2. 2
KEBI JAKAN P ENGATURAN TTG DESA I NDONESIA
UU 22 / 1999 Organisasi pemerintah semu
UU 32 /2004 Desa ditempatkan
sebagai organisasi pemerintah semu
UU 5 / 1974 Organisasi Pemerintah semu
UU 19 / 1965 dibentuk Desapraja sbg DT III
Penpres 6 / 1959 tidak mengatur tentang desa
UU 1 / 1957 Desa dijadikan daerah otonom tingkat III
UU 1 / 1945 tidak mengatur tentang desa
IGO dan IGOB
UU Desa Desa sebagai Kesatuan
Masyarakat Hukum
UU 22 / 1948 Desa dijadikan daerah otonom tingkat III
3. 3
• PP 22/2015 Ttg Perub. I
PP 60/2014
UU 6/2014
tentang
Desa
• PP 43/2014 tentang
Perlak UU 6/2014
• PP 47/2015 Perub. PP
43/2014
• PP 60/2014 tentang
Dana Desa Bersumber
dari APBN
PERMENDAGRI:
1. Permendagri No. 111 Tahun 2014
2. Permendagri No. 112 Tahun 2014
3. Permendagri No. 113 Tahun 2014
4. Permendagri No. 114 Tahun 2014
5. Permendagri No. 1 Tahun 2016
6. Permendagri No. 44 Tahun 2016
7. Permendagri No. 45 Tahun 2016
8. Permendagri No. 46 Tahun 2016
PMK 49 /PMK.07/ 2016
(Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa)
PERMENDES:
1. Permendes No. 2 Tahun 2015
2. Permendes No. 3 Tahun 2015
3. Permendes No. 4 Tahun 2015
4. Permendes No. 2 Tahun 2016
5. Permendes No. 5 Tahun 2016
6. Permendes No. 9 Tahun 2016
7. Permendes No.22 Tahun 2016
• PP 8 /2016 Ttg Perub. II
PP 60/2014
4. 4
Aceh
6474
Sumut
5389 -> 5418
Sumbar
880
Bengkulu
1341
Kepri
275
Jambi
1398 -> 1399
Riau
1592
Babel
309
Sumsel
2817 -> 2859
Lampung
2435
Banten
1238
Jateng
7.809
Jabar
5319
DIY
392
Jatim
7723->7724
Bali
634
NTB
995
NTT
2931->2976
Kalbar
1908->1977
Kalteng
1434
Kalsel
1864->1866
Kaltim
833->836
Kaltara
447
Gorontal
o
657
Sulut
1491->1506
Sulteng
1838-1841
Sulbar
576
Sulsel
2253
Sultra
1820->1846
Malut
1064->1065
Maluku
1191->1198
Papua
5090->5391
PaBar
1628->1744
Jumlah Desa
74.093->
74.754
PETA SEBARAN DESA PER PROVINSI
(Permendagri No. 39 Tahun 2015 Permendagri No. 56 Tahun 2015)
5. 5
1. KETENTUAN UMUM
2. KEDUDUKAN DESA DAN JENIS DESA
3. PENATAAN DESA
4. KEWENANGAN DESA
5. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
6. HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA
7. PERATURAN DESA
8. KEUANGAN DESA DAN ASET DESA
9. PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN
10. BUM DESA/BUM DESA BERSAMA
11. KERJASAMA DESA
12. LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA
13. KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT
14. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
15. KETENTUAN PERALIHAN
16. KETENTUAN PENUTUP
SUBSTANSI PENGATURAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
(16 BAB, 122 PASAL)
6. 6
1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas desa yang
ada dengan keberagamanya
2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas
desa
3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi dan budaya
masyarakat
4. Mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat
5. Membentuk pemerintahan desa yang profesional, efisien
dan efektif, terbuka, bertanggungjawab
6. Meningkatkan pelayanan publik guna perwujudan ke-
sejahteraan umum
7. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat
8. Memajukan perekonomian masyarakat desa
9. Memperkuat masyarakat desa sebagai subyek pem-
bangunan
TUJUAN PENGATURAN DESA
7. 7
ASAS PENGATURAN DESA
1. Rekognisi (Pengakuan
Hak asal usul);
2. Subsidiaritas
(kewenangan beskala
lokal);
3. keberagaman;
4. kebersamaan;
5. kegotongroyongan;
6. kekeluargaan;
7. musyawarah;
8. demokrasi;
9. kemandirian;
10. partisipasi;
11. kesetaraan;
12. pemberdayaan; dan
13. keberlanjutan.
Asas
Pengaturan
Desa
8. 8
DEFINISI DESA DAN DESA ADAT
ATAU YANG DISEBUT DENGAN NAMA LAIN
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk “mengatur” dan
“mengurus” urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. 9
DESA MENCAKUP :
Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum;
Desa Adat sebagai kesatuan masyarakat hukum
adat;
Dengan konstruksi menggabungkan fungsi self-
governing community(komunitas yang mampu
mengurus kepentingan dan kebutuhannya sendiri)
dengan local self-government (komunitas yang
diberi tugas menjalankan urusan-urusan
pemerintahan supra desa, tetapi bukan merupakan
satuan pemerintahan quasi government
organization)
Sumber : Sadu Wasistiono, 2014
10. 10
Desa berkedudukan di wilayah kabupaten/kota
Desa terdiri dari : desa dan desa adat
Catatan :
Penyebutan desa dan desa adat disesuaikan dengan penyebutan di daerah
setempat (misalnya : Nagari di Sumatera Barat; Kampung di Papua/Papua
Barat; Kepenghuluan di Kabupaten Rokan Hilir dll.dsb.nya)
KEDUDUKAN DAN JENIS DESA
11. 11
Kewenangan Desa meliputi:
1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;
2. Kewenangan lokal berskala Desa;
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
dan
4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
CATATAN:
KEWENANGAN NOMOR 1 DAN 2, DIATUR DAN DIURUS OLEH DESA
KEWENANGAN NOMOR 3 DAN 4, DIURUS OLEH DESA. (PENUGASAN INI DISERTAI BIAYA ) ---- Prinsip No Mandate
Without Funding
KEWENANGAN DESA
17. Pemerintah
Pusat, Provinsi,
Kabupaten
Swasta
CSR, Usaha Berbasis
Sumberdaya Lokal, Pasar
CSO
Lokal, Nasional, Global
Pendamping Desa
Pusat, Provinsi,
Kabupaten, Desa
Desa
(Pemerintahan Desa, BPD,
Lembaga Kemasyarakatan,
Organisasi Berbasis
Komunitas desa)
KELEMBAGAAN DESA SEBAGAI PELAKU
UTAMA DESA MEMBANGUN
17
19. (2)
LUMBUNG
EKONOMI DESA
(BUMI DESA)
Optimalisasi
sumber daya Desa
untuk mewujudkan
kemandirian
ekonomi,
kedaulatan pangan
dan ketahanan
energi
INOVASI
MENUJU KEMANDIRIAN DESA
LINGKAR
BUDAYA DESA
(KARYA DESA)
Partisipasi
masyarakat
desa sebagai
kerja budaya
JARING
KOMUNITAS
WIRADESA
(JAMU DESA)
Penguatan daya
dan ekspansi
kapabilitas
masyarakat
desa
19
21. 1. UU Desa menempatkan Desa sebagai self governing community
jauh lebih besar dan kuat daripada porsi desa sebagai local self
government Subjek Pembangunan;
2. Pemerintah menyempurnakan kerangka regulasi,
kelembagaan dan kebijakan dalam rangka implementasi
UU Desa merupakan suatu keniscayaan yang menjadi
amanat pemerintahan Jokowi-JK dalam mewujudkan
Nawa cita ke3.
3. Pemerintah daerah (Provinsi/Kab/Kota) menindaklanjuti
regulasi, kelembagaan dan kebijakan yang ditetapkan
pemerintah yang merupakan NSPK sebagai dasar
penyusunan arah dan kebijakan pemerintah daerah.
4. Penguatan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan
kapasitas SDM berupa pelatihan dan bimbingan teknis
bagi Kepala Desa, BPD, perangkat Desa, pendamping
desa dan masyarakat yang sesuai dengan kondisi desa.
21
Editor's Notes
Inlandsche Gemeente Ordonanntie Java en Modoera, disingkat dengan nama I.G.O (Stb.1906-83) dengan segala perubahannya.
Inlandsche Gemeente Ordonanntie Buitengewesten, disingkat dengan nama I.G.O.B (Stb. 1938-490 yo.681) dengan segala