Karakteristik metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen).
Tahap pengembangan model meliputi: 1) Studi pendahuluan dengan menerapkan pendekatan diskriptif kualitatif, dan 2) Pengembangan desain model dan perangkat pendukung yang mengacu pada desain model penelitian menurut Wademan. Langkah pengembangan Model Wademan adalah 1) Problem identification, 2) Identification of tentative products and design principles, 3) Tentative products and theories, 4) Prototyping and assessment of preliminary products and theories, dan 5) Problem resolution and adVancing theory
Karakteristik metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen).
Tahap pengembangan model meliputi: 1) Studi pendahuluan dengan menerapkan pendekatan diskriptif kualitatif, dan 2) Pengembangan desain model dan perangkat pendukung yang mengacu pada desain model penelitian menurut Wademan. Langkah pengembangan Model Wademan adalah 1) Problem identification, 2) Identification of tentative products and design principles, 3) Tentative products and theories, 4) Prototyping and assessment of preliminary products and theories, dan 5) Problem resolution and adVancing theory
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
3. Pengertian Model
Pengembangan Bahan Ajar
model pengembangan bahan ajar
merupakan kerangka konseptual yang
menjadi acuan dalam melakukan kegiatan
belajar-mengajar dengan bahan atau
materi yang dibutuhkan pendidik yang
disusun secara sistematis
4. MACAM MACAM MODEL
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
• ADDIE
Model ADDIE adalah singkatan atas lima
langkah, yaitu:
1) analyze (tahap analisis)
2) design (tahap design)
3)development (tahap pengembangan)
4) implementation (tahap implementasi)
5) evaluation (tahap evaluasi)
2. Model Degeng (1990)
Model Degeng merupakan salah satu model yang dapat
digunakan mengembangkan bahan ajar.
a. Analisis Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi
b. Analisis Sumber Belajar
c. Analisis Karakteristik Si -Belajar
d. MenetapkanTujuan dan Isi Pembelajaran
e. MenetapkanTujuan dan Isi Pembelajaran
f. Menetapkan Strategi Penyampaian
g. Menetapkan Strategi Pengelolaan
h. Pengukuran Hasil Pembelajaran
5. 3.Model Bergman and Moore (1990)
Model ini menekankan evaluasi output pada setiap
langkah sebelum proses berikutnya. Model Bergman
dan Moore memuat enam aktivitas utama yaitu:
(1) analisis
(2) desain
(3) pengembangan
(4) produksi
(5) penggabungan
(6) validasi.
4. ASSURE
Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan
pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan
penggunaan terknologi dan media. langkah-langkah dalam desain
model ASSURE ini terdiri dari enam langkah, yaitu:
a. Analyze learner characteristics (Analisis karakter siswa)
b. State performance objectives (Menetapkan kompetensi)
c. Select methods, media, and materials (Memilih metode, media,
dan bahan ajar)
d. Utilize materials (Pemanfaatan bahan ajar dan media
pembelajaran)
e. Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran)
f. Evaluate and revise (evaluasi dan revisi)
6. 5. Dick and Carey
Berbagai model dapat dikembangkan dalam mengorganisasi pengajaran.
Satu di antaranya adalah model pembelajran Dick and Carrey (1985).
Adapun langkah-langkahnya mencakup :
a. Identifikasi kebutuhan dan menentukan tujuan umum
b. Melakukan analisis instruksional
c. Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus
e. Pengembangan tes acuan patokan
f. Pengembangan strategi pembelajaran
g. Pengembangan atau memilih materi pembelajaran
h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif
j. Revisi Pembelajaran
7. 6. Model Pengembangan Hannafin dan Peck
Kelebihan Model Hannafin & Peck
a.Menekankan proses penilaian dan pengulangan yang
melibatkan ketiga fase
b.Dapat menentukan hal utama dari apa yang dibutuhkan dalam
pendidikan
c.Dapat memecahkan kesenjangan dari analisis performance
Kekurangan Model Hannafin & Peck
a.Media pembelajaran dengan bahan yang ada karena
berorientasi pada produk
b.Dalam produk atau program pembelajaran nya memerlukan uji
coba dan revisi terlebih dahulu
c. Masalah yang mungkin bisa diselesaikan adalah tentang
pengembangan bahan dan alat-alat.
Model Hannafin dan Peck adalah model desain pembelajaran
yang terdiri dari pada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase
desain, fase pengembangan dan implementasi. Dalam model ini,
penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase.
Model ini lebih berorientasi pada produk.
7. 4D
Model 4D secara umum dapat dipandang sebagai model untuk
pengembangan instruksional (a model for instructional
development). Selanjutnya desain ini setelah melalui proses
revisi dan pengembangan dalam pelatihan-pelatihan yang
dilakukan disebut model 4D yang meliputi empat tahap:
• define (pendefinisian)
• design (perancangan)
• develop (penngembangan)
• disseminate (penyebarluasan)
8. Semoga kamu bisa mendapatkan ilmu
yang bermanfaat dari presentasi ini.