Sunan Kalijaga memainkan peran penting dalam mengislamkan Jawa. Ia menggunakan metode yang lembut untuk menyebarkan ajaran Islam dengan cara menyesuaikan dengan adat istiadat lokal dan menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Budha agar masyarakat tidak merasa kepercayaan lamanya diubah. Sunan Kalijaga juga berjasa mendirikan Masjid Agung Demak dan membantu menyebarkan Islam di Jawa.
Sejarah Walisanga : Sunan kalijaga ( Sejarah Kelas x )Khansha Hanak
Ā
Sunan Kalijaga adalah salah satu walisanga yang terkenal dengan hasil karya seninya berupa wayang, lagu dandanggula, ilir-ilir dan lain-lain. Beliau dikenal mempunyai kharisma tersendiri diantara walisanga yang lain.
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )Khansha Hanak
Ā
Berikut adalah presentasi tentang Sunan Ampel. Sunan yang dikenal dengan Pesantren beliau bernama Ampel Denta. Beliau dijuluki Sunan Ampel karena menetap dan berdakwah di daerah Ampel, Surabaya.
Sejarah Walisanga : Sunan kalijaga ( Sejarah Kelas x )Khansha Hanak
Ā
Sunan Kalijaga adalah salah satu walisanga yang terkenal dengan hasil karya seninya berupa wayang, lagu dandanggula, ilir-ilir dan lain-lain. Beliau dikenal mempunyai kharisma tersendiri diantara walisanga yang lain.
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )Khansha Hanak
Ā
Berikut adalah presentasi tentang Sunan Ampel. Sunan yang dikenal dengan Pesantren beliau bernama Ampel Denta. Beliau dijuluki Sunan Ampel karena menetap dan berdakwah di daerah Ampel, Surabaya.
Presentasi ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Pelajaran Kelas X BAB KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA Tahun Pelajaran 2015/2016.
Editor oleh Adinda Gifary (XI MIPA 3)
SMA Negeri 1 Surakarta
Gowa merupakan sebuah kerajaan dan kesultanan yang berpusat di daerah Sulawesi Selatan, tepatnya di ujung selatan dan pesisir barat semenanjung yang mayoritasnya didiami oleh suku Makassar. Wilayah inti bekas kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya.
C:\fakepath\ski wali songo power-pointKhusnul huda
Ā
"Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.
Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha
1. Kerajaan singasari
Didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M
Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang, Jawa Timur
Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.
2.PETA KEKUASAAN KERAJAAN SINGOSARI
3.Nama-Nama Raja Singasari
Ken Arok (1222ā1227 M)
Anusapati (1227ā1248 M)
Tohjoyo (1248 M)
Ranggawuni (1248ā1268 M)
Kertanegara (1268-1292 M)
4.Sistem pemerintahan kerajaan Singasari
Politik Dalam Negri
Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
Memperkuat angkatan perang.
5.Politik Luar Negeri
Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
Menguasai Bali.
Menguasai Jawa Barat.
Menguasai Malaka dan Kalimantan
6.Kehidupan Agama di Kerajaan Singhasari
Kertanagara memperkenalkan penyatuan agama Hindu aliran Syiwa dengan agama Budha Mahayana menjadi agama Tantrayana. Yang dipimpin oleh Dharma Dyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma. Dalam Kitab Pararaton, Kertanagara sering juga disebut Bhatara Siwa Buda.
7.Kehidupan Sosial Kerajaan Singosari
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan sosial masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak pemerintahan Ken Arok, dan rakyatnya terbiasa dengan kehidupan religius yang dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru yaitu ajaran Tantrayana
Kehidupan sosialnya terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas atas atas raja dan keluarganya, serta bangsawan lainnya. Kelas bawah yakni rakyat jelata dan masyarakat umum.
8.Kehidupan Budaya Kerajaan Singsari
Dalam bidang kebudayaan masyarakat, Singasari sudah ahli dalam membuat candi dan patung. Candi yang dibangun pada masa Singasari adalah candi Kidal, Jago , dan Singasari. Sementara itu karya berupa patung antara lain patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari Dewi Prajnaparamita dan Patung Joko Dolok.
9.Kehidupan Ekonomi
Kehidupan masyarakat Singasari didominasi dengan bertani, berdagang dan pengrajin.Kegiatan perdagangan nya dilakukan selama lima hari pasaran yang berbeda.Pada masa itu, perdagangan antarpulau, antarwilayah, bahkan dengan negara lain sudah terselenggara dengan baik.
10.Kejayaan
Kertanegara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah kerajaan singasari, ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar jawa. Kertanegara juga mengadakan ekspedisi menaklukan Bali.
Presentasi ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Pelajaran Kelas X BAB KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA Tahun Pelajaran 2015/2016.
Editor oleh Adinda Gifary (XI MIPA 3)
SMA Negeri 1 Surakarta
Gowa merupakan sebuah kerajaan dan kesultanan yang berpusat di daerah Sulawesi Selatan, tepatnya di ujung selatan dan pesisir barat semenanjung yang mayoritasnya didiami oleh suku Makassar. Wilayah inti bekas kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya.
C:\fakepath\ski wali songo power-pointKhusnul huda
Ā
"Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.
Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha
1. Kerajaan singasari
Didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M
Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang, Jawa Timur
Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.
2.PETA KEKUASAAN KERAJAAN SINGOSARI
3.Nama-Nama Raja Singasari
Ken Arok (1222ā1227 M)
Anusapati (1227ā1248 M)
Tohjoyo (1248 M)
Ranggawuni (1248ā1268 M)
Kertanegara (1268-1292 M)
4.Sistem pemerintahan kerajaan Singasari
Politik Dalam Negri
Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
Memperkuat angkatan perang.
5.Politik Luar Negeri
Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
Menguasai Bali.
Menguasai Jawa Barat.
Menguasai Malaka dan Kalimantan
6.Kehidupan Agama di Kerajaan Singhasari
Kertanagara memperkenalkan penyatuan agama Hindu aliran Syiwa dengan agama Budha Mahayana menjadi agama Tantrayana. Yang dipimpin oleh Dharma Dyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma. Dalam Kitab Pararaton, Kertanagara sering juga disebut Bhatara Siwa Buda.
7.Kehidupan Sosial Kerajaan Singosari
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan sosial masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak pemerintahan Ken Arok, dan rakyatnya terbiasa dengan kehidupan religius yang dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru yaitu ajaran Tantrayana
Kehidupan sosialnya terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas atas atas raja dan keluarganya, serta bangsawan lainnya. Kelas bawah yakni rakyat jelata dan masyarakat umum.
8.Kehidupan Budaya Kerajaan Singsari
Dalam bidang kebudayaan masyarakat, Singasari sudah ahli dalam membuat candi dan patung. Candi yang dibangun pada masa Singasari adalah candi Kidal, Jago , dan Singasari. Sementara itu karya berupa patung antara lain patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari Dewi Prajnaparamita dan Patung Joko Dolok.
9.Kehidupan Ekonomi
Kehidupan masyarakat Singasari didominasi dengan bertani, berdagang dan pengrajin.Kegiatan perdagangan nya dilakukan selama lima hari pasaran yang berbeda.Pada masa itu, perdagangan antarpulau, antarwilayah, bahkan dengan negara lain sudah terselenggara dengan baik.
10.Kejayaan
Kertanegara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah kerajaan singasari, ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar jawa. Kertanegara juga mengadakan ekspedisi menaklukan Bali.
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
Ā
Dibuat Oleh :
-Amanda Vania X MIA 5 / 02
-Khansa Humaira X MIA 5 / 19
-Lusiana Wilianti X MIA 5 / 20
-Maudy Stevania X MIA 5 / 22
-Raissa Samara X MIA 5 / 27
-Wisnu Murti X MIA 5 / 36
X MIA 5, SMAN 68 Jakarta, Tahun 2014-2015
wali song adalah sebutan untuk 9 orang yang sangat berjasa dalam penyebaran agama islam di nusantara.
maka dari itu, sangat penting untuk kita mengetahui tentang mereka
PDF ini tersusun secara rapi dan menarik juga menjelaskan secara lengkap mulai dari tanggal lahir, tempt penyebaran, metode penyebara, meninggal, hingga peninggalan apa sajt dari ke 9 wali songo tersebut
semoga bermanfaat!
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahuri atau Sayyid Ahmad bin Mansur. Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk lir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.
Similar to Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa (20)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. MATERI PEMBAHASAN
Asal Usul Kehidupan Sunan Kalijaga
Masa Remaja Sunan Kalijaga
Proses Masuknya Sunan Kalijaga Menjadi Walisongo
Metode Dakwah Sunan Kalijaga
Sikap Masyarakat Terhadap Dakwah Sunan Kalijaga
Jasa-Jasa Sunan Kalijaga
Peninggalan Sunan Kalijaga
3. Asal Usul Kehidupan Sunan Kalijaga
ā¢ Sunan Kalijaga adalah gelar yang diberikan kepada
Raden Mas Syahid, beliau putra dari Tumenggung
Wilatikta, Bupati Tuban. Tumenggung Wilatikta adalah
keturunan Ranggalawe yang sudah beragama Islam dan
berganti nama Raden Sahur. Ibunya bernama Dewi
Nawangrum. Raden Sahid ini menikah dengan Dewi
Sarah binti Maulana Ishak dan berputra tiga orang
yaitu: Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi
Rukoyah dan Dewi Sofiah. Beliau lahir dari kalangan
keluarga bangsawan asli di Istana Tumenggung Ario
Tejo alias Adipati Wilwatikto di Tuban, ia di didik dalam
bidang pemerintahan dan kemiliteran, khususnya di
bidang Angkatan laut, ia juga ahli dibidang pembutan
kapal laut yang dibuat dari kayu jati, yang nama
mudanya atau nama kecil adalah Raden Mas Syahid
atau Jaka said.
4. ā¢ Raden Sahid sewaktu kecil sudah mempunyai rasa
solidaritas yang tinggi pada kawan-kawannya, ia bahkan tak
segan-segan masuk dan bergaul kedalam lingkungan rakyat
jelata. Ketika itulah ia tidak tahan lagi melihat penderitaan
orang-orang miskin pedesaan. Maka pada waktu malam-
malam, ia sering mengambili sumber bahan makanan dari
gudang Kadipaten dan memberikannya kepada rakyat-
rakyat miskin.
ā¢ Lama-lama tindakan Raden Sahid itu diketahui oleh
ayahnya, maka ia mendapatkan hukuman yang keras, yakni
diusir dari istana. Ia akhirnya mengembara tanpa tujuan
yang pasti. Dan kemudia ia menetap di hutan Jatiwangi.
Dihutan itu ia meneruskan pekerjaannya sebagai berandal.
Ia merampok orang-orang kaya yang pelit kepada rakyat
kecil. Hasil rapokannya diberikan kepada rakyat-rakyat
miskin.
5. ā¢ Tahun kelahiran serta wafat Sunan Kalijaga belum
dapat dipastikan, hanya diperkirakan ia mencapai Usia
lanjut. Diperkirakan ia lahir kurang lebih 1450 M
berdasarkan atas suatu sumber yang menyatakan
bahwa Sunan Kalijaga kawin dengan putri Sunan Ampel
pada usia kurang lebih 20 tahun, yakni tahun 1470.
Sedangkan Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 dan
mempunyai anak wanita yang dikawini oleh sunan
kalijaga itu pada waktu ia berusia 50 tahun. Masa
hidupnya menglami 3 masa pemerintahan yaitu: masa
akhir Majapahit, Zaman Kesultanan Demak dan
Kesultanan Pajang. Kerajaan Majapahit runtuh pada
tahun 1478 M, kemudian disusul Kesultanan Demak
berdiri pada tahun 1481 sampai 1546 M, dan disusul
pula Kesultanan Pajang yang diperkirakan berakhir
pada tahun 1568 M.
6. ā¢ Diperkirakan, pada tahun 1580 M Sunan Kalijaga wafat hal
ini dapat dihubungkan dengan gelar kepala Perdikan
Kadilangu semula adalah sunan Hadi, tetapi pada mas
Jolang di Mataram(1601-1603), gelar itu diganti dengan
sebutan Panembahan Hadi. Dengan demikian, Sunan
Kalijaga sudah diganti putranya sebagai kepala Perdikan
kadilangu sebelum zaman Mas Jolang yaitu sejak berdirinya
kesultanan Mataram pemerintahan Panembahan Senopati
atau sutawijaya(1673-1601). Dan pada awal pemerintahan
Mataram, menurut Babad Tanah jawi versi Meisma,
dinyatakan Sunan kalijaga pernah datang ketempat
kediaman Panembahan Senopati di Mataram memberikan
saran bagaimana cara membangun kota. Dengan demikian
Sunan Kalijaga diperkirakan hidup lebih dari 100 tahun
lamanya yakni sejak pertengahan Abad ke-15 sampai
dengan akhir Abad ke-16.
7. Masa Remaja Sunan Kalijaga
ā¢ Kisah masa muda Raden Sahid ini ada Dua
Versi, yaitu Versi pertama ialah yang
menganggap pada dasarnya walaupun raden
Sahid suka mencuri dan merampok tapi bukan
untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk
dibagikan kepada rakyat jelata. Sedangkan
Versi yang kedua adalah yang benar-benar
melihat bahwa masa muda Raden Sahid
adalah benar-benar perampok dan pembunuh
yang jahat.
8. Versi Cerita
ā¢ Menurut Versi pertama lengkapnya adalah demikian, bahwasannya
pada waktu masih kecil Raden Sahid sudah disuruh mempelajari
agama islam oleh ayahnya di Tuban, akan tetapi karena ia melihat
kondisi lingkungan yang kontradiksi dengan ajaran agama itu, maka
jiwa Raden Sahid memberontak. Ia melihat rakyat jelata yang
hidupnya sengsara, sementara bangsawan Tuban berfoya-foya
hidupnya. Pejabat Kadipaten manarik upeti kepada rakyat miskin
dengan semena-mena, pada prajurit kadipaten sewenang-wenang
menghardik rakyat kecil. Oleh karena itu, Raden Syahid sangat
gelisah hatinya.
ā¢
ā¢ Sedangkan Versi kedua melihat bahwa Raden Syahid merupakan
orang yang nakal sejak kecil dan kemudian berkembang menjadi
penjahat yang sadis. Ia suka merampok dan membunuh tanpa
segan dan ia berjudi kemana-mana. Setiap habis Botohnya ia
merampok kepada penduduk. Selain itu digambarkan Raden Sahid
adalah orang yang sangat sakti, karena saktinya sehingga beliau
mendapat julukan berandal Lokajaya.
9. Nama Sunan Kalijaga
ā¢ Tentang kisah putra Ki Tumenggung Wilatikta yang
bernama Raden Sahid yang gemar berjudi dan melakukan
kejahatan, bermain dadu, kartu, dan taruhan. Ia juga suka
menyambung ayam dan mengembara sampai ke Jepara.
Kalau kalah main, ia pun menyamun, Raden Shayid
menghadang orang yang lewat dijalan dihutan yang disebut
Jati Sekar sebelah timur laut Lasem. Tersebutlah Sunan
Bonang sedang berjalan kaki dari Malang melewati hutan
Jati Sekae dan berjumpa dengan Jaka Syaid. Sunan Bonang
pun menegur dengan halus, āsiapakah kau ini? Mengapa
menghadang orang lewat?ā dengan keras Raden Syaid
menjawab, āaku sedang bekerja, pekerjaan ku ialah
menyamun.ā Sunan Bonang berkata lembut, ā tunggu besok
pagi. Kalau ada yang lewat disini mengenakan pakaian
hitam dengan sumping bunga wora-wari merah di
telinganya, samunlah dia.
10. ā¢ Jaka Syahid pun menuruti Sunan Bonang. Setelah tiga
malam, raden Syahid menghadang di jalan , Sunan Bonang
yang sudah berbusana serba hitam dan bersumpingkan
bunga wora-wari merah berjalan melewati tempat Jaga
Syahid berdiri mengahadang. Ia segera menghadang, Jaka
Said pun menghalangi Sunan Bonang yang sedang lewat itu
dari segala penjuru. Sunan Bonang pun berubah menjadi
empat orang. Jaka Syahid melihat ke arah utara, timur,
selatan, dan barat, dimanapun tampak olehnya Sunan
Bonang. Segera ia duduk dan dengan takjim menghormat,
menyatakan sudah bertobat.
ā¢ Sunan Bonang berkata lembut,ā Jika kau benar-benar
menurut kepadaku, bergurulah dengan sungguh-sungguh,
patuhilah kata-kataku. Ini tombak pendekku dan jagalah
baik-baik. Jangan pergi dari tempat ini sama sekali.ā Raden
Syahid menyanggupinya sambil menghormat takjim, lalu
Sunan Bonang pergi meninggalkannya. Raden Syahid tetap
memegang tombak kecil itu.
11. ā¢ Sewaktu masih usia muda, Raden Sahid yang kemudian
lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga itu tergolong
muda yang cerdas, terampil, pemberani dan berjiwa besar,
usia mudanya tidak disia-siakan begitu saja, tetapi benar-
benar dipergunakan untuk membesarkan dirinya meskipun
tanpa bekal dari kedua orangtuanya. Beliau selalu berburu
ilu kepada para sesepuh, seperti kepada Sunan Ampel,
Sunan Bonang, dan bahkan dari timur terus lari kebarat
berguru kepada Syekh Syarif Hidayatullah Cerebon. Ilmu-
ilmu yang diambil dari Gurunya diantara lain ialah ilmu
hakekat, ilmu Syariah, ilmu Kanuragan, ilmu filsafat, ilmu
kesenian dan lain sebagainya. Sehingga beliau dikenal
masyarakat pada saat itu sebagai seoarang ahli tauhid, yang
mahir dalam ilmu syariat dan mampu menguasai ilmu
srtategi perjuangan juga seorang Filosofi. Bahkan ahli pula
dibidang sastra sehingga terkenal juga sebagai seorang
pujangga, karena syair-ayairnya yang indah terutama syair-
syair jawa.
12. Proses Masuknya Sunan Kalijaga
Menjadi Walisanga
ā¢ Menurut sumber naskah Sejarah yang manapun Sunan Kalijaga disebut sebagai
salah satu Waliyullah yang terasuk dalam Walisanga. Kedudukannya sebagai
seorang Wali, menurut Babad Majapahit dan para Wali, dikukuhkan dihadapan
Sunan Giri yang dianggap sebagai ketua para Wali di Jawa. Dengan demikian,
penetapan sebagai Wali itu sesuai dengan ramalan semula semenjak Sunan
Bonang di utus oleh ayahnya, Sunan Ampel Denta untuk mencari dan
mempertobatkan Sunan Kalijaga sebagai upaya mempercepat proses kearah
kedudukannya sebagai wali.
ā¢ Sebagai Waliyullah, sebagaimana pengertian Waliyullah adalahā kekasih Allahā.
Oleh karena itu, sebagaimana lazimnya para Wali, Sunan Kalijaga memilikiā
Karamahā pemberian dari Allah berupa keunggulan lahir dan batin yang tidak bisa
dimiliki oleh sembarang orang. Disamping itu, sebagai tanda kewalian, ia bergelarā
Sunanā sebagaimana Wali-wali yang lain. Menurut salah satu penafsiran, kata
āSunnatā yang berarti tingkah laku, Adat kebiasaan. Adapaun tingkah laku yang
dimaksud adalah yang serba baik, sopan santun, budi luhur, hidup yang serba
kebajikan menurut tuntunan Agama Islam. Oleh karena itu, seorang Sunan akan
senantiasa menampilkan perilaku yang serba berkebajikan sesuai dengan tugas
mereka berdakwah, Beramar Maāruf Nahi Munkar, memerintah atau mengajak
kearah kebaikan dan melarang perbuatan Munkar
13. ā¢ Peran Sunan kalijaga dalam berdakwah tampak dalam
berbagai kegiatan, baik kegiatan Agama secara langsung
ataupun dalam pemerintahan dan kegiatan seni, budaya
pada umumnya, diantara kasus kegiatan yang berkenaan
dengan keagamaan, sebagaimana banyak disebut dalam
naskah Babad, adalah kegiatan Sunan Kalijaga bersama-
sama Wali yang lain mendirikan Masjid Agung Demak.
Sudah jelas bahwa fungsi masjid disamping menjadi sarana
Peribadatan juga dipakai sebagai pusat kegiatan Dakwah
ketika itu sehingga perlu adanya, kendati pun sulit untuk
menentukan secara pasti kapan masjid tersebut didirikan.
ā¢ Masjid Agung Demak yang terkenal, tidak saja karena ini
dibangun oleh Wali, tetapi karena salah satu Saka gurunya
terdiri dari serpihan kayu-kayu Tatal karya dari sunan
Kalijaga yang dikenal dengan sebutanā Soko Tatalā.
Keikutsertaan Sunan Kalijaga tidak hanya mengupayakan
bahan-bahannya saja, tetapi juga ikut bermusyawarah
sebelumnya.
14. Metode Dakwah Sunan Kalijaga
Cara-cara atau jalan yang ditepuh oleh Sunan Kalijaga khususnya dalam
menyampaikan Ajaran Islam kepada rakyat ditanah Jawa Antara lain
ialah:
1. Ajaran Agama Islam itu diperkenalkan kepada rakyat dengan cara
menyampaikan sedikiti demi sedikit agar mereka tidak kaget atau
tidak menolak. Dihindarkan cara-cara yang dapat menyinggung
perasaan atau jiwa mereka yang sudah lama
menganut kepercayaan kepercayaan agama Hindu, Budha dan
lainnya.
2. Apabila memungkinkan ajaran-ajaran Agama Islam itu dikawinkan
dengan kepercayaan Agama Hindu dan Budha, sehingga rakyat
tidak terasa bahwa dirinya telah merubah kepercayaan lamanya
atau dengan Ajaran agama Islam.
3. Adat-istiadat atau kebudayaan yang selama ini mereka hidupakan
sesuai dengan ajaran Agama Hindu, Budha atau kepercayaan
nenek moyang yang ditingalkan kepada mereka, lalu oleh para
Wali Sanga khususnya Sunan Kalijaga Adat-istiadat atau
kebudayaan itu secara pelan-pelan diganti dengan bentuk
upacara-upacara Tradisional yang berbau ajaran Islam
15. Ki Siswoharsoyo dlm Serat Guna cara Agama
Ki Siswoharsoyo dalam Serat Guna cara Agama mengatakan bahwa Sunan Kalijaga,
dalam kaitannya dengan kebudhaan dan keislaman pernah mengajukan usul pada
rapat para Wali. Isi usul antara lain sebagai berikut: Usaha untuk merubah kuatnya
pendirian rakyat yang masih tebal kepercayaan terhadap Agama Budha, agar supaya
mau memeluk Agama Islam, harus diusahakan dengan cara yang begitu rupa, sehingga
hatinya tetap senang dan terbuka.
Adapun tata cara ayang menjadi kepercayaan Agama lama yang harus dirubah
menurut Sunan Kalijaga ada 3 hal:
ā¢ Bab Samadi, sebagai puji mengheningkan cipta itu mengandung maksud untuk
mencari Sasmita dan berita batin mengenai hal-hal yang sudah lewat dan yang
akan datang, itu harus diusahakan agar berubah menjadi Sholat wajib.
ā¢ Bab Sesaji dan Kekutug atau membakar kemenyan, itu dengan maksud menyajikan
kebaktian kepada lelembut, yakni mahkluk-mahkluk halus yang Ghaib seperti Jin
dan Syetan agar membantu maksud serta keinginannya, dan terutama jangan
hendaknya menggoda dan menggagu raktyat setempat. Hal ini sedikit demi sedikit
harus diubah sehinga menjadi tata cara pemberian sedekah kepada Fakir miskin,
tetangga dekatnya, sanak keluarga, famili, dan sebagainya.
ā¢ Bab Keramaian upacara tradisi keagamaan, pemeluk Agama yang lama jika
mengadakan peralatan perkawinan, yang kaya membuat keramaian meniru dewa
yang dianutnya.
16. Kegiatan upacara tradisi keagamaan
ļ¶Upacara atau hiasan tumbuh-tumbuhan serta kembar
mayang yang diatur sebagai Hiasan dalam upacara
perkawinan. Itu yang ditiru pertamanan pohon Kelepu
Dewa Daru.
ļ¶ Suara Gamelan yang dipukul oleh para niaga itu
meniru Gamelan Lokananta dikhayangan.
ļ¶Wanita menari sambil Sesindenan atau menyanyi
menurutkan Irama Gamelan, itu yang ditiru tarian
Waranggana mengelu-elukan datangnya para dewa.
ļ¶Pria yang menanggapi tarian Waranggana, yang diikuti
oleh yang lain-lain yang kemudian dinamai Tayuban, itu
yang ditiru adalah gerak kedatangan para Dewa.
17. Media Dakwah lewat Wayang
Sunan Kalijaga adalah seorang Dalang Wayang Purwa. Ia terkenal
sebagai dalang wayang kulit yang sangat menarik. Bila Sunan Kalijaga
pentas di suatu Desa, penonton berjubel-jubel memadati halaman.
Pentas wayang Sunan Kalijaga adalah dalam rangka mendakwahkan
Islam. Ia tidak pernah menarik bayaran materi. Sebagai bayarannya ia
mengajak kepada seluruh hadirin untuk bersyahadat mengucapkan
sumpah pengakuaan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui
bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sunan Kalijaga mengajak
kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi perbutan Syirik dan
setia kepada ajaran islam. Lewat sarana itulah Sunan kalijaga berhasil
merata islam di seluruh bumi Jawa.
Dalam media dakwah yang lain juga tampak sikap Sunan Kalijaga yang
demikian itu, baik dalam penciptaan, seni pakaian, seni suara, seni ukir,
seni gamelan , termasuk juga kesenian wayang. Bahkan terhadap
kesenian wayang ini Sunan Kalijaga dipandang sebagai tokoh yang
telah menghasilkan kreasi baru, yaitu dengan adanya wayang kulit
dengan segala perangkan gamelannya.
18. ā¢ Wayang itu sebagai media dakwah yang senantiasa dipergunakan oleh Sunan
Kalijaga dalam kesempatan dakwahnya di berbagai daerah, dan ternyata wayang
ini merupakan media yag epektif dapat mendekatkan dan menarik simpati
rakyat terhadap agama. Kemampuan Sunan Kalijaga dalam mendalang
(memainkan wayang) begitu memikat, sehingga terkenallah berbagai nama
samaran baginya di berbagai daearah. Jika beliau mendalang di daerah Pajajaran
dikenal dengan nama Ki Dalang Sidabrangti, bila beliau mendalng di Tegal dikenal
dengan nama Ki Dalang Bengkok, dan bila beliau mendalang didaerah Purbalingga
terkenal dengan nama Ki Dalang Kumendung.
ā¢ Pembuatan wayang dari kulit kerbau, dimulai oleh Sunan Kalijaga pada jaman
Raden Patah, yang bertahta di Demak. Sebelumnya lukisan wayang yang
menyerupai bentuk manusia sebagaimana yang terdapat pada relief candi
panataran di daerah Blitar. Lukisan yang mirip manusia oleh sebagian ulama dinilai
bertentangan dengan Syara. Para wali, terutama Sunan kalijaga, kemudian
menyiasatinya dengan mengubah dari lukisan yang menghadap menjadi miring.
Dahulu memakai pahatan pada bagian mata, telinga, perhiasan dan lain-lainnya
wayang hanya digambar saja. Dengan mengubah bentuk dan lukisan wayang
berbeda dengan bentuk manusia sesungguhnya, akan tidak ada alasan lagi untuk
menuduh bahwa wujud wayang melanggar hukum fiqih Islam. Selain itu atas saran
para Wali Sunan Kalijaga juga membuat tokoh semar, petruk, gareng dan bagong
sebagai tokoh panakawan yang lucu. Kadangkala, ia menggunakan tokoh bancak
dan doyok.
19. Sikap Masyarakat Terhadap Dakwah
Sunan Kalijaga
ā¢ Salah satu Wali yang terkenal bagi orang Jawa adalah Sunan
Kalijaga. Ketenaran Wali ini adalah karena ia adalah seorang
Ulama yang sakti dan cerdas. Ia juga seorang Politikus yang
mengasuh para raja beberapa kerajaan Islam. Selain itu
Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai Budayawan yang santun
dan Seniman Wayang yang hebat.
ā¢ Sikap masyarakat terhadap Sunan Kalijaga ialah sangat baik
dan sedikit demi sedikit mau menerima Ajaran Agama
Islam, karena Sunan Kalijaga dalam Menyebarkan ajaran
Agama Islam benar-benar memahami dan mengetahui
keadaan Rakyat yang masih Kental terpengaruh
kepercayaan Agama Hindu-Budha itu maka bertindaklah
beliau sesuai dengan keadaan itu, sehingga taktik dan
strategi dakwah perjuangan mengislamisasikan Nusantara
itu disesuaikan pula dengan keadaan ruang dan waktu
20. ā¢ Sunan Kalijaga dikenal sebagai Ulama besar dan seorang
Wali yang memiliki kharisma tersendiri diantara Wali-wali
lainnya dan paling terkenal dikalangan atas maupun
dikalangan bawah, hal ini disebabkan karena Sunan Kalijaga
berkeliling dalam berdakwah, sehingga beliau dikenal
sebagai Syekh Malaya, yaitu Mubaligh yang menyiarkan
Agama Islam sambil mengembara.
ā¢ Caranya berdakwah sangat luwes, rakyat Jawa yang pada
waktu itu masih banyak kepercayaan lama tidak ditentang
Adat istiadatnya, beliau mendekati rakyat yang masih
Awam itu dengan cara halus, bahkan dalam berpakaian
beliau tidak memakai Jubah sehingga masyarakat tidak
merasa angker dan mau menerima dengan senang hati.
Diantara anggota dewan Wali, Sunan Kalijaga merupakan
Wali yang paling populer dimata masyarakat Jawa bahkan
sebagian masyarakat Jawa menganggap sebagai Guru
Agung dan Suci di Tanah Jawa
21. Jasa-jasa Sunan Kalijaga
Sunan kalijaga adalah termasuk salah seorang dari
kalangan Walisanga yang tergolong muda saat itu,
lagipula paling berat tugasnya. Maka apabila
Sejarah beliau diteliti sesungguhnya tidak sedikit
jasa-jasanya Beliau dikenal dengan Mubaligh. Ahli
Seni, Budayawan, Ahli Filsafat, sebagai dalang
dalam wayang kulit dan sebagainya.
1. Sebagai Mubaligh
2. S. Kalijaga ahli dlm bidang Strategi Perjuangan.
3. Bidang Kesenian.
4. Bidang lain-lain.
22. Peninggalan Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga memiliki banyak peninggaln,
diantaranya sebagai berikut:
1. Masjid Sunan Kalijaga
2. Masjid Kadilangu
3. Keris Kyai Clubuk
4. Keris Kyai Syirāan
5. Kotang Ontokusumo
23. Kesimpulan
ā¢ Sunan Kalijaga adalah gelar yang diberikan kepada Raden Mas
Syahid, beliau putra dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban.
Tumenggung Wilatikta adalah keturunan Ranggalawe yang sudah
beragama Islam dan berganti nama Raden Sahur. Ibunya bernama
Dewi Nawangrum dan Raden Sahid ini menikah dengan Dewi Sarah
binti Maulana Ishak dan berputra tiga orang yaitu: Raden Umar Said
atau Sunan Muria, Dewi Rukoyah dan Dewi Sofiah.
ā¢ Keberhasilan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan ajaran Agama
Islam tidak bisa terlepas dari kemampuannya dalam menggunakan
Metode Dakwahnya. Dari sekian perjalanan hidupnya dalam rangka
mengembangkan Ajaran Agama Islam yang menuju pada kemurnian
islam, dalam Dakwahnya beliau selalu memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakatnya. Sehingga beliaulah yang merupakan salah
satu diantara sekian banyak Wali yang berhasil dalam menciptakan
Kader ataupun masyarakat Muslim dan beliaulah yang mempunyai
pengikut yang paling banyak karena keluwesannya dalam
penyampaian Dakwah Islam.