Sejarah : PERANG PADRI & PERANG DIPONEGOROAdinda Gifary
Presentasi ini dususun guna memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI BAB II PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME SEBELUM LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL Semester I Tahun 2016/2017.
Editor oleh Adinda Gifary (XI MIPA 3)
SMA Negeri 1 Surakarta
Sejarah Wajib kelas XI , oleh siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1 Karanganyar, semoga bermanfaat dan bisa dimanfaatkan dengan bijak :) selamat belajar, sukses selalu :D
Sejarah : PERANG PADRI & PERANG DIPONEGOROAdinda Gifary
Presentasi ini dususun guna memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI BAB II PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME SEBELUM LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL Semester I Tahun 2016/2017.
Editor oleh Adinda Gifary (XI MIPA 3)
SMA Negeri 1 Surakarta
Sejarah Wajib kelas XI , oleh siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1 Karanganyar, semoga bermanfaat dan bisa dimanfaatkan dengan bijak :) selamat belajar, sukses selalu :D
4. Pada awal abad ke-19, muncul kelompok gerakan
wahabi di Sumatra Barat yang bertujuan memurnikan
kehidupan Islam. Kelompok pendukung gerakan ini
dikenal sebagai Kaum Paderi.
Gerakan Kaum Paderi mendapat tentangan dari
kelompok Kaum Adat.
5. Pemerintah kolonial Belanda berpihak pada
Kaum Adat. Pada tanggal 10 Februari 1821,
diadakan perjanjian antara kaum adat.
Belanda menduduki beberapa daerah di
Sumatra Barat. Peristiwa itu menandai
dimulainya Perang Paderi.
6. 1) Datuk Malim Basa ( Tuanku Imam Bonjol )
2) Tuanku nan Cerdik
3) Tuanku Tambusai
4) Tuanku nan Alahan
5) Datuk Bandoro
6) Tuanku Pasaman
7) Tuanku nan Renceh.
7. Pada abad ke-19 islam berkembang
pesat di daerah minangkabau.
- Tokoh tokoh islam berusaha menjalankan
ajaran islam sesuai Al-Quran dan hadits.
- Gerakan itu kemudian dinamakan
gerakan paderi.
- Gerakan itu bertujuan memperbaiki
masyarakat minangkabau dan
mengembalikan mereka ke-ajaran islam.
- Gerakan ini mendapat sambutan baik
dikalangan ulama, tetapi mendapat
pertentangan dari kaum adat.
8. Perang pertama antara kaum paderi dan
kaum adat terjadi di kota lawas, kemudian
meluas ke kota lain. Pemimpin kaum padri,
adapun kaum adat dipimpin oleh Dato’sati.
Pada perang tersebut kaum adat terdesak,
kemudian meminta bantuan kepada
belanda.
9. a. Tahap Pertama (1821-1825)
Pada tahap ini, peperangan terjadi:
Kaum paderi >< kaum adat yang dibantu
oleh belanda.
Kaum paderi menggunakan siasat
gerilya >< Belanda menggunakan senjata
lengkap.
Dan pada saat itu Belanda amat sulit,
mereka membujuk kaum paderi berdamai.
(15-11-1825) Di Padang diadakanya
perjajian damai >< Tentara belanda ditarik
dari Sumatera dipusatkan ke-perlawanan
Di Ponegoro(menumpas).
10. b. Tahap Kedua (1830-1837)
Setelah perang di Ponorogo selesai,
Belanda mulai melanggar perjanjian dan perang
paderi berkobar kembali. Pada perang ini, kaum
paderi dan kaum adat bersatu melawan Belanda.
Mula-mula kaum paderi mendapat banyak
kemenangan. Pada tahun 1834 Belanda
mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat
pertahanan kaum paderi di Bonjol.
12. Pada tanggal 25 Oktober 1837, Tuanku Imam
Bonjol tertangkap, kemudian diasingkan di
Minahasa sampai wafatnya. Dengan menyerahnya
Imam Bonjol bukan berarti perang selesai, perang
tetap berlanjut walaupun tidak lagi
mengganggu usaha belanda untuk menguasai
Minangkabau.
13. Imam Bonjol dibawa kesana-kemari
sampai meninggal di Kampung
Luta(diasingkan). Dengan berakhirnya
perang Paderi pada tahun 1837,
seluruh Sumetera Barat jatuh ketangan
Belanda.
Editor's Notes
Menghadapi belanda yang bersenjata lengkap, kaum paderi menggunakan siasat gerilya. Pedudukan Belanda makin sulit, kemudian membujuk kaum paderi untuk berdamai. Pada tanggal 15 November 1825 di Padang diadakan perjanjian perdamaian dan dan tentara belanda ditarik dari Sumatra dan dipusatkan untuk menumpas perlawanan Diponegoro di Jawa.