Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik perawatan endodontik konvensional dan bedah, mulai dari pulp capping, pulpotomi, pulpektomi, perawatan saluran akar, hingga apeksifikasi. Tujuannya adalah mengontrol infeksi pulpa dan jaringan sekitarnya serta memulihkan kondisi gigi. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki indikasi, kontraindikasi, dan prosedur yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas periode perkembangan oklusal yang terbagi menjadi empat periode: periode pre-dental, periode gigi susu, periode gigi campuran, dan periode gigi tetap. Juga dijelaskan proses pertumbuhan gigi susu dan tetap serta tahapan odontogenesis.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik perawatan endodontik konvensional dan bedah, mulai dari pulp capping, pulpotomi, pulpektomi, perawatan saluran akar, hingga apeksifikasi. Tujuannya adalah mengontrol infeksi pulpa dan jaringan sekitarnya serta memulihkan kondisi gigi. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki indikasi, kontraindikasi, dan prosedur yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas periode perkembangan oklusal yang terbagi menjadi empat periode: periode pre-dental, periode gigi susu, periode gigi campuran, dan periode gigi tetap. Juga dijelaskan proses pertumbuhan gigi susu dan tetap serta tahapan odontogenesis.
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
1. Nekrosis pulpa terjadi ketika terdapat kematian jaringan pulpa yang disebabkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau trauma yang mengganggu sirkulasi darah ke pulpa.
2. Inflamasi pulpa berhubungan dengan intensitas kerusakan jaringan pulpa. Iritasi ringan menyebabkan sedikit inflamasi, sedangkan iritasi parah menyebabkan inflamasi parah.
3. Selama inflamasi, terjadi peningkatan sel inflamasi dan permeabilit
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat skaling manual dan elektrik untuk membersihkan karang gigi, meliputi periodontal probe, hoe scaler, chisel scaler, file scaler, sickle scaler, curet scaler, cavitron scaler, dan ultrasonik scaler. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda untuk membersihkan karang gigi di berbagai area mulut.
Gigi sehat terdiri dari email, dentin, pulpa, sementum, dan jaringan periodontal. Plak adalah lapisan bakteri dan sisa makanan yang melekat pada gigi, dan dapat terbentuk setelah 20 menit makan. Disclosing solution digunakan untuk melihat keberadaan plak dengan menghasilkan warna merah pada area yang terdapat plak.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi fluorida secara topikal untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Ia menjelaskan beberapa jenis fluorida yang dapat digunakan secara topikal seperti sodium fluoride, stannous fluoride, dan acidulated phosphate fluoride serta dosis dan prosedur aplikasinya. Dokumen ini juga membahas mekanisme kerja, indikasi, dan kontraindikasi dari aplikasi fluorida topikal untuk pencegahan k
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
1. Nekrosis pulpa terjadi ketika terdapat kematian jaringan pulpa yang disebabkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau trauma yang mengganggu sirkulasi darah ke pulpa.
2. Inflamasi pulpa berhubungan dengan intensitas kerusakan jaringan pulpa. Iritasi ringan menyebabkan sedikit inflamasi, sedangkan iritasi parah menyebabkan inflamasi parah.
3. Selama inflamasi, terjadi peningkatan sel inflamasi dan permeabilit
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat skaling manual dan elektrik untuk membersihkan karang gigi, meliputi periodontal probe, hoe scaler, chisel scaler, file scaler, sickle scaler, curet scaler, cavitron scaler, dan ultrasonik scaler. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda untuk membersihkan karang gigi di berbagai area mulut.
Gigi sehat terdiri dari email, dentin, pulpa, sementum, dan jaringan periodontal. Plak adalah lapisan bakteri dan sisa makanan yang melekat pada gigi, dan dapat terbentuk setelah 20 menit makan. Disclosing solution digunakan untuk melihat keberadaan plak dengan menghasilkan warna merah pada area yang terdapat plak.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi fluorida secara topikal untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Ia menjelaskan beberapa jenis fluorida yang dapat digunakan secara topikal seperti sodium fluoride, stannous fluoride, dan acidulated phosphate fluoride serta dosis dan prosedur aplikasinya. Dokumen ini juga membahas mekanisme kerja, indikasi, dan kontraindikasi dari aplikasi fluorida topikal untuk pencegahan k
Makalah gizi dan jesehatan gigi dan mulutderinafahrian
Dokumen ini membahas hubungan antara gizi dan kesehatan gigi dan mulut. Nutrisi yang memadai diperlukan untuk regenerasi jaringan mulut yang sehat dan untuk mengunyah makanan dengan baik. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan mulut seperti sariawan, infeksi, dan perubahan rasa. Diet berpengaruh besar terhadap kesehatan gigi, seperti meningkatkan risiko karies pada anak-anak. Konsultasi diet
Dokumen tersebut membahas tentang karies gigi, yang merupakan proses demineralisasi enamel gigi akibat asam yang dihasilkan bakteri dalam biofilm oral dari fermentasi karbohidrat. Proses ini dapat dicegah dengan menjaga keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi dengan mengurangi frekuensi asupan gula serta menjaga kesehatan mulut dan gigi."
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...f' yagami
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri apel varietas Malang terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus secara in vitro.
2) Bakteri Lactobacillus berperan dalam perkembangan karies gigi dan apel mengandung senyawa yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
3) Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Dokumen juga membahas tinjauan pustaka tentang karies gigi dan prevalensi karies."
Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang wanita dengan keluhan gigi depan berwarna kecoklatan yang ingin melakukan perawatan pemutihan gigi. Dokumen ini juga membahas tentang penyebab perubahan warna gigi secara ekstrinsik dan intrinsik serta teknik pemutihan gigi.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar pada tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, serta tinjauan pustaka mengenai karies gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fluor adalah zat yang dapat melindungi gigi dari kerusakan07051994
Fluor bermanfaat untuk melindungi gigi dari kerusakan dengan menjaga tulang dan gigi tetap kuat. Fluor ditemukan dalam pasta gigi dan beberapa makanan serta air minum. Pemberian fluor dapat dilakukan melalui fluoridasi air minum, pasta gigi, kumur-kumur, atau obat tetes. Gigi yang kekurangan atau kelebihan fluor dapat menyebabkan berbagai gangguan pada gigi dan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang gigi dan kesehatan mulut, termasuk: (1) gigi susu dan gigi permanen, (2) kelainan yang dapat terjadi seperti gigi berlubang dan radang gusi, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi seperti bakteri, makanan, dan waktu. Dokumen ini juga memberikan tips untuk mencegah masalah gigi dan mulut seperti menyikat gigi, mengurangi makanan manis, dan kontrol rutin ke d
Temuan baru dari Harvard University menunjukkan bahwa air mineral yang mengandung fluorida, seperti Aqua milik Danone, dapat menurunkan IQ anak-anak. Penelitian selama 22 tahun menemukan bahwa konsumsi air dengan kadar fluorida tinggi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak dan menyebabkan koefisien intelektual yang lebih rendah. Banyak negara di Eropa larang penggunaan fluorida karena dianggap berbahaya bagi ke
Dokumen tersebut membahas tentang penampilan, gigi, dan kesehatan mulut. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap penampilan seseorang adalah pakaian dan asesoris. Dokumen juga menjelaskan tentang jenis gigi, penyebab karies gigi, dan cara menjaga kesehatan mulut dengan baik.
1. Dokumen tersebut membahas program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) untuk meningkatkan kesehatan gigi siswa SD.
2. Status kesehatan gigi anak Indonesia masih buruk dengan tingginya angka gigi berlubang dan penyakit mulut.
3. Program UKGS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan menurunkan angka penyakit gigi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
1. PENGGUNAAN FLUOR
DALAM KEDOKTERAN GIGI
Disusun Oleh :
Dr. Hj. Yetty Herdiyati,drg.,SpKGA(K)
Dr.Hj. Inne Suherna Sasmita, drg., SpKGA
PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
2. PENDAHULUAN
Kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi
prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan.
Suwelo melaporkan prevalensi karies anak prasekolah di DKI Jakarta 89,16% dengan def-t rata-
rata 7,02 ± 5,25 dan hasil survei di 10 provinsi (1984–1988) pada daerah kota, prevalensi karies
anak umur 8 tahun 45,20% dengan DMF-T 0,94 serta menurut SKRT 1995, indeks DMF-T anak
umur 12 tahun menunjukkan rata-rata 2,21 dengan angka prevalensi sebesar 76,9%. Hal ini
menunjukkan suatu keadaan kerusakan gigi yang hampir tanpa penanganan. Agar target
pencapaian gigi sehat tahun 2010 menurut WHO bahwa angka DMF-T anak umur 12 tahun
sebesar 1 dan didominasi oleh indikator F-T dapat tercapai maka diperlukan suatu tindakan
pencegahan.Seluruh tindakan pencegahan baik pencegahan primer, sekunder ataupun tersier
harus berdasarkan pada pemeriksaan klinik dan radiografi, penilaian risiko karies, hasil
perawatan terdahulu, kemajuan dari riwayat karies terdahulu, pilihan dan harapan orang tua dan
dokter gigi akan perawatan serta penilaian kembali pada saatkunjungan berkala. Penilaian tingkat
risiko karies anak secara individu harus diketahui oleh dokter gigi karena semua anak pada
umumnya mempunyai risiko terkena karies dan perawatannya juga berbeda pada setiap
tingkatan. Tingkat risiko karies anak terbagi atas tiga kategori yaitu risiko karies tinggi, sedang
dan rendah. Pembagian risiko karies ini berdasarkan pengalaman karies terdahulu, penemuan di
klinik, kebiasaan diet, riwayat sosial, penggunaan fluor, kontrol plak, saliva dan riwayat
kesehatan umum anak.Anak yang berisiko karies tinggi harus mendapatkan perhatian khusus
karena perawatan intensif dan ekstra harus segera dilakukan untuk menghilangkan karies atau
setidaknya mengurangi risiko karies tinggi menjadi rendah pada tingkatan karies yang dapat
diterima pada kelompok umur tertentu sehingga target pencapaian gigi sehat tahun 2010 menurut
WHO dapat tercapai.
Tindakan pencegahan primer
Tindakan pencegahan primer adalah suatu bentuk prosedur pencegahan yang dilakukan sebelum
gejala klinik dari suatu penyakit timbul dengan kata lain pencegahan sebelum terjadinya
penyakit. Tindakan pencegahan primer
ini meliputi:
3. • Modifikasi kebiasaan anak
• Pendidikan kesehatan gigi
• Kebersihan mulut
• Diet dan konsumsi gula
• Perlindungan terhadap gigi
Perlindungan terhadap gigi dapat dilakukan dengan cara, yaitu silen dan penggunaan
fluor dan khlorheksidin.
Tindakan pencegahan primer yang kini cukup populer adalah pemberian suplemen fluor.
Fluor bisa diberikan dalam bentuk air minum, cairan tetes, tablet, obat kumur, dan pasta gigi.
Bisa juga diberikan di tempat praktek dokter berupa larutan/gel yang diaplikasikan pada gigi,
yang disebut topical fluoridasi. Suplemen fluor yang masuk ke dalam tubuh, seperti tablet,
disebut sistemik. Fluor ini berguna untuk benih-benih gigi yang akan tumbuh nanti. Sementara
yang diaplikasikan pada gigi, berguna pada saat itu juga. Di beberapa negara, air minum sudah
diberi fluor, sedangkan di Indonesia masih belum. Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi
berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25
mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010)
MANFAAT FLUORIDA
PRA ERUPSI
- Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks
yang dibentuk
- Pembentukan enamel yang lebih baik dg kristal yang lebih resisten thd asam
- Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah kelarutan thd
asam berkurang
- Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan & plak
PASCA ERUPSI
- Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam
4. - Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg bereaksi dg asam lebih
sedikit
- Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung karena sedikit larut
dalam asam)
- Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg karbonat rendah
lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi
- Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang perbaikan /
penghentian lesi karies awal
- Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yg terlibat dlm pembentukan
asam serta pengangkutan & penyimpanan glukosa dlm streptokokus oral dan juga membatasi
penyediaan bahan cadangan utk pembuatan asam dlm sintesa polisakarida
A. Pemberian Fluor Secara Sistemik
Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena
fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi
air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau
tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan
fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan
kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam
dapur (Ars creation, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :
1. Fluoridasi air minum
Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah,
atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari
karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm
(part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping
yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled
enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila
fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali
(Zelvya P.R.D, 2003).
5. Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2
ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air
minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).
Gambar 1. Fluoridasi pada air minum publik (Charleshamel, 2008)
Gambar 2. Fluorosis (Charleshamel, 2008)
2. Pemberian fluor melalui makanan
Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup
tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus
diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air
mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu
makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya
dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber
airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi
secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka
tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah
fluorosis. (Ars creation, 2010).
6. Gb.3 Fluoride Master Whole House Fluoride Water Filtration System, 2010
3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan
Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan
dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor
disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak
mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor
sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).
Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun.
Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg,
dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).
B. Penggunaan Fluor Secara Topikal
Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari
karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F →
Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat
proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.
Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan
mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan
7. Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang
terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak
sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991;
Wolinsky, 1994).
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti
menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan
peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies.
Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara
(Yanti, 2002):
1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor
2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor
3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor
1. Topikal Aplikasi
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor
pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan
selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).
Gb. 4 Topikal Aplikasi Fluor(2008) Gb. 5 Fluor Gel (2008)
8. Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang
memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF
digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yg
sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa
yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini
dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2
gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).
Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya
rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi
karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF
juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru
(Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%.
Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10
ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.
APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam
bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi
gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan
topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering
mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).
APF (10)(%)(1000) ppm
1.1% 10,000
1.23% 12,300
NaF (4.5)(%)(1000) ppm
9. 0.05% 225
0.20% 900
0.44% 1,980
1.0 % 4,500
1.1% 4,950
2.0% 9,000
5.0% 22,500
SnF2 (2.4)(%)(1000) ppm
0.40% 960
0.63% 1,512
Tabel 1. Konversi Kandungan Fluor
Gb 6 dan 7. Fluor Topical Aplication Tray (2009)
Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor,
tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat
perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan
sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah
duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg
NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak
10. umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah
dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan
fluorosis enamel (Angela, 2005).
Gb 8. Fluor Varnish Gb 9. Gambaran ikatan Fluor dan Email
(www.scielo.br/scielo.php)
2. Pasta gigi fluor
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi
pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih
belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan.
Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1
gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).
3. Obat kumur dengan fluor
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.
Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama
terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang
11. berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa
yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan
Bechal, 1991).
Gb 10. Obat Kumur dengan Fluor
(www.dentist.net/colgate-phos-flur.asp)
Efek fluor secara topikal
Ada beberapa pendapat mengenai efek aplikasi fluor secara topikal dalam
menghambat karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam,
dapat memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim
mikrobiologi yang merubahkarbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek
bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001).
12. Gambar 11. Mekanisme Kerja Fluor pada Gigi
(www.weiselfamilydentistry.com)
Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor
Menurut Donley (2003), meliputi :
A. Indikasi
1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka
13. 3. gigi yang sensitif
4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi
(contoh:Down syndrome)
5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik
B. Kontraindikasi
1. pasien anak dengan resiko karies rendah
2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
3. ada kavitas besar yang terbuka
14. Daftar Pustaka
Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj. Ked. Gigi.
(Dent. J.), Vol. 38. No. 3.
Ars Creation. 2010. Fluor dan Kesehatan Gigi. http://goldenpen007x.blogdrive.com/archive/
147.html (diakses 14 Mei 2010)
C. Marya & V. Dahiya : Fluoride Varnish: A Useful Dental Public Health Tool . The Internet
Journal of Dental Science. 2007 Volume 4 Number 2
D., Zelvya P.R. 2003. Kesehatan Gigi dan Mulut. http://beta.tnial.mil.id/cakrad_cetak (diakses
14 Mei 2010)
Donley, Kevin J. Fluoride Varnishes. Journal of Californian Dental Association. 2003
Kidd, E. A. M; dan S. J. Bechal. 1991. Dasar-Dasar Karies. Alih Bahasa Narlan Sumawinata
dan Safrida Faruk. Jakarta : EGC. 30-31.
Lubis. S.L.A. 2001. Fluor dalam Pencegahan Karies Gigi. USU e-Repository.
Nova. 2010. Rawat Gigi Sedini Mungkin. http://www.pdgi-online.com/v2/index.php (diakses 14
Mei 2010)
Rosen, S. 1991a. Dental Caries. Dalam Willet. N. P.; R. R. White.; and S. Rosen. Essential
Dental Microbiology. London : Prentice-Hall International Inc. 345-351.
Wollinsky, L. E. 1994. Caries and Cariology. Dalam Nisengard, R. J. and M. G. Newman. Oral
Microbiology and Immunology. 2nd
Ed. Philadelphia : W. B. Saunders Company. 341-344.
Yanti, S. 2002. Topikal Aplikasi Pada Gigi Permanen Anak. USU e-Repository.
Fluoride Master Whole House Fluoride Water Filtration System. 2010. www.equinox-
products.com/Fluorid...ster.htm (diakses 14 Mei 2010)
Fluoride Therapy. 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/Fluoride_ therapy#Indications_ for_
fluoride therapy (diakses 17 Mei 2010)
routine-scaling-and-polishing-for-periodontal-health-in-adults . 2009. http: // drkam.
wordpress.com (diakses 17 Mei 2010)
Daily Dilemma for The Dentist. The Daily Elephant Wordpress. 2008. http :// thedailyelephant.
wordpress.com (diakses 17 Mei 2010)
www.weiselfamilydentistry.com
www.dentist.net/colgate-phos-flur.asp
www.scielo.br/scielo.php