Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi fluorida secara topikal untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Ia menjelaskan beberapa jenis fluorida yang dapat digunakan secara topikal seperti sodium fluoride, stannous fluoride, dan acidulated phosphate fluoride serta dosis dan prosedur aplikasinya. Dokumen ini juga membahas mekanisme kerja, indikasi, dan kontraindikasi dari aplikasi fluorida topikal untuk pencegahan k
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Dokumen tersebut membahas tentang pulp capping yang merupakan perawatan gigi untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka agar dapat mempertahankan vitalitasnya. Ada dua jenis pulp capping yaitu secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), yang melibatkan aplikasi bahan pelindung seperti kalsium hidroksida langsung atau tidak langsung pada pulpa. Tujuannya adalah melindungi pulpa dari iritasi dan memungk
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Dokumen tersebut membahas tentang pulp capping yang merupakan perawatan gigi untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka agar dapat mempertahankan vitalitasnya. Ada dua jenis pulp capping yaitu secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), yang melibatkan aplikasi bahan pelindung seperti kalsium hidroksida langsung atau tidak langsung pada pulpa. Tujuannya adalah melindungi pulpa dari iritasi dan memungk
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Univ.Moestopo
This clinical case of traumatic ulcer and fordcye's spot , were found on two patient that come to Moestopo Dentistry hospital (RSGM-Moestopo). this literature, include photo of clinical case,general definition of each symptons and way to cure it.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat skaling manual dan elektrik untuk membersihkan karang gigi, meliputi periodontal probe, hoe scaler, chisel scaler, file scaler, sickle scaler, curet scaler, cavitron scaler, dan ultrasonik scaler. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda untuk membersihkan karang gigi di berbagai area mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan vaskularisasi normal mandibula, termasuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta persarafannya. Dokumen juga membahas variasi normal seperti torus mandibularis, yang merupakan penonjolan tulang yang tumbuh secara perlahan sepanjang hidup dan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Dokumen tersebut membahas tentang displacement tooth atau luksasi gigi yang merupakan cedera gigi yang sering terjadi pada anak. Jenis-jenis cedera gigi akibat trauma yang dibahas meliputi konkusi, subluksasi, intrusi, luksasi lateral, dan ekstrusi. Setiap jenis cedera memiliki gejala klinis dan radiografis yang berbeda-beda serta penatalaksanaannya juga disesuaikan dengan diagnosis cedera gigi yang terjadi.
Dokumen tersebut membahas penggunaan fluor dalam kedokteran gigi. Fluor dapat diberikan secara sistemik melalui air minum, makanan, atau obat-obatan, atau secara topikal langsung pada gigi. Pemberian fluor berguna untuk mencegah karies gigi dengan membentuk fluoroapatit pada enamel yang lebih tahan terhadap asam dan memperlambat proses demineralisasi. Metode pemberian fluor harus dipilih berdasarkan tingkat risiko pas
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Univ.Moestopo
This clinical case of traumatic ulcer and fordcye's spot , were found on two patient that come to Moestopo Dentistry hospital (RSGM-Moestopo). this literature, include photo of clinical case,general definition of each symptons and way to cure it.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat skaling manual dan elektrik untuk membersihkan karang gigi, meliputi periodontal probe, hoe scaler, chisel scaler, file scaler, sickle scaler, curet scaler, cavitron scaler, dan ultrasonik scaler. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda untuk membersihkan karang gigi di berbagai area mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan vaskularisasi normal mandibula, termasuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta persarafannya. Dokumen juga membahas variasi normal seperti torus mandibularis, yang merupakan penonjolan tulang yang tumbuh secara perlahan sepanjang hidup dan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Dokumen tersebut membahas tentang displacement tooth atau luksasi gigi yang merupakan cedera gigi yang sering terjadi pada anak. Jenis-jenis cedera gigi akibat trauma yang dibahas meliputi konkusi, subluksasi, intrusi, luksasi lateral, dan ekstrusi. Setiap jenis cedera memiliki gejala klinis dan radiografis yang berbeda-beda serta penatalaksanaannya juga disesuaikan dengan diagnosis cedera gigi yang terjadi.
Dokumen tersebut membahas penggunaan fluor dalam kedokteran gigi. Fluor dapat diberikan secara sistemik melalui air minum, makanan, atau obat-obatan, atau secara topikal langsung pada gigi. Pemberian fluor berguna untuk mencegah karies gigi dengan membentuk fluoroapatit pada enamel yang lebih tahan terhadap asam dan memperlambat proses demineralisasi. Metode pemberian fluor harus dipilih berdasarkan tingkat risiko pas
Dokumen tersebut membahas penggunaan fluor dalam kedokteran gigi. Fluor dapat diberikan secara sistemik melalui air minum, makanan, atau obat-obatan, atau secara topikal langsung pada gigi. Pemberian fluor berguna untuk mencegah karies gigi dengan membentuk fluoroapatit pada enamel yang lebih tahan terhadap asam dan memperlambat proses demineralisasi. Metode pemberian fluor harus dipilih berdasarkan tingkat risiko pas
Standar operasional prosedur layanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas Kepulauan Seribu Selatan mencakup anamnesa, pemeriksaan, diagnosis, dan rencana perawatan yang meliputi tumpatan gigi sementara dan permanen, perawatan pulpa, serta pencabutan gigi sulung. Dokumen ini menjelaskan prosedur-prosedur medik yang dilakukan untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, pasien mengalami keluhan gigi palsu longgar akibat resorpsi jaringan pendukung yang berlanjut selama 8 tahun pemakaian gigi palsu dan penyakit osteoporosis yang dimiliki pasien. Perawatan pendahuluan perlu dilakukan untuk mengobati cheilitis di sudut mulut sebelum pembuatan gigi palsu baru.
Artikel ini melaporkan kasus seorang pasien wanita yang didiagnosis dengan necrotizing ulcerative gingivitis (NUG) dan mononukleosis secara bersamaan. Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala klinis dan hasil tes serologi yang menunjukkan infeksi Epstein-Barr virus. Kedua kondisi menunjukkan gejala yang serupa sehingga perlu diteliti hubungan patologinya.
Preventive periodontics merupakan program pencegahan penyakit periodontal yang dilakukan bersama antara dokter gigi, perawat gigi, dan pasien untuk mempertahankan gigi asli dengan mencegah timbul dan menyebar nya gingivitis dan penyakit periodontal lainnya melalui kontrol plak, instruksi kebersihan mulut, dan evaluasi kesehatan gusi secara berkala.
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxdina410715
Anemia Fanconi adalah kelainan genetik langka yang ditandai dengan kelainan kongenital, kegagalan sumsum tulang, dan risiko kanker yang lebih tinggi. Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 10 tahun dengan Anemia Fanconi yang mengalami perdarahan gingiva parah. Pasien dirawat di rumah sakit dengan pemberian transfusi darah dan obat anti perdarahan lokal untuk mengontrol perdarahan, serta menerima instruksi peraw
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Angular cheilitis merupakan penyakit peradangan pada sudut bibir yang menyerang pasien berusia 61 tahun dengan diabetes melitus dan kehilangan banyak gigi. Pasien mengalami nyeri dan lesi di sudut bibir kiri dan kanan. Diagnosa angular cheilitis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Penatalaksanaan meliputi asepsis, obat antiinflamasi topikal, dan edukasi kesehatan mulut.
Tiga kelainan bibir dan langit-langit yang dibahas dalam dokumen tersebut adalah bibir sumbing, celah palatum, dan gabungan dari keduanya (labiopalatoskisis). Dokumen ini menjelaskan insiden, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan ketiga kelainan tersebut pada bayi.
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
1. SUBTITUSI KASUS
“TOPICAL APPLICATION FLUORIDE”
Nama : Ainun Habi Mattoreang
NIM : J014191032
Pembimbing : Dr. drg. Marhamah, M.Kes
Hari/Tanggal : Senin, 28 Desember 2020
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
2. P E N D A H U L U A N
▪ Karies gigi merupakan penyakit kronis sering
ditemukan pada anak-anak.
▪ Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi
diawali dengan dekalsifikasi struktur anorganik dari
gigi.
▪ Proses kerusakan ini sebagai akibat dari metabolisme
karbohidrat oleh mikroorganisme di rongga mulut
3. P E N D A H U L U A N
Berbagai cara telah dikembangkan untuk mencegah
karies gigi
Salah satunya adalah dengan penggunaan fluor.
Fluor mempunyai kemampuan untuk bereaksi
dengan permukaan email gigi dalam membentuk
kalsium fluor dan fluorapatit
4. P E N D A H U L U A N
Aplikasi topikal fluor merupakan tehnik yang
sederhana
Fluoridasi topikal ini sangat dianjurkan pada gigi
anak yang baru erupsi untuk memperkuat lapisan
email gigi.
5. PEMB AHAS AN
APLIKASI FLUORIDE
Aplikasi fluoride dalam pencegahan karies dapat dilakukan secara sistemik
(fluoridasi air minum, pemberian fluor melalui makanan, suplemen fluoride)
dan secara topical (pasta gigi berfluoride, obat kumur berfluoride fluoride
varnish, APF (acidulated phosphate fluor) gel, APF (acidulated phosphate
fluor) gel, sodium fluoride (naf) stannous fluoride (snf2)).
6. PEMB AHAS AN
DEFINISITAF
Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik pemberian fluorida secara
langsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada fluorida untuk berpenetrasi ke dalam email gigi dan selanjutnya ion
fluorida akan menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat
meningkatkan ketahanan email terhadap serangan asam
7. Sodium Fluoride Naf 2%
larutan Stannous
Fluoride (SnF2) 10%
Acidulated Phosphate
Fluoride (APF) 1,23%
NaF 2% memiliki pH 7 (netral) sehingga
bersifat stabil, tidak mengiritasi gingiva,
tidak menyebabkan diskolorasi gigi, dan
rasanya dapat diterima.
SnF2 memilki kelebihan penetrasi
cepat fluoride dan formasi tin-
fluorophosphate complex yang
highly insoluble pada permukaan
enamel.
APF gel memiliki pH yang rendah, yaitu
sekitar pH 3.5, sehingga menyebabkan
penyerapan fluoride ke enamel lebih
cepat. APF gel bersifat stabil, tidak
menyebabkan diskolorasi, dan rasa
dapat diterima
JENIS BAH AN TAF
8. D O S I S T O P I C A L A P P L I C A T I O N F L U O R I D E
The American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa
masyarakat yang tinggal di daerah dengan suplai air nonfluoridasi (<0,3 mg
F/l) dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen fluorida.
• Anak berusia 0-2 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,25 mg F/hari
• Anak berusia 2-3 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,5 mgF/hari
• 1,0 mg F/hari untuk anak berusia 3-13 tahun.
9. M E K A N I S M E T A F
Tujuan penggunaan fluor adalah
1. untuk melindungi gigi dari karies
2. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak
yang dapat memfermentasi karbohidrat
3. Melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam.
10. I N D I K A S I T A F
Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang
sampai tinggi
Pasien dengan laju aliran saliva rendah,
Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
Gigi yang sensitif
Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk
membersihkan gigi (contoh: down syndrome)
Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic
Menurut, Donley (2003) :
11. K O N T R A I N D I K A S I T A F
Pasien anak dengan resiko karies rendah
Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum
berfluor
Ada kavitas besar yang terbuka
12. A L A T & B A H A N
APD (masker, handscoen, gaun)
Alat oral diagnostic
Tray sekat
Cotton applicator
Cotton roll untuk isolasi daerah kerja
Cotton pellet
Saliva ejector
Sodium Fluoride dengan bentuk sediaan solution 2%
APF 1.23% dengan bentuk sediaan gel
13. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Pertama-tama, persilakan pasien duduk di dental unit.
Lakukan perkenalan diri dengan pasien dan menanyakan
keluhan pasien.
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kenakan masker dan baju kerja(gaun) lalu lakukan
handwash
Instruksikan pasien berkumur terlebih dahulu.
14. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Posisikan pasien dalam posisi tegak. Kemudian dilanjutkan dengan
tindakan profilaksis, yaitu membersihkan gigi pasien dengan mengaplikasi
campuran pumice+air pada gigi lalu dibersihkan menggunakan brush.
Isolasi gigi geligi. Gunakan saliva ejector, cotton roll untuk isolasi gigi yang
akan dirawat. Isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pengenceran
fluor oleh saliva.
15. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Lalu aplikasi TAF solution dalam hal ini kita menggunakan bahan Sodium
Fluoride 2% dioleskan pada seluruh permukaan gigi menggunakan cotton
applicator dan dibiarkan mengering hingga 4 menit. Selanjutnya lakukan
aplikasi pada region lainnya.
Berbeda dengan aplikasi TAF solution, TAF gel diaplikasikan menggunakan
sendok (tray). Sendok yang digunakan harus di cobakan terlebih dahulu
pada pasien dan dievaluasi ukurannya dengan pertimbangan semua tray
menutupi gigi, kedalam tray mencapai servikal gigi dan sekiranya dapat
menyentuh mukosa alveolar agar fluoride tidak terkontaminasi saliva.
16. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Setelah itu, fluoride gel di simpan sebanyak 1/3 ukuran tray atau maksimal
2-2.5 mL fluoride gel yang ditempatkan pada tray.
Tray lalu dimasukkan kedalam rongga mulut rahang atas pasien, dan
dibiarkan dalam selama 4 menit. Selanjutnya lakukan prosedur yg sama
pada rahang bawah. Penggunaan tray dri foam yg disposable dapat
digunakan dan lebih nyaman digunakan untuk pasien dan modifikasi tray yg
telah ada saat ini memungkinkan untuk dilakukan pengerjaan pada kedua
rahang sekaligus. Kelebihan fluoride di bersihkan menggunakan kapas.
17. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Jangan lupa untuk menggunakan saliva ejector untuk menyerap saliva.
Lepas tray setelah 4 menit dan pasien diintruksikan untuk meludah
setelah prosedur perawatan telah selesai.
Pasien diintruksikan untuk tidak makan, minum dan berkumur selama 30
menit kedepan.
18. P E R T I M B A N G P E R A W A T A N
Jangan sampai fluoride tertelan karena dapat menyebabkan
1. Toksisitas fluoride seperti muntah
2. Diare
3. Serta penggunaan konsentrasi dan jumlah fluoride yang berlebih
dapat menyebabkan terjadinya fluorosis pada anak
4. Sehingga aplikasi TAF secara topical disarankan dilakukan pada
anak diatas usia 6 tahun.
19. PENU TUP
Aplikasi topikal fluor merupakan salah satu cara pemberian fluor
secara local.
Pemberian fluor melalui aplikasi topical dapat memakai
bermacam-macam bentuk fluor, antara lain:
a. Larutan NaF (natrium fluoride 2% atau sodium fluoride 2%)
b. Larutan SnF2 10%
c. APF 1,23%, yang memiliki kemampuan untuk bereaksi dengan
permukaan email gigi sehingga lebih tahan terhadap demineralisasi
dan kerusakan.
20. D A F T A R P U S T A K A
1. Hudiyati M., Chairani S., Rais SW. Pengaruh Jenis Fluor Topikal Terhadap
Kebocoran Mikro Pada Pit And Fissure Sealant. Jurnal Material Kedokteran Gigi.
2016;5(1) : 35-41
2. Sirat NM. Pengaruh Aplikasi Topikal Dengan Larutan Naf dan Snf2 Dalam
Pencegahan Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2014;2(2) : 222-231
3. Nahzi MY., Erlita I., Julianti AM. Comparison Of Color Change In Glass Ionomer
Cement (Gic) After Topical Fluoride Application. Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2017;2(1)
: 1-4