Pelatihan ini bertujuan untuk mengajari peserta cara mengelola sampah di kawasan penghasilnya sendiri secara berkelanjutan dan menghasilkan produk daur ulang untuk mendapatkan pendapatan. Pelatihan ini mencakup teknik pengolahan sampah organik, pembuatan kerajinan dari sampah plastik, kertas, dan styrofoam serta pengelolaan usaha sampah. Peserta akan belajar membuat produk daur ulang, mengelola lapak sampah,
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Pada hari Selasa, 5 mey 2015 pukul 16.00 WITA kami berkunjung ke pasar todopuli, untuk melakukan observasi di tempat penumpukan sampah. Sebelum kami melakukan observasi kami wawancara di lokasi tersebut terlebih dahulu bersama penjual. kami yang beranggotakan 3 orang yang ditugaskan oleh dosen untuk melakuakan penelitian timbulan sampah
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Pada hari Selasa, 5 mey 2015 pukul 16.00 WITA kami berkunjung ke pasar todopuli, untuk melakukan observasi di tempat penumpukan sampah. Sebelum kami melakukan observasi kami wawancara di lokasi tersebut terlebih dahulu bersama penjual. kami yang beranggotakan 3 orang yang ditugaskan oleh dosen untuk melakuakan penelitian timbulan sampah
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakartaOswar Mungkasa
Bahan disampaikan oleh Hadi Prabowo dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Tiga jalur kebijakan pengelolaan sampah, Peta Jalan
Pengurangan Sampah Oleh Produsen, aksi korporasi pengelolaan sampah, aksi komunitas, tatakelola belum mnatab sampah pekanbaru
selama ini skema yang diperkenalkan adalah 3 R (Reuse, Reduce Recycle) kemudian dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkuler maka berkembang pula skema lebih baru yang dikenal sebagai upcycling.
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Materi Pengolahan Sampah ini akan menjelaskan berbagai hal mulai dari latar belakang, tujuan, dan materi terkait mengenai berbagai cara dalam mengolah sampah.
FKM UNSRI ALIH PROGRAM 2013
Ulasan terhadap Rapat Tinjauan terhadap SNI Produk tas Belanja Plastik yaitu SNI 7188.7:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai dan SNI 7188-11:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 11: Kategori Produk Tas Belanja Plastik Berbahan Daur Ulang
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakartaOswar Mungkasa
Bahan disampaikan oleh Hadi Prabowo dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Tiga jalur kebijakan pengelolaan sampah, Peta Jalan
Pengurangan Sampah Oleh Produsen, aksi korporasi pengelolaan sampah, aksi komunitas, tatakelola belum mnatab sampah pekanbaru
selama ini skema yang diperkenalkan adalah 3 R (Reuse, Reduce Recycle) kemudian dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkuler maka berkembang pula skema lebih baru yang dikenal sebagai upcycling.
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Materi Pengolahan Sampah ini akan menjelaskan berbagai hal mulai dari latar belakang, tujuan, dan materi terkait mengenai berbagai cara dalam mengolah sampah.
FKM UNSRI ALIH PROGRAM 2013
Ulasan terhadap Rapat Tinjauan terhadap SNI Produk tas Belanja Plastik yaitu SNI 7188.7:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai dan SNI 7188-11:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 11: Kategori Produk Tas Belanja Plastik Berbahan Daur Ulang
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik oleh Komunitas Baru jakrta tanggal 3 Agustus 2017 ini adalah catatan ringkas saya dari presentasi para narasumber, termasuk diri saya: Riza V. Tjahjadi
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
1. PELATIHAN MENGELOLA SAMPAH KAWASAN
A. PENGANTAR
Semua sampah bersumber dari orang-orang yang berada di suatu kawasan (komp.
perumahan, pertokoan, perkantoran, RS, hotel, bandara, pabrik, kampus, pantai dan
kawasan lainnya). Dengan sistem kumpul-angkut-buang semua sampah diarahkan untuk
dibuang ke TPA. Sistem ini membutuhkan armada pengangkut sampah, TPS dan TPA dalam
jumlah yang memadai yang terus bertambah seiring peningkat volume sampah yang
dihasilkan masyarakat. Tidak ada satu pun kota di Indonesia yang mampu memenuhinya.
Selain itu, gunungan sampah di TPA mencemari air, tanah dan udara di sekitarnya sampai
puluhan tahun ke depan. Satu ton sampah menghasilkan sekitar 30 kg gas metan penyebab
pemanasan global. Sampah tak terangkut tercecer di banyak tempat merusak kebersihan,
keindahan dan menjadi sarang penyakit. Sampah ditimbun menghambat kesuburan tanah.
Sampah dibakar menghasilkan polusi yang sangat berbahaya. Sampah yang menyangkut di
saluran drainase dan sungai menyebabkan banjir.
Selama sistem kumpul-angkut-buang, masalah sampah tak akan kunjung terselesaikan.
Jaringan Wirausahwana Sampah (JAWIS) merumuskan solusi berupa Sistem Penuntasan
Sampah di Kawasan Penghasilnya (SPSKP). Sistem ini mengandung dua komponen utama :
1. Semua sampah yang dihasilkan warga satu kawasan dituntaskan di kawasan penghasilnya.
Tidak ada yang tersisa untuk dibuang
2. Sampah dikelola dengan pendekatan wirausaha, dimanfaatkan untuk menghasilkan
produk daur ulang yang laku dan menguntungkan. Menggunakan teknik dan alat yang
murah dan mudh dikerjakan. Bisa dijadikan usaha dengan modal dan biaya operasional
rendah.
Dalam rangka turut menuntaskan masalah sampah yang saat ini sedang dihadapi setiap kota
di Indonesia sekaligus mencipatakan lapagan kerja baru, JAWIS menyelenggarakan Pelatihan
Mengelola Sampah Kawasan.
B. DESKRIPSI PELATIHAN
B.1. Tujuan
1. Peserta bisa melakukan penanganan sampah pada satu kawasan, sampai tuntas di
kawasan penghasilnya. Tidak ada yang dibuang
2. Peserta bisa memnafaatkan sampah untuk melahirkan sumber pendapatan baru
JARINGAN WIRAUSAHAWAN SAMPAH (JAWIS)
Komp. Sekretariat Negara Blok K No 17 – Pdk Kacang Barat – Tangsel
Telp 021-7329379/081286265460/085846438070
2. B.2. Materi
1. Penanganan sampah organik sampai tuntas, tanpa tersisa untuk dibuang
2. Membuat kerajinan dur ulang sampah platik Teknik PADU 1)
3. Membuat produk klreatif berbahan aku sampah plastik 1)
4. Pembuatan kerajinan sampah kertas
5. Pembuatan kerajinan sampah styrofoam
6. Mengelola usaha lapak sampah
7. Paparan Bank Sampah Model Baru yang memiliki kelebihan dibanding bank sampah yang
selama ini berjalan 2)
8. Paparan Sistem Penuntasan Sampah di Kawasan Penghasilnya 1)
9. Konsultasi Teknis usaha Peserta
1) Temuan JAWIS
2) Perbaikan sistem yang ada
)
Jenis Pelatihan
1. Pelatihan Online melalui internet bagi mereka yang tidak bisa datang ke tempat pelatihan
2. Gabungan. Berupa pelatihan tatap muka di Kantor JAWIS atau tempat peserta serta
metode online
B.3. Metode Pelatihan
1. Tatap muka
a. di Cabang JAWIS
1. Bekasi : Mesjid Nurul Hidayah RT 002/06 Desa Cimuning – Mustika Jaya – Kab Bekasi
2 Bale Warga Komp Perumahan Maharta – Pondok Kacang Barat – Tangsel 3)
b. Tatap muka di tempat Peserta (minimal 5 orang, biaya akomodasi dan transporatasi
ditanggung Peserta
2. Melalui internet
a. JAWIS memberikan materi dasar melalui website yang hanya bisa diakses oleh Peserta
b. Tanya jawab melalui forum diskusi dalam website atau email
3) Pelatihan berlangsung setiap hari
B.4. Fasilitas
Peserta mendapat
1. 2 eks buku “Berwirausaha Sampah” karya Asep K. Kusumah (berisi materi poin 1 -6)
2. DVD tutorial kerajinan sampah kertas
3. DVD tutorial kerajinan styrofoam
Catatan :
1. Bagi Peserta pelatihan online, fasilitas dikirim ke alamat Peserta. Gratis biaya kirim
2. Bagi Peserta pelatihan jenis gabungan, fasilitas diberikan saat pelatihan tatap muka
B.4. Masa Pelatihan : 3 bulan
B.5. Frekuensi Pelatihan
a. Tatap muka di Kantor JAWIS sampai 2 kali pertemuan
b. Online dalam bentuk tanya jawab bisa dilakukan berkali-kali selama masa pelatihan
3. B.6. Biaya
a. Pelatihan Online Rp 800.000
b. Pelatihan jenis gabungan Rp 1.000.000
B.7. Peserta
1. Peserta adalah kelompok maksimal 3 orang
2. Peserta bisa berupa : kelompok perorangan, organisasi RW, Ormas, Koperasi, pebisnis
sampah, instansi pemerintah atau pengelola kawsan
B.8. Cara Pendaftaran
1. Bagi Peserta Pelatihan Online :
a. Kirim SMS ke nomor 081286265460 atau 085846438070
b. Ketik : daftar wirausaha online/nama/alamat lengkap
c. Silakan Transfer biaya pelatihan sebesar Rp 800.000 ke rekening Bank BRI nomor
091601008560504 an Asep K. Kusumah
d. Kirim SMS konfirmasi ke nomor ponsel di atas
Ketik : nama/jumlah uang/bank transfer/user name/password yang diinginkan
e. Fasilitas untuk Peserta segera dikirim ke alamat Peserta
f. Kami akan berikan link website pelatihan dengan user name dan password yang
diinginkan
2. Bagi Peserta Pelatihan Jenis Gabungan
a. Kirim SMS ke nomor 081286265460 atau 085846438070
b. Ketik : daftar wirausaha gabungan /nama/alamat lengkap
c. Transfer biaya pelatihan sebesar Rp 1.000.000 ke rekening Bank BRI no
091601008560504 an Asep K. Kusumah
d. Kirim SMS konfirmasi ke nomor ponsel di atas
Ketik : nama/jumlah uang/bank transfer/user name/password yang diinginkan
e. Fasilitas untuk Peserta segera dikirim ke alamat Peserta
f. Kami akan berikan link website pelatihan dengan user name dan password yang
diinginkan
Catatan :
1. Hanya menerima pendaftaran lewat transfer bank
2. Untuk memudahkan pengecekan, sebaiknya transfer dalam jumlah unik.
Misalnya Rp 800.111 atau Rp 1.000.011
C. USAHA TERCIPTA
Setelah memperoleh pelatihan, Peserta bisa mengelola usaha :
1. Produk daur ulang sampah :
a. Lembar plastik daur ulang sampah plastik Teknik PADU
b. Produk jadi produk daur ulang sampah plastik Teknik PADU
c. Produk kreatif berbahan baku sampah plastik tak bernilai
d. Produk berbahan baku sampah styrofoam
2. Mengelola usaha lapak sampah
3. Menjadi agen penjual alat pengolah sampah temuan JAWIS, yaitu :
a. Insinerator Multifungsi rmah lingkungan
b. Tungku pengolah sampah plastik tak bernilai
4. 4. Mengelola bank sampah model baru di kawasan tempat tinggal Peserta
5. Usaha Jasa Mengelola sampah kawasan (real estate, apartemen, pertokoan, kampus dsb)
D. PENGEMBANGAN
Agar Peserta bisa melakukan aktivitas secara berkelanjutan dan pemberdayaan seluruh
Peserta. Peserta Pelatigan Berwirausaha Sampah akan diajak bergabung sebagau Mitra
Jaringan Wirausahawan Sampah.
Manfaat bagi Mitra :
1. Pelatihan dan konsultasi berkelanjutan, termasuk temuan baru JAWIS
2. Koordinasi peningkatan usaha Mitra
3. Koordinasi produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
4. Akses permodalan
5. Pemasaran bersama produk karya Mitra
6. Memperoleh alat pengolah sampah karya JAWIS dengan harga khusus
7. Dibantu sampai mampu menyelenggarakan Pelatigan Berwirausaha Sampah
8. Dilibatkan dalam program kerja sama dengan Pemerintah dan Swasta
9. Dilibatkan dlam Forum Komunikasi yang dikelola JAWIS
Tangsel, Mei 2014
Jaringan Wirausaha Sampah (JAWIS)
Asep K. Kusumah
Koordinator/Penanggung Jawab
5. Lampiran 1 : Lembar Plastik Daur Ulang Sampah Plastik Teknik PADU
Tipis Polos Tipis Motif Tipis Variasi Tipis Majun
Sedang Polos Sedang
Tebal Polos Tebal Motif Tebal Variasi Tebal Majun
Dobel Tebal Super Tebal
Lampiran 1 : Lembar Plastik Daur Ulang Sampah Plastik Teknik PADU
Tipis Polos Tipis Motif Tipis Variasi Tipis Majun
Sedang Polos Sedang Motif Sedang Variasi Sedang Majun
Tebal Polos Tebal Motif Tebal Variasi Tebal Majun
Dobel Tebal Super Tebal
Tipis Polos Tipis Motif Tipis Variasi Tipis Majun
Motif Sedang Variasi Sedang Majun
Tebal Polos Tebal Motif Tebal Variasi Tebal Majun
6. Lampiran 2 : Produk Jadi Daur Ulang Sampah Plastik Teknik PADU
7. Lampiran 3 : Produk Kreatif Berbahan Baku Sampah Plastik Tak Bernilai