1. Program Pengendalian
Hepatitis B & C
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
2. Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami
program pencegahan dan pengendalian Hepatitis B & C
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang Besaran Masalah Hepatitis B & C
2. Menjelaskan tentang Kebijakan Program Pengendalian
Hepatitis B & C
3. Menjelaskan tentang upaya yang telah dilaksanakan
4. Menjelaskan Informasi Dasar Hepatitis B & C
5. Menjelaskan Tatalaksana Hepatitis di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB) serta Pencegahannya
6. Menjelaskan tantangan dan rencana pengembangan
program
TUJUAN PEMBELAJARAN
3. SISTEMATIKA
Besaran Masalah
Hepatitis B & C
01
Kebijakan Program Hepatitis
02
Upaya Yang
Telah Dilakukan
03
Informasi Dasar Hepatitis B & C dan
Tata Laksana Program Hepatitis di
Era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
& Pencegahannya
04
Tantangan & Rencana
Pengembangan Program
05
5. Percentage chronicPercentage chronic HBsAgHBsAg carriers:carriers:
< 2% Low< 2% Low
22––7% Intermediate7% Intermediate
> 8% High> 8% High
Margolis et al., Semin Liver Dis 1991
Hepatitis B
Prevalensi global:
◦ 2 milyar telah terinfeksi
◦ 240 juta karier kronis, dengan risiko
sirosis, kanker hati
◦ 75% tinggal di Asia Teggara-Timur
◦ Kematian 500.000 – 700.000
pertahun
Indonesia
◦ HBsAg (+): 3-22%
◦ Termasuk daerah endemis sedang-
tinggi
Vaksinasi telah menurunkan prevalensi
Hepatitis B
Masalah:
◦ Karier kronik: risiko sirosis, hepatoma
◦ Belum ada pengobatan efektif yang
dapat digunakan luas
6. • Prevalensi Hepatitis B 7,1%
• Sekitar 18 juta penduduk terinfeksi Hepatitis B
• 9 juta berkembang menjadi kronis (50%)
• 900.000 berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati
7. Hepatitis C
Worldwide HCV infection
• 2007: 150 million people
• 2016: 115 million people
Highest: Asia Pacific and Africa
8.
9. Proporsi (%) faktor risiko kasus hepatitis C (+) di semua
unit pengumpul data berdasarkan pengakuan penderita
Direktorat Jenderal P2PL 2007-2012
10. DATA PENYAKIT HEPATITIS C TAHUN 2017-2018
5,213
2,117
2,018
1,018
958
332
188
492
334
247
56
124
146
53
79
162
93
27
30
3
18
17
112
3
6
6
12
6
3
1
2
18
1
1
5,164
2,395
2,338
1,364
1,170
688
431
367
287
249
182
123
109
96
95
95
69
31
30
20
17
17
12
7
6
6
4
3
3
2
2
1
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Jumlah Kasus 2017 Jumlah Kasus 2018
Source: Data BPJS per provinsi tahun 2017 dan 2018
Diagnosa primer dan sekunder, KODE ICD X B182
12. Global Health Sector
Strategy
1. Eliminasi Hepatitis B
PPIA prevalensi
Hepatitis B pada anak
sebesar 1% (2020) dan
sebesar 0,1% (2030)
2. Vaksinasi Hepatitis B
(3 dosis) sebesar
90% (2020 dan 2030)
3. PPIA melalui HB0<24
jam dan hal lain yang
terkait (DDHB dan
HBIg pada bayi
berisiko) sebesar
50% (2020) dan
90%(2030)
4. Eliminasi Hepatitis C
orang terinfeksi
Hepatitis C diobati
sebesar 80% (2030)
PERMENKES NO 53/2015
Tentang Penanggulangan
Hepatitis Virus secara
komprehensif melalui
pendekatan Promosi,
Pencegahan, Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan
PERMENKES NO 52/2017
tentang Eliminasi
Penularan Hepatitis B, HIV,
Sifilis dari ibu ke anak PPIA
pada tahun 2022
ELIMINASI HEPATITIS B DAN C TAHUN 2030
13. Imunisasi wajib hepatitis B (3 dosis)
diberikan kepada semua bayi
Pemberian HB0 <24 jam diberikan wajib
kepada semua bayi baru lahir
Semua ibu hamil harus melakukan ANC terpadu dan DDHB serta
bayinya dilakukan pemantauan
HBIg diberikan kepada bayi lahir dari ibu reaktif HBsAg
Ibu hamil reaktif HBsAg dirujuk
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
Pencegahan Penularan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
PROGRAM
DI
INDONESIA
14. Indikator RPJMN Hepatitis B Insidens Hepatitis B per 100.000 penduduk
Indikator Renstra Persentase Kab/Kota
melaksanakan Deteksi Dini Hepatitis B dan atau C pada
populasi berisiko
85%
90%
95%
100%
100%
1,68% 1,54% 1,39% 1,24% 1,09%
ELIMINASI
HEPATITIS B
DAN C
TARGET INDIKATOR
PROGRAM HEPATITIS B DAN C
ELIMINASI PPIA
2022
15. Pengendalian Virus Hepatitis C
Di Indonesia
Menggunakan Pegylated
Interferon
Kesembuhan 50-60%
Durasi 48 minggu
Mahal
Sebelum 2017 Sesudah 2017
Menggunakan DAA Simeprevir,
Sofosbufir, Ribavirin, Daclastavir,
Elba-Grazo
Kesembuhan >95%
Durasi 12-24 minggu
Murah
16. Upaya Percepatan
Program
Deteksi Dini Hepatitis B minimal 80%
Ibu Hamil diperiksa terintegrasi dengan
HIV dan Sifilis (Triple Eliminasi)
Deteksi Dini Hepatitis C pada
populasi berisiko (penasun,
pasien hemodialisa)
Peningkatan Layanan Hepatitis C
ke beberapa provinsi 34
provinsi
Penguatan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan (SIHEPI)
18. 1. Peningkatan Kepedulian &
Mobilisasi Sumber Dana
•Peringatan Hari Hepatitis Sedunia
•Seminar daring untuk petugas kesehatan & masyarakat
awam
•Pembuatan media KIE Hepatitis A, B dan C
19. 2. Pencegahan
• Pemberian imunisasi HB0 pada bayi usia < 24 jam, sebanyak
4.502.342 (94,5%) tahun 2019
• Pemberian HBIG pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg Reaktif < 24
jam setelah kelahiran, sebanyak 27.040 bayi pada Tahun 2019
• Pemeriksaan HBsAg pada bayi usia 9-12 bulan dari Ibu HBsAg,
sebanyak 3.958 bayi
20. 3. Deteksi Dini dan Pengobatan
Pengembangan :
̶ Pedoman Pengendalian Hepatitis
̶ Program Pencegahan PPIA HIV, Sifilis dan Hepatitis B
̶ PNPK Hepatitis B dan C (berkolaborasi dengan asosiasi profesi dan
Yankes Rujukan)
̶ Bahan Pelatihan deteksi dini Hepatitis B
̶ Workshop tatalaksana Hepatitis B dan C bagi dokter SpPD 34 provinsi
̶ SE Dirjen P2P tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian
Hepatitis B dan C dalam Era New Normal
21. 3. Deteksi Dini dan Pengobatan
Deteksi Dini :
̶ Ketersediaan logistik RDT HBsAg dan Anti HCV
̶ Deteksi Dini Hepatitis B bagi ibu hamil
̶ Deteksi Dini Hepatitis C bagi populasi berisiko
Pengobatan :
̶ Ketersediaan logistik Viralload HCV RNA, Obat DAA
̶ Pengobatan penderita Hepatitis C (populasi berisiko)
22. 4. Jejaring dan Kemitraan
Bersama dengan ikatan profesi PPHI, IDAI, Patklin, POGI
Lintas Kementerian (Ditjen PAS Kemenhukham)
LSM Lokal
Lintas Program di lingkungan Kemenkes, Dinkes Propinsi
(KIA, HIV, Promkes, Oblik)
LSM Internasional (CHAI)
WHO, CDC
73. Panduan Kegiatan Pelayanan Klinis Hepatitis B dan
Hepatitis C di Era AKB
Pelayanan memenuhi
protokol kesehatan era
AKB
Kegiatan penapisan
Hepatitis C untuk pasien
HIV sesuai dengan jadwal
pasien kontrol
laboratorium
Inisiasi pengobatan
pasien baru Hepatitis B
dan Hepatitis C dilakukan
dokter spesialis PJ sesuai
praktek kenormalan baru
di RS
1
2
3
Pasien Hep B dan Hep C yang
dalam pengobatan
melanjutkan terapi sampai
selesai
Monitoring pengobatan
Hepatitis C secara laboratorium
tetap dilakukan sesuai jadwal
monitoring
Fasyankes memperhatikan
pasien Hepatitis B dan Hepatitis
C yang memiliki sirosis, koinfeksi
dengan HIV, serta komorbid
lainnya sebaiknya dilayani
terlebih dahulu untuk
mengurangi risiko pajanan
terhadap COVID-19.
4
5
6
75. TANTANGAN PROGRAM
Terbatasnya informasi mengenai Hepatitis pada
masyarakat umum atau tenaga kesehatan
Komitmen pemangku kepentingan belum merata
dalam pencegahan dan pengendalian Hepatitis
Minimnya ketersediaan data mengenai
pencegahan dan pengendalian Hepatitis
Keterbatasan tenaga dokter spesialis yang
mampu memberikan tatalaksana Hepatitis Kronis
76. RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM
1. Penyebaran Informasi melalui Media Sosial, Penguatan
Kepedulian Masyarakat dan Advokasi Para Pemangku
Kepentingan
2. Penguatan Data Untuk Mendukung Pengembangan
Program
3. Penguatan Kapasitas Petugas Kesehatan dalam
Tatalaksana Hepatitis B dan C melalui webinar dan
platform online
4. Prioritas Pengendalian Pada Upaya Pencegahan Penularan
Hep B dari Ibu ke Anak dan Penularan Hep C secara
horizontal
5. Penilaian Eliminasi Penularan dari Ibu ke Anak HIV, Sifilis
dan Hepatitis B
6. Pengembangan Provinsi Pengobatan Hepatitis C dengan
DAA
77. CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
TERIMAKASIH
#GenerasiBebasHepatitis
#EliminasiHepatitis
#CegahHepatitis