Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas sistem penanganan sampah bernama Sistem Penuntasan Sampah di Kawasan Penghasilnya (SPSKP) yang bertujuan menangani sampah secara menyeluruh di daerah penghasilnya.
2. SPSKP memanfaatkan sampah sebagai sumber daya untuk menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk daur ulang.
3. SPSKP diawali dari tingkat RW dan bert
Materi Pengolahan Sampah ini akan menjelaskan berbagai hal mulai dari latar belakang, tujuan, dan materi terkait mengenai berbagai cara dalam mengolah sampah.
FKM UNSRI ALIH PROGRAM 2013
disajikan dalam rangka sosialisasi dan drum up inovasi pelayanan publik di kota tarakan. persipan menjadi laboratorium inovasi administrasi negara 2016
Materi Pengolahan Sampah ini akan menjelaskan berbagai hal mulai dari latar belakang, tujuan, dan materi terkait mengenai berbagai cara dalam mengolah sampah.
FKM UNSRI ALIH PROGRAM 2013
disajikan dalam rangka sosialisasi dan drum up inovasi pelayanan publik di kota tarakan. persipan menjadi laboratorium inovasi administrasi negara 2016
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.
Tiga jalur kebijakan pengelolaan sampah, Peta Jalan
Pengurangan Sampah Oleh Produsen, aksi korporasi pengelolaan sampah, aksi komunitas, tatakelola belum mnatab sampah pekanbaru
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Sampah menjadi persoalan pelik hampir di semua daerah kota besar. Tidak hanya di kota-kota di Indonesia, tapi juga di dunia. Meski begitu, beberapa negara maju di dunia sudah menerapkan sistem pengolahan sampah yang tidak hanya jelas, tapi juga tegas. Indonesia sendiri meski sudah mulai bergerak ke arah yang positif, masih perlu banyak belajar.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Proposal mewujudkan kota bebas sampah
1. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 1
A. RANGKUMAN
Sampah kini bukan lagi masalah pelik yang sulit diatasi. Membentuk satu kota terbebas dari
tumpukan sampah, dalam arti sampah yang ada pada satu kota tertangani tuntas tanpa ada
yang dibuang ke TPA atau tercecer di banyak tempat bukanlah harapan kosong yang tak bisa
diwujudkan.
Hasil penelitian dan pengembangan di lapangan selama hampir empat tahun, Jaringan
Wirausahawan Sampah (JAWIS) merumuskan Sistem Penuntasan Sampah di Kawasan
Penghasilnya (SPSKP) sebagai revisi terhadap sistem kumpul-angkut-buang yang terbukti
gagal mengatasi timbulan sampah. Kandungannya :
1. Semua sampah yang dihasilkan warga suatu kawasan dituntaskan di kawasan
penghasilnya. Tidak ada yang tersisa untuk dibuang.
2. Sampah dikelola dengan pendekatan wirausaha untuk menghasilkan produk daur ulang
yang laku dan menguntungkan. Dikerjakan menggunakan teknik dan alat yang mudah dan
murah dalam satu proses yang ringkas, mudah, murah dan ramah lingkungan. Bisa
dijadikan usaha dengan modal dan investasi rendah. Tercipta sedikitnya empat jenis
usaha baru
3. Menggunakan pendekatan yang memberikan manfaat bagi warga sekitar, sehingga
mereka mau memilah sampah dan menyerahkannya untuk diolah
Upaya mewujudkan kota bebas sampah dimulai dari wilayah terkecil (RW atau kawasan)
hingga RW terbebas dari tumpukan sampah, meluas sampai tingkat kelurahan, berkembang
hingga kecamatan. Hingga sampah satu kota terselesaikan tuntas tanpa menyisakan msalah.
Biaya yang dibutuhkan untuk membentuk RW bebas sampah total sebesar Rp 158.000.000.
Dana bisa bersumber dari anggaran Pemda, swasta khususnya perusahaan penghasil
sampah, dana CSR dan swadaya masyarakat. Sistem ini melahirkan sedikitnya empat jenis
sumber pendapatan, diyakini program bisa berjalan dinamis, mandiri dan berkelanjutan.
Selain terbentuk kota bebas sampah, SPSKP menghasilkan efek positif positif berantai :
1. Tercipta ribuan lapangan kerja baru
2. Pengurangan penggunaan barng-barang berbahan baku plastik dan kertas baru diganti
dengan produk hasil daur ulang sampah
3. Terpenuhinya kewajiban perusahaan penghasil sampah untuk mengelola sampahnya
sendiri
4. Mengurangi drastis beban kerja dan anggaran Pemda
SPSKP merupakan solusi revolusioner namun mudah dan murah dikerjakan serta ramah
lingkungan dalam menuntaskan masalah sampah. . Belum ada satu pun kota di dunia yang
menangani masalah sampah sampai tuntas. Tidak ada yang dibuang.
PROPOSAL MEWUJUDKAN KOTA BEBAS SAMPAH
MELALUI PENERAPAN SISTEM PENUNTASAN SEMUA SAMPAH
DI KAWASAN PENGHASILNYA (SPSKP)
2. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 2
B. SISTEM PENUNTASAN SAMPAH DI KAWASAN PENGHASILNYA
B.1. Latar Belakang
Masalah sampah berawal dari pola pikir bahwa sampah adalah benda kotor, jorok, bau,
sumber masalah dan tidak berharga sehingga dibuang. Pemda menindaklanjutinya dengan
melakukan sistem kumpul-angkut-buang. Sistem ini terbukti gagal dalam mengatasi masalah
sampah. Pola pikir dan sistem penanganan sampah demikian perlu direvisi.
Kenyataan menunjukkan, aktivitas penanganan sampah berbasis masyarakat akan berjalan
dinamis, mandiri dan berkesinambungan jika para pengelolanya memperoleh pendapatan
finansial secara memadai.
Selain itu, masyarakat akan berpartisipasi memilah dan membuang sampah pada tempatnya
jika ia merasakan secara nyata manfaat dari tindakannya itu.
Belum ada solusi bagi perusahaan penghasil sampah dalam melaksanakan kewajibannya
untuk mengelola sampahnya sendiri. Akibatnya, puluhan miliar kantong kresek, bungkus,
sachetan, styrofoam dan tetrapak setiap tahun berserakan di banyak tempat. Sampah jenis
ini merupakan inti masalah sampah. Karena tidak berharga, tidk ada pabrik yang mau
mendaurulangnya. Sulit diatasi, perlu waktu 100 – 400 untuk bisa terurai kembali.
Berdasarkan penelitian dan pengembangan di lapangan dalam rangka menemukan konsep
penuntasan masalah sampah, JAWIS merumuskan Sistem Penuntasan Sampah di Kawasan
Penghasilnya (SPSKP), sebagai revisi sistem kumpul-angkut-buang dengan segala ikutannya
yang terbukti gagal mengatasi masalah sampah
B.1. Proses Kerja
Proses kerja SPSKP nerlangsung sbb :
1. Warga memilah sampah rumahnya dalam dua kelompok :
a. Sampah Organik (sampah basah)
b. Sampah Anorganik (sampah kering)
2. Sampah organik diambil setiap hari, langsung dituntaskan menggunakan Insinerator
Multifungsi Ramah Lingkungan Tanpa Bhan Bakar. Semua sampah satu kawasan
diusahakan tuntas pada hari yang sama. Sisa hasil pembakaran berupa 5% abu bisa
digunakan sebagai bahan baku batako
3. Sampah Anorganik dutangani menurut tiga cara :
a. Sampah bernilai (beling, dupleks, kaleng, kardus, kertas, logam dan plastik) dijual ke
bandar untuk didaur ulang sistem pabrikasi
b. Sebagian sampah bungkus mi, kresek, sachetan, dicampur dengan sampah plastik PE
daun dan majun dengan menggunakan Teknik PADU diolah menjadi selembar plastik
daur ulang yang solid dengan warna, motif dan ketebalan yang bisa dimodifikasi.
Selanjutnya dengan dijahit atau disulam dibentuk menjadi ATK, dompet, sandal, tas,
tikar dsb yang laku dan menguntungkan
c. Sampah plastik tak bernilai (bungkus mi, kresek kualitas rendah, sachetan, styrofoam
dan tetrapak) dilelehkan menggunakan Tungku Pengolah Sampah Plastik Tak Bernilai
menjadi cairan, selanjutnya dicetak kemudian dibentuk menjadi banyak jenis produk
kreatif seperti alas meja, bangku taman, jam dinding, nisan, nomor rumh dsb
3. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 3
B.2. Usaha Tercipta
Sistem Penuntasan Sampah di Kawasan Penghasilnya melahirkan sedikitnya empat jenis
usaha :
1. Pengelolaan lapak sampah menjual sampah bernilai
2. Lembar plastik daur ulang Teknik PAFU
3. Produk jadi daur ulang sampah plastik Teknik PADU
4. Produk kreatif berbahan baku sampah plastik tak bernilai
B.3. Efek Positif Berantai
SPSKP memberikan efek positif berantai kepada beberapa aspek lainnya, yaitu
B.3.1. Solusi EPR
Setiap tahun, dihasilkan puluhan miliar bungkus mi, kantong kresek, sachetan (bungkus kopi,
camilan dsb), styrofoam dan tetrapak. UU No 18/2008 dan PP No 81/2012 Tentang Sampah
mewajibkan perusahaan penghasil sampah unuk mengelola sampah yang dihasilkannya,
dikenal dengan istilah Extended Producer Responsibility (EPR). Nmun hingga kini belum ada
solusi yang efektif dan efisien yang tidak berpengaruh kepada harga jual produk.
Pelaksanaan kewajiban EPR berhadapan dengan berbagai kendala :
1. Sampah yang dihasilkan berupa sampah tidak bernilai. Tidak ada pabrik yang mau
mendaurulangnya. Menghasilkan dampak negatif berkepanjangan, sebab butuh waktu
100 – 400 untuk bis terurai kembali.
2. Tersebar di banyak tempat. Di kota, pesawahan, pantai, pegunungan. Memerlukan biaya
besar untuk mengangkutnya. Setelah diangkut, akan diolah di mana ?
3. Jika dalam satu tempat sampah, terdpat sampah kemasan dari beberapa perusahaan.
Siapa yang bertanggung jawab ? Apakah satu perusahaan hanya mengambil sampah
produksinya sendiri ?.
Solusi mengatasi masalah sampah tidak bernilai ini sangat mudah dan murah dilakukan.
Dengan alat berupa tungku pengolah sampah plastik tak bernilai. Sampah kemasan yang
berada pada satu kawasan didaur ulang menjadi banyak jenis produk kreatif bernilai
ekonomis seperti jam dinding, nomor rumah, alas meja, bata hiaas, nisan, bangku taman
dsb.
UU dan PP Persampahan membolehkan perusahaan penghasil sampah bekerja sama dengan
pihak lain dalam melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini, kewajiban tersebut
dilaksanakan bekerja sama dengan Pengelola Sampah Kawasan. Perusahaan tinggal
memberikan alat pengolah sampah dan biaya operasional bulanan. Solusi ini mungkin hanya
menghabiskan biaya Rp 2/kemasan
B.3.2. Penegakkan Perda Sampah
Semua kota di Indonesia telah mengeluarkan Perda Tentang Sampah yang mengatur peran
dan fungsi Pemd serta masyarakat dalam mengatasi masalah sampah. Belum terlaksananya
Perda ibi terletak pada sulitnya pengawasan dan penindakan juga disebabkan kurangnya
fasilitan penanganan sampah (truk sampah, TPS, RPA dan yang lainnya)
4. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 4
Dua aspek penting Sistem Penuntasan Semua Sampah di Kawasan Peghasilnya adalah :
1. Semua sampah tertangani habis. Tak akan lagi ditemui ceceran sampah di banyak tempat
atau gunungan sampah di TPA
2. Menghasilkan banyak manfaat –khususnya finansial- bagi pengelola dan warga
penyumbang sampah
Setelah dirasakan bahwa sampah ternyata bermanfaat, masyarakat akan mengelola sampah
secara dinamis, mandiri dan berkesinambungan. Perda tentang Sampah akan terlaksana
dengan sendirinya.
B.3.3. Solusi Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik
Aturan pengurangan penggunaan kantong plastik sulit terlaksana sebab belum ada alternatif
pengganti kantong plastik. Tas belanja daur ulang sampah plastik hasil Teknik PADU adalah
solusinya. Bisa dipakai berbelanja berpuluh kali. Uji pasar menunjukkan bahwa produk
tersebut disukai konsumen dan menguntungkan.
B.3.4. Titik Temu Kewajiban dan Harapan Semua Pihak
Program Mewujudkan Kota Bebas Sampah bisa mempertemukan pelaksanaan kewajiban
semua pemangku kepentingan terkait sampah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,
yaitu :
1. Pemerintah Pusat dan Daerah. Kewajibannya akan lebih mudah terlaksana sebab beban
kerja akan terbagi ke banyak pihak. Harapan membentuk kota bebas sampah bukanlah
impian kosong
2. Perusahaan Penghasil Sampah. Kini, hanya dengan mengeluarkan biaya Rp 2/kemasan,
kewajiban perusahaan penghasil sampah untuk mengelola sampahnya bisa terlaksana.
Aktivitasnya dilakukan oleh Pengelola Sampah di setiap kawasan dengan hail tambahan
berupa banyak jenis produk kreatif bernilai ekonomis.
3. Pengelola Kawasan. Selama ini pengelola kawasan membayar jas pengangkut sampah
untuk membuang sampahnya keluar kawasan. Tindakan ini hanya memindahkan masalah
sampah ke tempat lain. Saatnya sistem ini diganti dengan menuntaskan sampah di
kawasan penghasilnya. Sistem ini hanya membutuhkan biaya relatif kecil dan lahan tidak
terlalu luas. Biaya operasional bisa ditutup dari hasil pengolahan sampah
4. Perusahaan Pemilik Dana CSR. Dapat menyalirkan dananyya kepada aktivitas penanganan
sampah berbasis masyarakat yang efektif mengurangi timbulan sampah secara signifikan
bahkan menciptakan banyak lapangan kerja baru
5. Masyarakat. Kewajiban masyarakat sebagai produsen sampah dilaksanakan dengan
memiah sampah dan menyerahkannya untuk dikelola. Sistem yang memberikan banyak
manfaat yang bisa langsung dirasakan semua warga ini akan memotivasi mereka untuk
mau melakukannya.
6. Penciptaan Lapangan Kerja Baru. Jika pengelolaan sampah di satu kawasan (RW)
melibatkan enam orang tenaga. Jawa Barat yang memiliki sekitar 50.000 RW, melalui
sistem pemanfaatan sampah ini akan menciptakan lapangan kerja bagi 300.000 orang.
Belum termasuk yang bergerak dalam pemasaran produk daur ulang, pemasok alat
pengolah sampah dan bahan baku.
5. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 5
C. REALISASI MENUJU KOTA BEBAS SAMPAH
C.1. Tujuan
1. Menangani semua sampah sampah yang dihasilkan warga satu kota sampai tingkat tuntas.
Tak ada yang tersisa untuk dibuang
2. Memanfaatkan sampah untuk penciptan lapangan kerja baru
3. Memanfaatkan sampah untuk membentuk kas warga
4. Menjalin sinergi kerja sama semua pihak yang berkepentingan dengan masalah sam[ah
5. Mengurangi penggunaan barang-barang berbahan baku plastik dan kertas baru dengan
barang-barang hasil daur ulang sampah
C.2. Rukun Warga Bebas Sampah
Upaya mewujudkan kota bebas sampah dimulai pada tingkat Rukun Warga (RW), meluas
sampai wilayah kelurahan, berkembang sampai kecamatan hingga satu kota terbebas dari
tumpukan sampah. Namun tak ada sampah yang dibuang ke TPA.
C.3. Tahapan Operasional
C.3.1. Pelatihan
Materi :
1. Pembuatan lembar plastik daur ulang Teknik PADU
2. Pembuatan produk jadi daur ulangsampah plastik Teknik PADU
3. Pembuatan produk kreatif berbahan baku smpah plastik tak bernilai
4. Pengelolaan usaha lapak sampah
5. Paparan Bank Sampah Model Baru yang memiliki beberapa kelebihan dibanding bank
sampah yang selama ini berjalan. Bank sampah merupakan induk usaha pengolahan
sampah. Digunakan Bank Sampah selaras dengan kebijakan Pemerintah Pusat. Juga
keberadaan bank sampah menjadi salah satu kriteria memenangi Piala Adipura
C,3.2. Penyediaan Alat dan bahan produksi awal
Berupa :
. 1. Insinerator Multifugsi Ramah Lingkungan Tanpa Bahan Bakar
2. Tungku Pengolah Sampah Plastik Tak Bernilai
3. Lima jenis cetakan plastik
4. 2 buah sterika 350 watt berkualitas tinggi
5. 20 m kodaktris
6. 50 kg sampah plastik PE daun
7. 1 buah Kompresor mini
8. 1 buah tabung semprot
9. 1 buah alat gravir
10. 1 buah mesin pemotong plastik
11.. 500 buah kantong plastik untuk sampah anorganik
12.. 50 buah karung pemilah sampah bernilai
13. 1 buah timbangan gantung
14. 2 buah sekop
15. Dua buah gerobag
16. Bangunan 70 m2
6. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 6
C.3.3. Pembinaan
Pembinaan dilakukan agar setelah pelatihan, program membentuk kawasan bebas sampah
bisa berlanjut.
Pembinaan dilakukan sampai tingkat :
1. Mampu membuat lembar plastik daur ulang sampah plastik
2. Mampu membuat produk jadi daur ulang sampah plastik
3. Mampu membuat produk kreatif berbahan baku sampah plastik tak bernilai
4. Menyusun rencana usaha
5. Mengelola usaha lapak sampah
6. Mendirikan Bank Sampah Model Baru
C.4. Program Pendukung
Agar upaya mewujudkn Jawa Barat bebas samph melalui penanganan berbasis mayarakat ini
bisa bergerak secara dinamis, mandiri dan berkelanjutan sehingga tercapai tujuannya,
Pemda Provinsi Jawa Barat dan Pemd setiap kota perlu melakukan Program Pendukung
berupa :
1. Pendirian Sentra Promosi Produk Dur Ulang
2. Bantuan permodaln
3. Bantuan pemasran
4. Even tahunan untuk pameran, promosi dan lomba
C.5. Jaringan Wirausahawan Sampah
Selanjutnya Para Pengelola Sampah Kawasan diajak untuk bergabung sebgai Mitra Jaringan
Wirausaha Sampah. Mitra mendapatkan benefit :
1. Pelatihan berkelanjutan
2. Konsultasi teknis
3. Koordinasi produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
4. Akses permodalan
5. Pemasaran bersama
6. Forum Komunikasi
7. Sistem Informasi Persampahan
8. Kerja sama dengan pemerintah dan swasta
C.6. Aspek Keuangan
C..6.1. Kebutuhan Dana
1. Pelatihan 1 kali pertemuan @ Rp 3.000.000/RW
2. Pembinaan 1 kali pertemuan @ Rp 3.000.000/RW
3. Penyediaan alat dan bahan baku produksi awal Rp 72.000.000
4. 2 buah gerobag sampah @ Rp 5.000.000 = Rp 10.000.000
5. Bangunan 70 m2 Rp 70.000.000
Total kebutuhan dana = Rp 158.000.000/RW
7. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 7
C.6.2. Sumber Dana
1. Anggaran Pemda Provinsi Jawa Barat
2. Perusahaan Penghasil sampah
3. Dana CSR lingkungan
4. Iuran warga
C.6.3. Sumber Pendapatan
1. hasil usaha pengelolaan sampah
2. Dana insentif dari Pemda
3. Dana kompensasi dari perushaan penghasil sampah
D. PENUTUP
Melalui proses kerja berbasis masyarakat yang dilakukan secara ringkas, mudah, murah dan
ramah lingkungan, sampah satu kota bisa ditangani tuntas tanpa memerlukan kehadiran
TPA. Dengan imbas positif lahirnya ribuan lapangan kerja baru.
Melalui proses ini, beban kerja dan anggaran Pemda berkurang drastis. Perusahaan
penghasil sampah dan pengelola terlaksana kewajibannya secara mudah dan murah.
Tangsel, Mei 2014
Jaringan Pengelola Sampah
Koordinator,
Asep K. Kusumah
JARINGAN WIRAUSAHAWAN SAMPAH (JAWIS)
Komp. Sekretariat Negara Blok K No 17 – Pdk Kacang barat – Tangsel
Telp 021-7329379/081286265460/085846438070
8. Lampiran 1 : Lembar Plastik Daur Ulang Sampah Plastik Teknik PADU
Tipis Polos Tipis Motif Tipis Variasi Tipis Majun
Sedang Polos Sedang Motif Sedang Variasi Sedang Majun
Tebal Polos Tebal Motif Tebal Variasi Tebal Majun
Dobel Tebal Super Tebal
Mewujudkan Kota Bebas Sampah |
Lampiran 1 : Lembar Plastik Daur Ulang Sampah Plastik Teknik PADU
Tipis Polos Tipis Motif Tipis Variasi Tipis Majun
Sedang Polos Sedang Motif Sedang Variasi Sedang Majun
Tebal Motif Tebal Variasi Tebal Majun
Dobel Tebal Super Tebal
Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 8
Tipis Polos Tipis Motif Tipis Variasi Tipis Majun
Sedang Polos Sedang Motif Sedang Variasi Sedang Majun
Tebal Motif Tebal Variasi Tebal Majun
9. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 9
Lampiran 2 : Produk Jadi Daur Ulang Sampah Plastik Teknik PADU
10. Mewujudkan Kota Bebas Sampah | 10
Lampiran 3 : Produk Kreatif Berbahan Baku Sampah Plastik Tak Bernilai