Slide yang memuat pemikiran Prof. Aminudin terhadap teori-teori kesantunan berbahasa. Beberapa hal yang disajikannya merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Shanghai, Cina.
Slide yang memuat pemikiran Prof. Aminudin terhadap teori-teori kesantunan berbahasa. Beberapa hal yang disajikannya merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Shanghai, Cina.
Pemerolehan bahasa selain bahasa asli menghasilkan kedwibahasaan. Hal ini terjadi karena dua bahasa yang berkontak sebagai penutur bahasa dapat mempelajari unsur-unsur bahasa lainnya. Kontak bahasa terjadi karena pendukung masing-masing bahasa itu dapat menjadi dwibahasawan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Seperti perpindahan penduduk dengan alasan politik, sosial atau ekonomi, nasionalisme, faktor budaya dan pendidikan, faktor perkawinan, dsb.
Diglosia (diglossia) adalah situasi bahasa dengan pembagian fungsional atas varian-varian bahasa yang ada. Satu varian diberi status “tinggi” dan dipakai untuk penggunaan resmi atau pengggunaan publik dan mempunyai ciri-ciri yang lebih kompleks dan konservatif, varian lain mempunyai status “rendah” dan dipergunakan untuk komunikasi tak resmi dan strukturnya disesuaikan dengan saluran komunikasi lisan.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Pemerolehan bahasa selain bahasa asli menghasilkan kedwibahasaan. Hal ini terjadi karena dua bahasa yang berkontak sebagai penutur bahasa dapat mempelajari unsur-unsur bahasa lainnya. Kontak bahasa terjadi karena pendukung masing-masing bahasa itu dapat menjadi dwibahasawan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Seperti perpindahan penduduk dengan alasan politik, sosial atau ekonomi, nasionalisme, faktor budaya dan pendidikan, faktor perkawinan, dsb.
Diglosia (diglossia) adalah situasi bahasa dengan pembagian fungsional atas varian-varian bahasa yang ada. Satu varian diberi status “tinggi” dan dipakai untuk penggunaan resmi atau pengggunaan publik dan mempunyai ciri-ciri yang lebih kompleks dan konservatif, varian lain mempunyai status “rendah” dan dipergunakan untuk komunikasi tak resmi dan strukturnya disesuaikan dengan saluran komunikasi lisan.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
Mata Kuliah Psikolinguistik
Kelompok 2 kelas 3PB2
Dosen Pengampu: Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2018
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. PRAGMATIK
Cabang ilmu bahasa
(linguistik) yang mempelajari
struktur bahasa secara
eksternal ( bagaimana
bahasa digunakan dalam
komunikasi)
FONOLOGI
SINTAKSIS
SEMANTIK
2. PRAGMATIK VS SOSIOLINGUISTIK
linguistik
• Penutur
• Mitra tutur
s
• Variasi
bahasa,pemertahana
n &pergeseran
bahasa, kelas sosial,
etnik, bahasa gaul,
diglosia, kode, alih
kode, dan campur
kode.
P
• Situasi tutur, tindak tutur
(lokusi,ilokusi,
perlokusi), tindak tutur,
prinsip
kesantunan,implikatur.
3. PRAGMATIK & SOSIOLINGUISTIK
Analisis yang
berorientasi pada
bentuk tanpa
mempertimbangkan
satuan konteks
( sumber: aliran
struktural)
Konsep masyarakat
yang homogen
dipandang terlalu
abstrak, masyarakat
bahasa selalu
heterogen
PRAGMATIK SOSIOLINGUISTIK
4. SITUASI TUTUR
• penulis
• pembaca
Penutur &
mitra tutur
• Back ground knowledge
•Latar belakang
pengetahuan
KONTEKS
• Menyatakan maksud
ujaran
TUJUAN
5. • Pragmatik menangani bahasa lebih
kongkrit dibanding tata bahasa
• Kejelasan kongkret (penutur dan
mitra tutur, waktu, tempat)
Tuturan sebagai
bentuk ujaran
• Produk (berupa tuturan)
• kalimat
Tuturan sebagai
produk tindak
verbal
6. Analisislah rubrik konsultasi yang saudara bawa
dengan analisis pragmatik, yang meliputi situasi
tutur ( penutur, mitra tutur, konteks (judul ?),
waktu, tempat bertutur, tujuan tuturan?), jenis
tindak tutur (konstantif, performatif, langsung,
tak langsung) serta tuliskan sumber rubrik.
TUGAS: di kerjakan di kelas untuk
minggu depan
8. TINDAK TUTUR
(1) Menurut Gunarwan (1994:43)
Tindak tutur konstantif (kebenaran)
contoh: (1) Kampus Terpadu UNIKAL terletak di jalan
Sriwijaya nomor 3 Pekalongan.
(2)FKIP UNIKAL memiliki tiga program studi,
yaitu PMTK, PBSI, dan PBI.
9. Tindak Tutur Performatif
Tuturan yang merupakan tindakan melakukan
sesuatu dengan membuat tuturan itu, (tidak
ada ukuran kebenaran/ kesalahan)
Contoh
“saya berani bertaruh bahwa Jokowi yang
akan menang.”
“saya berjanji akan setia.”
“ saya percaya kepada Anda.”
10. TINDAK TUTUR LANGSUNG & TAK LANGSUNG
Tindak tutur
langsung
=
Tindak tutur
lateral
Tindak tutur
tak langsung
=
Tindak
tutur tak
lateral
11. TINDAK TUTUR LANGSUNG
C
O
N
T
O
H
Tuturan yang mengandung arti
yang sebenarnya
Seorang ibu mengutarakan kepada
anak laki lakinya yang berambut
gondrong.
“ Potonglah rambutmu
itu”
12. TINDAK TUTUR TAK
LANGSUNG
C
O
N
T
O
H
Adalah tuturan yang mengandung
makna/ arti yang tidak sebenarnya
“ Ada makanan di
lemari?”
makna: minta diambilkan makanan
“Di mana sapunya?
Makna: memerintah sang anak untuk
mengambil sapu
Jam berapa sekarang?
13. TINDAK TUTUR TAK LANGSUNG/ TAK
LATERAL BUKANLAH SEKEDAR
MENGINFORMASIKAN SESUATU TAPI
MENYURUH ORANG YANG DIAJAK
BICARA
SIMPULAN
14. Perhatikan & koreksilah
(1) Rambutmu
sudah panjang
(2) Potonglah
rambutmu itu!
(3) Radionya kurang
keras
(4) Radionya keras
sekali
contoh contoh
15. KOREKSILAH
Penyayi itu suaranya bagus
Suaramu bagus (tapi tak usah menyayi
saja)
Radionya keraskan1 Aku ingin mencatat
lagu itu
Radionya kurang keras. Tolong keraskan
lagi. Aku mau belajar
17. Tindak tutur yang menyatakan
maksud sebenarnya.
Contoh:
“udara panas”
“udara dingin”
“saya lapar”
LOKUSI
18. Tindak tutur yang mengandung maksud,
fungsi, dan daya tuturan, verba yang
menandai antara lain melaporkan,
mengumumkan, bertanya, menyarankan,
berterimakasih, mengusulkan, mengakui,
mengucapkan selamat, berjanji, mendesak,
Contoh:
ILOKUSI
19. (1) “Di pasar banyak pencopet” (melaporkan/
mengumumkan dengan maksud memberi
nasehat)
(2) “Terimakasih Atas bantuan Anda, singgahlah
sejenak walaupun hanya minum kopi.”
(terimakasih, dengan maksud ada yang ingin
disampaikan).
(3) “ Sayur ini enak, walaupun kurang asin”.
(melaporkan, dengan maksud meminta diambilkan
garam)
Contoh ilokusi
20. “kapan kau melamarku?” (mendesak, dengan
maksud agar segera dinikahi).
“Baiklah aku akan melamarmu minggu depan
didepan orang tuamu” ( berjanji, dengan maksud
meyakinkan kesungguhan hati )
“Sebaiknya kamu jujur saja”( menyarankan, dengan
maksud agar terungkap kebenaran)
Lanjutan…
21. Tuturan yang memiliki efek atau pengaruh
( perlocutionary force).
Verba yang menandai, yaitu membujuk, membuat
jengkel, menakut nakuti, menipu, mendorong,
menyenangkan, melegakan, mempermalukan,
menarik perhatian
PERLOKUSI
22. Contoh
“Sebentar lagi harga BBM naik”
(mendorong/menarik perhatian masy untuk
menimbun BBM,efek rakyat Indonesia)
“Bulan depan harga gabah turun” ( membuat
jengkel petani, prihatin)
“Biaya sekolah melambung tinggi(orang tua
murid)
“Pendaftaran TNI/POLRI tidak dipungut biaya”
( mendorong/ masy Indonesia)
Contoh Perlokusi
23. “ ada hantu” (menakut nakuti,efeknya pada
manusia)
“Mohon perthatian, kereta api jurusan Semarang
akan segera melewati jalur tiga, terima kasih)”
“ Mohon Perhatian, tanpa mengurangi rasa hormat
kami dimohon Bapak/Ibu untuk menonaktifkan HP
demi kelancaran acara pada siang hari ini,
terimakasih”
Ket: kedua kalimat tersebut mengandung efek
Lanjutan…
24. Carilah artikel atau berita di surat
kabar/ majalah, kemudian
analisislah berdasarkan lokusi,
ilokusi, dan perlokusi. Tugas
ditulis tangan pada lembar folio.
TUGAS : ditulis tangan
26. Tindak tutur yang mengikat penuturnya
akan kebenaran atas apa yang diujarkan (
kategori fungsi, menyatakan, menuntut,
mengakui, melaporkan, menunjukan,
menyebutkan, memberikan, kesaksian,
berspekulasi.
Representatif
27. “ Bu, judul skripsi saya ganti novel, judulnya
Zobar karya Ilham Malik. (fungsi melaporkan)
“ Kamu harus bertanggung jawab” ( menuntut)
“ Perkenalkan ini calon suami saya”
(menunjukan)
“ saya mencintaimu dengan setulus hati.”
(menyatakan)
“ Baiklah, apapun yang terjadi saya tetap
Contoh
28. Tindak tutur direktif atau tindak tutur
imposif adalah tuturan yang meminta
mitra tutur untuk melakukan tindakan yang
disebutkan dalam tuturan itu
.Kategori fungsinya adalah memaksa,
mengajak, meminta, memerintah, memberi
aba aba.
DIREKTIF
29. “ Tolong tutup pintu itu” ( menyuruh)
“ Ayo pulang sekarang” ( mengajak)
“ Awas, hati hati ada ranjau”(memberi aba aba)
“ Kapan kamu bayar utang yang sudah segunung
itu?” ( menagih)
“Lebih baik Anda selesaikan urusan dulu”
( menyarankan)
“Cepat kerjakan!” ( memerintah)
“ Kumohon jangan paksa aku pergi” (memohon
dan memaksa)
Contoh
30. Tindak tutur yang dimaksudkan
penuturnya agar ujaran diartikan
sebagai evaluasi tentang hal yang
disebutkan.
Kategori tuturan memuji, mengucapkan
terimakasih, mengkritik, mengeluh,
menyalahkan, mengucapkan selamat,
menyanjung.
EKSPRESIF
31. Kamu cantik banget, sayang. (memuji)
Terimakasih atas bantuan Ibu.
(berterimakasih)
Kamu akan lebih anggun jika memakai baju
yang sopan/berjilbab (mengkritik).
Semua gara gara kamu! (menyalahkan)
Selamat atas kelahiran putra pertama,
semoga menjadi anak yang sholeh.
Contoh
32. Tindak tutur yang mengikat penuturnya
untuk melaksanakan apa yang disebutkan,
kategorinya Berjanji, bersumpah,
mengancam, menyatakan kesanggupan.
KOMISIF
33. Berjanji baiklah nanti sore aku akan
datang.
Bersumpah Demi Allah bukan aku
pelakunya.
Mengancam harta atau nyawa? Cepat
serahkan perhiasanmu.
Menyatakan kesanggupan besok aku
Contoh
34. TINDAK TUTUR YANG MENCIPTAKAN
SUATU HAL (Status. Keadaan, dll)
Mengesahkan, memutuskan, membatalkan,
melarang, mengizinkan, mengampuni,
memaafkan,menganggkat, menggolongkan,
DEKLARASI/
ISBATI
35. (1) Saya nikahkan saudara …. Dengan
anak kandung saya …. Bin…. Dengan
mas kawin…. Dibayar tunai.
( 2) hasil sidang memutuskan saudara…
dikenai hukuman penjara 4 tahun potong
masa tahanan.
Contoh
37. PERHATIKAN BERIKUT INI
Makna suatu ujaran
yang secara
konvensional/
secara umum dapat
diterima
masyarakat.
Rudi orang pesisir
pantai, karena itu ia
brerwatak keras.
Sabrina keturunan
arab, makanya ia
berwatak keras.
Naila keturunan
cina, makanya ia
pelit.
KONVENSIONAL contoh
38. IMPLIKATUR NON
KONVENSIONAL
Adalah yang
menyiratkan
sesuatu yang
berbeda
dengan yang
sebenarnya.
Contoh
Pak Win sudah
menjadi orang kaya.
(“dahulu” pak Win
“belum sukses”).
39. PRAANGGAPAN
Merupakan asumsi atau pernyataan yang
hanya dipahami dalam tuturan. Atau suatu
yang diasumsikan penutur sebagai kejadian
sebelum menghasilkan tuturan.
40. PREPOSISI EKSISTENSIAL
Adalah praanggapan yang menunjukan
eksistensi/ keberadaan/ jungkapkan dengan
jati diri referan yang diungkapkan dengan kata
yang definit
(1) ada banyak kutil kecil yang muncul
AAH , AKU BENCI BERTAMBAH TUA
Praanggapan dalam tuturan tersebut adalah
memikiki eksistensi/ keberadaan (adanya kutil
yang tumbuh)
41. Contoh lain….
Ada orang Jepang aneh, semuanya pakai
masker, di Negaraku yang pakai masker
Cuma yang di rumah sakit, aku lebih suka
sarung karet.
Praanggapan eksistensial karena menunjukan
keberadaan ada orang jepang, ada masker,
ada rumah sakit, ada sarung karet.
42. PREPOSISI FAKTIF/ faktual
Adalah preposisi
faktif (nyata) yang
dipraanggabkan
sebagi kenyataan,
dapat dibuktikan
kebenaranya.
Contoh:
A: Mbak ada asbak?
B: Oh maaf, Perusaan
kami terus
mempromosikan
larangan merokok.
Praanggapan faktual:
tidak menyediakan
asbak di arena kantor
karena ada larangan
43. Lanjutan…
Dia mengintip
sewaktu kami
sedang ganti baju.
Terbukti kebenarnya
bahwa ketiga
wanita itu melihat
seorang laki laki
tersebut mengintip.
44. PERIKUTAN
IMPLIKASI LOGIS DARI SEBUAH TUTURAN,
PERIKUTAN TIDAK LAIN MERUPAKAN
BAGIAN/ KONSEKWENSI MUTLAK DARI
SEBUAH TUTURAN.
45. CONTOH
(1) MIRANTI MEMPUNYAI ANAK
(2) MIRANTI SUDAH MENIKAH
(3) WALAUPUN MIRANTI MEMPUNYAI
ANAK, IA BELUM PERNAH MENIKAH
TUTURAN (1) DAN (2) DITERIMA, TUTURAN
(3) TIDAK BERTERIMA
46. Lanjutan…..
(1) MIRANTI
SEORANG JANDA
(2) MIRANTI
SUDAH MENIKAH
(3) Walaupun
Miranti seorang
janda, ia belum
pernah menikah.
TUTURAN (1),(2),
dapat diterima
sesuai dengan
perikutan,
sedangkan tuturan
(3) tidak berterima.
50. tetapi dengan keuntungan sebesar
besarnya.
Bidal ketimbangrasaan Pihak lain dibebani
biaya seringan ringanya
1
• Datang ke pertemuan ilmiah itu!
• Datanglah...
1
• Silahkan datang ke pertemuan itu!
• Sudilah kiranya datang ke pertemuan itu
1
• Jika tidak keberatan sudilah kiranya
datang ke pertemuan ilmiah itu!
51. 2. Bidal kemurahatian
papara
n
Meminimalkan keuntungan
pada diri sendiri
Memaksimalkan keuntungan
pada pihak lain
Contoh: A: Pukulanmu sanagt keras
B: Saya kira biasa saja.
52. Lanjutan....
Contoh
A: maaf mengganggu istirahat
Anda
B: Tidak mengapa.
A: Tidak usah diantar nanti merepotkan,
B: saya tidak merasa repot.
Saya tidak apa –apa silahkan
berangkat terlebih dahulu.
53. 3.BIDAL KEPERKENANAN
MEMAKSIMALKAN
PUJIAN KEPADA
PIHAK LAIN,
MEMINIMALKAN
PENJELEKAN
PADA PIHAK LAIN
A: Mari pak,
seadanya
B: Terlalu banyak
sampai saya susah
memilihbnya.
B: santai saja, nanti
saya habiskan.
PENGERTIAN CONTOH
54. 4. BIDAL KESETUJUAN
Adalah bidal di
dalam prinsip
kesantunan yang
memaksimalkan
kesetujuan antara
diri sendiri dan pihak
lain.
A: Bagaiman kalau
lemari ini kita
pindah?
B: Ya, saya setuju..
B: Saya tidak setuju.
55. 5. BIDAL KERENDAHHATIAN
Merendah
dirikan
penutur agar
tidak nampak
sombong
Contoh Pematuhan:
1. Maaf saya orang
kampung, tidak tahu
apa-apa.
2. Sulit bagi saya
untuk meniru
kehebatan Bapak
3. Saya ini anak
kemarin sore, Pak
56. 6. BIDAL KESIMPATIAN
Memaksimalkan
simpati pada pihak
lain, dan
meminimalkan
antipati diri sendiri
dan pihak lain
Contoh pematuhan
1. Saya turut
berduka cita atasa
meninggalnya
ibunda
2. saya turut
berduka cita
sedalam dalamnya
atas meninggalnya
ibunda.
57. Contoh pelanggaran bidal
kesimpatian
A: Pak , ibu saya meninggal
B: Semua orang akan meninggal
A: Pak, ibu saya meninggal
B: Tumben
A: Saya izin pak, tidak masuk karena sakit
B: Tumben sakit, orang seperti kamu bisa
sakit?.