1. HEPATITIS B
Fakta:
Diperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia pernah terpajan virus ini dan 350-400
juta orang diantaranya merupakan pengidap hepatitis B. Sekitar 600.000 orang
meninggal setiap tahun akibat hepatitis B akut maupun kronis.
Di Indonesia, angka pengidap hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai
4.0-20.3%, dengan proporsi pengidap di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di
Pulau Jaw.
Secara genotip, virus hepatitis B (HBV) di Indonesia kebanyakan merupakan virus
dengan genotip B (66%), diikuti oleh C (26%), D (7%) dan A (0.8%)
Pengertian
Hepatitis B adalah penyakit peradangan hati akibat infeksi virus Hepatitis B.
Perjalanan infeksi Hepatitis B dapat berupa “akut” atau “kronis”, dan dapat menyebabkan
komplikasi hati kronis seperti sirosis dan kanker hati yang dapat menyebabkan risiko tinggi
kematian.
·
Infeksi akut virus Hepatitis B adalah penyakit jangka pendek yang terjadi dalam 6
bulan pertama setelah seseorang terkena virus Hepatitis B. Infeksi akut dapat menjadi infeksi
kronis.
2. ·
Infeksi kronis virus Hepatitis B adalah penyakit jangka panjang yang terjadi ketika virus
Hepatitis B menetap dalam tubuh seseorang dan dapat berkembang menjadi sirosis dan
kanker hati hingga menyebabkan kematian
Mekanisme Penularan
Berapa besar kemungkinan bahwa Hepatitis B akut akan menjadi kronis?
Kemungkinannya tergantung pada saat usia berapa seseorang menjadi terinfeksi. Usia
bayi sangat tinggi kemungkinannya Hepatitis B akut berkembang menjadi kronis, yaitu
sekitar 90% dari total bayi yang terinfeksi HBV. Risiko semakin turun jika usia makin tua.
Sekitar 25% -50% dari anak-anak berusia antara 1 – 5 tahun yang terinfeksi HBV akan juga
beresiko menjadi kronis. Risiko semakin turun menjadi 6% -10% ketika seseorang terinfeksi
yang berusia lebih dari 5 tahun. Di seluruh dunia, kebanyakan orang dengan Hepatitis B
kronis terinfeksi pada saat lahir atau pada anak usia dini. Di samping itu sebesar 25% orang
akan meninggal untuk orang dewasa yang telah terinfeksi HBV kronik sejak anak – anak.
Sedangkan untuk pasien yang terinfeksi hepatitis B saat dewasa 90% pasien akan pulih
kembali dan virus akan hilang selama rentang waktu 6 bulan.
Penyebaran hepatitis B
Hepatitis B menyebar melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya terinfeksi virus
Hepatitis B memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi. Virus Hepatitis B dapat menular
melalui kegiatan seperti:
Kelahiran (menyebar dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya)
Aktivitas seks dengan pasangan yang terinfeksi
Berbagi barang seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang terinfeksi
Kontak langsung dengan darah atau luka terbuka dari orang yang terinfeksi
Paparan darah dari jarum suntik dan peralatan tajam lainnya
Orang yang menggunakan tindikan dan tatoo yang dibuat oleh peralatan yang tidak
steril.
Pasien gagal ginjal yang menjalani prosedur Hemodialisis selama bertahun – tahun.
3. Namun, Virus hepatitis B tidak ditularkan melalui kegiatan seperti berbagi peralatan
makan, menyusui, memeluk, mencium, memegang tangan, batuk, atau bersin.
Siapa yang beresiko untuk terkena Hepatitis B?
1. Pengguna narkoba / obat suntik.
2. Penerima donor darah.
3. Orang yang menggunakan tindikan dan tatoo yang dibuat oleh peralatan yang tidak
steril.
4. Pasien gagal ginjal yang menjalani prosedur Hemodialisis selama bertahun – tahun.
5. Petugas kesehatan yang terluka akibat jarum suntik.
6. Pasien yang mengidap HIV.
Berapa lama virus Hepatitis B bertahan hidup di luar tubuh?
Virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya 7 hari. Selama waktu itu,
virus tetap aktif dan dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak
terinfeksi.
Jika terkena Hepatitis B di masa lalu kemudian sembuh, apakah dapat tertular
kembali?
Tidak, setelah sembuh dari Hepatitis B, tubuh pasien akan mengembangkan antibodi yang
melindungi tubuh dari virus HBV. Antibodi adalah zat yang terdapat dalam darah yang
diproduksi oleh tubuh sebagai respon terhadap virus. Antibodi melindungi tubuh dari
penyakit dengan menempel pada virus dan menghancurkannya. Namun untuk beberapa
orang, terutama mereka yang terinfeksi pada usia dini, mereka tetap terinfeksi seumur hidup
karena virus tidak akan hilang dari tubuh mereka
Gejala & Efek
Apa saja gejala dari Hepatitis B?
Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun selama fase infeksi akut. Namun, untuk
beberapa orang dengan hepatitis B akut memiliki gejala yang mulai terlihat setelah masa
inkubasi selama 3 minggu hingga 6 bulan. Gejalanya dapat berupa menguningnya kulit dan
mata (jaundice), urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah, dan nyeri perut, yang dapat
berlangsung selama beberapa minggu hingga 6 bulan.
Apakah mungkin ada penderita Hepatitis B yang tidak tahu tentang penyakitnya?
Ya, sebagian besar orang yang terinfeksi virus Hepatitis B namun tidak tahu kalau mereka
terinfeksi karena mereka tidak merasa sakit atau menderita gejalanya.
Dapatkah seseorang menyebarkan Hepatitis B tanpa gejala?
Ya, seseorang dengan Hepatitis B meskipun tidak memiliki gejala, namun dapat
menyebarkan virus ke orang lain.
4. Apa dampak kronis dari Hepatitis B?
Penderita hepatitis B kronis mungkin tidak memiliki gejala, meskipun kerusakan hati
bertahap mungkin terjadi. Seiring waktu, beberapa orang mungkin mengalami gejala
kerusakan hati kronis, sirosis hati dan kanker hati
Rangkaian pemeriksaan
Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibodi?
Antigen adalah substansi yang terdapat pada permukaan virus yang menyebabkan
sistem kekebalan tubuh seseorang untuk mengenali dan menanggapinya. Ketika tubuh
terkena antigen, tubuh memandangnya sebagai bahan asing dan mengambil langkah untuk
menetralisir antigen dengan memproduksi antibodi. Antibodi adalah zat yang terdapat dalam
darah yang diproduksi tubuh sebagai respon terhadap virus. Antibodi melindungi tubuh dari
penyakit dengan melampirkan virus dan menghancurkannya.
Apakah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi Hepatitis B?
Ada beberapa rangkaian pemeriksaan yang digunakan intik mendiagnosa hepatitis B
diantaranya adalah:
Pemeriksaan HBsAg, tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya HBV dalam darah.
Hasil yang positif berarti: seseorang telah terinfeksi virus Hepatitis B baik akut
ataupun kronis dan dapat menularkan virus kepada orang lain. Sedangkan jika
pemeriksaan negatif berarti: seseorang tidak memiliki virus Hepatitis B dalam
darahnya. Jika HBsAg menetap selama > 6 bulan maka infeksi dinyatakan kronis.
Pemeriksaan anti-HBs, tujuannya untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh
tubuh sebagai respon terhadap antigen pada virus Hepatitis B. Jika pemeriksaan
positif berarti: seseorang telah dilindungi atau kebal dari virus Hepatitis B karena
telah divaksinasi atau ia telah sembuh dari infeksi akut (dan tidak bisa Hepatitis B
lagi).
Pemeriksaan anti-HBc, tujuannya untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh
tubuh sebagai respons terhadap bagian dari virus Hepatitis B yang disebut antigen
inti. Hasil dari pemeriksaan ini seringkali tergantung pada hasil dari dua pemeriksaan
lainnya , pemeriksaan anti-HBs dan HBsAg. Pemeriksaan positif berarti: seseorang
saat ini terinfeksi dengan virus Hepatitis B atau pernah terinfeksi sebelumnya.
5. Pemeriksaan IgM anti-HBc, tujuan pemeriksaan yaitu untuk mendeteksi infeksi akut.
Pemeriksaan positif berarti: seseorang telah terinfeksi virus Hepatitis B dalam 6 bulan
terakhir.
Pemeriksaan HBeAg, tujuannya untuk mendeteksi protein (HBeAg) yang ditemukan
dalam darah selama infeksi virus Hepatitis B aktif. Pemeriksaan positif berarti:
seseorang memiliki virus tingkat (level) tinggi dalam darahnya dan dapat dengan
mudah menyebarkan virus ke orang lain. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk
memantau efektivitas pengobatan untuk Hepatitis B kronis.
Pemeriksaan HBeAb atau anti-HBe, Tujuan untuk mendeteksi antibodi (HBeAb atau
anti-HBe) yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap Hepatitis B antigen
“e”. Pemeriksaan positif berarti: seseorang terinfeksi virus Hepatitis B kronis tetapi
berada pada risiko rendah untuk terkena masalah penyakit hati karena rendahnya
tingkat virus Hepatitis B dalam darah.
Pemeriksaan HBV-DNA, bertujuan untuk mendeteksi seberapa besar HBV DNA
dalam darah dan hasil replikasinya pada urin seseorang. Pemeriksaan positif berarti:
virus ini berkembang biak di dalam tubuh seseorang dan dapat menularkan virus
kepada orang lain. Jika seseorang memiliki Hepatitis B infeksi virus kronis, kehadiran
DNA virus berarti bahwa seseorang mengalami peningkatan risiko untuk kerusakan
hati. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memantau efektivitas terapi obat untuk
infeksi Virus Hepatitis B kronis serta dapat menjadi dasar perhitungan dimulainya
pengobatan.
Pengobatan
Bagaimanakah mekanisme pengobatan Hepatitis B?
Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis akut B. Perawatan ditujukan untuk menjaga
kenyamanan dan keseimbangan gizi yang memadai, banyak istirahat di tempat tidur, makan
makanan sehat, dan minum banyak cairan sebagai penggantian cairan yang hilang akibat
muntah dan diare.
Untuk beberapa pasien dengan hepatitis kronis, di Indonesia terdapat dua jenis strategi
pengobatan hepatitis B, yaitu terapi dengan durasi terbatas atau terapi jangka panjang.
Terapi dengan analog nukleos(t)ida dapat diberikan seumur hidup atau hanya dalam waktu
terbatas, sementara interferon hanya diberikan dalam waktu terbatas mengingat beratnya
efek samping pengobatan. Sampai saat ini belum bisa diputuskan pilihan terapi mana yang
paling unggul untuk semua pasien. Pemilihan strategi terapi yang digunakan harus
disesuaikan dengan kondisi individu tiap pasien. Tenofovir atau entecavir adalah obat yang
dinilai paling efektif untuk digunakan, namun mengingat tingginya biaya dan ketersediaan
obat, lamivudin, telbivudin, dan adefovir juga tetap dapat digunakan di Indonesia. Obat-obat
tersebut dapat menurunkan atau menghapus hepatitis B dari darah dan mengurangi risiko
sirosis dan kanker hati. Pasien dengan hepatitis kronis harus menghindari alkohol dan harus
selalu memeriksa dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat atau suplemen herbal
tambahan
Pencegahan
Bagaimanakah mekanisme pencegahan Hepatitis B?
6. Cara terbaik untuk mencegah Hepatitis B adalah dengan menggunakan vaksin. Vaksin
Hepatitis B yang aman dan efektif dan biasanya diberikan 3-4 kali selama 6 bulan. Vaksin
hepatitis B immuneglobulin (HBIG) dapat membantu mencegah infeksi hepatitis B jika
diberikan dalam waktu 24 jam setelah pajanan.
Siapakah yang harus segera mendapatkan vaksin Hepatitis B?
Semua anak-anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun yang sebelumnya tidak divaksinasi,
harus menerima vaksin segera. Orang-orang di kelompok risiko tinggi juga harus divaksinasi
dan diberikan konseling mengenai perilaku pencegahan terhadap Hepatitis B, kelompok yang
berisiko tinggi yaitu:
Orang dengan perilaku seksual yang berisiko tinggi.
Keluarga atau orang yang hidup serumah dengan orang terinfeksi.
Pengguna obat suntik.
Donor dan recipient darah.
Orang dengan pekerjaan berisiko tinggi dari infeksi virus hepatitis B, contohnya
petugas kesehatan.
Berwisata ke negara dengan tingkat tinggi hepatitis B..
Perilaku pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
Menghindari kontak seksual dengan orang yang memiliki akut atau kronis hepatitis B.
Menghindari tatoo dan tindikan.
Menghindari berbagi barang pribadi, seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan orang
yang terinfeksi.
Untuk pasien agar menutup luka yang terbuka agar darah tidak kontak dengan
orang lain.
Pasien tidak diperbolehkan mendonorkan darah, organ, ataupun sperma.
7. MIKROBIOLOGI
PENYAKIT HEPATITIS B
DI SUSUN OLEH:
NAMA
: ILA WATI
NIM
: 2013.IB.0070
TINGKAT
: I B.
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013
8. MIKROBIOLOGI
PENYAKIT HERPES
DI SUSUN OLEH:
NAMA
: ASNI
NIM
: 2013.IB.0054
TINGKAT
: I B.
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013