Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Aspek Teknis dan Operasional dalam Pengelolaan Sampah.Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah. Pokok bahasan : sumber sampah, timbulan sampah, komposisi sampah, sistem pengelolaan sampah, dll.
Aspek Teknis dan Operasional dalam Pengelolaan Sampah.Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah. Pokok bahasan : sumber sampah, timbulan sampah, komposisi sampah, sistem pengelolaan sampah, dll.
As part of a USAID-sponsored project in Malawi, we conducted an alternative technology pilot to better understand the effectiveness of using small multimedia players for the delivery of teacher continued professional development materials. This presentation was delivered at the 2012 Comparative and International Education conference.
About 3,500 tonnes of food waste was discarded in Hong Kong every day in 2011. The food waste causes a strain on the city's landfills and on the environment. The Kowloon Bay Pilot Composting Plant, a part of the solution, was opened in mid-2008. Each year, the facility converts 500 tonnes of food waste into 100 tonnes of compost.
This project is composed by Alexandra Hoegberg, and all images and information in this slide were retrieved from the homepage of the Hong Kong Environmental Protection Department (epd.gov.hk), unless otherwise specified.
Program masyarakat mandiri mengelola sisa kegiatan Rumah Tangga di Kota Bandung dengan menggunakan teknologi biodigester. Sampah rumah tangga yang lunak seperti sisa makanan bisa diolah kembali menjadi pupuk atau gas metana dengan alat biodigester. Salah satu studi kasus yang dilaksanakan di Kota Bandung oleh Walikota Ridwan Kamil.
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...AlyaAnggrainiEffendi
Kesadaran lingkungan yang tertanam pada diri manusia berperan penting terhadap pembentukan sikap yang positif terhadap lingkungan hidup. Seseorang yang memiliki kesadaran lingkungan akan bersikap, dan bertindak ke arah pengolahaan lingkungan yang baik (Paramita & Yasa, 2015).
1. Sarana dan prasarana angkutan sampah
(garbage transportation EQUIPMENT)
• Dump Truck : 8 Unit
• Armroll Truck : 7 Unit
• Pick Up : 5 Unit
• Truck Hyno : 1 Unit
• Motor Pengawas : 13 Unit
2. Sarana dan prasarana alat berat
(heavy equipment)
• Loader : 1 Unit
• Buldozer : 1 Unit
3. Sarana dan prasarana perAHU SAMPAH
(GARBAGE BOATS)
• Perahu Fiber Glass : 2 Unit
• Perahu Katinting : 2 Unit
4. Sarana PENGUMPULan dan tempat pengomposan
(GARBAGE AND COMPOSTING TOOLS)
• TPS 3 Warna : 143 Buah
• Container : 40 Buah
• Tong Sampah : 4576 Buah
• Tempat Pengomposan : 56 Buah
5. Sampah merupakan salah satu permasalahan
klasik yang selalu dihadapi oleh pemerintah
Kabupaten/Kota. Banyaknya sampah yang
dihasilkan berkorelasi dengan jumlah
penduduk yang bermukim didalamnya. Tahun
2012, penduduk Kota Bitung berjumlah
229.218 jiwa dengan produksi sampah
sebesar 579m3 / Hari.
Dari jumlah tersebut 461 m3 terangkut ke
TPA, 33 m3 dimusnahkan dan dikelola oleh
masyarakat melalui kegiatan pengomposan
dan pengurangan sampah di beberapa
wilayah Kecamatan Lembeh Utara dan
Lembeh Selatan yang belum terjangkau oleh
kendaraan Sampah.
20m3 melalui kegiatan Pengomposan dan 65
m3 melalui program Bank Sampah dan Daur
Ulang Sampah
6. Jumlah Penanganan
Produksi
Sampah
461 m3 terangkut ke TPA (transported to TPA)
33 m3 dimusnahkan dan dikelola oleh masyarakat
melalui kegiatan pengomposan dan
pengurangan sampah di beberapa wilayah
Kecamatan Lembeh Utara dan Lembeh
Selatan (eliminate and managed by
community through composting and
decreasing garbage in Subdistrict of Lembeh
Island)
20m3 melalui kegiatan Pengomposan (composting)
65 m3 melalui program Bank Sampah dan Daur
Ulang Sampah (Garbage Bank and Recycle)
579m3
7. Pengelolaan sampah di waktu lalu, umumnya memakai
sistem : KUMPUL-ANGKUT-BUANG, sehingga berakibat
tekanan ke TPA sangat besar dan cepat penuh.
Bertambahnya penduduk dan lokasi pemukiman, semakin
meningkatkan volume sampah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah
Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 02 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah
8. a. Membudayakan pola hidup bersih, sehat dan ramah
lingkungan.
b. Berkurangnya sampah yang dibuang ke TPA
c. Sampah dapat menjadi barang yang bernilai ekonomis
d. Terbentuknya lembaga pengelola sampah di berbagai
tingkatan
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sampah.
9. a. Waktu Kegiatan
Dilaksanakan sepanjang tahun secara terus menerus dan ditargetkan
ditahun 2014 kegiatan pengelolaan sampah di Kota Bitung terutama
yang berkaitan dengan perencanaan, pengurangan, dan penanganan
sampah telah berjalan secara berkelanjutan, dan sampah bisa
dikurangi sebanyak 50 %.
b. Indikator Keberhasilan
- Wilayah kota terlihat lebih indah, bersih dan teduh
- Kualitas kesehatan masyarakat semakin meningkat.
- Pemukiman-pemukiman kumuh dan jorok secara bertahap
berubah menjadi lebih bersih dan sehat
- Kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan semakin
meningkat dengan secara spontan menetapkan hari jumat sebagai
kegiatan jumat bersih.
- Pembangunan TPS tiga warna untuk pemilahan sampah secara
swadaya
- Pembangunan tempat pengomposan secara swadaya
- Mulai berkurangnya sampah yang di buang ke TPA.
10. Sebelum tahun 2006, Kota Bitung termasuk salah satu Kota yang
dinilai masih belum mampu menjaga lingkungannya dengan
beberapa indikator :
- Sampah berserakan dimana-mana (garbage throw in
everywhere)
- Kurangnya pohon peneduh (Lack of Shade Trees)
- Tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat rendah (Low levels
of people awareness)
- Terbatasnya armada angkutan sampah (Limited of Garbage
Transportation)
- Kurangnya koordinasi dalam penanganan sampah (Lack of
coordinations in handling garbage)
- Belum adanya Perda Tentang Pengelolaan Sampah (There is no
rules about Garbage Management)