SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
RELASI
BERULANG
KELOMPOK 1
PENGERTIAN
Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi berulang
merupakan sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan
dengan suku-suku sebelumnya. Untuk mendefinisikan sebuah barisan,
relasi ulang memerlukan nilai awal yang sudah ditentukan.
Secara formal relasi berulang ini didefinisikan sebagai berikut.
Sebuah relasi berulang untuk barisan 𝑎0, 𝑎1, . . . merupakan sebuah
persamaan yang mengaitkan an dengan 𝑎0, 𝑎1, . . . , 𝑎𝑛−1. Syarat awal
untuk barisan 𝑎0, 𝑎1, ... adalah nilai-nilai yang diberikan secara eksplisit
pada beberapa suku dari barisan tersebut.
Suatu relasi berulang dari barisan 𝑎𝑛 adalah suatu persamaan
yang menyatakan𝑎𝑛 dalam suku-suku dari satu atau lebih suku
sebelumnya dari barisan tersebut, sebutlah 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛−1, untuk
semua bilangan bulat 𝑛0, dengan 𝑛0 adalah bilangan bulat non
negatif. Suatu barisan dikatakan penyelesaian dari suatu relasi
berulang jika suku-sukunya memenuhi relasi berulang tersebut
(relasi berulang tersebut secara rekursif mendefinisikan barisan)
Contoh 1:
Misal 𝑎𝑛 adalah barisan yang memenuhi relasi berulang𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 3
untuk 𝑛 = 1,2,3, … dan misal𝑎0 = 2 . Tentukan 𝑎1, 𝑎2𝑑𝑎𝑛 𝑎3
Syarat awal barisan yang didefinisikan secara rekursif menentukan suku-suku
yang mendahului suku pertama di mana relasi berulang mulai berlaku.
Misalnya pada contoh syarat awalnya adalah 𝑎0 = 2
Penyelesaian
𝑛 = 1 → 𝑎1−1 + 3 = 𝑎0 + 3
= 2 + 3
= 5
𝑛 = 2 → 𝑎2−1 + 3 = 𝑎1 + 3
= 5 + 3
= 8
𝑛 = 3 → 𝑎3−1 + 3 = 𝑎2 + 3
= 8 + 3
= 11
Penyelesaian Relasi Berulang
Menyelesaikan relasi berulang yang melibatkan
barisan 𝑎0, 𝑎1, . . . sama halnya dengan mencari sebuah rumus
eksplisit untuk bentuk umum an. Pada bagian ini kita hanya akan
membahas penyelesaian relasi berulang dengan menggunakan
metode iterasi. Untuk menyelesaikan relasi berulang dengan
metode iterasi,
1. menuliskan bentuk ke-n, yaitu an dalam bentuk-bentuk suku
sebelumnya, yaitu 𝑎𝑛−1, 𝑎𝑛−2, . . . , 𝑎0.
2. Gunakan relasi berulang untuk menempatkan setiap 𝑎𝑛−1,
... dengan ketentuan pendahulunya.
3. Kita lakukan terus sampai sebuah rumus eksplisit diperoleh.
contoh berikut menunjukkan bagaimana menentukan penyelesaian relasi berulang dengan
menggunakan metode iterasi
Contoh 5:
Selesaikan relasi berulang 𝑎𝑛= 𝑎𝑛−1 + 4, 𝑛 = 1 dengan syarat awal 𝑎0 = 3!
Penyelesaian :
Dengan mengganti n dengan n − 1 pada rumus diatas, kita peroleh
𝑎𝑛−1 = 𝑎𝑛−2 + 4 𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 4
= (𝑎𝑛−2 + 4) + 4
= ((𝑎𝑛−3 + 4) + 4) + 4
. . .
= 𝑎0 + 𝑛 × 4
Karena 𝑎0 = 3, maka kita peroleh
𝑎𝑛 = 3 + 4𝑛
Pemodelan Relasi berulang
Contoh 6 :
Kelinci dan bilangan Fibonacci Masalah ini dikemukakan oleh
Leonardo Pisano, yang juga dikenal sebagai Fibbonacci, pada 13
abad yang lalu dalam bukunya Liber abac
Sepasang bayi kelinci ( satu dari setiap jenis kelamin ) diletakkan pada
suatu pulau. Pasangan kelinci ini tidak akan bereproduksi sampai
mereka berusia 2 bulan. Setelah berusia dua bulan, setiap bulannya
pasangan kelinci akan melahirkan pasangan bayi kelinci . Cari relasi
berulang untuk banyaknya pasangan kelinci pada pulau tersebut
setelah n bulan, dengan asumsi tidak ada kelinci yang mati
KESIMPULAN
Suatu relasi berulang dari barisan 𝑎𝑛 adalah suatu persamaan yang
menyatakan 𝑎𝑛 dalam suku-suku dari satu atau lebih suku sebelumnya
dari barisan tersebut, sebutlah 𝑎1, 𝑎2, . . . , 𝑎𝑛−1, untuk semua bilangan
bulat 𝑛0, dengan 𝑛0adalah bilangan bulat non negatif. Suatu barisan
dikatakan penyelesaian dari suatu relasi berulang jika suku-sukunya
memenuhi relasi berulang tersebut (relasi berulang tersebut secara
rekursif mendefinisikan barisan).
Banyak metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan relasi
berulang. Pada perkuliahan ini, kita hanya akan membahas dua cara
yakni metode iterasi dan metode akar persamaan karakteristik .

More Related Content

Similar to PPT KOMBINATIRIK.pptx

Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Tria Wulandari
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Nuurwashilaah -
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Tria Wulandari
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Tria Wulandari
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Tria Wulandari
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Tria Wulandari
 
Bab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.ppt
Bab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.pptBab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.ppt
Bab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.ppt
fotocopykirana00
 

Similar to PPT KOMBINATIRIK.pptx (20)

Persamaan linear
Persamaan linear Persamaan linear
Persamaan linear
 
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
 
PPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxPPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptx
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Modul math plsv dan pt lsv
Modul math plsv dan pt lsvModul math plsv dan pt lsv
Modul math plsv dan pt lsv
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1
 
R5 b kel 4
R5 b kel 4R5 b kel 4
R5 b kel 4
 
R5 b kel 4
R5 b kel 4R5 b kel 4
R5 b kel 4
 
Bab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.ppt
Bab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.pptBab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.ppt
Bab 4 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel_STD 4.3.ppt
 

More from SantiKartini

More from SantiKartini (9)

Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptxPertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
Pertemuan 3 Perpangkatan dan Bentuk Akar (Darul Ulum Kelas IX).pptx
 
PPT TRIGONOMETRI SANTI.pptx
PPT TRIGONOMETRI SANTI.pptxPPT TRIGONOMETRI SANTI.pptx
PPT TRIGONOMETRI SANTI.pptx
 
kel 2 homomorfisma.pptx
kel 2 homomorfisma.pptxkel 2 homomorfisma.pptx
kel 2 homomorfisma.pptx
 
Bilangan Bulat ( Erni Aryani ).pptx
Bilangan Bulat ( Erni Aryani ).pptxBilangan Bulat ( Erni Aryani ).pptx
Bilangan Bulat ( Erni Aryani ).pptx
 
PPT Santi Kartini Lingkaran-2.pptx
PPT Santi Kartini Lingkaran-2.pptxPPT Santi Kartini Lingkaran-2.pptx
PPT Santi Kartini Lingkaran-2.pptx
 
Pertemuan Ke-4 Kelas IX Darul Ulum.pptx
Pertemuan Ke-4 Kelas IX Darul Ulum.pptxPertemuan Ke-4 Kelas IX Darul Ulum.pptx
Pertemuan Ke-4 Kelas IX Darul Ulum.pptx
 
tugas himpunan dan logika-1.pptx
tugas himpunan dan logika-1.pptxtugas himpunan dan logika-1.pptx
tugas himpunan dan logika-1.pptx
 
Himpunan dan logika Bab 4
 Himpunan dan logika Bab 4 Himpunan dan logika Bab 4
Himpunan dan logika Bab 4
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

PPT KOMBINATIRIK.pptx

  • 2. PENGERTIAN Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi berulang merupakan sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku-suku sebelumnya. Untuk mendefinisikan sebuah barisan, relasi ulang memerlukan nilai awal yang sudah ditentukan. Secara formal relasi berulang ini didefinisikan sebagai berikut. Sebuah relasi berulang untuk barisan 𝑎0, 𝑎1, . . . merupakan sebuah persamaan yang mengaitkan an dengan 𝑎0, 𝑎1, . . . , 𝑎𝑛−1. Syarat awal untuk barisan 𝑎0, 𝑎1, ... adalah nilai-nilai yang diberikan secara eksplisit pada beberapa suku dari barisan tersebut.
  • 3. Suatu relasi berulang dari barisan 𝑎𝑛 adalah suatu persamaan yang menyatakan𝑎𝑛 dalam suku-suku dari satu atau lebih suku sebelumnya dari barisan tersebut, sebutlah 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛−1, untuk semua bilangan bulat 𝑛0, dengan 𝑛0 adalah bilangan bulat non negatif. Suatu barisan dikatakan penyelesaian dari suatu relasi berulang jika suku-sukunya memenuhi relasi berulang tersebut (relasi berulang tersebut secara rekursif mendefinisikan barisan)
  • 4. Contoh 1: Misal 𝑎𝑛 adalah barisan yang memenuhi relasi berulang𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 3 untuk 𝑛 = 1,2,3, … dan misal𝑎0 = 2 . Tentukan 𝑎1, 𝑎2𝑑𝑎𝑛 𝑎3 Syarat awal barisan yang didefinisikan secara rekursif menentukan suku-suku yang mendahului suku pertama di mana relasi berulang mulai berlaku. Misalnya pada contoh syarat awalnya adalah 𝑎0 = 2
  • 5. Penyelesaian 𝑛 = 1 → 𝑎1−1 + 3 = 𝑎0 + 3 = 2 + 3 = 5 𝑛 = 2 → 𝑎2−1 + 3 = 𝑎1 + 3 = 5 + 3 = 8 𝑛 = 3 → 𝑎3−1 + 3 = 𝑎2 + 3 = 8 + 3 = 11
  • 6. Penyelesaian Relasi Berulang Menyelesaikan relasi berulang yang melibatkan barisan 𝑎0, 𝑎1, . . . sama halnya dengan mencari sebuah rumus eksplisit untuk bentuk umum an. Pada bagian ini kita hanya akan membahas penyelesaian relasi berulang dengan menggunakan metode iterasi. Untuk menyelesaikan relasi berulang dengan metode iterasi, 1. menuliskan bentuk ke-n, yaitu an dalam bentuk-bentuk suku sebelumnya, yaitu 𝑎𝑛−1, 𝑎𝑛−2, . . . , 𝑎0. 2. Gunakan relasi berulang untuk menempatkan setiap 𝑎𝑛−1, ... dengan ketentuan pendahulunya. 3. Kita lakukan terus sampai sebuah rumus eksplisit diperoleh.
  • 7. contoh berikut menunjukkan bagaimana menentukan penyelesaian relasi berulang dengan menggunakan metode iterasi Contoh 5: Selesaikan relasi berulang 𝑎𝑛= 𝑎𝑛−1 + 4, 𝑛 = 1 dengan syarat awal 𝑎0 = 3! Penyelesaian : Dengan mengganti n dengan n − 1 pada rumus diatas, kita peroleh 𝑎𝑛−1 = 𝑎𝑛−2 + 4 𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 4 = (𝑎𝑛−2 + 4) + 4 = ((𝑎𝑛−3 + 4) + 4) + 4 . . . = 𝑎0 + 𝑛 × 4 Karena 𝑎0 = 3, maka kita peroleh 𝑎𝑛 = 3 + 4𝑛
  • 8. Pemodelan Relasi berulang Contoh 6 : Kelinci dan bilangan Fibonacci Masalah ini dikemukakan oleh Leonardo Pisano, yang juga dikenal sebagai Fibbonacci, pada 13 abad yang lalu dalam bukunya Liber abac Sepasang bayi kelinci ( satu dari setiap jenis kelamin ) diletakkan pada suatu pulau. Pasangan kelinci ini tidak akan bereproduksi sampai mereka berusia 2 bulan. Setelah berusia dua bulan, setiap bulannya pasangan kelinci akan melahirkan pasangan bayi kelinci . Cari relasi berulang untuk banyaknya pasangan kelinci pada pulau tersebut setelah n bulan, dengan asumsi tidak ada kelinci yang mati
  • 9.
  • 10. KESIMPULAN Suatu relasi berulang dari barisan 𝑎𝑛 adalah suatu persamaan yang menyatakan 𝑎𝑛 dalam suku-suku dari satu atau lebih suku sebelumnya dari barisan tersebut, sebutlah 𝑎1, 𝑎2, . . . , 𝑎𝑛−1, untuk semua bilangan bulat 𝑛0, dengan 𝑛0adalah bilangan bulat non negatif. Suatu barisan dikatakan penyelesaian dari suatu relasi berulang jika suku-sukunya memenuhi relasi berulang tersebut (relasi berulang tersebut secara rekursif mendefinisikan barisan). Banyak metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan relasi berulang. Pada perkuliahan ini, kita hanya akan membahas dua cara yakni metode iterasi dan metode akar persamaan karakteristik .