SlideShare a Scribd company logo
SUBTITUSI KASUS
“TOPICAL APPLICATION FLUORIDE”
Nama : Ainun Habi Mattoreang
NIM : J014191032
Pembimbing : Dr. drg. Marhamah, M.Kes
Hari/Tanggal : Senin, 28 Desember 2020
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
P E N D A H U L U A N
▪ Karies gigi merupakan penyakit kronis sering
ditemukan pada anak-anak.
▪ Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi
diawali dengan dekalsifikasi struktur anorganik dari
gigi.
▪ Proses kerusakan ini sebagai akibat dari metabolisme
karbohidrat oleh mikroorganisme di rongga mulut
P E N D A H U L U A N
 Berbagai cara telah dikembangkan untuk mencegah
karies gigi
 Salah satunya adalah dengan penggunaan fluor.
 Fluor mempunyai kemampuan untuk bereaksi
dengan permukaan email gigi dalam membentuk
kalsium fluor dan fluorapatit
P E N D A H U L U A N
 Aplikasi topikal fluor merupakan tehnik yang
sederhana
 Fluoridasi topikal ini sangat dianjurkan pada gigi
anak yang baru erupsi untuk memperkuat lapisan
email gigi.
PEMB AHAS AN
APLIKASI FLUORIDE
Aplikasi fluoride dalam pencegahan karies dapat dilakukan secara sistemik
(fluoridasi air minum, pemberian fluor melalui makanan, suplemen fluoride)
dan secara topical (pasta gigi berfluoride, obat kumur berfluoride fluoride
varnish, APF (acidulated phosphate fluor) gel, APF (acidulated phosphate
fluor) gel, sodium fluoride (naf) stannous fluoride (snf2)).
PEMB AHAS AN
DEFINISITAF
Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik pemberian fluorida secara
langsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada fluorida untuk berpenetrasi ke dalam email gigi dan selanjutnya ion
fluorida akan menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat
meningkatkan ketahanan email terhadap serangan asam
Sodium Fluoride Naf 2%
larutan Stannous
Fluoride (SnF2) 10%
Acidulated Phosphate
Fluoride (APF) 1,23%
NaF 2% memiliki pH 7 (netral) sehingga
bersifat stabil, tidak mengiritasi gingiva,
tidak menyebabkan diskolorasi gigi, dan
rasanya dapat diterima.
SnF2 memilki kelebihan penetrasi
cepat fluoride dan formasi tin-
fluorophosphate complex yang
highly insoluble pada permukaan
enamel.
APF gel memiliki pH yang rendah, yaitu
sekitar pH 3.5, sehingga menyebabkan
penyerapan fluoride ke enamel lebih
cepat. APF gel bersifat stabil, tidak
menyebabkan diskolorasi, dan rasa
dapat diterima
JENIS BAH AN TAF
D O S I S T O P I C A L A P P L I C A T I O N F L U O R I D E
The American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa
masyarakat yang tinggal di daerah dengan suplai air nonfluoridasi (<0,3 mg
F/l) dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen fluorida.
• Anak berusia 0-2 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,25 mg F/hari
• Anak berusia 2-3 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,5 mgF/hari
• 1,0 mg F/hari untuk anak berusia 3-13 tahun.
M E K A N I S M E T A F
Tujuan penggunaan fluor adalah
1. untuk melindungi gigi dari karies
2. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak
yang dapat memfermentasi karbohidrat
3. Melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam.
I N D I K A S I T A F
 Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang
sampai tinggi
 Pasien dengan laju aliran saliva rendah,
 Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
 Gigi yang sensitif
 Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk
membersihkan gigi (contoh: down syndrome)
 Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic
Menurut, Donley (2003) :
K O N T R A I N D I K A S I T A F
 Pasien anak dengan resiko karies rendah
 Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum
berfluor
 Ada kavitas besar yang terbuka
A L A T & B A H A N
 APD (masker, handscoen, gaun)
 Alat oral diagnostic
 Tray sekat
 Cotton applicator
 Cotton roll untuk isolasi daerah kerja
 Cotton pellet
 Saliva ejector
 Sodium Fluoride dengan bentuk sediaan solution 2%
 APF 1.23% dengan bentuk sediaan gel
P R O S E D U R P E R A W A T A N
 Pertama-tama, persilakan pasien duduk di dental unit.
 Lakukan perkenalan diri dengan pasien dan menanyakan
keluhan pasien.
 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Kenakan masker dan baju kerja(gaun) lalu lakukan
handwash
 Instruksikan pasien berkumur terlebih dahulu.
P R O S E D U R P E R A W A T A N
 Posisikan pasien dalam posisi tegak. Kemudian dilanjutkan dengan
tindakan profilaksis, yaitu membersihkan gigi pasien dengan mengaplikasi
campuran pumice+air pada gigi lalu dibersihkan menggunakan brush.
 Isolasi gigi geligi. Gunakan saliva ejector, cotton roll untuk isolasi gigi yang
akan dirawat. Isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pengenceran
fluor oleh saliva.
P R O S E D U R P E R A W A T A N
 Lalu aplikasi TAF solution dalam hal ini kita menggunakan bahan Sodium
Fluoride 2% dioleskan pada seluruh permukaan gigi menggunakan cotton
applicator dan dibiarkan mengering hingga 4 menit. Selanjutnya lakukan
aplikasi pada region lainnya.
 Berbeda dengan aplikasi TAF solution, TAF gel diaplikasikan menggunakan
sendok (tray). Sendok yang digunakan harus di cobakan terlebih dahulu
pada pasien dan dievaluasi ukurannya dengan pertimbangan semua tray
menutupi gigi, kedalam tray mencapai servikal gigi dan sekiranya dapat
menyentuh mukosa alveolar agar fluoride tidak terkontaminasi saliva.
P R O S E D U R P E R A W A T A N
 Setelah itu, fluoride gel di simpan sebanyak 1/3 ukuran tray atau maksimal
2-2.5 mL fluoride gel yang ditempatkan pada tray.
 Tray lalu dimasukkan kedalam rongga mulut rahang atas pasien, dan
dibiarkan dalam selama 4 menit. Selanjutnya lakukan prosedur yg sama
pada rahang bawah. Penggunaan tray dri foam yg disposable dapat
digunakan dan lebih nyaman digunakan untuk pasien dan modifikasi tray yg
telah ada saat ini memungkinkan untuk dilakukan pengerjaan pada kedua
rahang sekaligus. Kelebihan fluoride di bersihkan menggunakan kapas.
P R O S E D U R P E R A W A T A N
 Jangan lupa untuk menggunakan saliva ejector untuk menyerap saliva.
 Lepas tray setelah 4 menit dan pasien diintruksikan untuk meludah
setelah prosedur perawatan telah selesai.
 Pasien diintruksikan untuk tidak makan, minum dan berkumur selama 30
menit kedepan.
P E R T I M B A N G P E R A W A T A N
Jangan sampai fluoride tertelan karena dapat menyebabkan
1. Toksisitas fluoride seperti muntah
2. Diare
3. Serta penggunaan konsentrasi dan jumlah fluoride yang berlebih
dapat menyebabkan terjadinya fluorosis pada anak
4. Sehingga aplikasi TAF secara topical disarankan dilakukan pada
anak diatas usia 6 tahun.
PENU TUP
Aplikasi topikal fluor merupakan salah satu cara pemberian fluor
secara local.
Pemberian fluor melalui aplikasi topical dapat memakai
bermacam-macam bentuk fluor, antara lain:
a. Larutan NaF (natrium fluoride 2% atau sodium fluoride 2%)
b. Larutan SnF2 10%
c. APF 1,23%, yang memiliki kemampuan untuk bereaksi dengan
permukaan email gigi sehingga lebih tahan terhadap demineralisasi
dan kerusakan.
D A F T A R P U S T A K A
1. Hudiyati M., Chairani S., Rais SW. Pengaruh Jenis Fluor Topikal Terhadap
Kebocoran Mikro Pada Pit And Fissure Sealant. Jurnal Material Kedokteran Gigi.
2016;5(1) : 35-41
2. Sirat NM. Pengaruh Aplikasi Topikal Dengan Larutan Naf dan Snf2 Dalam
Pencegahan Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2014;2(2) : 222-231
3. Nahzi MY., Erlita I., Julianti AM. Comparison Of Color Change In Glass Ionomer
Cement (Gic) After Topical Fluoride Application. Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2017;2(1)
: 1-4
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
wahyuni majid
 
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
fitriarhmah
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Vina Widya Putri
 
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Univ.Moestopo
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
wahyuni majid
 
Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
Trianike Nur Aini
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
Chusna Wardani
 
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Sorayya Morizha
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
ERA MULIANA SADARI
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
Ferdiana Agustin
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
Dedy Purnama
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Vina Widya Putri
 
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Taufiqi Hidayatullah
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 

What's hot (20)

Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
 
Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
Pulp capping fix
Pulp capping fixPulp capping fix
Pulp capping fix
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children)
 
Gic
Gic Gic
Gic
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 

Similar to PPT.pptx

Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
Deni Irawati
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
Deni Irawati
 
Sop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasSop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmas
ahmadrandi2
 
DESENSITASI new.docx
DESENSITASI new.docxDESENSITASI new.docx
DESENSITASI new.docx
auliaadila4
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Vincent Tannius
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalaheyerbe
 
Hasil; perawaatan
Hasil; perawaatanHasil; perawaatan
Hasil; perawaatan
Armia Teuku Syahputra
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
MuhammadAsyrafi2
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
firman putra sujai
 
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxPendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
dina410715
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulut
dewisetiyana52
 
Poster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdfPoster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdf
Bagas851026
 
jurnal paedo
jurnal paedojurnal paedo
jurnal paedo
Dellery Usman
 
Makalah ilmu komunikasi
Makalah ilmu komunikasiMakalah ilmu komunikasi
Makalah ilmu komunikasi
Lstryana
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Ferdiana Agustin
 
PPT soca .pptx
PPT soca .pptxPPT soca .pptx
PPT soca .pptx
Silmasyauqilla
 
57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti
ADE IRAWAN
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
Yuni Wulandari
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
LuluAmandaUtami
 

Similar to PPT.pptx (20)

Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Sop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasSop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmas
 
DESENSITASI new.docx
DESENSITASI new.docxDESENSITASI new.docx
DESENSITASI new.docx
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Hasil; perawaatan
Hasil; perawaatanHasil; perawaatan
Hasil; perawaatan
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxPendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulut
 
Poster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdfPoster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdf
 
jurnal paedo
jurnal paedojurnal paedo
jurnal paedo
 
Makalah ilmu komunikasi
Makalah ilmu komunikasiMakalah ilmu komunikasi
Makalah ilmu komunikasi
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
PPT soca .pptx
PPT soca .pptxPPT soca .pptx
PPT soca .pptx
 
57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
 

PPT.pptx

  • 1. SUBTITUSI KASUS “TOPICAL APPLICATION FLUORIDE” Nama : Ainun Habi Mattoreang NIM : J014191032 Pembimbing : Dr. drg. Marhamah, M.Kes Hari/Tanggal : Senin, 28 Desember 2020 DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020
  • 2. P E N D A H U L U A N ▪ Karies gigi merupakan penyakit kronis sering ditemukan pada anak-anak. ▪ Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi diawali dengan dekalsifikasi struktur anorganik dari gigi. ▪ Proses kerusakan ini sebagai akibat dari metabolisme karbohidrat oleh mikroorganisme di rongga mulut
  • 3. P E N D A H U L U A N  Berbagai cara telah dikembangkan untuk mencegah karies gigi  Salah satunya adalah dengan penggunaan fluor.  Fluor mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan permukaan email gigi dalam membentuk kalsium fluor dan fluorapatit
  • 4. P E N D A H U L U A N  Aplikasi topikal fluor merupakan tehnik yang sederhana  Fluoridasi topikal ini sangat dianjurkan pada gigi anak yang baru erupsi untuk memperkuat lapisan email gigi.
  • 5. PEMB AHAS AN APLIKASI FLUORIDE Aplikasi fluoride dalam pencegahan karies dapat dilakukan secara sistemik (fluoridasi air minum, pemberian fluor melalui makanan, suplemen fluoride) dan secara topical (pasta gigi berfluoride, obat kumur berfluoride fluoride varnish, APF (acidulated phosphate fluor) gel, APF (acidulated phosphate fluor) gel, sodium fluoride (naf) stannous fluoride (snf2)).
  • 6. PEMB AHAS AN DEFINISITAF Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik pemberian fluorida secara langsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan kepada fluorida untuk berpenetrasi ke dalam email gigi dan selanjutnya ion fluorida akan menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat meningkatkan ketahanan email terhadap serangan asam
  • 7. Sodium Fluoride Naf 2% larutan Stannous Fluoride (SnF2) 10% Acidulated Phosphate Fluoride (APF) 1,23% NaF 2% memiliki pH 7 (netral) sehingga bersifat stabil, tidak mengiritasi gingiva, tidak menyebabkan diskolorasi gigi, dan rasanya dapat diterima. SnF2 memilki kelebihan penetrasi cepat fluoride dan formasi tin- fluorophosphate complex yang highly insoluble pada permukaan enamel. APF gel memiliki pH yang rendah, yaitu sekitar pH 3.5, sehingga menyebabkan penyerapan fluoride ke enamel lebih cepat. APF gel bersifat stabil, tidak menyebabkan diskolorasi, dan rasa dapat diterima JENIS BAH AN TAF
  • 8. D O S I S T O P I C A L A P P L I C A T I O N F L U O R I D E The American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah dengan suplai air nonfluoridasi (<0,3 mg F/l) dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen fluorida. • Anak berusia 0-2 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,25 mg F/hari • Anak berusia 2-3 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,5 mgF/hari • 1,0 mg F/hari untuk anak berusia 3-13 tahun.
  • 9. M E K A N I S M E T A F Tujuan penggunaan fluor adalah 1. untuk melindungi gigi dari karies 2. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat 3. Melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam.
  • 10. I N D I K A S I T A F  Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi  Pasien dengan laju aliran saliva rendah,  Gigi dengan permukaan akar yang terbuka  Gigi yang sensitif  Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh: down syndrome)  Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic Menurut, Donley (2003) :
  • 11. K O N T R A I N D I K A S I T A F  Pasien anak dengan resiko karies rendah  Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor  Ada kavitas besar yang terbuka
  • 12. A L A T & B A H A N  APD (masker, handscoen, gaun)  Alat oral diagnostic  Tray sekat  Cotton applicator  Cotton roll untuk isolasi daerah kerja  Cotton pellet  Saliva ejector  Sodium Fluoride dengan bentuk sediaan solution 2%  APF 1.23% dengan bentuk sediaan gel
  • 13. P R O S E D U R P E R A W A T A N  Pertama-tama, persilakan pasien duduk di dental unit.  Lakukan perkenalan diri dengan pasien dan menanyakan keluhan pasien.  Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.  Kenakan masker dan baju kerja(gaun) lalu lakukan handwash  Instruksikan pasien berkumur terlebih dahulu.
  • 14. P R O S E D U R P E R A W A T A N  Posisikan pasien dalam posisi tegak. Kemudian dilanjutkan dengan tindakan profilaksis, yaitu membersihkan gigi pasien dengan mengaplikasi campuran pumice+air pada gigi lalu dibersihkan menggunakan brush.  Isolasi gigi geligi. Gunakan saliva ejector, cotton roll untuk isolasi gigi yang akan dirawat. Isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pengenceran fluor oleh saliva.
  • 15. P R O S E D U R P E R A W A T A N  Lalu aplikasi TAF solution dalam hal ini kita menggunakan bahan Sodium Fluoride 2% dioleskan pada seluruh permukaan gigi menggunakan cotton applicator dan dibiarkan mengering hingga 4 menit. Selanjutnya lakukan aplikasi pada region lainnya.  Berbeda dengan aplikasi TAF solution, TAF gel diaplikasikan menggunakan sendok (tray). Sendok yang digunakan harus di cobakan terlebih dahulu pada pasien dan dievaluasi ukurannya dengan pertimbangan semua tray menutupi gigi, kedalam tray mencapai servikal gigi dan sekiranya dapat menyentuh mukosa alveolar agar fluoride tidak terkontaminasi saliva.
  • 16. P R O S E D U R P E R A W A T A N  Setelah itu, fluoride gel di simpan sebanyak 1/3 ukuran tray atau maksimal 2-2.5 mL fluoride gel yang ditempatkan pada tray.  Tray lalu dimasukkan kedalam rongga mulut rahang atas pasien, dan dibiarkan dalam selama 4 menit. Selanjutnya lakukan prosedur yg sama pada rahang bawah. Penggunaan tray dri foam yg disposable dapat digunakan dan lebih nyaman digunakan untuk pasien dan modifikasi tray yg telah ada saat ini memungkinkan untuk dilakukan pengerjaan pada kedua rahang sekaligus. Kelebihan fluoride di bersihkan menggunakan kapas.
  • 17. P R O S E D U R P E R A W A T A N  Jangan lupa untuk menggunakan saliva ejector untuk menyerap saliva.  Lepas tray setelah 4 menit dan pasien diintruksikan untuk meludah setelah prosedur perawatan telah selesai.  Pasien diintruksikan untuk tidak makan, minum dan berkumur selama 30 menit kedepan.
  • 18. P E R T I M B A N G P E R A W A T A N Jangan sampai fluoride tertelan karena dapat menyebabkan 1. Toksisitas fluoride seperti muntah 2. Diare 3. Serta penggunaan konsentrasi dan jumlah fluoride yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya fluorosis pada anak 4. Sehingga aplikasi TAF secara topical disarankan dilakukan pada anak diatas usia 6 tahun.
  • 19. PENU TUP Aplikasi topikal fluor merupakan salah satu cara pemberian fluor secara local. Pemberian fluor melalui aplikasi topical dapat memakai bermacam-macam bentuk fluor, antara lain: a. Larutan NaF (natrium fluoride 2% atau sodium fluoride 2%) b. Larutan SnF2 10% c. APF 1,23%, yang memiliki kemampuan untuk bereaksi dengan permukaan email gigi sehingga lebih tahan terhadap demineralisasi dan kerusakan.
  • 20. D A F T A R P U S T A K A 1. Hudiyati M., Chairani S., Rais SW. Pengaruh Jenis Fluor Topikal Terhadap Kebocoran Mikro Pada Pit And Fissure Sealant. Jurnal Material Kedokteran Gigi. 2016;5(1) : 35-41 2. Sirat NM. Pengaruh Aplikasi Topikal Dengan Larutan Naf dan Snf2 Dalam Pencegahan Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2014;2(2) : 222-231 3. Nahzi MY., Erlita I., Julianti AM. Comparison Of Color Change In Glass Ionomer Cement (Gic) After Topical Fluoride Application. Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2017;2(1) : 1-4