SlideShare a Scribd company logo
PROPOSAL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA MELALUI
BERMAIN PERAN GURU DAN MURID DI KELOMPOK A
R.A. NURUL FALAH KEFAMENANU
OLEH
YULIANA GIRI
NIM. 1500181795
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BERBASIS SKGJ PPKHB KABUPATEN TTU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkernbangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahunyang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasrnani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelurn
pendidikan jenjang dasar, dapat diselengganikan rnelalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan atau informal.
Anak memiliki karakteristik belajar yang berbeda dari belajar orang
dewasa. Karakteristik anak usia taman kanak-kanak yang rnenonjol dalam
kaitannya dengan aktivitas belajar. Karakteristik yang dimaksud adalah unik,
egosentris, aktif, dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
eksploratif,dan berjiwa petualang, mengekspresikan perilaku secara relative
spontan, kaya dengan fantasi, mudah frustasi, kurang pertirnbangan dalam
rnelakukan sesuatu, merniliki daya perhatian yang masi pendek, bergairah
untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta semakin menunjukan
rninat terhadap ternan.
Anak bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman. Anak
senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan
tingkah laku pada dirinya. Ia senang mencari tahu tentang berbagai hal,
mempraktekan berbagai kemampuan dan ketrampilan, serta mengembangkan
konsep dan ketrampilan baru.
Pada umumnya anak usia taman kanak-kanak di indonesia adalah anak
yang berusia 4-6-tahun. Anak usia ini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan anak usia sebelumnya atau usia sesudahnya. Atas dasar itu praktek
pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan untuk anak usia taman
kanak-kanak harus mengacu pada karakteristik perkembangan dan belajar
anak yang berusia antara 4-6 tahun.
Rasa percaya diri anak R. A. Nurul Falah Kefamenanu masih sangat
terbatas. Dari 15 orang anak kelompok B2, hanya ada 20rang anak yang
tergolong berkembang sesuai harapan (BSH). Sedangkan 7 orang memiliki
rasa percaya diri yang barn mulai berkembang (MB). Dan 6 orang sisanya
mempunyai rasa percaya diri yang termasuk kategori belum berkembang
(BB).
Kenyataan tersebut disebabkan oleh guru R. A. Nurul Falah Kefamenanu
yang tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain peran, sering
menyepelehkan manfaat bermain peran dalam meningkatkan rasa percaya diri
anak. Guru menggunakan alat permainan yang monoton, tidak menyediakan
variasi permainan. Salah satunya adalah minimnya alat permainan edukatif
yang tersedia di R. A. Nurul Falah Kefamenanu.
Untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dan memperbaiki strategi
pembelajaran maka perlu diberikan bermain peran pada saat pembelajaran
berlangsung. Oleh kama itu peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu
penelitian tindakan kelas dengan judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan
Ketrampilan Berbicara Anak melalui Metode Bermain Peran di Kelompok A
R. A. Nurul Falah Kefamenanu.
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah "bagaimana meningkatkan kemampuan ketrampilan berbicara anak
melalui metode bermain peran di kelompok A R. A. Nurul Falah
Kefamenanu?"
1.2.2 Pemecahan Masalah
Kurangnya kosa kata dan kemampuan anak untuk berani berbicara
disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran guru yang selalu monoton dan
jarang menggunakan metode bermain. Untuk menambah perbendaharaan
kosa kata dan meningkatkan kemampuan ketrampilan kemampuan anak
berbicara di R. A. Nurul Falah, melalui empat tahapan kegiatan sebagai
berikut: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam melaksanakan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ketrampilan bicara anak-
anak melalui metode bermain peran.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan
kemampuan keterampilan berbicara.
1.4.2 Praktis
a) Bagi guru, hasil penelitian uu diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan mengajar guru di kelas.
b) Bagi anak PAUD, diharapkan dapat mengasah kemampuan
mengingat, kemampuan berimajinasi, keterampilan kognitif serta
pola berfikir yang kreatif.
c) Bagi sekolah, diharapkan dapat mendukung program pembelajaran
yaitu untuk meningkatkan kemampuan anak khususnya dalam
keterampilan bebicara anak melalui metode bermain peran.
d) Bagi peneliti, dapat dijadikan salah satu pedoman dalam
pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kemampuan dan Keterampilan Berbicara Anak
2.1.1 Kemampuan berbicaraAnak
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan untuk mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata untuk mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan, (Tarigan, 2008).
Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas bahwa berbicara
berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk
menyampaikan apa yang akan disampaikan baik perasaan ide/gagasan.
2.1.2 Ketrampilan Berbicara
Perkembangan bahasa merupakan aspek perkembangan yang sangat
penting untuk dikuasai oleh semua orang. Bahasa terdiri dari bahasa lisan
dan bahasa tertulis. Bahasa lisan merupakan unsur yang sangat penting
dalam interaksi atau sosialisasi (Nureini Ida, 2012). Menurut Djiwandono
(2008), berbicara adalah mengungkapkan pikiran secara lisan. Sejalan
dengan pendapat Djiwandono, Tarigan dalam Suhartono (2005)
mengatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekspresikan serta menyampaikan
pikiran dan perasaan.
Macwhinnei (1999) dalam Allen (2010) mengatakan perkembangan
berbahasa yang normal bersifat teratur, bertahap, dan bergantung pada
kematangan dan kesempatan belajar. Bahasa seringkali didefinisikan
sebagai sebuah sistim simbol, secara lisan tertulis dan dengan
menggunakan gerak tubuh (seperti melambaikan tangan untuk memanggil
dan gemetaran karena ketakutan), yang memungkinkan kita untuk
berkomunikasi satu sarna lain. Tahap perkembangan bahasa di tabun
pertama kehidupan disebut rase pralinguistik atau bahasa pada tahun
kedua, dimana berbicara menjadi cara untuk berkomunikasi. Diatas usia
tiga atau empat tabun, anak belajar untuk menyusun kata-kata, membentuk
kalimat sederhana, kemudian diikuti kalimat gabungan yang masuk akal
karena anak telah belajar kontruksi tata bahasa yang tepat. Antara empat
sampai enam tabun sebagian besar anak telah terampil menyampaikan
pemikiran dan gagasan mereka secara lisan. Snow, 2001 (Allen, 2010)
mengatakan sebagian besar anak dapat memahami berbagai konsep dan
hubungan, jauh sebelurn mereka bisa menemukan kata-kata untuk
mendeskripsikan dan itu yang disebut sebagai bahasa reseptif.
Perkembangan berbicara dan berbahasa berkaitan erat dengan
perkembangan umum kognitif, sosial, perseptual, dan otot sel otak anak.
2.1.3 Aspek-Aspek Ketrampilan Berbicara
Kemampuan dan ketrampilan berbicara merupakan pengungkapan
diri secara lisan. Unsur kebiasaan yang dapat menunjang keterampilan
berbicara diungkapkan oleh Djiwandono (1996) dalam Halida (2011) yaitu
unsur kebahasaan dan unsur non-kebahasaan. Unsur-unsur kebahasaan
meliputi:
1) Pengucapan lafal yang jelas
2) Penerapan intonasi yang wajar
3) Pilihan kata
4) Penerapan strukturlsusunan kalimat yangjelas
Sedangkan unsur non kebahasaan meliputi:
1) Kemampuan dalam mengemukakan pendapat seperti anak mampu
menceritakan pengalaman yang dialaminya.
2) Kelancaran dalam berbicara sangat ditunjang oleh penguasaan materi
atau bahan yang baik. Penguasaan kosa kata akan membantu dalam
penguasaan materi pembicaraan.
3) Ekspresi/gerak-gerik tubuh. Ekspresi tubuh sangat diperlukan dalam
menunjang keefektifan berbicara. Arti pembicaraan dapat dipahami
mela1ui ekspresi tubuh yang ditunjukan pembicara. Unsur isi dalam
pembicaran merupakan bagian yang lebih penting. Berdasarkan
berbagai pendapat mengenai aspek-aspek ketrampilan berbicara, dapat
disimpulkan bahwa ketrampilan berbicara terdiri dari aspek
kebahasaan, aspek non-kebahasaan, serta aspek isi yang dapat dilihat
ketika anak berbicara.
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Berbicara
Ketrampilan berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
faktor dari dalam diri maupun dari luar. Menurut Hurlock (1978)
ketrampilan berbicara dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
5) Persiapan Fisik untuk Berbicara
Kemampun dan ketrampilan dalam berbicara tergantung pada
kematangan mekanisme bicara. Sebelum semua organ bicara mencapai
bentuk yang lebih matang, saraf dan otot mekanisme suaranya tidak
dapat menghasilkan bunyi yang diperlukan bagi kata-kata.
6) Kesiapan Mental untuk Berbicara
Kesiapan mental berbicara tergantung pada kemampuan otak kususnya
bagian-bagian asosiasi otak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang
diantara umur 12 dan 18 bulan dan dalam perkembangan bicara
dipandang sebagai "saat dapat diajar".
7) Model yang Baik untuk Ditiru
Model yang baik untuk ditiru diperlukan agar anak tahu mengucapkan
kata dengan benar. Model tersebut mungkin orang di lingkungan
sekitar mereka, jika mereka kekurangan model yang baik, maka
mereka akan sulit belajar berbicara dan hasil yang dicapai berada
dibawah keberania mereka.
8) Kesempatan untuk Berpraktek
Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berpraktek maka mereka
akan putus asa dan motifasi anak menjadi rendah. Fledman dalam
Halida (2011) mengungkapkan bahwa di dalarn area drama, anak
memiliki kesempatan untuk bermain peran dalarn situasi kehidupan
yang sebenarnya serta mempraktekan kemarnpuan berbahasa sehingga
dapat membantu meningkatkan keterarnpilan berbicara pada anak.
2.2 Metode Bermain Peran
Pengertian metode bermain peran diungkapkan oleh beberapa tokoh,
diantaranya: Vygotsky (1966) melalui bermain peran anak dapat melebihi
tahap perkembangannya saat ini, imajinasi merupakan sesuatu yang hams
dibangun, sebab belum ada dalarn kesadaran anak yang masih kecil dan sarna
sekali tidak ada pada binatang, misalnya pada kehidupan nyata anak yang
berusia tiga sarnpai empat tahun tentu tidak pandai menyetrika pakaian,
narnun, ketika bermain peran, anak tersebut bisa melakukan kegiatan
menyetrika pakaian, sarna seperti yang dilakukan oleh orang dewasa.
Vygotsky juga mengatakan bahwa main peran yang bermutu membutuhkan
pengetahuan dan dukungan orang dewasa yang marnpu memberi pijakan
dalarn main anak, memfasilitasi main melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mendukung dan memperluas pengalarnan main anak.
Menurut Erik Erikson, main peran adalah suatu jalan untuk
mengembangkan pengendalian diri terhadap keinginannya. Kemudian
bagaimana anak menghadapi serangan dari luar terhadap egonya. Erik juga
melihat bahwa main peran adalah suatu cara bagi anak untuk memaharni
tuntutan-tuntutan dari luar yang datang setiap hari, misalnya: Anak usia dini
melihat pesawat terbang pada waktu itu juga berkeinginan menaiki pesawat
terse but. Jika anak usia enam tahun yang melihatnya, tetap ada hasrat untuk
menaikinya, namun ia mengerti bahwa pesawat tersebut tidak bisa berhenti
tiba-tiba.
Sara Smilansky (1968), dalam teorinya menyatakan bahwa anak yang
tidak terlibat main peran dan tidak bertahan main peran dengan anak lain akan
memiliki kesulitan di sekolah nanti. Dalam penelitiannya ia menemukan anak
memiliki sedikit pengalaman main peran terlihat mendapat kesulitan dalam
merangkai kegiatan dan percakapan mereka. Anak terlihat kaku dan tidak
luwes, menonton dan mengulang- ulang perilaku, kesulitan dalam
mengembangkan sebuah tema, pikiran dan permainan, kesulitan untuk
rnengkaitkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki.Anak didik
bermain sambi I belajar, ketika bermain mereka mengekspresikan diri secara
bebas tanpa merasakan adanya paksaan.Mayke (1995) mengatakan bahwa
belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk
memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri tentang berbagai macam
hal, berekspresi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep
dan pengertian tentang berbagai macam hal.
Disinilah proses pembelajaran terjadi, mereka mengambil keputusan,
memilih, menentukan, menciptakan, memasang, membongkar,
mengembalikan, mencoba mengeluarkan pendapat, dan memecahkan masalah.
Menurut Seafeki dan Barbour, aktifitas bermain merupakan suatu
kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan
orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan
anak dengan menggunakan seluruh perasaan atau seluruh badan.(Carol
Seefeldt dan Nita Barbour, 2005) kegiatan bermain yang biasa dilakukan anak
biasanya bersifat spontan penuh imaginative dan biasa dilakukan dengan
segenap perasaannya. Dalam bermain anak membuat pilihan memecahkan
masalah, berkomunikasi dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristiwa
khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial dan kognitif. Saat bermain anak
dapat mengekspresikan dan melatih emosi dari pengalaman dan kejadian yang
mereka temui setiap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran yang
berbeda anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain dan terlibat dalam pemimpin atau pengikut perilaku yang
akan diperlukannya saat bergaul ketika dewasa. (Carol Cople and Sue
Bredekamp, 2006) ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan waktu
main lebih besar dalam sepanjang harinya. Para ahli seperti Johnson, Cristie,
dan Yewkei (1987), Piaget (1962), Van Hoom, et al (1993); sebagaimana
dikutip Owockip, mengamati bahwa perilaku main menjadi kompleks dan
lebih abstrak saat anak-anak maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan
ini dapat diamati ketika mereka terlibat dalam tiga jenis main yaitu: Main
sensorik motor, Main peran, dan Main pembangunan.
Lev Vigotasky, Piaget, Smilansky Piaget (1951) dalam Worfgang
(1992) berpendapat bahwa anak usia dini akan melewati tiga tahapan
perkembangan bermain yaitu: 1) Sensori Motor, 2) Symbolic/Make Believe
Play, dan 3) Social Play Games With Rules.
a. Pada sensori motor play, kegiatan anak sebelum usia tiga empat bulan
belum dapat dikategorikan sebagai bermain, gerakan anak telah lebih
terkoordinasi dari pengalamannya, anak belajar bahwa menarik mainan
yang tergantung di atas tempat tidurnya mainan tersebut akan bergerak
dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini menekankan pada
permainan yang berpusat pada gerak sensori motor anak.
b. Pada tahap symbolis (bermain pura-pura I bermain peran pada
umumnya kegiatan anak diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan
pura-pura. Anak sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda
sebagai simbol atau resents dari benda lain.
c. Pada tahap sosial play games with rules, kegiatan bermain sudah
menggunakan symbol yang lebih banyak dan dilatarbelakangi oleh
penalaran, logika dan obyekvitas.
2.3 Tujuan Metode Bermain Peran
Metode bermain peran memiliki tujuan bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Tujuan bermain peran di Taman Kanak-Kanak menurut
Djahri (1980:2) yang utama adalah:
a. Motivasi dan minat anak terhadap sesuatu
Motivasi dan minat anak untuk belajar dapat meningkat melalui peran
yang dimainkannya. Hal ini dikarenakan melalui bermain peran anak
belajar dengan cara yang menyenangkan.
b. Melatih Sejumlah Ketrampilan
Bermain peran dapat melatih ketrampilan terutama ketrampilan berbicara.
Ketika anak bermain peran, anak membutuhkan kosa kata untuk
berkomunikasi dengan ternan mainnya.
c. Memberikan Kesempatan Untuk Menerapkan Pengetahuan Anak
Pengetahuan yang didapat anak melalui berbagai informasi dapat
diaplikasikan ketika anak bermain peran melalui peran yang
dimainkannya.
d. Melatih Mempertajam Seluruh Komponen Afektif
Komponen afektif meliputi perasaan emosi cinta sikap dan keinginan.
Komponen tersebut dapat dilatih melalui bermain peran.
e. Menciptakan suasana belajar secara aktif
Anak terlibat secara langsung ketika bermain peran sehingga pembelajaran
yang berlangsung adalah pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif akan
menyenangkan bagi anak karena pembelajaran yang berlangsung tidak
membosankan.
Sejalan dengan pendapat Djahri, dalam buku diktat metodik di Taman
Kanak- Kanak (Depdiknas, 2003) disebutkan bahwa tujuan bermain peran
yaitu:
1) Melatih daya tangkap anak
2) Melatih anak berbicara lancar
3) Melatih daya konsentrasi anak
4) Membantu perkembangan intelegensi anak
5) Membantu perkembangan antasi
6) Menciptakan suasana yang menyenangkan.
2.4 Jenis Metode Bermain Peran
Metode bermain peran dilihat dari jenisnya terdiri dari dua jenis. Hal ini
sejalan dengan pendapat Erikson (1963) dalam Magfiro (2011) bahwa metode
bermain peran terdiri dari :
a. Metode Bermain Peran Mikro.
Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda
berukuran kecil.
b. Metode Bermain Peran Makro.
Anak bermain menjadi tokoh dengan menggunakan alat berukuran besar
untuk menciptakan dan memainkan peran-perannya. Hal serupa
Juga dikemukakan oleh Khoiruddin (2010) bahwa terdapat dua jenis
metode bermain peran yaitu: Metode Bermain Peran mikro. Metode bermain
peran mikro yaitu kegiatan bermain peran dengan menggunakan bahan -
bahan main berukuran kecil, seperti rumah boneka dengan perabot-perabotnya
dan orang-orangnya sehingga anak dapat memainkannya. Metode Bermain
Peran Makro. Metode bermain peran makro yaitu: bermain peran yang
sesungguhnya dengan alat-alat main berukuran sesungguhnya. Anak dapat
menggunakannya untuk menciptakan dan memainkan peran-perannya seperti
bermain peran profesi dokter maka alat yang digunakan stetoskop, jarum
suntik dan lain-lain.
2.5 Fungsi Metode Bermain Peran dalam Pengembangan Ketrampilan
Berbicara
Anak berlatih menggunakan bahasa ekspresif (berbicara) dan reseftif
(mendengarkan) melalui bermain peran. Menurut Gunarti, dkk (2008:)
bermain bertujuan untuk memecahkan masalah melalui serangkaian tindakan
pemeranan. Sebagaimana yang telah disebutkan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi ketrampilan berbicara bahwa di dalam area drama, anak-anak
memiliki kesempatan untuk bermain peran dalam situasi yang sebenamya
serta mempraktikkan kemampuan berbahasa. Pelaksanaan metode bermain
peran dalam pengembangan bahasa pada anak usia dini menurut Dhieni
(2007) dalam Halida (2011) bertujuan untuk:
a. Melatih Daya Tangkap Anak
Metode bermain peran dapat melatih anak untuk dapat menangkap banyak
hal melalui interaksi yang tejadi dengan lawan mainnya ketika permainan
sedang berlangsung.
b. Melatih Anak Berbicara Lancar
Ketrampilan berbicara anak dapat meningkat dengan metode bermain
peran. Hal ini disebabkan ketika anak bermain peran terjadi interaksi baik
interaksi dangan permainannya maupun interaksi yang terjadi dengan
lawan mainnya.
c. Melatih Daya Konsentrasi Anak
Jenis permainan drama merupakan jerus permainan yang membutuhkan
konsentrasi sehingga bermain drama dapat melatih daya konsentrasi anak.
d. Melatih Membuat Cerita
e. Cerita dari peran yang dimainkan anak dapat melatih anak menyimpulkan
banyak hal mengenai tokoh yang dimainkannya.
Menurut Hartley Frank dan Goldenson (Gordon dan Browne, 1989), ada
8 fungsi bermain peran bagi anak yaitu:
a. Menirukan apa yang dilakukan oIeh orang dewasa. Contoh: menirukan
ibu yang masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dlI.
b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.
Contoh: guru mengajar di kelas, sopir mengendarai mobil, petani
menggarap sawah, dll.
c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dalam pengalaman hidup
yang nyata. Contoh: ibu memandikan adik, ayah membaca koran, dll.
d. Untuk menyalurkn perasaan yang kuat. Contoh: seperti memukul-mukul
kaleng.
e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima. Contoh:
bermain sebagai pencuri.
f. Untuk kilas balik peran yang biasa di lakukan. Contoh: gosok gigi, sarapan
pagi, dan sebagainya.
g. Mencerrninkan perturnbuhan dan perkembangan anak. Contoh: semakin
bertambah tubuhnya semakin gemuk badannya dan semakin dapat berlari
cepat.
h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah.
Contoh: menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan pesta ulang tahun
2.6 Kerangka Berpikir
2.7 Hipotesis Tindakan
Jika di terapkan metode bermainan peran dalam pembelajaran ini maka dapat
meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara di kelompok A R. A.
Nurul Falah Kefamenanu.
‘
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru: belum
menggunakan
media
pembelajran yang
variatif
Siswa:
kemampuan
berbicara anak
dalam bermain
peran masih
rendah
Mengajarkan
cara bermain
peran yang baik
Siklus I :Anak
mampu berbicara
dalam bermain
peran sebanyak 6
orang anak
Meningkatnya
kemampuan anak
berbicara dalam
bermain peran
Siklus II
Anak belum
mampu berbicara
dalam bermain
peran sebanyak 9
orang anak
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelompok A R. A. Nurul
Falah Kefamenanu.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak kelompok A R. A. Nurul Falah
Kefamenanu sebanyak 15 orang yang terdiri atas 5 orang anak Iaki-Iaki dan
10 orang anak perempuan.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitianan ini direncanakan akan dilaksanakan dalam kurung waktu
dua bulan.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Perencanaan
1) Perencanaan Menentukan kelas atau subyek penelitian
2) Menyusun rencana pembelajan, alat peraga, alokasi waktu, metode,
dan alat evaluasi)
3) Menetapkan fokus observasi dan aspek yang akan diamati
4) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan
5) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya
6) Menentukan pelaku observasialat bantu observasi dan cara
pelaksanaan observasi
7) Menyusun alat evaluasi dan lembaran penilaian
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan diawali dengan berdoa, salam, menyanyi
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti
a) Guru menyiapkan alat peraga atau bahan yang akan digunakan
untuk bermain peran
b) Guru memilih anak untuk memerankan tokoh-tokoh dalam
bermain peran
c) Guru meminta anak untuk bermain peran
d) Guru mengadakan pernbelajaran dengan memberikan kesempatan
kepada anak untuk bertanya
3) Kegiatan akhir
a) Guru mengadakan Tanya jawab tentang kegiatan di atas
b) Berdoa, salam, pulang
3.4.3 Observasi
Seluruh proses pembelajaran diamati oleh pengamat. Pengamat
mencatat hasil pengamatannya di dalam lembaran pengamatan yang
disediakan. Pengamatan terutama melihat apakah dengan metode bermain
peran dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pengembangan.
3.4.4 Refleksi
Hasil pengamatan direfleksikan bersama dengan ternan sejawat dan
Kepala Sekolah mengkaji hasil pelaksanaan pembelajaran. Data yang
terkumpul diolah, untuk disederhanakan. Hasil anal isis data akan
digunakan sebagai bahan refleksi. Analisis dan refleksi dilakukan setelah
pembelajaran. Setelah mengadakan penelitian penulis melakukan refisi
untuk melakukan rencana siklus berikutnya agar pelaksanaan
pembelajaran semakin baik dan diharapkan hasil pembelajaran semakin
meningkat.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Test Hasil Belajar
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak
mengenal huruf setelah dilaksanakan proses pembelajaran menggunakan
media kartu gambar. Evaluasi yang digunakan dalarn penelitian tindakan
kelas ini adalah evaluasi unjuk kerja dan penugasan. Unjuk kerja adalah
penilaian yang dilakukan dengan cara melibatkan anak dalarn pelaksanaan
suatu aktivitas yang dapat diarnati, misalnya mencari kartu gambar sesuai
permintaan guru, meniru mengucapkan huruf awal dari kata yang ada pada
gambar, dan sebagainya. Sedangkan penugasan adalah penilaian yang
dilakukan dengan pemberian tugas yang harus diselesaikan dalarn kurun
waktu tertentu, misalnya mengelompokkan kartu gambar yang mempunyai
huruf awal yang sarna, dan tugas-tugas sejenisnya.
3.5.2 Observasi
Dalarn penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur, di
mana sudah disediakan format yang berisikan aspek-aspek yang akan
diamati. Pengisian format observasi dilakukan dengan cara memberikan
tanda check (V) pada aspek- aspek yang muncul pada saat pengarnatan
berlangsung.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dimulai semua menelaah semua data yang terkumpul. Data
tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti dan selanjutnya disusun
dalam satuan- satuan dan kategori. Proses analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dilaksanakan sampai pengumpulan data selesai. Untuk mengetahui
prosentase keberhasilan tindakan, data diolah dengan menggunakan
perhitungan prosentase (%) sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh
Annas Sudijono sebagai berikut:
P =
𝑓
𝑥
𝑥 100 (Tenik DeskritifKualitatif)
Keterangan: P = Angka Persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Banyaknya Individu
Kemampuan anak untuk berbicara setelah kegiatan pembelajaran, di
nilai berdasarkan indikator sebagai berikut:
1. Anak dapat membangun kosa kata dalam berkomunikasi,
a. Anak dapat Belum berkembang ( BB=*)
b.
c.
MulaiBerkembang
Berkembang Saesuai Harapan
(MB=** )
(BSH =***)
d. Berkembang Sangat Baik (BSB **** )
2. Anak dapat menguasai kata-kata berbahasa Indonesia,
3. Anak mampu dan terampil dalam berbicara. Indikator tersebut di
klarifikasikan sebagai berikut:
3.7 Kritetia Keberhasilan
Pelaksanaan pembelajaran (PTK) dengan penerapan metode bermain
peran dikatakan berhasil meningkatkan kemampuan berbicara anak mencapai
75% dari jumlah anak. Anak kelompok B2 berani berbicara mencapai kategori
berkembang sesuai harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB).
DAFTAR PUSTAKA
Arriyani, Neni. Sentra Main Peran. Jakarta : Jakarta: Pustaka AI-falah.
Badru Zaman, 2008. Media Dan Sumber Be/ajar TK. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Rineka Cipta. Musbikin, Imam. 2010. Buku Pintar PAUD.
Jogjakarta: Laksana.
Suyanto, slamet, 2005. Dasar-dasar pendidikan Anak USia Dini.Yogyakarta:
Hikayat Publising.
Gunarti, Windi, ddk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku Dan
Kemampuan Dasar Anak UsiaDini. Jakarta: Universitas Terbuka
Khoiruddin, akhmand. 2010. Belajar sambi! bermain dan bermain sambil
belajar. Tersedia: Cairudin, Blogspot. Com! balajar - sambil -
bekerja- atau- bermain- html- (19Desember 2012).
Halida. 2011 Metode Bermain Peran Dalam Megoptimakan Kemampuan
Berbicara Anak Usia Dini (4-5 Tahun). Jurnal (Online).
Pontianak: PAUD FKIP Universitas Tanjungpura.
Iskandar. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitafif
Dan Kualitatif).Jakarta: gaung Persada Perss.SDJakarta.
Freyani Lydia Hawanndi, 2003. Pembelajaran Anak Usia Dini Yang
Menyenangkan Melalui Bermain. Jakarta PAUDNI
Gunarti, Winda, dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
KBBI.2008. Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdikbud Dirjen Dikte.
Moeslichatoen.1996. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti.
Musbekin Imam, 2010, Buku Pintar Paud. Transmedia, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
bunddddaaaaaa
 
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
kholid harras
 
PPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptx
PPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptxPPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptx
PPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptx
SulviaAfriliani
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Wulan Yulian
 
Perbedaan Individu
Perbedaan IndividuPerbedaan Individu
Perbedaan IndividuImroati Ar
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDElysa Nurhani
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
taufiq99
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
STAIN Pekalongan
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikNoenu Nurjanna
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Rizzty Mennelz
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
hairina wasliah
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Chusnul Khotimah
 
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
Amphie Yuurisman
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
smpusy13
 
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarunguPDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
Josua Manurung
 
pendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netrapendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netra
endang zr
 

What's hot (20)

Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
Rpp kelas 5 a tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
 
Studi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didikStudi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didik
 
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
 
PPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptx
PPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptxPPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptx
PPT KETERAMPILAN BERBICARA.pptx
 
Keragaman siswa
Keragaman  siswaKeragaman  siswa
Keragaman siswa
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
 
Konsep Dasar Tunanetra
Konsep Dasar TunanetraKonsep Dasar Tunanetra
Konsep Dasar Tunanetra
 
Perbedaan Individu
Perbedaan IndividuPerbedaan Individu
Perbedaan Individu
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
 
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarunguPDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
 
pendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netrapendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netra
 

Similar to Proposal save

PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINI
PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINIPERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINI
PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINI
sayahuwaina
 
Pengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa padaPengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa padafifi_sanaky
 
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcMeningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Bu Pur
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasa
Niakhairani
 
Proposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptx
Proposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptxProposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptx
Proposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptx
AdhiezRahmat
 
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Rizal Abdullah
 
Role playing2
Role playing2Role playing2
Role playing2
creatorkita
 
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakPerkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Kefyn Bromeng
 
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIPPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIYunitaUmami
 
PPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptx
PPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptxPPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptx
PPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptx
TriSuranto2
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
Warnet Raha
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
Septian Muna Barakati
 
perkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anakperkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anakRah Raah
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
PolisiBahasa
 
Psikologi group slide
Psikologi group slidePsikologi group slide
Psikologi group slideREDXX ROWAN92
 

Similar to Proposal save (20)

Meningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicaraMeningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicara
 
PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINI
PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINIPERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINI
PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK KANAK-KANAK KINI
 
Pengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa padaPengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa pada
 
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcMeningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasa
 
Proposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptx
Proposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptxProposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptx
Proposal Skripsi Kemampuan Berbicara Anak AUD 3-4 Tahun.pptx
 
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
 
Role playing2
Role playing2Role playing2
Role playing2
 
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakPerkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
 
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIPPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
 
PPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptx
PPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptxPPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptx
PPT KHARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE ANAK (USIA SEKOLAH DASAR.pptx
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
 
Makalah anak usian dini (2)
Makalah anak usian dini (2)Makalah anak usian dini (2)
Makalah anak usian dini (2)
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
 
perkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anakperkembangan bahasa anak
perkembangan bahasa anak
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
 
Psikologi group slide
Psikologi group slidePsikologi group slide
Psikologi group slide
 
Makalah anak usian dini
Makalah anak usian diniMakalah anak usian dini
Makalah anak usian dini
 

More from etto kono

Laporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.banoLaporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.bano
etto kono
 
Biografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantaraBiografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantara
etto kono
 
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
etto kono
 
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
etto kono
 
Tugas mandiri
Tugas mandiri Tugas mandiri
Tugas mandiri
etto kono
 
Makalah tenun ikat ntt
Makalah tenun ikat nttMakalah tenun ikat ntt
Makalah tenun ikat ntt
etto kono
 
Tarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik nttTarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik ntt
etto kono
 
Rumah adat di ntt
Rumah adat di nttRumah adat di ntt
Rumah adat di ntt
etto kono
 
Alat musik ntt
Alat musik nttAlat musik ntt
Alat musik ntt
etto kono
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
etto kono
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
etto kono
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
etto kono
 
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
etto kono
 
makalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesiamakalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesia
etto kono
 
Pengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.docPengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.doc
etto kono
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sdetto kono
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
etto kono
 
Makalah sapi
Makalah sapiMakalah sapi
Makalah sapi
etto kono
 

More from etto kono (18)

Laporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.banoLaporan sertifikasi margareta g.bano
Laporan sertifikasi margareta g.bano
 
Biografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantaraBiografi ki hajar dewantara
Biografi ki hajar dewantara
 
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO  DENGAN METODE DISKUSI P...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK NOETOKO DENGAN METODE DISKUSI P...
 
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...
 
Tugas mandiri
Tugas mandiri Tugas mandiri
Tugas mandiri
 
Makalah tenun ikat ntt
Makalah tenun ikat nttMakalah tenun ikat ntt
Makalah tenun ikat ntt
 
Tarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik nttTarian dan alat musik ntt
Tarian dan alat musik ntt
 
Rumah adat di ntt
Rumah adat di nttRumah adat di ntt
Rumah adat di ntt
 
Alat musik ntt
Alat musik nttAlat musik ntt
Alat musik ntt
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
Skripsi PENGARUH EVALUASI PILIHAN GANDA TERHADAP MENTAL BELAJAR SISWA
 
makalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesiamakalah organisasi pergerakan di indonesia
makalah organisasi pergerakan di indonesia
 
Pengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.docPengertian penyakit menular seksual.doc
Pengertian penyakit menular seksual.doc
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Makalah sapi
Makalah sapiMakalah sapi
Makalah sapi
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 

Recently uploaded (20)

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 

Proposal save

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA MELALUI BERMAIN PERAN GURU DAN MURID DI KELOMPOK A R.A. NURUL FALAH KEFAMENANU OLEH YULIANA GIRI NIM. 1500181795 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS SKGJ PPKHB KABUPATEN TTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkernbangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahunyang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasrnani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelurn pendidikan jenjang dasar, dapat diselengganikan rnelalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Anak memiliki karakteristik belajar yang berbeda dari belajar orang dewasa. Karakteristik anak usia taman kanak-kanak yang rnenonjol dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Karakteristik yang dimaksud adalah unik, egosentris, aktif, dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, eksploratif,dan berjiwa petualang, mengekspresikan perilaku secara relative
  • 3. spontan, kaya dengan fantasi, mudah frustasi, kurang pertirnbangan dalam rnelakukan sesuatu, merniliki daya perhatian yang masi pendek, bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta semakin menunjukan rninat terhadap ternan. Anak bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman. Anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya. Ia senang mencari tahu tentang berbagai hal, mempraktekan berbagai kemampuan dan ketrampilan, serta mengembangkan konsep dan ketrampilan baru. Pada umumnya anak usia taman kanak-kanak di indonesia adalah anak yang berusia 4-6-tahun. Anak usia ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia sebelumnya atau usia sesudahnya. Atas dasar itu praktek pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan untuk anak usia taman kanak-kanak harus mengacu pada karakteristik perkembangan dan belajar anak yang berusia antara 4-6 tahun. Rasa percaya diri anak R. A. Nurul Falah Kefamenanu masih sangat terbatas. Dari 15 orang anak kelompok B2, hanya ada 20rang anak yang tergolong berkembang sesuai harapan (BSH). Sedangkan 7 orang memiliki rasa percaya diri yang barn mulai berkembang (MB). Dan 6 orang sisanya mempunyai rasa percaya diri yang termasuk kategori belum berkembang (BB). Kenyataan tersebut disebabkan oleh guru R. A. Nurul Falah Kefamenanu yang tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain peran, sering
  • 4. menyepelehkan manfaat bermain peran dalam meningkatkan rasa percaya diri anak. Guru menggunakan alat permainan yang monoton, tidak menyediakan variasi permainan. Salah satunya adalah minimnya alat permainan edukatif yang tersedia di R. A. Nurul Falah Kefamenanu. Untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dan memperbaiki strategi pembelajaran maka perlu diberikan bermain peran pada saat pembelajaran berlangsung. Oleh kama itu peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Ketrampilan Berbicara Anak melalui Metode Bermain Peran di Kelompok A R. A. Nurul Falah Kefamenanu. 1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah "bagaimana meningkatkan kemampuan ketrampilan berbicara anak melalui metode bermain peran di kelompok A R. A. Nurul Falah Kefamenanu?" 1.2.2 Pemecahan Masalah Kurangnya kosa kata dan kemampuan anak untuk berani berbicara disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran guru yang selalu monoton dan jarang menggunakan metode bermain. Untuk menambah perbendaharaan kosa kata dan meningkatkan kemampuan ketrampilan kemampuan anak berbicara di R. A. Nurul Falah, melalui empat tahapan kegiatan sebagai
  • 5. berikut: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ketrampilan bicara anak- anak melalui metode bermain peran. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara. 1.4.2 Praktis a) Bagi guru, hasil penelitian uu diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan mengajar guru di kelas. b) Bagi anak PAUD, diharapkan dapat mengasah kemampuan mengingat, kemampuan berimajinasi, keterampilan kognitif serta pola berfikir yang kreatif. c) Bagi sekolah, diharapkan dapat mendukung program pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kemampuan anak khususnya dalam keterampilan bebicara anak melalui metode bermain peran. d) Bagi peneliti, dapat dijadikan salah satu pedoman dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
  • 6. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan dan Keterampilan Berbicara Anak 2.1.1 Kemampuan berbicaraAnak Kemampuan berbicara merupakan kemampuan untuk mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan, (Tarigan, 2008). Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik perasaan ide/gagasan. 2.1.2 Ketrampilan Berbicara Perkembangan bahasa merupakan aspek perkembangan yang sangat penting untuk dikuasai oleh semua orang. Bahasa terdiri dari bahasa lisan dan bahasa tertulis. Bahasa lisan merupakan unsur yang sangat penting dalam interaksi atau sosialisasi (Nureini Ida, 2012). Menurut Djiwandono (2008), berbicara adalah mengungkapkan pikiran secara lisan. Sejalan dengan pendapat Djiwandono, Tarigan dalam Suhartono (2005) mengatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan. Macwhinnei (1999) dalam Allen (2010) mengatakan perkembangan berbahasa yang normal bersifat teratur, bertahap, dan bergantung pada
  • 7. kematangan dan kesempatan belajar. Bahasa seringkali didefinisikan sebagai sebuah sistim simbol, secara lisan tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh (seperti melambaikan tangan untuk memanggil dan gemetaran karena ketakutan), yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu sarna lain. Tahap perkembangan bahasa di tabun pertama kehidupan disebut rase pralinguistik atau bahasa pada tahun kedua, dimana berbicara menjadi cara untuk berkomunikasi. Diatas usia tiga atau empat tabun, anak belajar untuk menyusun kata-kata, membentuk kalimat sederhana, kemudian diikuti kalimat gabungan yang masuk akal karena anak telah belajar kontruksi tata bahasa yang tepat. Antara empat sampai enam tabun sebagian besar anak telah terampil menyampaikan pemikiran dan gagasan mereka secara lisan. Snow, 2001 (Allen, 2010) mengatakan sebagian besar anak dapat memahami berbagai konsep dan hubungan, jauh sebelurn mereka bisa menemukan kata-kata untuk mendeskripsikan dan itu yang disebut sebagai bahasa reseptif. Perkembangan berbicara dan berbahasa berkaitan erat dengan perkembangan umum kognitif, sosial, perseptual, dan otot sel otak anak. 2.1.3 Aspek-Aspek Ketrampilan Berbicara Kemampuan dan ketrampilan berbicara merupakan pengungkapan diri secara lisan. Unsur kebiasaan yang dapat menunjang keterampilan berbicara diungkapkan oleh Djiwandono (1996) dalam Halida (2011) yaitu unsur kebahasaan dan unsur non-kebahasaan. Unsur-unsur kebahasaan meliputi:
  • 8. 1) Pengucapan lafal yang jelas 2) Penerapan intonasi yang wajar 3) Pilihan kata 4) Penerapan strukturlsusunan kalimat yangjelas Sedangkan unsur non kebahasaan meliputi: 1) Kemampuan dalam mengemukakan pendapat seperti anak mampu menceritakan pengalaman yang dialaminya. 2) Kelancaran dalam berbicara sangat ditunjang oleh penguasaan materi atau bahan yang baik. Penguasaan kosa kata akan membantu dalam penguasaan materi pembicaraan. 3) Ekspresi/gerak-gerik tubuh. Ekspresi tubuh sangat diperlukan dalam menunjang keefektifan berbicara. Arti pembicaraan dapat dipahami mela1ui ekspresi tubuh yang ditunjukan pembicara. Unsur isi dalam pembicaran merupakan bagian yang lebih penting. Berdasarkan berbagai pendapat mengenai aspek-aspek ketrampilan berbicara, dapat disimpulkan bahwa ketrampilan berbicara terdiri dari aspek kebahasaan, aspek non-kebahasaan, serta aspek isi yang dapat dilihat ketika anak berbicara. 2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Berbicara Ketrampilan berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam diri maupun dari luar. Menurut Hurlock (1978) ketrampilan berbicara dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
  • 9. 5) Persiapan Fisik untuk Berbicara Kemampun dan ketrampilan dalam berbicara tergantung pada kematangan mekanisme bicara. Sebelum semua organ bicara mencapai bentuk yang lebih matang, saraf dan otot mekanisme suaranya tidak dapat menghasilkan bunyi yang diperlukan bagi kata-kata. 6) Kesiapan Mental untuk Berbicara Kesiapan mental berbicara tergantung pada kemampuan otak kususnya bagian-bagian asosiasi otak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang diantara umur 12 dan 18 bulan dan dalam perkembangan bicara dipandang sebagai "saat dapat diajar". 7) Model yang Baik untuk Ditiru Model yang baik untuk ditiru diperlukan agar anak tahu mengucapkan kata dengan benar. Model tersebut mungkin orang di lingkungan sekitar mereka, jika mereka kekurangan model yang baik, maka mereka akan sulit belajar berbicara dan hasil yang dicapai berada dibawah keberania mereka. 8) Kesempatan untuk Berpraktek Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berpraktek maka mereka akan putus asa dan motifasi anak menjadi rendah. Fledman dalam Halida (2011) mengungkapkan bahwa di dalarn area drama, anak memiliki kesempatan untuk bermain peran dalarn situasi kehidupan yang sebenarnya serta mempraktekan kemarnpuan berbahasa sehingga dapat membantu meningkatkan keterarnpilan berbicara pada anak.
  • 10. 2.2 Metode Bermain Peran Pengertian metode bermain peran diungkapkan oleh beberapa tokoh, diantaranya: Vygotsky (1966) melalui bermain peran anak dapat melebihi tahap perkembangannya saat ini, imajinasi merupakan sesuatu yang hams dibangun, sebab belum ada dalarn kesadaran anak yang masih kecil dan sarna sekali tidak ada pada binatang, misalnya pada kehidupan nyata anak yang berusia tiga sarnpai empat tahun tentu tidak pandai menyetrika pakaian, narnun, ketika bermain peran, anak tersebut bisa melakukan kegiatan menyetrika pakaian, sarna seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Vygotsky juga mengatakan bahwa main peran yang bermutu membutuhkan pengetahuan dan dukungan orang dewasa yang marnpu memberi pijakan dalarn main anak, memfasilitasi main melalui pertanyaan-pertanyaan yang mendukung dan memperluas pengalarnan main anak. Menurut Erik Erikson, main peran adalah suatu jalan untuk mengembangkan pengendalian diri terhadap keinginannya. Kemudian bagaimana anak menghadapi serangan dari luar terhadap egonya. Erik juga melihat bahwa main peran adalah suatu cara bagi anak untuk memaharni tuntutan-tuntutan dari luar yang datang setiap hari, misalnya: Anak usia dini melihat pesawat terbang pada waktu itu juga berkeinginan menaiki pesawat terse but. Jika anak usia enam tahun yang melihatnya, tetap ada hasrat untuk menaikinya, namun ia mengerti bahwa pesawat tersebut tidak bisa berhenti tiba-tiba.
  • 11. Sara Smilansky (1968), dalam teorinya menyatakan bahwa anak yang tidak terlibat main peran dan tidak bertahan main peran dengan anak lain akan memiliki kesulitan di sekolah nanti. Dalam penelitiannya ia menemukan anak memiliki sedikit pengalaman main peran terlihat mendapat kesulitan dalam merangkai kegiatan dan percakapan mereka. Anak terlihat kaku dan tidak luwes, menonton dan mengulang- ulang perilaku, kesulitan dalam mengembangkan sebuah tema, pikiran dan permainan, kesulitan untuk rnengkaitkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki.Anak didik bermain sambi I belajar, ketika bermain mereka mengekspresikan diri secara bebas tanpa merasakan adanya paksaan.Mayke (1995) mengatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri tentang berbagai macam hal, berekspresi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep dan pengertian tentang berbagai macam hal. Disinilah proses pembelajaran terjadi, mereka mengambil keputusan, memilih, menentukan, menciptakan, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba mengeluarkan pendapat, dan memecahkan masalah. Menurut Seafeki dan Barbour, aktifitas bermain merupakan suatu kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan anak dengan menggunakan seluruh perasaan atau seluruh badan.(Carol Seefeldt dan Nita Barbour, 2005) kegiatan bermain yang biasa dilakukan anak biasanya bersifat spontan penuh imaginative dan biasa dilakukan dengan
  • 12. segenap perasaannya. Dalam bermain anak membuat pilihan memecahkan masalah, berkomunikasi dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristiwa khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial dan kognitif. Saat bermain anak dapat mengekspresikan dan melatih emosi dari pengalaman dan kejadian yang mereka temui setiap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran yang berbeda anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan terlibat dalam pemimpin atau pengikut perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ketika dewasa. (Carol Cople and Sue Bredekamp, 2006) ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan waktu main lebih besar dalam sepanjang harinya. Para ahli seperti Johnson, Cristie, dan Yewkei (1987), Piaget (1962), Van Hoom, et al (1993); sebagaimana dikutip Owockip, mengamati bahwa perilaku main menjadi kompleks dan lebih abstrak saat anak-anak maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan ini dapat diamati ketika mereka terlibat dalam tiga jenis main yaitu: Main sensorik motor, Main peran, dan Main pembangunan. Lev Vigotasky, Piaget, Smilansky Piaget (1951) dalam Worfgang (1992) berpendapat bahwa anak usia dini akan melewati tiga tahapan perkembangan bermain yaitu: 1) Sensori Motor, 2) Symbolic/Make Believe Play, dan 3) Social Play Games With Rules. a. Pada sensori motor play, kegiatan anak sebelum usia tiga empat bulan belum dapat dikategorikan sebagai bermain, gerakan anak telah lebih terkoordinasi dari pengalamannya, anak belajar bahwa menarik mainan yang tergantung di atas tempat tidurnya mainan tersebut akan bergerak
  • 13. dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori motor anak. b. Pada tahap symbolis (bermain pura-pura I bermain peran pada umumnya kegiatan anak diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau resents dari benda lain. c. Pada tahap sosial play games with rules, kegiatan bermain sudah menggunakan symbol yang lebih banyak dan dilatarbelakangi oleh penalaran, logika dan obyekvitas. 2.3 Tujuan Metode Bermain Peran Metode bermain peran memiliki tujuan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan bermain peran di Taman Kanak-Kanak menurut Djahri (1980:2) yang utama adalah: a. Motivasi dan minat anak terhadap sesuatu Motivasi dan minat anak untuk belajar dapat meningkat melalui peran yang dimainkannya. Hal ini dikarenakan melalui bermain peran anak belajar dengan cara yang menyenangkan. b. Melatih Sejumlah Ketrampilan Bermain peran dapat melatih ketrampilan terutama ketrampilan berbicara. Ketika anak bermain peran, anak membutuhkan kosa kata untuk berkomunikasi dengan ternan mainnya. c. Memberikan Kesempatan Untuk Menerapkan Pengetahuan Anak
  • 14. Pengetahuan yang didapat anak melalui berbagai informasi dapat diaplikasikan ketika anak bermain peran melalui peran yang dimainkannya. d. Melatih Mempertajam Seluruh Komponen Afektif Komponen afektif meliputi perasaan emosi cinta sikap dan keinginan. Komponen tersebut dapat dilatih melalui bermain peran. e. Menciptakan suasana belajar secara aktif Anak terlibat secara langsung ketika bermain peran sehingga pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif akan menyenangkan bagi anak karena pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan. Sejalan dengan pendapat Djahri, dalam buku diktat metodik di Taman Kanak- Kanak (Depdiknas, 2003) disebutkan bahwa tujuan bermain peran yaitu: 1) Melatih daya tangkap anak 2) Melatih anak berbicara lancar 3) Melatih daya konsentrasi anak 4) Membantu perkembangan intelegensi anak 5) Membantu perkembangan antasi 6) Menciptakan suasana yang menyenangkan.
  • 15. 2.4 Jenis Metode Bermain Peran Metode bermain peran dilihat dari jenisnya terdiri dari dua jenis. Hal ini sejalan dengan pendapat Erikson (1963) dalam Magfiro (2011) bahwa metode bermain peran terdiri dari : a. Metode Bermain Peran Mikro. Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran kecil. b. Metode Bermain Peran Makro. Anak bermain menjadi tokoh dengan menggunakan alat berukuran besar untuk menciptakan dan memainkan peran-perannya. Hal serupa Juga dikemukakan oleh Khoiruddin (2010) bahwa terdapat dua jenis metode bermain peran yaitu: Metode Bermain Peran mikro. Metode bermain peran mikro yaitu kegiatan bermain peran dengan menggunakan bahan - bahan main berukuran kecil, seperti rumah boneka dengan perabot-perabotnya dan orang-orangnya sehingga anak dapat memainkannya. Metode Bermain Peran Makro. Metode bermain peran makro yaitu: bermain peran yang sesungguhnya dengan alat-alat main berukuran sesungguhnya. Anak dapat menggunakannya untuk menciptakan dan memainkan peran-perannya seperti bermain peran profesi dokter maka alat yang digunakan stetoskop, jarum suntik dan lain-lain.
  • 16. 2.5 Fungsi Metode Bermain Peran dalam Pengembangan Ketrampilan Berbicara Anak berlatih menggunakan bahasa ekspresif (berbicara) dan reseftif (mendengarkan) melalui bermain peran. Menurut Gunarti, dkk (2008:) bermain bertujuan untuk memecahkan masalah melalui serangkaian tindakan pemeranan. Sebagaimana yang telah disebutkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketrampilan berbicara bahwa di dalam area drama, anak-anak memiliki kesempatan untuk bermain peran dalam situasi yang sebenamya serta mempraktikkan kemampuan berbahasa. Pelaksanaan metode bermain peran dalam pengembangan bahasa pada anak usia dini menurut Dhieni (2007) dalam Halida (2011) bertujuan untuk: a. Melatih Daya Tangkap Anak Metode bermain peran dapat melatih anak untuk dapat menangkap banyak hal melalui interaksi yang tejadi dengan lawan mainnya ketika permainan sedang berlangsung. b. Melatih Anak Berbicara Lancar Ketrampilan berbicara anak dapat meningkat dengan metode bermain peran. Hal ini disebabkan ketika anak bermain peran terjadi interaksi baik interaksi dangan permainannya maupun interaksi yang terjadi dengan lawan mainnya. c. Melatih Daya Konsentrasi Anak Jenis permainan drama merupakan jerus permainan yang membutuhkan konsentrasi sehingga bermain drama dapat melatih daya konsentrasi anak.
  • 17. d. Melatih Membuat Cerita e. Cerita dari peran yang dimainkan anak dapat melatih anak menyimpulkan banyak hal mengenai tokoh yang dimainkannya. Menurut Hartley Frank dan Goldenson (Gordon dan Browne, 1989), ada 8 fungsi bermain peran bagi anak yaitu: a. Menirukan apa yang dilakukan oIeh orang dewasa. Contoh: menirukan ibu yang masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dlI. b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Contoh: guru mengajar di kelas, sopir mengendarai mobil, petani menggarap sawah, dll. c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dalam pengalaman hidup yang nyata. Contoh: ibu memandikan adik, ayah membaca koran, dll. d. Untuk menyalurkn perasaan yang kuat. Contoh: seperti memukul-mukul kaleng. e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima. Contoh: bermain sebagai pencuri. f. Untuk kilas balik peran yang biasa di lakukan. Contoh: gosok gigi, sarapan pagi, dan sebagainya. g. Mencerrninkan perturnbuhan dan perkembangan anak. Contoh: semakin bertambah tubuhnya semakin gemuk badannya dan semakin dapat berlari cepat. h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah. Contoh: menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan pesta ulang tahun
  • 18. 2.6 Kerangka Berpikir 2.7 Hipotesis Tindakan Jika di terapkan metode bermainan peran dalam pembelajaran ini maka dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara di kelompok A R. A. Nurul Falah Kefamenanu. ‘ Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru: belum menggunakan media pembelajran yang variatif Siswa: kemampuan berbicara anak dalam bermain peran masih rendah Mengajarkan cara bermain peran yang baik Siklus I :Anak mampu berbicara dalam bermain peran sebanyak 6 orang anak Meningkatnya kemampuan anak berbicara dalam bermain peran Siklus II Anak belum mampu berbicara dalam bermain peran sebanyak 9 orang anak
  • 19. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelompok A R. A. Nurul Falah Kefamenanu. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah anak-anak kelompok A R. A. Nurul Falah Kefamenanu sebanyak 15 orang yang terdiri atas 5 orang anak Iaki-Iaki dan 10 orang anak perempuan. 3.3 Waktu Penelitian Penelitianan ini direncanakan akan dilaksanakan dalam kurung waktu dua bulan. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Perencanaan 1) Perencanaan Menentukan kelas atau subyek penelitian 2) Menyusun rencana pembelajan, alat peraga, alokasi waktu, metode, dan alat evaluasi) 3) Menetapkan fokus observasi dan aspek yang akan diamati 4) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan
  • 20. 5) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya 6) Menentukan pelaku observasialat bantu observasi dan cara pelaksanaan observasi 7) Menyusun alat evaluasi dan lembaran penilaian 3.4.2 Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan awal a) Kegiatan diawali dengan berdoa, salam, menyanyi b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan inti a) Guru menyiapkan alat peraga atau bahan yang akan digunakan untuk bermain peran b) Guru memilih anak untuk memerankan tokoh-tokoh dalam bermain peran c) Guru meminta anak untuk bermain peran d) Guru mengadakan pernbelajaran dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya 3) Kegiatan akhir a) Guru mengadakan Tanya jawab tentang kegiatan di atas b) Berdoa, salam, pulang 3.4.3 Observasi Seluruh proses pembelajaran diamati oleh pengamat. Pengamat mencatat hasil pengamatannya di dalam lembaran pengamatan yang disediakan. Pengamatan terutama melihat apakah dengan metode bermain
  • 21. peran dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pengembangan. 3.4.4 Refleksi Hasil pengamatan direfleksikan bersama dengan ternan sejawat dan Kepala Sekolah mengkaji hasil pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul diolah, untuk disederhanakan. Hasil anal isis data akan digunakan sebagai bahan refleksi. Analisis dan refleksi dilakukan setelah pembelajaran. Setelah mengadakan penelitian penulis melakukan refisi untuk melakukan rencana siklus berikutnya agar pelaksanaan pembelajaran semakin baik dan diharapkan hasil pembelajaran semakin meningkat. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Test Hasil Belajar Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak mengenal huruf setelah dilaksanakan proses pembelajaran menggunakan media kartu gambar. Evaluasi yang digunakan dalarn penelitian tindakan kelas ini adalah evaluasi unjuk kerja dan penugasan. Unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan dengan cara melibatkan anak dalarn pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diarnati, misalnya mencari kartu gambar sesuai permintaan guru, meniru mengucapkan huruf awal dari kata yang ada pada gambar, dan sebagainya. Sedangkan penugasan adalah penilaian yang dilakukan dengan pemberian tugas yang harus diselesaikan dalarn kurun waktu tertentu, misalnya mengelompokkan kartu gambar yang mempunyai
  • 22. huruf awal yang sarna, dan tugas-tugas sejenisnya. 3.5.2 Observasi Dalarn penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur, di mana sudah disediakan format yang berisikan aspek-aspek yang akan diamati. Pengisian format observasi dilakukan dengan cara memberikan tanda check (V) pada aspek- aspek yang muncul pada saat pengarnatan berlangsung. 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data dimulai semua menelaah semua data yang terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti dan selanjutnya disusun dalam satuan- satuan dan kategori. Proses analisis data dilakukan sejak awal penelitian dilaksanakan sampai pengumpulan data selesai. Untuk mengetahui prosentase keberhasilan tindakan, data diolah dengan menggunakan perhitungan prosentase (%) sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Annas Sudijono sebagai berikut: P = 𝑓 𝑥 𝑥 100 (Tenik DeskritifKualitatif) Keterangan: P = Angka Persentase F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Banyaknya Individu Kemampuan anak untuk berbicara setelah kegiatan pembelajaran, di nilai berdasarkan indikator sebagai berikut: 1. Anak dapat membangun kosa kata dalam berkomunikasi,
  • 23. a. Anak dapat Belum berkembang ( BB=*) b. c. MulaiBerkembang Berkembang Saesuai Harapan (MB=** ) (BSH =***) d. Berkembang Sangat Baik (BSB **** ) 2. Anak dapat menguasai kata-kata berbahasa Indonesia, 3. Anak mampu dan terampil dalam berbicara. Indikator tersebut di klarifikasikan sebagai berikut: 3.7 Kritetia Keberhasilan Pelaksanaan pembelajaran (PTK) dengan penerapan metode bermain peran dikatakan berhasil meningkatkan kemampuan berbicara anak mencapai 75% dari jumlah anak. Anak kelompok B2 berani berbicara mencapai kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB).
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Arriyani, Neni. Sentra Main Peran. Jakarta : Jakarta: Pustaka AI-falah. Badru Zaman, 2008. Media Dan Sumber Be/ajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Musbikin, Imam. 2010. Buku Pintar PAUD. Jogjakarta: Laksana. Suyanto, slamet, 2005. Dasar-dasar pendidikan Anak USia Dini.Yogyakarta: Hikayat Publising. Gunarti, Windi, ddk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak UsiaDini. Jakarta: Universitas Terbuka Khoiruddin, akhmand. 2010. Belajar sambi! bermain dan bermain sambil belajar. Tersedia: Cairudin, Blogspot. Com! balajar - sambil - bekerja- atau- bermain- html- (19Desember 2012). Halida. 2011 Metode Bermain Peran Dalam Megoptimakan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini (4-5 Tahun). Jurnal (Online). Pontianak: PAUD FKIP Universitas Tanjungpura. Iskandar. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitafif Dan Kualitatif).Jakarta: gaung Persada Perss.SDJakarta. Freyani Lydia Hawanndi, 2003. Pembelajaran Anak Usia Dini Yang Menyenangkan Melalui Bermain. Jakarta PAUDNI Gunarti, Winda, dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. KBBI.2008. Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdikbud Dirjen Dikte. Moeslichatoen.1996. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Musbekin Imam, 2010, Buku Pintar Paud. Transmedia, Jakarta.