Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Aliran Khawarij telah tumbuh dan berkembang dengan cara yang keras dan ekstrim dalam memahami ajaran Islam. Kehidupan dan lingkungan yang tidak begitu kondusif menjadikan mereka memahami ajaran Islam apa adanya tanpa ada usaha untuk memahami lebih lanjut tentang makna apa saja yang terkandung dalam wahyu Allah SWT.
Pengkafiran yang begitu mudah mereka lontarkan bagi orang-orang yang di luar paham mereka telah menyulut perpecahan bahkan pertumpahan darah yang tidak sedikit.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Aliran Khawarij telah tumbuh dan berkembang dengan cara yang keras dan ekstrim dalam memahami ajaran Islam. Kehidupan dan lingkungan yang tidak begitu kondusif menjadikan mereka memahami ajaran Islam apa adanya tanpa ada usaha untuk memahami lebih lanjut tentang makna apa saja yang terkandung dalam wahyu Allah SWT.
Pengkafiran yang begitu mudah mereka lontarkan bagi orang-orang yang di luar paham mereka telah menyulut perpecahan bahkan pertumpahan darah yang tidak sedikit.
The history of Islam is extensive and spans over 1,400 years, beginning in the 7th century in the Arabian Peninsula. It was founded by the Prophet Muhammad, who is considered the last messenger of God in Islam. The history of Islam is characterized by the spread of the faith through trade, conquests, and missionary activities. The religion has had a profound impact on the world, influencing various fields such as art, architecture, science, and philosophy. Islam has also played a significant role in shaping the cultures and societies of the Middle East, North Africa, and other parts of the world where it has spread.
For a comprehensive understanding of the history of Islam, it is recommended to study the life of the Prophet Muhammad, the early caliphs, the expansion of the Islamic empire, the development of Islamic theology and law, as well as the various sects and schools of thought within Islam. Additionally, exploring the contributions of Islamic civilization to human civilization in areas such as science, medicine, and philosophy would provide a broader perspective on the history of Islam.
2. Konsep Wahyu
dan Akal
Konsep Iman
dan Kufur
Konsep Sifat-
sifat Tuhan
Kaum Mu’tazilah
Kaum al-Asy’ariyah
Kaum Maturidiah
Kaum Mu’tazilah
Kaum al-Asy’ariyah
Kaum Maturidiah
Kaum Mu’tazilah
Kaum al-Asy’ariyah
Kaum Maturidiah
3. KONSEP AKAL DAN WAHYU
AKAL
WAHYU
daya berpikir yang terdapat dalam
jiwa manusia, daya yang
sebagaimana digambarkan dalam Al-
Quran, memperoleh pengetahuan
dengan memperhatikan alam
sekitarnya. Akal dalam pengertian
inilah yang dikontraskan dalam Islam
dengan wahyu yang membawa
pengetahuan dari luar diri manusia
yaitu Tuhan
Wahyu yang dimaksud
dalam Islam bukanlah
hanya isi tetapi juga teks
Arab dari ayat-ayat
sebagaimana terkandung
dalam Al-Quran.
5. KONSEP IMAN DAN KUFUR
IMAN
KUFUR
Iman adalah pengakuan dari hati,
pengucapan dengan lidah dan
pengamalan dengan anggota (H.R
Thabrani)” dan “iman itu bukanlah
angan-angan tetapi apa yang telah
mantap di dalam hati dan dibuktikan
kebenarannya dengan amalan
(Muttafaq alaiah
kebalikan daripada iman. Dari
segi lughat “kufur” artinya
menutupi. Orang yang
bersikap ‘kufur’ disebut kafir,
yaitu orang yang menutupi
hatinya dari hidayah Allah
6. Mu’tazil
ah
Al-
Maturidia
h
Al-
Asy’ariyah
mu’tazilah menganggap
amal sebagai unsur iman
maka mereka memandang
muslim pelaku dosa besar
sebagai orang yang tlah
merusak imannya. Orang
yang demikian itu menurut
mereka, tidak lagi dapat
diakatakan mukmin dan
tidak pula kafir, tetapi dikenal
dengan “posisi tengah” al-
manzilah bain al-
manzilatain yang
sebagaimana diketahui,
merupakan salah satu dari
lima dasar pokok ajaran(al-
unsul al-khamsah) yang
dianut oleh kaum mu’tazilah.
iman adalah yang meng-
i’tikaddalam hati dan
mengucapkan dengan
lidah bahwa tiada Tuhan
melainkan Allah dan tiada
satu pun yang
menyerupai-Nya. Batasan
iman seperti ini
menyampingkan amal
sebagai unsur iman.
- Bukhara :: iman tidak
bisa menambil bentuk
dalam ma’rifah ataud
‘amal, tetapi haruslah
merupakan tasdiq.
- Samarkand:: iman
mestilah lebih dari tasdiq,
karena bagi mereka akal
dapat sampai kepada
kewajiban menegetahui
Tuhan dalam ketuhanan-
Nya, ma’rifah adalah
mengetahui Tuhan
dengan segala sifat-Nya
dan tauhid adalah
mengenal Tuhan dengan
keesaan-Nya
8. Sifat-Sifat Tuhan secara UmumMu’tazilah:
-mengklaim diri mereka sebagai al-
tawhid, mempertahankan
pengertian keesaan Tuhan dengan
menolak setiap paham yang
sepanjang pandangan mereka,
dapat membawa kepada paham
syirik (politeisme).
- Apabila dikatakan sifat-sifat
Tuhan melekat pada zatNya maka
itu dapat membawa pada
keyakinan bahwa sifat Tuhan tidak
sempurna sebelum adanya sifat-
sifat itu.
- kalau sifat-sifat itu dikatakan
bersamaan dengan zat Tuhan
dalam wujudnya, maka hal ini
dapat membawa kepada
keyakinan bahwa sifat-sifat qadim
di samping qidam-nya sesensi atau
zat Tuhan, sehingga dengan
demikian terdapat banyak yang
Al-Asy’ariyah, Ahlussunnah wal
jama’ah, al-Maturidiah :
-Tuhan mempunyai sifat. Al-Asy’ari
berkata bahwa tidak dapat
diingkari vahwa Tuhan mempunyai
sifat karena Tuhan sendiri
menyatakan melalui wahyu-Nya
bahwa Ia Maha Kuasa, Maha
Tahu, Maha Berkehendak, dan
sebagainya, sebagaimana Ia juga
menyatakan diriNya mempunyai
pengetahuan, kemauan, dan daya
9. Anthropomorphisme
Al-Asy’ariyah :
-Golongan Asy’ariyah juga tidak
menerima anthropomorphisme
dalam arti bahwa Tuhan
mempunyai sifat-sifat jasmani yang
sama dengan sifat-sifat jasmani
manusia. Sungguhpun demikian
mereka tetap mengatakan bahwa
Tuhan sebagai disebut dalam al-
Qur’an, mempunyai mata, muka,
tangan, dan sebagainya, tetapi
muka, mata, tangan dan
sebagainya itu tidak sama dengan
yang ada pada manusia. Mereka
berpendapat bahwa kata-kata ini
tidak boleh diberi interpretasi lain
Al- Mu’tazilah:
Golongan Mu’tazilah berpegang
teguh pada kekuatan akal dan
menganut paham bahwa Tuhan
bersifat immateri, sehingga tidak
dapat dikatakan bahwa Tuhan
mempunyai sifat-sifat jasmani
10. Melihat Tuhan
Al-Asy’ariyah:
-setiap yang berwujud dapat
dilihat, Tuhan mempunyai wujud,
maka Tuhan dapat dilihat.
- Dari segi akal, menurut al-
Asy’ariyah, tidak ada halangan
bagi kemungkinan manusia untuk
melihat Tuhan nanti di akhirat,
sebab itu tidaklah akan membawa
kepada penetapan dalam
keyakinan bahwa Tuhan akan
menjadi baru atau serupa dengan
yang baru.
-pendapat kaum ini sebenarnya
berakar kepada paham mereka
tentang kemutlakan kekuasaan
dan kehendak Tuhan. Berdasarkan
paham itu, tidak ada yang tidak
mungkin diperbuat oleh Tuhan,
termasuk menciptakan keadaan
Al- Mu’tazilah:
Tuhan tidak dapat dilihat
merupakan implikasi logis dari
pandangan mereka yang
menetapkan bahwa Tuhan bersifat
immateri. Sejalan dengan itu,
Tuhan bagi mereka tidak mungkin
menjadi obyek tanggapan inderawi
karena Dia tidak menempati ruang
dan arah yang merupakan cirri
pada jism.
11. Sabda Tuhan
Al-Asy’ariyah, Ahlussunnah wal
jama’ah, al-Maturidiah :
-al-Qur’an bukan makhluk. Mereka
berpendapat demikian karena
kalam adalah sifat yang ada pada
Zat Allah dan dengan sifat itulah
Allah berbicara sesuai dengan
kehendak dan kekuasaanNya.
Oleh karena sifat yang ada pada
zat Allah itu bukan makhluk, kalam
Allah itupun bukan makhluk yang
terpisah dari zatNya
Al- Mu’tazilah:
-bahwa sabda bukanlah sifat
namun perbuatan Tuhan. Dengan
demikian al-Qur’an bukanlah sifat
kekal tetapi bersifat baru dan
diciptakan Tuhan.
-Al-Qur’an adalah makhluk