SlideShare a Scribd company logo
Sekilas Tentang S7-300 PLC Siemens
Pengalamatan S7-300 PLC Siemens :
1. Alamat Input
Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi pada
PLC Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral
(ditampilkan di modul training) dimulai dari I124.0 sampai I124.7 dan I125.0
sampai dengan I125.1. Alamat-alamat yang tidak berhubungan dengan
peripheral tersebut dapat digunakan sebagai alamat perantara.
2. Alamat Output
Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7. Dan
yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di modul training)
dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5
3. Alamat Memory
Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi
memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita
dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu
memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area, address Byte-nya dan
Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M yang
semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double Word.
Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :
∗ Addressing Input Register (I) :
Format :
Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I124.0
Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4
∗ Addressing Output Register (Q) :
Format :
Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q124.0
Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4
∗ Addressing Variabel Memory area (V) :
Format :
Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V124.0
Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4
∗ Addressing Bit Memory area (M) :
Format :
Bit M[alamat byte].[alamat bit] = M25.7
Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20
Pemrograman PLC Siemens
Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita gunakan
untuk membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain :
− Bit Logic
Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1
menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif.
Berikut ini macam – macam fungsi instruksi bit logic :
--| |-- Normally Open Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah terbuka.
Simbol
<address>
--| |--
Penjelasan :
Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi
alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan
menjadi tertutup (Closed) ketika nilai bit dari address bernilai “1“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’.
--| / |-- Normally Closed Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah tertutup.
Simbol
<address>
--| / |--
Penjelasan :
Address diatas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi
alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Pada normally closed contact,
saat address bernilai “0“ saklar sudah tertutup sehingga nilai
pengoperasiannya bernilai “1“, sedangkan untuk pemberian logic “1“ pada
saklar akan membuat saklar menjadi terbuka sehingga nilai akhir
pengoperasiannya bernilai “0“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“.
--| NOT |-- Invert Power Flow
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan,
misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.
Simbol
--| NOT|--
Penjelasan :
Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai
“1“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal
output Q124.0 bernilai “1“ saat kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input
I124.1 dan I124.2 bernilai “0“
--( ) Output Coil
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output.
Simbol
<Address>
--( )
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai Q65535.7.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk
sinyal output Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “0“ atau hanya sinyal input I124.2 bernilai “1“.
--( # )—Midline Output
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang
terletak di tengah.
Simbol
<address>
--( # )—
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya
dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas dimulai dari M0.0 sampai M65535.7.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0
dan I1.1 aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga
saklar I1.0, I1.1 dan I1.2 aktif.
--( R ) Reset Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
Simbol
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin
kita reset.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0 bernilai
“1“. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan
akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“
meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya masih aktif.
--( S ) Set Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
Simbol
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin
kita set.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1
berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif
walaupun saklar yang ada di depannya masih terbuka.
− Timers
Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay).
Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif
setelah kita berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur seberapa lama
output tersebut harus aktif.
Macam-macam timer
Berdasarkan cara kerjanya, timer dibagi menjadi beberapa macam, antara
lain:
- S_PULSE
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan
lamanya menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika
timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka
hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat
nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer
menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi
“0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai
”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari “1“
ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika
timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi
“0“ seperti saat di-reset.
S_PULSE
S Q
TV BI
R BCD
- S_PEXT (Extended Pulse Timer)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
S_PEXT
S Q
TV BI
R BCD
- S_ODT (On Delay Timer)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” ,
jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan
timer akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan
dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung
adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”.
Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akan
berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset).
S_ODT
S Q
TV BI
R BCD
- S_ODTS (Retentetive On Delay Timer)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “0“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “1“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
S_ODTS
S Q
TV BI
R BCD
- S_OFFDT (Off Delay Time)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status output timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
S_OFFDT
S Q
TV BI
R BCD
− ---( SP ) Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SP )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input
(”1”). Jika input berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka
timer akan berhenti menghitung. Output bernilai ”1” saat timer
menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai ”1”.
Timer bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0”
sebelum nilai hitungan timer selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal
output bernilai ”1” selama timer bekerja. Jika nilai input (I124.1) bernilai
“1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (di-reset).
− ---( SE ) Extended Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SE )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat
ada inputan awal bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung
walaupun nilai inputan berubah menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai
”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah
menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah
menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan
kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
− ---( SD ) On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SD )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” ,
jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan
timer akan berhenti
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akjan
berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset).
− ---( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SS )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal
berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah–tengah hitungan. Ketika timer
menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Timer akan
bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5
akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik
walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai
input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer
selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti
dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“
ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output
akan menjadi “1“.
− ---( SF ) Off-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SF )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal
berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer
menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output
akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai
menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai
”0” ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
− Counter
Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini
terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini
memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,
Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory
area.
Nilai counter seharga 0 sampai 999
Macam – macam counter dilihat dari jenis menghitung dan daerah nilai
S_CUD Up-Down Counter
S_CD Down Counter
S_CU Up Counter
---( SC) Set Counter Coil
---( CU) Up Counter Coil
---( CD) Down Counter Coil
S_CUD
Symbol
C no. Nama counter
CU input Count up
CD input Count down
S set input untuk menjalankan counter
PV nilai banyaknya menghitung : C#<banyaknya nilai>
R reset input
Q status dari counter
Penjelasan
S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input
untuk CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari
”999“. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per
satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu.
Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari nol dan 0
jika menghitung sehingga menjadi nol.
Contoh
Penjelasan
Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat
dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai counter
dicontohkan dengan format binary coded decimal ( C#995) jika count up
maka Q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count down maka diakhir
perhitungan akan bernilai 0.
Dan begitu pula penerapan pada S_CD dan S_CU.
---( SC )
Symbol
< C no.> nama counter
---( SC)
< preset value > nilai set counter
Penjelasan
---( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.
Contoh
Jika I0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100
---( CU )
Symbol
< C no.> nama counter
---( CU )
Penjelasan
---( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.
Contoh
Penjelasan
Ketika I0.0 aktif maka SC aktif dan jika I0.1 aktif maka C10 dapat di akses
dan untuk mereset jika I0.2
---( CD )
Dan begitu pula penerapan pada ---( CD ) sama dengan --- ( CU )
RS ( Reset-Set Flip Flop)
Simbol
Penjelasan :
RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S
input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I124.1 bernilai
“1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q124.0 tetap
“1“. Nilai output Q124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat
set belum diaktifkan) atau ketika input I124.0 bernilai “1“ (saat set telah
aktif)
Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input set
sehingga nilai outputnya menjadi “1“.
SR Set-Reset Flip Flop
Simbol
Penjelasan :
SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S
input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I 124.0
bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q
124.0 tetap “1“. Nilai output Q 124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai
“0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai “1“ (saat
set telah aktif)
Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input
reset (R) sehingga nilai outputnya menjadi “0“.

More Related Content

What's hot

Rangkaian dimmer
Rangkaian dimmerRangkaian dimmer
Laporan Modulo Counter
Laporan Modulo CounterLaporan Modulo Counter
Laporan Modulo Counter
Kurniawan Suganda
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Materi Relay.pdf
Materi Relay.pdfMateri Relay.pdf
Materi Relay.pdf
AsepmulaKurnia
 
Menggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogMenggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analog
IvanAdesmansyah
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
oktavianoki
 
Laporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitorLaporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitor
wahyuadnyana_dw
 
Saluran Kabel Tegangan Rendah
Saluran Kabel Tegangan RendahSaluran Kabel Tegangan Rendah
Saluran Kabel Tegangan Rendah
Beny Indrawan S
 
Makalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearahMakalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearah
Ramatechno Ramatechno
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
Indra S Wahyudi
 
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scadaTeknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Indra S Wahyudi
 
2º relatório de laboratória de eletrônica industrial
2º relatório de laboratória de eletrônica industrial2º relatório de laboratória de eletrônica industrial
2º relatório de laboratória de eletrônica industrial
Audenor Júnior
 
electronica de potencia
electronica de potencia electronica de potencia
electronica de potencia
Marco Solano
 
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
IPA 2014
 
Instruksi timer dan counter plc omron
Instruksi timer dan counter plc omronInstruksi timer dan counter plc omron
Instruksi timer dan counter plc omron
Adi Hartanto
 
Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)
Atika Fitria Ningrum
 
Buck Boost Converter
Buck Boost ConverterBuck Boost Converter
Buck Boost Converter
Chardian Arguta
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 

What's hot (20)

Rangkaian dimmer
Rangkaian dimmerRangkaian dimmer
Rangkaian dimmer
 
Laporan Modulo Counter
Laporan Modulo CounterLaporan Modulo Counter
Laporan Modulo Counter
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Materi Relay.pdf
Materi Relay.pdfMateri Relay.pdf
Materi Relay.pdf
 
Menggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogMenggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analog
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
Laporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitorLaporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitor
 
Saluran Kabel Tegangan Rendah
Saluran Kabel Tegangan RendahSaluran Kabel Tegangan Rendah
Saluran Kabel Tegangan Rendah
 
Makalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearahMakalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearah
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
 
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scadaTeknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
 
2º relatório de laboratória de eletrônica industrial
2º relatório de laboratória de eletrônica industrial2º relatório de laboratória de eletrônica industrial
2º relatório de laboratória de eletrônica industrial
 
electronica de potencia
electronica de potencia electronica de potencia
electronica de potencia
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
 
Instruksi timer dan counter plc omron
Instruksi timer dan counter plc omronInstruksi timer dan counter plc omron
Instruksi timer dan counter plc omron
 
Sensor Suhu PTC & NTC
Sensor Suhu PTC & NTCSensor Suhu PTC & NTC
Sensor Suhu PTC & NTC
 
Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)
 
Buck Boost Converter
Buck Boost ConverterBuck Boost Converter
Buck Boost Converter
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 

Similar to Perintah s7 dasar (1)

Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
akbar010
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
akbar010
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
A.Muhammad Rezky Sulfajri
 
Laporan Programmeable Counter & Self-Stopping Cenounter
Laporan Programmeable Counter & Self-Stopping CenounterLaporan Programmeable Counter & Self-Stopping Cenounter
Laporan Programmeable Counter & Self-Stopping Cenounter
Kurniawan Suganda
 
Modul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjutModul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjut
Maulana Kharis
 
PLC mesin.pptx
PLC mesin.pptxPLC mesin.pptx
PLC mesin.pptx
naufalgugus
 
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKIMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
mafailmi
 
019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf
019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf
019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf
RizkiAmaliaPratiwi2
 
Laporan rangkaian digital clock
Laporan rangkaian digital clockLaporan rangkaian digital clock
Laporan rangkaian digital clock
PT.goLom na
 
MODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIK
MODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIKMODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIK
MODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIK
Didik Supriyono
 
makalah-termometer-digital
makalah-termometer-digitalmakalah-termometer-digital
makalah-termometer-digitalRendy Wahyudi
 
Materi ADC Counter Ramp.pptx
Materi ADC Counter Ramp.pptxMateri ADC Counter Ramp.pptx
Materi ADC Counter Ramp.pptx
TaufikHidayat8361
 
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptxADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
AlihkwaDanaRangkuti
 
bab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptx
bab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptxbab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptx
bab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptx
DianHamdani2
 
Bu eka bab 7
Bu eka bab 7Bu eka bab 7
Bu eka bab 7
Novita Lestari
 
Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2
arie eric
 
Pert 6
Pert 6Pert 6
Pert 6Wanti
 
Sistal pertemuan 3
Sistal pertemuan 3Sistal pertemuan 3
Sistal pertemuan 3
Nurjaedin
 

Similar to Perintah s7 dasar (1) (20)

Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
 
Timer dan counter
Timer dan counterTimer dan counter
Timer dan counter
 
Slide 1
Slide 1Slide 1
Slide 1
 
Laporan Programmeable Counter & Self-Stopping Cenounter
Laporan Programmeable Counter & Self-Stopping CenounterLaporan Programmeable Counter & Self-Stopping Cenounter
Laporan Programmeable Counter & Self-Stopping Cenounter
 
Modul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjutModul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjut
 
PLC mesin.pptx
PLC mesin.pptxPLC mesin.pptx
PLC mesin.pptx
 
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKIMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
 
019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf
019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf
019_Rizki Amalia Pratiwi (Timer Counter).pdf
 
Laporan rangkaian digital clock
Laporan rangkaian digital clockLaporan rangkaian digital clock
Laporan rangkaian digital clock
 
MODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIK
MODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIKMODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIK
MODUL PLC (Programmable Logic Control) DIDIK
 
makalah-termometer-digital
makalah-termometer-digitalmakalah-termometer-digital
makalah-termometer-digital
 
Materi ADC Counter Ramp.pptx
Materi ADC Counter Ramp.pptxMateri ADC Counter Ramp.pptx
Materi ADC Counter Ramp.pptx
 
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptxADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
 
bab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptx
bab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptxbab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptx
bab 8-ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)11.pptx
 
Bu eka bab 7
Bu eka bab 7Bu eka bab 7
Bu eka bab 7
 
Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2
 
Pert 6
Pert 6Pert 6
Pert 6
 
Sistal pertemuan 3
Sistal pertemuan 3Sistal pertemuan 3
Sistal pertemuan 3
 

Perintah s7 dasar (1)

  • 1. Sekilas Tentang S7-300 PLC Siemens Pengalamatan S7-300 PLC Siemens : 1. Alamat Input Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi pada PLC Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral (ditampilkan di modul training) dimulai dari I124.0 sampai I124.7 dan I125.0 sampai dengan I125.1. Alamat-alamat yang tidak berhubungan dengan peripheral tersebut dapat digunakan sebagai alamat perantara. 2. Alamat Output Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7. Dan yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di modul training) dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5 3. Alamat Memory Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area, address Byte-nya dan Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double Word. Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address : ∗ Addressing Input Register (I) : Format : Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I124.0 Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4 ∗ Addressing Output Register (Q) : Format : Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q124.0 Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4 ∗ Addressing Variabel Memory area (V) : Format : Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V124.0 Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4 ∗ Addressing Bit Memory area (M) : Format : Bit M[alamat byte].[alamat bit] = M25.7 Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20
  • 2. Pemrograman PLC Siemens Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita gunakan untuk membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain : − Bit Logic Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1 menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif. Berikut ini macam – macam fungsi instruksi bit logic : --| |-- Normally Open Contact Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya adalah terbuka. Simbol <address> --| |-- Penjelasan : Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan menjadi tertutup (Closed) ketika nilai bit dari address bernilai “1“. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’. --| / |-- Normally Closed Contact Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya adalah tertutup. Simbol <address> --| / |-- Penjelasan : Address diatas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Pada normally closed contact, saat address bernilai “0“ saklar sudah tertutup sehingga nilai pengoperasiannya bernilai “1“, sedangkan untuk pemberian logic “1“ pada saklar akan membuat saklar menjadi terbuka sehingga nilai akhir pengoperasiannya bernilai “0“.
  • 3. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“. --| NOT |-- Invert Power Flow Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan, misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0. Simbol --| NOT|-- Penjelasan : Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai “1“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ saat kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “0“ --( ) Output Coil Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output. Simbol <Address> --( ) Penjelasan : Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya. Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai Q65535.7.
  • 4. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk sinyal output Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai “0“ atau hanya sinyal input I124.2 bernilai “1“. --( # )—Midline Output Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang terletak di tengah. Simbol <address> --( # )— Penjelasan : Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya. Address diatas dimulai dari M0.0 sampai M65535.7. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0 dan I1.1 aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga saklar I1.0, I1.1 dan I1.2 aktif. --( R ) Reset Coil Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik keluaran (output) maupun timer ataupun counter. Simbol Penjelasan : Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya. Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin kita reset.
  • 5. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Output Q124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0 bernilai “1“. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“ meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya masih aktif. --( S ) Set Coil Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik keluaran (output) maupun timer ataupun counter. Simbol Penjelasan : Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya. Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin kita set. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1 berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif walaupun saklar yang ada di depannya masih terbuka. − Timers Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay). Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif setelah kita berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur seberapa lama output tersebut harus aktif.
  • 6. Macam-macam timer Berdasarkan cara kerjanya, timer dibagi menjadi beberapa macam, antara lain: - S_PULSE T no. T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD. Contoh aplikasi : Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari “1“ ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-reset. S_PULSE S Q TV BI R BCD
  • 7. - S_PEXT (Extended Pulse Timer) T no. T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD. Contoh aplikasi : Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di- reset. S_PEXT S Q TV BI R BCD
  • 8. - S_ODT (On Delay Timer) T no. T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD. Contoh aplikasi : Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). S_ODT S Q TV BI R BCD
  • 9. - S_ODTS (Retentetive On Delay Timer) T no. T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “0“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “1“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“. S_ODTS S Q TV BI R BCD
  • 10. - S_OFFDT (Off Delay Time) T no. T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status output timer Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di- reset. S_OFFDT S Q TV BI R BCD
  • 11. − ---( SP ) Pulse Timer Coil < T no. > ---( SP ) < Time Value > T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input (”1”). Jika input berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka timer akan berhenti menghitung. Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai ”1”. Timer bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0” sebelum nilai hitungan timer selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal output bernilai ”1” selama timer bekerja. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). − ---( SE ) Extended Pulse Timer Coil < T no. > ---( SE ) < Time Value > T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat ada inputan awal bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung walaupun nilai inputan berubah menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“. Contoh Aplikasi :
  • 12. Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di- reset. − ---( SD ) On-Delay Timer Coil < T no. > ---( SD ) < Time Value > T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti Contoh Aplikasi :
  • 13. Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akjan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). − ---( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil < T no. > ---( SS ) < Time Value > T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah–tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Timer akan bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”. Contoh Aplikasi : Penjelasan : : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
  • 14. − ---( SF ) Off-Delay Timer Coil < T no. > ---( SF ) < Time Value > T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai ”0” ketika nilai Reset bernilai ”1”. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di- reset.
  • 15. − Counter Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter, Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory area. Nilai counter seharga 0 sampai 999 Macam – macam counter dilihat dari jenis menghitung dan daerah nilai S_CUD Up-Down Counter S_CD Down Counter S_CU Up Counter ---( SC) Set Counter Coil ---( CU) Up Counter Coil ---( CD) Down Counter Coil S_CUD Symbol C no. Nama counter CU input Count up CD input Count down S set input untuk menjalankan counter PV nilai banyaknya menghitung : C#<banyaknya nilai> R reset input Q status dari counter Penjelasan S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input untuk CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari ”999“. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu. Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari nol dan 0 jika menghitung sehingga menjadi nol.
  • 16. Contoh Penjelasan Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai counter dicontohkan dengan format binary coded decimal ( C#995) jika count up maka Q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count down maka diakhir perhitungan akan bernilai 0. Dan begitu pula penerapan pada S_CD dan S_CU. ---( SC ) Symbol < C no.> nama counter ---( SC) < preset value > nilai set counter Penjelasan ---( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter. Contoh Jika I0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100 ---( CU ) Symbol < C no.> nama counter ---( CU ) Penjelasan ---( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.
  • 17. Contoh Penjelasan Ketika I0.0 aktif maka SC aktif dan jika I0.1 aktif maka C10 dapat di akses dan untuk mereset jika I0.2 ---( CD ) Dan begitu pula penerapan pada ---( CD ) sama dengan --- ( CU ) RS ( Reset-Set Flip Flop) Simbol Penjelasan : RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I124.1 bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q124.0 tetap “1“. Nilai output Q124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I124.0 bernilai “1“ (saat set telah aktif) Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input set sehingga nilai outputnya menjadi “1“.
  • 18. SR Set-Reset Flip Flop Simbol Penjelasan : SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset. Contoh Aplikasi : Penjelasan : Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I 124.0 bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q 124.0 tetap “1“. Nilai output Q 124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai “1“ (saat set telah aktif) Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input reset (R) sehingga nilai outputnya menjadi “0“.