Dokumen tersebut membahas tentang genesa bahan galian, termasuk proses pembentukan endapan primer, sekunder, sedimentasi, dan metamorfik yang menghasilkan berbagai jenis mineral dan logam."
2. Genesa bahan galian
adalah
Ilmu yang memperlajari
pertumbuhan / pembentukan
serta asal usul bahan galian,
baik logam maupun non
logam dan bahan galian
industri.
3. Tujuan
Untuk mengetahui dengan
lebih baik gejala-gejala
alam/ proses alam/ proses
geologi dan hasil dari
proses tersebut berupa
bahan galian. Hal ini perlu
diketahui untuk operasi
penambangan.
5. ENDAPAN PRIMER
Endapan yang terjadi berhubungan
langsung dengan magma
Macamnya :
1. Konsentrasi magmatis
2. Metasomatis kontak
3. Hidrotermal
4. Vulkanis
5. Pegmatit
6. 1. Konsentrasi magmatis
“EARLY MAGMATIC”
Tipe Proses Contoh
“Disseminas
i”
Segregasi
Injeksi
Kristalisasi,
disseminasi tanpa
konsentrasi
Differensiasi dan
akumulasi
Differesiasi dan
injeksi
Corondum,
diamond
Chromite,
diBuskveld.
Fe, di Kiram,
Swedia
7. “LATE MAGMATIC”
Tipe Proses Contoh
Regregasi
residu
Injeksi
dilarutan
residu
Injeksi
Diferensiasi,
kristalisasi dan
akumulasi residu
Differensiasi dan
akumulasi
Differesiasi dan
injeksi
Pt, Buskveld
Titan,
magnesite,
Buskveld
Chromite,
diBuskveld.
Fe, di Kiruna,
8. Endapan konsentrasi magmatis dapat
terjadi karena :
• Kristalisasi magma
• Segregasi
• Regregasi
• Injeksi
• Syngenetik
Biasanya mineralnya sederhana
(monomineral) mineral berat
9. 2. Metasomatis Kontak
Kontak antara magma dengan batuan
samping dimana ada penambahan unsur
dari magma.
Misalnya :
AB & CD ACy & BDz
• Umumnya terjadi pada batu kapur, bisa
terjadi pada proses pembentukan mineral
secara hidrotermal.
10. Proses Pembentukan
1. Terjadi pada intrusi dalam, pada T & P yang
tinggi (500 s/d 1100 ºC).
2. Terjadi penambahan dan penguapan unsure-
unsur yang ada pada batuan samping.
3. Batuan yang di intrusi harus reactive.
4. Magma harus membawa unsure-unsur logam
yang berharga.
Terjadi perubahan susunan kimia,
rekristalisasi + rekombinasi + unsure-
unsur baru.
• AB & CD ABx & CDy
Relative tidak ada perubahan volume.
11. Urutan Pembentukan
1. Silikat + magnetite dan hematite.
2. Magmatite + hematite.
3. Mineral-mineral sulfide
» Pyrite + arsenopyrite
» Pyrotite, molibdenite, shpalerite,
chalcopyrite, galeana.
» Garam-garam sulfo.
Urutan pembentukan ini Berdasarkan
temperatur. Meskipun ada beberapa
perkecualian yaitu sulfide lebih dahulu dari
12. 3. Endapan Hidrotermal
Membentuk mineral-mineral ubahan
“epigenetic”, berasal dari larutan sisa
magma yang kaya akan logam-logam
berharga.Temperatur 50- 500 ºC (100-
500 ºC).
Endapan hidrotermal dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
• Hypotermal : 300- 500 ºC.
• Mesotermal : 200- 300 ºC
• Epitermal : 50- 200 ºC
13. Dalam perjalanan kepermukaan melalui
batuan-batuan, larutan hidrotermal akan
mengendapkan unsure-unsur yang
dibawanya menjadi :
– Cavity filling deposites (mengisi
rongga-rongga pada batuan samping).
– “Replacement deposites” (proses
metasomatisme kontak).
Terjadi pergantian unsur-unsur pada mineral
14. Prinsip-prinsip proses Hidrotermal
• Proses hidrotermal menghasilkan paling
banyak mineral-mineral metal.
• Diantaranya : emas dan perak, tembaga,
timbel dan seng, air raksa antimon,
molibden dan bermacam-macam logam
atau mineral-mineral non logam lainnya.
15. Syarat-syarat
1. Harus terdapat larutan yang kaya akan logam-
logam berharga, yang akan diendapkan.
2. Harus terdapat saluran saluran atau celah-
celah untuk mengalirkan larutan tersebut.
3. Harus terdapat tempat untuk mengendapkan
logam-logam berharga / mineral-mineral
berharga.
4. Terjadi proses kimia yang menghasilkan
mineral-mineral barharga.
5. Terjadi konsentrasi yang cukup untuk
membentuk cadangan mineral yang berharga
dan ekonomis.
16. Ukuran butir dan sifat permukaan.
• Ukuran butir yang halus menghasilkan
ruang pori yang kecil, sehingga
permeabilitas juga kecil.
• Untuk permukaan yang luas atau untuk
butir-butir yang kasar/ besar memberi
kesempatan reaksi antara larutan dengan
batuan lebih besar, begitu juga kecepatan
aliran yang pelan, sehingga terjadi
kesempatan pengendapan yang lebih
17. Pengaruh batuan asal source rock
• Batuan yang reaktive akan menghasilkan
endapan yang lebih baik, seperti batu
lempung.
• Disini proses replacement lebih dominan
dari cavity filling.
18. Factor-faktor yang mempengaruhi
pengendapan
1. Perubahan kimia dari reaksi-reaksi kimia, disini
harga P & T menjadi arti yang sangat penting.
2. Dalam “replacement” subitusi ion-ion lama
oleh ion-ion baru dari larutan akan
menghasilkan mineral-mineral baru.
3. Pertemuan antara larutan dengan batuan asal
membuat ketidak seimbangan kimia, sehingga
terjadi reaksi kimia, menjadi setimbang lagi
dan menghasilkan mineral baru.
4. Temperature juga mempunyai arti yang sangat
penting baik dalam perubahan fase maupun
kecepatan raksi.
5. Tekanan yang berkurang bisa mengendapkan
logam-logam, gas-gas atau uap.
19. Tempat mineralisasi hidrotermal.
Pengendapan larutan hidrotermal dikontrol
oleh :
1. Sifat-sifat kimia dan fisika daripada
batuan asal
2. Struktur batuan asal
3. Intrusi
4. Kedalaman formasi
5. Pergantian ukuran bukaan atau rongga-
rongga
20. Parageneses
Urutan-urutan pengendapan dari pada mineral-
mineral umumnya adalah sebagai berikut :
1. Dalam magmatik dan metasomatik kontak,
gangue mineral mengendap pertama kali,
kemudian mineral-mineral oksida dan terakhir
mineral-mineral sulfide.
2. Pada endapan hidrotermal sering terjadi
pengalangan dan “overlap” yang khas untuk
endapan-endapan pada rongga atau endapan
replacement.
3. Urutan ini terjadi karena mineral-mineral yang
telah / mudah larut akan mengendap
belakangan.
21. Alterasi batuan dinding (wall rock)
Proses hidrotermal menghasilkan alterasi
pada batuan dindingnya, terutama batuan
tersebut reaktif atau permeable.
22. ALTERASI BATUAN
DINDING
Kondisi Wall rock Hasil alterasi
Epiteral -lime stone
-Lava
-batuan beku
intrusi
-silifikasi
-alumate, chlorite,pyrite, siricite,
clay mineral.
-Chlorite, epidote, calcite,
kwarsa, sericite, clay mineral
Mesoter
mal
-lime stone
-shale, lava
-batuan beku
asam
-batuan beku
basa
-silifikasi sampai gasperoid,
dolomite siderite
-silifikasi, clay mineral.
-sebagian besar seridite, kwarsa
dan sedikit clay mineral
-serpentinisasi, epidote, allorite
Hypoter Granit, lava, Grisen, topase, mika putih,
24. a. blende
b. quartz
c. flourite + barit
d. quartz
e. blende
f. quartz
g. Norcite
Freiberg, Jeman
“CRUSTIFIED VEIN SIMETRIS”
a b c d e f g e d c b a
25. a. selvage
b. clay porting
c quartz + flourite
d. quartz +
calchopyrit
e. quartz +
copper ore
f. quartz + float
g. quartz + vuge
h. quartz + vuge
“CRUSTUFIED VEIN NON SIMETRIS
a c b d e b f b g b h a
30. Endapan timah di Attenberg, Jerman
“STOCK WORK”
Endapan emas, Bendigo (Australia)
“SADDLE REEF”
31. Morning star dike
Hord Pomit, Victoria
“LADDER VEIN”
G-galana, LS.-lime stone, UF-upper flat.
Lf-lower flat, TL-treton lime stone.
Mississippi Valley
(Pb-Zn)
“PITCH AND FLAT”
33. Metasomatik replacement
Replacement
Adalah suatu proses pembentukan
mineral-mineral dimana terjadi perubahan
daripada mineral-mineral yang lama yang
terdapat pada “hast rock”. Penambahan ini
terjadi karena adanya penambahan
unsure-unsur baru dan unsure-unsur lama
menguap, jadi disini terjadi reaksi kimia.
34. Temperatur dimana proses ini berlangsung
bisa:
1. Sangat tinggi (metasomatis kontak).
2. Sedang/ tidak terlalu tinggi (replacement
hidrotermal).
3. Rendah atau temperature permukaan
(replacement supergone).
– Tidak adanya perubahan volume
– Volume unsure-unsur yang baru = volume
yang diganti
– Bukan pergantian molekul-molekul dengan
molekul-molekul
– Kristal-kristal pseudomorf.
37. 4. Endapan Vulkanis
• Hasil kegiatan vulkanisme antara lain
aliran lava, bahan-bahan valatil (uap air)
dan sumber-sumber air panas.
• Hasil penguapan/ exahalasi yang
diakibatkan oleh kegiatan vulkanisme ini
adalah :
– Fumarol, mengandung uap air (H2O)
– Solfatar, mengandung gas S2, SO2
– Mofet, mengandung gan CO2
– Soffroni, mengandung bahan borak
(Be)
38. Endapan-endapan yang bernilai ekonomis
dari hasil pembentukan vulkanisme :
1. Kristal-kristal belerang , akibat sublimasi
uap belerang. Dan lumpur belerang yaitu
campuran sisa belerang lempung pasir.
2. Air panas sering membawa endapan-
endapan limonit (untuk bahan cat),
jarosite (K2SO4 – bahan pupuk), terosite
(KFeSO4 – bahan pupuk) dan lain-lain.
39. 5. Endapan Pegmatis
Pegmatis
• Adalah batuan beku yang terbentuk dari
hasil injeksi magma, kristalisasi dari
suatu magma menyebabkan suatu
perubahan konsentrasi dari bahan-bahan
uap.
• Jadi factor yang menyebabkan injeksi ini
adalah adanya uap.
40. Sifat-sifat daripada endapan pegmatis:
1. Seperti dike
2. Kristal-kristalnya (pseudomorf)
berukuran sangat besar, hal ini
disebabkan,
a) Pada waktu magma membeku
magma banyak mengandung uap
yang mengandung unsure silica.
b) Kristalisasi yang lamban.
3. Bersifat asam, berasal dari magma
asam (± 98% asam)
41. Endapan-endapan pegmatis yang
ekonomis:
1. Logam-logam ringan :Li, De, Al-silikat.
2. Logam-logam berat : Sn, W, Ho, Au.
3. Permata : beryl, ruby, topaz, shaper
4. Mika
42. ENDAPAN SEKUNDER
Endapan sekunder adalah :
Endapan-endapan bijih yang tidak
berasosiasi langsung dengan aktivitas
magma, tetapi merupakan hasil dari
proses pelapukan-transfortasi-
sedimentasi, yang merupakan proses
kimia, fisika atau gabungan dari kedua
proses tersebut.
43. PROSES PELAPUKAN
Proses yang terjadi:
• Disintegrasi
• Oksidasi
• Hidrasi
• Reaksi antara larutan dengan larutan
• Reaksi antara larutan dengan gas
• Reaksi antara larutan dengan zat padat
• Penguapan
• Atau gabungan dari beberapa hal diatas.
44. Pelapukan bisa dibagi menjadi dua yaitu :
– Pelapukan mekanis:
• Menghasilkan endapan placer, tetapi tidak
menghasilkan mineral-mineral baru (tetap
mineral primer).
– Pelapukan kimia
• Dapat menghasilkan mineral-mineral baru, yang
berasal dari aktivitas-aktivitas kimia terhadap
– Endapan-endapan mineral yang belum tersingkap
– Endapan-endapan mineral dengan kadar logam yang
rendah
– Gangue mineral
– Batuan (beku, sediment, metamorf).
Umumnya proses pelapukan merupakan
gabungan dari kedua proses tersebut (kimia +
45. Pelapukan mekanis banyak terjadi di daerah yang
kering (padang pasir) atau arid region dimana
perbedaan panas dan dingin sangat besar, juga
didaerah kutub. Sedangkan pelapukan kimia
dapat berjalan dengan baik didaerah yang
lembab atau daerah tropis
Agen-agen yang mempercepat dekomosisi adalah
: air, oksigen, CO2, panas, asam-asam, alkali-
alkali, vegetasi, bakteri.
Hasil daripada pelapukan batuan dapat berupa
sisa-sisa pelapukan yang berupa mineral-
mineral yang stabil (sukar larut) dan mudah
larut.
Yang sukar larut bisa menjadi endapan
47. Endapan konsentrasi residu
Konsentrasi residu merupakan hasil dari
pengumpulan daripada mineral-mineral
berharga setelah mineral-mineral lain (
gangue) yang terdapat dalam batuan atau
endapan bijih terbawa pergi selama
pelapukan.
Peningkatan kadar terjadi karena adanya
pengumpulan volume yang disebabkan
oleh proses kimia/ pelapukan.
Pengumpulan ini berlangsung terus sampai
48. Proses pembentukan
Untuk dapat terbentuknya endapan-endapan jenis ini
diperlukan sarat-sarat:
1. Terdapat batuan asal atau endapan-endapan
yang mengandung mineral / unsur-unsur mineral
berharga, disana mineral berharga sukar larut dan
gangue mineralnya mudah larut pada kondisi
atmorfis.
2. Kondisi/ iklim yang memungkinkan terjadinya
proses-proses kimia.
3. Morfologi yang landai / tidak terlalu curam
sehingga mineral-mineral region tidak tercuci
habis oleh erosi (pelapukan kimia lebih kuat
49. Residu brown iron, East Texas
Clubhause mine, Batesville Arkansas
Bauxite bed, Arkansas
JEBAKAN KONSENTRASI RESIDU
50. Elluvial gold, San Antonio
FAKTOR TRANFORMASI DAN TEMPAT PENGENDAPAN
DARI PLACER DEPOSITE
51. ENDAPAN KONSENTRASI MEKANIS
(PLACER DEPOSITE)
Proses pembentukan endapan ini terdiri dua
tahap, yaitu :
1. Pembebasan daripada mineral-mineral
stabil dari matrixnya.
2. Proses konsentrasi
Dengan sarat berat mineral-mineral tersebut
harus
1. Mempunyai berat jenis yang tinggi
2. Tahan Terhadap pelapukan kimia
52. OKSIDASI DAN PENGKAYAAN
SUPERGENE
Jika suatu endapan bijih (vein, stock work dll)
terexpose dipermukaan oleh erosi, maka
mereka akan mengalami proses pelapukan, air
permukaan akan mengoksidasi mineral-mineral
dan menghasilkan larutan, akan melarutkan pula
mineral-mineral lainnya.
Daerah dimana oksidasi ini berlangsung disebut
zone oksidasi, tetapi akibat dari proses oksidasi
ini dapat pula disaerah-daerah yang terdapat
dibawahnya.
Larutan hasil oksidasi yang turun kebagian bawah
ini akan membentuk suatu zone yang disebut
zone pengkayaan (enriched zone), yang
53. Faktor-faktor yang mengontrol dan
membatasi oksidasi
1. Muka air tanah
Diatas muka air tanah proses oksidasi akan
berjalan dengan lancar karena banyak
terdapat oksigen, sedangkan di bawah muka
air tanah tidak terdapat/ sedikit oksigen yang
bebas sehingga tidak / sukar terjadi
reaksiKarena muka air tanah umumnya sejajar
dengan muka tanah maka dasar dari zone
oksidasi juga sejajar dengan muka air tanah,
terutama didaerah datar.
2. Morfologi
Daerah pegunungan, sirkulasi air tanah lebih
cepat sehingga didaerah ini didapat suatu
54. 3. Perubahan muka air tanah
Posisi daripada muka air tanah adalah tidak
tetap, sehingga mempengaruhi proses
oksidasi.
Penurunan muka air tanah ini bisa terjadi
karena erosi maupun berubahnya iklim dari
daerah yang lembab menjadi kering.
4. Waktu
Waktu juga sangat berpengaruh terhadap
pembentukan endapan-endapan dengan cara
ini.
Umumnya endapan-endapan terbentuk pada
jaman tersier sedangkan pada post glacial
hampir tidak ada.
5. Batuan
Batuan-batuan yang bersifat poreus/
55. 6. Struktur
Struktur juga banyak berpengaruh terhadap
erosi, misalnya :
– Pada daerah patahan akan terkumpul
air sehingga proses oksidasi dapat
berlangsung dengan kedalaman yang
sangat dalam.
– Pada patahan yang impermeable
maka oksidasi yang efektif terjadi pada
bagian hanging wall.
– Patahan yang impermeable berfungsi
sebagai penghalang terjadinya
56. 1. FeS2 + 7O + H2O H2SO3 + Fe2O4
2. 2FeS4 + H2SO4 + O2 Fe2(SO)3 + H2O atau
3. 6FeSO4 +3O +3H2O 2Fe2(SO4)3 +2Fe(OH)2
4. Fe2(SO4)3 +6H2O 2Fe(OH)2 +3H2SO4
Kemudian jika Fe2(SO4)3 ini bertemu dengan FeS2
atau sulfide lain, kembali akan terjadi reaksi-reaksi
yang akan menghasilkan lebih banyak lagi larutan forro
sulfat.
5. Fe2(SO4)3 + FeS2 3FeSO4 +2S
SKETSA DARI SUATU VEIN YANG TEROKSIDASI
57. • Pyrite
FeS2 + Fe2 (SO4)3 3FeSO4 +2S
• Chalcopyrite
Cu2S2 + 2Fe2 (SO4)3 CuSO4 + 5FeSO4 + 2S
• Chalconite
Cu2S + Fe2 (SO4)3 CuSO4 + 2FeSO4 + CuS
Reaksi-reaksi agar mineral-mineral sulfide
yang menghasilkan ferro sulfat antara lain
58. • Covellite
CuS + Fe2(SO4)3 CuSO4 + 2FeSO4 + S
• Sphalerite
ZnS + 4Fe2 (SO4)3 + 4H2O ZnSO4 + 8FeSO4 + 4H2SO4
• Galena
PbS + Fe2 (SO4)3 + H2O + O PbSO4 + 2FeSO4 + H2SO4
• Perak
2Ag + Fe2(SO4)3 Ag2SO4 + 2FeSO4
Reaksi-reaksi agar mineral-mineral sulfide
yang menghasilkan ferro sulfat antara lain
61. ENDAPAN SEDIMENTER
• Proses sedimentasi tidak saja menghasilkan
batuan-batuan sedimen saja, tetapi juga bisa
membentuk endapan-endapan bijih yang
ekonomis, misalnya endapan-endapan besi,
magan, tembaga, fosfat, batubara, oil shale,
karbonat, clay, tanah diatomea, dan lain-lain
• Endapan-endapan bijih ini sebenarnya sama
saja dengan batuan sedimen biasa, hanya
karena sifat-sifat fisik dan kimanya (kadar,
jumlah dan lain-lain) berbeda maka endapan
ini merupakan endapan yang ekonomis.
• Endapan ini bisa terdiri dari bahan-bahan
62. Pembentukan endapan-endapan sedimen
terdiri dari
1. Bahan-bahan yang diendapkan (dari
batuan lain)
2. Pengumpulan bahan-bahan tersebut
oleh larutan atau proses-proses lain.
3. Transfortasi ketempat pengendapan
4. Deposisi (pengendapan) bahan-bahan
tersebut dicekungan (sedimentary
bacin).
5. Mungkin juga terjadi :
1. Pengompakan
2. Alterasi kimia
64. Pelarut-pelarutnya adalah air karbonat,
asam humus (asam organis), larutan-
larutan sulfat.
1.Air karbonat
Sangat efektif untuk melarutkan besi,
mangan, dan phosphorus.
Untuk besi (Fe) :
– Larut. Sebagai larutan ferro (ferro lebih
mudah larut dibandingkan ferri didalam air
kaebonat).
– Supaya bisa larut dalam air karbonat, feeri
diubah menjadi ferro dulu dengan bantuan
bahan-bahan pelarut, sehingga mudah larut.
– Endapan-endapan Fe jaman precambium (
belum ada tumbuh-tumbuhan) mungkin
65. 2. Asam humus dan asam-asam organis
Merupakan pelarut yang baik (asam-asam
organis yang lemah juga merupakan
pelarut yang baik).
Berasal dari dekomposisi tumbuhan-
tumbuhan (vegetasi)
3. Larutan sulfat
Efektif untuk melarutkan Fe dan Mn,
terutama dalam bijih sulfida.
Terbentuknya larutan-larutan sulfat ini
dimulai dengan bereaksinya FeS2 dengan
air dan udara yang kemudian berantai
dengan reaksi terhadap sulfida-sulfids
66. Transfortasi
Hampir semua jenis endapan sedimen
termasuk yang berharga/ tidak menuju
ketempat pengendapannya yang baru.
Transfortasi ini umunya melalui sungai-
sungai/ banjir.
Pengendapan terjadi disungai, danau-
danau, laut-laut (dangkal atau dalam).
67. Proses metamorfisme adalah keadaan dimana
mineral-mineral yang telah ada secara
menyeluruh berubah menjadi endapan mineral
baru.
Media yang menyebabkan perubahan adalah :
• Temperatur
• Tekanan
• Air
Bahan yang berubah adalah endapan mineral
atau batuan. Bila larutan dalam proses ini
mengalami perubahan tekstur dan mineralogis
maka endapan mineral bijih jarang sekali
ENDAPAN METAMORFISME
69. ENDAPAN ASBESTOS
Ada dua golongan mineral asbes :
1. Golongan serpentin
2. Golongan amphibole.
Golongan serpentin adalah silikat-silikat
magnesium bikabonzida, seperti crysotil,
picrolit (komposisinya sama dengan
serpentin).
golongan amphibole adalah silikat-silikat
kalsium, magnesium, besi, natrium dan
alumunium, seperti anasit, crosidolit,
tremolit, actinolit, antophilit
70. 1. Asbes serpentin
– Asbes crysotil batuan ultra basa, misal dunit atau
peridolit.
– Batu gamping bermagnesium atau dolomit.
Asbes crysotil dari perubahan batuan ultra bisa
basa merupakan endapan yang terbanyak
didapatkan.
Tekstur asbestos crysotil adalah cross fiber, slip
fiber, dan asa fiber.
2. Asbes amphibole.
Terdapat pada batuan slate sekis dan kumpulan
batuan yang mengandung besi (di Transval, Afrika
Selatan).
Tekstur asbes amphibole juga sama dengan asbes
crysotil, yang terpenting dari jenis ini ialah asbes
crocidolit atau achmolit (panajng sarat dapat
mencapai 30 cm, tetapi kwalitet kurang baik
dibanding asbes crysotil).
71. Terjadinya asbes crysotil.
Hanya terdapat pada serpentin dan
serpentin ini terbatas pada jenis serpentin serat
(serabut). Asbes crysotil bersamaan terjadinya
dengan proses srpentinisasi batuan. Sebaliknya
serpentinisasi belum tentu menghasilkan asbes
crysotil.
Menurut Cooke (penyelidik akhir), batuan
serpentin berasal dari batuan gamping dan
terjadi perubahan atau alterasi yang disebabkan
oleh larutan sisa yang panas (berasal dari
intrusi). Cristal-cristal asbes yang tumbuh, makin
mendesak dinding rekahan disertai tekanan
72. ENDAPAN GRAFIT
Grafit terdapat dalam dua jenis :
• Kristalin, terdiri dari lembar-lembar tipis
hitam, asli, murni.
• Amorf, jenis ini ridak murni
73. Terjadinya sebagai berikut :
1. Metamofis regional
2. Kristalisasi asli berasal dari batuan beku
(granit, syenit dan basal)
3. Proses metamorfisme kontak.
4. Dari penambahan larutan hidrotermal pada
batuan sebelumnya (misalnya pada jenis
batuan urat pada pegmatis dan daerah-daerah
geseran pada batuan sekis).
Jenis grafit pada “2”, “3”dan “4” dapat
dianggap dari proses magmatiknya, ia berasal
dari gas-gas persenyawaan karbon yang
terlepas dari magma atau karbon yang berasal
74. Jenis regional metamorfisme mungkin
berasal dari :
1. Bahan-bahan organis yang mengalami
perubahan dan ini berasal dari sedimen.
2. Merupakan penguraian dari CaCO3 seprti
pada batuan gamping berkarbon dan
mengalami metamorfose.
Hidrokarbon asli pada batuan gamping
terurai, langsing mengendap atau
lebih dahulu berubah menjadi CO
dan CO2 dan dioksidasikan kembali
75. • Teori asal karbon dari batuan sedimen ini
banyak diterima meskipun didapat kelainan-
kelainan pendapat tentang apakah karbon ini
berasal dari bahan organis atau anorganis.
• Grafit terdapat pada batuan marmer, gnesis,
sekis, kwarsit, dan lapisan batu bara yang
berubah, batuan beku (urat pegmatit).
• Jenis kristalin biasanya tersebar merata didalam
seluruh batuan metamorf.. grafit umunya hanya
merupakan 7 % dari volume batuan metamorf.
76. “cross fiber” “slip fiber” “masa fiber”
Serat melebar sejajar serat diagonal serat teratur radial
Dengan lebar urat atau tegak lurus
pada dinding urat
tetapi kwalitas
tidak baik
“CROSS FIBER, SLIP FIBER, MASA FIBER”
77. Berasal dari bahan organis. Teori-teori
terbentuknya yang bersifat organis disebut
“hypotese abysaal”.
MINYAK BUMI
78. TERJADINYA MINYAK BUMI
Minyak, gas dan air mengisi ruang-ruang
antar pada batuan baik sebagian maupun
keseluruhan. Ruang-ruang antara itu
berupa lubang antara butir-butir batuan,
crack, fissure. Jadi minyak terdapat pada
batu Resevoair (batuan dimana minyak,
air dan gas ini terdapat).
79. MIGRASI DAN AKUMULASI
Migrasi adalah perpindahan minyak bumi
dari batuan primer kebatuan resesoair.
Migrasi selanjutnya adalah dalam batuan
resevoair itu sendiri menuju zone atau
terpisahnya gap, minyak dan air menjadi
tiga zone.
81. TERJADINYA BATU BARA
Semua batu bara berasal dari bahan-bahan
tanaman. Bahan ini diendapakan dalam
rawa-rawa (cekungan) yang diatasnya
(daerah-daerah law land).
82. 1. Aktivitas O2 dalam daerah masih ada.
• Oksidasi (dibawa oleh bakteri dan organisme).
• Hasil asam humus (perubahan tanaman dalam
oksidasi)
• Sifat, aerobic 2-3 meter, kedalam lebih 3
meter, tidak ada oksigen, bakteria anverobic
(tidak terjadi pengubahan tanaman).
2. Akumulasi kedua
• Terbentuknya secara autochtonous yaitu
akumulasi pada tempat-tempat dimana
tumbuh-tumbuhan/ tanaman kembali, bukti
adanya stigmaria (daerah / zone akar pada
lapisan batu bara).
83. Proses-proses yang terjadi :
Proses terbentuknya batu bara dari sisa-
sisa tenaman disebut proses “coal
fication”. Proses ini mula-mula
memperbanyak jumlah C serta
mengurangi H2O.
84. 1. Tahap pertama
• Dimulai dengan raf peat.
• Tanaman terdiri dari sellulose dan ligmin (cyclic
structur). Ligmin mudah dirusak bahan kimia
atau organisme sedangkan sellulode stabil
(hanya dapat dorusak oleh bakteri).
• Ligmin humus peat
• Peat adalah bahan sebagian besar masih
menunjukan struktur tanaman(daun, akar,
cabang).
• Ground masa, bersufat amorf plastis, berwarna
kehitaman. Mudah larut dalam alkali (KOH),
85. 2.Tahap kedua
• Pembentukan batu bara muda (brown coal).
• Masa amorf, stroktur tanaman dapat terlilat,
larut dalam alkali (KOH)-phenol-alkohol dan
sangat sukar larut dalam air.
• Taraf batu muda ini berakhir bila proses
pengolahan tersebut akhirnya tidak dapat lagi
melarutkan bahan amorf dalam alkali (brown
coal).
• Brown coal tidak selalu berwarna coklat, yang
muda coklat yang tua kehitam-hitaman . dalam
brown coal masih ada struktur tanaman.
• Bagian ini disebut “lignit” atau “Xylit”, yaitu batu
bara yang masih muda = brown coal yang
muda.
• Brown coal menunjukan sedikit/ banyak
perlapisan, biasanya kompak dan sering
86. 3. Taraf batu bara
• Batu bara muda dala proses coal fication/
pengubahan, ini akan berkurang isi asam
humusnya dan akhirnya hilang sama
sekali. Batu bara berwarna hitam dengan
luster vitreous.
• Fructure : tudak teratur sampai datar,
sedangkan antrasit dengan pecahan
cocoidal, biasanya menunjukan
perlapisan.
87. TERDAPATNYA BATU BARA
• Batu bara terdapat dalam perlapisan (coal
measurs) yang terdiri dari pergantian perlapisan
batu pasir, shale dan clay yang kebanyakan
berasal dari endapan air tawar.
• Hal ini umumnya menunjukan pergantian
sedimentasi.
• Lapisan batu bara umumnya merupakan lensa
yang besar dan datar (ada pula yang meluas
dan datar/ lebar), tebal lapisan dar beberapa
milimeter sampai 30-35 meter.
• Batu bara terdapat pada formasi mulai devon,
penyebaran luas terdapat pada formasi umum
carbon ferous