SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita untuk
meningkatkan kemandirian anak Paud
kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat/ Golongan/NIP
d. Asal Sekolah
e. Alamat rumah dan No. Telp
Khikmaturraudhah
Wanita
-
Paud Zuleha Bram Itam
Jl. Lintas Ka.Tungkal – Jambi, 085269101115
Lama penelitian 2 Bulan. Juni s.d. Juli 2012
Bram Itam, Juli 2012
Peneliti
Khikmaturraudhah
ABSTRAK
Khikmaturraudhah, 2012, Penggunaan Celemek Cerita untuk Meningkatkan
Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di Paud
Zuleha Bram Itam
Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak
Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak adalah
suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di Paud tidak monoton, membosankan,
dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran masih sangat
tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus di kembangkan secara
kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk
mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa
bantuan orang lain akan terhambat.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pembelajaran
bercerita dengan alat peraga celemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam. 2) Untuk
mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3)
Untuk mengetahu sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek
cerita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha
Bram Itam.
Adapun pendekatan metode penelitain ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskriptif
analitik untuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukan mengunakan
konsep-konsep numeric statistik.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I
dan siklus II. Siklus I memberikan pengajaran secara umum dan siklus II
berkenaan dengan perumusan materi pembelajaran.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajarn
bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita yang di lakukan di
Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan
kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat
dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang
terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dilihat dengan jelas dari
kemandirian anak yang mula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan
metode tepat dan cermat akhirnya merubah menjadi 100%
KATA PENGANTAR
Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan
alhamdulillah. Karena atas rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk
Meningkatkan Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di
Paud Zuleha Bram Itam).” Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti,
tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. DR. MUL AMRI, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing dalam pelaksanaan
penelitian ini
2. Kepala beserta pengajar Paud Paud Zuleha Bram Itam yang bersedia
ditempati untuk kegiatan penelitian ini.
3. Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-hentinya dalam
memberikan semangat kepada peneliti.
Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai pihak di atas
akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!
Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang penuh dengan
kekhilafan, tentu dalan penyusunan penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan
dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari
mana saja dan kapan saja akan penuliti terima dengan senang hati.
Bram Itam, Juli 2012
Peneliti,
Khikmaturraudhah
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang Masalah..........................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
D. Hipotesis .................................................................................
E. Lingkup Penelitian ..................................................................
F. Definisi Oprasional..................................................................
G. Kegunaan Penelitian ..............................................................
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJAR -
AN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK........
A. Konsepsi Metode Pengajaran ................................................
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita” ....................
C. Konsepsi Kemandirian .........................................................
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................
A. Pendekatan Penelitian ...........................................................
B. Model Penelitian .................................................................
C. Rancangan Penelitian .............................................................
D. Data dan Sumber Data Penelitian ..........................................
E. Teknik Analisis Data .............................................................
F. Alokasi Penelitian...................................................................
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................
A. Siklus I ...............................................................................
B. Siklus ....................................................................................
BAB V PEMBAHASAN .......................................................................
A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
Celemek Cerita .....................................................................
B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A ...............
C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
“Celemek Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian Anak
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan
pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain
seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di Paud harus
dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri
dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran
yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.
Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita,
permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain
peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan
pemanasan atau apersepsi
Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun
kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai
tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang
Pengembangan Berbahasa di Paud” yang dijelaskan:
Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya
pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan
suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.
Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang
dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang
didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,
dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.
Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap,
melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan,
membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan
menciptakan suasana senang di kelas.
Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan
dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi
kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan
mengembangkan intelegensi.
Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-
baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan
meniru.
Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan
irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya
ingatan.
Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih
daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan
intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara
langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan
bahasa.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode
demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan
atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.
Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah
ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam
hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik
akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan
disampaikan oleh pengajar atau guru.
Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak
sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah
suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak
selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat
berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena
itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah
sebuah pilihan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat
peraga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam?
2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram
Itam.Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan
alat peraga clemek cerita anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam
dalam meningkatkan kemandirian anak?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita
di Paud Zuleha Bram Itam.
2. Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha
Bram Itam.
3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga
clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di
Paud Zuleha Bram Itam.
D. Hipotesis
Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai beriku:
Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek
cerita dapat meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha
Bram Itam.
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan
hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan
menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak
Paud kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam.
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan
pendefinisian hal-hal sebagai erikut:
1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di Paud Kelompok A Paud
Zuleha Bram Itam adalah pengembangan atau variasi dari metode
bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman
Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda
tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang
terbuat dari kain flannel.
2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa
dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa
bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).
G. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau
memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan
penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan
kemampuan berbahasa di Paud.
2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam
rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK
CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK
A. Konsepsi Metode Pengajaran
“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121).
Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar.” (Tim.
1996: 13).
Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang
bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau
mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.
Metode pengajaran di Paud amatlah banyak. Sebagaimana yang telah
dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode
yang dimaksudkan adalah:
1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada
anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah
dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan
melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok
ataupun individual.
2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk
menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan
pembahasan melalui berbagai kegiatan.
3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang
sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan
anak.
4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau
benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal
(imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
5. Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu
objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.
6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau
memberikan penerangan secara lisan.
7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu
cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.
8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya
jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita”
“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan
alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang
tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat
dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa
sebenarnya yang dimaksud oleh guru.
Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:
1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya).
2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku
dan guntingan - guntingan yang ditempelkan pada papan flannel.
(Saleh,1988: 9).
Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek
cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran
dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memakai celemek yang
terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita
yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.
C. Konsepsi Kemandirian
Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa
bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).
Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan
Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :
1. Mampu memberikan keputusan sendiri.
2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.
4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).
Banyak sekali anak usia Paud kelompok A utamanya yang segala
sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu
masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu,
atau ayah. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu
mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada
saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai
baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih
sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau
melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang
belum mandiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat
penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih
mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di
dalamnya bukan menggunakan numeric statistik.
“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta
(partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai
instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
:Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.”
(Moleong, 19993:5).
Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan
bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti
disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk
menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul,
penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).
B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan
melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan,
analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan
dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik
perhatian siswa pada saat pembelajaran.
C. Rancangan Penelitian
Siklus I Perencanaan
Identifikasi
masalah dan
penetapan
alternatif masalah
- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar
- Menyiapkan instrumen observas1
Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan
alat peraga celemek cerita yang bergambar anak
pandai memakau sepatu dan anak pandai
memapakai baju. Secara bergantian sesuai
dengan kebutuhan.
- Mengelompokkan anak dari anak 30 menjadi
dua kelompk.
- Mempraktikkan memakai baju
- Mempraktikkan memakai sepatu
Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan
format data observasi tindakan kelas dengan
kreteria penilaian
- 1. belum mampu
- 2. mampu dengan bantuan
- 3. mampu tanpa bantuan
- 4. mampu melebihi program guru
Refeksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsentrasi
anak tidak bisa makksimal
- Pelaksanaan kegiatan kelompok praktik
memakai sepatu dan baju, belum berhasil secara
maksimal.
Siklus
II
Perencanaa - menentukan tema
- membuat satuan kegiatan harian
- mempersiapkan alat peraga clemek cerita,
bergambar anak pandai memakai sepatu dan
anak pantai memakai baju.
- menyiapkan intrumen observasi
Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan menggunakan
alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar
sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu
sejumlah objek penelitian 30 anak.
- Mengeklompokkan anak menjadi tiga
kelompok dengan tiap kelompok sepuluh anak.
- Mempraktikkan memakai baju, dan
mempraktikkan memakai sepatu.
Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan
format data observasi tindakan kelas dengan
krteria penelaian
-1. sama sekali belum mampu
-2. mampu dengan bantuan
-3. mampu tanpa bantuan
-4. mampu melebihi program guru
Refleksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak (satu kelas)
- Melaksanakan kegiatan kelompok praktik
memakai spatu dan memakai baju.
Perencanaan - Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga clemek cerita yang
bergambar sepatu dan baju.
- Anak dipersipkan masuk kamar mandi
Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan
menggunakan alat peraga clemek cerita yang
bergambar sesuai dengan harapan.
- Mengelompokkan anak menjadi tiga kelompok
d
- Anak berdiskusi
- Anak mempraktikkan memakai sepatu dan
mempraktikkan memakai baju.
Pengamata - Mengumpulkan data observasi
Refleksi - Objek penelitian 30 anak satu kelas
- Pengumpulan data observasi
- Rekapitulasi nilai
- Menentukan keberhasilan penelitian
- Praktik memakai sepatu sendiri dan memekai
baju sendiri.
D. Data dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan,
rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitian ini
adalah guru dan Paud Zuleha Bram Itam.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi.
Deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada
sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai
dengan apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang
terdapat dalam Paud Zuleha Bram Itam baik dari segi persiapan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn
evaluasi pembelajarnnya.
F. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Paud Zuleha Bram
Itam. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi tersebut
sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota. Selain itu
sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan difavoritkan oleh
masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya
sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan
siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap
bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena
kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya
dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa
mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri.
Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah
tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai
baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh
karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup,
dan tidak menjenuhkan.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar kelompok A
di Paud Zuleha Bram Itam ternyata pada umumnya masih banyak yang terfokus
pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada buku-buku
pedoman ke-PAUD-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk
mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya dengan
metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat peraga,
sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih mandiri
bisa tercapai sesuai dengan harapan.
Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat
bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera
dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita
dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II
yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas
beberapa bagian lagi.
A. Siklus I
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai
objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek
penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu
pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi
pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan
disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian
pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,
setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian
alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni
“celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen
observasi.
2. Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat
kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga
celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak
pandai memakai baju.
Pertemuan I
Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju
Pertemuan II
Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-masing
kelompok ada 15 anak.
Pertemuan III
Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing-
masing kelompok dua anak.
Pertemuan IV
Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu
dan baju yang benar.
3. Pengamatan
Pertemuan I
Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi
tindakan kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut:
1 = belum mampu
2 = mampu dengan bantuan
3 = mampu tanpa bantuan
4 = mampu melebihi program guru
Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan
memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar
anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu
oleh dua guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum
mampu.
Pertemuan II
Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita
yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak
pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan
memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang
dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15
anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.
Pertemuan III
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak
mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh
dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga kelompok.
Masing masing kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu,
tetapi masih dengan bantuan guru.
Pertemuan IV
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai
memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak
disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan
dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi
enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak
mampu melakukan tanpa bantuan.
4. Refleksi
Peertemuan I
Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan pembelajaran
konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan
praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.
Pertemuan II
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu
dapat dikatakan anak masih belum mampu meskipun sudah
dikelompokkan dua kelompok dari tiga puluh anak.
Pertemuan III
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu
sudah mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun
pembagian kelompoknya adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak.
Pertemuan IV
Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai
baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan
pembagian kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang
masing-masing kelompok terdiri atas lima anak.
B. Siklus II
Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh
berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu
tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-
tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling
signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan
kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni
yang penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan
tidak mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II kualitas kemandirian
dan keterampilan adalah sebagai titik tekan yang utama.
BAB V
PEMBAHASAN
Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek
cerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di
Paud Zuleha Bram Itam, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode
pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran
kemandirian anak Paud kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita
dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.
A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
“Celemek Cerita”
Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar
anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju.
Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar
yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang
selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini
guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera
terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas
sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa
banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi
guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang
dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan
agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat
diketahui dari 30 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa
memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka
selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan
baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil
dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu
dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah
itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai
sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu
dan memakai baju 12 anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa
memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini
diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 30
anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30
anak.
Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke
dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai
celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal
agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.
Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini
bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan
gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan
gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang
dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini
Ibu masak ya?” “Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.
B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A
Berdasarkan pengamatan anak kelompok A Paud Zuleha Bram Itam pada
saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan
memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak memakai
sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada pertemuan
pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai
sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada
pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang
sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak
yang bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.
C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga
“Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak
Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam
meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian
B pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru
karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju
hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan
dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 30
murid yang bisa memakai sepatu 30 murid, begitu juga yang bisa memakai baju
30 murid.
Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat
peraga celemek cerita dari 30 murid Paud Zuleha Bram Itam yang diteliti dapat
dilihat pada tabel berikut:
No.
Pertemuan
Hasil yang Dicapai
Siswa yang
bisa memakai
sepatu
Presentsi
Keberhasilan
Siswa yang
bisa memakai
baju
Presentasi
Kebehasilan
1 Pertemuan I 2 6 % 1 3 %
2 Pertemuan II 12 36 % 10 30 %
3 Pertemuan III 25 75 % 24 72 %
4 Pertemuan IV 30 100 % 30 100 %
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita yang
dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan
kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.
2. Kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam masih perlu
ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka untuk melakukan sesuatu
sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal itu
dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus dibantu oleh
guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu oleh guru.
3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat
meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data
perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat
perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari
kemandirian anak yang semula hanya mencapai 6% untuk anak yang
memakai sepatu dan 3% untuk anak yang memakai baju. Dengan
penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu
maupun baju berubah menjadi 100%.
B. SARAN
1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-
pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan
kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan
penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran
selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang
digunakan oleh guru monoton.
2. Semoga Paud Zuleha Bram Itam minimal bisa mempertahankan metode-
metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan
pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar
untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT
Remaja.
Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan
Percaya Diri. Jakarta: Nikita.
Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi
– Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita
Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan
Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.
Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama Anak
Jenis Kegiatan
KeteranganDapat
Memakai
Sepatu
Dapat
Memakai
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Al akbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Bram Itam, 04 Juni 2012
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama Anak
Jenis Kegiatan
KeteranganDapat
Memakai
Sepatu
Dapat
Memakai
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Al akbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Bram Itam, 18 Juni 2012
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama Anak
Jenis Kegiatan
KeteranganDapat
Memakai
Sepatu
Dapat
Memakai
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Al akbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Bram Itam, 02 Juli 2012 2006
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Khikmaturraudhah
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama Anak
Jenis Kegiatan
KeteranganDapat
Memakai
Sepatu
Dapat
Memakai
Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Al akbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Bram Itam, 16 Juni 2012
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Khikmaturraudhah
Ptk paud

More Related Content

What's hot

LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxLK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxAriyaniUdink
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013Drs Sukarma
 
Model Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-laba
Model Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-labaModel Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-laba
Model Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-labahusnun niam
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan PembahasanBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan PembahasanAniyah Damayanti
 
2. Modul Projek P5_SMK_.pptx
2. Modul Projek P5_SMK_.pptx2. Modul Projek P5_SMK_.pptx
2. Modul Projek P5_SMK_.pptxMarwanFaturahman2
 
Tugas tutorial ke i ptk
Tugas tutorial ke i ptkTugas tutorial ke i ptk
Tugas tutorial ke i ptkeunhyuklee4
 
21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa
21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa
21 cara untuk mengetahui pemahaman siswaDayatDays1
 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...SEDIA PTK
 
MINGGU EFEKTIF KLS X.docx
MINGGU EFEKTIF KLS X.docxMINGGU EFEKTIF KLS X.docx
MINGGU EFEKTIF KLS X.docxDarmiatimimi1
 
PPT MPLS-1.pptx
PPT MPLS-1.pptxPPT MPLS-1.pptx
PPT MPLS-1.pptxMaeKudo1
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3ANastiti Rahajeng
 
jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor Smile Honay
 
Program Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptxProgram Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptxEuisNursaadah1
 

What's hot (20)

LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxLK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
 
Tugas 1 penelitian tindakan kelas
Tugas 1 penelitian tindakan kelasTugas 1 penelitian tindakan kelas
Tugas 1 penelitian tindakan kelas
 
Model Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-laba
Model Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-labaModel Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-laba
Model Pembelajaran sisten Jaring-Jaring laba-laba
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Ciri Benda Padat dan Benda Cair - Pemantaan Ke...
 
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan PembahasanBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
 
RTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKMRTL BIMTEK IKM
RTL BIMTEK IKM
 
2. Modul Projek P5_SMK_.pptx
2. Modul Projek P5_SMK_.pptx2. Modul Projek P5_SMK_.pptx
2. Modul Projek P5_SMK_.pptx
 
Rpp pkp 1
Rpp pkp 1Rpp pkp 1
Rpp pkp 1
 
Tugas tutorial ke i ptk
Tugas tutorial ke i ptkTugas tutorial ke i ptk
Tugas tutorial ke i ptk
 
Apkg 1 & 2 PKP PAUD
Apkg 1 & 2 PKP PAUDApkg 1 & 2 PKP PAUD
Apkg 1 & 2 PKP PAUD
 
21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa
21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa
21 cara untuk mengetahui pemahaman siswa
 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
 
MINGGU EFEKTIF KLS X.docx
MINGGU EFEKTIF KLS X.docxMINGGU EFEKTIF KLS X.docx
MINGGU EFEKTIF KLS X.docx
 
PPT MPLS-1.pptx
PPT MPLS-1.pptxPPT MPLS-1.pptx
PPT MPLS-1.pptx
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran ipa kelas 5
Rencana pelaksanaan pembelajaran ipa kelas 5Rencana pelaksanaan pembelajaran ipa kelas 5
Rencana pelaksanaan pembelajaran ipa kelas 5
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
 
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
 
jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor
 
Program Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptxProgram Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptx
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Ptk pembelajaran tutor sebaya
Ptk pembelajaran tutor sebayaPtk pembelajaran tutor sebaya
Ptk pembelajaran tutor sebaya
 
Upaya meningkatkan kemampuan mengenal konsep waktu
Upaya meningkatkan kemampuan mengenal konsep waktuUpaya meningkatkan kemampuan mengenal konsep waktu
Upaya meningkatkan kemampuan mengenal konsep waktu
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Metode Bercerita Anak Usia DIni
Metode Bercerita Anak Usia DIniMetode Bercerita Anak Usia DIni
Metode Bercerita Anak Usia DIni
 
PTK RA TK
PTK RA TKPTK RA TK
PTK RA TK
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
 

Similar to Ptk paud

Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa
 Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa
Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsaNur Nissa
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-iFajar Deilova
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Indri Riana
 
Paradigma pembelajaran pai
Paradigma pembelajaran paiParadigma pembelajaran pai
Paradigma pembelajaran paiRusli Harby
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriW.R. Putra
 
95 Strategi Mengajar .pdf
95 Strategi Mengajar .pdf95 Strategi Mengajar .pdf
95 Strategi Mengajar .pdfFebriAna628644
 
Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01
Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01
Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01Zainol Muda
 
Laporan reflektif (2)
Laporan reflektif (2)Laporan reflektif (2)
Laporan reflektif (2)Yong Yong Ong
 
Materi instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptx
Materi instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptxMateri instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptx
Materi instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptxPahrurrasyiPahrurras
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1JsHomeIndustry
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisBoyolali
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermayultaerma
 

Similar to Ptk paud (20)

Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa
 Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa
Peran pendidikan paud dalam membangun karakter anak bangsa
 
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
01 gdl-nimadearth-40-1-nimade-i
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Paradigma pembelajaran pai
Paradigma pembelajaran paiParadigma pembelajaran pai
Paradigma pembelajaran pai
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
 
95 Strategi Mengajar .pdf
95 Strategi Mengajar .pdf95 Strategi Mengajar .pdf
95 Strategi Mengajar .pdf
 
Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01
Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01
Laporanreflektif2 130924111722-phpapp01
 
Laporan reflektif (2)
Laporan reflektif (2)Laporan reflektif (2)
Laporan reflektif (2)
 
Materi instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptx
Materi instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptxMateri instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptx
Materi instruktur Elaborasi Pemahaman_Modul 1.3 CGP A6.pptx
 
Bercerita
BerceritaBercerita
Bercerita
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
 

Ptk paud

  • 1. HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam Identitas Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. Pangkat/ Golongan/NIP d. Asal Sekolah e. Alamat rumah dan No. Telp Khikmaturraudhah Wanita - Paud Zuleha Bram Itam Jl. Lintas Ka.Tungkal – Jambi, 085269101115 Lama penelitian 2 Bulan. Juni s.d. Juli 2012 Bram Itam, Juli 2012 Peneliti Khikmaturraudhah
  • 2. ABSTRAK Khikmaturraudhah, 2012, Penggunaan Celemek Cerita untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di Paud Zuleha Bram Itam Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di Paud tidak monoton, membosankan, dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran masih sangat tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus di kembangkan secara kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akan terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam. 2) Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3) Untuk mengetahu sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. Adapun pendekatan metode penelitain ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskriptif analitik untuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukan mengunakan konsep-konsep numeric statistik. Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I memberikan pengajaran secara umum dan siklus II berkenaan dengan perumusan materi pembelajaran.
  • 3. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajarn bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita yang di lakukan di Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dilihat dengan jelas dari kemandirian anak yang mula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya merubah menjadi 100%
  • 4. KATA PENGANTAR Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan alhamdulillah. Karena atas rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di Paud Zuleha Bram Itam).” Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti, tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. DR. MUL AMRI, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing dalam pelaksanaan penelitian ini 2. Kepala beserta pengajar Paud Paud Zuleha Bram Itam yang bersedia ditempati untuk kegiatan penelitian ini. 3. Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-hentinya dalam memberikan semangat kepada peneliti. Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai pihak di atas akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin! Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang penuh dengan kekhilafan, tentu dalan penyusunan penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari mana saja dan kapan saja akan penuliti terima dengan senang hati. Bram Itam, Juli 2012 Peneliti, Khikmaturraudhah
  • 5. DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR.................................................................................. BAB I PENDAHULUAN....................................................................... A. Latar Belakang Masalah.......................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan Penelitian .................................................................... D. Hipotesis ................................................................................. E. Lingkup Penelitian .................................................................. F. Definisi Oprasional.................................................................. G. Kegunaan Penelitian .............................................................. BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJAR - AN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK........ A. Konsepsi Metode Pengajaran ................................................ B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita” .................... C. Konsepsi Kemandirian ......................................................... BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... A. Pendekatan Penelitian ........................................................... B. Model Penelitian ................................................................. C. Rancangan Penelitian ............................................................. D. Data dan Sumber Data Penelitian .......................................... E. Teknik Analisis Data ............................................................. F. Alokasi Penelitian...................................................................
  • 6. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................ A. Siklus I ............................................................................... B. Siklus .................................................................................... BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga Celemek Cerita ..................................................................... B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A ............... C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian Anak BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................... A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran ..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN – LAMPIRAN
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di Paud harus dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal. Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Paud” yang dijelaskan: Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana menyenangkan, dan akrab di kelas. Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain. Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang di kelas. Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi
  • 8. kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan intelegensi. Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik- baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru. Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan. Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang. Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa. Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus. Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan disampaikan oleh pengajar atau guru. Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena
  • 9. itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah pilihan yang tepat. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam? 2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam meningkatkan kemandirian anak? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam. 2. Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. D. Hipotesis Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku: Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam.
  • 10. E. Lingkup Penelitian Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak Paud kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam. F. Definisi Oprasional Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai erikut: 1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di Paud Kelompok A Paud Zuleha Bram Itam adalah pengembangan atau variasi dari metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang terbuat dari kain flannel. 2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah). G. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Paud. 2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.
  • 11. BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK A. Konsepsi Metode Pengajaran “Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121). Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar.” (Tim. 1996: 13). Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan. Metode pengajaran di Paud amatlah banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah: 1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual. 2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan. 3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak. 4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
  • 12. 5. Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa. 6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan. 7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya. 8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru. B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita” “Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud oleh guru. Alat peraga yang dipergunakan, yaitu: 1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya). 2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan - guntingan yang ditempelkan pada papan flannel. (Saleh,1988: 9). Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memakai celemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.
  • 13. C. Konsepsi Kemandirian Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555). Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila : 1. Mampu memberikan keputusan sendiri. 2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan. 3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri. 4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri. 5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3). Banyak sekali anak usia Paud kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, atau ayah. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum mandiri.
  • 14. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di dalamnya bukan menggunakan numeric statistik. “Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta (partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai instrumen.”(Bogdan, 1982:13) :Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5). Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17). B. Model Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran.
  • 15. C. Rancangan Penelitian Siklus I Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah - Menentukan tema - Membuat satuan kegiatan harian - Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar - Menyiapkan instrumen observas1 Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan alat peraga celemek cerita yang bergambar anak pandai memakau sepatu dan anak pandai memapakai baju. Secara bergantian sesuai dengan kebutuhan. - Mengelompokkan anak dari anak 30 menjadi dua kelompk. - Mempraktikkan memakai baju - Mempraktikkan memakai sepatu Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan format data observasi tindakan kelas dengan kreteria penilaian - 1. belum mampu - 2. mampu dengan bantuan - 3. mampu tanpa bantuan - 4. mampu melebihi program guru Refeksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa makksimal - Pelaksanaan kegiatan kelompok praktik memakai sepatu dan baju, belum berhasil secara maksimal. Siklus II Perencanaa - menentukan tema - membuat satuan kegiatan harian - mempersiapkan alat peraga clemek cerita, bergambar anak pandai memakai sepatu dan anak pantai memakai baju. - menyiapkan intrumen observasi Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu sejumlah objek penelitian 30 anak. - Mengeklompokkan anak menjadi tiga kelompok dengan tiap kelompok sepuluh anak. - Mempraktikkan memakai baju, dan mempraktikkan memakai sepatu. Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan format data observasi tindakan kelas dengan krteria penelaian
  • 16. -1. sama sekali belum mampu -2. mampu dengan bantuan -3. mampu tanpa bantuan -4. mampu melebihi program guru Refleksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak (satu kelas) - Melaksanakan kegiatan kelompok praktik memakai spatu dan memakai baju. Perencanaan - Menentukan tema - Membuat satuan kegiatan harian - Mempersiapkan alat peraga clemek cerita yang bergambar sepatu dan baju. - Anak dipersipkan masuk kamar mandi Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga clemek cerita yang bergambar sesuai dengan harapan. - Mengelompokkan anak menjadi tiga kelompok d - Anak berdiskusi - Anak mempraktikkan memakai sepatu dan mempraktikkan memakai baju. Pengamata - Mengumpulkan data observasi Refleksi - Objek penelitian 30 anak satu kelas - Pengumpulan data observasi - Rekapitulasi nilai - Menentukan keberhasilan penelitian - Praktik memakai sepatu sendiri dan memekai baju sendiri. D. Data dan Sumber Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan, rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan Paud Zuleha Bram Itam. E. Teknik Analisis Data Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi. Deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam
  • 17. penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang terdapat dalam Paud Zuleha Bram Itam baik dari segi persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn evaluasi pembelajarnnya. F. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Paud Zuleha Bram Itam. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi tersebut sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota. Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan difavoritkan oleh masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan tidak menjenuhkan.
  • 18. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam ternyata pada umumnya masih banyak yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada buku-buku pedoman ke-PAUD-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya dengan metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan. Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita. Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas beberapa bagian lagi. A. Siklus I 1. Perencanaan Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian, setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni
  • 19. “celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen observasi. 2. Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak pandai memakai baju. Pertemuan I Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju Pertemuan II Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok ada 15 anak. Pertemuan III Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing- masing kelompok dua anak. Pertemuan IV Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu dan baju yang benar. 3. Pengamatan Pertemuan I Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi tindakan kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut: 1 = belum mampu 2 = mampu dengan bantuan 3 = mampu tanpa bantuan 4 = mampu melebihi program guru Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu
  • 20. oleh dua guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum mampu. Pertemuan II Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan. Pertemuan III Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga kelompok. Masing masing kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan guru. Pertemuan IV Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak mampu melakukan tanpa bantuan. 4. Refleksi Peertemuan I Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.
  • 21. Pertemuan II Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu dapat dikatakan anak masih belum mampu meskipun sudah dikelompokkan dua kelompok dari tiga puluh anak. Pertemuan III Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu sudah mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun pembagian kelompoknya adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak. Pertemuan IV Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan pembagian kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas lima anak. B. Siklus II Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap- tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II kualitas kemandirian dan keterampilan adalah sebagai titik tekan yang utama.
  • 22. BAB V PEMBAHASAN Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek cerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran kemandirian anak Paud kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak. A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita” Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju. Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai
  • 23. sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12 anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 30 anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30 anak. Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan. Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini Ibu masak ya?” “Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain. B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A Berdasarkan pengamatan anak kelompok A Paud Zuleha Bram Itam pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada pertemuan pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.
  • 24. C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 30 murid yang bisa memakai sepatu 30 murid, begitu juga yang bisa memakai baju 30 murid. Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita dari 30 murid Paud Zuleha Bram Itam yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut: No. Pertemuan Hasil yang Dicapai Siswa yang bisa memakai sepatu Presentsi Keberhasilan Siswa yang bisa memakai baju Presentasi Kebehasilan 1 Pertemuan I 2 6 % 1 3 % 2 Pertemuan II 12 36 % 10 30 % 3 Pertemuan III 25 75 % 24 72 % 4 Pertemuan IV 30 100 % 30 100 %
  • 25. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita yang dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat. 2. Kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam masih perlu ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus dibantu oleh guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu oleh guru. 3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari kemandirian anak yang semula hanya mencapai 6% untuk anak yang memakai sepatu dan 3% untuk anak yang memakai baju. Dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu maupun baju berubah menjadi 100%.
  • 26. B. SARAN 1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai- pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru monoton. 2. Semoga Paud Zuleha Bram Itam minimal bisa mempertahankan metode- metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT Remaja. Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan Percaya Diri. Jakarta: Nikita. Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo. Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan. Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • 28. LAMPIRAN – LAMPIRAN : DATA OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Nama Anak Jenis Kegiatan KeteranganDapat Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Al akbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak 6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin 14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita 26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia Kreteria Nilai: Bram Itam, 04 Juni 2012 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan 3 : mampu tanpa bantuan 4 : mampu melebihi program guru Khikmaturraudhah
  • 29. DATA OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Nama Anak Jenis Kegiatan KeteranganDapat Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Al akbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak 6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin 14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita 26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia Kreteria Nilai: Bram Itam, 18 Juni 2012 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan 3 : mampu tanpa bantuan 4 : mampu melebihi program guru Khikmaturraudhah
  • 30. DATA OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Nama Anak Jenis Kegiatan KeteranganDapat Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Al akbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak 6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin 14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita 26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia Kreteria Nilai: Bram Itam, 02 Juli 2012 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan 3 : mampu tanpa bantuan 4 : mampu melebihi program guru Khikmaturraudhah
  • 31. DATA OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Nama Anak Jenis Kegiatan KeteranganDapat Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Al akbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak 6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin 14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita 26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia Kreteria Nilai: Bram Itam, 16 Juni 2012 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan 3 : mampu tanpa bantuan 4 : mampu melebihi program guru Khikmaturraudhah