Bentonit adalah lempung alam yang mampu mengembang dan menyerap cairan. Ia memiliki struktur kristal berlapis dan berpori yang dapat mengakomodasi ion dan molekul. Terdapat dua jenis bentonit yaitu Na-bentonit dan Ca-bentonit, yang memiliki sifat mengembang dan daya serap berbeda. Bentonit dapat digunakan sebagai bahan perekat, pengisi, dan membran filter karena sifat fisisnya se
2. Bentonit
• Bentonit adalah salah satu lempung yang
banyak terdapat di wilayah Indonesia dengan
kemampuan daya koloid yang kuat dan bila
bercampur dengan air maka dapat
mengembang.
3. • Mineral-mineral bentonit umumnya berupa butiran
sangat halus yang mempunyai struktur kristal berlapis
dan berpori. Mineral tersebut mempunyai kemampuan
mengembang (swellability) karena ruang antar lapis
yang dimilikinya, dan dapat mengakomodasi ion-ion
atau molekul terhidrat dengan ukuran tertentu. Potensi
mengembang-mengerut dan adanya muatan negatif
yang tinggi merupakan penyebab mineral ini dapat
menerima dan menyerap ion-ion logam dan kation-
kation organik menghasilkan senyawa komplek berupa
organo-mineral. Kation organik diyakini mampu
menggantikan kation-kation anorganik pada posisi
antar lapis
4. • Berdasarkan tipenya, bentonit dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
• a. Na-Bentonit
• Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila
dicelupkan ke dalam air dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam
air. Dalam keadaan kering berwarna putih dan dalam keadaan basah
berwarna coklat dan akan mengkilap apabila terkena sinar matahari.
Suspensi koloidal mempunyai pH 8,5 sampai dengan 9,8.
• Na bentonit digunakan sebagai bahan perekat, pengisi, lampu bor sesuai
dengan sifatnya yang mampu membentuk suspensi kental setelah
bercampur dengan air.
• b. Ca-Bentonit
• Bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air,
namun secara alami setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang
baik. Dalam keadaan kering berwarna abu-abu, biru, kuning, merah,
coklat. Suspensi koloidal mempunyai pH 4 sampai 7.
5. • Bentonit memiliki beberapa sifat fisis, diantaranya :
• a. Kapasitas pertukaran kation/cation exchange capacity
• Sifat ini menentukan jumlah kadar air yang diserap oleh
bentonit di dalam kesetimbangan reaksi kimia. Struktur kisi-
kisi montmorilonit ion dan kation mudah tertukar dan
menarik air menyebabkan bentonit segar mengembang bila
dimasukkan ke dalam air, semakin tinggi harga serapan maka
mutu semakin baik.
• b. Daya serap
• Adanya ruang pori antar ikatan mineral lempung serta
ketidaksetimbangan muatan listrik dalam ion-ionnya maka
bentonit dapat digunakan sebagai galian penyerap pada
berbagai keperluan. Daya serap bentonit dapat ditingkatkan
dengan menambahkan larutan asam atau disebut dengan
aktivasi.
• c. Luas permukaan
6. • Makin luas bentonit makin besar zat yang melekat, maka bentonit dapat
dipakai sebagai galian pembawa dalam insektisida, pengisi kertas,
plastik. Luas permukaan biasanya dinyatakan sebagai galian jumlah luas
permukaan kristal/butir bentonit yang berbentuk tepung setiap gram
berat (m2/gr).
• d. Reologi
• Bentonit apabila dicampurkan dengan air dan dikocok maka akan
menjadi agar-agar, namun apabila didiamkan akan mengeras seperti
semen. Apabila kekentalan dan daya suspensinya baik maka bentonit ini
baik untuk lumpur pemboran, industri cat, kertas.
• e. Sifat mengikat dan melapisi
• Kemampuan bentonit mengikat bijih/logam dan melapisi, membuat
bentonit dapat digunakan untuk pengikat pelet konsentrat/bijih dan
perekat cetakan logam.
• f. Sifat plastis
• Digunakan sebagai bahan galian pencampur keramik maupun dempul
kayu.
9. Langkah percobaan
• reparasi Sampel dari Alam
• Lempung Bentonit alam di ambil dari lokasi desa Bentonit, Pacitan
Jawa Timur, yang terdiri dari Bentonit berwarna kuning dan
Bentonit berwarna putih yang dipreparasi dengan cara ditumbuk
dengan lumpang porselin lalu dicuci dengan aquades dan
dikeringkan, kemudian diberi lebel bentonit A untuk lempung yang
berwarna kuning dan bentonit B untuk yang berwarna putih.
• Preparasi Laboratorium
• Lempung Bentonit dihaluskan kembali dengan mesin penghalus
kemudian diayak dengan pengayak 200 mesh menjadi partikel 200
mesh, kemudian dicuci menggunakan aquades dengan cara
pengadukan, kemudian didekantir.
• Sampel dikeringkan kembali menggunakan oven dengan suhu 100-
110 °C. Setelah kering, digerus kembali hingga halus dengan
lumpang porselin, kemudian masing-masing diberi lebel.