SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
STANDAR DAN
KRITERIA DESAIN
4.1. UMUM
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disebutkan bahwa tugas pokok dan tanggung jawab konsultan
adalah, ” Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi Jln. Tanah Baru - Jln. R. Sanim - Curug Agung ”. Untuk
mencapai sasaran tugas tersebut konsultan akan mengembangkan metode kerja berdasarkan pada
pendekatan yang akan dikembangkan sesuai dengan tujuan penugasan. Metoda yang dikembangkan
akan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan pada Pedoman/Petunjuk yang relevan.
Dalam menerapkan kriteria-kriteria yang ada, Konsultan akan selalu melakukan konsultasi dengan
Pemberi Tugas untuk menghindari perbedaan persepsi, mengingat perencanaan pekerjaan yang dibuat
akan digunakan sebagai landasan yang bersifat jangka panjang.
4.2. KRITERIA DISAIN PERENCANAAN
Dalam penyusunan kriteria Teknis perencanaan, tetap berpedoman pada kriteria perencanaan dari
petunjuk teknis bidang air minum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Cipta Karya, hanya dalam penerapan parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan kondisi
daerah perencanaan.
4.2.1. Kriteria Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Non Rumah Tangga
Berdasarkan hasil survey dan perbandingan antara daerah yang telah dilayani sistem air minum.
4.2.2. Kriteria Kualitas Air Minum
Semua sistem yang dihasilkan harus dapat memproduksi air minum yang memenuhi standar air minum
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
4.2.3. Kriteria Kebutuhan Dasar
a) Jenis Pelayanan
Usaha pelayanan air minum pada umumnya melalui 2 (dua) macam cara yaitu sambungan langsung dan
hidran umum.
1) Hidran umum melayani daerah pedesaan untuk pelanggan Sosial.
2) Sambungan langsung melayani perumahan dan perkantoran dikelompokan untuk pelanggan Non
Niaga. Pertokoan, Perdagangan Industri dan Pelabuhan dikelompokan untuk pelanggan Niaga.
b) Kebutuhan Untuk Kebakaran
Pada dasarnya keperluan air untuk kebakaran dicadangkan 10% dari kebutuhan air perhari dan di
cadangkan dari reservoir.
4.2.4. Beberapa Pokok Kriteria Teknis
a. Sistem Distribusi
Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah :
Pola tata guna tanah
Kepadatan penduduk
Kondisi topografi
Rencana induk kota
b. Fluktuasi Penggunaan Air Minum
Fluktuasi Penggunaan Air Berdasarkan pada :
Hari Maksimum (Q max) = 1,2 x Kebutuhan Air rata-rata
Jam Puncak (Q peak) = 1,6 x Kebutuhan Air rata-rata
c. Pipa Distribusi
Direncanakan dengan berpatokan pada saat debit puncak (Q peak).
d. Tekanan Air Dalam Pipa
Tekanan maksimum direncanakan 60 m kolom air.
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Tekanan minimum direncanakan 10 m kolom air.
e. Kecepatan Pengaliran Pipa
Kecepatan pengaliran air dalam pipa :
Transmisi : 0,5 - 3,0 m/det
Distribusi : 0,3 - 2,5 m/det
f. Koefisien Kekasaran Pipa
Untuk perhitungan hidrolis baik untuk pipa transmisi maupun distribusi, koefisien kekasaran pipa
(koefisien Hazen William) digunakan nilai sebagai berikut :
Pipa PVC : 120 – 140
Pipa HDPE : 140
Pipa Steel baru : 120
Pipa Steel lama : 90 – 100
g. Pembagian Daerah Pelayanan
Untuk meratakan aliran ke konsumen, maka daerah pelayanan di bagi dalam beberapa zone dan sub
zone, sehingga mempermudah menghitung besarnya pembebanan kebutuhan air minum (debit taping).
Pembagian tersebut disesuaikan dengan jumlah penduduk tiap blok. Luas blok ditentukan atas dasar
jumlah kebutuhan air dan kepadatan penduduk, sedangkan kebutuhan air ini disesuaikan dengan rencana
tahapan penyediaan air minum.
4.3. KRITERIA UNIT DISTRIBUSI
Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa jeringan perpipaan yang
terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jeringan tertutup (loop), sistem jeringan distribusu
bercabang (dead-end distribution system), atau nkombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system).
Bentuk jeringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan,
jumlah pelanggan, dan jeringan jalan dimana pipa akan dipasang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah
sebagai berikut :
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
a. Denah (lay-out) sistem distrinusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan dan
lokasi instalasi pengolahan air.
b. Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan.
c. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya, diusulakn kombinasi
sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem
perpompaan langsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa penguat (booster
pump).
d. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m, wilayah
pelayanan dibagi menjadi beberapa zona sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan tekanan
minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure
reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat.
Tabel 4.1
Kriteria Sistem Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam puncak
Q peak = F peak x Q rat-rata
2 Faktor jam puncak F puncak 1,5
3 Kecepatan aliran air dalam
pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3 m/detik
b) Kecepatan Maksimum 3,0 m/deti
4 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min 0,5 atm pada titik jangkauan
pelayanan terjauh.
b) Tekanan maksimum h max 9,0 Mpa
Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
4.3.1. Perencanaan Denah (Lay Out)
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan pertimbangan:
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
a. Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan, jalan-jalan yang tidak saling menyambung dapat
menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar
atau tertutup, cocok untuk system tertutup, kecuali bila konsumen jarang.
b. Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (lay-out) berbentuk cabang.
c. Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan.
d. Tata guna lahan wilayah pelayanan.
4.3.2. Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendalian
kehilangan air.
a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan dalam wilayah
pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).
Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau
perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi
atau batas administrasi. Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga
tekanan minimum yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah wilayah
pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5 - 6 sel utama) dilengkapi dengan sebuah
meter induk.
b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa distribusi yang
membentuk zona distribusi dalam satu wilayah pelayanan SPAM.
c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang menghubungkan antara
JDU dengan Sel Utama.
d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan
tertutup Sel Utama.
e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan
Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi dan dibatasi oleh
jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel
utama akan membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5 - 10 sel dasar. Sel utama
biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
g. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel utama dan dibatasi oleh
pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup dan biasanya
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) mencapai 1000 – 2000 SR. Setiap sel dasar dalam
sebuah Sel Utama dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik.
4.3.3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal yang terpenting
adalah harus terlaksananya uji pipa yang terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara
pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam
SNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau standar lain
yang berlaku.
4.3.4. Diameter Pipa Distribusi
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan sisa tekan
minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk
kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm
dengan jarak antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung
pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi
Faktor Pipa Distribusi
Utama
Pipa Distribusi
Pembawa
Pipa Distribusi
Pembagi
Jam puncak 1,15 - 1,7 2 3
Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
Ukuran diameter pipa distribusi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Diameter Pipa Distribusi
Cakupan
Sistem
Pipa Distribusi
utama
Pipa Distribusi
Pembawa
Pipa
Distribusi
Pembagi
Pipa
Pelayanan
Sistem
Kecamatan
≥ 100 mm 75 - 100 mm 75 mm 50 mm
Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Penentuan dimensi perpipaan distribusi dapat menggunakan formula:
Q = V x A
A = 0,785 D2
Dengan pengertian:
Q : debit (m3
/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2
)
D : diameter pipa (m)
4.3.5. Analisa Jaringan
Analisa jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda hardy-cross masih
diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisis dengan bantuan program
komputer.
2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen Williams:
Hf = 10,66-1,85 x D-4,87 x L
Kecepatan aliran dengan rumus:
V = 0,38464 C x D0,63
x L0,54
Debit aliran dihitung dengan rumus:
Q = 0,27853 C x D2,63
x L0,54
Dimana:
Q = debit air dalam pipa (m3
/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis
Ah = kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m3
)
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
4.3.6. Desaign Jaringan Perpipaan
Komponen Penyaluran Air Minum :
Jaringan Pipa Distribusi
Reticulation Sistem
Pemilihan Pipa
Perlengkapan Pipa
Jaringan Pipa Distribusi
Pipa distribusi merupakan pipa yang berdiameter sangat besar yaitu lebih dari 100 mm dan termasuk
dalam sistem jaringan perpipaan. Desain aliran yang digunakan adalah pengaliran air saat jam pucak
(peak haour) dari reservoir ke pelayanan, dengan syarat lebih dari 24 jam jika aliran gravitasi atau antara
20 hingga 24 jam jika aliran menggunakan pompa. Faktor yang menentukan dalam pengadaan pipa
adalah panjang pipa, topografi, lokasi daerah pelayanan, tipe tanah, tata guna tanah.
Water hammer atau pukulan air harus menjadi perhatian dalam penentuan design pipa distribusi. Water
hammer terjadi pada saat ada tekanan yang lebih dari normal dalam proses percepatan aliran pada
saluran. Atau saat selang waktu pada saat waktu buka atau tutup valve atau saat pompa dimatikan atau
dinyalakan secara tiba-tiba.
Perubahan tekanan saat terjadi water hammer dapat diukur dengan menggunakan rumus :
Dimana : H = Tekanan (mka)
C = Kecepatan gelombang (m/sec)
V = Kecepatan aliran (m/sec)
G = 9,8 percepatan gravitasi (m/sec)
Sistem Retikulasi
Sistem retikulasi merupakan sistem penyaluran air melalui pipa-pipa yang berdiameter 100 mm hingga 75
mm yang didistribusikan ke konsumen. Sistem jaringan umumnya didesain untuk mengalirkan kebutuhan
air pada waktu jam puncak ke daerah pelayanan. Untuk perhitungan hidrolik aliran pada sistem akan
digunakan software EPANET. Lokasi, panjang, pengaturan, dan elevasi jaringan pipa akan ditentukan
H = C . V
g
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
dengan hasil pengukuran dilapangan. Jaringan tersebut akan “dijalankan” dan langsung dikonfirmasikan
dengan peta sistem distribusi PDAM yang ada.
Konsultan akan menggunakan EPANET untuk menganalisa jaringan. Merupakan perangkat analisa
jaringan yang fleksibel namun efektif, yang akan memberikan informasi tekanan, aliran, dan analisa
kualitas sampai sistem yang terdokumentasi setiap jamnya. Program tersebut dioperasikan dalam
program windows dan dapat menghasilkan grafik yang sesuai untuk evaluasi yang cepat pada pilihan-
pilihan. Program tersebut juga dapat memberikan posisi optimal dari reservoir distribusi, pompa booster
sebagaimana ukuran pipa optimal untuk peningkatan performa jaringan.
Pemilihan Pipa
Pemilihan pipa sangat bergantung kepada :
• Daya tahan pipa terhadap tekanan dari dalam (water hammer dan tekanan statik)
• Daya tahan pipa terhadap tekanan dari luar (beban tanah dan lalu lintas).
• Kapasitas bawah pipa.
• Daya tahan korosif.
• Usia pelayanan.
• Besarnya biaya investasi dan pemeliharaan
Bahan pipa HDPE akan mengikuti standar SII 0344-82 dengan batas tekanan minimum 20 kg/cm2
. Seri
SDR 13,6 untuk sambungan metal dan adaptor. Pipa HDPE harus diadakan dengan minimum 20 meter.
Perlengkapan Pipa
• Valve
Dipergunakan untuk mengatur arah aliran dan menghentikan aliran dalam pipa, dipasang pada :
1. Tempat persilangan pipa
2. Setiap titik pengambilan, dipasang sesuai dengan arah aliran.
3. Tempat pembuangan lumpur
• Ada beberapa tipe valve :
1. Gate valve
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Digunakan pada pipa induk, terutama untuk diameter besar. Keuntungannya yaitu tahan terhadap
tekanan yang besar dan pada bukaan yang lebar hampir tidak ada head yang hilang. Gate valve harus
sesuai dengan standar AWWA C 500 atau setara dan tekanan kerja 10 kg/cm2
dan flens yang digunakan
harus sesuai dengan ISO 2084. Semua valve harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari
manufacture dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk valve akan disuplai lengkap dengan box
dan spindle.
2. Air Valve
Yaitu perlengkapan pipa yang berfungsi untuk melepaskan udara yang berakumulasi di dalam pipa
distribusi. Ditempatkan pada :
a. Jalur yang mendatar setiap (750 – 1000) m.
b. Tempat – tempat yang tinggi di dalam saluran yang mendaki.
AirValve Digunakan jika pipa distribusi menyeberangi lembah atau sungai. Untuk panjang bentang 4
meter, maka diperlukan pendukung/jembatan pipa.
4. Pengurasan ( wash out )
Berfungsi untuk mengeluarkan lumpur yang terendapkan di dalam pipa distribusi. Diameter wash out
berkisar antara (¼ - ½) dari diameter distribusi. Wash out ditempatkan pada :
a. Tempat – tempat rendah dimana lumpur dapat terakumulasi.
b. Ujung – ujung saluran yang mendatar dan menurun
5. Blok penahan (thrust block dan anker)
Berguna untuk mencegah agar peralatan (fiting – fiting) tidak bergerak jika beban tekanan diberikan. Blok
penahan ini akan memindahkan beban dari fiting – fiting pada bidang tanah sekitarnya.
6. Sambungan pipa
Pada jaringan pipa induk dan pipa sekunder digunakan pipa HDPE. Pada tempat – tempat penyeberangan
sungai atau tempat – tempat khusus dipergunakan pipa besi atau pipa galvanis (GIP ).
Sambungan tersebut antara lain :
a. Socket dan spigot joint dan mechanical joint pada GIP.
b. Sistem pengelasan, joint atau dresser / giboult joint yaitu sambungan antara GIP / Steel / HDPE.
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
4.3.7. Pompa Distribusi
Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari. Pompa harus
mampu mensuplai debit air saat jam puncak dimana pompa besar bekerja dan saat pemakaian minimum
pompa kecil yang bekerja. Debit pompa besar ditentukan yaitu sebesar 50% dari debit jam puncak.
Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak. Ketentuan jumlah dan ukuran pompa distribusi sesuai
dengan Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi
Debit (m3/hari) Jumlah Pompa (unit) Total Pompa (unit)
Sampai 125 2 (1) 3
120 s.d 450 Besar : 1 (1) 2
Lebih dari 400 Kecil : 1 1
Besar : lebih dari 3 (1) Lebih dari 4
Kecil : 1 1
Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
4.3.8. Pemilihan Pompa
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa adalah:
1) Efisiensi pompa; kapasitas dan total head pompa mampu beroperasi dengan efisiensi tinggi dan
bekerja pada titik optimum sistem.
2) Tipe pompa
Bila ada kekhawatiran terendam air, digunakan pompa tipe vertikal.
Bila total head kurang dari 6 m ukuran pompa (bore size) lebih dari 200 m, menggunakan tipe
mixed flow atau axial flow.
Bila total head lebih dari 20 m, atau ukuran pompa lebih kesil dari 200 mm, digunakan tipe
sentrifugal.
Bila head hisap lebih dari 6 m atau pompa tipe mixed flow atau axial flow yang lubang pompanya
(bore size) lebih besar dari 1500 mm, digunakan pompa tipe vertikal.
3) Kombinasi dan pemasangan pompa
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Kombinasi pemasangan pompa harus memenuhi syarat titik optimum kerja pompa. Titik optimum
kerja pompa terletak pada titik potong antara kurva pompa dan kurva sistem.
Penggunaan beberapa pompa kecil lebih ekonomis daripada satu pompa besar. Pemakaian pompa
kecil akan lebih ekonomis pada saat pemakaian air minimum di daerah distribusi. Perubahan dari
operasi satu pompa ke operasi beberapa pompa mengakibatkan efisiensi masing-masing pompa
berbeda-beda.
4.4. PENANAMAN PIPA
4.4.1. Bobok Jalan Beton Galian Tanah
Pembobokan beton sebagai bagian dari penanaman pipa di jalan beton perlu diperhatian hal – hal
sebagai berikut :
a. Persiapan
Penentuan demolished area dan daerah kerja.
Proses Marking Area, luasnya disesuaikan dengan diameter pipa
Pemilihan Alat Hancur yang digunakan berdasarkan aksesibilitas lokasi, luas area penghancur dan
besar pengaruh terhadap alat hancur terhadap struktur sekitar
b. Pelaksanaan
Batas Daerah Yang Akan diibobok (yang telah di demarking) di cutter terlebih dahulu
Jaga kelurusan tulangan
Setelah dilakukan pembobokan bersihkan tulangan stek dari sisa beton yang menempel dari sisa
beton yang masih menempel dengan sikat besi
Dilarang membengkokan tulang stek jika tidak perlu
Pola retakan tidak boleh terjadi pada daerah yang tidak di bobok
Setelah pembobokan Jalan Beton dilanjutkan dengan galian tanah biasa kedalaman disesuaikan dengan
diameter pipa yang akan dipasang, adapun parit yang akan digali hanya untuk ruang penyambungan
pipa setiap 6 meter atau bisa dilakukan sampai 75 meter bila peyambungan pipa dilaksanakan dititik awal
pit (parit), untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik atau bila penyambungan,
dan timbunan harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat
dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga, penguatan-
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa. Lubang pit akan di amankan dengan menggunakan
tanah galian yang dimasukan kedalam karung serta di batasi dengan garis pita pengaman. Ruang
penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat dikerjakan dengan
baik. Galian dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang penyambungan.
4.4.2. Pekerjaan Boring Untuk Lubang Pipa
Pekerjaan membuat lubang untuk memasukan pipa dengan menggunakan metode boring
horizontal dengan cara manual, lubang boring untuk memasukan pipa harus lebih besar dari
diameter pipa yang akan dimasukan. Alat boring yang digunakan adalah alat boring manual yang tidak
merusak konstruksi jalan serta bangunan yang ada disekitarnya.
4.4.3. Urugan Tanah dan perbaikan hasil bobok Jalan beton
Urugan atau penimbunan kembali pit - pit disebutkan didalam “pekerjaan tanah”.Semua bahan
timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lainnnya..
Setelah pipa-pipa dipasang kemudian didorong dengan menggunakan alat boring kedalam lubang
horizontal yang sudah dibuat. Sedangkan pit untuk memasukan pipa ditimbun kembali dan jalan beton
yang sudah dibobok di perbaiki, adapun metode pekerjaan beton sbb:
Desain struktur harus benar,meliputi desai beton dan bahan yang digunakan harus sama dengan
bahan sebelum dilakukan pembobokan, misal jika menggunakan K300 harus digunakan K 300
kembali
Bekisting di persiapkan dengan benar, papan bekisting harus dalam kondiisi bersih sebelum
digunakan
Pembersihan beton tercecer harus dilakukan saat proses pengecoran berlangsung
Jika Penggunaan beton ready mix maka perlu berkoordinasi dengan perusahaan penyedia beton
cor tersebut untuk memastikan bahwa material beton dikirim pada tanggal dan jam yang telah
dijadwalkan, kemunduran kedatangan material beberapa jam atau bahkan hari dapat
mempenaruhi kualitas beton
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Untuk pengecoran beton yang menyambung dengan beton lama maka harus menggunakan lem
beton dan melakukan ketrik beton lama agar menyatu dengan yang baru.
Melakukan pekerjaan pemadatan saat pengecoran agar cetakan terisi dengan sempurna.
Pemadatan bisa menggunakan palu yang dipukul pada bekisting.
Melakukan penyiraman pasca cor beton agar tidak terjadi pengerasan yang terlalu cepat arena
hal ini dapat menyebabkan keretakan
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Contents
4.1. UMUM..............................................................................................................................1
4.2. KRITERIA DISAIN PERENCANAAN......................................................................................1
4.2.1. Kriteria Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Non Rumah Tangga ..................................... 1
4.2.2. Kriteria Kualitas Air Minum............................................................................................ 1
4.2.3. Kriteria Kebutuhan Dasar............................................................................................... 2
4.2.4. Beberapa Pokok Kriteria Teknis...................................................................................... 2
4.3. KRITERIA UNIT DISTRIBUSI................................................................................................3
Tabel 4.1............................................................................................................................................4
4.3.1. Perencanaan Denah (Lay Out)........................................................................................ 4
4.3.2. Komponen Jaringan Distribusi........................................................................................ 5
4.3.3. Bahan Pipa .................................................................................................................... 6
4.3.4. Diameter Pipa Distribusi ................................................................................................ 6
Tabel 4.2............................................................................................................................................6
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi ..........................................................6
Tabel 4.3............................................................................................................................................6
Diameter Pipa Distribusi ....................................................................................................................6
4.3.5. Penentuan Dimensi ...........................................................Error! Bookmark not defined.
4.3.6. Analisa Jaringan............................................................................................................. 7
4.3.7. Pompa Distribusi ..........................................................................................................11
Tabel 4.4..........................................................................................................................................11
Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi...............................................................................................11
4.3.8. Pemilihan Pompa..........................................................................................................11
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
Table of Contents
4.1. UMUM.........................................................................................................................4 - 1
4.2. KRITERIA DISAIN PERENCANAAN......................................................................................1
4.2.1. Kriteria Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Non Rumah Tangga ..................................... 1
4.2.2. Kriteria Kualitas Air Minum............................................................................................ 1
4.2.3. Kriteria Kebutuhan Dasar............................................................................................... 2
4.2.4. Beberapa Pokok Kriteria Teknis...................................................................................... 2
4.3. KRITERIA UNIT DISTRIBUSI................................................................................................3
Tabel 4.1............................................................................................................................................4
4.3.1. Perencanaan Denah (Lay Out)........................................................................................ 4
4.3.2. Komponen Jaringan Distribusi........................................................................................ 5
4.3.3. Bahan Pipa .................................................................................................................... 6
4.3.4. Diameter Pipa Distribusi ................................................................................................ 6
Tabel 4.2............................................................................................................................................6
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi ..........................................................6
Tabel 4.3............................................................................................................................................6
Diameter Pipa Distribusi ....................................................................................................................6
4.3.5. Penentuan Dimensi ...........................................................Error! Bookmark not defined.
4.3.6. Analisa Jaringan............................................................................................................. 7
4.3.7. Pompa Distribusi ..........................................................................................................11
Tabel 4.4..........................................................................................................................................11
Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi...............................................................................................11
CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR
4.3.8. Pemilihan Pompa..........................................................................................................11

More Related Content

What's hot

Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airDianita Octavia
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Joy Irman
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...Sahno Hilhami
 
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumJoy Irman
 
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)Joy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Joy Irman
 

What's hot (20)

Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...
Detail instalasi pengolahan air limbah sistem setempat (on site sanitation) s...
 
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 

Similar to OPTIMASI JARINGAN AIR

Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedMaman Suryaman
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfWawanWalcott
 
Perencanaan pengembangan sistem jaringan
Perencanaan pengembangan sistem jaringanPerencanaan pengembangan sistem jaringan
Perencanaan pengembangan sistem jaringangede5
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfAswar Amiruddin
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdfdarmadi ir,mm
 
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdfahmadwaskithoaji
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasiRizal Fahmi
 
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docxSISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docxDilaFadilh
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr112233445566123456789
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfAswar Amiruddin
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatJoy Irman
 
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxSystem Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxssusereb31bc
 

Similar to OPTIMASI JARINGAN AIR (20)

1.ppt
1.ppt1.ppt
1.ppt
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
 
Perencanaan pengembangan sistem jaringan
Perencanaan pengembangan sistem jaringanPerencanaan pengembangan sistem jaringan
Perencanaan pengembangan sistem jaringan
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
 
Air bersih 2
Air bersih 2Air bersih 2
Air bersih 2
 
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
 
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docxSISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
Irigasi ciramajaya
Irigasi ciramajayaIrigasi ciramajaya
Irigasi ciramajaya
 
mekanika flida
mekanika flidamekanika flida
mekanika flida
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
 
Modul epanet
Modul epanetModul epanet
Modul epanet
 
Poster hiber2013
Poster hiber2013Poster hiber2013
Poster hiber2013
 
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxSystem Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 

Recently uploaded (9)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 

OPTIMASI JARINGAN AIR

  • 1. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR STANDAR DAN KRITERIA DESAIN 4.1. UMUM Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disebutkan bahwa tugas pokok dan tanggung jawab konsultan adalah, ” Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi Jln. Tanah Baru - Jln. R. Sanim - Curug Agung ”. Untuk mencapai sasaran tugas tersebut konsultan akan mengembangkan metode kerja berdasarkan pada pendekatan yang akan dikembangkan sesuai dengan tujuan penugasan. Metoda yang dikembangkan akan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan pada Pedoman/Petunjuk yang relevan. Dalam menerapkan kriteria-kriteria yang ada, Konsultan akan selalu melakukan konsultasi dengan Pemberi Tugas untuk menghindari perbedaan persepsi, mengingat perencanaan pekerjaan yang dibuat akan digunakan sebagai landasan yang bersifat jangka panjang. 4.2. KRITERIA DISAIN PERENCANAAN Dalam penyusunan kriteria Teknis perencanaan, tetap berpedoman pada kriteria perencanaan dari petunjuk teknis bidang air minum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya, hanya dalam penerapan parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah perencanaan. 4.2.1. Kriteria Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Non Rumah Tangga Berdasarkan hasil survey dan perbandingan antara daerah yang telah dilayani sistem air minum. 4.2.2. Kriteria Kualitas Air Minum Semua sistem yang dihasilkan harus dapat memproduksi air minum yang memenuhi standar air minum yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  • 2. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR 4.2.3. Kriteria Kebutuhan Dasar a) Jenis Pelayanan Usaha pelayanan air minum pada umumnya melalui 2 (dua) macam cara yaitu sambungan langsung dan hidran umum. 1) Hidran umum melayani daerah pedesaan untuk pelanggan Sosial. 2) Sambungan langsung melayani perumahan dan perkantoran dikelompokan untuk pelanggan Non Niaga. Pertokoan, Perdagangan Industri dan Pelabuhan dikelompokan untuk pelanggan Niaga. b) Kebutuhan Untuk Kebakaran Pada dasarnya keperluan air untuk kebakaran dicadangkan 10% dari kebutuhan air perhari dan di cadangkan dari reservoir. 4.2.4. Beberapa Pokok Kriteria Teknis a. Sistem Distribusi Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah : Pola tata guna tanah Kepadatan penduduk Kondisi topografi Rencana induk kota b. Fluktuasi Penggunaan Air Minum Fluktuasi Penggunaan Air Berdasarkan pada : Hari Maksimum (Q max) = 1,2 x Kebutuhan Air rata-rata Jam Puncak (Q peak) = 1,6 x Kebutuhan Air rata-rata c. Pipa Distribusi Direncanakan dengan berpatokan pada saat debit puncak (Q peak). d. Tekanan Air Dalam Pipa Tekanan maksimum direncanakan 60 m kolom air.
  • 3. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Tekanan minimum direncanakan 10 m kolom air. e. Kecepatan Pengaliran Pipa Kecepatan pengaliran air dalam pipa : Transmisi : 0,5 - 3,0 m/det Distribusi : 0,3 - 2,5 m/det f. Koefisien Kekasaran Pipa Untuk perhitungan hidrolis baik untuk pipa transmisi maupun distribusi, koefisien kekasaran pipa (koefisien Hazen William) digunakan nilai sebagai berikut : Pipa PVC : 120 – 140 Pipa HDPE : 140 Pipa Steel baru : 120 Pipa Steel lama : 90 – 100 g. Pembagian Daerah Pelayanan Untuk meratakan aliran ke konsumen, maka daerah pelayanan di bagi dalam beberapa zone dan sub zone, sehingga mempermudah menghitung besarnya pembebanan kebutuhan air minum (debit taping). Pembagian tersebut disesuaikan dengan jumlah penduduk tiap blok. Luas blok ditentukan atas dasar jumlah kebutuhan air dan kepadatan penduduk, sedangkan kebutuhan air ini disesuaikan dengan rencana tahapan penyediaan air minum. 4.3. KRITERIA UNIT DISTRIBUSI Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa jeringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jeringan tertutup (loop), sistem jeringan distribusu bercabang (dead-end distribution system), atau nkombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jeringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan, dan jeringan jalan dimana pipa akan dipasang. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut :
  • 4. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR a. Denah (lay-out) sistem distrinusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air. b. Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan. c. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya, diusulakn kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa penguat (booster pump). d. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zona sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat. Tabel 4.1 Kriteria Sistem Distribusi No Uraian Notasi Kriteria 1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam puncak Q peak = F peak x Q rat-rata 2 Faktor jam puncak F puncak 1,5 3 Kecepatan aliran air dalam pipa a) Kecepatan minimum V min 0,3 m/detik b) Kecepatan Maksimum 3,0 m/deti 4 Tekanan air dalam pipa a) Tekanan minimum h min 0,5 atm pada titik jangkauan pelayanan terjauh. b) Tekanan maksimum h max 9,0 Mpa Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007 4.3.1. Perencanaan Denah (Lay Out) Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan pertimbangan:
  • 5. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR a. Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan, jalan-jalan yang tidak saling menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk system tertutup, kecuali bila konsumen jarang. b. Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (lay-out) berbentuk cabang. c. Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan. d. Tata guna lahan wilayah pelayanan. 4.3.2. Komponen Jaringan Distribusi Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendalian kehilangan air. a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi atau batas administrasi. Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan minimum yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah wilayah pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5 - 6 sel utama) dilengkapi dengan sebuah meter induk. b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam satu wilayah pelayanan SPAM. c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama. d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama. e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle. f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5 - 10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR. g. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup dan biasanya
  • 6. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) mencapai 1000 – 2000 SR. Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik. 4.3.3. Bahan Pipa Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal yang terpenting adalah harus terlaksananya uji pipa yang terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau standar lain yang berlaku. 4.3.4. Diameter Pipa Distribusi Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan Tabel 4.2. Tabel 4.2 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi Faktor Pipa Distribusi Utama Pipa Distribusi Pembawa Pipa Distribusi Pembagi Jam puncak 1,15 - 1,7 2 3 Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007 Ukuran diameter pipa distribusi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Diameter Pipa Distribusi Cakupan Sistem Pipa Distribusi utama Pipa Distribusi Pembawa Pipa Distribusi Pembagi Pipa Pelayanan Sistem Kecamatan ≥ 100 mm 75 - 100 mm 75 mm 50 mm Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
  • 7. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Penentuan dimensi perpipaan distribusi dapat menggunakan formula: Q = V x A A = 0,785 D2 Dengan pengertian: Q : debit (m3 /detik) V : kecepatan pengaliran (m/detik) A : luas penampang pipa (m2 ) D : diameter pipa (m) 4.3.5. Analisa Jaringan Analisa jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisis dengan bantuan program komputer. 2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen Williams: Hf = 10,66-1,85 x D-4,87 x L Kecepatan aliran dengan rumus: V = 0,38464 C x D0,63 x L0,54 Debit aliran dihitung dengan rumus: Q = 0,27853 C x D2,63 x L0,54 Dimana: Q = debit air dalam pipa (m3 /detik) C = koefisien kekasaran pipa D = diameter pipa (m) S = slope/kemiringan hidrolis Ah = kehilangan tekanan (m) L = panjang pipa (m) V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik) A = luas penampang pipa (m3 )
  • 8. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR 4.3.6. Desaign Jaringan Perpipaan Komponen Penyaluran Air Minum : Jaringan Pipa Distribusi Reticulation Sistem Pemilihan Pipa Perlengkapan Pipa Jaringan Pipa Distribusi Pipa distribusi merupakan pipa yang berdiameter sangat besar yaitu lebih dari 100 mm dan termasuk dalam sistem jaringan perpipaan. Desain aliran yang digunakan adalah pengaliran air saat jam pucak (peak haour) dari reservoir ke pelayanan, dengan syarat lebih dari 24 jam jika aliran gravitasi atau antara 20 hingga 24 jam jika aliran menggunakan pompa. Faktor yang menentukan dalam pengadaan pipa adalah panjang pipa, topografi, lokasi daerah pelayanan, tipe tanah, tata guna tanah. Water hammer atau pukulan air harus menjadi perhatian dalam penentuan design pipa distribusi. Water hammer terjadi pada saat ada tekanan yang lebih dari normal dalam proses percepatan aliran pada saluran. Atau saat selang waktu pada saat waktu buka atau tutup valve atau saat pompa dimatikan atau dinyalakan secara tiba-tiba. Perubahan tekanan saat terjadi water hammer dapat diukur dengan menggunakan rumus : Dimana : H = Tekanan (mka) C = Kecepatan gelombang (m/sec) V = Kecepatan aliran (m/sec) G = 9,8 percepatan gravitasi (m/sec) Sistem Retikulasi Sistem retikulasi merupakan sistem penyaluran air melalui pipa-pipa yang berdiameter 100 mm hingga 75 mm yang didistribusikan ke konsumen. Sistem jaringan umumnya didesain untuk mengalirkan kebutuhan air pada waktu jam puncak ke daerah pelayanan. Untuk perhitungan hidrolik aliran pada sistem akan digunakan software EPANET. Lokasi, panjang, pengaturan, dan elevasi jaringan pipa akan ditentukan H = C . V g
  • 9. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR dengan hasil pengukuran dilapangan. Jaringan tersebut akan “dijalankan” dan langsung dikonfirmasikan dengan peta sistem distribusi PDAM yang ada. Konsultan akan menggunakan EPANET untuk menganalisa jaringan. Merupakan perangkat analisa jaringan yang fleksibel namun efektif, yang akan memberikan informasi tekanan, aliran, dan analisa kualitas sampai sistem yang terdokumentasi setiap jamnya. Program tersebut dioperasikan dalam program windows dan dapat menghasilkan grafik yang sesuai untuk evaluasi yang cepat pada pilihan- pilihan. Program tersebut juga dapat memberikan posisi optimal dari reservoir distribusi, pompa booster sebagaimana ukuran pipa optimal untuk peningkatan performa jaringan. Pemilihan Pipa Pemilihan pipa sangat bergantung kepada : • Daya tahan pipa terhadap tekanan dari dalam (water hammer dan tekanan statik) • Daya tahan pipa terhadap tekanan dari luar (beban tanah dan lalu lintas). • Kapasitas bawah pipa. • Daya tahan korosif. • Usia pelayanan. • Besarnya biaya investasi dan pemeliharaan Bahan pipa HDPE akan mengikuti standar SII 0344-82 dengan batas tekanan minimum 20 kg/cm2 . Seri SDR 13,6 untuk sambungan metal dan adaptor. Pipa HDPE harus diadakan dengan minimum 20 meter. Perlengkapan Pipa • Valve Dipergunakan untuk mengatur arah aliran dan menghentikan aliran dalam pipa, dipasang pada : 1. Tempat persilangan pipa 2. Setiap titik pengambilan, dipasang sesuai dengan arah aliran. 3. Tempat pembuangan lumpur • Ada beberapa tipe valve : 1. Gate valve
  • 10. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Digunakan pada pipa induk, terutama untuk diameter besar. Keuntungannya yaitu tahan terhadap tekanan yang besar dan pada bukaan yang lebar hampir tidak ada head yang hilang. Gate valve harus sesuai dengan standar AWWA C 500 atau setara dan tekanan kerja 10 kg/cm2 dan flens yang digunakan harus sesuai dengan ISO 2084. Semua valve harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari manufacture dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk valve akan disuplai lengkap dengan box dan spindle. 2. Air Valve Yaitu perlengkapan pipa yang berfungsi untuk melepaskan udara yang berakumulasi di dalam pipa distribusi. Ditempatkan pada : a. Jalur yang mendatar setiap (750 – 1000) m. b. Tempat – tempat yang tinggi di dalam saluran yang mendaki. AirValve Digunakan jika pipa distribusi menyeberangi lembah atau sungai. Untuk panjang bentang 4 meter, maka diperlukan pendukung/jembatan pipa. 4. Pengurasan ( wash out ) Berfungsi untuk mengeluarkan lumpur yang terendapkan di dalam pipa distribusi. Diameter wash out berkisar antara (¼ - ½) dari diameter distribusi. Wash out ditempatkan pada : a. Tempat – tempat rendah dimana lumpur dapat terakumulasi. b. Ujung – ujung saluran yang mendatar dan menurun 5. Blok penahan (thrust block dan anker) Berguna untuk mencegah agar peralatan (fiting – fiting) tidak bergerak jika beban tekanan diberikan. Blok penahan ini akan memindahkan beban dari fiting – fiting pada bidang tanah sekitarnya. 6. Sambungan pipa Pada jaringan pipa induk dan pipa sekunder digunakan pipa HDPE. Pada tempat – tempat penyeberangan sungai atau tempat – tempat khusus dipergunakan pipa besi atau pipa galvanis (GIP ). Sambungan tersebut antara lain : a. Socket dan spigot joint dan mechanical joint pada GIP. b. Sistem pengelasan, joint atau dresser / giboult joint yaitu sambungan antara GIP / Steel / HDPE.
  • 11. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR 4.3.7. Pompa Distribusi Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari. Pompa harus mampu mensuplai debit air saat jam puncak dimana pompa besar bekerja dan saat pemakaian minimum pompa kecil yang bekerja. Debit pompa besar ditentukan yaitu sebesar 50% dari debit jam puncak. Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak. Ketentuan jumlah dan ukuran pompa distribusi sesuai dengan Tabel 4.4. Tabel 4.4 Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi Debit (m3/hari) Jumlah Pompa (unit) Total Pompa (unit) Sampai 125 2 (1) 3 120 s.d 450 Besar : 1 (1) 2 Lebih dari 400 Kecil : 1 1 Besar : lebih dari 3 (1) Lebih dari 4 Kecil : 1 1 Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007 4.3.8. Pemilihan Pompa Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa adalah: 1) Efisiensi pompa; kapasitas dan total head pompa mampu beroperasi dengan efisiensi tinggi dan bekerja pada titik optimum sistem. 2) Tipe pompa Bila ada kekhawatiran terendam air, digunakan pompa tipe vertikal. Bila total head kurang dari 6 m ukuran pompa (bore size) lebih dari 200 m, menggunakan tipe mixed flow atau axial flow. Bila total head lebih dari 20 m, atau ukuran pompa lebih kesil dari 200 mm, digunakan tipe sentrifugal. Bila head hisap lebih dari 6 m atau pompa tipe mixed flow atau axial flow yang lubang pompanya (bore size) lebih besar dari 1500 mm, digunakan pompa tipe vertikal. 3) Kombinasi dan pemasangan pompa
  • 12. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Kombinasi pemasangan pompa harus memenuhi syarat titik optimum kerja pompa. Titik optimum kerja pompa terletak pada titik potong antara kurva pompa dan kurva sistem. Penggunaan beberapa pompa kecil lebih ekonomis daripada satu pompa besar. Pemakaian pompa kecil akan lebih ekonomis pada saat pemakaian air minimum di daerah distribusi. Perubahan dari operasi satu pompa ke operasi beberapa pompa mengakibatkan efisiensi masing-masing pompa berbeda-beda. 4.4. PENANAMAN PIPA 4.4.1. Bobok Jalan Beton Galian Tanah Pembobokan beton sebagai bagian dari penanaman pipa di jalan beton perlu diperhatian hal – hal sebagai berikut : a. Persiapan Penentuan demolished area dan daerah kerja. Proses Marking Area, luasnya disesuaikan dengan diameter pipa Pemilihan Alat Hancur yang digunakan berdasarkan aksesibilitas lokasi, luas area penghancur dan besar pengaruh terhadap alat hancur terhadap struktur sekitar b. Pelaksanaan Batas Daerah Yang Akan diibobok (yang telah di demarking) di cutter terlebih dahulu Jaga kelurusan tulangan Setelah dilakukan pembobokan bersihkan tulangan stek dari sisa beton yang menempel dari sisa beton yang masih menempel dengan sikat besi Dilarang membengkokan tulang stek jika tidak perlu Pola retakan tidak boleh terjadi pada daerah yang tidak di bobok Setelah pembobokan Jalan Beton dilanjutkan dengan galian tanah biasa kedalaman disesuaikan dengan diameter pipa yang akan dipasang, adapun parit yang akan digali hanya untuk ruang penyambungan pipa setiap 6 meter atau bisa dilakukan sampai 75 meter bila peyambungan pipa dilaksanakan dititik awal pit (parit), untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik atau bila penyambungan, dan timbunan harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga, penguatan-
  • 13. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa. Lubang pit akan di amankan dengan menggunakan tanah galian yang dimasukan kedalam karung serta di batasi dengan garis pita pengaman. Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat dikerjakan dengan baik. Galian dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang penyambungan. 4.4.2. Pekerjaan Boring Untuk Lubang Pipa Pekerjaan membuat lubang untuk memasukan pipa dengan menggunakan metode boring horizontal dengan cara manual, lubang boring untuk memasukan pipa harus lebih besar dari diameter pipa yang akan dimasukan. Alat boring yang digunakan adalah alat boring manual yang tidak merusak konstruksi jalan serta bangunan yang ada disekitarnya. 4.4.3. Urugan Tanah dan perbaikan hasil bobok Jalan beton Urugan atau penimbunan kembali pit - pit disebutkan didalam “pekerjaan tanah”.Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lainnnya.. Setelah pipa-pipa dipasang kemudian didorong dengan menggunakan alat boring kedalam lubang horizontal yang sudah dibuat. Sedangkan pit untuk memasukan pipa ditimbun kembali dan jalan beton yang sudah dibobok di perbaiki, adapun metode pekerjaan beton sbb: Desain struktur harus benar,meliputi desai beton dan bahan yang digunakan harus sama dengan bahan sebelum dilakukan pembobokan, misal jika menggunakan K300 harus digunakan K 300 kembali Bekisting di persiapkan dengan benar, papan bekisting harus dalam kondiisi bersih sebelum digunakan Pembersihan beton tercecer harus dilakukan saat proses pengecoran berlangsung Jika Penggunaan beton ready mix maka perlu berkoordinasi dengan perusahaan penyedia beton cor tersebut untuk memastikan bahwa material beton dikirim pada tanggal dan jam yang telah dijadwalkan, kemunduran kedatangan material beberapa jam atau bahkan hari dapat mempenaruhi kualitas beton
  • 14. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Untuk pengecoran beton yang menyambung dengan beton lama maka harus menggunakan lem beton dan melakukan ketrik beton lama agar menyatu dengan yang baru. Melakukan pekerjaan pemadatan saat pengecoran agar cetakan terisi dengan sempurna. Pemadatan bisa menggunakan palu yang dipukul pada bekisting. Melakukan penyiraman pasca cor beton agar tidak terjadi pengerasan yang terlalu cepat arena hal ini dapat menyebabkan keretakan
  • 15. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Contents 4.1. UMUM..............................................................................................................................1 4.2. KRITERIA DISAIN PERENCANAAN......................................................................................1 4.2.1. Kriteria Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Non Rumah Tangga ..................................... 1 4.2.2. Kriteria Kualitas Air Minum............................................................................................ 1 4.2.3. Kriteria Kebutuhan Dasar............................................................................................... 2 4.2.4. Beberapa Pokok Kriteria Teknis...................................................................................... 2 4.3. KRITERIA UNIT DISTRIBUSI................................................................................................3 Tabel 4.1............................................................................................................................................4 4.3.1. Perencanaan Denah (Lay Out)........................................................................................ 4 4.3.2. Komponen Jaringan Distribusi........................................................................................ 5 4.3.3. Bahan Pipa .................................................................................................................... 6 4.3.4. Diameter Pipa Distribusi ................................................................................................ 6 Tabel 4.2............................................................................................................................................6 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi ..........................................................6 Tabel 4.3............................................................................................................................................6 Diameter Pipa Distribusi ....................................................................................................................6 4.3.5. Penentuan Dimensi ...........................................................Error! Bookmark not defined. 4.3.6. Analisa Jaringan............................................................................................................. 7 4.3.7. Pompa Distribusi ..........................................................................................................11 Tabel 4.4..........................................................................................................................................11 Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi...............................................................................................11 4.3.8. Pemilihan Pompa..........................................................................................................11
  • 16. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR Table of Contents 4.1. UMUM.........................................................................................................................4 - 1 4.2. KRITERIA DISAIN PERENCANAAN......................................................................................1 4.2.1. Kriteria Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Non Rumah Tangga ..................................... 1 4.2.2. Kriteria Kualitas Air Minum............................................................................................ 1 4.2.3. Kriteria Kebutuhan Dasar............................................................................................... 2 4.2.4. Beberapa Pokok Kriteria Teknis...................................................................................... 2 4.3. KRITERIA UNIT DISTRIBUSI................................................................................................3 Tabel 4.1............................................................................................................................................4 4.3.1. Perencanaan Denah (Lay Out)........................................................................................ 4 4.3.2. Komponen Jaringan Distribusi........................................................................................ 5 4.3.3. Bahan Pipa .................................................................................................................... 6 4.3.4. Diameter Pipa Distribusi ................................................................................................ 6 Tabel 4.2............................................................................................................................................6 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi ..........................................................6 Tabel 4.3............................................................................................................................................6 Diameter Pipa Distribusi ....................................................................................................................6 4.3.5. Penentuan Dimensi ...........................................................Error! Bookmark not defined. 4.3.6. Analisa Jaringan............................................................................................................. 7 4.3.7. Pompa Distribusi ..........................................................................................................11 Tabel 4.4..........................................................................................................................................11 Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi...............................................................................................11
  • 17. CV. PLANACONS PRATAMA | LAPORAN AKHIR 4.3.8. Pemilihan Pompa..........................................................................................................11