SlideShare a Scribd company logo
Laporan Kasus
Pneumonia komunitas + Laringomalasia + GDD
Oleh:
Nasywa Maharani Yudiantara
NIM. 2130912320016
Supervisor:
Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A (K)
BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Juli, 2022
Pendahuluan
• Pneumonia merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan
balita di dunia dan juga Indonesia.
• Prevalensi pneumonia di Kalimantan Selatan mengalami penurunan pada tahun 2013
sebesar 6% menjadi 4% pada tahun 2018.
• Pneumonia ditandai dengan gejala batuk, kesulitan bernafas seperti nafas cepat dan
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
• Faktor risiko mortalitas pneumonia anak balita di negara berkembang adalah
pneumonia pada masa bayi, bayi berat lahir rendah, tidak mendapat imunisasi, tidak
mendapat Air Susu Ibu (ASI) adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, prevalensi
kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan pajanan terhadap polusi udara.
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2018.
• Ashraf H, Ahmed T, Hossain MI, AlamNH, Mahmud R, Kamal SM, et al. Day-caremanagement of children withseveremalnutrition in an urban health clinic in Dhaka, Bangladesh. J Trop Pediatr.
2007;53:171-8.
• Ashraf H, Jahan SA, Alam NH, Mahmud R, Kamal SM, Salam MA, et al. Day-care management of severe and very severe pneumonia, without associated comorbidities such as severe malnutrition,
in an urban health clinic in Dhaka, Bangladesh. Arch Dis Child. 2008; 93:490-4
• Ebell MH. Clinical diagnosis of pneumonia in Children. Am Fam Physician. 2010; 82(2):192-193
Pendahuluan
• Laringomalasia merupakan kelainan kongenital yang menggambarkan kolapsnya
struktur supraglotis laring selama inspirasi sehingga mengakibatkan
menyempitnya aliran udara selama inspirasi.
• Laringomalasia adalah penyebab tersering stridor pada neonatus dan bayi,
terhitung sekitar 60-70% kasus.
• Laringomalasia juga dikaitkan dengan sejumlah gejala yang berkaitan dengan
gangguan makan, seperti batuk, tersedak, regurgitasi, muntah, makan lambat dan
atau tidak efisien.
• Elfianto, Novialdi. Diagnosis dan penatalaksaan laringomalasia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2):119-25.
• Ni’mah, Khoirun, Nadhiroh SR. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015. 10(1); 13–19.
• Thorne MC, Garetz SL. Laryngomalacia: review and summary of current clinical practice in 2015. Paediatr Respir Rev. 2016;17:3-8.
Pendahuluan
• Global developmental delay (GDD) merupakan suatu keadaan ditemukannya
keterlambatan yang bermakna lebih atau sama dengan 2 domain perkembangan
antara lain, motorik halus, motorik kasar, bahasa/berbicara, personal
sosial/interaksi sosial, kognitif, dan aktivitas sehari-hari.
• Angka kejadian keterlambatan perkembangan secara umum sekitar 10% anak-anak
di seluruh dunia. Sedangkan angka kejadian GDD diperkirakan 1%-3% pada anak-
anak berumur < 5 tahun.
• Suwarba IGN, Widodo DP, Handryastuti RS. Profil klinis dan etiologi pasien keterlambatan perkembangan global di Rumah sSakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari
Pediatri. 2008. 10(4);255-261.
• Ni’mah, Khoirun, Nadhiroh SR. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015. 10(1); 13–19.
Identitas Pasien Identitas Orang Tua Pasien
Nama : By. Lisa Akmalina
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Banjarmasin, 22-12-2021
Umur : 6 bulan 12 hari
MRS : 26 Juni 2022
Nama Ayah : Tn. IM
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMA
Usia : 25 tahun
Nama Ibu : Ny. J
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Usia : 23 tahun
Alamat: Jl. Veteran gg. H. Asmuni
Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin (26 Juni 2022) dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam
naik turun dengan suhu demam tertinggi yang diukur 39,8⁰C, kejang (-), menggigil (-). Demam turun setelah minum
Paracetamol drop 0,6 ml namun kembali naik setelah 3-4 jam konsumsi obat. Saat anamnesis pasien tidak demam. Pasien
juga mengeluhkan batuk 2 hari SMRS. Batuk muncul tidak terkait waktu, dahak (+) berwarna kuning, kental, sulit
dikeluarkan, darah (-). Batuk disertai sesak dan napas yang berbunyi grok-grok sejak 2 hari SMRS, yang semakin lama
bunyinya semakin kencang. Jika pasien tenang tidak terdengar grok-grok. Munculnya sesak tidak dipengaruhi cuaca,
aktivitas, dan waktu. Pasien belum diberikan obat untuk mengatasi batuk dan sesak. Pasien juga tersedak saat minum susu
dan muntah dua kali sehari sesaat setelah batuk dua hari SMRS. Muntah berisi susu sekitar 50cc, lendir (-), darah (-). Pasien
biasa minum susu 8x sehari 75cc sekali minum. Minum berkurang semenjak demam. BAB cair, berdarah disangkal, dan
BAK tidak ada keluhan. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat. Pasien 2 minggu yang lalu dirawat inap
selama 7 hari di rumah sakit dengan diagnosis pneumonia, laringomalasia, hipotiroid kongenital, dan riwayat kejang sekitar
15 menit.
Saat ini keluhan batuk sudah berkurang, pasien kembali menyusu sebanyak biasanya, namun demam masih naik turun.
Keluhan utama: Demam
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien 2 minggu yang lalu dirawat inap selama 7 hari dengan diagnosis pneumonia,
laringomalasia, hipotiroid kongenital serta riwayat kejang sekitar 15 menit sekali kejang.
Pasien mendapatkan obat Phenobarbital, Euthyrax, Paracetamol, Vitamin E. Tidak ada
riwayat alergi sebelumnya. Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak pernah mempunyai keluhan demam tak kunjung turun, batuk disertai
sesak, dan sering tersedak saat masih bayi. Ayah pasien memiliki riwayat kejang saat bayi.
Nenek dari ayah pasien memiliki riwayat kejang pada saat bayi. Tidak ada anggota
keluarga dengan riwayat tranfusi darah rutin. Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat
penyakit keganasan sebelumnya.
Riwayat Keluarga
No. Nama Umur L/P
Jelaskan : Sehat,
sakit
1. Nenek 43 tahun P
Sehat, Riwayat
kejang
2. Tn. IM 25 tahun L
Sehat, Riwayat
kejang
3. Ny. J 23 tahun P Sehat
4. An. LA 6 bln 12 hari P
Sakit, Riwayat
kejang
: Laki-laki
: Riwayat kejang
saat bayi
: Perempuan
: Sakit
Kesimpulan : Terdapat
riwayat keluarga dengan
keluhan kejang.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat antenatal
Ibu rutin melakukan kontrol kehamilan dan
melakukan pemeriksaan USG ke dokter kandungan.
Ibu mengalami ketuban pecah dini lebih dari 24 jam.
Riwayat natal
Lahir SC, cukup bulan, dibantu oleh dokter spesialis
kandungan di Rumah Sakit. BBL 2.460 gr, PBL 46
cm, LK 32 cm. Riwayat kelahiran bayi tidak
menangis, kulit membiru, dan gerakan cukup.
Riwayat neonatal
Bayi di rawat di NICU selama 3 hari setelah
dilahirkan
Kesimpulan: Riwayat antenatal baik, riwayat natal dan riwayat neonatal kurang baik.
Riwayat Perkembangan:
Tiarap : 5 bulan Merangkak : -
Duduk : - Berdiri : -
Berjalan : -
Saat ini : Pasien saat ini dapat membalikkan badan dalam posisi
tengkurap namun tidak bisa kembali sendiri. Pasien belum mampu mengangkat
kepalanya.
Kesimpulan : Perkembangan tidak sesuai dengan usianya
Riwayat Imunisasi:
Nama
Dasar
(Umur dalam
hari/bulan)
Ulangan
(umur dalam bulan )
BCG 1 -
Polio 0 2 - - -
Hepatitis B 0 - - -
DPT 2 - - -
HiB - - - -
MR - -
Kesimpulan : Imunisasi
anak tidak lengkap
berdasarkan KEMENKES
2020
Riwayat Nutrisi:
• ASI : diberikan usia 0-4 bulan tanpa MPASI. Pemberian ASI dilanjutkan bersamaan dengan susu
formula sejak usia 5 bulan-sekarang. Minum ASI berkurang sejak minum susu formula.
• Susu formula : diberikan sejak usia 6 bulan sampai sekarang, kurang lebih 8x sehari sebanyak 75
cc/sekali pemberian, 3 sendok takar per sekali seduh.
Kesimpulan : Intake nutrisi baik secara kualitas dan kuantitas
Riwayat Sosial Lingkungan:
• Pasien merupakan anak pertama, tinggal bersama
kedua orang tua. Ayah bekerja sebagai pedagang
dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
• Rumah 500 m dari sungai, jauh dari pabrik,
tambang, atau tempat pembakaran sampah.
• Keluarga minum menggunakan air galon isi ulang,
untuk mandi menggunakan air PDAM.
• Dirumah tidak menggunaan obat nyamuk bakar.
• Pasien memiliki 4 botol susu dan 4 dot.
Setiap habis dipakai dicuci di air
mengalir dengan sabun dan tidak disiram
air panas ataupun direbus.
• Ayah tidak merokok dan tidak ada orang
sekitar yang merokok.
Kesimpulan: Tidak terdapat faktor risiko
infeksi
Pemeriksaan Fisik (4/7/2022)
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis, GCS E4V5M6
TD -
Nadi 131x /menit, kuat angkat, regular
RR 40x/menit
Temp 37 °C (axilla)
SpO2 95% RA
Kulit
Kuning langsat, sianosis (-), hemangioma (-), turgor cepat
kembali, kelembaban cukup, pucat (-) ptekie(-) Xerosis(-)
Kepala Normosefali, UUB dan UUK terbuka
Mata
Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik(-), reflex pupil
normal, gerakan mata normal, mata cekung (-/-), produksi
air mata (+), Edem palpebra (-)
Telinga Normotia, sekret (-), serumen minimal, nyeri tragus (-)
Hidung
Pernafasan cuping hidung (-), Sekret (-) epistaksis (-),
deviasi septum (-)
Mulut
Mukosa bibir lembab (+), hiperemis (-), pseudomembran
(-)
Leher
Pembesaran tiroid tidak ada, pembesaran KGB leher tidak ada,
kaku kuduk tidak ada
Thorax
I : Simetris, iga gambang (-), retraksi (-),
P : Pengembangan dada simetris (+/+)
P : Sonor seluruh lapang paru
Paru :Suara nafas vesikuler (+++/+++), Rhonki (---/---),
Wheezing (---/---)
Jantung : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
I : Perut cembung, distensi (-), venektasi (-)
A : BU (+) normal
P : Supel, nyeri tekan (-) , H/L/M tidak teraba,
P : Timpani seluruh regio abdomen
Genitalia Perempuan.
Anus Ada, hemoroid (-), massa (-)
Ekstremitas
akral hangat (+), pucat (-), pitting edema pada kaki (-/-), edema
pada tangan (-/-), CRT < 2 detik , spoon nails (-),
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
Meningeal sign (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-)
Motorik 5555 | 5555 Sensorik (+) Refleks Fisiologis (biceps, triceps,
5555 | 5555 patella, achilles) +2/+2
Refleks patologi (Babinski, Chaddock, Oppenheim, Hoffman Tromner) -/-
Spastic (-) clonus (-) Muscle tone (-) Atrophy on extremities muscle (-)
Nervus kranialis
N. I sulit dievaluasi
N. II refleks pupil (+/+)
N III, IV, VI gerak bola mata (+), strabismus (-)
N V refleks kornea (+)
N VII wajah simetris
N VIII sulit di evaluasi
N IX/ X sulit di evaluasi
N. XI sulit di evaluasi
N. XII deviasi lidah (-)
Kesan: tidak ada defisit neurologis
Perempuan,
6 Bulan 12 hari
 BB: 4,9 kg
 PB: 60 cm
 LK: 36 cm (Normal)
 LiLA: 13 cm (Normal)
 HA: 3 bulan
 BBI: 5,8 kg
 WA: 7 minggu
 BB/U: Z < -3 SD (Severly underweight)
 PB/U: -3 < Z < -2 SD (stunting)
 BB/PB: -1 < Z < 0 SD (Gizi baik)
 WA < HA < CA
WA
Status
Gizi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
KPSP
6 bulan
Kesimpulan:
anak
mengalami
penyimpangan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.2 12.0-16.0 g/dl
Leukosit 15.8 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit 3.85 4.0-5.30 juta/ul
Hematokrit 29.9 37.0-47.00 vol%
Trombosit 540 150-450 ribu/ul
RDW-CV 17.8 12.1-14.0 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 77.7 75.0-96.0 fl
MCH 26.5 28.0-32.0 pg
MCHC 34.1 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil % 0.3 0.0-1.0 %
Eosinofil % 0.0 1.0-3.0 %
Neutrofil % 55.9 50.0-81.0 %
Limfosit % 30.8 20.0-40.0 %
Monosit % 13.0 2.0-8.0 %
Basofil # 0.04 <1.00 ribu/ul
Eosinofil # 0.00 <3.00 ribu/ul
Neutrofil # 8.84 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit # 4.86 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit # 2.05 0.30-1.00 ribu/ul
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
KIMIA
FAAL LEMAK DAN JANTUNG
LDH 3216 <480.00 U/L
HATI DAN PANKREAS
Albumin 3.7 3.8 – 5.4 g/dl
SGOT 58 5 - 34 U/L
SGPT 31 0 - 55 U/L
GINJAL
Ureum 27 0 – 50 mg/dl
Kreatinin 0.51 0.57 – 1.11 mg/dl
Asam Urat 19.6 2.6 – 6.0 mg/dl
ELEKTROLIT
Calsium 9.3 8.4 – 10.0 mg/dl
Natrium 138 136 – 145 Meq/L
Kalium 2.8 3.5 – 5.1 Meq/L
Chlorida 97 98 - 107 Meq/L
Pemeriksaan Lab (4/7/2022)
• Anemia normositik hipokromik
• Leukositosis
• Trombositosis
• Hipokalemia
• Hipokloremia
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.9 12.0-16.0 g/dl
Leukosit 18.3 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit 3.85 4.0-5.30 juta/ul
Hematokrit 30.1 37.0-47.00 vol%
Trombosit 540 150-450 ribu/ul
RDW-CV 18.4 12.1-14.0 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 74.9 75.0-96.0 fl
MCH 26.5 28.0-32.0 pg
MCHC 34.1 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil % 0.3 0.0-1.0 %
Eosinofil % 1.1 1.0-3.0 %
Neutrofil % 39.4 50.0-81.0 %
Limfosit % 49.6 20.0-40.0 %
Monosit % 9.7 2.0-8.0 %
Basofil # 0.04 <1.00 ribu/ul
Eosinofil # 0.20 <3.00 ribu/ul
Neutrofil # 7.18 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit # 9.07 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit # 1.78 0.30-1.00 ribu/ul
Pemeriksaan Lab (6/7/2022)
 Cor tak tampak membesar
 Sinus dan diaphragma normal
 Pulmo: hilus dalam batas normal, corakan
bronkovaskular meningkat, tampak infiltrat lapang
tengah kanan
 skeletal normal
 soft tissue normal
Kesan : Bronkopneumonia, tak tampak
kardiomegali.
Pemeriksaan foto thorax AP (27/6/2022)
Anemia mikrositik hipokromik-
Leukositosis-
Trombositosis-
Diagnosis Kerja
Pneumonia komunitas + Laringomalasia + GDD
Prognosis
● Ad Vitam : dubia et bonam
● Ad Functionam : dubia et bonam
● Ad Sanationam : dubia et bonam
Usul
● Chest fisioterapi
● Observasi tanda vital
● Edukasi ibu dan keluarga tentang
pentingnya pemberian ASI
● Edukasi ibu dan keluarga pentingya
imunisasi dan vaksinasi pada anak
Tatalaksana
● IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam
● IV Ampisilin-sulbactam 3x250 mg
● IV paracetamol 50 mg (k/p demam)
● Inj. Omeprazole 1x5 mg
● PO. Ambroxol 2,5 mg
● PO. Salbutamol 0,5 mg
● Nebul ventolin 1 resp/8 jam
S O A P
- Batuk berdahak (+)
- suara napas berbunyi
- demam (-)
- minum kuat
- sesak (-)
- muntah(-)
- diare(-)
- Kesadaran : CM
- TD : -
- N : 129 x/menit
- RR : 39 x/menit
- T : 36.4℃
- SpO2 : 97% room air
- K/L : Konj. Anemis (-), skleraikterik (-),
sekret hidung (-), faring hiperemis (-)
-Thoraks:Simetris, retraksi (-)
- Paru :Vesikuler, rhonki(-), wheezing(-)
- Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop
(-)
- Abd : Cembung, supel, BU(+)8x/menit,
hepatosplenomegali (-)
- Ekstr : Akral hangat, CRT < 2”, lemak
subkutis minimal
- Status neurologis : Meningeal sign (-), kaku
kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-),
Kernig (-), pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+,
parese n. kranialis (-) Refleks palmar grasp
(+) ,Refleks moro (+), Rooting refleks (+),
Sucking refleks (+), refleks patologis (-),
klonus (-), spastik (-), flaccid (-)
• CAP
• Laringomalasia
• GDD
• IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24
jam
• IV Ampisilin-Sulbactam
3x250 mg
• IV Paracetamol 50 mg (k/p
demam)
• PO. Ambroxol 2,5 mg
• PO. Salbutamol 0,5 mg
• Nebulizer ventolin 1 resp/
8 jam
• Chest fisioterapi
• Observasi tanda vital
• Edukasi ibu dan keluarga
tentang pentingnya
pemberian ASI
• Edukasi ibu dan keluarga
pentingya imunisasi dan
vaksinasi pada anak
Tangal pemeriksaan : 05/07/2022 jam 14.40 WITA
S O A P
- Batuk berdahak (-)
- suara napas berbunyi
(+)
- demam (+) semalam
38℃
-sesak (-)
-muntah (-)
-diare (-)
-BAB dan BAK normal
- Kesadaran : CM
- TD : -
- N : 103 x/menit
- RR : 32 x/menit
- T : 36.7℃
- SpO2 : 96% room air
- K/L : Konj. Anemis (-), skleraikterik (-), sekret
hidung (-), faring hiperemis (-)
-Thoraks: Simetris, retraksi (-)
- Paru : Vesikuler, rhonki(-), wheezing(-)
- Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
- Abd : Cembung, supel, BU(+)8x/menit,
hepatosplenomegali (-)
- Ekstr : Akral hangat, CRT < 2”, lemak subkutis
minimal
- Status neurologis : Meningeal sign (-), kaku
kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-),
Kernig (-), pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+,
parese n. kranialis (-) Refleks palmar grasp (+)
,Refleks moro (+), Rooting refleks (+), Sucking
refleks (+)refleks patologis (-), klonus (-), spastik
(-), flaccid (-)
• CAP
• Laringomalasia
• GDD
• IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24
jam
• IV Ampisilin-Sulbactam
3x250 mg
• IV Paracetamol 50 mg (k/p
demam)
• PO. Ambroxol 2,5 mg
• PO. Salbutamol 0,5 mg
• Nebulizer ventolin 1 resp/
8 jam
• Chest fisioterapi
• Observasi tanda vital
• Edukasi ibu dan keluarga
tentang pentingnya
pemberian ASI
• Edukasi ibu dan keluarga
pentingya imunisasi dan
vaksinasi pada anak
Tangal pemeriksaan : 06/07/2022 jam 14.50 WITA
S O A P
- Demam semalam (+)
T: 38℃
- batuk (-)
- pilek (-)
- sesak (-)
- muntah (-)
- diare (-)
- BAB dan BAK normal
- Kesadaran : CM
- TD : -
- N : 120 x/menit
- RR : 36 x/menit
- T : 36.4℃
- SpO2 : 98% room air
- K/L : Konj. Anemis (-), skleraikterik (-), sekret
hidung (-), faring hiperemis
(-)
-Thoraks:Simetris, retraksi (-)
- Paru :Vesikuler, rhonki(-), wheezing(-)
- Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
- Abd : Cembung, supel, BU(+)8x/menit,
hepatosplenomegali (-)
- Ekstr : Akral hangat, CRT < 2”, lemak subkutis
minimal
- Status neurologis : Meningeal sign (-), kaku
kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-),
Kernig (-), pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+,
parese n. kranialis (-) Refleks palmar grasp (+)
,Refleks moro (+), Rooting refleks (+), Sucking
refleks (+)refleks patologis (-), klonus (-), spastik
(-), flaccid (-)
• CAP
• Laringomalasia
• GDD
• IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24
jam
• IV Ampisilin-Sulbactam
3x250 mg
• IV Paracetamol 50 mg (k/p
demam)
• PO. Ambroxol 2,5 mg
• PO. Salbutamol 0,5 mg
• Nebulizer ventolin 1 resp/
8 jam
• Chest fisioterapi
• Observasi tanda vital
• Edukasi ibu dan keluarga
tentang pentingnya
pemberian ASI
• Edukasi ibu dan keluarga
pentingya imunisasi dan
vaksinasi pada anak
Tangal pemeriksaan : 07/07/2022 jam 14.40 WITA
Teori Kasus
Dari anamnesis, gejala pneumonia bisa berupa
gejala infeksi umum seperti demam >38⁰C,
sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, dan diare. Sedangkan
gangguan respiratori bisa berupa batuk, sesak
napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping
hidung, air hunger, merintih dan sianosis.
Pasien mengeluhkan
demam dengan suhu
tertinggi 39,8⁰C, sesak
napas, dan batuk berdahak.
Muntah setelah batuk dan
minum susu berkurang
semenjak demam.
Pembahasan
• Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius; 2014.
• Sotianingsih, Samsirun, Syauqi A. Gambaran klinis dan laboratorium pada pasien pneumonia di ICU RSUD Raden
Mattaher Jambi. JMJ. 2019. 7(2); 238-244.
Teori Kasus
Diagnosis pasti pneumonia ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif
ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini:
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak/purulen
c. Suhu tubuh > 38⁰C (aksila) /riwayat demam
d. Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500
Telah dilakukan foto thorax
dan tampak infiltrat di lapang
tengah kanan dengan kesan
radiologis bronkopneumonia.
Pasien mengeluhkan demam
dengan suhu tertinggi 39,8⁰C,
sesak napas, dan batuk
berdahak. Pada pemeriksaan
lab didapatkan leukositosis.
Pembahasan
Nurjanah, Sofira N, Anwar S. Profil pneumonia pada anak di rsud dr. Zainoel abidin, studi
retrospektif. Sari Pediatri. 2012. 13(5); 324-328
Teori Kasus
Pada pasien pneumonia, pemeriksaan lab
biasanya didapatkan leukosit normal hingga
leukositosis dan trombosit menunjukkan
trombositopeni hingga trombositosis. Pada
pneumonia akibat bakteri, sering terjadi
peningkatan jumlah leukosit sebagai respon
terhadap peradangan akut.
Pada hasil pemeriksaan
lab pasien didapatkan
anemia mikrositik
hipokromik,
trombositosis, dan
leukositosis
Pembahasan
• Sotianingsih, Samsirun, Syauqi A. Gambaran klinis dan laboratorium pada pasien pneumonia di ICU RSUD Raden
Mattaher Jambi. JMJ. 2019. 7(2); 238-244
• Dewi SW, Subanada IB, Purniti PS, Ariawati K. Trombositosis pada pneumonia. J IKA. 2012. 1(1); 18-24
Teori Kasus
Penumonia dapat dibagi menjadi Walking
Pneumonia, Community-Acquired Pneumonia
(CAP), dan Hospital-Acquired Pneumonia(HAP).
CAP mengacu pada infeksi paru akut pada individu
yang sebelumnya sehat diperoleh di masyarakat atau
<48 jam SMRS (sebagai lawan dari hospital-acquired
pneumonia atau nosokomial pneumonia).
Pada pasien ini, diagnosa
pneumonia sudah muncul
kurang dari 48 jam setelah
di rawat di rumah sakit.
Pembahasan
Gereige RS, Laufer PM. Pneumonia. Pediatrics in Review. 2013. 34(10); 438-456.
Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisik biasanya
didapatkan pekak perkusi, suara
napas melemah, dan terdengar
ronki, retraksi dada, dan
pernapasan cuping hidung.
Pada pasien ini tidak didapatkan kelainan pada
pemeriksaan fisik namun batuk masih ada. Hal
ini diduga karena pasien yang dirawat di RSUD
Ulin sejak 26 Juni 2022 sudah mengalami
perbaikan saat pasien diperiksa pada tanggal 4
Juli 2022. Saat ini gejala batuk pada pasien
sudah menghilang sejak 6 Juli 2022 dan
diperbolehkan pulang pada tanggal 7 Juli
2022.
Pembahasan
Khairiyadi. Bab VI Sub Bagian Respirologi. Dalam: Ari Yunanto. Panduan Praktik Klinis Pediatri. Cetakan 3.
Banjarmasin: Oceana Press; 2017. p.155-61
Teori Kasus
Penatalaksanaan umum dapat berupa pemberian oksigen
melalui nasal kanul, masker, atau sungkup oksigen pada
bayi. Oksigen untuk mempertahankan saturasi >92%
dipantau setiap 4 jam. Lalu pemberian cairan yang adekuat.
Nebulisasi agonis β-2 dan/atau NaCl 0,9% dapat diberikan
diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance,
namun bukan merupakan terapi yang rutin diberikan.
Pengobatan kausal dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik pilihan utama yaitu Ampisilin untuk terapi
penyakit pneumonia akibat mikroorganisme. Ampisilin
merupakan antibiotik lini pertama yang diberikan pada anak
usia > 3 bulan yang sudah diimunisasi dengan pneumonia
tanpa komplikasi.
• IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24
jam
• IV Ampisilin-sulbactam
3x250 mg
• IV paracetamol 50 mg (k/p
demam)
• Inj. Omeprazole 1x5 mg
• PO. Ambroxol 2,5 mg
• PO. Salbutamol 0,5 mg
• Nebul ventolin 1 resp/8 jam
Pembahasan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Teori Kasus
Laringomalasia dapat didiagnosis dengan
didapatkan gejala khas berupa stridor inspirasi
yang memburuk saat makan/minum, menangis,
posisi berbaring terlentang dan agitasi. Gejala
lain dapat berupa sering muntah, batuk,
tersedak, dan regurgitasi saat makan. Stridor
memberat ketika pasien gelisah, menangis,
menyusu, makan/minum, dan tidur terlentang.
Gejala kesulitan makan termasuk muntah,
batuk/tersedak saat makan, dan sesak juga
sering didapatkan.
Napas pasien berbunyi grok-
grok sejak 2 hari SMRS,
yang semakin lama
bunyinya semakin kencang.
Jika pasien tenang tidak
terdengar grok-grok. Pasien
juga tersedak saat minum
susu dan muntah dua kali
sehari sesaat setelah batuk
dua hari SMRS. Muntah
berisi susu sekitar 50cc
tanpa lendir dan darah.
Pembahasan
• Elfianto, Novialdi. Diagnosis dan penatalaksaan laringomalasia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2):119-25.
• Landry AM, Thompson DM. Congenital laryngomalacia: disease spectrum and management. International
Journal of Pediatrics. 2012; 1:51-7.
Teori Kasus
Interpretasi pada KPSP dilihat dari jawaban
“ya”.
9-10: Sesuai (S)
7-8: Meragukan (M)
<= 6: Penyimpangan (P)
Pada pemeriksaan tersebut
didapatkan pasien hanya
memiliki jawaban “ya”
sebanyak satu dari semua poin
kuisioner tersebut. Pasien
kemudian didiagnosis dengan
global developmental delay.
GDD adalah salah satu bentuk
keterlambatan perkembangan.
Pembahasan
• IDAI Cabang DKI Jakarta. Update in child neurology Everything you should know about motor and movement
problem in children. Jakarta. 2017.
Penutup
Telah dilaporkan sebuah kasus an. LA perempuan
berusia 6 bulan 12 hari yang di rawat di RSUD Ulin
Banjarmasin dengan diagnosis pneumonia komuitas,
laringomalasia, dan GDD. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan terakhir yang
diberikan adalah IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam, IV
Ampisilin-Sulbactam 3x250 mg, IV Paracetamol 50 mg,
PO. Ambroxol 2,5 mg, PO. Salbutamol 0,5 mg, nebulizer
ventolin 1 resp/1 jam. Pasien telah di rawat di ruang anak
RSUD Ulin sejak tanggal 26 Juni 2022 dan pulang pada
tanggal 7 Juli 2022.
Terimakasih

More Related Content

What's hot

DDTK
DDTKDDTK
DDTK
whenny
 
Sop penjahitan luka
Sop penjahitan lukaSop penjahitan luka
Sop penjahitan luka
cipto agus
 
Surat keterangan hamil
Surat keterangan hamilSurat keterangan hamil
Surat keterangan hamil
araazzahra6
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)
Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)
Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)
Dani Syahrial
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
regiregene
 
Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
tanux5792
 
141371553 woc-rds
141371553 woc-rds141371553 woc-rds
141371553 woc-rds
Hepy Shollihudin
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Muh Saleh
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
dr. Rachel Sagrim
 
91903259 case-saraf
91903259 case-saraf91903259 case-saraf
91903259 case-saraf
homeworkping4
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Format tb 06
Format tb 06Format tb 06
Format tb 06
Ricky Gunawan
 
Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis asAsnani Baru
 
Konsep dasar keswa
Konsep dasar keswaKonsep dasar keswa
Konsep dasar keswarian92
 
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toeRidwan Aswar Hipothalamus
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
peternugraha
 

What's hot (20)

DDTK
DDTKDDTK
DDTK
 
Sop penjahitan luka
Sop penjahitan lukaSop penjahitan luka
Sop penjahitan luka
 
Jamban
JambanJamban
Jamban
 
Surat keterangan hamil
Surat keterangan hamilSurat keterangan hamil
Surat keterangan hamil
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)
Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)
Pulmonary surfactant (Surfaktan Paru-Paru)
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
 
Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
 
141371553 woc-rds
141371553 woc-rds141371553 woc-rds
141371553 woc-rds
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
91903259 case-saraf
91903259 case-saraf91903259 case-saraf
91903259 case-saraf
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Format tb 06
Format tb 06Format tb 06
Format tb 06
 
Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis as
 
Konsep dasar keswa
Konsep dasar keswaKonsep dasar keswa
Konsep dasar keswa
 
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
 

Similar to PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx

Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdfLapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
gabriella946536
 
Kejang demam kompleks
Kejang demam kompleksKejang demam kompleks
Kejang demam kompleks
adrianhaningcool
 
refka gea.pptx
refka gea.pptxrefka gea.pptx
refka gea.pptx
NovitaPasamalangi
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
ssuser6a7917
 
127385992 case-diare
127385992 case-diare127385992 case-diare
127385992 case-diare
homeworkping8
 
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorderet causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
vinil26
 
208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
homeworkping8
 
Cbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sriCbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sri
yuna rizki
 
236227596 case-dhf
236227596 case-dhf236227596 case-dhf
236227596 case-dhf
homeworkping3
 
Presentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologiPresentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologi
vyamignonette
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
lydiaekaputri
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
Shinta Kartika
 
118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti
homeworkping9
 
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptxInteractive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
AdheliaSya
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik
homeworkping8
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
Frans Rengirit
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Zollananda
 
Case Diare Novia.pptx
Case Diare Novia.pptxCase Diare Novia.pptx
Case Diare Novia.pptx
NoviaAnggriani2
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
AnnisaRizkaFauziah
 
Preskas+nutrisi+metabolik
Preskas+nutrisi+metabolikPreskas+nutrisi+metabolik
Preskas+nutrisi+metabolik
Samanuddin Manawari
 

Similar to PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx (20)

Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdfLapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
 
Kejang demam kompleks
Kejang demam kompleksKejang demam kompleks
Kejang demam kompleks
 
refka gea.pptx
refka gea.pptxrefka gea.pptx
refka gea.pptx
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
 
127385992 case-diare
127385992 case-diare127385992 case-diare
127385992 case-diare
 
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorderet causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
 
208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
 
Cbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sriCbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sri
 
236227596 case-dhf
236227596 case-dhf236227596 case-dhf
236227596 case-dhf
 
Presentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologiPresentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologi
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
 
118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti
 
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptxInteractive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Case Diare Novia.pptx
Case Diare Novia.pptxCase Diare Novia.pptx
Case Diare Novia.pptx
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
 
Preskas+nutrisi+metabolik
Preskas+nutrisi+metabolikPreskas+nutrisi+metabolik
Preskas+nutrisi+metabolik
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx

  • 1. Laporan Kasus Pneumonia komunitas + Laringomalasia + GDD Oleh: Nasywa Maharani Yudiantara NIM. 2130912320016 Supervisor: Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A (K) BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN BANJARMASIN Juli, 2022
  • 2. Pendahuluan • Pneumonia merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita di dunia dan juga Indonesia. • Prevalensi pneumonia di Kalimantan Selatan mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 6% menjadi 4% pada tahun 2018. • Pneumonia ditandai dengan gejala batuk, kesulitan bernafas seperti nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. • Faktor risiko mortalitas pneumonia anak balita di negara berkembang adalah pneumonia pada masa bayi, bayi berat lahir rendah, tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, prevalensi kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan pajanan terhadap polusi udara. • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2018. • Ashraf H, Ahmed T, Hossain MI, AlamNH, Mahmud R, Kamal SM, et al. Day-caremanagement of children withseveremalnutrition in an urban health clinic in Dhaka, Bangladesh. J Trop Pediatr. 2007;53:171-8. • Ashraf H, Jahan SA, Alam NH, Mahmud R, Kamal SM, Salam MA, et al. Day-care management of severe and very severe pneumonia, without associated comorbidities such as severe malnutrition, in an urban health clinic in Dhaka, Bangladesh. Arch Dis Child. 2008; 93:490-4 • Ebell MH. Clinical diagnosis of pneumonia in Children. Am Fam Physician. 2010; 82(2):192-193
  • 3. Pendahuluan • Laringomalasia merupakan kelainan kongenital yang menggambarkan kolapsnya struktur supraglotis laring selama inspirasi sehingga mengakibatkan menyempitnya aliran udara selama inspirasi. • Laringomalasia adalah penyebab tersering stridor pada neonatus dan bayi, terhitung sekitar 60-70% kasus. • Laringomalasia juga dikaitkan dengan sejumlah gejala yang berkaitan dengan gangguan makan, seperti batuk, tersedak, regurgitasi, muntah, makan lambat dan atau tidak efisien. • Elfianto, Novialdi. Diagnosis dan penatalaksaan laringomalasia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2):119-25. • Ni’mah, Khoirun, Nadhiroh SR. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015. 10(1); 13–19. • Thorne MC, Garetz SL. Laryngomalacia: review and summary of current clinical practice in 2015. Paediatr Respir Rev. 2016;17:3-8.
  • 4. Pendahuluan • Global developmental delay (GDD) merupakan suatu keadaan ditemukannya keterlambatan yang bermakna lebih atau sama dengan 2 domain perkembangan antara lain, motorik halus, motorik kasar, bahasa/berbicara, personal sosial/interaksi sosial, kognitif, dan aktivitas sehari-hari. • Angka kejadian keterlambatan perkembangan secara umum sekitar 10% anak-anak di seluruh dunia. Sedangkan angka kejadian GDD diperkirakan 1%-3% pada anak- anak berumur < 5 tahun. • Suwarba IGN, Widodo DP, Handryastuti RS. Profil klinis dan etiologi pasien keterlambatan perkembangan global di Rumah sSakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari Pediatri. 2008. 10(4);255-261. • Ni’mah, Khoirun, Nadhiroh SR. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015. 10(1); 13–19.
  • 5. Identitas Pasien Identitas Orang Tua Pasien Nama : By. Lisa Akmalina Jenis Kelamin : Perempuan TTL : Banjarmasin, 22-12-2021 Umur : 6 bulan 12 hari MRS : 26 Juni 2022 Nama Ayah : Tn. IM Pekerjaan : Pedagang Pendidikan : SMA Usia : 25 tahun Nama Ibu : Ny. J Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA Usia : 23 tahun Alamat: Jl. Veteran gg. H. Asmuni
  • 6. Anamnesis Pasien datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin (26 Juni 2022) dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam naik turun dengan suhu demam tertinggi yang diukur 39,8⁰C, kejang (-), menggigil (-). Demam turun setelah minum Paracetamol drop 0,6 ml namun kembali naik setelah 3-4 jam konsumsi obat. Saat anamnesis pasien tidak demam. Pasien juga mengeluhkan batuk 2 hari SMRS. Batuk muncul tidak terkait waktu, dahak (+) berwarna kuning, kental, sulit dikeluarkan, darah (-). Batuk disertai sesak dan napas yang berbunyi grok-grok sejak 2 hari SMRS, yang semakin lama bunyinya semakin kencang. Jika pasien tenang tidak terdengar grok-grok. Munculnya sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktivitas, dan waktu. Pasien belum diberikan obat untuk mengatasi batuk dan sesak. Pasien juga tersedak saat minum susu dan muntah dua kali sehari sesaat setelah batuk dua hari SMRS. Muntah berisi susu sekitar 50cc, lendir (-), darah (-). Pasien biasa minum susu 8x sehari 75cc sekali minum. Minum berkurang semenjak demam. BAB cair, berdarah disangkal, dan BAK tidak ada keluhan. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat. Pasien 2 minggu yang lalu dirawat inap selama 7 hari di rumah sakit dengan diagnosis pneumonia, laringomalasia, hipotiroid kongenital, dan riwayat kejang sekitar 15 menit. Saat ini keluhan batuk sudah berkurang, pasien kembali menyusu sebanyak biasanya, namun demam masih naik turun. Keluhan utama: Demam
  • 7. Anamnesis • Riwayat Penyakit Dahulu Pasien 2 minggu yang lalu dirawat inap selama 7 hari dengan diagnosis pneumonia, laringomalasia, hipotiroid kongenital serta riwayat kejang sekitar 15 menit sekali kejang. Pasien mendapatkan obat Phenobarbital, Euthyrax, Paracetamol, Vitamin E. Tidak ada riwayat alergi sebelumnya. Tidak ada riwayat operasi sebelumnya. • Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga tidak pernah mempunyai keluhan demam tak kunjung turun, batuk disertai sesak, dan sering tersedak saat masih bayi. Ayah pasien memiliki riwayat kejang saat bayi. Nenek dari ayah pasien memiliki riwayat kejang pada saat bayi. Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat tranfusi darah rutin. Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit keganasan sebelumnya.
  • 8. Riwayat Keluarga No. Nama Umur L/P Jelaskan : Sehat, sakit 1. Nenek 43 tahun P Sehat, Riwayat kejang 2. Tn. IM 25 tahun L Sehat, Riwayat kejang 3. Ny. J 23 tahun P Sehat 4. An. LA 6 bln 12 hari P Sakit, Riwayat kejang : Laki-laki : Riwayat kejang saat bayi : Perempuan : Sakit Kesimpulan : Terdapat riwayat keluarga dengan keluhan kejang.
  • 9. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Riwayat antenatal Ibu rutin melakukan kontrol kehamilan dan melakukan pemeriksaan USG ke dokter kandungan. Ibu mengalami ketuban pecah dini lebih dari 24 jam. Riwayat natal Lahir SC, cukup bulan, dibantu oleh dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit. BBL 2.460 gr, PBL 46 cm, LK 32 cm. Riwayat kelahiran bayi tidak menangis, kulit membiru, dan gerakan cukup. Riwayat neonatal Bayi di rawat di NICU selama 3 hari setelah dilahirkan Kesimpulan: Riwayat antenatal baik, riwayat natal dan riwayat neonatal kurang baik.
  • 10. Riwayat Perkembangan: Tiarap : 5 bulan Merangkak : - Duduk : - Berdiri : - Berjalan : - Saat ini : Pasien saat ini dapat membalikkan badan dalam posisi tengkurap namun tidak bisa kembali sendiri. Pasien belum mampu mengangkat kepalanya. Kesimpulan : Perkembangan tidak sesuai dengan usianya Riwayat Imunisasi: Nama Dasar (Umur dalam hari/bulan) Ulangan (umur dalam bulan ) BCG 1 - Polio 0 2 - - - Hepatitis B 0 - - - DPT 2 - - - HiB - - - - MR - - Kesimpulan : Imunisasi anak tidak lengkap berdasarkan KEMENKES 2020
  • 11. Riwayat Nutrisi: • ASI : diberikan usia 0-4 bulan tanpa MPASI. Pemberian ASI dilanjutkan bersamaan dengan susu formula sejak usia 5 bulan-sekarang. Minum ASI berkurang sejak minum susu formula. • Susu formula : diberikan sejak usia 6 bulan sampai sekarang, kurang lebih 8x sehari sebanyak 75 cc/sekali pemberian, 3 sendok takar per sekali seduh. Kesimpulan : Intake nutrisi baik secara kualitas dan kuantitas Riwayat Sosial Lingkungan: • Pasien merupakan anak pertama, tinggal bersama kedua orang tua. Ayah bekerja sebagai pedagang dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. • Rumah 500 m dari sungai, jauh dari pabrik, tambang, atau tempat pembakaran sampah. • Keluarga minum menggunakan air galon isi ulang, untuk mandi menggunakan air PDAM. • Dirumah tidak menggunaan obat nyamuk bakar. • Pasien memiliki 4 botol susu dan 4 dot. Setiap habis dipakai dicuci di air mengalir dengan sabun dan tidak disiram air panas ataupun direbus. • Ayah tidak merokok dan tidak ada orang sekitar yang merokok. Kesimpulan: Tidak terdapat faktor risiko infeksi
  • 12. Pemeriksaan Fisik (4/7/2022) Keadaan Umum Tampak sakit sedang Kesadaran Compos Mentis, GCS E4V5M6 TD - Nadi 131x /menit, kuat angkat, regular RR 40x/menit Temp 37 °C (axilla) SpO2 95% RA Kulit Kuning langsat, sianosis (-), hemangioma (-), turgor cepat kembali, kelembaban cukup, pucat (-) ptekie(-) Xerosis(-) Kepala Normosefali, UUB dan UUK terbuka Mata Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik(-), reflex pupil normal, gerakan mata normal, mata cekung (-/-), produksi air mata (+), Edem palpebra (-) Telinga Normotia, sekret (-), serumen minimal, nyeri tragus (-) Hidung Pernafasan cuping hidung (-), Sekret (-) epistaksis (-), deviasi septum (-) Mulut Mukosa bibir lembab (+), hiperemis (-), pseudomembran (-) Leher Pembesaran tiroid tidak ada, pembesaran KGB leher tidak ada, kaku kuduk tidak ada Thorax I : Simetris, iga gambang (-), retraksi (-), P : Pengembangan dada simetris (+/+) P : Sonor seluruh lapang paru Paru :Suara nafas vesikuler (+++/+++), Rhonki (---/---), Wheezing (---/---) Jantung : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-) Abdomen I : Perut cembung, distensi (-), venektasi (-) A : BU (+) normal P : Supel, nyeri tekan (-) , H/L/M tidak teraba, P : Timpani seluruh regio abdomen Genitalia Perempuan. Anus Ada, hemoroid (-), massa (-) Ekstremitas akral hangat (+), pucat (-), pitting edema pada kaki (-/-), edema pada tangan (-/-), CRT < 2 detik , spoon nails (-),
  • 13. Pemeriksaan Fisik Status Neurologis Meningeal sign (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-) Motorik 5555 | 5555 Sensorik (+) Refleks Fisiologis (biceps, triceps, 5555 | 5555 patella, achilles) +2/+2 Refleks patologi (Babinski, Chaddock, Oppenheim, Hoffman Tromner) -/- Spastic (-) clonus (-) Muscle tone (-) Atrophy on extremities muscle (-) Nervus kranialis N. I sulit dievaluasi N. II refleks pupil (+/+) N III, IV, VI gerak bola mata (+), strabismus (-) N V refleks kornea (+) N VII wajah simetris N VIII sulit di evaluasi N IX/ X sulit di evaluasi N. XI sulit di evaluasi N. XII deviasi lidah (-) Kesan: tidak ada defisit neurologis
  • 14. Perempuan, 6 Bulan 12 hari  BB: 4,9 kg  PB: 60 cm  LK: 36 cm (Normal)  LiLA: 13 cm (Normal)  HA: 3 bulan  BBI: 5,8 kg  WA: 7 minggu  BB/U: Z < -3 SD (Severly underweight)  PB/U: -3 < Z < -2 SD (stunting)  BB/PB: -1 < Z < 0 SD (Gizi baik)  WA < HA < CA WA Status Gizi
  • 16. Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan HEMATOLOGI Hemoglobin 10.2 12.0-16.0 g/dl Leukosit 15.8 4.0-10.5 ribu/ul Eritrosit 3.85 4.0-5.30 juta/ul Hematokrit 29.9 37.0-47.00 vol% Trombosit 540 150-450 ribu/ul RDW-CV 17.8 12.1-14.0 % MCV, MCH, MCHC MCV 77.7 75.0-96.0 fl MCH 26.5 28.0-32.0 pg MCHC 34.1 33.0-37.0 % HITUNG JENIS Basofil % 0.3 0.0-1.0 % Eosinofil % 0.0 1.0-3.0 % Neutrofil % 55.9 50.0-81.0 % Limfosit % 30.8 20.0-40.0 % Monosit % 13.0 2.0-8.0 % Basofil # 0.04 <1.00 ribu/ul Eosinofil # 0.00 <3.00 ribu/ul Neutrofil # 8.84 2.50-7.00 ribu/ul Limfosit # 4.86 1.25-4.00 ribu/ul Monosit # 2.05 0.30-1.00 ribu/ul Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan KIMIA FAAL LEMAK DAN JANTUNG LDH 3216 <480.00 U/L HATI DAN PANKREAS Albumin 3.7 3.8 – 5.4 g/dl SGOT 58 5 - 34 U/L SGPT 31 0 - 55 U/L GINJAL Ureum 27 0 – 50 mg/dl Kreatinin 0.51 0.57 – 1.11 mg/dl Asam Urat 19.6 2.6 – 6.0 mg/dl ELEKTROLIT Calsium 9.3 8.4 – 10.0 mg/dl Natrium 138 136 – 145 Meq/L Kalium 2.8 3.5 – 5.1 Meq/L Chlorida 97 98 - 107 Meq/L Pemeriksaan Lab (4/7/2022) • Anemia normositik hipokromik • Leukositosis • Trombositosis • Hipokalemia • Hipokloremia
  • 17. Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan HEMATOLOGI Hemoglobin 10.9 12.0-16.0 g/dl Leukosit 18.3 4.0-10.5 ribu/ul Eritrosit 3.85 4.0-5.30 juta/ul Hematokrit 30.1 37.0-47.00 vol% Trombosit 540 150-450 ribu/ul RDW-CV 18.4 12.1-14.0 % MCV, MCH, MCHC MCV 74.9 75.0-96.0 fl MCH 26.5 28.0-32.0 pg MCHC 34.1 33.0-37.0 % HITUNG JENIS Basofil % 0.3 0.0-1.0 % Eosinofil % 1.1 1.0-3.0 % Neutrofil % 39.4 50.0-81.0 % Limfosit % 49.6 20.0-40.0 % Monosit % 9.7 2.0-8.0 % Basofil # 0.04 <1.00 ribu/ul Eosinofil # 0.20 <3.00 ribu/ul Neutrofil # 7.18 2.50-7.00 ribu/ul Limfosit # 9.07 1.25-4.00 ribu/ul Monosit # 1.78 0.30-1.00 ribu/ul Pemeriksaan Lab (6/7/2022)  Cor tak tampak membesar  Sinus dan diaphragma normal  Pulmo: hilus dalam batas normal, corakan bronkovaskular meningkat, tampak infiltrat lapang tengah kanan  skeletal normal  soft tissue normal Kesan : Bronkopneumonia, tak tampak kardiomegali. Pemeriksaan foto thorax AP (27/6/2022) Anemia mikrositik hipokromik- Leukositosis- Trombositosis-
  • 18. Diagnosis Kerja Pneumonia komunitas + Laringomalasia + GDD Prognosis ● Ad Vitam : dubia et bonam ● Ad Functionam : dubia et bonam ● Ad Sanationam : dubia et bonam Usul ● Chest fisioterapi ● Observasi tanda vital ● Edukasi ibu dan keluarga tentang pentingnya pemberian ASI ● Edukasi ibu dan keluarga pentingya imunisasi dan vaksinasi pada anak Tatalaksana ● IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam ● IV Ampisilin-sulbactam 3x250 mg ● IV paracetamol 50 mg (k/p demam) ● Inj. Omeprazole 1x5 mg ● PO. Ambroxol 2,5 mg ● PO. Salbutamol 0,5 mg ● Nebul ventolin 1 resp/8 jam
  • 19. S O A P - Batuk berdahak (+) - suara napas berbunyi - demam (-) - minum kuat - sesak (-) - muntah(-) - diare(-) - Kesadaran : CM - TD : - - N : 129 x/menit - RR : 39 x/menit - T : 36.4℃ - SpO2 : 97% room air - K/L : Konj. Anemis (-), skleraikterik (-), sekret hidung (-), faring hiperemis (-) -Thoraks:Simetris, retraksi (-) - Paru :Vesikuler, rhonki(-), wheezing(-) - Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) - Abd : Cembung, supel, BU(+)8x/menit, hepatosplenomegali (-) - Ekstr : Akral hangat, CRT < 2”, lemak subkutis minimal - Status neurologis : Meningeal sign (-), kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-), pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, parese n. kranialis (-) Refleks palmar grasp (+) ,Refleks moro (+), Rooting refleks (+), Sucking refleks (+), refleks patologis (-), klonus (-), spastik (-), flaccid (-) • CAP • Laringomalasia • GDD • IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam • IV Ampisilin-Sulbactam 3x250 mg • IV Paracetamol 50 mg (k/p demam) • PO. Ambroxol 2,5 mg • PO. Salbutamol 0,5 mg • Nebulizer ventolin 1 resp/ 8 jam • Chest fisioterapi • Observasi tanda vital • Edukasi ibu dan keluarga tentang pentingnya pemberian ASI • Edukasi ibu dan keluarga pentingya imunisasi dan vaksinasi pada anak Tangal pemeriksaan : 05/07/2022 jam 14.40 WITA
  • 20. S O A P - Batuk berdahak (-) - suara napas berbunyi (+) - demam (+) semalam 38℃ -sesak (-) -muntah (-) -diare (-) -BAB dan BAK normal - Kesadaran : CM - TD : - - N : 103 x/menit - RR : 32 x/menit - T : 36.7℃ - SpO2 : 96% room air - K/L : Konj. Anemis (-), skleraikterik (-), sekret hidung (-), faring hiperemis (-) -Thoraks: Simetris, retraksi (-) - Paru : Vesikuler, rhonki(-), wheezing(-) - Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) - Abd : Cembung, supel, BU(+)8x/menit, hepatosplenomegali (-) - Ekstr : Akral hangat, CRT < 2”, lemak subkutis minimal - Status neurologis : Meningeal sign (-), kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-), pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, parese n. kranialis (-) Refleks palmar grasp (+) ,Refleks moro (+), Rooting refleks (+), Sucking refleks (+)refleks patologis (-), klonus (-), spastik (-), flaccid (-) • CAP • Laringomalasia • GDD • IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam • IV Ampisilin-Sulbactam 3x250 mg • IV Paracetamol 50 mg (k/p demam) • PO. Ambroxol 2,5 mg • PO. Salbutamol 0,5 mg • Nebulizer ventolin 1 resp/ 8 jam • Chest fisioterapi • Observasi tanda vital • Edukasi ibu dan keluarga tentang pentingnya pemberian ASI • Edukasi ibu dan keluarga pentingya imunisasi dan vaksinasi pada anak Tangal pemeriksaan : 06/07/2022 jam 14.50 WITA
  • 21. S O A P - Demam semalam (+) T: 38℃ - batuk (-) - pilek (-) - sesak (-) - muntah (-) - diare (-) - BAB dan BAK normal - Kesadaran : CM - TD : - - N : 120 x/menit - RR : 36 x/menit - T : 36.4℃ - SpO2 : 98% room air - K/L : Konj. Anemis (-), skleraikterik (-), sekret hidung (-), faring hiperemis (-) -Thoraks:Simetris, retraksi (-) - Paru :Vesikuler, rhonki(-), wheezing(-) - Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) - Abd : Cembung, supel, BU(+)8x/menit, hepatosplenomegali (-) - Ekstr : Akral hangat, CRT < 2”, lemak subkutis minimal - Status neurologis : Meningeal sign (-), kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-), pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, parese n. kranialis (-) Refleks palmar grasp (+) ,Refleks moro (+), Rooting refleks (+), Sucking refleks (+)refleks patologis (-), klonus (-), spastik (-), flaccid (-) • CAP • Laringomalasia • GDD • IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam • IV Ampisilin-Sulbactam 3x250 mg • IV Paracetamol 50 mg (k/p demam) • PO. Ambroxol 2,5 mg • PO. Salbutamol 0,5 mg • Nebulizer ventolin 1 resp/ 8 jam • Chest fisioterapi • Observasi tanda vital • Edukasi ibu dan keluarga tentang pentingnya pemberian ASI • Edukasi ibu dan keluarga pentingya imunisasi dan vaksinasi pada anak Tangal pemeriksaan : 07/07/2022 jam 14.40 WITA
  • 22. Teori Kasus Dari anamnesis, gejala pneumonia bisa berupa gejala infeksi umum seperti demam >38⁰C, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan diare. Sedangkan gangguan respiratori bisa berupa batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis. Pasien mengeluhkan demam dengan suhu tertinggi 39,8⁰C, sesak napas, dan batuk berdahak. Muntah setelah batuk dan minum susu berkurang semenjak demam. Pembahasan • Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius; 2014. • Sotianingsih, Samsirun, Syauqi A. Gambaran klinis dan laboratorium pada pasien pneumonia di ICU RSUD Raden Mattaher Jambi. JMJ. 2019. 7(2); 238-244.
  • 23. Teori Kasus Diagnosis pasti pneumonia ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini: a. Batuk-batuk bertambah b. Perubahan karakteristik dahak/purulen c. Suhu tubuh > 38⁰C (aksila) /riwayat demam d. Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki e. Leukosit > 10.000 atau < 4500 Telah dilakukan foto thorax dan tampak infiltrat di lapang tengah kanan dengan kesan radiologis bronkopneumonia. Pasien mengeluhkan demam dengan suhu tertinggi 39,8⁰C, sesak napas, dan batuk berdahak. Pada pemeriksaan lab didapatkan leukositosis. Pembahasan Nurjanah, Sofira N, Anwar S. Profil pneumonia pada anak di rsud dr. Zainoel abidin, studi retrospektif. Sari Pediatri. 2012. 13(5); 324-328
  • 24. Teori Kasus Pada pasien pneumonia, pemeriksaan lab biasanya didapatkan leukosit normal hingga leukositosis dan trombosit menunjukkan trombositopeni hingga trombositosis. Pada pneumonia akibat bakteri, sering terjadi peningkatan jumlah leukosit sebagai respon terhadap peradangan akut. Pada hasil pemeriksaan lab pasien didapatkan anemia mikrositik hipokromik, trombositosis, dan leukositosis Pembahasan • Sotianingsih, Samsirun, Syauqi A. Gambaran klinis dan laboratorium pada pasien pneumonia di ICU RSUD Raden Mattaher Jambi. JMJ. 2019. 7(2); 238-244 • Dewi SW, Subanada IB, Purniti PS, Ariawati K. Trombositosis pada pneumonia. J IKA. 2012. 1(1); 18-24
  • 25. Teori Kasus Penumonia dapat dibagi menjadi Walking Pneumonia, Community-Acquired Pneumonia (CAP), dan Hospital-Acquired Pneumonia(HAP). CAP mengacu pada infeksi paru akut pada individu yang sebelumnya sehat diperoleh di masyarakat atau <48 jam SMRS (sebagai lawan dari hospital-acquired pneumonia atau nosokomial pneumonia). Pada pasien ini, diagnosa pneumonia sudah muncul kurang dari 48 jam setelah di rawat di rumah sakit. Pembahasan Gereige RS, Laufer PM. Pneumonia. Pediatrics in Review. 2013. 34(10); 438-456.
  • 26. Teori Kasus Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan pekak perkusi, suara napas melemah, dan terdengar ronki, retraksi dada, dan pernapasan cuping hidung. Pada pasien ini tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan fisik namun batuk masih ada. Hal ini diduga karena pasien yang dirawat di RSUD Ulin sejak 26 Juni 2022 sudah mengalami perbaikan saat pasien diperiksa pada tanggal 4 Juli 2022. Saat ini gejala batuk pada pasien sudah menghilang sejak 6 Juli 2022 dan diperbolehkan pulang pada tanggal 7 Juli 2022. Pembahasan Khairiyadi. Bab VI Sub Bagian Respirologi. Dalam: Ari Yunanto. Panduan Praktik Klinis Pediatri. Cetakan 3. Banjarmasin: Oceana Press; 2017. p.155-61
  • 27. Teori Kasus Penatalaksanaan umum dapat berupa pemberian oksigen melalui nasal kanul, masker, atau sungkup oksigen pada bayi. Oksigen untuk mempertahankan saturasi >92% dipantau setiap 4 jam. Lalu pemberian cairan yang adekuat. Nebulisasi agonis β-2 dan/atau NaCl 0,9% dapat diberikan diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance, namun bukan merupakan terapi yang rutin diberikan. Pengobatan kausal dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik pilihan utama yaitu Ampisilin untuk terapi penyakit pneumonia akibat mikroorganisme. Ampisilin merupakan antibiotik lini pertama yang diberikan pada anak usia > 3 bulan yang sudah diimunisasi dengan pneumonia tanpa komplikasi. • IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam • IV Ampisilin-sulbactam 3x250 mg • IV paracetamol 50 mg (k/p demam) • Inj. Omeprazole 1x5 mg • PO. Ambroxol 2,5 mg • PO. Salbutamol 0,5 mg • Nebul ventolin 1 resp/8 jam Pembahasan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
  • 28. Teori Kasus Laringomalasia dapat didiagnosis dengan didapatkan gejala khas berupa stridor inspirasi yang memburuk saat makan/minum, menangis, posisi berbaring terlentang dan agitasi. Gejala lain dapat berupa sering muntah, batuk, tersedak, dan regurgitasi saat makan. Stridor memberat ketika pasien gelisah, menangis, menyusu, makan/minum, dan tidur terlentang. Gejala kesulitan makan termasuk muntah, batuk/tersedak saat makan, dan sesak juga sering didapatkan. Napas pasien berbunyi grok- grok sejak 2 hari SMRS, yang semakin lama bunyinya semakin kencang. Jika pasien tenang tidak terdengar grok-grok. Pasien juga tersedak saat minum susu dan muntah dua kali sehari sesaat setelah batuk dua hari SMRS. Muntah berisi susu sekitar 50cc tanpa lendir dan darah. Pembahasan • Elfianto, Novialdi. Diagnosis dan penatalaksaan laringomalasia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2):119-25. • Landry AM, Thompson DM. Congenital laryngomalacia: disease spectrum and management. International Journal of Pediatrics. 2012; 1:51-7.
  • 29. Teori Kasus Interpretasi pada KPSP dilihat dari jawaban “ya”. 9-10: Sesuai (S) 7-8: Meragukan (M) <= 6: Penyimpangan (P) Pada pemeriksaan tersebut didapatkan pasien hanya memiliki jawaban “ya” sebanyak satu dari semua poin kuisioner tersebut. Pasien kemudian didiagnosis dengan global developmental delay. GDD adalah salah satu bentuk keterlambatan perkembangan. Pembahasan • IDAI Cabang DKI Jakarta. Update in child neurology Everything you should know about motor and movement problem in children. Jakarta. 2017.
  • 30. Penutup Telah dilaporkan sebuah kasus an. LA perempuan berusia 6 bulan 12 hari yang di rawat di RSUD Ulin Banjarmasin dengan diagnosis pneumonia komuitas, laringomalasia, dan GDD. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan terakhir yang diberikan adalah IVFD D5 ¼ Ns 400 ml/24 jam, IV Ampisilin-Sulbactam 3x250 mg, IV Paracetamol 50 mg, PO. Ambroxol 2,5 mg, PO. Salbutamol 0,5 mg, nebulizer ventolin 1 resp/1 jam. Pasien telah di rawat di ruang anak RSUD Ulin sejak tanggal 26 Juni 2022 dan pulang pada tanggal 7 Juli 2022.