Penyusunan RDTR berbasis bidang tanah harus segera diterapkan di Indonesia. Pertanahan dan Tata Ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan RDTR Kabupaten/Kota di Indonesia
Penyusunan RDTR berbasis bidang tanah harus segera diterapkan di Indonesia. Pertanahan dan Tata Ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan RDTR Kabupaten/Kota di Indonesia
Sebuah entry sayembara Monumen 45 Banjarsari, kota Surakarta yang diselenggarakan oleh BLH Surakarta, November - Desember 2013. Konsep rancangannya mencoba menciptakan peran masyarakat kota hijau yang berkelanjutan dengan memenuhi 8 aspek atribut Kota Hijau.
-Tim Sandal Kulit-
Dian Ariffianto BS, Yopie Herdiansyah, Tri Suryo Kuncoro
Rumah Kecil Portabel adalah salah satu hasil pemikiran dari wokshop intern di studio akanoma, dimana setiap staff diminta menyumbangkan idenya untuk membuat sebuah rumah modular yang mampu memenuhi kebutuhan dan dapat dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah di Indonesia.
Disusun Oleh:
Amanda Rifqa
Kevin Daniel M
Nurlina Yustiningrum
Silka Azzahra S.A
Juni, 2022
Mata Kuliah Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Basis Data Konsolidasi Tanah Vertikal dan Pengembangan Tanah Cipinang Besar S...Nurlina Y.
Dalam rangka membangun database Konsolidasi Tanah Pengembangan Pertanahan (KTPP), Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi DKI Jakarta melakukan Kegiatan Basis Data Konsolidasi Tanah dan Pengembangan tanah secara berkesinambungan dan menyeluruh untuk mendukung kegiatan konsolidasi tanah vertikal (KTV). Kegiatan dimulai dengan pembentukan Tim Pelaksana, Identifikasi Pemilihan Lokasi, Koordinasi dengan Pemerintah Daerah, Survey Lapangan, Analisis Tindak Lanjut, Pembuatan Peta Inventarisasi Materi Teknis, dan penyusunan Laporan Kegiatan. Setelahnya, data yang terkumpul akan diunggah ke Sistem Informasi Data Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan (SIDA KTPP) sebagai baseline yang terintegrasi.
Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi DKI Jakarta dalam menyukseskan program skala sektoral, regional, dan nasional. Akhir kata, semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan dan menjadi umpan balik bagi peningkatan kinerja kegiatan di masa mendatang.
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangNurlina Y.
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi
Naufal Farhan
Nurlina Yustiningrum
Desember, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi PrambananNurlina Y.
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi - 2106662613
Naufal Farhan - 2106662632
Nurlina Yustiningrum - 2106662645
November, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Hukum Pembiayaan Pembangunan Kota. Studi kasus: Kampung Akuarium, Jakarta UtaraNurlina Y.
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi - 2106662613
Naufal Farhan - 2106662632
Nurlina Yustiningrum - 2106662645
September, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Portofolio Sekolah Urbanis 2020: Resiliensi Warga Bantar Gebang Selama Pandem...Nurlina Y.
Merekam Kota dalam Pandemi: Resiliensi, Harapan dan Kemungkinan
Resiliensi Warga Bantar Gebang Selama Pandemi COVID-19
Ditulis Oleh:
Dewi Tan, Nurlina Yustiningrum, Josephine Livina
Sekolah Urbanis 2020 - Ruang Jakarta (RUJAK) Center for Urban Studies
---------------------------------------------------------------
Tanpa intervensi, pandemi COVID-19 berpotensi menimbulkan banyak korban pada kelompok masyarakat marginal. Salah satunya, perkampungan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Hidup di lingkungan TPA dan bersentuhan langsung dengan gunungan sampah memiliki risiko mudah terkena penyakit.
Sebelum pandemi, akses layanan kesehatan, sarana sanitasi, dan prasarana air bersih sudah menjadi permasalahan sehari-hari masyarakat marginal Bantar Gebang. Ketika pandemi, protokol kesehatan yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, maupun karantina mandiri bagi mereka yang diduga tertular pun kian sulit dilaksanakan.
Tinggal 'di rumah saja' demi mencegah penularan virus COVID-19 bukanlah pilihan, bila dihadapkan dengan risiko kelaparan jika tidak bekerja. Situasi tersebut menunjukkan bagaimana pandemi bukan hanya tentang kesehatan masyarakat, tetapi juga berkaitan dengan masalah ketimpangan sosial ekonomi.
---------------------------------------------------------------
Karya Kolaboratif Sekolah Urbanis 2020 yang berjudul 'Merekam Kota dalam Pandemi: Resiliensi, Harapan dan Kemungkinan' sudah bisa kamu unduh dalam format e-book.
Anda dapat mengunjungi tautan berikut untuk mulai mengunduh: bit.ly/ebookmerekamkota/
Policy Brief: Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penataan Kawasan Seiring Den...Nurlina Y.
Pantai Selatan Gunungkidul dulunya dikenal memiliki kondisi tanah kapur yang tidak produktif, serta memiliki topografi berbukit yang tandus dengan rumput dan tanah ilalang.
Dahulu daya tarik pantai di Kabupaten Gunungkidul sangat terbatas yakni Pantai Baron, Kukup, dan Krakal, dengan fasilitas bangunan kios yang kurang terawat miliki masyarakat sekitar. Tak seorang pun tertarik dengan pantai bukit karst yang tandus dan kering.
Namun maraknya pembangunan berlabel wisata di kawasan tersebut saat ini, baik yang telah beroperasi maupun tahap proses perizinan, perlu disikapi dengan bijak. Pemerintah perlu menyusun regulasi kawasan pantai selatan Gunungkidul agar pembangunan dapat berjalan secara optimal dan masyarakat dapat berperan lebih besar pada pembangunan dan pengembangan
di Kawasan tersebut.
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...Nurlina Y.
Kegiatan ini disusun dalam rangkaian pelaksanaan program untuk mencapai hasil akhir berupa kajian rekomendasi serta sebagai salah satu tolak ukur indikator kinerja utama (IKU) Gubernur dalam pengendalian pemanfaatan ruang yang bertujuan untuk menciptakan kualitas ruang D.I. Yogyakarta yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Resiliensi Warga Bantar Gebang Selama Pandemi COVID-19Nurlina Y.
Resiliensi Warga Bantar Gebang Selama Pandemi COVID-19
Ditulis Oleh:
Dewi Tan, Nurlina Yustiningrum, Josephine Livina
Sekolah Urbanis 2020 - Ruang Jakarta (RUJAK) Center for Urban Studies
---------------------------------------------------------------
Tanpa intervensi, pandemi COVID-19 berpotensi menimbulkan banyak korban pada kelompok masyarakat marginal. Salah satunya, perkampungan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Hidup di lingkungan TPA dan bersentuhan langsung dengan gunungan sampah memiliki risiko mudah terkena penyakit.
Sebelum pandemi, akses layanan kesehatan, sarana sanitasi, dan prasarana air bersih sudah menjadi permasalahan sehari-hari masyarakat marginal Bantar Gebang. Ketika pandemi, protokol kesehatan yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, maupun karantina mandiri bagi mereka yang diduga tertular pun kian sulit dilaksanakan.
Tinggal 'di rumah saja' demi mencegah penularan virus COVID-19 bukanlah pilihan, bila dihadapkan dengan risiko kelaparan jika tidak bekerja. Situasi tersebut menunjukkan bagaimana pandemi bukan hanya tentang kesehatan masyarakat, tetapi juga berkaitan dengan masalah ketimpangan sosial ekonomi.
---------------------------------------------------------------
Karya Kolaboratif Sekolah Urbanis 2020 yang berjudul 'Merekam Kota dalam Pandemi: Resiliensi, Harapan dan Kemungkinan' sudah bisa kamu unduh dalam format e-book.
Anda dapat mengunjungi tautan berikut untuk mulai mengunduh: bit.ly/ebookmerekamkota/
Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang Kabupaten/Kota Daerah Istime...Nurlina Y.
Pengawasan teknis dilakukan dengan dasar pasal 55 dan pasal 58 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap kinerja fungsi dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang dan kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.
Pengawasan dilakukan secara online melalui platform SIWASTEK (Sistem Informasi Pengawasan Teknis).
Created by Infrastructure Team:
1. Andesha Hermintomo
2. Jamiad Al-karim
3. Marina Shashi
4. Abidzar Al Ghifari
5. Nurlina Yustiningrum
6. Nawang Anandhini
7. Reza Dwiki Sudarso
8. Vega Fitria
9. Mukti Andriyanto
"International Field School and Urban Kampung Jakarta Conference 2019; Reviving Urban Commons” — in collaboration with Kyoto University, Rujak Center for Urban Studies, and The Government of Special Capital Region of Jakarta Province
September, 2019.
Kampung Akuarium, Jakarta, Indonesia.
Urban Citizen Acadamy II; Proposal Pemuda Peduli TBNurlina Y.
Pemuda Peduli Tuberkolosis (TB) percaya bahwa penderita TB memiliki harapan sembuh total bila mendapat penanganan secara tepat dan cepat. Rendahnya kesadaran masyarakat akan hal tersebut perlu dibenahi sebab stigma TB sebagai ‘penyakit hina masyarakat miskin yang sulit disembuhkan’ masih melekat erat.
Pemuda Peduli TB terdiri dari:
- Fithrothul Khikmah
- Rossaydiana Apriadna
- Nurlina Yustiningrum
- Wahyu Nurbandi
Kami tergabung dalam program Urban Citizenship Academy (UCA) dari ‘Kota Kita’, organisasi dengan misi membantu masyarakat menyusun arah perkembangan kota secara bijak dan iklusif dengan memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dan melakukan aksi secara kolektif.
Peremajaan Lingkungan Permukiman Nelayan Tambak Mulyo Berdasarkan Aspirasi Pe...Nurlina Y.
PEREMAJAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN NELAYAN TAMBAK MULYO BERDASARKAN ASPIRASI PENGHUNI
Nurlina Yustiningrum
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
-----------------------------------------------------
INTISARI
Kumuhnya permukiman pesisir merupakan masalah epidemik di Permukiman Nelayan Tambak Mulyo, Semarang Utara. Masalah tersebut berdampak pada kualitas permukiman nelayan, antara lain berupa tumpukan sampah yang menumpuk, kepadatan antara pasar dan PPI (Pusat Pelelangan Ikan), serta bencana banjir pasang surut dapat datang sewaktu-waktu. Salah satu penyelesaian pemerintah terhadap kondisi tersebut adalah dengan relokasi PPI. Meski demikian, program relokasi terbukti tidak tepat sasaran karena kurang menjangkau mayoritas penghuni permukiman. Oleh sebab tersebut, perencanaan ini bertujuan untuk memberi alternatif rencana melalui pendekatan dari bawah (bottom-up) berdasarkan aspirasi penghuni.
Perencanaan ini menggunakan metode analisis masalah potensial beserta studi pustaka. Proses analisis dilakukan untuk mendapatkan gambaran masalah dan potensi permukiman serta unit amatan permukiman. Gambaran masalah dan potensi masalah didapat melalui mini observasi. Unit amatan berupa komponen-komponen pembentuk Kawasan Permukiman Nelayan Tambak Mulyo juga turut didapatkan pada tahap tersebut. Komponen pembentuk kawasan permukiman nelayan tersebut berupa; jaringan jalan; jaringan drainase, jaringan air bersih; jaringan sanitasi; jaringan persampahan; fasilitas mitigasi bencana; pusat pelelangan ikan; tempat penjemuran ikan; tambatan perahu; dek kapal; dan tempat usaha. Setelah itu penulis mengumpulkan aspirasi penghuni melalui wawancara mendalam (in-depth interview) pada penghuni secara acak (random sampling).
Konsep rencana terbentuk berdasarkan aspirasi penghuni pada komponen pembentuk kawasan permukiman nelayan dengan tetap mempertimbangkan kaidah standar pelayanan dari pemerintah. Perencanaan dilakukan menggunakan strategi peremajaan lingkungan dengan realisasi tahapan rencana dalam kurun waktu lima tahun. Hasil dari peremajaan tersebut diharap akan memberikan dampak langsung bagi lingkungan permukiman nelayan secara umum dan bagi penghuni secara khusus sebab bersifat bottom-up.
-----------------------------------------------------
FISHING SETTLEMENT RENEWAL BASED ON THE ASPIRATIONS OF THE INHABITANTS IN TAMBAK MULYO SEMARANG
Exploring Development Complexities - Sanitation Issue in Notoyudan, Yogyakar...Nurlina Y.
Created By:
1. Laura O'Brien
2. Meg Gilchrist
3. Hannah Wilkes
4. Sebit Pal Rambang
5. Nurlina Yustiningrum
6. Ainina Zahra
7. Sandy Afwan
International Field Course: Exploring Development Complexities — in collaboration with The University of Queensland's School of Geography Planning and Environmental Management.
July, 2015.
Notoyudan, Yogyakarta, Indonesia.
1. SITE PLAN
PERUMAHAN
KOTA MUNTILAN.
ARI RAMADHAN 32751 ARVIANDI ANTARIKSA 35316 AGUS HERNANDO 36175
NURLINA YUSTININGRUM 36391 HALIM NURIZA 38206 SONY KRISANDI 38324
3. ① PERTAMBAHAN
PENDUDUK
YANG
TINGGI
DI
KOTA
MUNTILAN
② KETERBATASAN
LAHAN
③ KUANTITAS
LAHAN
TERBUKA
YANG
MENURUN
LATAR BELAKANG
4. 8.585
Unit
Rumah
Perhitungan
future
housing
need
dilakukan
dengan:
Proyeksi
Penduduk
-‐
jumlah
penduduk
sekarang
dibagi
dengan
5
(asumsi
1kk
=
5orang)
1. Rumah Saat Ini
HH
=
PoP
:
HS
HH
=
42.923
:
5
HH
=
8.585
EksisTng
rumah
di
Kota
MunTlan
adalah
8.585
2. Proyeksi Penduduk (22 tahun)
Pt
=
Po
(1+r)
Pt
=
43.923
(1+0,02)
Pt
=
67.904
3. Rumah tahun 2033
=
Penduduk
tahun
2033
:
5
=
67.904
:
5
=
13.581
unit
4. Rumah yang dibutuhkan tahun 2033
=
13.581
-‐
8.585
=
4996
future
housing
need
Kota
MunTlan
sebesar
4996
13.581
Unit
Rumah
2013
2033
FUTURE HOUSING NEED
5. FISIK EKONOMI SOSIAL
Topologi
baik
Dekat
dengan
pusat
kota
Keamanan
yang
terjamin
Asri
Aksesibilitas
mudah
Legalitas
terlindungi
Rencana
perumahan
terletak
di
Desa
Tamanagung,
Kecamatan
MunTlan,
dengan
luas
areal
402.325
m2.
Lokasi
tersebut
sangat
strategis
karena
berdekatan
dengan
pusat
kota.
Selain
itu,
lokasi
perumahan
yang
langsung
terhubung
dengan
jalan
utama
Kota
MunTlan
akan
memudahkan
akses
masyarakat
terhadap
sarana
dan
prasarana
transportasi.
Penyediaan
kompleks
perumahan
baru
juga
bertujuan
untuk
menopang
kegiatan
sehari-‐hari
masyarakat
Kota
MunTlan,
serta
menyediakan
hunian
yang
Aman,
Nyaman
dan
Mudah
dijangkau.
Penetapan
lokasi
tersebut
ditentukan
berdasar
parameter
keamanan
dan
kenyamanan
dari
segi
Fisik,
Ekonomi
dan
Sosial.
ANALISA LOKASI
10. TIPOLOGI RUMAH
Tipe 40
01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100 (%)
Tipe 54
Tipe 70
Mixed Use
Pendidikan
Kesehatan
Ibadah 0,5%
0,2%
0,5%
8,3%
40,9%
31,0%
18,2%
Gambar ini merupakan contoh rumah den-
gan Tipe 40. Rumah tipe ini disediakan den-
gan desain artistik moderen, rumah Tipe 40
ini di bangun 70 unit dengan desain per dua
rumah saling berdampingan.
Gambar ini merupakan contoh rumah den-
gan tipe 54. Rumah tipe ini dibangun dengan
desain single bersinegi dengan kawasan hijau
yang ada.
Gambar ini merupakan contoh rumah dengan
tipe 70. rumah tipe ini dibangun hampir sama
dengan rumah tipe yang di bawahnya, yang
membedakan hanya luas rumah dan desain
nya yang menjadikan rumah ini lebih berke-
las.
20
60
04 0
80
U
Legenda :
Mixed Use
Ibadah
Pendidikan
Kesehatan
Rumah Tipe 70 m
Rumah Tipe 54 m
Rumah Tipe 40 m
01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100 (%)
Gambar ini merupakan contoh rumah den-
gan Tipe 40. Rumah tipe ini disediakan den-
gan desain artistik moderen, rumah Tipe 40
ini di bangun 70 unit dengan desain per dua
rumah saling berdampingan.
bar ini merupakan contoh rumah den-
pe 54. Rumah tipe ini dibangun dengan
n single bersinegi dengan kawasan hijau
ada.
Gambar ini merupakan contoh rumah dengan
tipe 70. rumah tipe ini dibangun hampir sama
dengan rumah tipe yang di bawahnya, yang
membedakan hanya luas rumah dan desain
nya yang menjadikan rumah ini lebih berke-
las.
80
Pendidikan
Kesehatan
Rumah Tipe 70 m
Rumah Tipe 54 m
Rumah Tipe 40 m
Tipe 40
01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100 (%)
Tipe 54
Tipe 70
Mixed Use
Pendidikan
Kesehatan
Ibadah 0,5%
0,2%
0,5%
8,3%
40,9%
31,0%
18,2%
11. RUANG HIJAU
20 6004 0 80
Pada site perumahan ini terdapat kawasan
hijau yang masih alami. Di samping ber-
peran sebagai area hijau, kawasan tersebut
juga berperan sebagai kawasan penyangga
(buffer) untuk menjaga kawasan sungai.
Taman ini berlokasi di pinggir sungai dan berperan
sebagai tempat untuk rekreasi penghuni di area
perumahan tersebut. Taman tersebut cukup untuk
mengakomodasi aktivitas rekreasi
Taman dan juga sebagai bundaran difungsikan
untuk mengakomodasi aktivitas penghuni di
sekitar lingkungan taman tersebut dan juga
sebagai area hijau.
U
Pada site perumahan ini menyediakan setidaknya 350% dari
luas site sebagai kawasan hijau. Kawasan hijau tersebut terdi-
ri dari 44,3% berbentuk taman dan 55,7% masih alami. Taman
yang tersedia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan resapan
air bagi site perumahan tersebut dan juga untuk memenuhi
kebutuhan rekreasi bagi penghuni di perumahan tersebut.
Kawasan hijau yang masih alami berperan seba-
gai area penyangga/sempadan sungai dan juga ber-
fungsi sebagai paru-paru bagi site perumahan tersebut.
Taman
Area alami
01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100 (%)
(44,3%)
(55,7%)
12. POTONGAN JALAN
Pada sisi jalan dibu
destrian untuk me
dasi pejalan kaki d
umbuhkan tingka
sosial antar pengh
pedestrian didesai
aman mungkin un
tuhan pejalan kaki20 6004 0 80
U
Jalan arteri berfungsi sebagai akses utama
untuk masuk atau keluar dari kawasan pe-
rumahan. Jalan tersebut dibuat dalam dua
jalur dan empat lajur dan didesain untuk
kecepatan yang tergolong tinggi bagi ken-
daraan.
Jalan kolektor berfungsi untuk mengumpul-
kan penghuni, khususnya yang mengguna-
kan kendaraan pribadi, menuju akses keluar
atau masuk kawasan perumahan.
Jalan lingkungan dibuat sempit dengan ka-
pasitas lebar jalan untuk dua mobil. Dengan
demikian lingkungan rumah akan aman dari
bahaya kendaraan yang melintas, sebab ke-
cepatan kendaraan akan berkurang dengan
jalan yang sempit.
Pada sisi jalan dibuat jalur pe-
destrian untuk mengakomo-
dasi pejalan kaki dan men-
umbuhkan tingkat hubungan
sosial antar penghuni. Jalur
pedestrian didesain seny-
aman mungkin untuk kebu-
tuhan pejalan kaki.
Kolektor
Arteri
01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100( %)
(25%)
(60%)Lingkungan
(15%)
13. PENAMPANG JALAN
Jalan Arteri
Jalan arteri dengan total lebar ruang milik jalan 10 me-
ter untuk dua jalur. Selain itu, disediakan jalur pedes-
trian selebar tiga meter sekaligus untuk street furniture
seperti pohon, lampu jalan, dan fasilitas umum seperti
tempat sampah.
Jalan Kolektor
Jalan kolektor dengan lebar jalan empat meter untuk mas-
ing jalur, total lebar jalan sembilan meter dengan pemisah
jalan (devider) selebar satu meter. Di masing-masing sisi
jalan disediakan trotoar selebar tiga meter untuk menga-
komodasi pejalan kaki dan pada trotoar terdapat berbagai
fasilitas umum, seperti tempat sampah.
Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan selebar empat meter dengan trotoar
selebar satu meter pada masing-masing jalan. Jalan
ini dilengkapi street furniture berupa lampu jalan, dan
jalur hijau untuk resapan air.