SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Budidaya Tanaman Jeruk
Pada Selasa, 14 Agustus 2018
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan
produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya
petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan
hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem
budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah
lingkungan akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk
dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.
 SYARAT PERTUMBUHAN
 Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th
merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-
Agustus.
 Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum
sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan
merontokkan bunga dan buah.
 Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai
tempat yang terlindung dari sinar matahari.
 Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat keasaman
tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman
150-200 cm di bawah permukaan tanah.
 Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.
Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
Cara generatif
 Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong.
 Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari
hingga lendirnya hilang.
 Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan
berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak
petakan 0,5-1m.
 Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam
dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram
larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air.
 Persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x
35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan.
 Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan
sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) atau cukup
dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) +
HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air.
Cara Vegetatif
 Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan
mata tempel.
 Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah
(understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran
kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda.
 Varietas batang bawah yang biasa digunakan adalah Japanese
citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo
citrange.
 Setelah penyambungan tunas pucuk atau penempelan mata tempel,
segera disemprot menggunakan POC NASA (3-4 tutup/tangki ) +
HORMONIK (1 tutup/tangki ).
Pengolahan Media Tanam
1. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-
sisa tanaman.
2. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada
data berikut ini:
(a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m;
(b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m;
(c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m;
(d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m;
(e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m;
(f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
 Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam.
 Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas.
 Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-2 kg pupuk
kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.
 Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO
dicampur 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2.
 Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari
+ 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali
diaduk (dibalik).
Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika
tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim
hujan.
Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
(a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan;
(b) Pengurangan akar;
(c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air
secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap
pohon.
Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut:
 1 (satu) botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air
dijadikan larutan induk.
 Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan
setiap pohon.
 Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit
di sekitar bibit.
 Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk
menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan
tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-
kacangan/sayuran.
 Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh
rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi
sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat
pemupukan juga dilakukan penyiangan.
Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di
sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika
pangkal akar sudah mulai terlihat.
Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan
menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas-
tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak
akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap
cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan
ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya
celupkan dulu gunting pangkas ke dalam alkohol. Ranting yang sakit
dibakar atau dikubur dalam tanah.
Pemupukan Susulan
U M U R D O S I S P U P U K M A K R O ( G R / P O H O N )
( T A H U N ) U RE A T SP K CL
1 80 170 170
2 160 325 250
3 250 500 325
4 325 170 425
5 400 210 500
6 500 250 600
7 600 300 700
8 700 325 780
9 780 390 850
1 0 850 425 900
> 1 0 Sebaiknya dilakukan analisis tanah
D O S I S P O C N A S A M U L A I A W A L T A N A M :
0 - 3
2-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal
batang setiap 4-5 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)
> 3
3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal
batang setiap 3-4 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)
Penggunaan Hormonik
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2
kali/tahun dosis 1 botol untuk + 200 pohon.
Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau
diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau
penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA
ditambah 1 tutup Hormonik).
Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam
seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah.
Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di
dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai.
Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan
sisakan hanya 2-3 buah.
Hama dan Penyakit
Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
 Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
 Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
 Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
 Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang
terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
 Bagian diserang : tunas muda dan bunga.
 Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
 Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
 Bagian diserang : daun muda.
 Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda
mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan
PESTONA.
 Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
 Bagian diserang : tangkai, daun dan buah.
 Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning
atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONAatau Natural
BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
 Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.
 Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONApada
buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
 Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil.
 Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada
tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi
nekrosis.
 Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda.
 Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung
tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-
abuan kadang disertai nekrotis.
 Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar
matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami.
 Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
 Bagian diserang : tangkai buah.
 Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
 Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR.
 Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
 Bagian diserang : buah yang hampir masak. G
 ejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian
dalam buah.
 Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
Penyakit
a. CVPD
 Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina
citri.
 Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
 Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal
buah oranye.
 Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD.
 Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD.
 Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
 Penyebab: jamur Diplodia natalensis.
 Bagian diserang : batang atau cabang.
 Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian
kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
 Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi.
 Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC
NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun
dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
 Penyebab: jamur Oidium tingitanium.
 Bagian diserang : daun dan tangkai muda.
 Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
 Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
 Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti.
 Bagian diserang : daun, tangkai atau buah.
 Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning
atau oranye.
 Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal
tanam.
e. Busuk buah
 Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia
theobromae.
 Bagian diserang : buah.
 Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada
permukaan kulit.
 Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal
tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
 Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae.
 Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung.
 Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
 Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada
waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan
tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam
g. Buah gugur prematur
 Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.
 Bagian yang diserang: buah dan bunga.
 Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
 Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
 Penyebab: Upasia salmonicolor.
 Bagian diserang : batang.
 Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering
dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi
fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong
cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan
pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang
dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis +
5 ml (1/2 tutup)/tangki.
PANEN
Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu,
tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting
pangkas.
Untuk Informasi selengkapnyaandabisaKunjungi kami di bawahini:
Website https://sites.google.com/view/stokistnasasemarang/halaman-muka
Blogspothttps://caradaftarnasadisemarang.blogspot.com/
Wordpress https://naturalnusantarasemarang.wordpress.com/
Channel YouTube https://www.youtube.com/channel/UC2AleAkcSx5--THIDCBi-cw/videos
Instagramhttps://www.instagram.com/nasakatalogproduk/
Facebook https://www.facebook.com/stockistnasadikotasemarang/
Dan Andabisa langsunghubungi kami di WA 081901092128 & 085643114001

More Related Content

What's hot (20)

JERUK NIPIS
JERUK NIPISJERUK NIPIS
JERUK NIPIS
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Cara menanam terong
Cara menanam terongCara menanam terong
Cara menanam terong
 
Teknis budidaya cengkeh
Teknis budidaya cengkehTeknis budidaya cengkeh
Teknis budidaya cengkeh
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Budidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipisBudidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipis
 
Kiat Memilih Nepenthes
Kiat Memilih NepenthesKiat Memilih Nepenthes
Kiat Memilih Nepenthes
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisang
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Teknis budidaya terong
Teknis budidaya terongTeknis budidaya terong
Teknis budidaya terong
 
Lidah Buaya
Lidah BuayaLidah Buaya
Lidah Buaya
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Teknis budidaya kopi
Teknis budidaya kopiTeknis budidaya kopi
Teknis budidaya kopi
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panili
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Budidayacabaimerah
BudidayacabaimerahBudidayacabaimerah
Budidayacabaimerah
 
Tanaman kumis kucing
Tanaman kumis kucingTanaman kumis kucing
Tanaman kumis kucing
 
Teknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayaTeknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepaya
 

Similar to BUDIDAYA JERUK

Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurCaraKerja
 
Teknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomatTeknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomatsujononasa
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrrysujononasa
 
Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakausujononasa
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkasujononasa
 
Teknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggurTeknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggursujononasa
 
Teknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimunTeknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimunsujononasa
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangWarnet Raha
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaisujononasa
 
Teknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungTeknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungsujononasa
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabaiMasngad
 
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merah
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merahTeknis budidaya cabe merah budidaya cabai merah
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merahsujononasa
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya ladasujononasa
 
Teknis budidaya ginseng
Teknis budidaya ginsengTeknis budidaya ginseng
Teknis budidaya ginsengsujononasa
 
Budidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabonBudidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabonWarnet Raha
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahafifauliya
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPuan Habibah
 

Similar to BUDIDAYA JERUK (20)

Budidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggurBudidaya tanaman anggur
Budidaya tanaman anggur
 
Teknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomatTeknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomat
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrry
 
Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakau
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 
Teknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggurTeknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggur
 
Teknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimunTeknis budidaya mentimun
Teknis budidaya mentimun
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Teknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelaiTeknis budidaya kedelai
Teknis budidaya kedelai
 
Teknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagungTeknis budidaya jagung
Teknis budidaya jagung
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabai
 
Teknis Bisnis Buah Apel
Teknis Bisnis Buah ApelTeknis Bisnis Buah Apel
Teknis Bisnis Buah Apel
 
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merah
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merahTeknis budidaya cabe merah budidaya cabai merah
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merah
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya lada
 
Teknis budidaya ginseng
Teknis budidaya ginsengTeknis budidaya ginseng
Teknis budidaya ginseng
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Budidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabonBudidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman jabon
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
 

BUDIDAYA JERUK

  • 1. Budidaya Tanaman Jeruk Pada Selasa, 14 Agustus 2018 Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.  SYARAT PERTUMBUHAN  Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli- Agustus.  Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.  Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
  • 2.  Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah.  Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA Pembibitan Cara generatif  Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong.  Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang.  Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1m.  Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air.  Persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan.  Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) atau cukup dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air. Cara Vegetatif  Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel.  Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda.  Varietas batang bawah yang biasa digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
  • 3.  Setelah penyambungan tunas pucuk atau penempelan mata tempel, segera disemprot menggunakan POC NASA (3-4 tutup/tangki ) + HORMONIK (1 tutup/tangki ). Pengolahan Media Tanam 1. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa- sisa tanaman. 2. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini: (a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m; (b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m; (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m; (d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m; (e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m; (f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.  Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam.  Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas.  Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-2 kg pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.  Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2.  Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik). Teknik Penanaman Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat. Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut:
  • 4.  1 (satu) botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk.  Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.  Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar bibit.  Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang- kacangan/sayuran.  Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk. PEMELIHARAAN TANAMAN Penyulaman Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh. Penyiangan Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan. Pembubunan Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat. Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas- tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah. Pemupukan Susulan U M U R D O S I S P U P U K M A K R O ( G R / P O H O N )
  • 5. ( T A H U N ) U RE A T SP K CL 1 80 170 170 2 160 325 250 3 250 500 325 4 325 170 425 5 400 210 500 6 500 250 600 7 600 300 700 8 700 325 780 9 780 390 850 1 0 850 425 900 > 1 0 Sebaiknya dilakukan analisis tanah D O S I S P O C N A S A M U L A I A W A L T A N A M : 0 - 3 2-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4-5 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun) > 3 3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3-4 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun) Penggunaan Hormonik Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dosis 1 botol untuk + 200 pohon. Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik). Pengairan dan Penyiraman
  • 6. Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa. Penjarangan Buah Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah. Hama dan Penyakit Hama a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)  Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.  Gejala: tunas keriting, tanaman mati.  Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.  Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang. b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)  Bagian diserang : tunas muda dan bunga.  Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.  Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)  Bagian diserang : daun muda.  Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA.  Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah. d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)  Bagian diserang : tangkai, daun dan buah.  Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONAatau Natural BVR. e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
  • 7.  Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.  Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONApada buah berumur 2-5 minggu. f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)  Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil.  Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.  Pengendalian: semprotkan PESTONA g. Thrips (Scirtotfrips citri.) Bagian diserang : tangkai dan daun muda.  Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu- abuan kadang disertai nekrotis.  Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami.  Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR. h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)  Bagian diserang : tangkai buah.  Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.  Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR.  Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu. i. Lalat buah (Dacus sp.)  Bagian diserang : buah yang hampir masak. G  ejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.  Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah. Penyakit a. CVPD  Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.  Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.  Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
  • 8.  Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD.  Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD.  Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor. b. Blendok  Penyebab: jamur Diplodia natalensis.  Bagian diserang : batang atau cabang.  Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.  Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi.  Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit. c. Embun tepung  Penyebab: jamur Oidium tingitanium.  Bagian diserang : daun dan tangkai muda.  Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.  Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam. d. Kudis  Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti.  Bagian diserang : daun, tangkai atau buah.  Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.  Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam. e. Busuk buah  Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.  Bagian diserang : buah.  Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.  Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam f. Busuk akar dan pangkal batang
  • 9.  Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae.  Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung.  Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.  Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam g. Buah gugur prematur  Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.  Bagian yang diserang: buah dan bunga.  Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.  Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam h. Jamur upas  Penyebab: Upasia salmonicolor.  Bagian diserang : batang.  Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. PANEN Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Untuk Informasi selengkapnyaandabisaKunjungi kami di bawahini: Website https://sites.google.com/view/stokistnasasemarang/halaman-muka Blogspothttps://caradaftarnasadisemarang.blogspot.com/ Wordpress https://naturalnusantarasemarang.wordpress.com/
  • 10. Channel YouTube https://www.youtube.com/channel/UC2AleAkcSx5--THIDCBi-cw/videos Instagramhttps://www.instagram.com/nasakatalogproduk/ Facebook https://www.facebook.com/stockistnasadikotasemarang/ Dan Andabisa langsunghubungi kami di WA 081901092128 & 085643114001