SlideShare a Scribd company logo
4. PEMERIKSAAN SEJAWAT MELALUI DISKUSI
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung
beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.
Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap memoertahankan sikap terbuka dan
kejujuran. Dalam diskusi analitik tersebut kemencengan peneliti disingkap dan pengertian
mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan agar disusun sehingga dapat diklasifikasikan menurut persoalanpersoalan yang berkaitan dengan teori substansi, metodologi, hokum dan peraturan,etika atau
lain-lain yang relevan.
Kedua, diskusi yang sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk
mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Ada kemungkinan
hipotesis yang muncul dalam benak peneliti sudah dapat dikonfirmasikan, tetapi dalam diskusi
analitik ini mungkin sekali dapat terungkap segi-segi lainnya yang justru membongkar pemikiran
peneliti. Ssekiranya peneliti tidak dapat mempertahankan kembali arah hipotesisnya itu.
Diskusi analitik ini pun dapat memberikan kesempatan kepada peneliti untuk ikut
merasakan keterharuan para peserta diskusi sehingga memungkinkanya membersihkan emosi
dan perasaannya guna pakai untuk sesuatu yang tepat.
5. ANALISIS KASUS NEGATIF
Teknik analisis negative dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang
tidak sesuai dengan pola den kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan
sebagai bahan pembanding. Dalam suatu latihan kepemim[inan perusaahan, sebagian peserta
berhasil dengan baik dan telah menduduki kedudukan yang baik. Peserta yang tidak
menyelesaikan program dan mengalkan latihan sebelum waktunya diambil sebagai kasus untuk
meneliti kekurangan program latihan tersebut. Kasus negatif demikian digunakan sebagai upaya
meningkatkan argumentasi penemuan.
6. KECUKUPAN REFERENSI
Konsep kecukupan referensial ini mula-mula diusulkan oleh Eisner (1975, dalam Lincoln
dan guba, 1981 : 313 ) sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis
untuk keprluan evaluasi. Film atau video-tape misalnya, dapat digunakan sebagai alat perekama
yang pada saat senggang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan
kritik yang telah terkumpul. Jadi bahan-bahan yang tercatat

atau terekam dapat

digunakansebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Jika
alat elektronik itu tidak tersedia, cara lain sebagai pembanding kritik masih dapat digunakan.
Misalnya ada informs yang tidak derencanakan, kemudian disimpan; sewaktu mengadakan
pengujian, informasidemikian lalu dimanfaatkan untuk keperluan itu.
7. PENGECEKAN ANGGOTA
Pengececekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat
penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. 6yang dicek dengan anggota yang terlibat
meliputi data, ketegorianalitik, penafsiran dan kesimpulan.
Pengecekkan anggota dapat dilakukan baik secara formal maupun secara tidak formal.
Pengecekan secara informal demikian dapat bermanfaat dal hal-hal sebagai berikut :
-

Menyediakan kesempatan untuk mempelajari secara sengaja apa yang dimaksudkan oleh
responden dengan jalan bertindak dan berlaku secara tertentu atau memberikan informasi
tertentu.

-

Memberi kesempatan kepada responden untuk segera memperbaiki kesalahan dari data
dan menantang suatu penafsiran yang barangkali salah.

-

Memberi kesempatan bagi respoden agar dapat memberikan data tambahan karena
dengan memberikan “ konsep “ tulisan peneliti, responden barang kali akan mengingat
lagi hal-hal yang belum terpikirkan pada waktu yang lalu.

-

Memberi kesempatan bagi peneliti untuk mencatat persetujuan atau keberatan responden
sehingga , jika terjadi persoalan , misalnya keberatan dari pihak responden , dikemudian
hari dijadikan bukti tulis yang dapat diandalkan.
-

Memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengikhtisarkan hasil perolehan sementaranya
yang memudahkanya untuk melangkah kepada analisis data.

-

Memberi kesempatan bagi responden untuk mengadakan penilaian terhadap keseluruhan
kecukupan data secara menyeluruh dan mengecek nya dengan data pihak dirinya sendiri.
Di pihak lain , pengecekan secara formal tentu saja diperlukan pula. Pengecekan anggota

demikian dilakukan dalam bentuk diskusi dengan anggota yang terlibat yang cukup
berpengetahuan dan ber penggalaman yang diambil dari mereka yang mewakili kelompok –
kelompok tertentu.
Teknik ini, bagaimana pun , ada kelemahan nya. Misalnya, anggota yang terlibat itu
berasal dari satu kubu yang sengaja mau mengghacurkan hasil penemuan , atau sengaja
membelokkan penemuan karena tidak sesuai dengan kebijaksanaan yang selama ini berlangsung.
Hal demikian harus disadari oleh peneliti. Jika memang ada gelagat yang demikian peneliti
secepat nya mencari dan menemukan strategi untuk mengatasinya.
Terakhir perlu dikemukakan bahwa tampak nya teknik pengecekan anggota ini sama
dengan triangulasi dengan sumber. “ tampaknya “ bukan berarti sama, dan memang keduanya
berbeda. Triangulasi mempersoalkan data , sedangkan pengecekan anggota mempersoalkan
Sesuatu yang telah dibangun dalam bangunan setengah jadi yang berupa kategori, hipotesis atau
laporan penelitian. Cara melaksanakan pun berbeda. Pengecekan anggota dilakukan pada mereka
yang terlibat,sedangkan triangulasi kepada mereka yang bukan anggota yang terlibat.
8. URAIAN RINCI
Teknik ini menurut peneliti agar melaporkan hasil penelitian nya sehingga uraian nya itu
dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian
diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada focus pelitian. Uraianya harus
mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat
memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri tentunya bukan bagian
dari uraian rinci, melainkan penefsiran yang dilakukan dalam bentuk uraian rinci dengan segala
macam petanggungjawaban berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
Jadi. Jelas disini bahwa untuk mencapai kriterium keteralihan sutu penemuan hendaknya pihak
peneliti debekali dengan konteks pengirim dan penerima. Dengan kata lain, peneliti tidak dapat
membahas keteralihan jika ia hanya mempunyai sekeing data dari penelitian nya saja.
9. AUDITING
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya dibidang fiscal yang dimanfaatkan untuk memeriksa
kebergantungandan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil
atau keluaran.
Penelusuran audit ( audit trail ) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan
catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu
diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan
pada auditing fiscal.
Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh harpen (1993,
dalam lincholn dan guba, 1985:319-320) sebagai berikut :
1. Data mentah, termasuk bahan yang direkam secara elaktronik, catatan lapangan tertulis,
dokumen, foto, dan semacam nya, serta hasil survai ;
2. Data yang direduksi dan hasil kajian, termasuk didalam nya penulisan secara lengkap
catatan lapangan, ikhtisar catatan, informasi yang dibuat satu per satu seperti
kartu,ikhtisar data kuantittatif, dan catatan teori seperti hipotesis kerja, konsep, dan
semacam nya;
3. Rekontruksi data dan hasil sintesis termasuk didalam nya struktur kategori: tema, definisi
dan hubungan-hubungan nya ; penemuan dan kesimpulan ; dan laporan akhir dan
hubungan nya dengan kepustakaan mutakhir, integrasi konsep, hubungan dan penafsiran ;
4. Catatan tentang proses penyelenggaraan, termasuk di dalam nya catatan metodologi:
prosedur, desain, strategi, rasional ; catatan tentang keabsahan data : berkaitan derajat
kepercayaan, kebergantungan dan kepastian ; dan penelusuran audit ;
5. Bahan yang berkaitan dengan maksud dank e inginan, termasuk usulan penelitian,
catatan pribadi : catatan reflektif dan motivasi ; dan harapan ; harapan dan peramalan ;
6. Informasi tentang penggembangan instrument, termasuk berbagai formulir yang di
gunakan untuk penjajakan, jadwal pendahuluan, format pengamat, dan survai.
Prose auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh halpern, yaitu
praentri, penetapan yang dapat di audit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan
data.
Pada tahap praentri , sejumlah pertemuan diadakan oleh auditor dengan dengan auditi (dalam hal
ini peneliti) dan berakhir pada meneruskan, mengubah seperlunya, atau mengehentikan
pelaksanaan usulan auditing .
Pada tahap penetapan dapat nya diaudit, tugas auditi ialah menyediakan segala macam
pencatatan yang diperlukan dan bahan-bahan penelitian yang tersedia seperti yang sudah
dikemukakan klasifikan. Selain itu ia hendak nya menyediakan waktu secukupnya untuk
keperluan menggadakan konsultasi jika hal itu diperlukan.
Di pihak lain, tugas pertama auditor ialah mempelajari seluruh bahan yang tersedia. Sesudah itu
ia meminta penjelasan-penjelasan seperlunya tentang apa yang belum dipahami nya sebelum
mantap. Auditor perlu memahami bahan-bahan yang tersedia dengan keadaan yang sebenarnya.
Ia harus mengetahui benar bagaimana hubungan antara penelusuran audit dengan kejadian yang
sebenarnya atau dengan hasil yanh di temukan. Ia harus bisa menelusuri apa yang terdapat dalam
apa yang terdapat dalam penelusuran auditing dengan data yang dilaporkan melalui pengamatan,
wawancara, rekaman kaset atau video.
Pada tahap ini auditor harus pula membuat ketetapan tentang studi yang sedang atau telah selesai
dilaksanakan. Jika studi sedang berjalan, saran keputusan nya hendaknya menegaskan agar dapat
diteruskan, di berhentikan sementara, atau diberhentikan sama sekali. Keputusan itu dapat
didasar kan atas beberapa patokan seperti lengkap-tidaknya, yaitu seluruh bahan penelitian yang
disediakan dan telah digunakan ; tuntas-tidaknya, bahwa bahan itu dapat benar-benar dipahami
dan diikuti ; bemanfaat-tidaknya, telah disusun sehingga memunggkinkan penggecekan silang,
pengorganisasian, pembuatan indeks, dan semacam nya; bahan itu berkaitan secara sistematis
dengan pendekatan dan metodologi yang digunakan, baik pada waktu penggunaan mula-mula
ataupun kemudian dalam pengguna sebenarnya .
Tahap berikutnya dinamakan persetujuan resmi antara auditor dengan auditi. Pada tahap ini
auditor dengan mengandakan persetujuan tertulis tentang apa yang telah dicapai oleh auditor.
Tahap berikutnya ialah penentuan keabsahan. Tahap ini merupakan tahap terpenting.
Penelusuran

auditing

meliputi

pemeriksaan

terhadap

kepastian

maupun

terhadap

kebergantungan. Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian terdiri atas beberapa langkah kecil.
pertama-tama auditor perlu memastikan, apakah hasil penemuan itu benar-benar berasal dari
data. Hal ini tidak sukar melaksanakan nya sepanjang jejak audit itu telah ditetapkan dengan
baik.
Tahap terkhir rentetan auditing ini ialah mengakhiri auditing itu sendiri(closure). Pada tahap ini
ada dua hal yang harus perlu dikerjakan oleh auditor, yaitu memberikan umpan balik dan
Berunding dengan auditi, yaitu si peneliti sendiri, dan menuliskan laporan hasil pemeriksaan nya.
Sebelum seluruh penyusunan laporan diakhiri, sesuai dengan haknya, audit berhak mempelajari
isi laporan tersebut terlebih dahulu. Hasil penelaah auditi dibacarakan dan dibahas bersamasama. Maksudnya ialah agar auditing auditi dapat mengetahui bahwa langkah-langkah yang ada
dalam perjanjian telah dilakukan seluruh nya. Jika dari sisi auditi terlihat adanya kekeliruan, hal
itu dapat dibicarakan untuk kemudian diperbaiki. Dalam hal keduanya tidak terdapat kesesuaian
pendapat, auditor tetap berhak untuk menyajikan laporan nya, sedangkan auditi dapat
memberikan catatan khusus mengenai hal itu. Jika prose situ telah dilaksanakan, maka
perundingan tentang penemuan auditing dibicarakan, apa saja kekurangan dan bagaimana cara
mengatasinya.

More Related Content

What's hot

Materi Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan Data
Materi Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan DataMateri Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan Data
Materi Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan Data
Lia Rusdyana Dewi
 
Metode peneltian kuliah kuliah 1
Metode peneltian kuliah  kuliah 1Metode peneltian kuliah  kuliah 1
Metode peneltian kuliah kuliah 1
Mega Zainal
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2 Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2
Lia Rusdyana Dewi
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Lia Rusdyana Dewi
 
Materi Riset
Materi RisetMateri Riset
Materi Riset
guest19facd
 
Pengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianPengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitian
Arip Amin
 
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan DataKelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Mitha Ye Es
 
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
ier oezwah
 
Berbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen PenelitianBerbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen Penelitian
Levina Lme
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Instrumen pengambilan data
Instrumen pengambilan dataInstrumen pengambilan data
Instrumen pengambilan data
NurdianaAlAfnan
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalRiri Pekredastif
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
Nona Zesifa
 
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitianBahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitianJey Queenn
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
Alan Mpeala
 
1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian
Ratzman III
 

What's hot (19)

Materi Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan Data
Materi Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan DataMateri Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan Data
Materi Kuliah Metodologi Penelitian - Metode Pengumpulan Data
 
Metode peneltian kuliah kuliah 1
Metode peneltian kuliah  kuliah 1Metode peneltian kuliah  kuliah 1
Metode peneltian kuliah kuliah 1
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2 Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 2
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
 
Materi Riset
Materi RisetMateri Riset
Materi Riset
 
Pengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianPengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitian
 
Bahan kuliah mph
Bahan kuliah mphBahan kuliah mph
Bahan kuliah mph
 
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan DataKelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
 
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
 
Berbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen PenelitianBerbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen Penelitian
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Penelitian Sosial
 
Metode penelitian 04
Metode penelitian 04Metode penelitian 04
Metode penelitian 04
 
Instrumen pengambilan data
Instrumen pengambilan dataInstrumen pengambilan data
Instrumen pengambilan data
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposal
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
 
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitianBahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
 
1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian
 
Metopen 2
Metopen 2Metopen 2
Metopen 2
 

Similar to teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2)

Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitianAli Ahyadi
 
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitianDorado Sb
 
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Levina Lme
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
Fredika Ayu Lestari
 
Rangkuman kelompok ke 3
Rangkuman kelompok ke 3Rangkuman kelompok ke 3
Rangkuman kelompok ke 3
Ida Susanti
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Lia Rusdyana Dewi
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Krisna Indah Puspitasari
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitian
toha ardi nugraha
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
Aprilia Hapsari
 
Teknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdfTeknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdf
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)zhukma
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian okCara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian okArifuddin Ali.
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataUniversity of Andalas
 
Pertemuan1
Pertemuan1Pertemuan1
Pertemuan1
ChocoVanila
 
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN
CutMeutia3
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
pristanti
 

Similar to teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2) (20)

Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitian
 
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan data
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
 
Rangkuman kelompok ke 3
Rangkuman kelompok ke 3Rangkuman kelompok ke 3
Rangkuman kelompok ke 3
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitian
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Teknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdfTeknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdf
 
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian okCara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis data
 
Pertemuan1
Pertemuan1Pertemuan1
Pertemuan1
 
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
 
PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
 

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar)

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar) (20)

Drama sebagai teater
Drama sebagai teaterDrama sebagai teater
Drama sebagai teater
 
Rpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teaterRpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teater
 
hubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorikahubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorika
 
Jurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantikJurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantik
 
draft penting implikatur
draft penting implikaturdraft penting implikatur
draft penting implikatur
 
Shinmin
ShinminShinmin
Shinmin
 
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia MProposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructusMahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Paper peserta diskusi
Paper peserta diskusiPaper peserta diskusi
Paper peserta diskusi
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 
Print peserta
Print pesertaPrint peserta
Print peserta
 
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan dataKriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
 
1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char
 
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacamIstilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Cover
CoverCover
Cover
 

teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2)

  • 1. 4. PEMERIKSAAN SEJAWAT MELALUI DISKUSI Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap memoertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi analitik tersebut kemencengan peneliti disingkap dan pengertian mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan agar disusun sehingga dapat diklasifikasikan menurut persoalanpersoalan yang berkaitan dengan teori substansi, metodologi, hokum dan peraturan,etika atau lain-lain yang relevan. Kedua, diskusi yang sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Ada kemungkinan hipotesis yang muncul dalam benak peneliti sudah dapat dikonfirmasikan, tetapi dalam diskusi analitik ini mungkin sekali dapat terungkap segi-segi lainnya yang justru membongkar pemikiran peneliti. Ssekiranya peneliti tidak dapat mempertahankan kembali arah hipotesisnya itu. Diskusi analitik ini pun dapat memberikan kesempatan kepada peneliti untuk ikut merasakan keterharuan para peserta diskusi sehingga memungkinkanya membersihkan emosi dan perasaannya guna pakai untuk sesuatu yang tepat. 5. ANALISIS KASUS NEGATIF Teknik analisis negative dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola den kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Dalam suatu latihan kepemim[inan perusaahan, sebagian peserta berhasil dengan baik dan telah menduduki kedudukan yang baik. Peserta yang tidak menyelesaikan program dan mengalkan latihan sebelum waktunya diambil sebagai kasus untuk meneliti kekurangan program latihan tersebut. Kasus negatif demikian digunakan sebagai upaya meningkatkan argumentasi penemuan.
  • 2. 6. KECUKUPAN REFERENSI Konsep kecukupan referensial ini mula-mula diusulkan oleh Eisner (1975, dalam Lincoln dan guba, 1981 : 313 ) sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keprluan evaluasi. Film atau video-tape misalnya, dapat digunakan sebagai alat perekama yang pada saat senggang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul. Jadi bahan-bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakansebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Jika alat elektronik itu tidak tersedia, cara lain sebagai pembanding kritik masih dapat digunakan. Misalnya ada informs yang tidak derencanakan, kemudian disimpan; sewaktu mengadakan pengujian, informasidemikian lalu dimanfaatkan untuk keperluan itu. 7. PENGECEKAN ANGGOTA Pengececekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. 6yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, ketegorianalitik, penafsiran dan kesimpulan. Pengecekkan anggota dapat dilakukan baik secara formal maupun secara tidak formal. Pengecekan secara informal demikian dapat bermanfaat dal hal-hal sebagai berikut : - Menyediakan kesempatan untuk mempelajari secara sengaja apa yang dimaksudkan oleh responden dengan jalan bertindak dan berlaku secara tertentu atau memberikan informasi tertentu. - Memberi kesempatan kepada responden untuk segera memperbaiki kesalahan dari data dan menantang suatu penafsiran yang barangkali salah. - Memberi kesempatan bagi respoden agar dapat memberikan data tambahan karena dengan memberikan “ konsep “ tulisan peneliti, responden barang kali akan mengingat lagi hal-hal yang belum terpikirkan pada waktu yang lalu. - Memberi kesempatan bagi peneliti untuk mencatat persetujuan atau keberatan responden sehingga , jika terjadi persoalan , misalnya keberatan dari pihak responden , dikemudian hari dijadikan bukti tulis yang dapat diandalkan.
  • 3. - Memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengikhtisarkan hasil perolehan sementaranya yang memudahkanya untuk melangkah kepada analisis data. - Memberi kesempatan bagi responden untuk mengadakan penilaian terhadap keseluruhan kecukupan data secara menyeluruh dan mengecek nya dengan data pihak dirinya sendiri. Di pihak lain , pengecekan secara formal tentu saja diperlukan pula. Pengecekan anggota demikian dilakukan dalam bentuk diskusi dengan anggota yang terlibat yang cukup berpengetahuan dan ber penggalaman yang diambil dari mereka yang mewakili kelompok – kelompok tertentu. Teknik ini, bagaimana pun , ada kelemahan nya. Misalnya, anggota yang terlibat itu berasal dari satu kubu yang sengaja mau mengghacurkan hasil penemuan , atau sengaja membelokkan penemuan karena tidak sesuai dengan kebijaksanaan yang selama ini berlangsung. Hal demikian harus disadari oleh peneliti. Jika memang ada gelagat yang demikian peneliti secepat nya mencari dan menemukan strategi untuk mengatasinya. Terakhir perlu dikemukakan bahwa tampak nya teknik pengecekan anggota ini sama dengan triangulasi dengan sumber. “ tampaknya “ bukan berarti sama, dan memang keduanya berbeda. Triangulasi mempersoalkan data , sedangkan pengecekan anggota mempersoalkan Sesuatu yang telah dibangun dalam bangunan setengah jadi yang berupa kategori, hipotesis atau laporan penelitian. Cara melaksanakan pun berbeda. Pengecekan anggota dilakukan pada mereka yang terlibat,sedangkan triangulasi kepada mereka yang bukan anggota yang terlibat. 8. URAIAN RINCI Teknik ini menurut peneliti agar melaporkan hasil penelitian nya sehingga uraian nya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada focus pelitian. Uraianya harus mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri tentunya bukan bagian dari uraian rinci, melainkan penefsiran yang dilakukan dalam bentuk uraian rinci dengan segala macam petanggungjawaban berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
  • 4. Jadi. Jelas disini bahwa untuk mencapai kriterium keteralihan sutu penemuan hendaknya pihak peneliti debekali dengan konteks pengirim dan penerima. Dengan kata lain, peneliti tidak dapat membahas keteralihan jika ia hanya mempunyai sekeing data dari penelitian nya saja. 9. AUDITING Auditing adalah konsep bisnis, khususnya dibidang fiscal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungandan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Penelusuran audit ( audit trail ) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiscal. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh harpen (1993, dalam lincholn dan guba, 1985:319-320) sebagai berikut : 1. Data mentah, termasuk bahan yang direkam secara elaktronik, catatan lapangan tertulis, dokumen, foto, dan semacam nya, serta hasil survai ; 2. Data yang direduksi dan hasil kajian, termasuk didalam nya penulisan secara lengkap catatan lapangan, ikhtisar catatan, informasi yang dibuat satu per satu seperti kartu,ikhtisar data kuantittatif, dan catatan teori seperti hipotesis kerja, konsep, dan semacam nya; 3. Rekontruksi data dan hasil sintesis termasuk didalam nya struktur kategori: tema, definisi dan hubungan-hubungan nya ; penemuan dan kesimpulan ; dan laporan akhir dan hubungan nya dengan kepustakaan mutakhir, integrasi konsep, hubungan dan penafsiran ; 4. Catatan tentang proses penyelenggaraan, termasuk di dalam nya catatan metodologi: prosedur, desain, strategi, rasional ; catatan tentang keabsahan data : berkaitan derajat kepercayaan, kebergantungan dan kepastian ; dan penelusuran audit ; 5. Bahan yang berkaitan dengan maksud dank e inginan, termasuk usulan penelitian, catatan pribadi : catatan reflektif dan motivasi ; dan harapan ; harapan dan peramalan ; 6. Informasi tentang penggembangan instrument, termasuk berbagai formulir yang di gunakan untuk penjajakan, jadwal pendahuluan, format pengamat, dan survai.
  • 5. Prose auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh halpern, yaitu praentri, penetapan yang dapat di audit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data. Pada tahap praentri , sejumlah pertemuan diadakan oleh auditor dengan dengan auditi (dalam hal ini peneliti) dan berakhir pada meneruskan, mengubah seperlunya, atau mengehentikan pelaksanaan usulan auditing . Pada tahap penetapan dapat nya diaudit, tugas auditi ialah menyediakan segala macam pencatatan yang diperlukan dan bahan-bahan penelitian yang tersedia seperti yang sudah dikemukakan klasifikan. Selain itu ia hendak nya menyediakan waktu secukupnya untuk keperluan menggadakan konsultasi jika hal itu diperlukan. Di pihak lain, tugas pertama auditor ialah mempelajari seluruh bahan yang tersedia. Sesudah itu ia meminta penjelasan-penjelasan seperlunya tentang apa yang belum dipahami nya sebelum mantap. Auditor perlu memahami bahan-bahan yang tersedia dengan keadaan yang sebenarnya. Ia harus mengetahui benar bagaimana hubungan antara penelusuran audit dengan kejadian yang sebenarnya atau dengan hasil yanh di temukan. Ia harus bisa menelusuri apa yang terdapat dalam apa yang terdapat dalam penelusuran auditing dengan data yang dilaporkan melalui pengamatan, wawancara, rekaman kaset atau video. Pada tahap ini auditor harus pula membuat ketetapan tentang studi yang sedang atau telah selesai dilaksanakan. Jika studi sedang berjalan, saran keputusan nya hendaknya menegaskan agar dapat diteruskan, di berhentikan sementara, atau diberhentikan sama sekali. Keputusan itu dapat didasar kan atas beberapa patokan seperti lengkap-tidaknya, yaitu seluruh bahan penelitian yang disediakan dan telah digunakan ; tuntas-tidaknya, bahwa bahan itu dapat benar-benar dipahami dan diikuti ; bemanfaat-tidaknya, telah disusun sehingga memunggkinkan penggecekan silang, pengorganisasian, pembuatan indeks, dan semacam nya; bahan itu berkaitan secara sistematis dengan pendekatan dan metodologi yang digunakan, baik pada waktu penggunaan mula-mula ataupun kemudian dalam pengguna sebenarnya . Tahap berikutnya dinamakan persetujuan resmi antara auditor dengan auditi. Pada tahap ini auditor dengan mengandakan persetujuan tertulis tentang apa yang telah dicapai oleh auditor.
  • 6. Tahap berikutnya ialah penentuan keabsahan. Tahap ini merupakan tahap terpenting. Penelusuran auditing meliputi pemeriksaan terhadap kepastian maupun terhadap kebergantungan. Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian terdiri atas beberapa langkah kecil. pertama-tama auditor perlu memastikan, apakah hasil penemuan itu benar-benar berasal dari data. Hal ini tidak sukar melaksanakan nya sepanjang jejak audit itu telah ditetapkan dengan baik. Tahap terkhir rentetan auditing ini ialah mengakhiri auditing itu sendiri(closure). Pada tahap ini ada dua hal yang harus perlu dikerjakan oleh auditor, yaitu memberikan umpan balik dan Berunding dengan auditi, yaitu si peneliti sendiri, dan menuliskan laporan hasil pemeriksaan nya. Sebelum seluruh penyusunan laporan diakhiri, sesuai dengan haknya, audit berhak mempelajari isi laporan tersebut terlebih dahulu. Hasil penelaah auditi dibacarakan dan dibahas bersamasama. Maksudnya ialah agar auditing auditi dapat mengetahui bahwa langkah-langkah yang ada dalam perjanjian telah dilakukan seluruh nya. Jika dari sisi auditi terlihat adanya kekeliruan, hal itu dapat dibicarakan untuk kemudian diperbaiki. Dalam hal keduanya tidak terdapat kesesuaian pendapat, auditor tetap berhak untuk menyajikan laporan nya, sedangkan auditi dapat memberikan catatan khusus mengenai hal itu. Jika prose situ telah dilaksanakan, maka perundingan tentang penemuan auditing dibicarakan, apa saja kekurangan dan bagaimana cara mengatasinya.