Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan pada pasien An. F yang dirawat di RSUD Lebong dengan diagnosis demam typhoid. Laporan tersebut menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, pengkajian, diagnosa, rencana asuhan, implementasi, evaluasi, dan kesimpulan dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Diagnosa yang ditetapkan adalah hipertermia dan defisit nutrisi. Berbagai intervensi keperawatan dilak
1. Asuhan Keperawatan Pada An. F
Dengan Demam Typhoid Ruang Anak
RSUD Lebong tahun 2021
Oleh : Kelompok 1
2. Bab I
Latar Belakang
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella typhi C.
Penyakit ini mempunyai tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang
berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi
kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat
sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia. ( Widodo Djoko, 2009 )
Demam Typhoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat
kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan seperti
lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat umun yang kurang serta perilaku
masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Di Indonesia penyakit ini bersifat endemik. Telaah kasus di rumah sakit besar di
Indonesia kasus Demam Typhoid menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke
tahun. ( Sudoyo, 2006 )
3. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan pemahaman kepada penulis agar dapat berpikir secara logis
dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas asuhan keperawatan pada An. F Dengan Demam Typhoid Ruang Anak
RSUD Lebong tahun 2022.
Tujuan Khusus
Laporan ini dibuat untuk :
Melakukan pengkajian pada An. F Dengan Demam Typhoid Ruang Anak RSUD Lebong tahun 2022.
Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada An. F Dengan Demam Typhoid Ruang Anak RSUD Lebong
tahun 2022.
Merumuskan intervensi keperawatan pada An. F Dengan Demam Typhoid Ruang Anak RSUD Lebong tahun 2022.
Melakukan implementasi keperawatan pada An. F Dengan Demam Typhoid Ruang Anak RSUD Lebong tahun 2022.
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada An. F Dengan Demam Typhoid Ruang Anak RSUD Lebong tahun
2022.
4. Bab II
Pengertian
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan oleh
salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C,
paratifoid biasanya lebih ringan, dengan gambaran klinis sama. ( Widodo Djoko, 2009 )
Etilogi
Demam Typhoid merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan
minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa. Seseorang yang sering
menderita penyakit demam typhoid menandakan bahwa ia mengonsumsi makanan
dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini.
5. Bab III
Pengkajian
Nama : An. F No Register :
Umur : 8 thn
Suku Bangsa : Rejang
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : pelajar
Alamat : Kel Taba Anyar
Tanggal Masuk RS : 22 - 01- 2022
Tanggal Pengkajian : 23 - 01 - 2022
Diagnosa Medis : Thypoid
Keluarga Terdekat yang dapat Dihubungi :
Nama : Tn . D No Telpon :
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel Taba Anyar
Sumber informasi : Ayah
6. Analisa Data
Nama Klien :An F.
Ruang rawat : Anak
Diagnosa medic : Thypoid
No Data Etilogi Diagnosa keperawatan
1 DS : - Ibu klien Mengatakan badan panas dan mengigil
DO: - TTV :
RR 82 kali Permenit
HR 22 kali permenit
S 38.5 ˚C
Badan klien terasa panas
Klien tampak lemas dan pucat
Salmonela Thypi
↓
Berkembang biak
didalam usus
↓
Bakteri menembus usus
masuk aliran darah
↓
Endotoksin
↓
Respon infeksi ↑
↓
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi
7. Analisa Data
Nama Klien :Nn. A
Ruang rawat :
Diagnosa medic : Thypoid
No Data Etilogi Diagnosa keperawatan
2 DS - Ibu Klien mengatakan klien tidak nafsu
makan
- Ibu Klien mengatakan BB menurun
- Ibu Klien mengatakan hanya makan 1 sendok
kemudian muntah karena lidah terasa pahit
DO - klien tampak tidak menghabiskan porsi
makannya
Mukosa bibir kering dan pucat
Klien menolak saat disuapi makan
TTV :
HR : 82 kali permenit
RR : 22 kali permenit
S : 38.5 ˚C
Lidah tampak kotor
BB sebelum sakit 34 Kg, setelah sakit 33 Kg
Salmonela typhi
↓
Masuk kedalam
lambung
↓
Asam lambung ↑
↓
Mual, muntah, anorexia
↓
Intake nutrisi tidak
adekuat
↓
BB turun
Defisit Nutrisi
8. Rencana Asuhan
Nama Klien : Nn. A
Ruang rawat :
Diagnosa medic : Thypoid
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Hipertermia Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 X 24
Jam
diharapkan
suhu tubuh
kembali
normal dan
demam dapat
teratasi
1. TTV batas
normal Badan
klien tidak
terasa hangat
2. Tidak ada
perubahan
warna kulit
1. Ukur vital Sign
2. Kaji warna kulit
klien
3. Anjurkan banyak
minum lebih kurang
2 liter perhari
4. Anjurkan kompres
hangatpada axila
dan lipatan paha
5. Anjurkan untuk
menggunakan baju
tipis yang
menyerap keringat
6. Kolaborasi
pemberian
antipiretik
1. Mengetahui kondisi klien
secara umum
2. Mengetahui pengaruh
peningkatan suhu tubuh
3. Mencukupi kebutuhan
cairan
4. Mengurangi demam
dengan cara vasolidatasi
pembuluh darah sehingga
terjadi perpindahan
panas secara evaforasi
5. Meningkatkan rasa
nyaman dan mengurangi
panas tubuh
6. Antipiretik menurunkan
suhu tubuh
9. Rencana Asuhan
Nama Klien : Nn. A
Ruang rawat :
Diagnosa medic : Thypoid
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
2 Defisit Nutrisi Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 X 24
Jam
diharapkan
Nutrisi
adekuat
1. Nafsu makan
membaik
2. Tidak terjadi
penurunan BB
3. TTV dalam
batas normal
4. Mukosa bibir
lembab
5. Mual dan
muntah
teratasi
1. Ukur vital sign
2. Anjurkan makan
sedikit tapi sering
3. Kaji turgor kulit
4. Anjrkan pasien
makan makanan
yang disukai
5. Anjurkan klien
tidak makan pedas,
berminyak dan
asam
6. Kolaborasi
pemberian vitamin
/suplemen dan
antiemetik
1. Mengetahui kondisi klien
secara umum
2. Mengurangi mual muntah
3. Mengetahui adanya tanda
dehidrasi dan kurang
nutrisi
4. Memenuhi kebutuhan gizi
klien
5. Mengurangi gangguan
pada saluran pencernaan
6. Mempercepat
penyembuhan klien
10. Catatan Perkembangan
Nama Klien : Nn. A
Ruang rawat :
Diagnosa medic : Thypoid
No Diagnosa
keperawatan
Implementasi Evaluasi
1 Hipertermia 1. Mengukur vital sign
2. Mengkaji warna kulit klien
3. Menganjurkan klien minum lebih dari 2 liter
perhari
4. Menganjurkan klien untuk kompres hangat
5. Menganjurkan klien menggunakan pakaian
tipis dan menyerap keringat
6. Kolaborasi pemberian antipiretik
- pemberian paracetamol
- observasi suhu tubuh
- edukasi mengenai diet
- terapeutik
S:- Ibu klien mengatakan
badan tidak terlalu panas lagi
O:- TTV
HR: 80 X 1 MENIT
RR: 20 X 1 MENIT
S: 38.0˚C
Kulit tampak tidak kemerahan
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
11. Catatan Perkembangan
Nama Klien : Nn. A
Ruang rawat :
Diagnosa medic : Thypoid
No Diagnosa
keperawatan
Implementasi Evaluasi
2 Defisit Nutrisi 1. Mengukur vital sign
2. Anjurkan porsi makan sedikit tapi sering
3. Mengkaji turgor kulit
4. Menganjurkan klien makan makanan yang
disukai
5. Menganjurkan klien menghindari makanan
asam pedas dan berminyak
6. Kolaborasi pemberian vitamin dan
antiemetik
S :- Ibu Klien mengatakan
sudah mau makan sedikit demi
sedikit
O : - mukosa bibir lembab
Mual muntah ( - )
TTV
HR 74 X 1 menit
RR 20 X 1 Menit
S : 38˚C
BB Stabil
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
12. Bab IV
Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Nn. F selama tiga hari dan melakukan pengkajian kembali
baik secara teoritis maupun secara tinjauan kasus didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian secara umum ditemukan kendala yang berati, pada An. F dengan, badan panas, suhutubuh 38.5
°C, lemas, badan terasa hangat.
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul dua diagnosa pada pasien. Diagnosa yang pertama;
Hipertermi berhubungan dengan meningkatnya metabolisme tubuh, yang kedua; defisit nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual.
3. Intervensi yang muncul pada diagnosa pertama; kaji vital sign 2-3 jam, diagnosa kedua; kaji pola makan pasien,
anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, sajikan makanan selagi hangat, kolaborasi dengan ahli gizi, diagnosa
4. Terdapat beberapa implementasi yang penulis lakukan secara langsung pada pasien. Diagnosa pertama; mengkaji
vital sign 2-3 jam, menganjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis, menganjurkan tirah baring, diagnosa
kedua; mengkaji pola makan pasien, menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering, mensajikan makanan selagi
hangat, mengkolaborasi dengan ahli gizi, diagnosa ketiga; mengajarkan mobilisasi aktifitas, memberi
pengetahuan tentang pentingnya aktifitas, mengatur posisi yang nyaman.
Melakukan implementasi selama 3x24 jam penulis bekerjasama dengan melibatkan keluarga dan perawat
ruang penyakit dalam.
Pada evaluasi keperawatan didapatkan perkembangan kondisi pasien mengingat penyakit pasien yang
membutuhkan perawatan yang optimal. Pada hari pertama masalah hipertermi teratasi pada Nn.A dengan demam
typhoid di ruang penyakit dalam RSUD Kabupaten Lebong. Dan yang belum teratasi masalah ketidakeimbangan
nutrisi dan intoleransi aktifias. Pada hari kedua masalah ketidakseimbangan nutrisi teratasi pada Nn.A dengan
demam typhoid di ruang penyakit dalam RSUD Kabupaten Lebong.
13. Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan dalam
penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan :
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan sebaiknya perawat perlu menguasai tehnik
komunikasi, sehingga dapat diperoleh data yang akurat dari pasien maupun anggota
keluarga dan semua implementasi dari rencana keperawatan yang ada dapat berjalan
dengan baik dan lancar sesuai dengan masalah.
2. Asuhan keperawatan yang telah dilakukan serta kerjasama antara tim kesehatan yang
terjalin dengan baik hendaknya dipertahankan dan lebih ditingkatkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Perawat perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas
dalam pemberian asuhan keperawatan.
3. Diharapkan perawat dapat terus menggali ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan
dan ketrampilan sebagai seorang perawat profesional.