2. Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi)
dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka
menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat
(opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.
Pembahasan masalah opini publik adalah hal yang sangat
mendasar bagi pekerjaan seorang praktisi PR. Bahkan
hubungan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi
manapun di dunia ini tidak lepas dari munculnya opini di
dalam masyarakat.
3. Memahami opini seseorang, apalagi opini publik,
bukanlah sesuatu yang sederhana. Seorang praktisi PR
hendaknya dapat memahami secara berkala opini yang
tengah beredar dalam segmen publiknya.
Salah satu tujuan PR adalah memperoleh opini publik
yang favourabel. Dalam usaha mencapai hasil yang
memuaskan kita harus mengetahui segi-segi fisiologis
mengenai hubungan dengan publik khususnya.
4. Opini Publik (Public Opinion) adalah suatu ungkapan
keyakinan yang menjadi pegangan bersama di antara para
anggota kelompok atau publik, mengenai suatu masalah
kontroversial yang menyangkut kepentingan umum.
William Albig menyatakan bahwa “Public Opinion (OP) result
from the interaction of person upon one onother in any type of
groups”. Ini berarti OP timbul karena adanya interaksi antara
individu yang menyatakan pendapatnya. Selanjutnya Albig
mengemukakan bahwa OP itu baru menjadi opini publik itu jika
telah dinyatakan.
Opini Publik
5. Menurut Cultip dan Center, Broom :
Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu
masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil
pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang
menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Dimana opini
tersebut berasal dari opini-opini individual yang diungkapkan
oleh para anggota sebuah kelompok yang pandangannya
bergantung pada pengaruh-pengaruh yang dilancarkan
kelompok itu.
Opini-opini individual tersebut kemudian dikenal dengan
istilah opini publik. Karena Opini Publik terbentuk dari
intregasi “personal opinion” banyak orang, maka Opini Publik
cenderung telah bermukim pada suatu masyarakat yang
melembaga, yang telah lengkap dengan mekanisme
kepemimpinan maupun pengawasan komunikasi.
6. Opini publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
Dibuat berdasarkan fakta, bukan kata-kata
Dapat merupakan reaksi terhadap masalah tertentu, dan reaksi itu
diungkapkan
Masalah tersebut disepakati untuk dipecahkan
Dapat dikombinasikan dengan kepentingan pribadi
Yang menjadi opini publik hanya pendapat dari mayoritas anggota
masyarakat
Opini publik membuka kemungkinan adanya tanggapan
Partisipasi anggota masyarakat sebatas kepentingan mereka,
terutama yang terancam.
Memungkinkan adanya kontra-opini.
Karakteristik Opini Publik
7. Proses terbentuknya opini publik melalui beberapa tahapan yang
menurut Cutlip dan Center ada empat tahap, yaitu :
1) Ada masalah yang perlu dipecahkan sehingga orang mencari
alternatif pemecahan.
2) Munculnya beberapa alternatif memungkinkan terjadinya diskusi
untuk memilih alternatif
3) Dalam diskusi diambil keputusan yang melahirkan kesadaran
kelompok.
4) Untuk melaksanakan keputusan, disusunlah program yang
memerlukan dukungan yang lebih luas.
Proses Pembentukan Opini Publik
8. Proses pembentukan Opini Publik
Pemberitaan umum
& Opini Publik
Penerangan
Pimpinan
(pemerintah)
Pimpinan
(opinion leader)
Budaya yang
melatarbelakangi
Realitas/aktualitas yang
melatarbelakangi publik
‘NORMA-NORMA YG BERUBAH’
9. Bagi PR opini publik mempunyai makna berikut :
1. Merupakan suatu konfirmasi;
2. Merupakan suatu pernyataan terhadap suatu
keinginan, kebutuhan yang diungkapkan lewat
ide/pendapat, usulan, kritik, keluhan, tulisan/gambar
dan lain sebagainya.
Untuk organisasi, opini publik sangat penting bagi
organisasi yang bersangkutan untuk mengadakan
perbaikan, mengadakan perubahan, mengadakan
perkembangan, menjadikan unggulan, dan menjadikan
mampu bersaing.
PR & Opini Publik
10. Adanya saling percaya dan keterbukaan dan sangat penting
bagi terciptanya opini publik yang benar-benar berkualitas.
Jadi, jika menginginkan adanya opini publik yang benar-
benar berkualitas, tanamkan dulu kepercayaan pada publik
yang kuat dan bersikaplah terbuka untuk menerima segala
masukan.
Berkaitan dengan hal di atas, menurut Noelle B. Neuman &
Stapper (1983), hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Pembentukan atau perubahan opini memerlukan keterbukaan
yang akan mempermudah dan menguatkan opini publik
tersebut.