SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT BUAH 
KAKAO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN 
HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) DI 
POLYBAG 
Oleh : 
ROSYANI ADA 
913 04 002 
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA 
JURUSAN AGROTEKNOLOGI 
RAHA 
2014
Terung merupakan jenis tanaman sayur-sayuran 
berbentuk buah yang mempunyai rasa enak untuk 
dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam 
bentuk lalap (sayuran segar) atau disayur rebus, gulai, 
sambal dan lain sebagainya. Tanaman terung banyak 
digemari karena selain rasanya enak dan harganya 
relatif murah, kandungan gizinya pun cukup lengkap 
yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin 
B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai 
nilai ekonomis yang cukup tinggi dan telah mampu 
menerobos pasaran ekspor. (Soetasad dan Sri 
Muryanti,1999).
Manfaat dan Kegunaan Terung. Anti kejang, anti kanker, 
dan pendepak gagguan pembuluh darah, Manfaat lain buah 
terung yang matang bisa untuk sirop, sup, adonan pengisi 
(perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang 
dibelah dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau 
dipanggang untuk digunakan sebagai sayuran. Buah yang 
matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang cocok 
saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan 
sebaik-baiknya juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, 
pencuci mulut dan sebagai hiasan es krim yang berkualitas 
baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air 
kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak 
(Spilane, 1995).
Botani Tanaman Terung 
Menurut Prahasta (2009) Klasifikasi tanaman 
terung (Solanum melongena L).sebagai berikut.: 
Divisio Magnoliophyta, Kelas 
Magnoliopsida, Ordo Solanales, Family Solanaceae, Genus Sol 
anum, dan Spesies Solanum melongena L. 
Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman 
setahun berjenis perdu, pohon dengan percabangan rendah 
dan tingginya dapat mencapai 1 m dpt. Batang tanaman 
terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama 
(primer) dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan 
batangnya batang sekunder ini akan mempunyai percabangan 
baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya 
tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman 
yang akan mengeluarkan bunga (Soetasad dan Sri Muryanti, 
1999).
Syarat Tumbuh 
A. Iklim 
Tanaman terung dapat tumbuh dan agar produksi hasil tanaman 
memuaskan yaitu meliputi Iklim cuaca tropis memungkinkan petani 
memproduksi sayuran sepanjang tahun. Unsur-unsur iklim yang perlu 
diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman terung antara lain ketinggian 
tempat, intensitas cahaya, serta temperatur dan kelembaban. Tanaman 
terung dapat ditanam didataran rendah dan dataran tinggi. Kisaran 
ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman terung ini antara 1.000 – 
1.200 m (dpl). Suhu untuk tanaman terung untuk pertumbuhannya 
yaitu suhu pertumbuhannya Suhu udara 22 - 30 ºC pada siang hari dan 
9 - 12 ºC pada malam hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih 
dapat bertahan pada suhu 38 ºC. Di Indonesia, tanaman itu cocok 
ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16 - 25 ºC. (Soetasad dan Sri 
Muryanti,1999).
2.Tanah 
Terung merupakan tanaman yang dapat ditanam 
diberbagai jenis tanah lempung agak berliat, lempung 
berpasir, tanah pasir yang gembur, subur, banyak 
mengandung bahan organik, unsur hara dan mudah 
menyerap air. Tanah untuk tanaman terung dapat tumbuh 
dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir. Derajat 
keasaman atau pH tanah yang cocok untuk tanaman terung 
adalah 5,0 – 6,0, kemiringan lahan kurang 8 %, Tanah yang 
selalu tergenang air menyebabkan tanaman menjadi kerdil 
atau mati (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
3. Pembibitan Tanaman 
Tahap awal pembibitan biasanya biji atau benih terung 
dikecambahkan pada bedegan perkecambahan yang lebarnya 1 meter 
dan panjangnya sesuai dengan jumlah biji yang dikecambahkan. Benih 
terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 10 -15 menit. 
Media tanam berupa tanah yang sudah dicampurkan dengan pupuk 
kandang dan dipastikan agar media tercampur sampai merata lalu 
disiram dengan air dan dibiarkan sesaat, Tutup benih tersebut dengan 
tanah tipis, Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup 
dengan daun pisang atau ilalang, Setelah benih tampak berkecambah 
muncul, buka penutupnya, Siram persemaian pagi dan sore hari, 
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan, kemudian 
pindahkan satu persatu ke polybag yang berukuran 6 x 17 cm yang telah 
berisi media tanam. Bibit berumur 1 - 1,5 bulan atau berdaun empat 
helai siap dipindah tanamkan ke polybag besar yang berkapasitas (15 x 
35), benih diletakkan satu persatu pada setiap polybag percobaan, 
(Erwiyono, 1990).
4. Pemupukan Bibit Terung 
Pupuk yang dimaksud disini adalah semua 
bahan senyawa yang mengandung unsur hara 
tanaman, mikro dan makro, padat ataupun cair, 
organik ataupun an organik, yang kalau 
diberikan pada kedalam tanah akan dapat 
menyumbang unsur hara dan perbaikan 
kesuburan tanah. Tindakkan penyampain pupuk 
ke dalam tanah ataupun bahagian pertumbuhan 
tanaman disebut dengan pemupukan (Pusat 
Penelitian Terung dan Kakao Indonesia, 2004).
Peranan Pupuk Organik 
Pupuk Organik biasanya mengandung bahan-bahan organik yang 
bersifat alami tidak mengandung zat kimia yang bisa merusak 
lingkungan dan struktur serta tekstur tanah. Pupuk organik mengalami 
proses pelapukan atau penguraian secara alami maupun buatan. 
Table 1. Jenis-jenis Pupuk Organik dan Persentase Hara yang 
Jenis Pupuk 
Organik 
% Kandungan Hara 
Nitrogen Posfor Kalium 
Sapi 0,8 - 1,2 0,44 – 0,88 0,4 – 0,8 
Domba/Kambin 
g 
2,0 -3,0 0,88 2,1 
Ayam 1,5 – 3,0 1,15 – 2,25 1,0 – 1,4 
Kulit Buah 
Kakao 
1,30 0,186 5,5 
Dikandung. 
Sumber : Darmono dan Tripanji, 1999.
Tabel 2. Analisis Kimia Kompos Kulit Buah Kakao 
Kompon 
en 
Kimia 
B 
O 
% 
H2 
O 
% 
K 
C 
L 
% 
C.O 
rga 
nik 
% 
N.T 
otal 
% 
P2 
O5 
% 
K2 
O 
% 
C 
a 
O 
% 
M 
g 
O 
% 
S 
% 
N 
% 
Kandun 
gan 
4 
2, 
3 
9, 
4 
1 
33, 
71 
1,3 
0 
0,1 
86 
5, 
5 
0, 
85 
0, 
57 
0,7 
9 
8, 
7 
Sumber : Dianalisis di Laboratorium dan Penelitian UPP SDA Hayati 
Unpad, (2000).
METODA PENELITIAN 
1. Tempat danWaktu Penelitian 
Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun Percontohan Fakultas 
Pertanian Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km. 06 
Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, dengan ketinggian tempat 80 - 
100 M dpl. pH 5,5 Penelitian di dilaksanakan selama ± 5 bulan, yaitu dari 
tanggal 07 April sampai dengan 07 Agustus 2012. 
2. Bahan dan Alat 
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi Benih terung 
varietas Hybrid F1 (Terung Bimbi). Kompos Kulit Buah Kakao, Pupuk 
Kandang, dan Pestisida Nabati (Pseudomonas florecens). 
Sedangkan Alat yang digunakan adalah Cangkul, Parang, Palu, Kayu, 
Seng, Tali rapia, Paku, Gergaji, Ember plastic, Hand sprayer, 
Meteran, Timbangan, Kertas label, Polybag ukuran (6 x 17) dan ukuran 
(15 x 35) serta Alat tulis.
3. Rancangan Penelitian 
Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini 
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan 
dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pemberian takaran kompos 
kulit buah kakao adalah sebagai berikut : 
K0 = Kompos Kulit Buah Kakao 0 g / polybag. 
K1 = Kompos Kulit Buah Kakao 375 g / polybag. 
K2 = Kompos Kulit Buah Kakao 750 g / polybag. 
K3 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.125 g / polybag. 
K4 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.500 g / polybag.
4. Pelaksanaan Penelitian 
1. Persiapan Tempat Penelitian 
Tempat penelitian dipilih yang datar dan tidak terlalu jauh 
dari naungan, kemudian dibersihkan dari tanaman 
pengganggu atau gulma, sampah dan kotoran-kotoran lain. 
Setelah tanah nya dipadatkan, begitu juga disekitar 1,5 meter 
sekeliling tempat penelitian, Tanahnya diratakan agar posisi 
polybag tegak dengan baik dan bagus, Sekeliling tempat 
penelitian dibuat parit-parit drainase sedalam 10 cm, Lebar 
50 cm, gunanya untuk mencegah masuknya air ke areal 
percobaan jika turun hujan. Kemudian polybag yang telah diisi 
media tanah disusun sesuai dengan denah penelitian. Dengan 
jarak antar polybag 60 x 60 cm.
2. Pembuatan Naungan Pembibitan 
Naungan dibuat memanjang Utara – Selatan , 
sebelah Barat ketinggian 2 meter dan sebelah 
Timur 2 meter, ujung-ujung naungan sebelah 
Barat dan Timur dilebihkan ± 100 cm menjorok 
keluar, Kerangka naungan terbuat dari kayu-kayu 
dengan atap naungan dari daun salak.
3. Persiapan Benih 
Benih terung jenis Hybrid F1 (Terung Bimbi) Cap Bunga Matahari 
diambil dari toko pertanian dimuara bungo, benih yang diperoleh 
berupa benih yang masih didalam kantong kemasan dan bersitifikasi. 
4. Persemaian 
Biji terung perlu disemai terlebih dahulu sebelum penanaman. 
Proses penyemaian harus dilakukan secara steril pada media tanam. Biji 
dikecambahkan pada bedengan selama 1 minggu. Selanjutnya bibit 
terung yang memiliki daun sempurna tersebut dipindahkan ke polybag 
setelah sampai muncul 2 – 3 helai daun. Kemudian bibit ditanam pada 
media sesungguhnya yakni polybag besar yang berukuran (15 x 35 cm). 
Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang yang telah dibuat pada 
polibag besar dengan posisi bibit tanaman terung tegak lurus keatas 
disekeliling bibit tanaman diberikan gulma yang sudah di buang yang 
berfungsi sebagai kelembaban tanah didalam polibag.
5. Penanaman 
Penanaman dilakukan pada musim panas atau musim kemarau, pilih bibit yang 
tumbuh subur dan normal dan tidak terjangkit serangan hama dan penyakit dengan 
memindahkan bibit yang telah berumur 35 – 40 hari atau bibit telah mempunyai 4 – 6 
helai daun pada media tanam polybag kecil dan dipindahkan ke polybag besar. Media 
yang digunakan untuk penanaman ini adalah tanah padsolid merah kuning (PMK) dan 
pupuk kandang sapi. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara menyobek polibag 
kecil sebelum dimasukkan kedalam polibag besar. 
6. Pemeliharaan 
Pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan atau penyiraman, penyulaman, 
penyiangan gulma, pemasangan ajir, pembentukan percabangan, pemupukan, serta 
pengedalian hama dan penyakit, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari 
dengan cara menyiramkan air kedalam polybag dan tidak terlalu berlebihan, 
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut setiap 
gulma yang tumbuh didalam polybag maupun disekitar polybag. Pengendalian hama 
dan penyakit mengunakan Pestisida Nabati, Jika tidak sangup dengan Pestisida Nabati 
baru mengunkan Insektisida (Decis 2,5 EC).
7. Pemanenan 
Pemanenan terung dilakukan pada saat buah terung memasuki 
stasiun matang dengan ciri-ciri sebagian besar permukaan buah sudah 
berwarna hitam mengilap dan pas waktunya untuk dipanen atau 
persentasenya 20 %, kecuali pada panen terakhir semua buah yang kecil 
atau yang besar juga ikut dipanen. Panen dilakukan sebanyak 5 kali 
dengan interval panen 2 hari 1 kali. 
5. Variabel Pengamatan 
1. Tinggi Tanaman (cm) 
Tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur 14 hari 
setelah tanaman dengan selang waktu seminggu sekali sampai pada 
akhir masa pertumbuhan vegetatif, pengukuran dilakukan dengan 
mengukur dari permukaan tanah atau leher akar sampai titik tumbuh. 
Agar dasar pengukuran tidak berubah maka dibuat ajir dari permukaan 
tanah.
2. Diameter Batang (cm) 
Pengukuran diameter batang tanaman dimulai pada 
minggu ke-4 setelah tanam dengan selang waktu 2 minggu 
sekali sampai dengan minggu ke-16. pengukuran dilakukan 
dengan mengunakan potongan tali rapia. Pengukuran pada 
titik tetap yaitu pada ketinggian 5 cm diatas leher akar atau 
setinggi ajir bambu. 
3. Luas Daun Total (cm²) 
Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir penelitian. 
Daun yang akan di ukur luasnya adalah daun yang telah 
membuka sempurna, untuk mendapat luas daun total 
digunakan rumus Francis Rutger dan Faliner (1969). 
Rumus : LD = P x L x 0,75
4. Umur Mulai Berbunga (Hst) 
Perhitungan umur mulai berbunga dilakukan dengan cara 
menghitung jumlah hari sejak persemaian sampai muncul bunga 
pertama atau pada setiap petak terdapat 50% tanaman sampel telah 
muncul bunga pertama. Satuan yang digunakan adalah hari setelah 
semai. 
5. Jumlah Buah Pertanaman (Buah) 
Penghitungan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat panen, 
terung bimbi Hybrid F1, yang tumbuh dan berkembang secara normal 
dan terpelihara dengan baik akan menghasilkan jumlah buah 
sebanyak 4 - 6 buah pertanaman diluar putik. 
6. Hasil Buah Pertanaman (g) 
Berat buah terung petikan pertama dan terakhir rata-rata 509,8 g 
maka produksi tanaman adalah 250 – 350 g per tanaman. Apabila berat 
buah per tanaman 250 g maka pada areal tanah seluas 1 ha akan 
menghasilkan buah terung sebanyak Produksi 30 - 40 Kg terong segar 
per hektar (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
TERIMAKASIH… 
……

More Related Content

What's hot (19)

Budidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe MerahBudidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe Merah
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 
Acara ii persemaian
Acara ii persemaianAcara ii persemaian
Acara ii persemaian
 
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya JahePedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
 
Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto
 
Budidaya jahe ku
Budidaya jahe kuBudidaya jahe ku
Budidaya jahe ku
 
Stroberi
StroberiStroberi
Stroberi
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Proposal yani terung
Proposal yani terungProposal yani terung
Proposal yani terung
 
Usaha tani jahe
Usaha tani jaheUsaha tani jahe
Usaha tani jahe
 
Teknis Berkebun Dahlia
Teknis Berkebun DahliaTeknis Berkebun Dahlia
Teknis Berkebun Dahlia
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Bab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_ghBab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_gh
 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
 
Prakarya – budidaya tomat
Prakarya – budidaya tomat Prakarya – budidaya tomat
Prakarya – budidaya tomat
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
 

Similar to PENGARUH KOMPOS KAKAO PADA PERTUMBUHAN TERUNG

Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruksujononasa
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPuan Habibah
 
Modul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptx
Modul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptxModul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptx
Modul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptxHaniFauziahFauziah
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iFebrina Tentaka
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasWarta Wirausaha
 
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNAProposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNAProposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Budidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jerukBudidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jerukCaraKerja
 
Budidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabonBudidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabonWarnet Raha
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airPedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airWarta Wirausaha
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)inezya thalita
 

Similar to PENGARUH KOMPOS KAKAO PADA PERTUMBUHAN TERUNG (20)

Proposal yani terung
Proposal yani terungProposal yani terung
Proposal yani terung
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruk
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
 
Modul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptx
Modul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptxModul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptx
Modul KD 3.3 Dan 3.4 Tempat Persemaian dan Media Tanam.pptx
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
 
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahayaProposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahaya
 
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNAProposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNAProposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
 
Budidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jerukBudidaya tanaman jeruk
Budidaya tanaman jeruk
 
Budidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabonBudidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabon
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airPedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (9)

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

PENGARUH KOMPOS KAKAO PADA PERTUMBUHAN TERUNG

  • 1. PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT BUAH KAKAO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) DI POLYBAG Oleh : ROSYANI ADA 913 04 002 SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA JURUSAN AGROTEKNOLOGI RAHA 2014
  • 2. Terung merupakan jenis tanaman sayur-sayuran berbentuk buah yang mempunyai rasa enak untuk dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam bentuk lalap (sayuran segar) atau disayur rebus, gulai, sambal dan lain sebagainya. Tanaman terung banyak digemari karena selain rasanya enak dan harganya relatif murah, kandungan gizinya pun cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan telah mampu menerobos pasaran ekspor. (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 3. Manfaat dan Kegunaan Terung. Anti kejang, anti kanker, dan pendepak gagguan pembuluh darah, Manfaat lain buah terung yang matang bisa untuk sirop, sup, adonan pengisi (perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang dibelah dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau dipanggang untuk digunakan sebagai sayuran. Buah yang matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang cocok saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan sebaik-baiknya juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, pencuci mulut dan sebagai hiasan es krim yang berkualitas baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak (Spilane, 1995).
  • 4. Botani Tanaman Terung Menurut Prahasta (2009) Klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena L).sebagai berikut.: Divisio Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Solanales, Family Solanaceae, Genus Sol anum, dan Spesies Solanum melongena L. Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman setahun berjenis perdu, pohon dengan percabangan rendah dan tingginya dapat mencapai 1 m dpt. Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (primer) dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan batangnya batang sekunder ini akan mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman yang akan mengeluarkan bunga (Soetasad dan Sri Muryanti, 1999).
  • 5. Syarat Tumbuh A. Iklim Tanaman terung dapat tumbuh dan agar produksi hasil tanaman memuaskan yaitu meliputi Iklim cuaca tropis memungkinkan petani memproduksi sayuran sepanjang tahun. Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman terung antara lain ketinggian tempat, intensitas cahaya, serta temperatur dan kelembaban. Tanaman terung dapat ditanam didataran rendah dan dataran tinggi. Kisaran ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman terung ini antara 1.000 – 1.200 m (dpl). Suhu untuk tanaman terung untuk pertumbuhannya yaitu suhu pertumbuhannya Suhu udara 22 - 30 ºC pada siang hari dan 9 - 12 ºC pada malam hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih dapat bertahan pada suhu 38 ºC. Di Indonesia, tanaman itu cocok ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16 - 25 ºC. (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 6. 2.Tanah Terung merupakan tanaman yang dapat ditanam diberbagai jenis tanah lempung agak berliat, lempung berpasir, tanah pasir yang gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, unsur hara dan mudah menyerap air. Tanah untuk tanaman terung dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir. Derajat keasaman atau pH tanah yang cocok untuk tanaman terung adalah 5,0 – 6,0, kemiringan lahan kurang 8 %, Tanah yang selalu tergenang air menyebabkan tanaman menjadi kerdil atau mati (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 7. 3. Pembibitan Tanaman Tahap awal pembibitan biasanya biji atau benih terung dikecambahkan pada bedegan perkecambahan yang lebarnya 1 meter dan panjangnya sesuai dengan jumlah biji yang dikecambahkan. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 10 -15 menit. Media tanam berupa tanah yang sudah dicampurkan dengan pupuk kandang dan dipastikan agar media tercampur sampai merata lalu disiram dengan air dan dibiarkan sesaat, Tutup benih tersebut dengan tanah tipis, Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang atau ilalang, Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya, Siram persemaian pagi dan sore hari, Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan, kemudian pindahkan satu persatu ke polybag yang berukuran 6 x 17 cm yang telah berisi media tanam. Bibit berumur 1 - 1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan ke polybag besar yang berkapasitas (15 x 35), benih diletakkan satu persatu pada setiap polybag percobaan, (Erwiyono, 1990).
  • 8. 4. Pemupukan Bibit Terung Pupuk yang dimaksud disini adalah semua bahan senyawa yang mengandung unsur hara tanaman, mikro dan makro, padat ataupun cair, organik ataupun an organik, yang kalau diberikan pada kedalam tanah akan dapat menyumbang unsur hara dan perbaikan kesuburan tanah. Tindakkan penyampain pupuk ke dalam tanah ataupun bahagian pertumbuhan tanaman disebut dengan pemupukan (Pusat Penelitian Terung dan Kakao Indonesia, 2004).
  • 9. Peranan Pupuk Organik Pupuk Organik biasanya mengandung bahan-bahan organik yang bersifat alami tidak mengandung zat kimia yang bisa merusak lingkungan dan struktur serta tekstur tanah. Pupuk organik mengalami proses pelapukan atau penguraian secara alami maupun buatan. Table 1. Jenis-jenis Pupuk Organik dan Persentase Hara yang Jenis Pupuk Organik % Kandungan Hara Nitrogen Posfor Kalium Sapi 0,8 - 1,2 0,44 – 0,88 0,4 – 0,8 Domba/Kambin g 2,0 -3,0 0,88 2,1 Ayam 1,5 – 3,0 1,15 – 2,25 1,0 – 1,4 Kulit Buah Kakao 1,30 0,186 5,5 Dikandung. Sumber : Darmono dan Tripanji, 1999.
  • 10. Tabel 2. Analisis Kimia Kompos Kulit Buah Kakao Kompon en Kimia B O % H2 O % K C L % C.O rga nik % N.T otal % P2 O5 % K2 O % C a O % M g O % S % N % Kandun gan 4 2, 3 9, 4 1 33, 71 1,3 0 0,1 86 5, 5 0, 85 0, 57 0,7 9 8, 7 Sumber : Dianalisis di Laboratorium dan Penelitian UPP SDA Hayati Unpad, (2000).
  • 11. METODA PENELITIAN 1. Tempat danWaktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun Percontohan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km. 06 Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, dengan ketinggian tempat 80 - 100 M dpl. pH 5,5 Penelitian di dilaksanakan selama ± 5 bulan, yaitu dari tanggal 07 April sampai dengan 07 Agustus 2012. 2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi Benih terung varietas Hybrid F1 (Terung Bimbi). Kompos Kulit Buah Kakao, Pupuk Kandang, dan Pestisida Nabati (Pseudomonas florecens). Sedangkan Alat yang digunakan adalah Cangkul, Parang, Palu, Kayu, Seng, Tali rapia, Paku, Gergaji, Ember plastic, Hand sprayer, Meteran, Timbangan, Kertas label, Polybag ukuran (6 x 17) dan ukuran (15 x 35) serta Alat tulis.
  • 12. 3. Rancangan Penelitian Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pemberian takaran kompos kulit buah kakao adalah sebagai berikut : K0 = Kompos Kulit Buah Kakao 0 g / polybag. K1 = Kompos Kulit Buah Kakao 375 g / polybag. K2 = Kompos Kulit Buah Kakao 750 g / polybag. K3 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.125 g / polybag. K4 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.500 g / polybag.
  • 13. 4. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Tempat Penelitian Tempat penelitian dipilih yang datar dan tidak terlalu jauh dari naungan, kemudian dibersihkan dari tanaman pengganggu atau gulma, sampah dan kotoran-kotoran lain. Setelah tanah nya dipadatkan, begitu juga disekitar 1,5 meter sekeliling tempat penelitian, Tanahnya diratakan agar posisi polybag tegak dengan baik dan bagus, Sekeliling tempat penelitian dibuat parit-parit drainase sedalam 10 cm, Lebar 50 cm, gunanya untuk mencegah masuknya air ke areal percobaan jika turun hujan. Kemudian polybag yang telah diisi media tanah disusun sesuai dengan denah penelitian. Dengan jarak antar polybag 60 x 60 cm.
  • 14. 2. Pembuatan Naungan Pembibitan Naungan dibuat memanjang Utara – Selatan , sebelah Barat ketinggian 2 meter dan sebelah Timur 2 meter, ujung-ujung naungan sebelah Barat dan Timur dilebihkan ± 100 cm menjorok keluar, Kerangka naungan terbuat dari kayu-kayu dengan atap naungan dari daun salak.
  • 15. 3. Persiapan Benih Benih terung jenis Hybrid F1 (Terung Bimbi) Cap Bunga Matahari diambil dari toko pertanian dimuara bungo, benih yang diperoleh berupa benih yang masih didalam kantong kemasan dan bersitifikasi. 4. Persemaian Biji terung perlu disemai terlebih dahulu sebelum penanaman. Proses penyemaian harus dilakukan secara steril pada media tanam. Biji dikecambahkan pada bedengan selama 1 minggu. Selanjutnya bibit terung yang memiliki daun sempurna tersebut dipindahkan ke polybag setelah sampai muncul 2 – 3 helai daun. Kemudian bibit ditanam pada media sesungguhnya yakni polybag besar yang berukuran (15 x 35 cm). Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang yang telah dibuat pada polibag besar dengan posisi bibit tanaman terung tegak lurus keatas disekeliling bibit tanaman diberikan gulma yang sudah di buang yang berfungsi sebagai kelembaban tanah didalam polibag.
  • 16. 5. Penanaman Penanaman dilakukan pada musim panas atau musim kemarau, pilih bibit yang tumbuh subur dan normal dan tidak terjangkit serangan hama dan penyakit dengan memindahkan bibit yang telah berumur 35 – 40 hari atau bibit telah mempunyai 4 – 6 helai daun pada media tanam polybag kecil dan dipindahkan ke polybag besar. Media yang digunakan untuk penanaman ini adalah tanah padsolid merah kuning (PMK) dan pupuk kandang sapi. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara menyobek polibag kecil sebelum dimasukkan kedalam polibag besar. 6. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan atau penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma, pemasangan ajir, pembentukan percabangan, pemupukan, serta pengedalian hama dan penyakit, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara menyiramkan air kedalam polybag dan tidak terlalu berlebihan, Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut setiap gulma yang tumbuh didalam polybag maupun disekitar polybag. Pengendalian hama dan penyakit mengunakan Pestisida Nabati, Jika tidak sangup dengan Pestisida Nabati baru mengunkan Insektisida (Decis 2,5 EC).
  • 17. 7. Pemanenan Pemanenan terung dilakukan pada saat buah terung memasuki stasiun matang dengan ciri-ciri sebagian besar permukaan buah sudah berwarna hitam mengilap dan pas waktunya untuk dipanen atau persentasenya 20 %, kecuali pada panen terakhir semua buah yang kecil atau yang besar juga ikut dipanen. Panen dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval panen 2 hari 1 kali. 5. Variabel Pengamatan 1. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur 14 hari setelah tanaman dengan selang waktu seminggu sekali sampai pada akhir masa pertumbuhan vegetatif, pengukuran dilakukan dengan mengukur dari permukaan tanah atau leher akar sampai titik tumbuh. Agar dasar pengukuran tidak berubah maka dibuat ajir dari permukaan tanah.
  • 18. 2. Diameter Batang (cm) Pengukuran diameter batang tanaman dimulai pada minggu ke-4 setelah tanam dengan selang waktu 2 minggu sekali sampai dengan minggu ke-16. pengukuran dilakukan dengan mengunakan potongan tali rapia. Pengukuran pada titik tetap yaitu pada ketinggian 5 cm diatas leher akar atau setinggi ajir bambu. 3. Luas Daun Total (cm²) Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir penelitian. Daun yang akan di ukur luasnya adalah daun yang telah membuka sempurna, untuk mendapat luas daun total digunakan rumus Francis Rutger dan Faliner (1969). Rumus : LD = P x L x 0,75
  • 19. 4. Umur Mulai Berbunga (Hst) Perhitungan umur mulai berbunga dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari sejak persemaian sampai muncul bunga pertama atau pada setiap petak terdapat 50% tanaman sampel telah muncul bunga pertama. Satuan yang digunakan adalah hari setelah semai. 5. Jumlah Buah Pertanaman (Buah) Penghitungan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat panen, terung bimbi Hybrid F1, yang tumbuh dan berkembang secara normal dan terpelihara dengan baik akan menghasilkan jumlah buah sebanyak 4 - 6 buah pertanaman diluar putik. 6. Hasil Buah Pertanaman (g) Berat buah terung petikan pertama dan terakhir rata-rata 509,8 g maka produksi tanaman adalah 250 – 350 g per tanaman. Apabila berat buah per tanaman 250 g maka pada areal tanah seluas 1 ha akan menghasilkan buah terung sebanyak Produksi 30 - 40 Kg terong segar per hektar (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).