Activity based costing dan activity based managementWulanDari129
file ini merupakan rangkuman mata pelajaran akuntansi biaya untuk materi activit based costing dan activity based manajemen. semoga dapat membantu teman temamn untuk memahami materi terkait activitay based costing dan actiy based maangement
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini menggunakan dasar pemikiran bahwa produk atau jasa perusahaan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Setelah sumber daya dibebankan ke aktivitas, aktivitas kemudian dibebankan ke obyek biaya sesuai dengan penggunaannya. ABC mengakui hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivias.
Activity Based Costing System dapat diartikan sebagai pendekatan penentuan biaya produksi yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi.
Activity based costing adalah salah satu metode akuntansi yang dilakukan untuk meningkatkan informasi biaya yang lebih akurat dibanding metode konvensional. Titik berat penghitungan biaya menggunakan metode activity based costing terletak pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam proses produksi.
ABC is designed to provide managers with cost information for
strategic and other decisions that potentially affect capacity, and therefore, affect “fixed” as well as variable costs.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
4. Pengertian Activity Based Costing System
Activity Based Costing System (ABC) merupakan pendekatan penentuan biaya
produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber
daya disebabkan karena aktivitas. Dasar dari pendekatan ini adalah bahwa produk
atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut
menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya.
Menurut Supriyono (1994:230)
Activity Based Costing System adalah system yang terdiri dari dua tahap yaitu
melacak biaya ke berbagai aktivitas kemudian tahap kedua meliputi pelacakan biaya
ke berbagai produk.
5. Metode Pembebanan Biaya
Metode Penelusuran
Langsung
Metode Alokasi
Metode Penelusuran Driver
Metode yang lebih akurat antara perhitungan harga pokok berbasis aktivitas atau
berbasis volume adalah berbasis aktivitas. Karena metode perhitungan harga pokok
berbasis aktivitas itu membebankan biaya tidak langsung nya itu berdasarkan metode
penelusuran driver dimana pada penelusuran driver itu kita membebankan objek biaya
dengan cara mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara biaya dan aktivitas
sedangkan pada metode pada metode berbasis volume itu kita menggunakan metode
alokasi dimana metode alokasi itu membebankan biaya tidak berdasarkan hubungan
sebab-akibat nya.
6. Perbedaan antara perhitungan HP produk berbasis
volume dengan berbasis aktivitas
Metode Activity Based Costing (ABC System)
Metode Activity Based Costing atau yang disebut pula dengan sistem ABC
merupakan metode perhitungan biaya dimana perhitungan biaya
didasarkan pada alokasi aktivitas yang berbeda-beda seperti pada aktivitas
produksi suatu produk dan pendistribusian suatu produk. Dengan metode
ABC, suatu perusahaan dapat mengetahui biaya produksi suatu barang
yang dikeluarkannya secara akurat. Biasanya metode ABC menggunakan
tempat penampungan biaya overhead pabrik lebih dari satu. Penerapan
metode ABC dalam perhitungan biaya suatu perusahaan dapat
menghindari terjadinya distorsi atau kesalahan dalam menentukan harga
pokok produk.
7. Metode Tradisional
Metode tradisional merupakan metode perhitungan biaya dimana perhitungan
biaya hanya didasarkan pada tahap produksi barang dalam setiap unit barang.
Metode perhitungan biaya secara tradisional dapat disebut juga dengan metode
perhitungan berdasarkan unit. Alokasi biaya overhead pabrik dalam metode
tradisional didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau jam kerja mesin atau juga
hanya didasarkan pada volume produksi barang.
Dikarenakan masing-masing produk menghasilkan biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda maka saat menentukan harga pokok produksi barang biasanya akan
tidak akurat, akan terjadi distorsi atau kesalahan saat menentukan harga pokok
produksi per unit barang. Jika perusahaan ingin agar perhitungan biaya produksi
dihitung secara akurat agar tidak menimbulkan kerugian dan dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya maka sebaiknya menggunakan metode activity based costing
(ABC) dibandingkan dengan metode tradisional yang masih memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam perhitungan biaya.
8. Terdapat perbedaan mendasar antara traditional costing method (volume) dengan activity based
costing menurut Carter Usry 2006:499 antara lain:
1. Activity based costing ABC menggunakan cost driver lebih banyak dibandingkan traditional costing
method yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC
mempunyai tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk bila dibandingkan
dengan sistem tradisional.
2. ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu untuk menentukan berapa besar overhead
pabrik yang akan dialokasikan pada suatu produk tertentu. Traditional costing method
mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis alokasi saja.
3. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan traditional costing concept lebih
mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba. Sistem tradisional dapat
mengukurnya dengan cukup akurat. Tetapi apabila traditional costing method digunakan untuk
penetapan harga pokok dan untuk mengidentifikasikan produk yang menguntungkan, angka-
angkanya tidak dapat dipercaya dan diandalkan.
4. ABC membagi konsumsi overhead dalam 4 empat kategori yaitu: unit, batch, produk, dan fasilitas.
Traditional costing method membagi biaya overhead dalam unit yang lain.
9. ABC mambantu perusahaan-perusahaan di dunia menjadi lebih
efisien dan efektif.
ABC memberikan gambaran yang jelas mengenai penggunaan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, terciptanya
kepuasan pelanggan dan perusahaan mendapatkan laba atau
mengalami kerugian.
ABC memberi pilihan yang lebi baik untuk mengelola biaya
tenaga kerja yang dimasukkan pada biaya produksi.
ABC dapat mengidentifikasi aktivitas yang memiliki nilai
tambah.
ABC dapat menghilangkan atau mengurangi aktivitas yang tidak
memiliki nilai tamba atau yang menyebabkan distorsi biaya.
Kelebihan ABC System Dibandingkan
Dengan VBC System
10. ABC System VBC System / Tradisional
1. Mengalokasikan biaya FOH
berdasarkan aktivitas utama
yang diperlukan dalam
membuat suatu produk.
2. Dalam ABC, selain
menentukan aktivitas utama
metode ini juga menggunakan
dasar yang berbeda-beda
dalam mengalokasikan FOH.
1. Metode tradisional tidak
mengalokasikan FOH
berdasarkan aktivitas yang
dilakukan
2. Dalam perhitungannya
metode tradisional hanya
menggunakan satu dasar
dalam mengalokasikan FOH
biasanya berdasarkan jam
kerja langsung.
11. Tahap-tahap Perhitungan Harga Produk Produksi
berbasis Aktivitas
1. Penggolongan berbagai aktivitas
2. Pengasosiasian berbagai biaya
dengan berbagai aktivitas
3. Menentukan Cost Driver
yang tepat
4. Penentuan kelompok-
kelompok biaya yang
homogen (Homogeneous
Cost Pool)
5. Penentuan tarif kelompok (Pool Rate)
A. Prosedur Tahap Pertama untuk menentukan Harga Pokok Produksi berdasarkan
Activity Based Costing System terdiri dari lima langkah yaitu:
12. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total Biaya Overhead Pabrik
untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur
aktivitas kelompok tersebut.
Tarif BOP per kelompok aktivitas =
𝐵𝑂𝑃 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐷𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑛𝑦𝑎
13. Contoh perhitungan Harga Pokok Produksi tahap
pertama dengan Activity Based Costing System :
Kelompok 1
Biaya penyetelan
Biaya inspeksi
Rp. 176.000,00
Rp. 148.000,00
Biaya total Kelompok 1 Rp. 324.000,00
Produksi berjalan 50
Tarif kelompok 1 Rp. 6.480,00
Kelompok 2
Biaya listrik
Kesejahteraan karyawan
Rp. 168.000,00
Rp. 156.000,00
Biaya total Kelompok 2 Rp. 324.000,00
Jam mesin 60.000
Tarif kelompok 2 Rp. 5,40
14. B. Prosedur Tahap Kedua
Biaya Overhead Pabrik ditentukan dari setiap kelompok biaya ke
setiap produk dengan rumus sebagai berikut :
BOP dibebankan = Tarif kelompok x Unit Cost Driver yang digunakan
15. Activity Based Costing System merupakan perhitungan biaya yang
menekankan pada aktivitas-aktivitas yang menggunakan jenis pemicu biaya
lebih banyak sehingga dapat mengukur sumber daya yang digunakan oleh
produk secara lebih akurat dan dapat membantu pihak manajemen dalam
meningkatkan mutu pengambilan keputusan perusahaan. Activity-Based
Costing System membebankan biaya aktivitas-aktivitas berdasarkan
besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek
biaya, seperti produk atau pelanggan berdasar biaya pemakaian kegiatan.
16. Contoh perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity
Based Costing System :
Putih
Total biaya Kuantitas Per unit
Biaya utama Overhead Rp.100.000,00 20.000 Rp. 5,00
Kelompok 1 = Rp. 6.480 x 20 PB Rp.129.600,00 20.000 Rp. 6,48
Kelompok 2 = Rp. 5,40 x 10.000 JM Rp.54.000,00 20.000 Rp. 2,70
Jumlah overhead Rp.183.600,00 20.000 Rp. 9,18
Jumlah biaya Rp.283.600,00 20.000 Rp.14,18
Biru
Total biaya Kuantitas Per unit
Biaya utama Overhead Rp.500.000,00 100.000 Rp. 5,00
Kelompok 1 = Rp. 6.480 x 30 PB Rp.194.000,00 100.000 Rp. 1,94
Kelompok 2 = Rp. 5,40 x 50.000 JM Rp.270.000,00 100.000 Rp. 2,70
Jumlah overhead Rp.464.000,00 100.000 Rp. 4,64
Jumlah biaya Rp.964.000,00 100.000 Rp. 9,64
17. Perhitungan Harga Pokok Produksi berdasar Activity Based Costing
System berbeda dengan perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem
Tradisional. Perhitungan berdasarkan Activity-Based Costing System dan
perhitungan berdasar Sistem Tradisional masing masing mempunyai dua tahap.
Perbedaan kedua sistem tersebut adalah pada tahap pertama. Pada perhitungan
Harga Pokok Produksi berdasar Activity-Based Costing System menelusuri Biaya
Overhead Pabrik pada aktivitas dengan mempertimbangkan hubungan sebab dan
akibat, sementara pada Sistem Tradisional menelusuri Biaya Overhead Pabrik
pada unit organisasi seperti pabrik atau departemen serta mengabaikan
hubungan sebab dan akibat.