2. KONSEP DIRI
Penilaian keseluruhan tentang diri sendiri
Gambaran menyeluruh tentang kemampuan-kemampuan
dan sifat-sifat yang melekat
Self-definition pada anak usia 4 tahun anak
menggambarkan dirinya dengan :
Perilaku-perilaku konkret yang dapat diamati
Karakteristik eksternal penampilan fisik
Preferensi hal-hal yang dimiliki dan anggota
keluarga
Menyebutkan keterampilan khusus daripada
kemampuan umum
3. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Pernyataan diri anak yang berusia 4 tahun masih
menilai diri sendiri dari satu aspek saja. Misal :
aku senang kemarin berenang, tapi aku
digendong terus sama papa.
Tidak dapat membayangkan bahwa ia dapat
memiliki dua emosi dalam satu waktu
Pikiran melompat-lompat tanpa hubungan logis
Tidak mengenali bahwa real self berbeda dari
ideal self
4. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI (2)
Anak usia 5 atau 6 tahun mulai mampu
menghubungkan beberapa aspek dalam dirinya
dengan logis. Misal : aku dapat berlari dengan
cepat dan memanjat. Aku juga kuat dan bisa
melempar bola sampai jauh. Aku nanti bisa
bergabung di tim basket atau bola.
Hubungan logis antara bagian-bagian dari image
dirinya
Diekspresikan dalam cara yang positif
Deskripsi diri menjadi lebih seimbang
5. PERKEMBANGAN EMOSI
Hubungan keluarga mempengaruhi pemahaman
emosi
Anak prasekolah dapat (harus diajarkan)
menceritakan perasaannya, membedakan
perasaan-perasaan orang lain, dan memahami
bahwa emosi berkaitan dengan pengalaman dan
keinginan
Mempunyai masalah untuk menyatukan emosi
yang bertentangan
6. TAHAP PSIKOSIAL ERIKSON
Initiative vs Guilt anak berusaha untuk
menumbuhkan keinginan melakukan sesuatu yang
bertujuan yang akan membuat anak mampu membuat
rencana dan beraktivitas.
Konflik antara keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bertujuan dengan perasaan bersalah atau takut akan
hukuman.
Self-esteem :
Bagian penilaian diri dari konsep diri
Anak cenderung menilai dirinya berlebihan
Self-esteem cenderung all-or-none “saya anak baik”,
“saya anak nakal”
7. GENDER IDENTITY
Kesadaran tentang laki-laki dan perempuan
Tiga aspek identitas diri :
Gender roles perilaku, minat, sikap, keterampilan,
dan sifat kepribadian yang menurut budaya tepat
untuk laki-laki dan perempuan
Gender-typing proses ketika anak belajar dan
memperoleh peran gender
Gender-stereotype generalisasi tentang perilaku
laki-laki dan perempuan
8. EMPAT PERSPEKTIF TENTANG
PERKEMBANGAN GENDER
Pendekatan biologis
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan
dilihat dari perbedaan biologis, seperti otak,
hormon
Socialization-Based approach
Anak belajar peran jender melalui sosialisasi,
anak memperoleh peran jender dengan
mengamati model, umpan balik perilaku
memperkuat gender-typing
9. EMPAT PERSPEKTIF TENTANG
PERKEMBANGAN GENDER (2)
Pendekatan kognitif
Kohlberg anak mengidentifikasi dirinya sebagai
laki-laki atau perempuan dan mengorganisasikan
perilakunya menurut klasifikasi itu, kesadaran bahwa
jenis kelamin akan selalu sama
Gender schema-theory sekali anak mengetahui
jenis kelamin mereka, mereka akan mengambil peran
gender yang mengembangkan konsep tentang apa
yang dimaksud dengan laki-laki dan perempuan
dalam budayanya, hal itu akan mempengaruhi
penilaian terhadap tingkah laku
10. JENIS BERMAIN
Functional play : melakukan gerakan otot yang berulang,
contoh : berguling, lompat, lari
Constructive play : menggunakan objek atau materi
untuk membuat sesuatu, contoh : rumah dari balok2,
menggambar dgn crayon
Pretend play/fantasy play/dramatic play/imaginative play
: muncul dengan berkembangnya symbolic system
Formal game with rules : permainan yang diorganisasi
dengan prosedur dan penalti yang diketahui
11. KATEGORI BERMAIN SOSIAL DAN
NONSOSIAL
Unoccupied behavior anak tidak bermain ,
hanya mengamati
Onlooker behavior anak mengamati anak lain
bermain, kadang berbicara kepada mereka,
namun tidak ikut bermain
Solitary independent play dua anak bermain
dengan mainan yang berbeda di tempat yang
sama, tidak saling terlibat
12. KATEGORI BERMAIN SOSIAL DAN
NONSOSIAL (2)
Parallel play dua atau lebih anak memainkan
mainan yang sama dengan cara yang berbeda,
tidak saling terlibat
Associative play anak-anak bermain bersama,
saling meminjamkan mainan, namun tanpa ada
tujuan tertentu
Cooperative or organized supplementary play
anak-anak bermain dalam satu grup dengan
tujuan tertentu (membuat sesuatu), satu atau dua
anak menjadi pemimpin
13. BENTUK DISIPLIN
Disiplin metode untuk mengajarkan karakter, kontrol
diri, serta nilai-nilai dan tingkah laku moral pada anak
Beberapa teknik disiplin :
Reinforcement dan punishment
Reinforcement ada yang bersifat eksternal dan
internal
Corporal punishment penggunaan kekuatan fisik
dengan intensi menyebabkan anak merasa sakit tapi
tidak melukai, untuk tujuan memperbaiki atau
mengontrol perilaku anak. Contoh : mencubit,
memukul, menampar
14. BENTUK DISIPLIN (2)
Power assertion menghentikan atau tidak
mendukung perilaku yang tidak diinginkan
melalui tindakan yang bersifat fisik atau
kata-kata
Inductive techniques mendorong
tingkahlaku yang diinginkan (atau tidak
diinginkan) dengan cara memberi alasan
kepada anak, diskusi, insight
Withdrawal of love mengabaikan,
mengisolasi, dan menunjukkan
ketidaksukaan pada anak
15. Penggunaan cara disiplin tergantung dari
kepribadian orangtua, kepribadian anak,
usia anak, kualitas hubungan orangtua dan
anak, kesesuaian dengan budaya
16. PARENTING, AGRESI, DAN PERILAKU
PROSOSIAL
Gaya parenting :
Autoritarian
Permisif
Autoritatif
Agresi :
Instrumental aggression umum pada anak early
childhood
Anak laki-laki lebih sering melakukan overt aggression
sedangkan perempuan relational aggression
Perilaku Prososial :
Bekembang sebelum anak berusia 2 tahun
Altruisme merupakan bagian penting dari perilaku
prososial
Motif berubah-ubah sesuai dengan usia, anak
prasekolah ingin dipuji
17. KETAKUTAN
Umum terjadi pada kanak-kanak
Anak usia 2-4 tahun memiliki ketakutan
terhadap hewan
Pada usia 6 tahun, anak lebih takut pada gelap
Hal lain yang ditakuti adalah petir, dokter, dan
figur imajiner
18. PERSAHABATAN
Pemilihan teman didasarkan pada kesamaan
usia, jenis kelamin, tingkah laki, dan pengalaman
Sudah mampu membentuk persahabatan timbal-
balik
Ciri persahabatan :
Melakukan hal-hal bersama
Saling menyukai dan memberi perhatian
Berbagi dan menolong
Tinggal berdekatan atau berasal dari sekolah
yang sama