Makalah pembangkit energi listrik komponen-komponen pembangkitahmadmartakusuma
Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen pembangkit energi listrik dan fungsinya. Terdapat penjelasan mengenai komponen utama seperti penggerak mula, komponen listrik, komponen sipil, dan komponen mekanikal beserta prinsip kerjanya. Juga dibahas mengenai tipe turbin dan transformator serta perkembangan teknologi pembangkit listrik.
Este documento describe dos tipos de transistores: el transistor unijuntura (UJT) y el transistor unijuntura programable (PUT). El UJT consta de tres terminales y se dispara cuando la tensión del emisor supera un umbral. El PUT funciona de manera similar pero su relación intrínseca puede programarse mediante un divisor resistivo. Ambos transistores se usan comúnmente en circuitos osciladores de relajación para disparar tiristores.
Pada sistem pentanahan , pelindung (shielding) membantu guna menjaga tingkat stess dan distribusi medan listrik di dalam isolasi kabel. Saat kabel di hubungkan ke konduktor tanpa busbar , maka kabel harus dilindungi dengan mengupas atau memotong shielding kabel pada jarak tertentu, sehingga tidak terjadi lompatan api ( flashover ), dan aman selama tegangan dioperasikan. Tanpa suatu terminasi, stress listrik yang tinggi akan terjadi pada ujung potongan shielding kabel, kemudian akan menembus ketahanan udara sekitar. Hal ini akan menimbulkan korona yang selanjutnya akan mengikis isolasi kabel ketitik kritis kegagalan kabel.
Los convertidores CC/CC permiten convertir una tensión continua no regulada en otra regulada. Existen seis convertidores básicos que utilizan dos interruptores, un transistor y un diodo. El control de la relación de conducción del transistor permite regular la tensión de salida. La modulación por ancho de pulso mantiene una frecuencia constante y controla el transistor comparando una señal de error con una forma de onda triangular.
1. kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus, faktor kerja dan waktu.
2. Terdiri dari kumparan tegangan, kumparan arus, dan piringan penggerak yang memutar register sesuai dengan besarnya daya yang dilewatinya.
3. Prinsip kerjanya didasarkan pada interaksi fluks tegangan dan fluks arus di dalam kumparan yang menimbulkan momen putar
Dokumen tersebut merangkum karakteristik utama transistor, termasuk jenis transistor (bipolar dan unipolar), daerah operasi transistor (potong, saturasi, aktif, dan breakdown), konfigurasi keluaran (basis bersama dan kolektor bersama), serta karakteristik masukan dan transfer arus transistor.
Makalah pembangkit energi listrik komponen-komponen pembangkitahmadmartakusuma
Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen pembangkit energi listrik dan fungsinya. Terdapat penjelasan mengenai komponen utama seperti penggerak mula, komponen listrik, komponen sipil, dan komponen mekanikal beserta prinsip kerjanya. Juga dibahas mengenai tipe turbin dan transformator serta perkembangan teknologi pembangkit listrik.
Este documento describe dos tipos de transistores: el transistor unijuntura (UJT) y el transistor unijuntura programable (PUT). El UJT consta de tres terminales y se dispara cuando la tensión del emisor supera un umbral. El PUT funciona de manera similar pero su relación intrínseca puede programarse mediante un divisor resistivo. Ambos transistores se usan comúnmente en circuitos osciladores de relajación para disparar tiristores.
Pada sistem pentanahan , pelindung (shielding) membantu guna menjaga tingkat stess dan distribusi medan listrik di dalam isolasi kabel. Saat kabel di hubungkan ke konduktor tanpa busbar , maka kabel harus dilindungi dengan mengupas atau memotong shielding kabel pada jarak tertentu, sehingga tidak terjadi lompatan api ( flashover ), dan aman selama tegangan dioperasikan. Tanpa suatu terminasi, stress listrik yang tinggi akan terjadi pada ujung potongan shielding kabel, kemudian akan menembus ketahanan udara sekitar. Hal ini akan menimbulkan korona yang selanjutnya akan mengikis isolasi kabel ketitik kritis kegagalan kabel.
Los convertidores CC/CC permiten convertir una tensión continua no regulada en otra regulada. Existen seis convertidores básicos que utilizan dos interruptores, un transistor y un diodo. El control de la relación de conducción del transistor permite regular la tensión de salida. La modulación por ancho de pulso mantiene una frecuencia constante y controla el transistor comparando una señal de error con una forma de onda triangular.
1. kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus, faktor kerja dan waktu.
2. Terdiri dari kumparan tegangan, kumparan arus, dan piringan penggerak yang memutar register sesuai dengan besarnya daya yang dilewatinya.
3. Prinsip kerjanya didasarkan pada interaksi fluks tegangan dan fluks arus di dalam kumparan yang menimbulkan momen putar
Dokumen tersebut merangkum karakteristik utama transistor, termasuk jenis transistor (bipolar dan unipolar), daerah operasi transistor (potong, saturasi, aktif, dan breakdown), konfigurasi keluaran (basis bersama dan kolektor bersama), serta karakteristik masukan dan transfer arus transistor.
Rangkaian dimmer adalah alat yang dapat mengatur tingkat kecerahan lampu dari redup hingga terang dengan mengontrol besaran tegangan AC yang masuk ke lampu. Rangkaian ini menggunakan komponen TRIAC dan DIAC untuk mengatur titik nyala dan padamnya lampu serta potensiometer untuk mengatur kecerahannya. Cara kerjanya adalah dengan mengubah gelombang DC dari trafo menjadi lebih halus melalui kapasitor sebelum
Dokumen tersebut membahas pengertian osiloskop dan bagian-bagiannya. Osiloskop digunakan untuk mengamati sinyal listrik yang berubah secara bolak-balik melalui layar. Terdapat dua jenis osiloskop, yaitu analog dan digital, dengan kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Dokumen ini juga menjelaskan cara pengoperasian dan pengkalibrasian osiloskop.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kontrol elektromekanik dan elektronik yang menggunakan relay. Relay adalah komponen elektronika berupa saklar yang dioperasikan menggunakan listrik dan terdiri dari dua bagian utama yaitu coil dan saklar. Relay berfungsi sebagai saklar listrik dan memiliki fungsi seperti mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan tegangan rendah, fungsi logika, dan penundaan waktu. Prinsip kerjanya
1. Rangkaian dasar IC OP-Amp meliputi penguat inverting, noninverting, summing, voltage follower, integrator, dan diferensiator.
2. Percobaan mengukur sinyal output pada masing-masing rangkaian dengan menggunakan sumber tegangan AC dan DC.
3. Hasil pengukuran sesuai dengan rumus teori masing-masing rangkaian.
Rangkaian penguat pada emitor atau rangkaian Common Emitor dibuat menggunakan transistor dan catu daya 5 volt. Penguatan diukur pada posisi resistor maksimum dan minimum, didapatkan hasil penguatan maksimum 0,468 kali dan minimum 0,136 kali.
Dokumen tersebut membahas tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 yang merupakan pedoman untuk instalasi listrik tegangan rendah dan menengah. PUIL 2000 merupakan revisi dari PUIL 1987 yang dirumuskan oleh panitia revisi dan ditetapkan sebagai Standar Nasional Indonesia untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kelangsungan pasokan listrik.
2º relatório de laboratória de eletrônica industrialAudenor Júnior
1. O documento descreve um relatório de laboratório sobre o uso de MOSFETs como chaves para gerar uma tensão CC variável. 2. Foi implementado um circuito com um temporizador 555, um transistor BC549C e quatro MOSFETs IRF640 em uma ponte H para gerar e controlar a tensão variável. 3. Os resultados mostraram as formas de onda geradas nos diferentes estágios do circuito com uma frequência de 66Hz calculada.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang timer dan counter pada PLC, termasuk pengertian, prinsip kerja, simbol, dan contoh programnya. Timer digunakan untuk menghitung waktu mundur sesuai nilai setting, sedangkan counter bisa diatur untuk menghitung naik atau turun berdasarkan masukan sinyal. Keduanya memiliki nomor yang berbeda untuk masing-masing fungsi dalam satu program.
Dokumen tersebut merangkum proses desain buck konverter dan buck-boost konverter untuk mengatur tegangan keluaran. Terdapat beberapa langkah penting dalam merancang kedua konverter tersebut seperti menentukan nilai duty cycle, induktansi, kapasitansi, arus puncak dan tegangan komponen."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transmisi tenaga listrik, termasuk komponen-komponen penting seperti saluran transmisi, komponen menara, dan jenis-jenis gangguan yang sering terjadi. Dibahas pula klasifikasi saluran berdasarkan tegangan dan jarak serta komponen-komponen pembentuk saluran seperti konduktor, isolator, dan menara penyangga.
Sistem ini merancang akuisisi data suhu menggunakan sensor LM35 untuk mengubah suhu menjadi tegangan analog, kemudian tegangan tersebut diolah menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal dan diubah menjadi sinyal digital menggunakan ADC 0804 untuk kemudian ditampilkan pada LCD. Rangkaian pengkondisi sinyal digunakan untuk menyesuaikan skala masukan ADC sehingga dapat mengukur suhu antara 25-100°C.
Rangkaian dimmer adalah alat yang dapat mengatur tingkat kecerahan lampu dari redup hingga terang dengan mengontrol besaran tegangan AC yang masuk ke lampu. Rangkaian ini menggunakan komponen TRIAC dan DIAC untuk mengatur titik nyala dan padamnya lampu serta potensiometer untuk mengatur kecerahannya. Cara kerjanya adalah dengan mengubah gelombang DC dari trafo menjadi lebih halus melalui kapasitor sebelum
Dokumen tersebut membahas pengertian osiloskop dan bagian-bagiannya. Osiloskop digunakan untuk mengamati sinyal listrik yang berubah secara bolak-balik melalui layar. Terdapat dua jenis osiloskop, yaitu analog dan digital, dengan kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Dokumen ini juga menjelaskan cara pengoperasian dan pengkalibrasian osiloskop.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kontrol elektromekanik dan elektronik yang menggunakan relay. Relay adalah komponen elektronika berupa saklar yang dioperasikan menggunakan listrik dan terdiri dari dua bagian utama yaitu coil dan saklar. Relay berfungsi sebagai saklar listrik dan memiliki fungsi seperti mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan tegangan rendah, fungsi logika, dan penundaan waktu. Prinsip kerjanya
1. Rangkaian dasar IC OP-Amp meliputi penguat inverting, noninverting, summing, voltage follower, integrator, dan diferensiator.
2. Percobaan mengukur sinyal output pada masing-masing rangkaian dengan menggunakan sumber tegangan AC dan DC.
3. Hasil pengukuran sesuai dengan rumus teori masing-masing rangkaian.
Rangkaian penguat pada emitor atau rangkaian Common Emitor dibuat menggunakan transistor dan catu daya 5 volt. Penguatan diukur pada posisi resistor maksimum dan minimum, didapatkan hasil penguatan maksimum 0,468 kali dan minimum 0,136 kali.
Dokumen tersebut membahas tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 yang merupakan pedoman untuk instalasi listrik tegangan rendah dan menengah. PUIL 2000 merupakan revisi dari PUIL 1987 yang dirumuskan oleh panitia revisi dan ditetapkan sebagai Standar Nasional Indonesia untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kelangsungan pasokan listrik.
2º relatório de laboratória de eletrônica industrialAudenor Júnior
1. O documento descreve um relatório de laboratório sobre o uso de MOSFETs como chaves para gerar uma tensão CC variável. 2. Foi implementado um circuito com um temporizador 555, um transistor BC549C e quatro MOSFETs IRF640 em uma ponte H para gerar e controlar a tensão variável. 3. Os resultados mostraram as formas de onda geradas nos diferentes estágios do circuito com uma frequência de 66Hz calculada.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang timer dan counter pada PLC, termasuk pengertian, prinsip kerja, simbol, dan contoh programnya. Timer digunakan untuk menghitung waktu mundur sesuai nilai setting, sedangkan counter bisa diatur untuk menghitung naik atau turun berdasarkan masukan sinyal. Keduanya memiliki nomor yang berbeda untuk masing-masing fungsi dalam satu program.
Dokumen tersebut merangkum proses desain buck konverter dan buck-boost konverter untuk mengatur tegangan keluaran. Terdapat beberapa langkah penting dalam merancang kedua konverter tersebut seperti menentukan nilai duty cycle, induktansi, kapasitansi, arus puncak dan tegangan komponen."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transmisi tenaga listrik, termasuk komponen-komponen penting seperti saluran transmisi, komponen menara, dan jenis-jenis gangguan yang sering terjadi. Dibahas pula klasifikasi saluran berdasarkan tegangan dan jarak serta komponen-komponen pembentuk saluran seperti konduktor, isolator, dan menara penyangga.
Sistem ini merancang akuisisi data suhu menggunakan sensor LM35 untuk mengubah suhu menjadi tegangan analog, kemudian tegangan tersebut diolah menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal dan diubah menjadi sinyal digital menggunakan ADC 0804 untuk kemudian ditampilkan pada LCD. Rangkaian pengkondisi sinyal digunakan untuk menyesuaikan skala masukan ADC sehingga dapat mengukur suhu antara 25-100°C.
ADC (Analog to Digital Converter) adalah sebuah sirkuit yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. IC ADC 0804 dapat mengkonversi masukan tegangan secara cepat dengan resolusi 8 bit. Karakteristik penting ADC meliputi waktu konversi, resolusi, ketidaklinieran, dan akurasi. ADC 0804 bekerja pada mode kontinu atau berjabat tangan untuk menghasilkan data digital sesuai dengan nilai masukan analog.
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKmafailmi
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Laporan proyek akhir mengenai implementasi rangkaian counter pada jam digital untuk mengaplikasikan timer, counter, dan decoder BCD ke seven segment.
2. Rangkaian terdiri dari timer, regulator, counter decade, dan decoder yang digunakan untuk menampilkan waktu pada jam digital.
Laporan praktikum elektronika industri membahas penggunaan perintah SET, RESET, timer, dan counter pada PLC Omron. Perintah SET dan RESET digunakan untuk mengubah bit menjadi ON atau OFF, timer digunakan untuk menghitung waktu selama 20 detik sebelum menyala, dan counter digunakan untuk menghitung sampai nilai set sebelum menyala.
Rangkuman dokumen:
Dokumen ini merangkum praktikum pembuatan rangkaian jam digital menggunakan IC-IC TTL seperti IC 7490, 7493, 7447, 74154 dan NE555. Rangkaian ini terdiri dari bagian detik, menit dan jam yang masing-masing menghitung waktu dengan cara yang berbeda untuk menampilkan waktu secara digital pada display LED.
Dokumen ini membahas tentang Counter Ramp ADC yang menggunakan counter dan DAC untuk mengkonversi sinyal analog menjadi digital. Counter Ramp ADC bekerja dengan membandingkan tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC yang dihasilkan dari nilai counter. Jika tegangan masukan lebih besar dari DAC, counter akan terus meningkat hingga tegangan keluaran DAC sama dengan masukan, yang menghasilkan nilai konversi digital. Metode ini membutuh
Dokumen tersebut membahas tentang converter analog ke digital (ADC) 0804 dan 0809. Secara ringkas, dibahas teori operasi ADC secara umum dan kedua jenis ADC tersebut, serta langkah-langkah percobaan menggunakan kedua ADC untuk mengkonversi sinyal analog menjadi digital.
(1) Dokumen menjelaskan fungsi-fungsi program bahasa ladder pada Zelio Soft 2 seperti input, output, timer, counter, komparator analog, dan clock.
(2) Termasuk input diskrit, tombol, output koil dan kontak, relay bantu, fungsi boolean, timer, counter, dan komparator analog untuk membandingkan nilai.
(3) Fungsi clock digunakan untuk mengaktifkan output pada waktu tertentu.
1. Sekilas Tentang S7-300 PLC Siemens
Pengalamatan S7-300 PLC Siemens :
1. Alamat Input
Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi pada
PLC Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral
(ditampilkan di modul training) dimulai dari I124.0 sampai I124.7 dan I125.0
sampai dengan I125.1. Alamat-alamat yang tidak berhubungan dengan
peripheral tersebut dapat digunakan sebagai alamat perantara.
2. Alamat Output
Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7. Dan
yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di modul training)
dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5
3. Alamat Memory
Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi
memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita
dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu
memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area, address Byte-nya dan
Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M yang
semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double Word.
Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :
∗ Addressing Input Register (I) :
Format :
Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I124.0
Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4
∗ Addressing Output Register (Q) :
Format :
Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q124.0
Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4
∗ Addressing Variabel Memory area (V) :
Format :
Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V124.0
Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4
∗ Addressing Bit Memory area (M) :
Format :
Bit M[alamat byte].[alamat bit] = M25.7
Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20
2. Pemrograman PLC Siemens
Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita gunakan
untuk membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain :
− Bit Logic
Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1
menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif.
Berikut ini macam – macam fungsi instruksi bit logic :
--| |-- Normally Open Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah terbuka.
Simbol
<address>
--| |--
Penjelasan :
Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi
alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan
menjadi tertutup (Closed) ketika nilai bit dari address bernilai “1“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’.
--| / |-- Normally Closed Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang
keadaan normalnya adalah tertutup.
Simbol
<address>
--| / |--
Penjelasan :
Address diatas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi
alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Pada normally closed contact,
saat address bernilai “0“ saklar sudah tertutup sehingga nilai
pengoperasiannya bernilai “1“, sedangkan untuk pemberian logic “1“ pada
saklar akan membuat saklar menjadi terbuka sehingga nilai akhir
pengoperasiannya bernilai “0“.
3. Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“.
--| NOT |-- Invert Power Flow
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan,
misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.
Simbol
--| NOT|--
Penjelasan :
Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai
“1“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal
output Q124.0 bernilai “1“ saat kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input
I124.1 dan I124.2 bernilai “0“
--( ) Output Coil
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output.
Simbol
<Address>
--( )
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai Q65535.7.
4. Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk
sinyal output Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “0“ atau hanya sinyal input I124.2 bernilai “1“.
--( # )—Midline Output
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang
terletak di tengah.
Simbol
<address>
--( # )—
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya
dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas dimulai dari M0.0 sampai M65535.7.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0
dan I1.1 aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga
saklar I1.0, I1.1 dan I1.2 aktif.
--( R ) Reset Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
Simbol
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin
kita reset.
5. Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0 bernilai
“1“. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan
akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“
meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya masih aktif.
--( S ) Set Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik
keluaran (output) maupun timer ataupun counter.
Simbol
Penjelasan :
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.
Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin
kita set.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1
berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif
walaupun saklar yang ada di depannya masih terbuka.
− Timers
Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay).
Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif
setelah kita berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur seberapa lama
output tersebut harus aktif.
6. Macam-macam timer
Berdasarkan cara kerjanya, timer dibagi menjadi beberapa macam, antara
lain:
- S_PULSE
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan
lamanya menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika
timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka
hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat
nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer
menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi
“0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai
”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari “1“
ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika
timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi
“0“ seperti saat di-reset.
S_PULSE
S Q
TV BI
R BCD
7. - S_PEXT (Extended Pulse Timer)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
S_PEXT
S Q
TV BI
R BCD
8. - S_ODT (On Delay Timer)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” ,
jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan
timer akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan
dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung
adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”.
Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akan
berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset).
S_ODT
S Q
TV BI
R BCD
9. - S_ODTS (Retentetive On Delay Timer)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “0“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “1“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
S_ODTS
S Q
TV BI
R BCD
10. - S_OFFDT (Off Delay Time)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status output timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input
awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan
berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai
sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset
(timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD
yaitu kode BCD.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
S_OFFDT
S Q
TV BI
R BCD
11. − ---( SP ) Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SP )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input
(”1”). Jika input berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka
timer akan berhenti menghitung. Output bernilai ”1” saat timer
menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai ”1”.
Timer bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0”
sebelum nilai hitungan timer selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal
output bernilai ”1” selama timer bekerja. Jika nilai input (I124.1) bernilai
“1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (di-reset).
− ---( SE ) Extended Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SE )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat
ada inputan awal bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung
walaupun nilai inputan berubah menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai
”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah
menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah
menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan
kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“.
Contoh Aplikasi :
12. Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
− ---( SD ) On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SD )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” ,
jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan
timer akan berhenti
Contoh Aplikasi :
13. Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai
input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akjan
berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1)
bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (di-reset).
− ---( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SS )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal
berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah–tengah hitungan. Ketika timer
menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Timer akan
bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5
akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik
walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai
input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer
selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti
dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“
ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output
akan menjadi “1“.
14. − ---( SF ) Off-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SF )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer
akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal
berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer
menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output
akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai
menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai
”0” ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan
memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun
nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0)
berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer
akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat
timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“
(di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-
reset.
15. − Counter
Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini
terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini
memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,
Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory
area.
Nilai counter seharga 0 sampai 999
Macam – macam counter dilihat dari jenis menghitung dan daerah nilai
S_CUD Up-Down Counter
S_CD Down Counter
S_CU Up Counter
---( SC) Set Counter Coil
---( CU) Up Counter Coil
---( CD) Down Counter Coil
S_CUD
Symbol
C no. Nama counter
CU input Count up
CD input Count down
S set input untuk menjalankan counter
PV nilai banyaknya menghitung : C#<banyaknya nilai>
R reset input
Q status dari counter
Penjelasan
S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input
untuk CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari
”999“. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per
satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu.
Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari nol dan 0
jika menghitung sehingga menjadi nol.
16. Contoh
Penjelasan
Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat
dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai counter
dicontohkan dengan format binary coded decimal ( C#995) jika count up
maka Q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count down maka diakhir
perhitungan akan bernilai 0.
Dan begitu pula penerapan pada S_CD dan S_CU.
---( SC )
Symbol
< C no.> nama counter
---( SC)
< preset value > nilai set counter
Penjelasan
---( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.
Contoh
Jika I0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100
---( CU )
Symbol
< C no.> nama counter
---( CU )
Penjelasan
---( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.
17. Contoh
Penjelasan
Ketika I0.0 aktif maka SC aktif dan jika I0.1 aktif maka C10 dapat di akses
dan untuk mereset jika I0.2
---( CD )
Dan begitu pula penerapan pada ---( CD ) sama dengan --- ( CU )
RS ( Reset-Set Flip Flop)
Simbol
Penjelasan :
RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S
input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I124.1 bernilai
“1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q124.0 tetap
“1“. Nilai output Q124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat
set belum diaktifkan) atau ketika input I124.0 bernilai “1“ (saat set telah
aktif)
Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input set
sehingga nilai outputnya menjadi “1“.
18. SR Set-Reset Flip Flop
Simbol
Penjelasan :
SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S
input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I 124.0
bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q
124.0 tetap “1“. Nilai output Q 124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai
“0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai “1“ (saat
set telah aktif)
Jika input keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input
reset (R) sehingga nilai outputnya menjadi “0“.