kecamatan bahkan desa.
  7. Hasil Riskesdas tersebut menunjukkan Terjadi Penurunan Cakupan bayi yang di Imunisasi Lengkap tahun 2018, Cakupan bayi dengan Imunisasi tidak lengkap dan Tidak di Imunisasi cenderung terjadi peningkatan.
  8. Beberapa tantangan yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan program imunisasi, antara lain: Masyarakat belum familier dengan pelaksanaan imunisasi lanjutan baduta  sudah mendapat campak/ MR di usia 9 bulan = lengkap Masih banyak rumor negatif tentang imunisasi (black campaign) Masyarakat dan petugas belum terbiasa dengan suntikan ganda Takut KIPI Masalah Geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau; Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, terutama dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk tingginya tingkat pergantian petugas terlatih; Sistem Pencatatan dan pelaporan yang belum berjalan optimal; Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai vaksin didaerah belum berjalan optimal, terutama dalam hal koordinasi antara pengelola program dengan pengelola vaksin sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian vaksin ke daerah.