Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dengan rumusan tarif berdasarkan luas area terganggu secara permanen dan temporer akibat penggunaan tersebut.
Peraturan ini mengatur pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan selain kehutanan. Termasuk di dalamnya adalah definisi kawasan hutan dan jenis hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, kewajiban kompensasi lahan, dan reklamasi hutan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang iuran hak pengusahaan hutan dan iuran hasil hutan yang dikenakan kepada pemegang hak pengusahaan hutan dan hasil hutan yang diperdagangkan. Iuran-iuran tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan daerah, pembangunan kehutanan daerah, dan rehabilitasi hutan nasional. Menteri Pertanian menetapkan besaran iuran yang dapat ditinjau setiap tahun dan peraturan
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaRaflis Ssi
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan hutan di Indonesia oleh negara dan korporasi, termasuk penunjukan kawasan hutan, perubahan fungsi hutan, pemberian izin pemanfaatan hutan, dan dampaknya terhadap rakyat dan kepastian hukum atas lahan-lahan mereka.
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
Peraturan ini mengatur tentang penataan batas areal kerja izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip penggunaan dan pelepasan kawasan hutan, serta pengelolaan kawasan hutan pada KPH dan KHDTK. Definisi kunci seperti izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip, pengelola kawasan hutan, dan penataan batas dijelaskan."
Peraturan ini mengatur pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan selain kehutanan. Termasuk di dalamnya adalah definisi kawasan hutan dan jenis hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, kewajiban kompensasi lahan, dan reklamasi hutan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang iuran hak pengusahaan hutan dan iuran hasil hutan yang dikenakan kepada pemegang hak pengusahaan hutan dan hasil hutan yang diperdagangkan. Iuran-iuran tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan daerah, pembangunan kehutanan daerah, dan rehabilitasi hutan nasional. Menteri Pertanian menetapkan besaran iuran yang dapat ditinjau setiap tahun dan peraturan
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaRaflis Ssi
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan hutan di Indonesia oleh negara dan korporasi, termasuk penunjukan kawasan hutan, perubahan fungsi hutan, pemberian izin pemanfaatan hutan, dan dampaknya terhadap rakyat dan kepastian hukum atas lahan-lahan mereka.
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
Peraturan ini mengatur tentang penataan batas areal kerja izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip penggunaan dan pelepasan kawasan hutan, serta pengelolaan kawasan hutan pada KPH dan KHDTK. Definisi kunci seperti izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip, pengelola kawasan hutan, dan penataan batas dijelaskan."
1. Kebakaran lahan gambut terjadi secara berkala selama 18 tahun akibat drainase lahan gambut untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
2. Dampak kebakaran lahan gambut berupa bencana asap jangka pendek dan subsidence jangka panjang yang dirasakan masyarakat.
3. Aturan soal lahan gambut kurang konsisten karena kelalaian pemerintah dan terdapat dualisme hukum ant
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruangRaflis Ssi
UU Kehutanan telah ditafsirkan secara keliru oleh pemerintah semenjak tahun 1999. Hal ini dapat dilihat dari aturan pelaksana undang undang didesain untuk kepentingan kelompok tertentu yang merampas hak asal usul yang dimiliki oleh masyarakat. Aturan pelaksana berupa peraturan pemerintah dan peraturan mentri berusaha mengaburkan beberapa substansi penting yang diatur dalam undang undang. Kekeliruan dalam penafsiran ini telah diluruskan oleh beberapa putusan mahkamah konstitusi diantaranya PUU 45 dan PUU 35.Kekacauan logika yang sangat fundamental terdapat dalam Status dan Fungsi kawasan hutan, aturan pelaksana secara sistimatis berusaha mengaburkan Status kawasan hutan menjadi fungsi kawasan hutan. Padahal konflik tenurial yang terjadi justru merupakan dampak dari ketidakpastian Status Kawasan Hutan. Sehingga banyak masyarakat dikriminalisasi dengan tuduhan menguasai kawasan hutan secara tidak syah, sementara itu kawasan hutan yang dipersoalkan belum mempunyai kepastian hukum.
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRaflis Ssi
Belum ada kawasan hutan yang ditetapkan sesuai dengan amanah undang undang
Izin yang yang dikeluarkan oleh pemerintah belum berdasarkan kewenangan dengan merampas hak asal usul yang dimiliki oleh masyarakat (land grabbing)
Dibutuhkan audit perizinan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman, kriteria, dan standar pemanfaatan hutan di wilayah tertentu pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Diatur mengenai identifikasi wilayah tertentu, kriteria lahan dan pihak ketiga, serta bentuk-bentuk pemanfaatan hutan yang diizinkan seperti pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan kayu dan non-kayu, serta pemungutan hasil hutan.
Seminar membahas pengelolaan ruang, lingkungan, dan sumber daya alam di Indonesia pasca disahkannya RUU Cipta Kerja dengan fokus pada penataan ruang, kesesuaian rencana tata ruang dengan kawasan hutan dan hak atas tanah, serta audit spasial untuk mencegah kejahatan peta.
Korupsi dan kepastian hukum kawasan hutanRaflis Ssi
Ketidakpastian kawasan hutan didesain sedemikian rupa dan berpotensi membuka ruang transaksi untuk melakukan korupsi. Disisi lain digunakan untuk merampas hak hak masyarakat atas dasar hak menguasai negara yang dimaknai secara sempit dan keliru.
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...Roko Subagya
Peraturan ini mengatur tata cara pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk sektor pertambangan mineral dan batubara. Subjek pajak wajib mendaftarkan atau memperbarui data objek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak dan lampirannya serta melampirkan dokumen pendukung seperti rencana kerja dan anggaran. Objek pajaknya adalah bumi dan bangunan yang terletak di wilayah pertambangan dan digunakan unt
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi RiauRaflis Ssi
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 356/Menhut-II/2004 memberikan izin pemanfaatan hutan yang tidak sesuai dengan perencanaan tata ruang dan peraturan lingkungan, serta diduga terjadi manipulasi data dan korupsi dalam proses perizinannya. Izin tersebut seharusnya dibatalkan sesuai undang-undang.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak objektif atas tanah dan bangunan yang berlaku di Indonesia sejak 1985. PBB merupakan penyederhanaan dari berbagai jenis pajak tanah yang dikenal sejak zaman kerajaan hingga masa penjajahan. Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak yang menentukan besarnya tarif 0,5% dari nilai tanah dan bangunan setelah dikurangi batas nilai
Dokumen tersebut membahas mengenai ketidakjelasan definisi dan kriteria hutan produksi terbatas yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi kawasan hutan secara tidak tepat. Dokumen ini juga mengkritik praktik perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan di Indonesia yang tidak didasarkan pada analisis ilmiah dan mengabaikan aturan yang berlaku.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah dua jenis pajak yang berkaitan dengan tanah dan bangunan. PBB dikenakan kepada pemilik tanah dan bangunan, dengan dasar pengenaan berupa nilai jual objek pajak. BPHTB dikenakan kepada pihak yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan, dengan dasar pengenaan berupa nilai perolehan objek paj
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...Roko Subagya
Peraturan ini mengatur tata cara pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk sektor pertambangan minyak bumi, gas bumi, dan panas bumi. PBB sektor pertambangan tersebut terdiri dari PBB Migas dan PBB Panas Bumi. Objek pajaknya adalah bumi dan/atau bangunan yang berada di dalam kawasan pertambangan terkait, meliputi wilayah kerja, wilayah sejenisnya, dan wilayah lain yang digunakan untuk
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
Rincian peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan dalam perizinan hingga untuk pemanfaatan geothermal/panas bumi di lokasi taman nasional, taman hutan raya , taman wisata alam.
Dokumen ini membahas tentang pola pemanfaatan ruang di Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Pemerintah No 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dokumen menyebutkan bahwa terdapat 2,3 juta ha izin pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kriteria lahan dalam PP tersebut, termasuk 1,6 juta ha HTI di kawasan lindung dan hutan produksi terbatas, serta 725 ribu ha perkebunan di kaw
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur tentang pengertian hutan dan kawasan hutan, jenis hutan, penggunaan kawasan hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, dan ketentuan umum lainnya.
1. Kebakaran lahan gambut terjadi secara berkala selama 18 tahun akibat drainase lahan gambut untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
2. Dampak kebakaran lahan gambut berupa bencana asap jangka pendek dan subsidence jangka panjang yang dirasakan masyarakat.
3. Aturan soal lahan gambut kurang konsisten karena kelalaian pemerintah dan terdapat dualisme hukum ant
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruangRaflis Ssi
UU Kehutanan telah ditafsirkan secara keliru oleh pemerintah semenjak tahun 1999. Hal ini dapat dilihat dari aturan pelaksana undang undang didesain untuk kepentingan kelompok tertentu yang merampas hak asal usul yang dimiliki oleh masyarakat. Aturan pelaksana berupa peraturan pemerintah dan peraturan mentri berusaha mengaburkan beberapa substansi penting yang diatur dalam undang undang. Kekeliruan dalam penafsiran ini telah diluruskan oleh beberapa putusan mahkamah konstitusi diantaranya PUU 45 dan PUU 35.Kekacauan logika yang sangat fundamental terdapat dalam Status dan Fungsi kawasan hutan, aturan pelaksana secara sistimatis berusaha mengaburkan Status kawasan hutan menjadi fungsi kawasan hutan. Padahal konflik tenurial yang terjadi justru merupakan dampak dari ketidakpastian Status Kawasan Hutan. Sehingga banyak masyarakat dikriminalisasi dengan tuduhan menguasai kawasan hutan secara tidak syah, sementara itu kawasan hutan yang dipersoalkan belum mempunyai kepastian hukum.
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRaflis Ssi
Belum ada kawasan hutan yang ditetapkan sesuai dengan amanah undang undang
Izin yang yang dikeluarkan oleh pemerintah belum berdasarkan kewenangan dengan merampas hak asal usul yang dimiliki oleh masyarakat (land grabbing)
Dibutuhkan audit perizinan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman, kriteria, dan standar pemanfaatan hutan di wilayah tertentu pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Diatur mengenai identifikasi wilayah tertentu, kriteria lahan dan pihak ketiga, serta bentuk-bentuk pemanfaatan hutan yang diizinkan seperti pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan kayu dan non-kayu, serta pemungutan hasil hutan.
Seminar membahas pengelolaan ruang, lingkungan, dan sumber daya alam di Indonesia pasca disahkannya RUU Cipta Kerja dengan fokus pada penataan ruang, kesesuaian rencana tata ruang dengan kawasan hutan dan hak atas tanah, serta audit spasial untuk mencegah kejahatan peta.
Korupsi dan kepastian hukum kawasan hutanRaflis Ssi
Ketidakpastian kawasan hutan didesain sedemikian rupa dan berpotensi membuka ruang transaksi untuk melakukan korupsi. Disisi lain digunakan untuk merampas hak hak masyarakat atas dasar hak menguasai negara yang dimaknai secara sempit dan keliru.
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...Roko Subagya
Peraturan ini mengatur tata cara pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk sektor pertambangan mineral dan batubara. Subjek pajak wajib mendaftarkan atau memperbarui data objek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak dan lampirannya serta melampirkan dokumen pendukung seperti rencana kerja dan anggaran. Objek pajaknya adalah bumi dan bangunan yang terletak di wilayah pertambangan dan digunakan unt
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi RiauRaflis Ssi
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 356/Menhut-II/2004 memberikan izin pemanfaatan hutan yang tidak sesuai dengan perencanaan tata ruang dan peraturan lingkungan, serta diduga terjadi manipulasi data dan korupsi dalam proses perizinannya. Izin tersebut seharusnya dibatalkan sesuai undang-undang.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak objektif atas tanah dan bangunan yang berlaku di Indonesia sejak 1985. PBB merupakan penyederhanaan dari berbagai jenis pajak tanah yang dikenal sejak zaman kerajaan hingga masa penjajahan. Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak yang menentukan besarnya tarif 0,5% dari nilai tanah dan bangunan setelah dikurangi batas nilai
Dokumen tersebut membahas mengenai ketidakjelasan definisi dan kriteria hutan produksi terbatas yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi kawasan hutan secara tidak tepat. Dokumen ini juga mengkritik praktik perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan di Indonesia yang tidak didasarkan pada analisis ilmiah dan mengabaikan aturan yang berlaku.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah dua jenis pajak yang berkaitan dengan tanah dan bangunan. PBB dikenakan kepada pemilik tanah dan bangunan, dengan dasar pengenaan berupa nilai jual objek pajak. BPHTB dikenakan kepada pihak yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan, dengan dasar pengenaan berupa nilai perolehan objek paj
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...Roko Subagya
Peraturan ini mengatur tata cara pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk sektor pertambangan minyak bumi, gas bumi, dan panas bumi. PBB sektor pertambangan tersebut terdiri dari PBB Migas dan PBB Panas Bumi. Objek pajaknya adalah bumi dan/atau bangunan yang berada di dalam kawasan pertambangan terkait, meliputi wilayah kerja, wilayah sejenisnya, dan wilayah lain yang digunakan untuk
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
Rincian peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan dalam perizinan hingga untuk pemanfaatan geothermal/panas bumi di lokasi taman nasional, taman hutan raya , taman wisata alam.
Dokumen ini membahas tentang pola pemanfaatan ruang di Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Pemerintah No 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dokumen menyebutkan bahwa terdapat 2,3 juta ha izin pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kriteria lahan dalam PP tersebut, termasuk 1,6 juta ha HTI di kawasan lindung dan hutan produksi terbatas, serta 725 ribu ha perkebunan di kaw
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur tentang pengertian hutan dan kawasan hutan, jenis hutan, penggunaan kawasan hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, dan ketentuan umum lainnya.
Yayasan Peduli Sabang (Sabang Care Foundation) didirikan pada tahun 1999 untuk memajukan lingkungan hidup, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan HAM di Kota Sabang. Yayasan ini bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat lainnya untuk melakukan pemantauan lingkungan, pengorganisasian masyarakat, dan pemberdayaan ekonomi. Kegiatannya mencakup pemantauan hutan, pemberdayaan pasca bencana, dan
MAPAYAH adalah lembaga non-pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan hidup yang berpusat di Banda Aceh. Didirikan pada 2000 untuk menangani masalah biodiversity dan degradasi lingkungan di Aceh. Visinya adalah pelestarian keanekaragaman hayati untuk generasi sekarang dan masa depan.
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutanwalhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengubah tarif provisi sumber daya hutan yang ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 untuk mencapai tujuan pembangunan hutan lestari dan meningkatkan penerimaan negara. Perubahan tarif ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.
Pp no 10 thn 2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528walhiaceh
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan yang dapat dilakukan secara parsial atau untuk wilayah provinsi. Perubahan peruntukan kawasan hutan dapat dilakukan melalui tukar menukar kawasan hutan atau pelepasan kawasan hutan dengan memenuhi persyaratan tertentu seperti tetap terjaminnya minimal 30% luas kawasan hutan di suatu daerah dan rasio tukar menukar paling
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 mengatur tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan. Peraturan ini mengatur tentang kesatuan pengelolaan hutan (KPH), tata cara penetapan KPH, izin pemanfaatan hutan, dan ketentuan umum lainnya terkait pengelolaan hutan di Indonesia.
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)walhiaceh
Dokumen ini merupakan rencana pengelolaan kawasan hutan rawa gambut MerangKepahiyang di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Rencana ini disusun untuk melindungi satu-satunya hutan rawa gambut alami yang tersisa di provinsi tersebut dari ancaman konversi lahan dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganalisis kondisi fisik, hayati, sosial ekonomi kawasan, serta masalah dan ancamannya. Sel
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuwalhiaceh
Undang-undang ini menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi undang-undang. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut menambahkan ketentuan baru yang menyatakan bahwa perizinan atau perjanjian pertambangan di kawasan hutan yang telah ada sebelum Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tetap berlaku
A empresa de tecnologia anunciou um novo smartphone com câmera aprimorada, maior tela e melhor processador. O dispositivo também possui bateria de maior duração e armazenamento expansível. O novo smartphone será lançado em outubro por um preço inicial de US$799.
Alline Boning está procurando uma posição como desenhista têxtil onde possa aplicar seus conhecimentos e paixão por design gráfico. Ela tem experiência de 7 meses como desenhista têxtil e qualificações em design têxtil. Alline tem habilidades em ilustração, edição de fotos e programas como Photoshop, Illustrator e Corel Draw.
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan. Izin pinjam pakai kawasan hutan dapat diberikan dengan kompensasi lahan, membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak, atau tanpa kompensasi untuk kegiatan tertentu. Permohonan izin harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, dan Menteri dapat memberikan persetujuan prinsip sebelum izin
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, termasuk menambahkan kegiatan pertanian tertentu dalam rangka ketahanan pangan dan energi sebagai kepentingan pembangunan di luar kehutanan yang dapat dilakukan di kawasan hutan, serta mengatur penyesuaian izin pertambangan yang sebelumnya diterbitkan oleh pemerintah daerah."
Peraturan ini mengatur tentang izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, tukar menukar kawasan hutan, pinjam pakai kawasan hutan, dan areal penggunaan lain. Izin pemanfaatan kayu diberikan untuk memanfaatkan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan-kawasan hutan tersebut melalui kegiatan seperti pemanenan, pengayaan, dan pemasaran hasil hutan. Peraturan ini juga
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pemungutan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Pakpak Bharat. Pemungutan hanya diperbolehkan untuk jenis-jenis tertentu seperti rotan, damar, madu, dan lainnya dengan tidak merusak lingkungan. Perorangan, koperasi, dan badan usaha harus memiliki izin dari bupati dengan masa berlaku paling lama satu tahun. Pemegang izin wajib membayar retribusi dan menj
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pemungutan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Pakpak Bharat. Pemungutan hanya diperbolehkan untuk jenis-jenis tertentu dengan tidak merusak lingkungan, dan membutuhkan izin serta membayar retribusi. Izin berlaku maksimal satu tahun dan dapat diperpanjang satu tahun berikutnya.
Peraturan Menteri Kehutanan mengatur penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan tanaman pada hutan produksi, mencakup tata cara pencatatan dan pelaporan perencanaan produksi, pemanenan, pengukuran, penandaan, pengangkutan, dan pengolahan hasil hutan kayu bagi pemegang izin pemanfaatan hutan.
Peraturan Daerah ini merubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah sebelumnya tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang dengan menambahkan definisi kawasan perdesaan dan perkotaan, memperjelas tujuan dan sasaran RTRW, serta mengubah fungsi RTRW sebagai pedoman utama dalam penyusunan rencana pembangunan daerah.
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak, meliputi pemanenan, pengukuran, penetapan jenis, pengangkutan, pengolahan, dan pelaporan. Dokumen yang diperlukan untuk pengangkutan hasil hutan hak adalah Nota Angkutan, Nota Angkutan Penggunaan Sendiri, atau Surat Keterangan Asal Usul yang menyatakan kepemilikan dan menjadi bukti legal
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hutan negara, mencakup kegiatan pencatatan, dokumentasi, dan pelaporan hasil hutan bukan kayu mulai dari perencanaan, pemanenan, pengukuran, pengangkutan, pengolahan, serta menetapkan definisi hasil hutan bukan kayu, hutan negara, izin usaha, dan pihak-pihak terkait.
Dokumen ini berisi profil Yayasan Flower Aceh, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan perspektif gender. Lembaga ini didirikan pada tahun 1989 dan berlokasi di Banda Aceh dengan wilayah kerja di seluruh provinsi Aceh. Flower Aceh memiliki tiga divisi utama yaitu pemberdayaan masyarakat, kajian dan pendidikan publik, serta pengembangan kelembagaan. Lembaga ini juga melak
Forsikal adalah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada masalah kependudukan dan lingkungan hidup di Aceh. Lembaga ini didirikan pada tahun 1985 dan bergerak dalam bidang pendampingan masyarakat, advokasi, dan pengembangan sumber daya manusia untuk pelestarian lingkungan. Visi Forsikal adalah membangun masyarakat madani yang peduli lingkungan, sementara misinya adalah meningkatkan taraf hidup masy
Yayasan Ekowisata Aceh didirikan pada tahun 1997 untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Organisasi ini telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam berbagai program terkait lingkungan, penanganan bencana, dan pemberdayaan masyarakat.
Yayasan PAPAN Aceh adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang advokasi lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat miskin di Aceh Barat, didirikan pada 1996. Visinya adalah membantu masyarakat miskin hidup sejahtera melalui pemberdayaan partisipatif. Program-programnya meliputi advokasi lingkungan, peningkatan kapasitas masyarakat, ekonomi ramah lingkungan, dan pendidikan demokrasi. Yay
PUSPA adalah lembaga yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat di Provinsi Aceh. Didirikan pada tahun 1994, lembaga ini berupaya meningkatkan sumber daya manusia untuk pelestarian lingkungan serta memberdayakan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, advokasi, dan kerja sama dengan lembaga lain.
Yayasan Peduli Sabang adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan HAM di Kota Sabang. Yayasan ini berfokus pada pemantauan lingkungan dan program pemerintah serta pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama dengan berbagai lembaga.
Yayasan Rumpun Bambu Indonesia (YRBI) didirikan pada 1995 untuk memperkuat pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi masyarakat di Aceh. YRBI bekerja di 4 kabupaten Aceh dengan 15 staf dan fokus pada pendampingan masyarakat, advokasi, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan. Selama bertahun-tahun YRBI telah bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memetakan wilayah m
Yayasan Anak Bangsa (YAB) adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak 1995 di Aceh yang berfokus pada advokasi dan pelayanan untuk anak-anak. YAB memiliki 7 staf dan beroperasi di beberapa wilayah di Aceh untuk membela dan melindungi hak-hak anak, serta memberikan pendampingan dan pendidikan kepada anak-anak yang membutuhkan.
Yayasan Simeulue Lestari (YSL) adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang advokasi kebijakan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pendidikan berbasis pengalaman di lapangan dengan sasaran masyarakat pesisir kepulauan Kabupaten Simeulue. YSL didirikan pada 1998 dan beranggotakan 6 orang staf yang berupaya mewujudkan masyarakat demokratis dan mandiri di Simeulue.
Yayasan Citra Desa Indonesia (CDI) adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis lingkungan di Aceh. CDI telah beroperasi sejak 1989 dan bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat korban bencana seperti tsunami. Visi CDI adalah menciptakan masyarakat mandiri yang menghargai hak-hak komunal.
Lembaga Pembelaan Lingkungan Hidup (LPLH) adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan pada tahun 1992 oleh 15 LSM di Aceh untuk melawan pencemaran lingkungan yang berkepanjangan di zona industri Lhokseumawe. LPLH bertugas sebagai lembaga advokasi lingkungan hidup dengan memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat, melakukan investigasi kasus pencemaran lingkungan, serta membela korban pencemaran
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Makalah Hukum Lingkungan Urgensi Kebijakan TAPERA .pdf
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2008
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
YANG BERASAL DARI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
UNTUK KEPENTINGAN PEMBANGUNAN DI LUAR KEGIATAN KEHUTANAN
YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KEHUTANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
bahwa
dalam
rangka
memperoleh
kompensasi
atas
penggunaaan
kawasan
hutan
untuk
kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta
Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penggunaan Kawasan
Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan
Kehutanan yang Berlaku pada Departemen Kehutanan;
Mengingat
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
:
2. Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
1997
tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4412);
4. Peraturan . . .
2. -24. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis
dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS
JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL
DARI
PENGGUNAAN
KAWASAN
HUTAN
UNTUK
KEPENTINGAN
PEMBANGUNAN
DI
LUAR
KEGIATAN
KEHUTANAN
YANG
BERLAKU
PADA
DEPARTEMEN
KEHUTANAN.
Pasal 1
(1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam Peraturan
Pemerintah ini adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk
kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan
yang luas kawasan hutannya di atas 30% (tiga puluh
persen) dari luas daerah aliran sungai dan/atau pulau.
(2) Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan formula
sebagai berikut :
PNBP = (L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
Rp/tahun
L1
adalah area terganggu karena penggunaan kawasan
hutan untuk sarana prasarana penunjang yang
bersifat permanen dan bukaan tambang selama
jangka waktu penggunaan kawasan hutan (ha)
L2 adalah . . .
3. -3L2
adalah area terganggu karena penggunaan kawasan
hutan yang bersifat temporer yang secara teknis
dapat dilakukan reklamasi (ha)
L3
adalah area terganggu karena penggunaan kawasan
hutan yang bersifat permanen yang secara teknis
tidak dapat dilakukan reklamasi (ha)
(3)
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
Peraturan Pemerintah ini.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana prasarana
penunjang yang bersifat permanen, bukaan tambang, dan
penggunaan kawasan hutan yang bersifat temporer dan
permanen diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan
berdasarkan usulan Menteri teknis terkait.
Pasal 2
Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 wajib disetor langsung secepatnya ke
kas negara.
Pasal 3
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 mempunyai tarif dalam bentuk
satuan rupiah.
Pasal 4
(1)
Terhadap penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang bersifat
nonkomersial dikenakan tarif sebesar Rp0,00 (nol
rupiah).
(2) Ketentuan . . .
4. -4-
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan kawasan
hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan
kehutanan yang bersifat nonkomersial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri
Kehutanan.
Pasal 5
Tata cara pengenaan, pemungutan, dan penyetoran
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan
setelah menerima usulan dan pertimbangan tertulis dari
Menteri Kehutanan.
Pasal 6
Pengguna kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan
di luar kegiatan kehutanan yang telah menyelesaikan
kewajiban kompensasi lahan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini, tidak dikenakan tarif Penerimaan Negara
Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.
Pasal 7
Peraturan Pemerintah
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar . . .
5. -5-
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Peraturan
Pemerintah
ini
dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Februari 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 Februari 2008
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ANDI MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 15
Salinan sesuai dengan aslinya
DEPUTI MENTERI SEKRETARIS NEGARA
BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN,
ttd.
MUHAMMAD SAPTA MURTI
6. PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2008
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
YANG BERASAL DARI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
UNTUK KEPENTINGAN PEMBANGUNAN DI LUAR KEGIATAN KEHUTANAN
YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KEHUTANAN
I.
UMUM
Sumber daya hutan Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha
Kuasa sebagai penyangga kehidupan manusia melalui berbagai fungsinya.
Hilangnya fungsi hutan mengakibatkan bencana seperti banjir, kekeringan,
hilangnya keanekaragaman hayati, cadangan pangan, cadangan obatobatan, hasil kayu dan nonkayu, dan lain-lain. Oleh karena itu, sumber
daya hutan merupakan objek sekaligus subjek pembangunan yang sangat
strategis.
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan yang saat ini dilakukan, belum sepenuhnya
memberikan penghargaan terhadap nilai manfaat hutan yang hilang. Nilai
manfaat hutan ini antara lain kompensasinya adalah dalam bentuk lahan
kompensasi, tetapi lahan kompensasi sulit diperoleh. Oleh karena itu,
diperlukan suatu nilai pengganti terhadap lahan kompensasi.
Sehubungan dengan maksud tersebut di atas dan untuk memenuhi
ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak, perlu ditetapkan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk
kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
7. -2Ayat (2)
Perhitungan PNBP berdasarkan formula, dengan contoh sebagai
berikut :
a. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk tambang terbuka
yang bergerak secara horizontal (tambang terbuka horizontal)
•
Luas wilayah perjanjian = 50.000 ha yang operasional
tambangnya dari tahun 2006-2036
•
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi = 12.500
ha, dengan rincian:
Sarana prasarana (jalan, perumahan, sarana pengolahan) =
800 ha
Luas bukaan tambang = 1.400 ha
Penimbunan material /waste dump = 2.400 ha
Areal yang belum dibuka = 7.900 ha
Bukaan tambang yang tidak dapat direklamasi dapat
ditentukan pada tahun 2035, menjelang penutupan
tambang.
•
Perhitungan PNBP tahun pertama adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(800 ha +1400 ha) x Rp2.400.000] + (2400 ha x 4 x
Rp2.400.000) + (0 ha x Rp2.400.000)
= Rp5.280.000.000
Rp28.320.000.000
•
+
Rp23.040.000.000
+
Rp0
=
Perhitungan PNBP tahun kedua adalah :
Reklamasi telah dilaporkan oleh perusahaan kepada
Menteri Kehutanan, berhasil dilakukan pada areal seluas =
100 ha. Pertambahan bukaan tambang tahun kedua seluas
200 ha, sehingga luas bukaan tambang adalah 1400 ha 100 ha + 200 ha = 1500 ha. Tidak ada penambahan sarana
dan prasarana tambang.
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(800 ha + 1500 ha) x Rp2.400.000] + (2400 ha x 4 x
Rp2.400.000) + ( 0 ha x Rp2.400.000)
= Rp5.520.000.000
Rp28.560.000.000
+
Rp23.040.000.000
+
Rp0
=
b. Penggunaan . . .
8. -3b. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk tambang terbuka
yang bergerak secara vertikal
•
Luas wilayah perjanjian = 20.000 ha yang operasional
tambangnya dari tahun 2006-2036
•
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi 5.000 ha,
dengan rincian:
Sarana prasarana (jalan, perumahan, sarana pengolahan) =
1000 ha
Luas bukaan tambang yang dapat direklamasi = 200 ha
Luas lokasi penimbunan material /waste dump = 400 ha
Bukaan tambang yang tidak dapat direklamasi = 250 ha
Areal yang belum dibuka = 3.150 ha
•
Perhitungan PNBP tahun pertama adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(1000 ha + 200 ha) x Rp1.800.000] + (400 ha x 4 x
Rp1.800.000) + ( 250 ha x 2 x Rp1.800.000)
= Rp2.160.000.000 + Rp2.880.000.000 + Rp900.000.000 =
Rp5.940.000.000
•
Perhitungan PNBP tahun kedua adalah :
Reklamasi telah dilaporkan oleh perusahaan kepada
Menteri Kehutanan, berhasil dilakukan pada areal seluas =
20 ha. Pertambahan bukaan tambang = 0 ha, sehingga
luas bukaan tambang adalah 200 – 20 = 180 ha. Tidak ada
penambahan sarana dan prasarana tambang.
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(1000 ha + 180 ha) x Rp1.800.000] + (400 ha x 4 x
Rp1.800.000) + ( 250 ha x 2 x Rp1.800.000)
= Rp2.124.000.000 + Rp2.880.000.000 + Rp900.000.000
= Rp5.904.000.000
c. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk tambang bawah
tanah
•
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi = 53 ha,
dengan rincian :
Jalan . . .
9. -4Jalan = 4 ha
Tailing = 10 ha
Mulut tambang, ventilasi, tempat pembuangan/waste = 2
ha
pengolahan = 6 ha
Base camp dan sarana pendukung = 1 ha
Daerah penyangga = 30 ha
Perhitungan PNBP adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(4 ha + 10 ha + 2 ha + 6 ha + 1 ha) x Rp1.800.000] + (0
ha x 4 x Rp1.800.000) + (0 ha x 2 x Rp1.800.000)
= Rp41.400.000
d. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk migas atau
panas bumi
•
Luas wilayah perjanjian = 17,60 ha yang operasional
tambangnya dari tahun 2006-2036
•
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi =
17,60 ha, dengan rincian :
Sarana
prasarana
(jalan,
pengolahan) = 17,60 ha
perumahan,
sarana
Luas bukaan tambang = 0 ha
Luas penimbunan material /waste dump = 0 ha
Bukaan tambang yang tidak dapat direklamasi = 0 ha
Areal yang belum dibuka = 0 ha
•
Perhitungan PNBP adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= (17,6 ha x Rp1.200.000) + (0 ha x 4 x Rp1.200.000) +
(0 ha x 2 x Rp1.200.000)
= Rp21.120.000 + Rp0 + Rp0 = Rp21.120.000
e. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk pembangunan
jaringan telekomunikasi
• Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi = 0,54
ha, dengan rincian :
Jalan . . .
10. -5Jalan masuk = 0,5 ha
Tapak tower = 0,04 ha
Bukaan tambang = 0 ha
•
Perhitungan PNBP adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= (0,54 ha x Rp1.200.000) + (0 ha x 4 x Rp1.200.000) +
(0 ha x 2 x Rp1.200.000)
= Rp648.000 + Rp0 + Rp0 = Rp648.000
f. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk pembangunan
jaringan listrik
•
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi = 7,2
ha, dengan rincian :
Jaringan listrik = 7,2 ha (30 m x 2.400 m)
Bukaan tambang = 0 ha
•
Perhitungan PNBP adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(7,2 ha + 0 ha) x Rp1.200.000] + (0 ha x 4 x
Rp1.200.000) + (0 ha x 2 x Rp1.200.000)
= Rp8.640.000 + Rp0 + Rp0 = Rp8.640.000
g. Penggunaan
kawasan
pembangunan jalan tol
•
hutan
produksi
untuk
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi 150
ha, dengan rincian:
Luas jalan : 150 ha (100 m x 15.000 m)
Areal yang belum dibuka = 0 ha
•
Perhitungan PNBP adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(150 ha+0 ha) x Rp1.200.000] + (0 ha x 4 x
Rp1.200.000) + (0 ha x 2 x Rp1.200.000)
= Rp180.000.000 + Rp0 + Rp0 = Rp180.000.000
h. Penggunaan . . .
11. -6h. Penggunaan kawasan hutan produksi untuk PLTA
•
Luas izin pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan
hutan produksi tahun 2006-2011 teridentifikasi = 307
ha, dengan rincian :
Jalan dan jaringan listrik = 5 ha
Dam dan bendungan = 101 ha
Base camp dan sarana pendukung = 1 ha
Daerah penyangga = 200 ha
•
Perhitungan PNBP adalah :
(L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) + (L3 x 2 x tarif )
= [(5 ha +101 ha+ 1 ha) x Rp1.200.000] + (0 ha x 4 x
Rp1.200.000) + (0 ha x 2 x Rp 1.200.000)
= Rp128.400.000 + Rp0 + Rp0 = Rp128.400.000
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4813