Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
PENGARUH KOMPOS KAKAO PADA PERTUMBUHAN TERUNG
1. PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT BUAH
KAKAO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) DI
POLYBAG
Oleh :
ROSYANI ADA
913 04 002
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
RAHA
2014
2. Terung merupakan jenis tanaman sayur-sayuran
berbentuk buah yang mempunyai rasa enak untuk
dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam
bentuk lalap (sayuran segar) atau disayur rebus, gulai,
sambal dan lain sebagainya. Tanaman terung banyak
digemari karena selain rasanya enak dan harganya
relatif murah, kandungan gizinya pun cukup lengkap
yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin
B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai
nilai ekonomis yang cukup tinggi dan telah mampu
menerobos pasaran ekspor. (Soetasad dan Sri
Muryanti,1999).
3. Manfaat dan Kegunaan Terung. Anti kejang, anti kanker,
dan pendepak gagguan pembuluh darah, Manfaat lain buah
terung yang matang bisa untuk sirop, sup, adonan pengisi
(perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang
dibelah dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau
dipanggang untuk digunakan sebagai sayuran. Buah yang
matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang cocok
saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan
sebaik-baiknya juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai,
pencuci mulut dan sebagai hiasan es krim yang berkualitas
baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air
kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak
(Spilane, 1995).
4. Botani Tanaman Terung
Menurut Prahasta (2009) Klasifikasi tanaman
terung (Solanum melongena L).sebagai berikut.:
Divisio Magnoliophyta, Kelas
Magnoliopsida, Ordo Solanales, Family Solanaceae, Genus Sol
anum, dan Spesies Solanum melongena L.
Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman
setahun berjenis perdu, pohon dengan percabangan rendah
dan tingginya dapat mencapai 1 m dpt. Batang tanaman
terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama
(primer) dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan
batangnya batang sekunder ini akan mempunyai percabangan
baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya
tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman
yang akan mengeluarkan bunga (Soetasad dan Sri Muryanti,
1999).
5. Syarat Tumbuh
A. Iklim
Tanaman terung dapat tumbuh dan agar produksi hasil tanaman
memuaskan yaitu meliputi Iklim cuaca tropis memungkinkan petani
memproduksi sayuran sepanjang tahun. Unsur-unsur iklim yang perlu
diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman terung antara lain ketinggian
tempat, intensitas cahaya, serta temperatur dan kelembaban. Tanaman
terung dapat ditanam didataran rendah dan dataran tinggi. Kisaran
ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman terung ini antara 1.000 –
1.200 m (dpl). Suhu untuk tanaman terung untuk pertumbuhannya
yaitu suhu pertumbuhannya Suhu udara 22 - 30 ºC pada siang hari dan
9 - 12 ºC pada malam hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih
dapat bertahan pada suhu 38 ºC. Di Indonesia, tanaman itu cocok
ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16 - 25 ºC. (Soetasad dan Sri
Muryanti,1999).
6. 2.Tanah
Terung merupakan tanaman yang dapat ditanam
diberbagai jenis tanah lempung agak berliat, lempung
berpasir, tanah pasir yang gembur, subur, banyak
mengandung bahan organik, unsur hara dan mudah
menyerap air. Tanah untuk tanaman terung dapat tumbuh
dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir. Derajat
keasaman atau pH tanah yang cocok untuk tanaman terung
adalah 5,0 – 6,0, kemiringan lahan kurang 8 %, Tanah yang
selalu tergenang air menyebabkan tanaman menjadi kerdil
atau mati (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
7. 3. Pembibitan Tanaman
Tahap awal pembibitan biasanya biji atau benih terung
dikecambahkan pada bedegan perkecambahan yang lebarnya 1 meter
dan panjangnya sesuai dengan jumlah biji yang dikecambahkan. Benih
terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 10 -15 menit.
Media tanam berupa tanah yang sudah dicampurkan dengan pupuk
kandang dan dipastikan agar media tercampur sampai merata lalu
disiram dengan air dan dibiarkan sesaat, Tutup benih tersebut dengan
tanah tipis, Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup
dengan daun pisang atau ilalang, Setelah benih tampak berkecambah
muncul, buka penutupnya, Siram persemaian pagi dan sore hari,
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan, kemudian
pindahkan satu persatu ke polybag yang berukuran 6 x 17 cm yang telah
berisi media tanam. Bibit berumur 1 - 1,5 bulan atau berdaun empat
helai siap dipindah tanamkan ke polybag besar yang berkapasitas (15 x
35), benih diletakkan satu persatu pada setiap polybag percobaan,
(Erwiyono, 1990).
8. 4. Pemupukan Bibit Terung
Pupuk yang dimaksud disini adalah semua
bahan senyawa yang mengandung unsur hara
tanaman, mikro dan makro, padat ataupun cair,
organik ataupun an organik, yang kalau
diberikan pada kedalam tanah akan dapat
menyumbang unsur hara dan perbaikan
kesuburan tanah. Tindakkan penyampain pupuk
ke dalam tanah ataupun bahagian pertumbuhan
tanaman disebut dengan pemupukan (Pusat
Penelitian Terung dan Kakao Indonesia, 2004).
9. Peranan Pupuk Organik
Pupuk Organik biasanya mengandung bahan-bahan organik yang
bersifat alami tidak mengandung zat kimia yang bisa merusak
lingkungan dan struktur serta tekstur tanah. Pupuk organik mengalami
proses pelapukan atau penguraian secara alami maupun buatan.
Table 1. Jenis-jenis Pupuk Organik dan Persentase Hara yang
Jenis Pupuk
Organik
% Kandungan Hara
Nitrogen Posfor Kalium
Sapi 0,8 - 1,2 0,44 – 0,88 0,4 – 0,8
Domba/Kambin
g
2,0 -3,0 0,88 2,1
Ayam 1,5 – 3,0 1,15 – 2,25 1,0 – 1,4
Kulit Buah
Kakao
1,30 0,186 5,5
Dikandung.
Sumber : Darmono dan Tripanji, 1999.
10. Tabel 2. Analisis Kimia Kompos Kulit Buah Kakao
Kompon
en
Kimia
B
O
%
H2
O
%
K
C
L
%
C.O
rga
nik
%
N.T
otal
%
P2
O5
%
K2
O
%
C
a
O
%
M
g
O
%
S
%
N
%
Kandun
gan
4
2,
3
9,
4
1
33,
71
1,3
0
0,1
86
5,
5
0,
85
0,
57
0,7
9
8,
7
Sumber : Dianalisis di Laboratorium dan Penelitian UPP SDA Hayati
Unpad, (2000).
11. METODA PENELITIAN
1. Tempat danWaktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun Percontohan Fakultas
Pertanian Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km. 06
Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, dengan ketinggian tempat 80 -
100 M dpl. pH 5,5 Penelitian di dilaksanakan selama ± 5 bulan, yaitu dari
tanggal 07 April sampai dengan 07 Agustus 2012.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi Benih terung
varietas Hybrid F1 (Terung Bimbi). Kompos Kulit Buah Kakao, Pupuk
Kandang, dan Pestisida Nabati (Pseudomonas florecens).
Sedangkan Alat yang digunakan adalah Cangkul, Parang, Palu, Kayu,
Seng, Tali rapia, Paku, Gergaji, Ember plastic, Hand sprayer,
Meteran, Timbangan, Kertas label, Polybag ukuran (6 x 17) dan ukuran
(15 x 35) serta Alat tulis.
12. 3. Rancangan Penelitian
Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan
dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pemberian takaran kompos
kulit buah kakao adalah sebagai berikut :
K0 = Kompos Kulit Buah Kakao 0 g / polybag.
K1 = Kompos Kulit Buah Kakao 375 g / polybag.
K2 = Kompos Kulit Buah Kakao 750 g / polybag.
K3 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.125 g / polybag.
K4 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.500 g / polybag.
13. 4. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Tempat Penelitian
Tempat penelitian dipilih yang datar dan tidak terlalu jauh
dari naungan, kemudian dibersihkan dari tanaman
pengganggu atau gulma, sampah dan kotoran-kotoran lain.
Setelah tanah nya dipadatkan, begitu juga disekitar 1,5 meter
sekeliling tempat penelitian, Tanahnya diratakan agar posisi
polybag tegak dengan baik dan bagus, Sekeliling tempat
penelitian dibuat parit-parit drainase sedalam 10 cm, Lebar
50 cm, gunanya untuk mencegah masuknya air ke areal
percobaan jika turun hujan. Kemudian polybag yang telah diisi
media tanah disusun sesuai dengan denah penelitian. Dengan
jarak antar polybag 60 x 60 cm.
14. 2. Pembuatan Naungan Pembibitan
Naungan dibuat memanjang Utara – Selatan ,
sebelah Barat ketinggian 2 meter dan sebelah
Timur 2 meter, ujung-ujung naungan sebelah
Barat dan Timur dilebihkan ± 100 cm menjorok
keluar, Kerangka naungan terbuat dari kayu-kayu
dengan atap naungan dari daun salak.
15. 3. Persiapan Benih
Benih terung jenis Hybrid F1 (Terung Bimbi) Cap Bunga Matahari
diambil dari toko pertanian dimuara bungo, benih yang diperoleh
berupa benih yang masih didalam kantong kemasan dan bersitifikasi.
4. Persemaian
Biji terung perlu disemai terlebih dahulu sebelum penanaman.
Proses penyemaian harus dilakukan secara steril pada media tanam. Biji
dikecambahkan pada bedengan selama 1 minggu. Selanjutnya bibit
terung yang memiliki daun sempurna tersebut dipindahkan ke polybag
setelah sampai muncul 2 – 3 helai daun. Kemudian bibit ditanam pada
media sesungguhnya yakni polybag besar yang berukuran (15 x 35 cm).
Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang yang telah dibuat pada
polibag besar dengan posisi bibit tanaman terung tegak lurus keatas
disekeliling bibit tanaman diberikan gulma yang sudah di buang yang
berfungsi sebagai kelembaban tanah didalam polibag.
16. 5. Penanaman
Penanaman dilakukan pada musim panas atau musim kemarau, pilih bibit yang
tumbuh subur dan normal dan tidak terjangkit serangan hama dan penyakit dengan
memindahkan bibit yang telah berumur 35 – 40 hari atau bibit telah mempunyai 4 – 6
helai daun pada media tanam polybag kecil dan dipindahkan ke polybag besar. Media
yang digunakan untuk penanaman ini adalah tanah padsolid merah kuning (PMK) dan
pupuk kandang sapi. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara menyobek polibag
kecil sebelum dimasukkan kedalam polibag besar.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan atau penyiraman, penyulaman,
penyiangan gulma, pemasangan ajir, pembentukan percabangan, pemupukan, serta
pengedalian hama dan penyakit, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari
dengan cara menyiramkan air kedalam polybag dan tidak terlalu berlebihan,
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut setiap
gulma yang tumbuh didalam polybag maupun disekitar polybag. Pengendalian hama
dan penyakit mengunakan Pestisida Nabati, Jika tidak sangup dengan Pestisida Nabati
baru mengunkan Insektisida (Decis 2,5 EC).
17. 7. Pemanenan
Pemanenan terung dilakukan pada saat buah terung memasuki
stasiun matang dengan ciri-ciri sebagian besar permukaan buah sudah
berwarna hitam mengilap dan pas waktunya untuk dipanen atau
persentasenya 20 %, kecuali pada panen terakhir semua buah yang kecil
atau yang besar juga ikut dipanen. Panen dilakukan sebanyak 5 kali
dengan interval panen 2 hari 1 kali.
5. Variabel Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur 14 hari
setelah tanaman dengan selang waktu seminggu sekali sampai pada
akhir masa pertumbuhan vegetatif, pengukuran dilakukan dengan
mengukur dari permukaan tanah atau leher akar sampai titik tumbuh.
Agar dasar pengukuran tidak berubah maka dibuat ajir dari permukaan
tanah.
18. 2. Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter batang tanaman dimulai pada
minggu ke-4 setelah tanam dengan selang waktu 2 minggu
sekali sampai dengan minggu ke-16. pengukuran dilakukan
dengan mengunakan potongan tali rapia. Pengukuran pada
titik tetap yaitu pada ketinggian 5 cm diatas leher akar atau
setinggi ajir bambu.
3. Luas Daun Total (cm²)
Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir penelitian.
Daun yang akan di ukur luasnya adalah daun yang telah
membuka sempurna, untuk mendapat luas daun total
digunakan rumus Francis Rutger dan Faliner (1969).
Rumus : LD = P x L x 0,75
19. 4. Umur Mulai Berbunga (Hst)
Perhitungan umur mulai berbunga dilakukan dengan cara
menghitung jumlah hari sejak persemaian sampai muncul bunga
pertama atau pada setiap petak terdapat 50% tanaman sampel telah
muncul bunga pertama. Satuan yang digunakan adalah hari setelah
semai.
5. Jumlah Buah Pertanaman (Buah)
Penghitungan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat panen,
terung bimbi Hybrid F1, yang tumbuh dan berkembang secara normal
dan terpelihara dengan baik akan menghasilkan jumlah buah
sebanyak 4 - 6 buah pertanaman diluar putik.
6. Hasil Buah Pertanaman (g)
Berat buah terung petikan pertama dan terakhir rata-rata 509,8 g
maka produksi tanaman adalah 250 – 350 g per tanaman. Apabila berat
buah per tanaman 250 g maka pada areal tanah seluas 1 ha akan
menghasilkan buah terung sebanyak Produksi 30 - 40 Kg terong segar
per hektar (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).