SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Perbandingan
Sistem Peradilan Pidana
Indonesia dan Inggris
Persamaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Inggris
Sebelum melihat perbedaan antara sistem peradilan
pidana Indonesia dan Inggris, baiknya untuk mengetahui
persamaan antara sistem peradilan pidana Indonesia dan
Inggris.
1. Pengaturan tentang kewenangan masing-masing
lembaga diatur di dalam undang-undang tersendiri,
misal di Indonesia dengan UU Kepolisian, UU
Kejaksaan dll, di Inggris terdapat Crown Prosecutors
Service Act atau UU Kejaksaan dll.
Persamaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Inggris (lanjutan)
2. Adanya lembaga penegak hukum seperti
kepolisian, kejaksaan, kehakiman,
pemasyarakatan dan advokat dengan format
yang sedikit berbeda;
3. Adanya kesamaan dalam proses penyidikan,
penuntutan, pemeriksaan persidangan,
banding, kasasi dan eksekusi
Perbedaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Inggris
Seperti halnya dalam pembahasan perbedaan
sistem peradilan pidana Indonesia dan Belanda,
perbedaan antara sistem peradilan pidana
Indonesia dan Inggris juga dilihat dari kriteria
kewenangan lembaga penegak hukumnya dan
proses dalam sistem peradilan pidananya.
Perbedaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Inggris (lanjutan)
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam
hal lembaga penegak hukum antara Indonesia
dengan Inggris. Lembaga penegak hukum di
Inggris antara lain:
1. Kepolisian;
2. Solicitor;
3. Barrister;
4. Kejaksaan;
5. Pengadilan;
6. Juri
Kepolisian di Inggris
Seperti halnya dengan kepolisian di Belanda, dalam
hal penyidikan, kinerja kepolisian berada di bawah
perintah dan pengawasan kejaksaan. Kejaksaan
menjadi pemimpin kepolisian dalam melakukan
penyidikan, karena tanpa konsultasi sedini mungkin
dengan kejaksaan perkaranya akan kurang berhasil di
persidangan.
(Lihat Andi Hamzah, 2008: 137)
Prinsip Dasar Kepolisian Inggris
• Kepolisian haruslah berada di bawah kontrol lembaga
pemerintah;
• Kepolisian haruslah stabil, efisien dan berada dalam garis
organisasi dengan militer;
• Efisiensi kepolisian akan ditentukan oleh minimnya kejahatan;
• Penyebaran kekuatan kepolisian, baik waktu dan area adalah
penting;
• Kepemimpinan yang sempurna dalam hal perilaku adalah ciri
polisi yang dibutuhkan;
• Polisi harus dipekerjakan dalam basis probasi;
• Catatan kepolisian dibutuhkan untuk distribusi kekuatan polisi
yang sesuai;
• Pelatihan petugas kepolisian membawa efisinesi lebih besar
(Lihat Robert D. Pursley, 1977: 130)
Perbedaan Kepolisian Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

1. Struktur
Organisasi

Indonesia

Inggris

Non
Berada di bawah
departemen
kementrian
dan langsung
kehakiman
berada di
bawah Presiden
Perbedaan Kepolisian Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

2. Fungsi
utama
terkait
sistem
peradilan
pidana

Indonesia

Inggris

a. Penyelidikan; a. Penyidikan (tidak
dibedakan antara
b. Penyidikan.
penyelidikan dan
penyidikan);
b. Penuntutan;
c. Hakim di
persidangan
untuk perkara
ringan
Perbedaan Kepolisian Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

3. Hubungan
antar
lembaga
dalam
melakukan
fungsi
tersebut

Indonesia
Berkoordinasi
dengan
kejaksaan dan
kehakiman

Inggris
Berkoordinasi
dengan kejaksaan
dalam melakukan
penyidikan dan
kehakiman untuk
meminta surat
penangkapan
Perbedaan Kepolisian Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

4. Kewenangan
untuk
menghentikan
penyidikan

Indonesia
Terbatas
berdasarkan
undangundang

Inggris
Tidak terbatas
Perbedaan Kepolisian Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No
Variabel
Indonesia
5. Kewenangan Tidak ada
untuk
penyelesaian
perkara di
luar
persidangan

Inggris
Pernyataan
bersalah tersangka
(Plea guilty)
Solicitor dan Barrister
Salah satu komponen yang unik dan paling terkemuka dalam
sistem peradilan pidana Inggris adalah adanya dua lembaga yang
disebut dengan Solicitor dan Barristers. Keduanya merupakan
profesi hukum atau sering disebut juga dengan pengacara.
Masing-masing memiliki struktur oranisasi yang mengatur
tentang pelatihan, prosedur kebiasaan dan praktiknya.
Solicitor pada umumnya adalah tempat pertama dimana
seseorang mencari saran-saran atau nasihat hukum berkaitan
dengan permasalahan hukum yang dihadapi. Solicitors
menguasai secara luas permasalahan-permasalahan hukum yang
beragam.
(Lihat Stefan Fafinsky and Emily Finch, 2007: 143)
Solicitor dan Barrister (lanjutan)
Barristers seringkali disamakan dengan fungsi advokat
yang berbicara di depan persidangan. Namun, peran
Barristers tidak hanya itu, melainkan juga banyak
berperan di luar persidangan, menyusun argumen dan
pembelaan serta menuliskan saran-saran untuk
solicitors. Tidak seperti solicitors, barristers tidak
diperkenankan untuk bekerja bersama-sama
(partnership) kecuali dengan pengacara asing.
Barristers bertemu dengan kliennya dengan
didampingi oleh solicitors atau perwakilan lainnya.
(Lihat Stefan Fafinsky and Emily Finch, 2007: 144)
Kejaksaan di Inggris
Dalam hukum Anglo Saxon Inggris, setiap orang dapat
mengajukan tuntutan gugatan. Oleh sebab itu, secara
tradisional, penuntutan dianggap sebagai hal yang
bersifat pribadi dan untuk mengajukan berita acara
pidana adalah tergantung pada warga yang
bersangkutan, demikian juga pengajuan saksi dan
penanganan kasus mulai dari penuntutan awal hingga
persidangan yang dipimpin oleh hakim tunggal. Akibat
dari proses tersebut adalah banyaknya kasus yang
tidak diteruskan atau bahkan dihentikan.
Kejaksaan di Inggris (lanjutan)
Dalam praktiknya hampir sebagian besar penuntutan
dilakukan oleh Polisi (walaupun dalam kenyataannya
mereka melakukannya atas nama penduduk sipil).
Penuntut Umum bagi perkara-perkara ringan adalah polisi
sendiri (Police Prosecutor). Bagi perkara-perkara agak
berat Penuntut Umumnya adalah pengacara yang disebut
Solicitor.
Adapun perkara-perkara berat yang disidangkan di
Pengadilan tinggi dan banding, Penuntut Umumnya adalah
pengacara yang disebut Barrister. Baik Solicitor maupun
Barrister yang menjadi Penuntut Umum tersebut dibayar
oleh Polisi kasus per kasus dalam hubungan client (Polisi)
dan pengacara (Penuntut Umum).
(Lihat Catherine Elliott and Frances Quinn, 2002: 269)
Kejaksaan di Inggris (lanjutan)
Lembaga kejaksaan yang disebut dengan Crown
Prosecutor Service baru dikenal tahun 1986, tepatnya
setelah diundangkannya Crown Prosecutor Service Act
tanggal 1 Oktober 1986.
Saat ini, Penuntut Umumlah (Crown Prosecution Service)
yang menentukan suatu perkara dapat dituntut atau
tidak. Akibatnya, sedini mungkin Polisi sudah
menghubungi Kejaksaan saat mulai melakukan penyidikan
suatu perkara.
Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan
Inggris
Sistem penuntutan di Inggris memang berbeda dengan
sistem penuntutan di negara-negara lain seperti Belanda
dan Indonesia. Perbedaan yang mendasar adalah adanya
Private Prosecution atau penuntutan individu tanpa
melaui Polisi dan Kejaksaan. Akan tetapi, di dalam Pasal 6
ayat (2) Prosecution of Offences Act 1985 (UndangUndang Kejaksaan Inggris) memberi kewenangan kepada
Penuntut Umum (CPS) untuk mengambil alih suatu Private
Prosecution menjadi Public Prosecution.
Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan
Inggris
No

Variabel

1. Struktur
Organisasi

Indonesia

Inggris

Non
Berada di bawah
departemen
kementrian
dan langsung
kehakiman
berada di
bawah Presiden
Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

2. Fungsi
utama
terkait
sistem
peradilan
pidana

Indonesia

Inggris

a. Penuntutan; a. Penyidikan (tidak
b. Penyidikan
secara resmi
untuk tindak
menjadi
pidana
supervisor
tertentu;
penyidikan);
c. Pelaksana
b. Penuntutan
eksekusi
Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

3. Pembagian
daerah
hukum

Indonesia

Inggris

Diketuai oleh
Tidak memiliki
Jaksa Agung yang pembagian daerah
membawahi
hukum
kejaksaan tinggi
(tingkat propinsi)
dan membawahi
kejaksaan negeri
(tingkat
kabupaten)
Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

4. Kewenangan
untuk
menghentikan
penuntutan

Indonesia
Terbatas
berdasarkan
undangundang

Inggris
Tidak terbatas
Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No
Variabel
Indonesia
5. Kewenangan Tidak ada
untuk
penyelesaian
perkara di
luar
persidangan

Inggris
Pernyataan
bersalah terdakwa
(plea guilty)
Pengadilan di Inggris
Sistem pengadilan di Inggris memiliki struktur yang sama
sekali berbeda dibandingkan dengan Belanda maupun
Indonesia. Di Inggris, pengadilan dikualifikasikan ke dalam
tiga struktur dasar, yaitu Pengadilan pidana dan perdata;
pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tingkat
banding; serta pengadilan superior dan inferior. Selain
pembagian dalam tiga struktur dasar tersebut dikenal
pengadilan dengan yurisdiksi khusus.
Dari beberapa jenis pengadilan tersebut, yang akan
dibahas lebih detail adalah terkait pengadilan superior
dan inferior
Pengadilan Superior dan Inferior
Pengadilan superior tidak memiliki batas yurisdiksi
geografi dan finansial. Pada umumnya pengadilan superior
memeriksa perkara yang penting dan/ atau sulit tanpa
adanya pembatasan area atau jumlah uang yang
disengketakan. Pengadilan inferior memiliki batas
yurisdiksi geografi dan/ atau finansial dan pada umumnya
hanya memeriksa perkara yang ringan.
Termasuk di dalam pengadilan superior adalah:
1. House of Lords;
2. Pengadilan Banding;
3. Pengadilan Tinggi;
4. Crown Court;
5. Pengadilan banding urusan ketenagakerjaan
Pengadilan Superior dan Inferior (lanjutan)
Termasuk di dalam pengadilan inferior adalah:
1. County Court;
2. Magistrates Court;
3. Pengadilan Koroner;
4. Pengadilan Militer;
House of Lords
Pengadilan ini bukanlah bagian dari Mahkamah Agung
Inggris atau Wales. Pengadilan ini tidak memeriksa bukti
dari saksi-saksi melainkan mempertimbangkan
argumentasi hukum dan bukti-bukti dokumen.
Pengadilan ini memiliki yurisdiksi dalam perkara pidana
dan perdata. Dalam perkara pidana pengadilan ini
memeriksa perkara banding yang diajukan oleh pengadilan
banding (Court of Appeal) maupun pengadilan tinggi.
Pengadilan Banding (Court of Appeals)
Hanya terdapat satu pengadilan banding, dan pengadilan
banding dibagi ke dalam dua divisi, yaitu divisi perdata
dan pidana. Seperti halnya House of Lords, pengadilan
banding tidak memeriksa saksi-saksi melainkan hanya
mempertimbangkan argumentasi hukum dan bukti
dokumen.
Pengadilan ini memiliki yurisdiksi mengadili perkara
banding, namun juga memiliki yurisdiksi untuk memeriksa
perkara-perkara dimana perkara tersebut dilimpahkan.
Pengadilan Banding (Court of Appeals)
(lanjutan)
Perkara-perkara utama yang diperiksa adalah:
• Banding dari Crown Courts melawan putusan bersalah,
putusan pemidanaan atau keduanya;
• Diajukan oleh Jaksa Agung terkait dengan putusan bebas
dari dakwaan sebagaimana diatur di dalam Pasal 36
Criminal Justice Act 1972;
• Diajukan oleh Jaksa Agung terhadap putusan yang terlalu
tolerir/ ringan sebagaimana diatur di dalam Pasal 36
Criminal Justice Act 1988;
• Diajukan oleh Komisi Pemantau Perkara Pidana (Criminal
Cases Review Commission) sebagaimana diatur di dalam
Pasal 9 Criminal Appeal Act 1995 dimana dimungkinkan
terjadinya kesalahan penerapan hukum
Pengadilan Tinggi
Pengadilan tinggi dibagi ke dalam tiga divisi untuk
keperluan administrasi. Tiga divisi tersebut adalah:
• Queen’s Bench Division (pemeriksaan banding dalam
perkara pidana yang diperiksa oleh magistrate court
dan crown court);
• Chancery Division (menangani perkara perdata bisnis);
• Family Division (menangani perkara hukum keluarga
seperti perceraian, adopsi.
Crown Court
Pengadilan kerajaan dapat memeriksa perkara dengan
ketentuan:
• Persidangan dengan dakwaan oleh juri;
• Kasus-kasus dimana pengadilan magistrate telah
menolak yurisdiksi sebelum disidangkan;
• Putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan magistrate
dimana pengadilan magistrate memiliki pertimbangan
bahwa keputusan tersebut tidak cukup kuat (karena
pengadilan magistrate memiliki pembatasan dalam
menjatuhkan putusan sebagaimana diatur di dalam
undang-undang).
County Court
Pengadilan ini adalah pengadilan tingkat rendah
yang tidak memeriksa perkara pidana. Beberapa
perkara perdata didengar untuk pertama kali
pada tingkat ini, sedangkan perkara pidana pada
tingkat pertama didengar di pengadilan
magistrate.
(Lihat Stefan Fafinsky and Emily Finch, 2007: 48)
Magistrate Court
Pengadilan ini adalah pengadilan pada tingkat pertama
untuk perkara pidana. Seluruh perkara pidana dimulai di
pengadilan ini dan hampir 90 persen berakhir di sini. Pada
pengadilan ini yang akan diperiksa adalah:
• Persidangan awal tindak pidana;
• Pengajuan jaminan;
• Dikeluarkannya surat panggilan dan surat penangkapan/
penahanan atau penggeledahan;
• Pernyataan bersalah ;
• Proses awal Crown Court atau penjatuhan hukuman.
• Pada tingkat ini yang memeriksa adalah Hakim
perdamaian pada umumnya berupa hakim majelis
berjumlah tiga orang atau hakim tunggal/ hakim distrik
Pengadilan Koroner
Pengadilan ini tidak terdapat di Indonesia karena
pengadilan ini termasuk dalam pengadilan yang
memiliki yurisdiksi terbatas, yaitu khusus untuk
memeriksa dan menyelidiki penyebab kematian
seseorang. Umumnya kematian-kematian yang
dianggap tidak wajar.
Struktur pengadilan Inggris
Perbedaan Pengadilan Indonesia dan
Inggris
No

Variabel

1. Pengadilan

Indonesia

a. Mahkamah
superior dan
Agung;
inferior
b. Pengadilan
(strata
tinggi;
tingkatan
c. Pengadilan
pengadilan
negeri.
dari yang
paling tinggi)

Inggris
a. House of lords;
b. Mahkamah
agung;
c. Pengadilan
banding;
d. Pengadilan tinggi;
e. Pengadilan
kerajaan;
f. Pengadilan
magistrate.
Perbedaan Pengadilan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

2. Pembagian
pengadilan
berdasarkan
yurisdiksi
khusus

Indonesia

Inggris

a. Peradilan
umum;
b. Peradilan
agama;
c. Peradilan tata
usaha negara;
d. Peradilan
militer

a. Peradilan
koroner;
b. Peradilan militer;
c. Peradilan
ketenagakerjaan;
d. Peradilan
imigrasi;
e. dll
Perbedaan Pengadilan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

Indonesia

3. Pembagian

Terdapat
pembagian
daerah hukum
berdasarkan
administrasi
wilayah

daerah
hukum

Inggris
Tidak terdapat
pembagian daerah
hukum
Perbedaan Pengadilan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

Indonesia

4. Jumlah hakim Hakim majelis
yang
memeriksa
perkara

Inggris
Umumnya
menggunakan hakim
tunggal
Perbedaan Pengadilan Indonesia dan
Inggris (lanjutan)
No

Variabel

5. Sistem
pembuktian

Indonesia
Pembuktian
berdasarkan
undang-undang
secara negatif

Inggris
Berdasarkan
keyakinan belaka
(conviction in time)
Juri
Juri banyak digunakan dalam persidangan pidana di
pengadilan kerajaan (Crown Court), walaupun mereka
mungkin dipergunakan dalam pengadilan koroner dan
jarang sekali dipergunakan di persidangan sipil/ perdata.
Kriteria-kriteria untuk dapat memenuhi syarat sebagai juri
dalam sistem peradilan pidana Inggris diatur di dalam
Criminal Justice Act 2003 yang menggantikan Juries Act
1974, kriteria-kriteria tersebut yaitu:
• Berusia antara 18 – 70 tahun dan terdaftar sebagai
pemilih dalam pemilu;
• Berdomisili di Inggris Raya paling sedikit 5 tahun (sejak
usia 13 tahun);
• Tidak mengalami gangguan mental; dan
• Tidak didiskualifikasi.
Juri (lanjutan)
Para calon juri tersebut dipilih secara acak dari pusat
data JCSB di London. Petugas pengadilan setempat
mengeluarkan daftar yang disebut dengan Panels juri,
yang mana dari daftar tersebut akan dipilih juri
melalui surat suara dalam pengadilan terbuka
kemudian diambil sumpahnya satu persatu.
Terdakwa memiliki hak untuk menolak sebagian atau
seluruh juri dengan alasan tertentu setalah namanama juri dipilih. Penuntut umumpun memiliki hak
yang sama untuk menolak juri karena alasan tertentu.
Keberatan-keberatan tersebut akan dibicarakan
dalam sidang hakim pada saat dengar pendapat awal.
Daftar Bacaan
1. Andi Hamzah, Perbandingan Hukum Pidana
Beberapa Negara: Edisi Ketiga, 2008
2. Elliott, Catherine and Frances Quinn, English
Legal System: Fourth Edition, 2002
3. Fafinski, Stefan and Emily Finch, English Legal
System, 2007

More Related Content

What's hot

Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamsesukakita
 
Peran kejaksaan republik indonesia
Peran kejaksaan republik indonesiaPeran kejaksaan republik indonesia
Peran kejaksaan republik indonesiailham_fajar_ramadhan
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidanaalsalcunsoed
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Rudi Sudirdja
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasaCaelarsyi
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumAnto Neo Madani
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpidRonalto_Tan
 

What's hot (20)

Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Peran kejaksaan republik indonesia
Peran kejaksaan republik indonesiaPeran kejaksaan republik indonesia
Peran kejaksaan republik indonesia
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
aliran kriminologi
aliran kriminologialiran kriminologi
aliran kriminologi
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukum
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
 

Similar to Perbandingan sistem peradilan pidana indonesia dengan inggris

9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
 
Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana
Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidanaPengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana
Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidanavirmannsyah
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraFakhrul Rozi
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.pptSneekPeak
 
Civil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part ICivil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part IFenti Anita Sari
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataMakmurZakaria
 
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...Lamria Agnes Meilani
 
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.pptBAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt23NurrohmahAzizahRaf
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilanDawat Christian
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptahmadreynld23
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 EK KN
 
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokatUndang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokatanthonius karianga
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaWien Adithya
 
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptxKelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptxMasponcoNugroho
 

Similar to Perbandingan sistem peradilan pidana indonesia dengan inggris (20)

9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana
Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidanaPengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana
Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
PKN.pptx
PKN.pptxPKN.pptx
PKN.pptx
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Civil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part ICivil law and Common Law System Part I
Civil law and Common Law System Part I
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
 
UNCAC-Riset disparitas putusan perkara
UNCAC-Riset disparitas putusan perkaraUNCAC-Riset disparitas putusan perkara
UNCAC-Riset disparitas putusan perkara
 
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.pptBAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
BAB 3. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 2.ppt
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilan
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.ppt
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
 
Lembaga peradilan
Lembaga peradilanLembaga peradilan
Lembaga peradilan
 
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokatUndang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
Undang-undang nomor 18 tahun 2003 tentang advokat
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan Indonesia
 
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptxKelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
 

Perbandingan sistem peradilan pidana indonesia dengan inggris

  • 2. Persamaan sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris Sebelum melihat perbedaan antara sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris, baiknya untuk mengetahui persamaan antara sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris. 1. Pengaturan tentang kewenangan masing-masing lembaga diatur di dalam undang-undang tersendiri, misal di Indonesia dengan UU Kepolisian, UU Kejaksaan dll, di Inggris terdapat Crown Prosecutors Service Act atau UU Kejaksaan dll.
  • 3. Persamaan sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris (lanjutan) 2. Adanya lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, kehakiman, pemasyarakatan dan advokat dengan format yang sedikit berbeda; 3. Adanya kesamaan dalam proses penyidikan, penuntutan, pemeriksaan persidangan, banding, kasasi dan eksekusi
  • 4. Perbedaan sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris Seperti halnya dalam pembahasan perbedaan sistem peradilan pidana Indonesia dan Belanda, perbedaan antara sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris juga dilihat dari kriteria kewenangan lembaga penegak hukumnya dan proses dalam sistem peradilan pidananya.
  • 5. Perbedaan sistem peradilan pidana Indonesia dan Inggris (lanjutan) Terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal lembaga penegak hukum antara Indonesia dengan Inggris. Lembaga penegak hukum di Inggris antara lain: 1. Kepolisian; 2. Solicitor; 3. Barrister; 4. Kejaksaan; 5. Pengadilan; 6. Juri
  • 6. Kepolisian di Inggris Seperti halnya dengan kepolisian di Belanda, dalam hal penyidikan, kinerja kepolisian berada di bawah perintah dan pengawasan kejaksaan. Kejaksaan menjadi pemimpin kepolisian dalam melakukan penyidikan, karena tanpa konsultasi sedini mungkin dengan kejaksaan perkaranya akan kurang berhasil di persidangan. (Lihat Andi Hamzah, 2008: 137)
  • 7. Prinsip Dasar Kepolisian Inggris • Kepolisian haruslah berada di bawah kontrol lembaga pemerintah; • Kepolisian haruslah stabil, efisien dan berada dalam garis organisasi dengan militer; • Efisiensi kepolisian akan ditentukan oleh minimnya kejahatan; • Penyebaran kekuatan kepolisian, baik waktu dan area adalah penting; • Kepemimpinan yang sempurna dalam hal perilaku adalah ciri polisi yang dibutuhkan; • Polisi harus dipekerjakan dalam basis probasi; • Catatan kepolisian dibutuhkan untuk distribusi kekuatan polisi yang sesuai; • Pelatihan petugas kepolisian membawa efisinesi lebih besar (Lihat Robert D. Pursley, 1977: 130)
  • 8. Perbedaan Kepolisian Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 1. Struktur Organisasi Indonesia Inggris Non Berada di bawah departemen kementrian dan langsung kehakiman berada di bawah Presiden
  • 9. Perbedaan Kepolisian Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 2. Fungsi utama terkait sistem peradilan pidana Indonesia Inggris a. Penyelidikan; a. Penyidikan (tidak dibedakan antara b. Penyidikan. penyelidikan dan penyidikan); b. Penuntutan; c. Hakim di persidangan untuk perkara ringan
  • 10. Perbedaan Kepolisian Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 3. Hubungan antar lembaga dalam melakukan fungsi tersebut Indonesia Berkoordinasi dengan kejaksaan dan kehakiman Inggris Berkoordinasi dengan kejaksaan dalam melakukan penyidikan dan kehakiman untuk meminta surat penangkapan
  • 11. Perbedaan Kepolisian Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 4. Kewenangan untuk menghentikan penyidikan Indonesia Terbatas berdasarkan undangundang Inggris Tidak terbatas
  • 12. Perbedaan Kepolisian Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel Indonesia 5. Kewenangan Tidak ada untuk penyelesaian perkara di luar persidangan Inggris Pernyataan bersalah tersangka (Plea guilty)
  • 13. Solicitor dan Barrister Salah satu komponen yang unik dan paling terkemuka dalam sistem peradilan pidana Inggris adalah adanya dua lembaga yang disebut dengan Solicitor dan Barristers. Keduanya merupakan profesi hukum atau sering disebut juga dengan pengacara. Masing-masing memiliki struktur oranisasi yang mengatur tentang pelatihan, prosedur kebiasaan dan praktiknya. Solicitor pada umumnya adalah tempat pertama dimana seseorang mencari saran-saran atau nasihat hukum berkaitan dengan permasalahan hukum yang dihadapi. Solicitors menguasai secara luas permasalahan-permasalahan hukum yang beragam. (Lihat Stefan Fafinsky and Emily Finch, 2007: 143)
  • 14. Solicitor dan Barrister (lanjutan) Barristers seringkali disamakan dengan fungsi advokat yang berbicara di depan persidangan. Namun, peran Barristers tidak hanya itu, melainkan juga banyak berperan di luar persidangan, menyusun argumen dan pembelaan serta menuliskan saran-saran untuk solicitors. Tidak seperti solicitors, barristers tidak diperkenankan untuk bekerja bersama-sama (partnership) kecuali dengan pengacara asing. Barristers bertemu dengan kliennya dengan didampingi oleh solicitors atau perwakilan lainnya. (Lihat Stefan Fafinsky and Emily Finch, 2007: 144)
  • 15. Kejaksaan di Inggris Dalam hukum Anglo Saxon Inggris, setiap orang dapat mengajukan tuntutan gugatan. Oleh sebab itu, secara tradisional, penuntutan dianggap sebagai hal yang bersifat pribadi dan untuk mengajukan berita acara pidana adalah tergantung pada warga yang bersangkutan, demikian juga pengajuan saksi dan penanganan kasus mulai dari penuntutan awal hingga persidangan yang dipimpin oleh hakim tunggal. Akibat dari proses tersebut adalah banyaknya kasus yang tidak diteruskan atau bahkan dihentikan.
  • 16. Kejaksaan di Inggris (lanjutan) Dalam praktiknya hampir sebagian besar penuntutan dilakukan oleh Polisi (walaupun dalam kenyataannya mereka melakukannya atas nama penduduk sipil). Penuntut Umum bagi perkara-perkara ringan adalah polisi sendiri (Police Prosecutor). Bagi perkara-perkara agak berat Penuntut Umumnya adalah pengacara yang disebut Solicitor. Adapun perkara-perkara berat yang disidangkan di Pengadilan tinggi dan banding, Penuntut Umumnya adalah pengacara yang disebut Barrister. Baik Solicitor maupun Barrister yang menjadi Penuntut Umum tersebut dibayar oleh Polisi kasus per kasus dalam hubungan client (Polisi) dan pengacara (Penuntut Umum). (Lihat Catherine Elliott and Frances Quinn, 2002: 269)
  • 17. Kejaksaan di Inggris (lanjutan) Lembaga kejaksaan yang disebut dengan Crown Prosecutor Service baru dikenal tahun 1986, tepatnya setelah diundangkannya Crown Prosecutor Service Act tanggal 1 Oktober 1986. Saat ini, Penuntut Umumlah (Crown Prosecution Service) yang menentukan suatu perkara dapat dituntut atau tidak. Akibatnya, sedini mungkin Polisi sudah menghubungi Kejaksaan saat mulai melakukan penyidikan suatu perkara.
  • 18. Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan Inggris Sistem penuntutan di Inggris memang berbeda dengan sistem penuntutan di negara-negara lain seperti Belanda dan Indonesia. Perbedaan yang mendasar adalah adanya Private Prosecution atau penuntutan individu tanpa melaui Polisi dan Kejaksaan. Akan tetapi, di dalam Pasal 6 ayat (2) Prosecution of Offences Act 1985 (UndangUndang Kejaksaan Inggris) memberi kewenangan kepada Penuntut Umum (CPS) untuk mengambil alih suatu Private Prosecution menjadi Public Prosecution.
  • 19. Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan Inggris No Variabel 1. Struktur Organisasi Indonesia Inggris Non Berada di bawah departemen kementrian dan langsung kehakiman berada di bawah Presiden
  • 20. Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 2. Fungsi utama terkait sistem peradilan pidana Indonesia Inggris a. Penuntutan; a. Penyidikan (tidak b. Penyidikan secara resmi untuk tindak menjadi pidana supervisor tertentu; penyidikan); c. Pelaksana b. Penuntutan eksekusi
  • 21. Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 3. Pembagian daerah hukum Indonesia Inggris Diketuai oleh Tidak memiliki Jaksa Agung yang pembagian daerah membawahi hukum kejaksaan tinggi (tingkat propinsi) dan membawahi kejaksaan negeri (tingkat kabupaten)
  • 22. Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 4. Kewenangan untuk menghentikan penuntutan Indonesia Terbatas berdasarkan undangundang Inggris Tidak terbatas
  • 23. Perbedaan Kejaksaan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel Indonesia 5. Kewenangan Tidak ada untuk penyelesaian perkara di luar persidangan Inggris Pernyataan bersalah terdakwa (plea guilty)
  • 24. Pengadilan di Inggris Sistem pengadilan di Inggris memiliki struktur yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan Belanda maupun Indonesia. Di Inggris, pengadilan dikualifikasikan ke dalam tiga struktur dasar, yaitu Pengadilan pidana dan perdata; pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tingkat banding; serta pengadilan superior dan inferior. Selain pembagian dalam tiga struktur dasar tersebut dikenal pengadilan dengan yurisdiksi khusus. Dari beberapa jenis pengadilan tersebut, yang akan dibahas lebih detail adalah terkait pengadilan superior dan inferior
  • 25. Pengadilan Superior dan Inferior Pengadilan superior tidak memiliki batas yurisdiksi geografi dan finansial. Pada umumnya pengadilan superior memeriksa perkara yang penting dan/ atau sulit tanpa adanya pembatasan area atau jumlah uang yang disengketakan. Pengadilan inferior memiliki batas yurisdiksi geografi dan/ atau finansial dan pada umumnya hanya memeriksa perkara yang ringan. Termasuk di dalam pengadilan superior adalah: 1. House of Lords; 2. Pengadilan Banding; 3. Pengadilan Tinggi; 4. Crown Court; 5. Pengadilan banding urusan ketenagakerjaan
  • 26. Pengadilan Superior dan Inferior (lanjutan) Termasuk di dalam pengadilan inferior adalah: 1. County Court; 2. Magistrates Court; 3. Pengadilan Koroner; 4. Pengadilan Militer;
  • 27. House of Lords Pengadilan ini bukanlah bagian dari Mahkamah Agung Inggris atau Wales. Pengadilan ini tidak memeriksa bukti dari saksi-saksi melainkan mempertimbangkan argumentasi hukum dan bukti-bukti dokumen. Pengadilan ini memiliki yurisdiksi dalam perkara pidana dan perdata. Dalam perkara pidana pengadilan ini memeriksa perkara banding yang diajukan oleh pengadilan banding (Court of Appeal) maupun pengadilan tinggi.
  • 28. Pengadilan Banding (Court of Appeals) Hanya terdapat satu pengadilan banding, dan pengadilan banding dibagi ke dalam dua divisi, yaitu divisi perdata dan pidana. Seperti halnya House of Lords, pengadilan banding tidak memeriksa saksi-saksi melainkan hanya mempertimbangkan argumentasi hukum dan bukti dokumen. Pengadilan ini memiliki yurisdiksi mengadili perkara banding, namun juga memiliki yurisdiksi untuk memeriksa perkara-perkara dimana perkara tersebut dilimpahkan.
  • 29. Pengadilan Banding (Court of Appeals) (lanjutan) Perkara-perkara utama yang diperiksa adalah: • Banding dari Crown Courts melawan putusan bersalah, putusan pemidanaan atau keduanya; • Diajukan oleh Jaksa Agung terkait dengan putusan bebas dari dakwaan sebagaimana diatur di dalam Pasal 36 Criminal Justice Act 1972; • Diajukan oleh Jaksa Agung terhadap putusan yang terlalu tolerir/ ringan sebagaimana diatur di dalam Pasal 36 Criminal Justice Act 1988; • Diajukan oleh Komisi Pemantau Perkara Pidana (Criminal Cases Review Commission) sebagaimana diatur di dalam Pasal 9 Criminal Appeal Act 1995 dimana dimungkinkan terjadinya kesalahan penerapan hukum
  • 30. Pengadilan Tinggi Pengadilan tinggi dibagi ke dalam tiga divisi untuk keperluan administrasi. Tiga divisi tersebut adalah: • Queen’s Bench Division (pemeriksaan banding dalam perkara pidana yang diperiksa oleh magistrate court dan crown court); • Chancery Division (menangani perkara perdata bisnis); • Family Division (menangani perkara hukum keluarga seperti perceraian, adopsi.
  • 31. Crown Court Pengadilan kerajaan dapat memeriksa perkara dengan ketentuan: • Persidangan dengan dakwaan oleh juri; • Kasus-kasus dimana pengadilan magistrate telah menolak yurisdiksi sebelum disidangkan; • Putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan magistrate dimana pengadilan magistrate memiliki pertimbangan bahwa keputusan tersebut tidak cukup kuat (karena pengadilan magistrate memiliki pembatasan dalam menjatuhkan putusan sebagaimana diatur di dalam undang-undang).
  • 32. County Court Pengadilan ini adalah pengadilan tingkat rendah yang tidak memeriksa perkara pidana. Beberapa perkara perdata didengar untuk pertama kali pada tingkat ini, sedangkan perkara pidana pada tingkat pertama didengar di pengadilan magistrate. (Lihat Stefan Fafinsky and Emily Finch, 2007: 48)
  • 33. Magistrate Court Pengadilan ini adalah pengadilan pada tingkat pertama untuk perkara pidana. Seluruh perkara pidana dimulai di pengadilan ini dan hampir 90 persen berakhir di sini. Pada pengadilan ini yang akan diperiksa adalah: • Persidangan awal tindak pidana; • Pengajuan jaminan; • Dikeluarkannya surat panggilan dan surat penangkapan/ penahanan atau penggeledahan; • Pernyataan bersalah ; • Proses awal Crown Court atau penjatuhan hukuman. • Pada tingkat ini yang memeriksa adalah Hakim perdamaian pada umumnya berupa hakim majelis berjumlah tiga orang atau hakim tunggal/ hakim distrik
  • 34. Pengadilan Koroner Pengadilan ini tidak terdapat di Indonesia karena pengadilan ini termasuk dalam pengadilan yang memiliki yurisdiksi terbatas, yaitu khusus untuk memeriksa dan menyelidiki penyebab kematian seseorang. Umumnya kematian-kematian yang dianggap tidak wajar.
  • 36. Perbedaan Pengadilan Indonesia dan Inggris No Variabel 1. Pengadilan Indonesia a. Mahkamah superior dan Agung; inferior b. Pengadilan (strata tinggi; tingkatan c. Pengadilan pengadilan negeri. dari yang paling tinggi) Inggris a. House of lords; b. Mahkamah agung; c. Pengadilan banding; d. Pengadilan tinggi; e. Pengadilan kerajaan; f. Pengadilan magistrate.
  • 37. Perbedaan Pengadilan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 2. Pembagian pengadilan berdasarkan yurisdiksi khusus Indonesia Inggris a. Peradilan umum; b. Peradilan agama; c. Peradilan tata usaha negara; d. Peradilan militer a. Peradilan koroner; b. Peradilan militer; c. Peradilan ketenagakerjaan; d. Peradilan imigrasi; e. dll
  • 38. Perbedaan Pengadilan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel Indonesia 3. Pembagian Terdapat pembagian daerah hukum berdasarkan administrasi wilayah daerah hukum Inggris Tidak terdapat pembagian daerah hukum
  • 39. Perbedaan Pengadilan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel Indonesia 4. Jumlah hakim Hakim majelis yang memeriksa perkara Inggris Umumnya menggunakan hakim tunggal
  • 40. Perbedaan Pengadilan Indonesia dan Inggris (lanjutan) No Variabel 5. Sistem pembuktian Indonesia Pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif Inggris Berdasarkan keyakinan belaka (conviction in time)
  • 41. Juri Juri banyak digunakan dalam persidangan pidana di pengadilan kerajaan (Crown Court), walaupun mereka mungkin dipergunakan dalam pengadilan koroner dan jarang sekali dipergunakan di persidangan sipil/ perdata. Kriteria-kriteria untuk dapat memenuhi syarat sebagai juri dalam sistem peradilan pidana Inggris diatur di dalam Criminal Justice Act 2003 yang menggantikan Juries Act 1974, kriteria-kriteria tersebut yaitu: • Berusia antara 18 – 70 tahun dan terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu; • Berdomisili di Inggris Raya paling sedikit 5 tahun (sejak usia 13 tahun); • Tidak mengalami gangguan mental; dan • Tidak didiskualifikasi.
  • 42. Juri (lanjutan) Para calon juri tersebut dipilih secara acak dari pusat data JCSB di London. Petugas pengadilan setempat mengeluarkan daftar yang disebut dengan Panels juri, yang mana dari daftar tersebut akan dipilih juri melalui surat suara dalam pengadilan terbuka kemudian diambil sumpahnya satu persatu. Terdakwa memiliki hak untuk menolak sebagian atau seluruh juri dengan alasan tertentu setalah namanama juri dipilih. Penuntut umumpun memiliki hak yang sama untuk menolak juri karena alasan tertentu. Keberatan-keberatan tersebut akan dibicarakan dalam sidang hakim pada saat dengar pendapat awal.
  • 43. Daftar Bacaan 1. Andi Hamzah, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa Negara: Edisi Ketiga, 2008 2. Elliott, Catherine and Frances Quinn, English Legal System: Fourth Edition, 2002 3. Fafinski, Stefan and Emily Finch, English Legal System, 2007