Dokumen tersebut membahas usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia, termasuk faktor penyebab konflik Indonesia-Belanda, peran dunia internasional dalam menyelesaikan konflik, serta perjuangan rakyat dan pemerintah Indonesia. Terdapat beberapa perundingan penting yang dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan, seperti Perundingan Linggarjati, Renville, dan Roem Royen.
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)David Adi Nugroho
menjelaskan upaya bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui tahap diplomasi atau peundingan seperti linggarjati,renville,konferensi meja bundar dan lain-lain.
Dokumen tersebut merangkum perjuangan rakyat dan pemerintah Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dan sekutu, meliputi pertempuran di Surabaya, Ambarawa, Medan, dan Bandung serta puputan Margarana. Juga dijelaskan diplomasi Indonesia di forum internasional seperti diplomasi beras tahun 1946 dan serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti agresi militer Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia serta upaya diplomasi untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari komunitas internasional.
Dokumen tersebut membahas usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia, termasuk faktor penyebab konflik Indonesia-Belanda, peran dunia internasional dalam menyelesaikan konflik, serta perjuangan rakyat dan pemerintah Indonesia. Terdapat beberapa perundingan penting yang dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan, seperti Perundingan Linggarjati, Renville, dan Roem Royen.
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)David Adi Nugroho
menjelaskan upaya bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui tahap diplomasi atau peundingan seperti linggarjati,renville,konferensi meja bundar dan lain-lain.
Dokumen tersebut merangkum perjuangan rakyat dan pemerintah Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dan sekutu, meliputi pertempuran di Surabaya, Ambarawa, Medan, dan Bandung serta puputan Margarana. Juga dijelaskan diplomasi Indonesia di forum internasional seperti diplomasi beras tahun 1946 dan serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti agresi militer Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia serta upaya diplomasi untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari komunitas internasional.
Dokumen tersebut merangkum perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai pertempuran melawan Belanda dan sekutu, serta upaya diplomasi untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perjuangan tersebut dilakukan baik secara militer dengan berbagai pertempuran penting seperti di Surabaya, Ambarawa, dan Bali, maupun secara diplomasi melalui perundingan-perundingan kunci seperti Linggajati dan R
Usaha Mempertahankan kemerdekaan IndonesiaUmi Rosyidah
Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan meliputi berbagai pertempuran melawan tentara sekutu dan Belanda antara tahun 1945-1965. Pertempuran-pertempuran besar terjadi di Surabaya, Semarang, Ambarawa, dan Medan pada tahun 1945. Perang Kemerdekaan I dan II melawan Belanda terjadi pada 1947 dan 1948. Berbagai pemberontakan seperti APRA, Andi Azis, dan PRRI muncul antara 1950-1958 dalam menuntut
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen ini menganalisis kondisi awal kemerdekaan Indonesia yang dihadapi berbagai tantangan seperti kekuatan asing dan ekonomi yang lemah.
2. Kedatangan tentara Sekutu dan Belanda (NICA) menimbulkan ketegangan dan perlawanan dari rakyat Indonesia.
3. Pertempuran Lima Hari melawan Jepang di Semarang terjadi akibat ketegangan yang semakin memuncak antara ra
Dokumen tersebut merangkum perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui perlawanan bersenjata dan diplomasi. Diplomasi meliputi berbagai perundingan antara Indonesia dan Belanda untuk mencapai pengakuan kedaulatan Indonesia, seperti Perjanjian Linggarjati, Renville, dan Konferensi Meja Bundar. Perjuangan bersenjata meliputi berbagai pertempuran seperti di Semarang, Surabaya, dan gerilya di bawah pimpinan Sudirman. Akhirnya
Dokumen tersebut membahas serangkaian perjanjian dan perundingan antara Indonesia dan Belanda dalam proses kemerdekaan Indonesia, mulai dari Perjanjian Renville (1948), Perjanjian Roem-Roijen (1949), Konferensi Meja Bundar di Den Haag (1949), Perjanjian Linggarjati (1946), hingga berbagai pertemuan dan perundingan awal antara para pemimpin Indonesia dan Belanda.
Pergolakan di berbagai daerah Indonesia pasca kemerdekaan disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap pemerintah dan usaha mencari identitas baru. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai pemberontakan seperti PKI di Madiun, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat dan beberapa daerah lain, serta gerakan separatis di Maluku dan Sulawesi.
Dokumen tersebut merangkum perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda pada tahun 1945-1949 melalui upaya diplomasi dan pertempuran militer. Indonesia berusaha mempertahankan kedaulatan melalui perjanjian-perjanjian seperti Linggarjati dan Renville, namun Belanda tetap melancarkan agresi. Akhirnya, melalui perundingan-perundingan seperti Konferensi Inter-Indonesia dan KMB, dibentuk Negara Kesatuan
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan jalur bersenjata dan diplomasi. Jalur diplomasi ternyata lebih efektif karena berhasil memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda melalui Konferensi Meja Bundar.
Dokumen ini membahas faktor-faktor penyebab konflik antara Indonesia dan Belanda serta peranan dunia internasional dalam penyelesaiannya. Kedatangan tentara sekutu bersama NICA dan upaya Belanda untuk mengembalikan kekuasaannya di Indonesia menimbulkan ketegangan. PBB berupaya menengahi melalui resolusi Dewan Keamanan dan Komisi Tiga Negara. Walaupun mengalami agresi militer, keberadaan negara kesatuan RI tetap terjaga melalui pemerint
Menganalisis perkembangan dan tantangan awal kemerdekaan (Sejarah kelas XI)Isnan Arsyad
Dokumen tersebut membahas tentang perjuangan awal kemerdekaan Indonesia mulai dari kondisi setelah proklamasi, kedatangan sekutu dan Belanda, pertempuran-pertempuran awal melawan penjajah, perjanjian-perjanjian dengan Belanda untuk mempertahankan kedaulatan, serta nilai-nilai kejuangan yang perlu diamalkan seperti persatuan, rela berkorban, cinta tanah air, dan saling menghargai.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Agresi Militer 1 yang dilakukan Belanda pada tahun 1947 bertujuan untuk menghilangkan Republik Indonesia sebagai negara merdeka dengan menyerang wilayah yang dikuasai Indonesia. Serangan Belanda menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan rakyat Indonesia. Perjuangan diplomasi dan perundingan Renville akhirnya mengakhiri agresi militer meski mengakibatkan pengakuan wilayah Indonesia yang semakin se
Dokumen tersebut merangkum perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai pertempuran melawan Belanda dan sekutu, serta upaya diplomasi untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perjuangan tersebut dilakukan baik secara militer dengan berbagai pertempuran penting seperti di Surabaya, Ambarawa, dan Bali, maupun secara diplomasi melalui perundingan-perundingan kunci seperti Linggajati dan R
Usaha Mempertahankan kemerdekaan IndonesiaUmi Rosyidah
Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan meliputi berbagai pertempuran melawan tentara sekutu dan Belanda antara tahun 1945-1965. Pertempuran-pertempuran besar terjadi di Surabaya, Semarang, Ambarawa, dan Medan pada tahun 1945. Perang Kemerdekaan I dan II melawan Belanda terjadi pada 1947 dan 1948. Berbagai pemberontakan seperti APRA, Andi Azis, dan PRRI muncul antara 1950-1958 dalam menuntut
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen ini menganalisis kondisi awal kemerdekaan Indonesia yang dihadapi berbagai tantangan seperti kekuatan asing dan ekonomi yang lemah.
2. Kedatangan tentara Sekutu dan Belanda (NICA) menimbulkan ketegangan dan perlawanan dari rakyat Indonesia.
3. Pertempuran Lima Hari melawan Jepang di Semarang terjadi akibat ketegangan yang semakin memuncak antara ra
Dokumen tersebut merangkum perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui perlawanan bersenjata dan diplomasi. Diplomasi meliputi berbagai perundingan antara Indonesia dan Belanda untuk mencapai pengakuan kedaulatan Indonesia, seperti Perjanjian Linggarjati, Renville, dan Konferensi Meja Bundar. Perjuangan bersenjata meliputi berbagai pertempuran seperti di Semarang, Surabaya, dan gerilya di bawah pimpinan Sudirman. Akhirnya
Dokumen tersebut membahas serangkaian perjanjian dan perundingan antara Indonesia dan Belanda dalam proses kemerdekaan Indonesia, mulai dari Perjanjian Renville (1948), Perjanjian Roem-Roijen (1949), Konferensi Meja Bundar di Den Haag (1949), Perjanjian Linggarjati (1946), hingga berbagai pertemuan dan perundingan awal antara para pemimpin Indonesia dan Belanda.
Pergolakan di berbagai daerah Indonesia pasca kemerdekaan disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap pemerintah dan usaha mencari identitas baru. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai pemberontakan seperti PKI di Madiun, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat dan beberapa daerah lain, serta gerakan separatis di Maluku dan Sulawesi.
Dokumen tersebut merangkum perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda pada tahun 1945-1949 melalui upaya diplomasi dan pertempuran militer. Indonesia berusaha mempertahankan kedaulatan melalui perjanjian-perjanjian seperti Linggarjati dan Renville, namun Belanda tetap melancarkan agresi. Akhirnya, melalui perundingan-perundingan seperti Konferensi Inter-Indonesia dan KMB, dibentuk Negara Kesatuan
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan jalur bersenjata dan diplomasi. Jalur diplomasi ternyata lebih efektif karena berhasil memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda melalui Konferensi Meja Bundar.
Dokumen ini membahas faktor-faktor penyebab konflik antara Indonesia dan Belanda serta peranan dunia internasional dalam penyelesaiannya. Kedatangan tentara sekutu bersama NICA dan upaya Belanda untuk mengembalikan kekuasaannya di Indonesia menimbulkan ketegangan. PBB berupaya menengahi melalui resolusi Dewan Keamanan dan Komisi Tiga Negara. Walaupun mengalami agresi militer, keberadaan negara kesatuan RI tetap terjaga melalui pemerint
Menganalisis perkembangan dan tantangan awal kemerdekaan (Sejarah kelas XI)Isnan Arsyad
Dokumen tersebut membahas tentang perjuangan awal kemerdekaan Indonesia mulai dari kondisi setelah proklamasi, kedatangan sekutu dan Belanda, pertempuran-pertempuran awal melawan penjajah, perjanjian-perjanjian dengan Belanda untuk mempertahankan kedaulatan, serta nilai-nilai kejuangan yang perlu diamalkan seperti persatuan, rela berkorban, cinta tanah air, dan saling menghargai.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Agresi Militer 1 yang dilakukan Belanda pada tahun 1947 bertujuan untuk menghilangkan Republik Indonesia sebagai negara merdeka dengan menyerang wilayah yang dikuasai Indonesia. Serangan Belanda menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan rakyat Indonesia. Perjuangan diplomasi dan perundingan Renville akhirnya mengakhiri agresi militer meski mengakibatkan pengakuan wilayah Indonesia yang semakin se
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan IndonesiaKhalaya Imami
Dokumen ini membahas perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda, termasuk faktor-faktor yang memicu konflik, peran PBB dan konferensi Asia dalam penyelesaiannya, serta keberadaan negara Indonesia selama agresi Belanda pertama dan kedua.
Agresi militer Belanda I dilakukan pada 21 Juli 1947 untuk merebut wilayah Indonesia yang kaya sumber daya alam dan menghancurkan TNI. Serangan ini menuai kecaman internasional dan memaksa Belanda bernegosiasi dengan Indonesia di bawah pengawasan PBB. Walaupun berdampak buruk bagi militer dan ekonomi Indonesia, agresi ini juga meningkatkan dukungan internasional bagi kemerdekaan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang Agresi Militer Belanda II yang dilancarkan pada 19 Desember 1948 untuk menghancurkan Republik Indonesia dan militer Indonesia. Belanda berhasil merebut ibukota Yogyakarta dan menangkap pemimpin Indonesia. Namun, Indonesia melakukan perlawanan dengan taktik gerilya dan berhasil memaksa Belanda ke meja perundingan melalui tekanan internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda secara bersenjata dan diplomasi mulai dari peristiwa penyerahan Jepang kepada sekutu hingga konferensi meja bundar. Secara khusus dijelaskan pertempuran-pertempuran besar antara TNI melawan Belanda di berbagai kota seperti Surabaya, Ambarawa, Bandung, serta perundingan-perundingan yang dilakukan untuk meneg
1. PDRI dibentuk pada 22 Desember 1948 di Sumatra oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah Belanda melancarkan agresi militer kedua dan menangkap pemimpin Republik.
2. PDRI berfungsi sebagai pemerintahan darurat yang sah untuk mewakili Indonesia di bawah pimpinan Sjafruddin sampai pemerintah kembali berkuasa di Yogyakarta pada Juli 1949.
Dokumen tersebut merangkum peristiwa-peristiwa penting Revolusi Nasional Indonesia mulai menjelang proklamasi kemerdekaan hingga perjanjian Renville. Di antaranya pengakuan kedaulatan oleh Keraton Yogyakarta, proklamasi kemerdekaan, pertempuran melawan Jepang dan Belanda, upaya diplomasi, serta perundingan Linggajati dan Renville yang menentukan wilayah kekuasaan Indonesia.
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...Isma Jihan
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa peristiwa penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, seperti Bandung Lautan Api, Puputan Margarana di Bali, pembunuhan massal di Sulawesi oleh Westerling, dan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. ANGGOTA KELOMPOK 3 IX B
A.A Avrella Shora Yuananda (04)
I Gede Gandhi Bramayusa (11)
A.A Bgs .Ag. Rahma Wijaya (21)
Rezky Nur Ariatami (24)
Ni Wayan Tikasari Devi (27)
4. PETA KONSEP
Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia
Pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap
keberadaan NKRI
Pada waktu Agresi Pada waktu Agresi Militer
Militer I II
5. Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda terhadap
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pada Waktu
Agresi Militer Belanda Pertama
Persetujuan Linggajati yang ditandatangani
pada tanggal 25 Maret 1947 antara
Indonesia-Belanda sebagai upaya mengatasi
konflik melalui jalur diplomasi. Akan
tetapi, Belanda mengingkari perundingan
ini dengan jalan melakukan agresi militer
pertama pada tanggal 21 Juli 1947. Tujuan
Belanda tidak dapat melakukannya
sekaligus, oleh karena itu untuk tahap
pertama Belanda harus mencapai sasaran
sebagai berikut.
6. Bidang Politik : Pengepungan ibu kota RI dan penghapusan RI
dari peta (menghilangkan de facto RI).
Bidang Ekonomi : perebutan daerah-daerah penghasil bahan
makanan (daerah beras di Jawa Barat dan Jawa Timur) dan bahan
ekspor (perkebunan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera serta
pertambangan dan perkebunan di Sumatera)
Bidang Militer : Penghancuran TNI.
7. Jika tahap pertama ini dapat berhasil maka tahap berikutnya adalah
menghancurkan RI secara total. Ibu kota RI pada waktu itu terkepung sehingga
hubungan ke luar sulit dan ekonomi RI mengalami kesulitan karena daerah-daerah
penghasil beras jatuh ke tangan Belanda. Akan tetapi untuk menghancurkan TNI
mengalami kesulitan sebab TNI menggunakan siasat perang rakyat semesta dengan
bergerilya dan bertahan di desa-desa. Dengan demikian Belanda hanya menguasai
dan bergerak di kota-kota besar dan jalan-jalan raya, sedangkan di luar itu masih
dikuasai TNI.
Dalam Agresi Militer pertama ini walaupun Belanda berhasil menduduki
beberapa daerah kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik
kedudukannya di mata dunia. Negara-negara lain merasa simpati seperti Liga Arab yang
sejak 18 November 1946 mengakui kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Arab Saudi yang
semula ragu-ragu mengakui kemerdekaan Indonesia kemudian mengakui pula. Agresi
militer Belanda terhadap Indonesia mengakibatkan permusuhan negara-negara Arab
terhadap Belanda dan menjadi simpati terhadap Indonesia. Dengan demikian dapat
menguatkan kedudukan RI terutama di kawasan penting secara politik yaitu Timur
Tengah. Dengan adanya agresi militer pertama maka Dewan Keamanan PBB ikut campur
tangan dengan membentuk Komisi Tiga Negara. Melalui serangkaian perundingan yakni
Perundingan Renville dan Perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi
konflik. Sebagai negara yang cinta damai Indonesia bersedia berunding, namun Belanda
menjawab lagi dengan kekerasan yakni melakukan agresinya yang kedua.
8. 2. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua Pada
tanggal18 Desember 1948, pukul 23.30, Dr. Beel
mengumumkan sudah tidak terikat lagi dengan
Perundingan Renville. Pada tanggal 19 Desember 1948,
pukul 06.00, Belanda melancarkan agresinya yang
kedua dengan menggempur ibu kota RI, Yogyakarta.
Dalam peristiwa ini pimpinan-pimpinan RI ditawan
oleh Belanda. Mereka adalah Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Moh. Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden) dan
sejumlah menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus
Salim. Presiden Soekarno diterbangkan ke Prapat di
tepi Danau Toba dan Wakil Presiden Moh. Hatta ke
Bangka. Presiden Soekarno kemudian dipindahkan ke
Bangka. Dengan ditawannya pimpinan-pimpinan
negara RI dan jatuhnya Yogyakarta, Dr. Beel
menyatakan bahwa Republik Indonesia tidak ada lagi.
Belanda mengira bahwa dari segi militer aksi itu
berhasil dengan gemilang. Belanda menyatakan
demikian karena akan membentuk Pemerintah Federal.
9. Sementara tanpa keikutsertaan Republik
Indonesia. Padahal Republik Indonesia tetap
ada dengan dibentuknya Pemerintah Darurat
Republik Indonesia. Sebab sebelum pasukan-
pasukan Belanda tiba, pemerintah RI
mengirimkan telegram kepada Syafruddin
Prawiranegara, Menteri Kemakmuran yang
sedang berkunjung ke Sumatera
untuk mendirikan Pemerintah Darurat RI
(PDRI). Seandainya Syafruddin tidak dapat
menjalankan tugas, maka Presiden Soekarno
menugaskan kepada Dr. Sudarsono, L.N. Palar,
dan Mr. A.A. Maramis yang sedang di New
Delhi untuk membentuk Pemerintah Pelarian
(Exile Government) di India. Pada tanggal 19
Desember 1948 Syafruddin Prawiranegara
berhasil mendirikan Pemerintah Darurat
Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi,
Sumatera.
10. Sementara itu sampai dengan Januari 1949, Belanda menambah
pasukannya ke daerah RI untuk menunjukkan bahwa mereka
berkuasa. Akan tetapi kenyataannya Belanda hanya menguasai
di kota-kota dan jalan raya dan Pemerintahan RI masih
berlangsung sampai di desa-desa. Rakyat dan TNI bersatu
berjuang melawan Belanda dengan siasat perang gerilya. TNI di
bawah pimpinan Jenderal Sudirman menyusun kekuatan yang
kemudian melancarkan serangan terhadap Belanda. Alat-alat
perhubungan seperti kawat-kawat telepon diputuskan, jalan-
jalan kereta api di rusak, jembatan: dihancurkan agar tidak
dapat digunakan Belanda. Jenderal Sudirman walaupun dalam
keadaan sakit masih memimpin perjuangan dengan bergerilya di
Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan menjelajahi daerah-daerah
pedesaan, naik gunung turun gunung. Route perjalanan yang
ditempuh dari Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan Kediri.
Perhatikan route gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman
berikut ini!
11.
12. Pada tanggal 23 Desember 1948 Pemerintah Darurat RI di Sumatera
mengirimkan perintah Kepada wakil RI di PBB lewat radio yang isinya bahwa
pemerintah RI bersedia memerintahkan penghentian tembak menembak
dan memasuki meja perundingan. Ketika Belanda tidak mengindahkan
Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari 1949 tentang penghentian
tembak menembak dan mereka yakin bahwa R1 tinggal namanya,
dilancarkanlah Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai bukti bahwa RI masih
ada dan TNI masih kuat. Dalam serangan ini pihak RI berhasil memukul
mundur kedudukan Belanda di Yogyakarta selama 6 jam. Dengan kenyataan-
kenyataan di atas membuktikan bahwa pada waktu konflik Indonesia-
Belanda maka Negara Kesatuan RI tetap ada walaupun pihak Belanda
menganggap RI sudah tidak ada.