2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan Belajar
• Memahami prinsip, tujuan dan metode
perencanaan berbasis data, kerangka dan
struktur profil Pendidikan dan Indikator
dalam profil Pendidikan
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ALUR
Modul Perencanaan
Berbasis Data (10 JP)
1.Sinkronus bagian 1 (4JP)
2.Asinkronus/penugasan mandiri (2 JP)
3.Sinkronus bagian 2 (4JP)
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Selama ini, apa yang dijadikan dasar untuk
mengembangkan program kerja sekolah?
2. Apakah program kerja sekolah tersebut berhasil
meningkatkan mutu Pendidikan di sekolah Anda?
3. Menurut Anda, apa masalah utama kita sehingga
kualitas pendidikan belum meningkat secara
signifikan?
Tuliskan jawabannya di kolom Chat
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Program atau kegiatan belum berdampak kepada peningkatan
mutu disebabkan perencanaan belum berbasis data sesuai
dengan masalah yang dihadapi
Kondisi Saat Ini
Hasil belajar dibawah rata - rata1 dan
kesenjangan antar kelompok dan wilayah2
Kondisi yang diharapkan
Peningkatan hasil belajar baik kompetensi kognitif
maupun non kognitif
Analisis kondisi /
kinerja saat ini
Identifikasi masalah Perencanaan Program Kegiatan Pengadaan Monitoring dan Evaluasi
Data atau laporan
tidak valid
Analisis tidak sampai
ke akar masalah
Perencanaan tidak
berdampak pada
peningkatan mutu
Kegiatan dan pengadaan tidak
berdampak pada peningkatan
mutu
Dampak kegiatan tidak
dievaluasi
1Data skor PISA periode 2000 - 2018
2Persebaran skor AKSI 2019
7. Kemendikbudristek telah meluncurkan berbagai kebijakan Merdeka Belajar di bidang
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia
Penggantian UN
Kampus Merdeka
Penyesuaian Kebijakan
Dana BOS
Program Organisasi
Penggerak
Guru Penggerak
Transformasi Dana
Pemerintah untuk Pendidikan
Tinggi
Program Sekolah
Penggerak
SMK Pusat Keunggulan
KIP Kuliah Merdeka
Perluasan Program
Beasiswa Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan
Kampus Merdeka Vokasi
Sekolah Aman
Berbelanja dengan SIPLah
MB2
MB3
MB4
MB5
MB6
MB1 MB7
MB8
MB9
MB10
MB11
MB12
Merdeka Berbudaya
dengan Kanal Indonesiana
Kampus Merdeka dari
Kekerasan Seksual
Kurikulum Merdeka dan
Platform Merdeka Mengajar
Akselerasi dan Pendanaan
Satuan Pendidikan Tahun 2022
Revitalisasi
Bahasa Daerah
Episode Merdeka Belajar
berikutnya
MB13
MB14
MB15
MB16
MB17
MB
XX
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 7
8. Merdeka Belajar bertujuan untuk mentransformasi layanan pendidikan yang
berdampak pada kualitas hasil belajar dan pemerataannya
Belajar sebagai kewajiban/tugas
Belajar menjadi pengalaman yang
menyenangkan
Sebelum Menjadi
Pemangku kepentingan bekerja
dengan sistem sendiri
Kerjasama antar pemangku
kepentingan
Program dan ekosistem didorong
oleh pemerintah
Pemangku kepentingan sebagai
agen perubahan
Guru sebagai penyampai
informasi atau pengetahuan
Guru sebagai fasilitator yang
menginspirasi dalam kegiatan
belajar
Pendekatan homogen,
‘satu ukuran untuk semua’
Pendekatan berpusat pada siswa,
berbasis kebutuhan individu
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 8
Kegiatan pembelajaran belum
optimal memanfaatkan teknologi
Pembelajaran memanfaatkan
teknologi
9. Evaluasi Sistem Pendidikan menghasilkan laporan komprehensif
berupa Profil Pendidikan yang menjadi rujukan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan dalam menyusun
perencanaan anggaran, program dan kebijakan
• Profil Pendidikan menjadi sumber
utama untuk menentukan
Kebijakan, Program, dan Kegiatan
di Pusat, Daerah, maupun Satuan
• UPT PAUD DASMEN melakukan
advokasi, konsultasi dan
pendampingan kepada Pemda agar
hasil analisis Profil Pendidikan
ditindaklanjuti
Pusat
Daerah
Sekolah
Kebijakan &
Program Pusat
Peningkatan Mutu
Evaluasi
Diri
Sekolah
Profil
satuan pendidikan
Profil Pendidikan
Nasional
Profil Pendidikan
Daerah
Advokasi
Konsultasi
Pendampingan
Kebijakan &
Program Daerah
Analisis
Kebijakan,
Program
10. Peningkatan mutu pendidikan akan terwujud dengan perbaikan mutu secara
berkesinambungan melalui perencanaan berdasarkan Profil Pendidikan
Instrumen
evaluasi sistem
pendidikan
Evaluasi Eksternal
Akreditasi
Evaluasi kinerja sekolah
Evaluasi kinerja Pemda
Rencana peningkatan
mutu pendidikan
Evaluasi Internal
Refleksi diri satuan pendidikan
dan Pemda
Pelaksanaan
peningkatan mutu
Profil Pendidikan
Perbaikan
berkesinambungan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 10
11. Perencanaan kegiatan pendidikan diatur dalam PP No. 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan pada bagian Standar Pengelolaan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 11
Bagian Kedelapan
Standar Pengelolaan
Pasal 27
1. Standar pengelolaan merupakan kriteria minimal mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan agar penyelenggaraan
Pendidikan efisien dan efektif.
2. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada pendidikan anak usia dini dan Jenjang Pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen
berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas
Pasal 28
1. Perencanaan kegiatan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 bertujuan untuk peningkatan
kualitas proses dan hasil belajar secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri Satuan Pendidikan.
2. Perencanaan kegiatan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam rencana
kerja jangka pendek dan rencana kerja jangka menengah.
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CHAT 2:
1.Apa permasalahan yang dihadapi oleh
satuan Pendidikan dalam menyusun
perencanaan?
2.Apa solusi yang Anda lakukan?
13. ● Kurang memahami indikator
pendidikan
● Kurang kompeten
menganalisis permasalahan
di sekolah
● Solusi perbaikan bersifat
parsial
● Lemahnya kemampuan
dalam melakukan supervisi
● Kegiatan perencanaan
bersifat formalitas
● Pergantian / rotasi pimpinan
● Data tidak valid,belum
dimutakhirkan
● Sumber data beragam
● Data disusun untuk
kepentingan akreditasi atau
bantuan
● Keterbatasan akses sumber
informasi yang utuh
● Tergantung bantuan
pemerintah
● Belum melibatkan
pemangku kepentingan
secara menyeluruh
● Kebijakan daerah belum
selaras dengan kebijakan
pusat, dan satuan
pendidikan lebih
mengutamakan kebijakan
daerah
● Laporan dan dokumen yang
harus disiapkan untuk syarat
kepatuhan memakan tenaga
dan waktu
Permasalahan Perencanaan di Satuan Pendidikan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 13
14. Perencanaan berbasis data adalah solusi bagi permasalahan perencanaan
1. Berbasis data
(terbiasa
menggunakan data
yang valid)
2. Diolah dan dianalisis
dengan pendekatan
ilmiah
3. Melibatkan berbagai
pihak dan
membangun komitmen
bersama
PERUBAHAN
PERILAKU
PERENCANAAN
Step 1Laporan potret
kondisi mutu
pendidikan
Step 2Bahan
untuk Refleksi diri
Step 3 Perencanaan
program perbaikan
Step 4
Pelaksanaan
program perbaikan
Perencanaan Berbasis Data
1. Kualitas SDM
Sekolah yang
belum memadai
2. Keterbatasan data
yang lengkap dan
akurat
3. Kesulitan
melaksanakan
kebijakan pusat di
sekolah
PERMASALAH
AN
PERENCANA
AN
Keselarasan dengan
kebijakan di pusat
Profil Pendidikan sebagai
single source of data
SDM sekolah dilatih
dan didampingi dalam
melaksanakan
perencanaan berbasis
data rapor pendidikan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 14
15. Perencanaan berbasis data meningkatkan kualitas perencanaan satuan pendidikan melalui dukungan data
profil pendidikan, penggunaan pendekatan ilmiah dalam mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi
peningkatan mutu.
Penerapan Perencanaan Berbasis Data terintegrasi dalam siklus perencanaan satuan
pendidikan
Langkah
1
Analisis Profil
Pendidikan
Langkah 3
Program Kerja
Langkah 5
Monitoring dan
Evaluasi
Langkah 4
Pelaksanaan
Kegiatan dan
Anggaran
Sekolah
RKAS RKT
Rencana Kerja Sekolah
RKJM
Perencanaan
Jangka Menengah
Langkah 2
Analisis Akar
Masalah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 15
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CHAT 3:
1. Apa itu platform Rapor Pendidikan?
2. Apa dasar regulasi dari platform Rapor Pendidikan?
3. Apa perbedaan antara Rapor Pendidikan dengan Rapor
Mutu?
4. Siapa saja yang bisa melihat Rapor Pendidikan saya?
5. Dari mana data mutu pembelajaran ini didapatkan?
17. Profil dan Platform Rapor Pendidikan
Memahami definisi, kerangka dan struktur Profil Pendidikan
1
▪
Memahami arti indikator dalam Profil Pendidikan
2▪
3▪ Mengakses dan menggunakan platform Rapor Pendidikan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 17
Dalam sesi ini diharapkan peserta dapat:
18. Evaluasi Sistem Pendidikan diatur dalam PP Nomor 57 tahun 2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 18
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan menjadi dasar Kemedikbudristek menetapkan Profil Pendidikan.
Hal ini diatur dalam PP Nomor 57 tahun 2021
BAB V tentang Evaluasi
Bagian ketiga tentang Evaluasi Sistem Pendidikan
Pasl 43 sampai dengan pasal 49
19. Profil Pendidikan merupakan laporan komprehensif tentang layanan pendidikan
Dikdasmen berdasarkan hasil evaluasi sistem pendidikan
Laporan Evaluasi Platform Rapor
Pendidikan
Bentukevaluasi
Sumberdata
(re)akreditasi sekolah
olehBAN(visitasihanyapadasekolah
dengan kriteriatertentu)
AsesmenNasional
(AKM, Survei Karakter, & Survei
LingkunganBelajar)
Dapodik
Platform digital gurudan
kepalasekolah
TracerStudySMK
DataGTK
EMIS &Simpatika
BAN PAUD,BPS,dst.
Evaluasi diriPemda
(mandiri, bagian siklusperencanaan)
RAPOR
1. Rapor Satuan
Pendidikan
2. Rapor Pendidikan
Daerah
(bagian dari indikator ProfilPendidikan)
Evaluasi dirisekolah
(mandiri, bagian siklusperencanaan)
Evaluasi PendidikanDaerah
PROFIL
1. Profil SatuanPendidikan
2. Profil PendidikanDaerah
(isi komprehensif, bersifatdiagnostik)
Evaluasi diriinternal
Evaluasieksternal
RKAS
RKPD
SPM
Akredi
tasi
Insentif kinerjasekolah
dariKemendikbud
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 19
20. Profil Pendidikan, Rapor Pendidikan, dan Platform Rapor Pendidikan
laporan komprehensif hasil Evaluasi Sistem Pendidikan yang
digunakan untuk evaluasi internal daerah dan satuan pendidikan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang
berkesinambungan
ProfilPendidikan
bagian dari Profil Pendidikan dengan indikator tertentu yang
ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Rapor pendidikan digunakan
untuk evaluasi eksternal untuk menilai kinerja daerah (SPM),
akreditasi satuan pendidikan, dan dasar insentif bagi daerah dan
satuan pendidikan yang berkinerja baik
RaporPendidikan*
aplikasi berbasis web yang menampilkan informasi Profil
Pendidikan. Platform Rapor Pendidikan dapat diakses oleh
pengguna yang memiliki akun belajar sesuai dengan
kewenangannya
PlatformProfil
Pendidikan
* Rapor pendidikan akan ditetapkan di tahun 2023, setelah terdapat data minimal 2 tahun berjalan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 20
21. Profil Pendidikan valid untuk digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) sangat masif dan melibatkan seluruh
elemen pendidikan yangada
266.706
Sekolah dan Madrasah
3.145.230
Guru
6.507.864
Siswa
SMK / sederajat
SMA / sederajat
SMP/ sederajat
SD / sederajat
Profil Pendidikan telah melalui proses simulasi, uji coba disusun oleh
berbagai pakar pendidikan
Pusmendik, Guru,
dan Perguruan
Tinggi
Pusmendik,
Perguruan Tinggi,
guru, dan praktisi
Kemendikbudristek,
Praktisi dan
Komunitas/Penggiat
Pendidikan
Pusmendik, warga sekolah,
dinas, konsultan nasional dan
internasional (ETS, ACARA,
INOVASI,ACER)
KONSEP & REGULASI
PENYIAPAN
INSTRUMEN
PENGEMBANGAN
INSTRUMEN
UJICOBA DAN PERAKITAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 21
22. Profil Pendidikan merupakan laporan hasil evaluasi layanan pendidikan sebagai
penyempurnaan rapor mutu sebelumnya
Profil Pendidikan menjadi:
01 Single source of data sebagai dasar analisis, perencanaan, dan
tindak lanjut peningkatan kualitas pendidikan
02
03
04
Instrumen pengukuran untuk evaluasi sistem pendidikan secara
keseluruhan baik untuk evaluasi internal maupun eksternal
Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil
belajar (output)
05
Profil pendidikan menjadi sumber data untuk perencanaan di
tingkat satuan pendidikan dan perencanaan di tingkat
pemerintah daerah
Instrumen yang meringankan beban administrasi satuan
pendidikan dengan mengurangi aplikasi beragam dalam proses
evaluasi internal dan eksternal
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 22
23. Evaluasi untuk profil pendidikan
dilakukan berdasar kerangka penilaian
yang dikembangkan dari model input,
proses, dan output tentang kinerja atau
efektivitas sekolah
Model ini mencakup 8 standar yang ada dalam Standar
Nasional Pendidikan.
24. *untuk PAUD, beberapa indikator di
dimensi E juga merupakan proses.
Profil Pendidikan disusun dalam model kerangka penilaian output, proses dan
input yang selaras dengan SNP
8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
OUTPUT PROSES INPUT
5. Standar Pengelolaan
6. Standar PTK
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Sarpras
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
5. Standar Pengelolaan
1. Standar Kompetensi
Lulusan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 24
PROFIL PENDIDIKAN
A. Capaian hasil belajar
B. Pemerataan pendidikan
yang bermutu
D. Mutu dan relevansi
pembelajaran
C. Kompetensi dan kinerja
PTK
E. Pengelolaan sekolah yang
partisipatif, transparan,
dan akuntabel*
25. Beberapa miskonsepsi tentang Perencanaan Berbasis Data
Miskonsepsi tentang PBD
Rapor Pendidikan sama dengan
rapor siswa
Konsep PBD
Rapor Pendidikan tidak sama dengan rapor siswa.
Rapor Pendidikan mengevaluasi layanan
pendidikan di sekolah dan daerah yang
diterbitkan oleh Kemdikbudristek.
Rapor siswa diterbitkan oleh sekolah untuk
menilai capaian hasil belajar siswa.
Mutu pendidikan dinilai dari kemampuan hasil
belajar siswa, berupa kemampuan kognitif dan non
kognitif serta lingkungan belajar yang aman,
nyaman, dan inklusif
Mutu pendidikan dinilai dari
kondisi sekolah, kelengkapan
sarpras dan media ajar, serta
prestasi siswa dalam perlombaan
Profil pendidikan bertujuan untuk memotret mutu
pendidikan untuk dilakukan perbaikan
berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dapat
meningkat, bukan untuk alat ‘menghukum’.
Apabila hasil profil pendidikan
banyak yang kurang baik saya
akan di ‘cap jelek’ dan di ‘hukum’
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 25
26. Berdasarkan model input,
proses, output tersebut,
Profil Pendidikan dikelompokkan
dalam 5 dimensi yang berisi
berbagai kelompok indikator.
27. Dimensi A
1.Capaian hasil belajar
a.Capaian perkembangan
i. Pembelajaran
ii.Sosial emosional
iii.Fisik
b.Mutu hasil belajar murid
i. Kemampuan literasi
ii.Kemampuan numerasi
iii.Karakter
2.Mutu Lulusan SMK
i. Penyerapan
ii.Pendapatan
iii.Kompetensi
Mutu dan
relevansi hasil
belajar murid
Pemerataan
pendidikan
yang bermutu
Mutu dan
relevansi
pembelajaran Kompetensi
dan kinerja
GTK
Pengelolaan sekolah
yang partisipatif,
transparan, dan
akuntabel
Kualitas Capaian Pembelajaran
siswa
Kualitas Proses Belajar
Siswa
Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Sekolah
Dimensi B
1.Kesenjangan mutu
hasil belajar
2.Akses peserta didik
Dimensi D
1.Kualitas pembelajaran
2.Refleksi dan perbaikan
pembelajaran
3.Kepemimpinan
instruksional
4.Pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran
5.Iklim keamanan sekolah
6.Iklim kebinekaan dan
inklusivitas sekolah
7.Link and match dengan
Dunia Kerja
Dimensi C
1.Kompetensi GTK dan
pengembangannya
2.Jumlah dan kinerja GTK
sebagai Penggerak
3.Kinerja administratif GTK
4.Pemerataan distribusi
guru
5.Pemenuhan kebutuhan
guru
Dimensi E
1.Partisipasi warga sekolah
2.Pemanfaatan sumber
daya sekolah untuk
peningkatan mutu
3.Pemanfaatan TIK untuk
pengelolaan anggaran
4.proporsi APBD untuk
pendidikan
Output Proses Input
28. Setiap dimensi terdiri dari indikator yang tersusun dalam pohon
indikator.
Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator level 1.
Indikator level 1 terdiri dari beberapa indikator level 2, dan
indikator level 2 terdiri dari beberapa indikator level 3 yang
disebut dengan pohon indikator.
Beberapa indikator level 2 tidak memiliki indikator level 3, dan
beberapa indikator level 1 tidak memiliki indikator level 2.
29. Setiap dimensi terdiri dari indikator yang tersusun dalam pohon indikator
Dimensi
Indikator
level 1
Indikator
level 2
Indikator
level 3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 29
Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator level 1. Indikator level 1 terdiri dari beberapa indikator level 2, dan
indikator level 2 terdiri dari beberapa indikator level 3 yang disebut dengan pohon indikator. Beberapa indikator
level 2 tidak memiliki indikator level 3, dan beberapa indikator level 1 tidak memiliki indikator level 2.
30. Profil dan Rapor Pendidikan
- Indikator Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah -
31. Dimensi A: Mutu dan Relevansi Hasil Belajar
Murid
Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas.
Berkualitas dalam konteks ini bermakna bahwa proses pendidikan harus mampu
meningkatkan hasil belajar berupa kompetensi kognitif maupun non kognitif.
Kompetensi kognitif diukur dari kecakapan literasi dan numerasi yang merupakan modal
dasar individu untuk mengakses pendidikan dan memungkinkan untuk mengarungi
kehidupan sosial, ekonomi, bahkan politik.
Kompetensi non kognitif diukur dari karakter atau perilaku, yatu perilaku sesuai prinsip-
prinsip Pancasila.
32.
33. CHAT 4:
1. Aspek apa saja yang diukur dalam AN?
2. Kemampuan apa saja yang diukur dalam
literasi?
3. Kemampuan apa saja yang diukur dalam
numerasi?
4. Dimensi apa saja yang diukur dalam aspek
nonkognitif/karakter?
34. Kemampuan literasi siswa diukur dalam 3 tingkat untuk bacaan
fiksi dan bacaan non fiksi
Siswa memiliki kemampuan literasi yang cakap apabila siswa mampu menemukan informasi
eksplisit, menyimpulkan dan melakukan refleksi dan evaluasi dari bacaan yang dibacanya, baik
fiksi maupun non fiksi.
35. Kemampuan numerasi siswa diukur dalam 3 tingkat
untuk 4 jenis pelajaran
Siswa memiliki kemampuan numerasi yang cakap apabila siswa mampu memahami,
menerapkan dan penalaran (reasoning) dari domain bilangan, aljabar, geometri, data dan
ketidakpastian.
38. Struktur pohon indikator dimensi A jenjang Dikdasmen (bagian 1)
Level 1 Level 2 Level 3
A1. Kemampuan literasi
1. Kemampuan memahami bacaan non fiksi
2. Kemampuan memahami bacaan fiksi
1. Menemukan informasi eksplisit
2. Menyimpulkan
3. Refleksi dan evaluasi
A.2 Kemampuan numerasi
1. Domain bilangan
2. Aljabar
3. Geometri
4. Data dan ketidakpastian
1. Pemahaman
2. Penerapan
3. Reasoning
A.3 Karakter
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia
2. Gotong royong
3. Kreativitas
4. Nalar kritis
5. Kebhinekaan global
6. Kemandirian
1. 11 indikator
2. 3 indikator
3. 3 indikator
4. 3 indikator
5. 2 indikator
6. 2 indikator
39. Struktur pohon indikator dimensi A jenjang Dikdasmen (bagian 2)
Level 1 Level 2 Level 3
A.4 Penyerapan Lulusan
1. Kuliah
2. Bekerja
3. Wirausaha
4. Kesesuaian bidang kerja
5. Masa tunggu
A.5 Pendapatan Lulusan
1. Kuliah (kerja part time)
2. Bekerja
3. Wirausaha
A.6 Kompetensi Lulusan
1. Lulusan dengan sertifikat keahlian
2. Kepuasan dunia kerja pada budaya kerja lulusan
40. Dimensi B jenjang Dikdasmen - Pemerataan
Pendidikan yang Bermutu
Selain peningkatan mutu pendidikan, ukuran luaran yang lain adalah pemerataan
layanan pendidikan yang bermutu. Ukuran pemerataan pendidikan yang bermutu
adalah sebagai berikut:
42. Struktur pohon indikator dimensi B jenjang Dikdasmen
Level 1 Level 2
B.1 Kesenjangan literasi Dibandingkan antara:
1. kelompok gender (khusus iklim keamanan dan inklusivitas,
perbandingan dipisah antara siswa & guru+KS)
2. kelompok status sosial ekonomi
3. Wilayah perkotaan vs pedesaan
B.2 Kesenjangan numerasi
B.3 Kesenjangan karakter
B.4 APK SD/MI/Paket A/SDLB
B.5 APS SD/MI/Paket A/SDLB
Dianalisa berdasarkan kelompok
1. Quintile status sosial ekonomi
2. Kelompok gender
3. Murid disabilitas
B.6 APK SMP/MTS/Paket B/SMPLB
B.7 APS SMP/MTS/Paket B/SMPLB
B.8 APK SMA/K/MA/Paket C/SMALB
B.9 APS SMA/K/MA/Paket C/SMALB
43. Dimensi C, D dan E merupakan kelompok
indikator proses dan input yang berkontribusi
terhadap hasil belajar siswa (output)
44. Berdasarkan literatur ilmiah tentang efektivitas pengajaran dan efektivitas sekolah, sekolah yang
baik adalah sekolah yang efektif memfasilitasi belajar siswa. Terdapat tujuh komponen yang
diasumsikan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa:
1. Proses pembelajaran yang berkualitas
2. Guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya
3. Kepala sekolah yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas
pembelajaran
4. Iklim sekolah yang aman
5. Iklim sekolah yang inklusif
6. Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara
mengajarkan materi tsb
7. Latar belakang sosial-ekonomi siswa, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar
yang tersedia di rumah.
45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CHAT 5:
Faktor-faktor apa yang memengaruhi,
agar seorang guru dapat terus
memperbaiki kualitas pembelajarannya?
46. Indikator dimensi C jenjang Dikdasmen -
Kompetensi dan Kinerja PTK
● Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara
mengajarkan materi, dan kinerja berdampak pada proses pembelajaran yang berkualitas
yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
● Indikator yang diukur untuk memotret hal di atas adalah sertifikasi pendidik, pelatihan,
PGP, ijazah, nilai uji kompetensi guru, dan tingkat kehadiran guru.
● Selain itu bagi kinerja daerah, diukur tingkat pemerataan distribusi guru dan pemenuhan
kebutuhan guru.
47.
48. Struktur pohon indikator dimensi C jenjang Dikdasmen (bagian 1)
Level 1 Level 2
C.1 Proporsi GTK
bersertifikat
C.2 Proporsi GTK
penggerak
1. % guru penggerak
2. % KS/wakil KS penggerak
1. % pengawas penggerak
2. % pejabat disdik penggerak
C.3 Pengalaman pelatihan
guru
1. Pengetahuan bidang studi
2. Pedagogi
1. Manajerial
2. Pelatihan lain
C.4 Kualitas GTK
penggerak
1. Jumlah guru penggerak yg menjadi
pelatih
2. Jumlah pelatihan yang difasilitasi per
guru penggerak
1. Jumlah pelatihan yang difasilitasi per
kepala sekolah penggerak
2. Rerata jumlah guru yang dilatih
49. Struktur pohon indikator dimensi C jenjang Dikdasmen (bagian 2)
Level 1 Level 2
C.5 Nilai UKG
1.Kompetensi pedagogik
2.Kompetensi profesional
C.6 Kehadiran guru di kelas
1.Kehadiran guru menurut laporan murid
2.Kehadiran guru menurut laporan kepsek
C.7 Indeks distribusi guru
C.7 dan C.8 adalah indikator khusus untuk daerah
C.8 Pemenuhan Kebutuhan Guru
C.9 Proporsi GTK di SMK yang
bersertifikat kompetensi
50. Indikator dimensi D jenjang Dikdasmen - Mutu
dan Relevansi Pembelajaran
Pengalaman siswa di kelas adalah penentu utama hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dipotret dari kualitas praktik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Praktik
pembelajaran yang baik harus memfasilitasi tiga fungsi dasar, yaitu mengelola
perilaku, memotivasi murid, dan membantu murid membangun pengetahuan baru.
52. Kualitas pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor utama, yaitu:
1. Kompetensi guru (dimensi C,)
2. Praktik reflektif dan perbaikan praktik pembelajaran yang dilakukan guru
53. Terlepas dari kompetensinya, seorang guru dapat terus memperbaiki kualitas
pembelajarannya dengan cara:
a.Merefleksikan praktik yang biasa digunakannya,
b.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran baik secara
individual maupun kolaboratif, dan
c.Mencoba menerapkan gagasan-gagasan baru dalam praktik pembelajaran
54. Kualitas pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh refleksi dan tindakan guru sebagai individu, tetapi
juga oleh lingkungan sekolah secara lebih luas.
Agar dapat melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pembelajarannya, guru perlu didukung oleh
program dan kebijakan sekolah yang tepat.
Hal ini mencakup program dan kebijakan terkait perumusan dan komunikasi visi-misi sekolah,
pengelolaan kurikulum sekolah, dan penyediaan sumber daya pendukung (seperti waktu untuk
melakukan refleksi)
55. Selain itu, keberhasilan kepala sekolah dalam merancang dan menerapkan program
dan kebijakan pembelajaran mencerminkan kinerjanya sebagai pemimpin
instruksional. Kinerja ini dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh kepala
sekolah.
56. Selain dipengaruhi oleh praktik pembelajaran, pengalaman belajar siswa juga dipengaruhi oleh iklim
sosial di sekolah. Siswa yang merasa tidak aman di sekolah - misalnya karena mengalami perundungan
atau hukuman fisik - akan kesulitan mengikuti pelajaran. Demikian juga dengan siswa yang dikucilkan
atau mengalami diskriminasi karena identitas agama, etnis, kelompok sosial, atau kondisi fisiknya.
57. Struktur pohon indikator dimensi D jenjang Dikdasmen (bagian 1)
Indikator Level 1 Indikator Level 2 Indikator Level 3
D.1 Kualitas
pembelajaran
D.1.1 Manajemen kelas
Keteraturan suasana kelas
1.menurut guru
2.menurut siswa
Disiplin positif
3.menurut guru
4.menurut siswa
D.1.2 Dukungan afektif
1.Ekspektasi akademik
2.Perhatian dan kepedulian guru
3.Umpan balik konstruktif
Masing-masing indikator diatas terdiri dari menurut guru dan siswa
D.1.3 Aktivasi cognitif
1.Instruksi yang adaptif
2.Panduan guru
3.Aktivitas interaktif
4.Pembelajaran literasi
5.Pembelajaran numerasi
6.Iklim pembelajaran yang
terbuka
Indikator 1,2,3 dan 6 diatas terdiri dari menurut guru dan siswa
D.1.4 Pembelajaran praktik
vs. teori
1.Survey kepsek
2.Survey guru
3.Survey siswa
58. Struktur pohon indikator dimensi D jenjang Dikdasmen (bagian 2)
Indikator Level 1 Indikator Level 2 Indikator Level 3
D.2 Refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru
1.Belajar tentang pembelajaran
2.Refleksi praktik mengajar
3.Penerapan praktik inovasi
D.3 Kepemimpinan
instruksional
1.Visi misi sekolah
2.Pengelolaan kurikulum
3.Dukungan refleksi guru
59. Struktur pohon indikator dimensi D jenjang Dikdasmen (bagian 3)
Indikator Level 1 Indikator Level 2
D.4 Iklim keamanan sekolah
1.Kesejahteraan psikologis siswa
2.Kesejahteraan psikologis guru
3.Perundungan
4.Hukuman fisik
5.Kekerasan seksual
6.Narkoba
D.5 Kesenjangan iklim keamanan
sekolah
1.Kesenjangan antar kelompok gender
2.Kesenjangan antar kelompok SES
3.Kesenjangan antar wilayah
D.6 Iklim kesetaraan gender 1.Dukungan atas kesetaraan gender Akan ada tambahan indikator level 2 selain D.6.1
D.7 Iklim kebinekaan
1.Toleransi agama dan budaya
2.Sikap inklusif
3.Dukungan atas kesetaraan agama dan budaya
4.Komitmen kebangsaan
60. Struktur pohon indikator dimensi D jenjang Dikdasmen (bagian 4)
Indikator Level 1 Indikator Level 2
D.8 Iklim inklusivitas
1.Layanan disabilitas
2.Layanan sekolah untuk murid cerdas
dan bakat istimewa
3.Sikap terhadap disabilitas
4.Fasilitas dan Layanan Sekolah untuk Siswa
Disabilitas dan Cerdas Berbakat Istimewa
D.9 Kesenjangan Iklim kesetaraan
gender
1.Kesenjangan antar kelompok gender
2.Kesenjangan antar kelompok SES
3.Kesenjangan antar wilayah
D.10 Kesenjangan Iklim kebinekaan
D.11 Kesenjangan Iklim inklusivitas
61. Struktur pohon indikator dimensi D jenjang Dikdasmen (bagian 5)
Indikator Level 1 Indikator Level 2
D.12 Kesenjangan fasilitas sekolah antar wilayah
Seluruh indikator yang membandingkan antar
wilayah adalah indikator khusus daerah
D.13 Kesenjangan kebersihan sekolah (termasuk
sanitasi) antar wilayah
D.14 Kesenjangan bahan dan fasilitas belajar
literasi
1.Kesenjangan antar kelompok SES
2.Kesenjangan antar wilayah
D.15 Kesenjangan akses dan fasilitas belajar
daring
1.Kesenjangan antar kelompok SES
2.Kesenjangan antar wilayah
62. Struktur pohon indikator dimensi D jenjang Dikdasmen (bagian 6)
Indikator Level 1 Indikator Level 2
D.16 Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
1.Platform guru mengajar
2.Platform guru karir
D.17 Link and match dengan Dunia Kerja
1.Proporsi SMK sebagai Pusat Keunggulan
2.Proporsi SMK yang kurikulumnya disusun bersama
dengan Dunia Kerja
3.Proporsi SMK yang ada pengajar dari dunia kerja
4.Proporsi SMK yang melakukan praktek kerja bersama
dengan dunia kerja
5.Proporsi siswa SMK yang mendapat sertifikat
kompetensi dari lembaga sertifikasi mandiri
dan/atau dunia kerja
63. Indikator dimensi E jenjang Dikdasmen
Pengelolaan Sekolah yang Partisipatif,
Transparan, dan Akuntabel
Untuk keperluan akreditasi dan memeriksa akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan sekolah, perlu diukur aspek-aspek administrasi, perencanaan, dan
pemanfaatan anggaran sekolah.
Pemanfaatan anggaran sekolah dapat dilihat apakah digunakan untuk pengadaan
fasilitas sekolah yang mendukung proses belajar, untuk peningkatan mutu.
64.
65. Struktur pohon indikator dimensi E jenjang Dikdasmen
Indikator Level 1 Indikator Level 2
E.1 Partisipasi warga sekolah
1.Partisipasi orang tua
2.Partisipasi murid
E.2 Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk
peningkatan mutu
1.Proporsi pembelanjaan peningkatan mutu guru dan
tenaga kependidikan
2.Proporsi pembelanjaan non personil mutu pembelajaran
E.3 Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
1.Proporsi pembelanjaan dana BOS secara daring
2.Penggunaan SDS: Ketepatan waktu dan kelengkapan
laporan
E4. Proporsi pemanfaatan APBD untuk pendidikan
66. Indikator DASMEN
Dimensi
A. Mutu dan relevansi
hasil belajar
B. Pemerataan
pendidikan yang
bermutu
1. Kesenjangan literasi
2. Kesenjangan numerasi
3. Kesenjangan karakter
4. APK SD/MI/PaketA/SDLB
5. APS SD/MI/PaketA/SDLB
6. APK SMP/MTS/Paket B/SMPLB
7. APS SMP/MTS/PaketB/SMPLB
8. APK SMA/K/MA/PaketC/SMALB
9. APS SMA/K/MA/PaketC/SMALB
C. Kompetensi dan
Kinerja GTK
D. Mutu dan Relevansi
Pembelajaran
1. Kualitas pembelajaran
2. Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru
3. Kepemimpinan instruksional
4. Iklim keamanan sekolah
5. Kesenjangan iklim keamanan sekolah
6. Iklim kesetaraan gender
7. Kesenjangan Iklim kesetaraan gender
8. Iklim kebinekaan
9. Kesenjangan Iklim kebinekaan
10. Iklim inklusivitas
11. Kesenjangan Iklim inklusivitas
12. Kesenjangan fasilitas sekolah antar wilayah
13. Kesenjangan kebersihan sekolah (termasuk
sanitasi) antar wilayah
14. Kesenjangan bahan dan fasilitas belajarliterasi
15. Kesenjangan akses dan fasilitas belajardaring
16. Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
17. Link and match dengan Dunia Kerja
E. Pengelolaan
sekolah yang
Partisipatif,
Transparan, dan
Akuntabel
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 66
1. Partisipasi warga sekolah
2. Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk
peningkatan mutu
3. Pemanfaatan TIK untuk pengelolaananggaran
4. Proporsi pemanfaatan APBD untukpendidikan
1. Kemampuan literasi
2. Kemampuan numerasi
3. Karakter
Indikator Level 1
4. PenyerapanLulusan
5. PendapatanLulusan
6. KompetensiLulusan
1. Proporsi GTK bersertifikat
2. Proporsi GTK penggerak
3. Pengalaman pelatihan guru
4. Kualitas GTK penggerak
5. Nilai UKG
6. Kehadiran guru di kelas
7. Indeks distribusi guru
8. Pemenuhan Kebutuhan Guru
9. Proporsi GTK di SMK yang bersertifikatkompetensi
67. KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Satuan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas adalah yang hasil
belajar muridnya melebihi level yang diharapkan dan merata
Kompetensi guru dan
kepala sekolah
(dimensi C)
Lingkungan Belajar
(dimensi D)
Hasil belajar murid
(dimensi A danB)
Kualitas Proses
Pembelajaran
(dimensi D)
● Berpusat pada peserta didik
● Suasana kelas kondusif untuk pembelajaran
● Penerapan disiplin positif
● Peserta didik merasa kompeten dan dihargai
sebagai bagian dari kelas
● Mendukung siswa membangun pemahaman baru
Tata kelola dan
perbaikan
pembelajaran
(dimensi E)
● Menyusun perencanaan, anggaran,
dan kebijakan berbasis data
● Refleksi dan perbaikan pembelajaran
● Memiliki kompetensi literasi,
numerasi, dan karakter melebihi
level yang diharapkan
● Hasil belajar merata untuk semua
kelompok gender, sosial ekonomi
● Seluruh GTK bersertifikat pendidik
● Guru mengikuti pelatihan sesuai kebutuhan
● Melakukan pengimbasan
● Peserta didik merasa aman dan
nyaman (secara fisik dan psikologis)
● Satuan pendidikan menerima
perbedaan dan keberagaman
69. Mekanisme Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan
Mengidentifikasi masalah dan akar masalah berdasarkan Profil Pendidikan
1
▪
Menetapkan solusi penyelesaian akar masalah yang efektif dan efisien
2▪
3▪ Menetapkan kegiatan, menghitung anggaran dan sumber daya
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 69
Dalam sesi ini diharapkan peserta dapat:
Contoh simulasi Perencanaan Berbasis Data terbagi dalam 3 bagian:
1. PAUD
2. Dikdasmen (salah satu contoh jenjang)
3. SMK
70. Proses perencanaan dilakukan berdasarkan analisis Profil Satuan Pendidikan
Evaluasi Diri
Sekolah
Penetapan
kebutuhan
anggaran
Rapor Mutu
Kebutuhan
kelas dan
pembelajaran
Input kegiatan
dan
pengadaan
dalam RKAS
Pengesahan
RKAS
Analisis profil
satuan
pendidikan
Identifikasi
solusi dan
penetapan
target
Identifikasi
akar masalah
Profil
Satuan
Pendidikan
Menyusun
rencana
kegiatan
Input kegiatan
dan anggaran
dalam RKAS
Pengesahan
RKAS
Proses perencanaan sebelumnya
Proses perencanaan perubahan
Proses
pelaksanaan
dan monev
Data lainnya
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 70
Proses
pelaksanaan
dan monev
72. Tahapan dalam melakukan Perencanaan Berbasis Data Dikdasmen
Tahapan:
● Mengunduh data
profil pendidikan dari
platform
● Memilah capaian
yang sudah baik dan
yang belum baik
Tahapan:
● Dari daftar
capaian yang
belum baik,
rumuskan
masalah yang
akan diperbaiki
● Melakukan
analisis untuk
mencari akar
masalah
Tahapan:
● Membuat
alternatif solusi
untuk setiap akar
masalah
● Memilih solusi
yang akan
dilakukan dari
alternatif solusi
Tahapan:
● Mendaftar
indikator yang
akan ditingkatkan
capaiannya
● Menetapkan
target capaian
jangka pendek,
menengah, dan
panjang
Tahapan:
● Menetapkan daftar
kegiatan yang akan
dimasukkan dlm RKAS
● Menetapkan barang dan
jasa yang akan
dibelanjakan (termasuk
harga satuan)
● Memasukkan kegiatan
dan anggaran dalam
ARKAS
Proses
Analisis profilsatuan
pendidikan
Identifikasi akar
masalah
Identifikasi solusi dan penetapan target Menyusun rencana kegiatan
Lembar Kerja 1
Memilah capaian
Indikator
Lembar Kerja 2
Identifikasi akar
masalah
Lembar Kerja 3
Menentukan solusi
Lembar Kerja 4
Menentukan target
intervensi
Lembar Kerja 5
Rencana kegiatan dan
anggaran
Indikator +
deskriptor
Profil
Pendidik
an
Lbr
Kerja
Tahapan
Dokumen
Indikator +
deskriptor
Metode analisis
masalah
Daftar
kegiatan
ARKAS
Kode
kegiatan
daerah
Form
ARKAS
Form
SIPD
Form
RKT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 72
73. Lembar kerja 1a:
Memilah indikator yang sudah baik dan indikator yang belum baik
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 73
No Dimensi Hal yang sudah baik Hal yang belum baik
Diisi dengan indikator kasus
Dasmen Indikator dengan nilai
baik
Diisi dengan indikator kasus Dasmen
Indikator dengan nilai sedang dan
kurang
1 Dimensi A (output)
Mutu dan relevansi hasil belajar
murid
2 Dimensi B (output)
Pemerataan pendidikan yang
bermutu
3 Dimensi C (input)
Kompetensi dan kinerja GTK
4 Dimensi D (proses)
Mutu dan relevansi pembelajaran
5 Dimensi E (input)
Pengelolaan sekolah yang
partisipatif, transparan, dan
akuntabel
74. E
KEMENTERIAN P 02
NDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 1
Lembar kerja 1a:
Memilah indikator yang sudah baik dan indikator yang belum baik
No Dimensi Hal yang sudah baik Hal yang belum
baik
1 Dimensi A (output)
Mutu dan relevansi hasil belajar
murid
A_3
Karkater
A_1 Kemampuan Literasi
A_2 Kemampuan
Numerasi
2 Dimensi B (output)
Pemerataan pendidikan yang
bermutu
3
Dimensi C (input)
Kompetensi dan kinerja
GTK
C_9 Proporsi GTK di SMK yang
bersertifikat kompetensi
C_1 Proporsi GTK
bersertifikat C_3
Pengalaman pelatihan guru
C_5 Nilai uji kompetensi guru
4
Dimensi D (proses)
Mutu dan relevansi
pembelajaran
D_1 Indeks kualitas pembelajaran
D_2 Indeks refleksi dan perbaikan
pembelajaran D_3 Kepemimpinan
instruksional
D_4 Iklim Keamanan
sekolah D_6 Iklim
Kesetaraan Gender D_8
Iklim Kebinekaan
D_10 Iklim Inklusivitas
5 Dimensi E (input)
Pengelolaan sekolah yang
partisipatif, transparan, dan
akuntabel
E_2 Pemanfaatan sumber daya
sekolah
E_3 Pemanfaatan TIK untuk
administrasi
75. 1. A.1 Kemampuan Literasi
2. A.2 Kemampuan Numerasi
3. C.1 Pengalaman Pelatihan Guru
4. D.1 Kualitas Pembelajaran
5. D.4 Iklim Keamanan Sekolah
No Isu Layanan yang ingin Dikuatkan
1 A.1 Kemampuan Literasi
2 A.2 Kemampuan Numerasi
3 D.4 Iklim Keamanan Sekolah
4 … dst
5 … dst
Lembar Kerja 1b: Penentuan Isu Layanan yang ingin Dikuatkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 75
Berdasarkan hasil evaluasi diri dengan menggunakan Profil Pendidikan, tetapkan isu layanan yang ingin dianalisis lebih
lanjut dan disusun rencana peningkatan kualitas layanannya. Disarankan maksimal 5 isu saja yang akan dikuatkan di tahun
ini agar upaya peningkatan layanan lebih fokus.
Utamakan 5 isu prioritas apabila hasil evaluasi diri dalam aspek tersebut menunjukkan hasil yang belum baik. Mengingat
ragamnya karakteristik dan kondisi Dikdasmen, Dikdasamen dapat menambahkan isu lain terkait layanan yang ingin
dikuatkan.
Menu Isu prioritas Dikdasmen
76. 1. A.1 Kemampuan Literasi
2. A.2 Kemampuan Numerasi
3. C.1 Pengalaman Pelatihan Guru
4. D.1 Kualitas Pembelajaran
5. D.4 Iklim Keamanan Sekolah
No Isu Layanan yang ingin Dikuatkan
1 A.1 Kemampuan Literasi
2 A.2 Kemampuan Numerasi
3 C_1 Proporsi GTK bersertifikat
4 C_3 Pengalaman pelatihan guru
5 E_3 Pemanfaatan TIK untuk administrasi
Lembar Kerja 1b: Penentuan Isu Layanan yang ingin Dikuatkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 76
Berdasarkan hasil evaluasi diri dengan menggunakan Profil Pendidikan, tetapkan isu layanan yang ingin dianalisis lebih
lanjut dan disusun rencana peningkatan kualitas layanannya. Disarankan maksimal 5 isu saja yang akan dikuatkan di tahun
ini agar upaya peningkatan layanan lebih fokus.
Utamakan 5 isu prioritas apabila hasil evaluasi diri dalam aspek tersebut menunjukkan hasil yang belum baik. Mengingat
ragamnya karakteristik dan kondisi Dikdasmen, Dikdasamen dapat menambahkan isu lain terkait layanan yang ingin
dikuatkan.
Menu Isu prioritas SD
77. Analisis berikutnya adalah menentukan akar masalah dari masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya
Salah satu metode untuk menemukan akar masalah adalah dengan metode 5W+1H: Where, When, Who, What,
Why, How
Metode 5 Why atau 5 Mengapa adalah teknik tanya - jawab sederhana untuk menyelidiki hubungan sebab
akibat dari suatu permasalahan. Teknik ini adalah praktik bertanya, mengapa sebanyak lima kali, mengapa
sebuah masalah terjadi dalam upaya menentukan akar penyebab dari suatu masalah.
Keterangan:
Metode 5 why merupakan salah satu pendekatan. Banyak metodologi yang dapat digunakan dalam melakukan analisis penyelesaian
masalah seperti:
Design thinking, Creative Problem Solving, Solution - based thinking, Fish Bone Diagram, SWOT Analysisdll.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 77
78. Akar masalah dari suatu output dapat ditemukan dalam dimensi D sebagai proses
dan dimensi C dan E sebagai input, sesuai dengan model kerangka penilaian
Output Proses Input
Dimensi
A
Mutu dan
relevansi
hasil
belajar
murid
Dimensi
B
Pemerataan
pendidikan
yang bermutu
Dimensi
D
Mutu dan
relevansi
pembelajara
n
Dimensi
C
Kompetensi
dan kinerja
GTK
Kualitas Capaian
Pembelajaran
siswa
Kualitas Proses
Belajar
Siswa
Kualitas Sumber Daya
Manusia dan
Sekolah
WH
Y
W
H
Y
Dimensi E
Pengelolaan
sekolah yang
partisipatif,
transparan,
dan
akuntabel
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 78
79. Lembar Kerja 2: Identifikasi akar masalah
Berdasarkan hasil analisis Profil Pendidikan tetapkan masalah utama yang akan diselesaikan.
Identifikasi faktor yang berpotensi menyebabkan masalah tersebut terjadi berdasarkan indikator-indikator
dalam dimensi C, D dan E.
Level Permasalahan Akar Permasalahan
Output Pilih masalah yang akan diatasi Pindahkan indikator dari proses yang
dari daftar hal yang belum baik diyakini sebagai penyebab masalah di
output
Proses Pilih indikator yang berpotensi Pindahkan indikator dari input yang
sebagai penyebab masalah di diyakini sebagai penyebab masalah di
output dari hal yang belum baik proses
Input Pilih indikator yang berpotensi
sebagai penyebab masalah di
proses dari hal yang belum baik
Permasalahan di level
proses dapat menjadi
akar masalah di output
Permasalahan di level
input dapat menjadi
akar masalah di proses
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 79
80. Lembar Kerja 2: Identifikasi akar masalah
Lev
el
Permasalah
an
Akar
Permasalahan
Output Kemampuan literasi dan numerasi rendah
(nilai 1.50)
Dukungan kepala sekolah terhadap refleksi guru
kurang
Proses Dukungan kepala sekolah terhadap refleksi
guru kurang
Pengelolaan kurikulum sekolah kurang
Kompetensi Pedagogik kurang
Pemanfaatan TIK untuk administrasirendah
Input Kompetensi Pedagogik kurang
Proporsi pembelanjaan peningkatan mutu
guru dan tenaga kependidikan kurang
Pemanfaatan TIK untuk administrasi rendah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 80
81. Lembar Kerja 3: Menentukan alternatif solusi dan memutuskan solusi yang dipilih
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 81
No Masalah Akar Permasalahan Alternatif Solusi Solusi Terpilih
1 Pilih salah
satu
masalah
yang akan
diselesaikan
1. Tetapkan akar
masalah hasil
analis LK2
1. Buat daftar solusi untuk
menyelesaikan akar
masalah sebanyak
mungkin
2. dll
● Tetapkan solusi
yang efektif dan
efisien
● Boleh lebih dari satu
2. Tetapkan akar
masalah
berikutnya bila
ada
1. aaa
2. bbb
Tuliskan alternatif solusi sebanyak mungkin yang diyakini dapat mengatasi akar masalah yang telah
ditetapkan. Pilih satu atau beberapa solusi yang diyakini paling efektif dan efisien, yaitu berdampak tinggi pada
pencapaian tujuan dengan usaha atau sumber daya paling rendah.
82. Lembar Kerja 3: Menentukan alternatif solusi dan memutuskan solusi yang dipilih
No
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 82
Masalah Akar Permasalahan Alternatif Solusi Solusi Terpilih
1 Kemampuan
literasi dan
numerasi
rendah
1.Rendahnya
pengetahuan dan
kompetensi
pedagogik guru
(C_3_2)
2.Rendahnya
kemampuan
manajerial guru
(C_3_3)
1. Pelatihan
peningkatan
kompetensi
pedagogik
2. Berbagi praktik baik di
kelompok kerja guru (KKG)
3. Bermitra dengan lembaga
pendidikan tenaga
kependidikan (LPTK) untuk
peningkatan kompetensi
pedagogik
4. Guru menguatkan
kompetensi secara mandiri
Berbagi praktik baik
di kelompok kerja
guru (KKG)*
*pemilihan dengan
pertimbangan
anggaran (cost
minim,
kebermanfaatan
besar) disesuaikan
dengan kapasitas
sekolah
2 Pemanfaatan
TIK untuk
administrasi
Proporsi
pembelanjaan dana
BOS secara daring
(E_3_1)
1. Guru mengikuti pelatihan
di gugus
2. Guru mengikuti
pelatihan tentang
perencanaan
pembelajaran di
platform Merdeka
Mengajar
Guru mengikuti
pelatihan
tentang
perencanaan
pembelajaran di
platform
Merdeka
Mengajar
83. Lembar Kerja 4: Menetapkan target dari indikator yang diintervensi
Jangka Panjang
Jangka Menengah
Jangka pendek
Tujuan Indikator Keberhasilan
Dampak Dampak yang diharapkan
tercapai
Indikator dampak
Hasil Hasil yang diharapkan
tercapai dari pelaksanaan
kegiatan
Indikator hasil
Keluaran Kegiatan yang
direncanakan dilakukan
Indikator keberhasilan kegiatan
Tetapkan tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan indikator keberhasilan
masing-masing dari kegiatan, hasil kegiatan dan dampaknya.
Isu: Akar masalah yang akan diselesaikan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 83
84. Lembar Kerja 4: Menetapkan target dari indikator yang diintervensi
Jangka Panjang
Jangka Menengah
Jangka pendek
Tujuan Indikator Keberhasilan
Dampak Tumbuhnya budaya mutu di KKG Aktifnya kegiatan KKG
dalam peningkatan mutu
guru
Hasil Meningkatnya
kemampuan pedagogik
guru
Meningkatnya hasil belajar siswa
Keluaran Berbagi praktik baik di
kelompok kerja guru (KKG)
1. Meningkatnya
kompetensi pedagogik
2. Meningkatnya mutu
pengelolaan
pembelajaran
(kompetensi profesional)
Tetapkan tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan indikator keberhasilan
masing-masing dari kegiatan, hasil kegiatan dan dampaknya.
Isu: Rendahnya pengetahuan dan kompetensi pedagogik guru
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 84
85. Lembar Kerja 5: Menyusun rencana kegiatan dan anggaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 85
Sub kegiatan Aktivitas PIC Waktu Mulai Waktu Selesai Sumber Daya
Nama sub
kegiatan yang
akan dilakukan
Rincian kegiatan Pelaksan
a
kegiatan
jelas jelas Anggaran, SDM,
bantuan yang akan
dipakai untuk
melakukan kegiatan
Susun kegiatan-kegiatan lebih rinci dari setiap sub-kegiatan yang telah ditetapkan. Tentukan siapa
penanggung jawab dari pelaksana kegiatan tersebut, tanggal mulai dan tanggal selesai serta sumber daya
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
86. Lembar Kerja 5: Menyusun rencana kegiatan dan anggaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 86
Sub kegiatan Aktivitas PIC Wakt
u
Mulai
Wakt
u
Seles
ai
Sumber Daya
Berbagi 1. Pertemuan Kelompok Kerja
Guru
Guru 14.00 16.00 Anggaran : BOS dan Anggaran lainnya yang
relevan
praktik baik
implementasi
(1x/minggu) Sumber Daya Manusia: Fasilitator, Guru
berprestasi, Guru pemandu bidang studi
pedagogik
dan
pengelolaan 2. Pelatihan peningkatan Guru 23 Juni 26 Juni Anggaran : Kemendikbudristek (P4TK/GTK), dan
pembelajaran kompetensi pedagogik Pemda
Sumber Daya Manusia: Fasilitator (Widyaiswara)
3. Guru menguatkan kompetensi Kepala Sekolah/ Juni Juli Anggaran : Mandiri
secara mandiri dengan
mempelajari
literatur tentang pedagogik dan
melakukan pelatihan secara
online
Guru (period
libur
sekolah
)
Sumber Daya:
• Rumah Belajar
• Ruang Guru
• Aplikasi literatur online lainnya
4. Simulasi pembelajaran Guru 08.00 12.00 Tidak memerlukan biaya
Sumber daya: guru berprestasi
5. Inhouse training mata pelajaran Guru 14.00 16.00 Anggaran: BOS
Sumber daya: Guru berprestasi
88. Instruksi
• Anda akan dibagi dalam kelompok.
• Tugas Anda:
1. menilai capaian kinerja sekolah berdasarkan Profil Satuan
Pendidikan (dimensi A utk jenjang Dasmen, dan dimensi D
untuk PAUD)
2. Mempelajari materi masalah dan akar masalah secara mandiri
3. mengidentifikasi masalah dan akar masalah
• Instruksi lengkap dan Lembar Kerja dapat diakses melalui LMS.