Dokumen tersebut membahas tentang perguruan tinggi agama Islam di Indonesia seperti IAIN dan STAIN. IAIN didirikan pada tahun 1960 sebagai gabungan dari beberapa lembaga pendidikan agama sebelumnya, sedangkan STAIN dibentuk kemudian untuk memperkuat IAIN. Perguruan tinggi agama Islam berperan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pencerdasan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
2. Pengertian Perguruan Tinggi Agama Islam
Pada dasarnya Perguruan Tinggi Agama Islam adalah perguruan tinggi di Indonesia yang pengelolaannya
berada di bawah Kementerian Agama. Secara teknis akademis, pembinaan Perguruan Tinggi Islam
Negeri dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan secara fungsional dilakukan
oleh Kementerian Agama.
IAIN (Institut Agama Islam Negeri)
merupakan transformasi dari perguruan
tinggi yang telah terbentuk sebelumnya di
Indonesia. IAIN sebetulnya termasuk
perguruan tinggi relatif cukup mapan di
tanah air. Kehadiran IAIN tidak telepas
dari cita umat Islam Indonesia memajukan
ajaran Islam di Indonesia.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) merupakan lembaga
pendidikan tinggi Islam Indonesia.
STAIN adalah lembaga baru setelah
IAIN. Kemunculan STAIN untuk
memperkuat kelembagaan IAIN dalam
mengembangkan pendidikan Islam
untuk masyarakat.
3. Pendirian lembaga pendidikan tinggi Islam sudah dirintis sejak zaman
pemerintahan Hindia Belanda, dimana Dr. Satiman Wirjosandjoyo pernah
mengemukakan pentingnya keberadaan lembaga pendidikan tinggi Islam untuk
mengangkat harga diri kaum Muslim di Hindia Belanda yang terjajah itu.
Sejarah Kelahiran PTAI
Di dalam perkembangannya, berdirinya perguruan tinggi islam
mengalami tiga periode yaitu:
• Periode awal sejak kedatangan Islam.
• Periode ketika pendidikan Islam telah dimasuki oleh ide-ide
pembaruan pemikiran islam pada awal abad ke-20.
• Periode lahirnya perguruan tinggi Islam negeri dan pendidikan Islam
telah terintegrasi ke dalam system pendidikan nasional. Lahirnya
perguruan tinggi Islam inilah yang kemudian melahirkan sejumlah
terobosan yang luar biasa, karena lembaga pendidikan tinggi Islam ini
melahirkan sejumlah ilmuan Islam modern di kemudian hari.
4. L a n j u t a n …
Pada perkembangan berikutnya pada tanggal 24 Agustus 1960 diresmikan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) di Yogyakarta sebagai gabungan antara PTAIN yang berkedudukan di
Yogyakarta dan Akademik Dinas Ilmu Agama (ADIA) yang berkedudukan di Jakarta
IAIN bermula dengan dua bagian, yaitu dua fakultas di Yogyakarta dan dua fakultas di
Jakarta. Di kedua tempat ini, IAIN dengan cepat berkembang menjadi sebuah institut dengan
empat fakultas, yang pada tiap fakultasnya ditetapkan kuliah selama 3 tahun dan dapat
dilengkapai dengan spesialisasi 2 tahun. IAIN pada tahap awal berdirinya berdasarkan
penetapan Menteri Agama RI Nomor 43 tahun 1960 Jo. Peraturan Menteri Agama No. 15
Tahun 1961 terdiri atas Fakultas Tarbiyah sebanyak delapan jurusan yaitu: 1) Jurusan
Pendidikan Agama, 2) Jurusan Paedagogik, 3) Jurusan Bahasa Indonesia, 4) Jurusan Bahasa
Arab, 5) Jurusan Bahasa Inggris, 6) Jurusan Khusus (lman Tentara), 7) Jurusan Etnologi dan
Sosiologi, 8) Jurusan Hukum dan Ekonomi.
5. Kondisi Riil Keberadaan Lembaga
Pendidikan Tinggi Agama Islam
Karakteristik Transformasi PTKIN di Indonesia
Transformasi PTKIN di Indonesia terus berlanjut
sejak didirikan STI pada bulan Juli tahun 1945
sampai dengan alih status IAIN dan STAIN menjadi
UIN pada tahun 2002. Meskipun STI dan UII bukan
perguruan tinggi negeri, akan tetapi cikal bakal
PTKIN tidak bisa dilepas dari sejarahnya. Dari UII,
kemudian terbentuk PTKIN di Indonesia.
Transformasi PTKIN memiliki karakteristik tersendiri
dan mempunyai keunikannya, baik dilihat dari aspek
kelembagaan maupun aspek keilmuan. Di sisi lain,
faktor politik dan aspirasi umat Islam Indonesia
menjadi bagian yang utuh dari transformasi PTKIN.
6. Peran Lembaga Pendidikan
Tinggi Agama Islam
Pendidikan Islam sebagai subsistem pendidikan nasional. Sebagai subsistem,
pendidikan Islam mempunyai tujuan khusus yang harus dicapai, dan tercapainya
tujuan tersebut akan menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional secara
keseluruhan yang menjadi suprasistennya. Visi pendidikan Islam tentunya sejalan
dengan visi pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan
manusia Indonesia yang takwa dan produktif sebagai anggota masyarakat
Indonesia yang bhinneka. Sedangkan misi pendidikan Islam sebagai perwujudan
visi tersebut adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman di dalam pembentukan
manusia Indonesia. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia yang
saleh dan produktif. Hal ini sejalan dengan trend kehidupan abad 21, agama dan
intelek akan saling bertemu.
7. L a n j u t a n …
Dilihat secara kelembagaan, baik IAIN, STAIN dan UIN didirikan oleh
pemerintah agar lembaga tersebut dapat berperan dalam konstalasi keilmuan
sekaligus untuk mencerdaskan bangsa.
Peran Perguruan Tinggi dalam pengembangan SDM adalah merupakan hal
yang penting dalam pengembangan sektor penidikan sebab pendidikan
merupakan investasi masa depan yang sangat berpengaruh pada peningkatan
sektor riil. Pendidikan tinggi yang terbuka lebih efektif sebagai “the Agent of
Social Change.” Dalam kaitannya dengan pengelolaan SDM, peran perguruan
tinggi diwujudkan program pengabdian masyaraka tyang lebih dikenal dengan
sebutan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
8. — Brigham Young
Education is the power to think clearly, the power to act
well in the world’s work, and the power to arppeciate life.